KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, June 21, 2016

IBADAH RAYA MINGGU 5 JUNI 2016

Ibadah raya minggu 5 juni 2016

wahyu pasal empat”
(Seri 24)

Subtema : KEADILAN DAN KEBENARAN ANAK ALLAH

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekalian, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena pertolongan dan kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Tadi, kita telah memperhatikan pujian yang dipersembahkan mayoritas kaum muda remaja Serang dan Cilegon cukup memberkati saya secara pribadi dan tentunya kita semua. Lagu yang sudah tercipta, lagu ciptaan yang sudah beberapa tahun yang lalu dinyanyikan kembali ternyata sangat luar biasa dengan isi syair yang berisi dan itu kemurahan Tuhan dan terbesit dalam pemikiran saya tadi bahwa; kalau Tuhan yang mengangkat tidak ada yang bisa menahan, sebaliknya kalau Tuhan menahan tidak ada yang bisa mengangkat. Tuhan punya cara tersendiri untuk mengangkat setiap hamba-hamba-Nya, cara Tuhan unik tidak dapat diselami oleh akal pikiran manusia, pekerjaan Tuhan tidak boleh dihambat.
Beberapa tahun yang lalu bunda punya kerinduan supaya ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini sama seperti GPT pada umumnya, selalu ada zangkoor sebelum firman Allah disampaikan. Beberapa kali saya di desak untuk mengadakan itu tetapi saya katakan kepada bunda; belum waktunya, sekalipun si A dan B tidak mendukung, biarkan saja, waktu Tuhan kita tunggu. Saya punya kerinduan seperti itu, tetapi kalau Tuhan sudah mengangkat, tidak ada yang bisa menahan, Setan sekalipun tidak bisa, jangankan iri hati dengki seseorang, Setan sekalipun tidak bisa dan itu sudah saya alami sendiri.

Jadi memang pada akhirnya semua harus menjadi imam-imam, mungkin tidak harus singer, pemimpin pujian, kolektan, pemain musik, tetapi mempersembahkan pujian dan koor itu juga menunjukkan bahwa dia adalah seorang imam. Tetapi ada satu kerinduan saya adalah suatu kali kelak nanti akan ada penataran untuk menjadi seorang imam, diberi pengertian-pengertian tentang imam.
Saya bersyukur kepada Tuhan, kalau Tuhan sudah angkat tidak ada yang bisa turunkan, iri hati manusia dan dengki bahkan Setan sekalipun tidak bisa. Yang suci biarlah semakin suci, yang cemar biarlah semakin cemar, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Pada zaman Nuh banjir yang hebat melanda bumi, itu berbicara tentang dosa kenajisan dan menjelang kedatangan Tuhan juga dikaitkan dalam kejadian Nuh pada Matius 24 dan saya melihat sekarang ini, sungguh situasi dunia ini tidak lagi ada kebenaran, betul-betul berada di bawah kuasa kegelapan. Kasih sudah semakin dingin.

Di salah satu tempat anak remaja perempuan berumur 14 tahun, diperkosa dulu baru di bunuh oleh 9 anak remaja laki-laki. Di tempat yang lain anak perempuan remaja juga mati terbunuh setelah diperkosa oleh 14 orang remaja dan baru-baru ini mati lagi satu orang remaja perempuan di bunuh setelah diperkosa. Ini menandakan bahwa dosa dunia ini sudah memuncak, dunia sudah semakin gelap karena kuasa kegelapan. Umur dari pada setan sekarang 2016 tahun, sebab itu julukannya / predikatnya sudah bertambah-tambah, kalau dalam kitab Kejadian sebutannya hanya sebatas ular dalam kitab Wahyu julukannya sudah tambah yaitu; ular tua naga merah padam. Julukan itu mengandung makna, tua berarti pengalamannya sudah luar biasa. Naga berarti; keganasannya sudah semakin bertambah melebihi ular yang berada di dalam Kejadian. Merah padam berarti membara. Jadi betul-betul dalam kegeraman yang luar biasa. Sebutan ini juga harusnya bisa membuat kita semakin waspada, lebih sungguh-sungguh lagi beribadah dan melayani Tuhan, lebih sungguh-sungguh lagi di dalam penyerahan kita kepada Tuhan, tidak boleh lagi bermain-main, yang kerja dan kuliah tidak salah, untuk mendukung ibadah dan pelayanan bukan untuk mencari nama. Kalau mencari nama seperti Babel, pekerjaannya hanya dua; mengerjakan tanah liat dan batu bata. Dan mereka membangun itu dari tanah liat dan batu bata, sampai ke langit itu adalah kesombongan, tujuannya hanya satu; mencari nama, supaya mereka tidak terserak, tetapi justru Tuhan serakkan mereka ke seluruh bumi.
Menjadi hina karena dosa kenajisan = tanah liat. Batu bata itu perbuatan daging, bukan mempersatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda justru memisahkan, ini yang tidak dipahami banyak kehidupan dari pada anak-anak Tuhan, orang-orang Kristen di hari-hari terakhir ini, mereka sibuk memburu daging, mereka melupakan yang utama.

Allah itu Esa, dan Esa pula Dia memperdamaikan manusia, Dialah satu-satunya yang memperdamaikan dosa manusia, bukan barang yang fana, bukan allah yang mati melainkan Allah yang hidup di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Di dalam kerajaan sorga ada tujuh perkara sesuai dengan kitab Wahyu 22 dan ada dua kegiatan di dalamnya yaitu; ibadah dan melayani. Ibadah yang ada di bumi adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di dalam kerajaan sorga. Supaya ibadah di bumi dan di sorga sama maka otomatis kita harus menggunakan pola Tabernakel / pengajaran Tabernakel itulah yang disebut firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel yaitu firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh Kudus.
Inilah kelebihan kita dari gereja-gereja, yang tidak mengusung firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Ibarat kata kita ini dikhususkan, istimewa di mata Tuhan / special di mata Tuhan, sebab itu jangan di anggap enteng, hargai segala kemurahan Tuhan. Dulu, kita tidak mengenal, apakah firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang kita ketahui adalah bahwa Alkitab sama, itu betul, tetapi yang meneliti tidak sama dan yang memperhatikan firman tidak sama dan pengertian-pengertian manusia dan hikmat juga berbeda-beda.
Ayo, sungguh-sungguh, semakin giat dalam pekerjaan Tuhan, kalau pekerjaan dunia saja kita bisa kerjakan dengan sepenuh hati, seharusnya lebih lagi di dalam pekerjaan Tuhan.

Tadi siang saya sampaikan kepada jemaat di Cilegon karena berawal dari saudara-saudara kita yang kurang sungguh-sungguh karena tabiat daging, siapakah yang mau mendukung pelayanan ini? Yaitu orang-orang dengan tanda penyerahan diri dan ada kerinduan, tetapi kalau tidak ada kesempatan, kerinduan dan penyerahan tidak berarti, atau sebaliknya ada kesempatan, tanpa kerinduan dan penyerahan, itu juga tidak berarti. Jadi kerinduan dan penyerahan juga ada kesempatan.
Tuhan sudah memberikan kesempatan, kita semua mempunyai kerinduan, tetapi tidak di dalam penyerahan diri karena daging dengan segala tabiatnya, akhirnya Tuhan tidak percayakan. Beberapa tahun lalu sampai sekarang saya di minta untuk melayani hamba Tuhan di Sdikalang dan NTT sampai hari ini belum terwujud. Sebetulnya bagi Tuhan itu mudah sekali, kalau Tuhan mau, tetapi Tuhan juga melihat penyerahan dan kerinduan.

Kesempatan sudah Tuhan berikan, saya sudah melihat? Tuhan sudah berikan gandum yang bernas, Tuhan sudah bukakan rahasia firman, dengan limpah Tuhan menyatakan firman-Nya kepada kita dalam setiap ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok + kaum muda, itu adalah kesempatan. Sekarang, tergantung kerinduan dan penyerahan kita masing-masing. Kalau kita sudah memberi diri digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, ayo sungguh-sungguh, tidak boleh bermain-main atau penyerahan setengah-setengah, supaya kita jangan setengah mati, betul-betul masuk dalam pengalaman kematian.
Saya banyak kekurangan, tetapi saya belajar untuk tidak dengan sengaja, apalagi sampai menikmati dosa itu, itu saja. Ada kalanya kita sudah tahu bahwa hal itu dilarang, justru kita dengan sengaja melanggar dan menikmatinya. Bagaimana kita mempunyai kerinduan sementara hidup yang seperti ini?

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu dari...
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

“Di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk Kita akan memperhatikan empat makhluk.”
Kemudian, empat makhluk ini penuh dengan mata, ini menunjukkan bahwa empat makhluk ini ada di dalam terang, sebab dalam Matius 6:22 mata adalah pelita.
Kegunaan dari pelita untuk menerangi seluruh anggota-anggota tubuh. Berarti kalau penuh dengan mata seluruh anggota tubuh ada dalam terang dengan kata lain tidak ada lagi dosa yang tersembunyi sekecil apapun dalam hati dan pikiran.

Kemudian, mata ada disebelah muka dan disebelah belakang.
-       Sebelah muka” berarti; perjalanan hidup rohani ke depan ada di dalam terang.
-       Sebelah belakang” berarti; perjalanan masa lalu telah diterangi, karena dosa masa lalu telah diselesaikan.
Kalau dosa masa lalu telah diselesaikan otomatis perjalanan rohani di depan ada di dalam terang, kalau belum itu sama seperti si pendendam, sebelum dendamnya terbalaskan dia akan mengejar terus. Itu harus diselesaikan, dan bukan dengan terpaksa tetapi dengan rela hati, kalau mau melihat pelayanan ini maju.

Kemudian, lebih jauh kita melihat, empat makhluk hidup ini.
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Empat makhluk hidup dikaitkan dengan empat Injil.
makhluk pertama: Sama seperti singa, terkena kepada Injil Matius. Injil Matius berbicara tentang kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.
Ciri penulisan Injil Matius diawali dengan silsilah Yesus Kristus yang berasal dari garis keturunan raja Daud. Dan ayat lain juga mengatakan Yesus adalah singa dari Yehuda, jadi berbicara Yehuda itu berbicara tentang raja-raja.

Makhluk kedua: Sama seperti anak lembu, terkena dengan injil Markus. Injil markus berbicara tentang kebangkitan Yesus sebagai hamba.
Ciri penulisan dari pada Injil Markus, diawali dengan pelayanan Yohanes pembaptis yang disebut juga nabi Yohanes (nabi yang terakhir).
Suasana kebangkitan berarti melayani dalam kesucian.

Makhluk ketiga: Mempunyai muka seperti muka manusia, terkena dengan Injil Lukas, berbicara tentang sengsara dan penderitaan Yesus sebagai manusia.
Ciri penulisan Injil Lukas, di dalamnya terdapat kisah mengenai pribadi manusia dengan segala kesengsaraan, dengan segala peristiwa yang tidak terdapat pada Injil yang lain. Misalnya seperti anak yang terhilang, kisah mengenai Lazarus berada di bawah meja orang kaya, termasuk Lukas 7 mengenai perempuan yang terkenal karena dosa.

Makhluk keempat: Sama seperti burung nazar, terkena kepada Injil Yohanes. Injil Yohanes berbicara tentang keadilan, kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Ciri penulisan dari Injil Yohanes diawali dengan bahwa firman itu adalah Allah dan firman itu menjadi manusia itulah pribadi Yesus Kristus; penuh dengan kasih karunia dan kebenaran.
Kasih karunia dan kebenaran itu adalah keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah, lewat sengsara Yesus di atas kayu salib.

Kalau empat Injil dibuatkan diagram maka;
Horizontalnya ujung yang satu Injil Matius dan ujung yang lain injil Markus sedangkan vertikalnya; Injil Yohanes dan Injil Lukas dan kalau dua diagram ini disatukan kita mendapatkan salib Kristus. 

  
4 Injil dengan 4 Warna:
Injil Matius adalah warna Ungu, Injil Markus dengan warna biru langit, Injil Lukas dengan warna merah, Injil Yohanes dengan warna putih / bisus (lenan).
-       Ungu à kemuliaan.
-       Biru à kebangkitan.
-       Merah à Sengsara / penderitaan.
-       Putih à Keadilan, kebenaran.

Mari kita lihat...
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam di sekelilingnya, artinya; tabiat-tabiat daging tidak terlihat lagi sebab sayap telah menutupi sekelilingnya.
Ada 15 tabiat daging sesuai dengan Galatia 5:19-21 dan rasul Paulus menghimbau dengan tegas supaya tidak hidup menurut hawa nafsu daging dan tidak hidup menurut kehendak daging, sebab mereka yang hidup menurut hawa nafsu daging, tidak masuk dalam kerajaan sorga.
Dapat kita simpulkan, empat makhluk hidup ini adalah manusia rohani yang telah mengalahkan maut.
Manusia rohani = tubuh kebangkitan yang telah mengalahkan maut.

Ada empat pribadi yang tidak mengalami kematian;
PERTAMA: Henok, dia bergaul erat dengan Tuhan.
Kalau kita gunakan sistem pengangkatan dari Henokh ini maka yang terangkat hanya satu orang, kemudian tidak jauh dari situ Nuh, menggunakan sistem kasih karunia maka yang tertolong 8 orang, lebih banyak.
Dua pribadi ini adalah pribadi yang bergaul erat dengan Tuhan pada masa itu, ada persekutuan yang indah dengan Tuhan; tubuh dengan kepala menjadi satu.
Tandanya; ada selalu nyanyian-nyanyian baru yang keluar, yang didengar, yang tak terucapkan dan tidak dapat diucapkan oleh siapapun, itu hubungan intim. Sama seperti hubungan nikah antara suami dan isteri, kalau hubungan itu intim, setiap perkataan keluar dari mulut, tidak dapat di dengar dan diucapkan oleh siapapun = bergaul erat, itulah Henokh.

KEDUA: Musa.
Malaikat Michael bertengkar dengan Iblis / Setan untuk memperebutkan mayat Musa, Setan tidak suka melihat kematian yang dicintai oleh Tuhan. Sampai hari ini tidak ada satu orangpun mengetahui mayat Musa, tetapi yang pasti dia sudah terangkat sesuai dengan Nubuatan Zakharia dan Maleakhi kemudian di tulis kembali oleh rasul Yohanes dalam kitab Wahyu, hal ini tidak perlu kita ragukan lagi. Musa adalah seorang hamba setia dalam segenap rumah Tuhan, Dia lemah lembut dan rendah hati.

KETIGA: Elia.
Kita mengetahui sepak terjang dari pada nabi Elia ini sungguh luar biasa, dia dikucilkan pada zaman raja Ahab dan Izebel isteri Ahab mengancam (rencana pembunuhan), merasa nyawanya terancam ia pergi ke sungai Kerit. Di situlah dia tinggal dan dipelihara Tuhan lewat burung gagak, dia yang menahan supaya hujan tidak turun dan ia yang menurunkan api dari langit,  seorang nabi yang sangat luar biasa dan penuh dengan kuasa dari Allah.
Penyerahan dari pada nabi Elia ini tidak tanggung-tanggung, tidak setengah-setengah, sekalipun nyawa terancam dia tidak takut, dia dipelihara oleh Tuhan lewat burung gagak.
Sebelum membuka pelayanan di Provinsi Banten saya telah alami berkat dari burung gagak atas seijin Tuhan

KEEMPAT: Yesus Kristus.
Yesus Kristus Anak Tunggal Bapa penuh dengan kasih karunia dan kebenaran tidak ada yang seperti Dia, luar biasa, perbuatan-Nya yang heran, Dia penasihat yang ajaib.

Saudaraku, maut telah dikalahkan dan orang-orang yang mati dalam kubur bangkit dan selanjutnya berada di kota suci dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Dengan kematian Yesus di atas kayu salib berarti tabir Bait Suci terbelah dua / melintasi kemah yang bukan buatan tangan manusia tetapi diri-Nya sendiri, Dia telah membuka jalan yang baru, itu menunjukkan bahwa Dialah pintu untuk menuju ke tempat kudus.

Mari kita lihat sedikit mengenai ini
Matius 27:50-51
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Dengan kematian Yesus di atas kayu salib, tabir Bait suci Allah terbelah dua dari atas sampai ke bawah.

Kemudian...
Matius 77:52
(27:52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit.

Dan akhirnya kuburan terbuka dan banyak orang-orang kudus yang mati bangkit.

Matius 27:53
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

Itu terjadi sesudah kebangkitan Yesus Kristus, lalu orang-orang yang mati bangkit dan berada di kota kudus (beribadah dan melayani Tuhan) dan menampakkan diri kepada banyak orang, menjadi kesaksian kepada banyak orang.
Itulah kuasa kebangkitan; menjadi kesaksian bagi banyak orang. Melayani dalam suasana kebangkitan, melayani dalam kesucian pasti menjadi kesaksian. Inilah kebangkitan Yesus Kristus; maut telah dikalahkan,  kita patut bersyukur di situ.

Mari kita lihat bayangan ini...
Ibrani 10:19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Lewat perobekan daging, Ia menunjukkan bahwa Dia adalah pintu, sehingga kita boleh masuk ke tempat kudus untuk beribadah dan melayani Tuhan.
Sebetulnya untuk masuk ke dalamnya itu hanya satu langkah saja yaitu; lewat perobekan daging, tetapi sebaliknya maut juga cuma satu langkah saja, sesuai dengan pernyataan Daud kepada Yonatan. Tetapi Dia adalah seorang yang setia (kelebihan Daud), sehingga semuanya Tuhan pulihkan.  
Sesungguhnya kita ini berada di ujung tanduk, kita ini seperti anak yang sedang merangkak di jalan raya, tidak mengerti apa-apa, dan kalau kita tertolong itu hanya kemurahan Tuhan saja. Apa daya, apa kekuatan dari anak kecil? Tidak mengerti apa-apa, andaikata ada mobil yang ingin melindas ya terlindas, matilah dia di situ.
Berarti maut benar-benar selangkah dari hidup kita.

Barulah...
Ibrani 10:21-22
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
(10:22 )Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Ketika kita beribadah kepada Tuhan di situ ada seorang imam besar dan juga kepala rumah Allah.
Tugas dari pada imam besar; melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa = pengantara antara Allah dengan manusia = menjadi pendamaian.
Tugas dari pada kepala; untuk menyelamatkan tubuh. Tubuh tanpa kepala; tidak akan selamat, maka berkaitan dengan kepala, kepala berarti pemimpin, kalau dalam kandang penggembalaan à gembala.
Tanggungjawab seorang gembala sebetulnya besar sekali.

Mari kita lihat gembala.
Yohanes 10:1-4
(10:1) "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Berbicara tentang kepala bila dikaitkan dengan penggembalaan à gembala. Gembala harus menuntun domba-domba, berarti dia harus berjalan di depan, menjadi panutan dan contoh teladan atas seluruh sidang jemaat.
Sebab itu, saya (sebagai gembala) tidak mau menjadi seorang penipu sehingga sidang jemaat tidak tertipu. Memang saya belum sesempurna kasih Allah, tetapi saya berupaya paling tidak menjadi teladan baik dalam perkataan maupun perbuataan, itu kepala rumah Tuhan.

Yesus Gembala Agung Dia telah meninggalkan teladan yang begitu luar biasa, yang harus kita ikuti sesuai dengan 1 Petrus 2 dan kita juga sudah melihat teladan itu dalam Injil Yohanes; “Dia membasuh kaki dari murid-murid” supaya kita juga saling membasuh kaki seorang akan yang lain, itu teladan, Dia menuntun dan Dia berada di depan.
Maka sidang jemaat juga harus kerja sama dengan gembala sidang, doakan terus supaya saudara jangan merasa tertipu, kalau saya hidup munafik, hidup dalam segala kefasikan dan kenajisan maka sidang jemaat sedang tertipu. Di mimbar bicara seperti malaikat, tetapi di luar mimbar penuh dengan kemunafikan, sidang jemaat tertipu dan banyak kerugian di situ.

Gembala yang baik, yang datangnya dari Tuhan, harus melalui pintu berarti harus mengalami perobekan daging. Tabir / tirai adalah pemisah antara ruangan suci dan maha suci.
Sebelum mengalami perobekan daging, jalan menuju ke tempat kudus belum terbuka, tetapi dengan matinya Yesus di atas kayu salib (terjadi perobekan daging) / tabir terbelah dua dari atas sampai ke bawah, Dia telah membuka jalan = Yesus adalah pintu.
Jadi syarat untuk menjadi gembala terhadap kawanan domba adalah: harus melalui pintu (perobekan daging).
Yesus seorang pemimpin yang memberi contoh teladan kepada kawanan domba Allah (saya dan saudara). Dia tidak pernah menipu kita dan kita tidak pernah merasa tertipu oleh sebab Dia adalah kepala rumah Allah, yang penuh dengan kasih sayang dan kasih setia. Dia memperhatikan setiap anggota tubuh, Dia memperhatikan kami suami isteri, anak dan seluruh sidang jemaat. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita, kalaupun ada domba satu dari 100 tersesat, Dia akan cari, setelah ditemukan, Dia akan taruh di atas pundak = dipikul dan dibawa kembali, itulah pemimpin yang baik, kepala rumah Allah yang baik. Dia Gembala Agung, Dia mulia dan ajaib, penuh dengan kasih sayang dan kasih setia, kalaupun kita tidak setia, Dia setia.

Yohanes 10:5-7
(10:5) Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
(10:6) Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.
(10:7) Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.

Yesus adalah pintu untuk menuju domba-domba itu, berarti; gembala yang dipercayakan untuk menggembalakan kawanan adalah gembala yang sudah melewati pintu = telah mengalami perobekan daging.
Semoga dalam perkataan dan perbuatan saya menjadi teladan, dalam perkara kecilpun saya menjadi teladan. Tadi saya melihat ada kotoran-kotoran kecil di sini, tetapi diantara kita tidak ada satupun yang memperhatikan perkara yang kecil ini, itu ibarat dosa, kalau itu tidak dibersihkan itu cerminan bahwa orang ini tidak berusaha menyucikan dirinya dari dosa.
Kalau hanya melayani di atas mimbar semua orang bisa, kebanyakan orang melayani untuk perkara besar, tetapi untuk melayani sekolah minggu, main gitar, tidak mau padahal untuk dipercayakan tanggungjawab dalam perkara yang besar di mulai dari memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil.
Kalau orang menginginkan perkara besar tanpa melalui perkara kecil = munafik, Yesus menjadi teladan dalam segala perkara, kecil dan besar Ia menjadi teladan bagi kita semua, Dialah kepala rumah Allah.

Mari kita mundur sedikit lagi...
Tugas dari imam besar.
Ibrani 5:5
(5:5) Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",

Yesus, Imam Besar Agung dipermuliakan oleh Allah Bapa.

Ibrani 5:6-8
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

Sebagai Imam Besar Ia telah memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib.
Dia telah mempersembahkan hidup-Nya dan telah menaikkan doa dengan ratap tangis dan karena kesalehan-Nya Allah mendengarkan doa-Nya yang sanggup menyelamatkan jiwa-Nya dan jiwa-jiwa manusia, itu tugas Imam Besar. Tidak berhenti sampai di situ, bahkan Ia adalah Anak tetapi Ia telah belajar menjadi taat, dari apa yang telah di derita-Nya.
Kebanyakan orang taat kalau sudah diberkati dulu, sudah punya ini dan itu dulu baru ke gereja. Kalau Yesus, Anak Tunggal Bapa, Dia Imam Besar menurut peraturan Melkisedek untuk selama-lamanya, Dia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah di derita-Nya, berbeda dengan manusia daging, diangkat dulu baru taat.

Tugas dari imam-imam; harus menjadi pendamaian, di rumah, di tempat bekerja, di tempat perkuliahan, harus menjadi pendamaian, ayo belajar untuk menjadi taat dari segala apa yang telah kita derita.
Jadi imam itu bukan semata-mata menunjukkan aksinya pada saat di mimbar, tetapi imam harus menjadi pendamaian, ada harga yang harus dibayar itulah tanda darah / taat dari apa yang telah di derita. Tidak mungkin menjadi pendamaian kalau tidak ada tanda darah, hal itu banyak tertulis dalam suratan Timotius.

Roma 3:24-25
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Kita dibenarkan dengan gratis, tidak bayar. Ketika kita ditebus (dibenarkan) oleh darah Yesus, itu dengan cuma-cuma, gratis, tidak perlu di bayar dengan uang, harta, kekayaan, emas, perak (Allah yang mati).
Hanya satu syarat; hargai darah yang sudah tercurah, itu saja, jangan coba-coba sogok Tuhan Yesus, sebab Dia kaya, Dia punya semuanya.

Roma 3: 25
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Sebagai Imam Besar tugasnya adalah memperdamaikan dosa manusia, dalam darah-Nya dan itu merupakan keadilan, kebenaran Yesus sebagai Anak Tunggal Bapa untuk masa sekarang.
Jadi, dosa masa lalu yang telah terjadi (apapun itu jenisnya), dibiarkan dulu sampai pada akhirnya Dia menggenapi semua itu di atas kayu salib, itu adalah keadilan.
Kalau saja kita hidup di bawah hukum Taurat, satu kali mencuri tangan dipotong, dua kali mencuri, tangan dipotong, tiga kali mencuri tangan dipotong, kudunglah kita, tetapi Tuhan adil, berapa kali dan berapa banyak kita berdusta, lidah tidak lantas dipotong, itulah masa keadilan-Nya kepada saya dan saudara.
Sebelum kita digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai begitu banyak dosa kejahatan, kefasikan yang kita perbuat, keteledoran dan gegabah, kenajisan dan lain sebagainya, tidak lantas dihukum sampai pada harinya (waktunya) Dia menggenapi semua, itulah keadilan. Kalau pada saat salah langsung dihukum itu bukan keadilan namanya, di sini kita tersentuh. Coba ingat masa lalu pada waktu sebelum tergembala begitu banyak kejahatan yang kita perbuat, namun tidak langsung dihukum?

Kalau sekarang ini untuk buang air kecil saja di mall harus bayar 2000, tetapi dosaku dan dosamu yang banyak itu diampuni / ditebus di atas kayu salib, dibenarkan dengan cuma-cuma.  Betapa mulia-Nya, betapa Agungnya kasih Allah dalam hidup kita masing-masing, Dia layak untuk menjadi Imam Besar Agung.

Tindakan-tindakan setelah dibenarkan dengan cuma-Cuma...
Ibrani 10:22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Oleh sebab itu, kita harus beribadah dan melayani kepada Tuhan dengan dua cara;
1.     “Tulus ikhlas.”
Dengan hati yang tulus ikhlas, berarti; tanpa pamrih / imbalan, tidak ada motif-motif lain, tidak ada kepentingan pribadi di situ. Jadi kalau beribadah dan melayani Tuhan tanpa pamrih itu orang yang tulus ikhlas untuk menyenangkan hati tuannya.

Berkaitan dengan itu...
Mazmur 78:68-72
(78:68) tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya;
(78:69) Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya;
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.

Tuhan memilih Daud untuk menggembalakan umat Israel karena dia adalah seorang yang tulus hatinya.
Jadi kepercayaan Tuhan kepada Daud itu tidak terlepas dari ketulusan hati Daud.
Kepercayaan berasal dari ketulusan, semakin kita tulus hati dalam pekerjaan Tuhan di tengah-tengah ibadah kepada Tuhan, kepercayaan itu juga semakin bertambah-tambah.
Tulus ikhlaslah melayani Tuhan, tanpa pamrih, tanpa imbalan dan tanpa mengharapkan puji-pujian dari manusia, supaya kepercayaan Tuhan semakin besar.

2.     “Keyakinan iman yang teguh.”
Keyakinan iman yang teguh berarti; mempunyai pendirian yang teguh; tidak mudah digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang tidak suci.
Sebab itu orang yang sedang beribadah, sebelum tiba di tempat, jangan menyimpang ke kiri dan ke kanan. Sebelum tiba di rumah bapa di sorga, jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak suci.

Beribadah dan melayani dengan dua cara di atas tanda bahwa hati nurani yang jahat telah di basuh oleh air yang murni. Air yang murni = firman Allah yang tidak ditambahkan dan dikurangkan.
Biarlah kiranya air firman yang murni malam ini berkuasa menyucikan setiap hati kita masing-masing.
Jangan ada niat-niat yang tidak baik dalam hati, segala yang tidak beres, segera dibereskan, ijinkan firman itu berkuasa menyucikan hati nurani yang jahat.
Inilah makhluk yang keempat à pribadi Yesus Kristus yang telah mengalahkan maut.
Malam ini kita hanya melihat makhluk hidup yang keempat à pribadi Yesus Kristus.

Sekarang mari kita membaca...
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Adapun empat makhluk itu “bersayap enam.”
Ini adalah suatu pertanyaan bagi kita semua, kalau kita cermati dengan teliti tentang jumlah sayap ini, pasti timbul pertanyaan kenapa bersayap enam, kenapa tidak bersayap 10 biar terbangnya tinggi sekali.

Mari kita lihat alasannya..
Yesaya 6:1-2
(6:1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
(6:2) Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.

Dua sayap dipakai untuk menutupi; muka, dua sayap dipakai untuk menutupi; kaki dan dua sayap digunakan untuk melayang-layang terbang tinggi di udara à manusia rohani yang tidak diberatkan oleh tabiat-tabiat daging.
Saudaraku, tabiat daging itu yang memberatkan seseorang sehingga tidak bisa diangkat naik.

Kegunaan dari sayap-sayap.
-       “Dua sayap dipakai untuk menutupi muka.”
Keluaran 3:1-3
(3:1) Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

Melayani Tuhan dengan berkobar-kobar adalah suatu penglihatan yang hebat di mata Tuhan.

Keluaran 3:4-5
(3:4) Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
(3:5) Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

kalau kita melayani Tuhan dengan bernyala-nyala, tempat dimana kita berada itu adalah tempat yang kudus, di situ Allah berhadirat, bagaikan tabut perjanjian. Di mana ada tabut di situ Allah berhadirat.

Keluaran 3:6
(3:6) Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.

“Menutup muka” adalah tanda bahwa dia adalah pribadi yang takut Tuhan dan merasa tidak layak.
Orang yang takut Tuhan adalah orang yang merasa diri tidak layak (tidak mampu memandang wajah kemuliaan) = menyadari diri sebagai orang yang berdosa.
Kalau seseorang merasa berdosa tidak berani bertingkah laku apapun, selain mengambil tempat di bawah kaki Yesus, seperti perempuan yang terkenal karena dosa.
Sebagai orang berdosa, perempuan tersebut, tidak henti-hentinya; “membasahi kaki Yesus dengan air mata” dan tidak henti-hentinya “mencium kaki Yesus”, serta “meminyaki kaki Yesus.”

-       “Dua sayap dipakai untuk menutupi dua kaki.”
Kalau dalam kitab Wahyu; 6 sayap di sekelilingnya, berarti bagian tubuh sudah tertutupi. Kemudian dalam Yesaya 6 dua sayap digunakan untuk menutupi dua kaki.
Dua kaki berbicara tentang perjalanan hidup rohani kita yang dahulu mungkin tidak mampu mengikuti teladan  / jejak Yesus Kristus, itu ditutupi, tidak terlihat lagi jejak-jejak yang tidak baik.

Yehezkiel 1:7
(1:7) Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru digosok.

Kaki dari 4 makhluk tersebut:
-       Kaki mereka adalah lurus.
-       Kaki mereka seperti anak lembu.
-       Kaki-kaki mereka mengkilap seperti tembaga baru digosok.

Kemudian, kegiatan dari 4 makhluk...
Yesaya 6:3-4
(6:3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
(6:4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.

Kegiatan dari empat makhluk berseru seorang terhadap yang lain dengan seruan; "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam.”
Lihat, ketika puji-pujian itu keluar dari mulut mereka, beberapa hal terjadi;
-       Seluruh bumi penuh dengan kemuliaan.”
-       Tidak berhenti sampai di situ, “maka bergoyanglah alas ambang pintu.”
Alas ambang pintu itu bergoyang, hanya karena seruan tadi (Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!")
Betapa dahsyatnya puji-pujian yang keluar dari mulut empat makhluk ini, sehingga seluruh bumi penuh dengan kemuliaan dan alas ambang pintu bergoyang.

Seruan yang sanggup menggetarkan hati kita sampai pada saat ini yaitu; ketika Yesus berseru; “Eloi, Eloi lama sabakhtani”, yang artinya; bapa, bapa mengapa engkau meninggalkan Aku?, membuat hati kita sungguh bergetar bagaikan alas ambang pintu bergoyang.
Ambang pintu di topang dengan dua tiang pintu itu berbicara tentang tubuh, jiwa dan roh bergetar dengan seruan itu, sanggup menggetarkan hati kita.
Memang untuk sesaat lamanya Dia ditinggalkan oleh Bapa di atas kayu salib, sebab apa? Ketika seseorang tertindas karena dosa dia merasa di tinggalkan, tidak ada yang memperhatikan dia dan ia merasa Allah sendiri tidak memperhatikan dia, bagaikan bangsa Israel di tanah Mesir, mereka diperbudak selama 430 tahun, seolah-olah mereka ditinggalkan untuk sesaat lamanya. Dengan pengalaman itulah Dia bisa menanggung penderitaan. Dia kudus, Maha Kudus, dan Dia berada di tempat yang kudus.

Ada yang tidak bergetar mendengar seruan Yesus? Memang seruan ini diserukan 2016 tahun yang lalu, dan sudah naik di hadirat Tuhan, namun saat ini terdengar kembali karena dari sorga suara itu dipantulkan kembali sehingga suara itu kembali kita dengar.
Sebab itu malam ini hati kita jiwa kita bergetar mendengar seruan itu.

Yesaya 6:4
(6:4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.

Dan terlihatlah bahwa rumah itupun penuhlah dengan asap.
Mari kita lihat asap...
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Asap kemenyan yang naik di hadirat Tuhan itu berbicara tentang doa orang-orang kudus.
Kita ini adalah rumah Tuhan maka rumah Tuhan harus penuh dengan asap, harus hidup dalam doa penyembahan itu adalah doa dari orang-orang kudus supaya nyata seluruh bumi penuh dengan kemulian Allah
Jadi seruan tadi kudus, kudus, kuduslah Tuhan bukan sembarangan seruan itu seruan yang luar biasa sampai membuat tubuh jiwa roh kita bergetar dan tidak berhenti sampai di situ rumah itupun penuh dengan asap.
Lewat doa penyembahan kita dapat bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya, bumi pun penuh dengan kemuliaan Allah.
Siapa kita ini betapa Tuhan melawat kita sekaliannya, Dia yang mulia dari sorga turun ke bumi menghampiri bumi yang hina karena dosa supaya bumi penuh dengan kemuliaan Allah, agunglah korban-Nya, tidak ada yang seperti Dia.
Kita yang dahulu hina karena dosa karena kejahatan kita, tetapi Dia yang mulia turun dari sorga menghampiri bumi, supaya bumi penuh dengan kemuliaan. Amin.

Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang

No comments:

Post a Comment