KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, June 19, 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 3 JUNI 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 3 JUNI 2016

“KITAB MALEAKHI”

Subtema :

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari Maleakhi pasal 4.
Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu: “Menyala seperti perapian. Maka yang akan terbakar pada hari penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami = batang padi / batang gandum yang kering sesudah dituai à kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak dapat berbuat baik.

Sejenak kita melihat kerohanian yang kering-kering....
Yohanes 15:4-6
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
(15:6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Kerohanian yang kering-kering digambarkan seperti; “Ranting yang tidak melekat pada pokok anggur.”
Artinya; tidak ada persekutuan dengan Tuhan sehingga ranting itu menjadi kering-kering = tidak menghasilkan buah = tidak dapat berbuat apa-apa = tidak dapat berbuat sesuatu yang baik bagi Tuhan. Orang seperti ini tidak mengerti menghargai ibadah dan pelayanan.

Lebih jauh mengenai kerohanian yang kering-kering...
Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri = tidak bergantung kepada kemurahan hati Tuhan dan orang yang seperti ini hatinya jauh dari Tuhan = tanpa persekutuan dengan Tuhan.
Tadi, ranting yang tidak melekat pada pokok anggur menjadi kering dan tidak menghasilkan buah.

Yeremia 17:6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Keadaan bila kerohanian menjadi kering-kering.
1.     “Ia seperti semak bulus di padang belantara” = kehidupan yang tidak berarti.
2.     “Tidak akan mengalami datangnya keadaan baik” = tidak mengalami pemulihan.
3.     a.“Ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun” = gersang = tandus = kering-kering.
b.“Ia akan tinggal di negeri padang asin yang tidak berpenduduk” = tidak memiliki kasih.
Kalau seseorang hidup dalam kesendirian di tengah keramaian = tidak hidup di dalam kasih.

Penyebab kerohanian menjadi kering-kering.
Yeremia 17:4
(17:4) Engkau terpaksa lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."

“Lepas tangan dari milik pusaka yang dipercayakan oleh Tuhan” = melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan.
Milik pusaka à ibadah dan pelayanan yang Tuhan wariskan kepada nenek moyang bangsa Israel.
Resiko lepas tangan dari milik pusaka: “Menjadi budak musuh atas seijin Tuhan.”

Mari kita lihat dulu, menjadi budak musuh atas seijin Tuhan...
1 Samuel 18:10-11
(18:10) Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
(18:11) Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.

Saul dirasuki roh jahat atas seijin Tuhan, Tuhan tidak memelihara Setan. Biasanya orang yang memelihara Setan. Jadi pengertian kata; “Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul”, maksudnya di sini adalah Saul dirasuki roh jahat atas seijin Tuhan.
Ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan lagi lepas tangan dari milik pusaka, jangan jauh dari ibadah dan pelayanan, nanti Setan (roh jahat dan roh najis) berkuasa dan itu dibiarkan Tuhan, karena melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan.
Pendeknya, lepas tangan dari milik pusaka, maka Tuhan juga lepas tangan terhadap orang tersebut seperti terhadap Saul.

1 Samuel 18: 7-9
(18:7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
(18:8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya."
(18:9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.

Setelah mendengar nyanyian perempuan yang menari-nari, yang berkata; “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Bangkitlah amarah Saul dengan sangat, dan perkataan itu menyebalkan hatinya. Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Dengki = kebencian yang disertai dengan iri hati.

1 Samuel 18:10-11
(18:10) Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
(18:11) Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.

Keesokan harinya roh jahat yang dari Allah itu berkuasa atas Saul = kerasukan Setan = diperbudak musuh atas seijin Tuhan.
Pada saat itu Saul tiba-tiba melemparkan tombak yang ada di tangannya itu kepada Daud, tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.

Kemudian...
1 Samuel 18:12
(18:12) Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.

Melihat pembelaan Tuhan terhadap Daud Saul menjadi takut, karena Tuhan menyertai Daud, sebab Daud lepas dari kematian, dari situ dia mengetahui bahwa Tuhan menyertai Daud, sementara roh Tuhan undur dari pada dia.

Tetapi...
1 Samuel 19:8-9
(19:8) Ketika perang pecah pula, maka majulah Daud dan berperang melawan orang Filistin; ia menimbulkan kekalahan besar di antara mereka, sehingga mereka melarikan diri dari depannya.
(19:9) Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi.

Tetapi, Saul sekalipun melihat bahwa Tuhan menyertai Daud, dia tidak mau bertobat, tetap mengulangi kesalahan yang sama, karena dengkinya kepada Daud.
Saudaraku, kalau kita melihat bahwa ada penyertaan Tuhan dalam hidup seseorang, kita harus semakin rendah hati, jangan coba-coba mendengki, nanti kita sendiri yang rusak. Kalau melihat kemuliaan Tuhan ada di dalam seseorang, jangan coba-coba mendengki dia, kalau kita coba-coba terus malah nanti kita sendiri yang susah.
Banyak kekurangan orang, tetapi saya tidak bisa menceritakan kekurangan itu / menjelek-jelekkan. Jangan sampai pekerjaan Tuhan rusak, karena dia juga hamba Tuhan. Jangan coba-coba mendengki nanti kita sendiri rusak.

Ini sekilas mengenai diperbudak musuh atas seijin Tuhan di perbudak musuh, awalnya dari; mendengki. Apa itu dengki? Membenci disertai dengan iri hati

Pertanyaannya: Dimanakah tempat ketika diperbudak oleh musuh?
Jawabnya: “Di negeri yang tidak mereka kenal.”
Tuhan membawa bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian itulah negeri Kanaan yang telah diwariskan kepada nenek moyang bangsa Israel, dengan satu tujuan; supaya mereka dapat beribadah dan melayani kepada Allah yang hidup, itu saja, itulah.
Demikian juga Tuhan telah mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada kita, dan ibadah pelayanan ini sangat familiar, sangat kita kenal sekali, di luar ibadah dan pelayanan ini kita tidak mengenal tempat itu.
Kalau ada orang yang lebih menyukai tempat-tempat di luar ibadah dan pelayanan adalah tanda bahwa dia sedang diperbudak musuh.

Ada 2 kali bangsa Israel (Yehuda) diperbudak oleh musuh, yaitu.
-       Selama 430 tahun di Mesir.
Bangsa Israel diperbudak dengan kerja paksa sampai memahitkan hati mereka.
Kalau seseorang diperbudak oleh dosa tanpa hari perhentian (sabat) ujung-ujungnya memahitkan hari seseorang.
Itulah yang dialami bangsa Israel selama 430 tahun diperbudak di Mesir.
-       Selama 70 tahun di Babel.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis bersembunyi sesuai dengan Wahyu 18:2.

Kesimpulannya; Mesir dan Babel adalah tempat yang tidak dikenal.
Mesir à dunia dengan segala yang ada di dalamnya, yaitu; keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Babel adalah tempatnya roh jahat dan roh najis bersembunyi ... Wahyu 18:2.
Kita sudah mengetahui cerita mengenai Babel, yang dibangun oleh Nimrod disebelah Timur dan mereka membangun menara itu sampai ke langit, itu berbicara tentang kesombongan, keangkuhan. Babel dibangun dengan tanah liat dan batu bata. Tanah liat à roh jahat dan roh najis. Batu bata à hawa nafsu dan keinginan daging.
Tujuan membangun menara Babel untuk mencari nama supaya mereka jangan berserak ke seluruh dunia, tetapi tidak melibatkan Tuhan di dalamnya.

Pertanyaannya: Siapakah yang digambarkan seperti jerami?
Jawabnya: “Orang gegabah dan semua orang yang berbuat fasik.”
Kita sudah melihat semua orang gegabah dalam Maleakhi 3:15, yaitu; mereka berkata kurang ajar kepada Tuhan, adapun perkataan itu antara lain;
a.     "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
b.      “Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
c.     “Apakah untungnya berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”

Sekarang kita maju..
Keterangan: ORANG FASIK.
Maleakhi 3:15
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."

Pengakuan dari orang fasik; menanggap bahwa segala kefasikan adalah perbuatan mujur, membuat nasib mereka mujur, masa depan mujur, itu adalah anggapan mereka (orang fasik), bahkan mencobai Allahpun mereka luput juga.

Sejenak kita melihat orang fasik...
Mazmur 10:1-4
(10:1) Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.

Di dalam seluruh pemikiran orang fasik; "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!"
Itu sebabnya mereka berkata bahwa; “bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik.”
Tidak perlu beribadah pasti mujur, tidak perlu melayani Tuhan pasti mujur, Allah tidak menuntut, Allah tidak ada, pasti mujur.

Mazmur 10:6-8
(10:6) Ia berkata dalam hatinya: "Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun."
(10:7) Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.
(10:8) Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah;

Tindakan-tindakan dari orang fasik;
1.     "Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun." à menganggap diri (orang fasik) kuat.
2.     “Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan.” Mulutnya tidak ada kebenaran.
3.     Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah.”

Jadi, orang fasik, baik dalam tindakan, perkataannya (mulut), sikap (kakinya), penuh dengan kefasikan, karena dalam seluruh pemikiran mereka; “Allah tidak akan menuntut, Allah tidak ada”, maka timbullah banyak perbuatan kefasikan itu.
Sebab itu, kenapa anak-anak Tuhan dengan mudah melakukan sesuatu kesalahan pada saat orang tidak melihat? Karena di dalam pemikirannya; “Allah tidak menuntut, Allah tidak ada.”
Kesimpulannya; orang fasik itu tidak berTuhan walaupun ia berada di tengah ibadah dan pelayanan.
Jadi kalau ada orang melakukan sesuatu di tempat tersembunyi itu adalah orang fasik, tidak berTuhan.
Kalau dia punya Tuhan sekalipun berada di tempat yang tersembunyi, di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh mata manusia, ia tidak akan berani berbuat suatu kefasikan.

Kita sudah melihat tindakan dan perkataan dari mulut, sekarang mari kita lihat sikap yang selalu menyakiti..
Ciri-cirinya.
Mazmur 10:2-3
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.

1.     Orang fasik itu congkak” = tinggi hati = sombong.
Korban dari pada orang congkak adalah; orang yang lemah, sehingga orang yang lemah semakin tertindas. Berbeda dengan anak-anak Tuhan, (rendah hati karena kasih Allah), melihat orang yang lemah, dia akan tolong, bukan semakin di perdaya dalam kelemahannya itu.
Jadi melihat seseorang dalam kelemahan, misalnya; kelemahan karena dosa kenajisan, kelemahan karena uang, dusta, licik, itu ditolong, supaya orang yang lemah jangan tertindas. Tetapi orang congkak tidak, korbannya orang yang lemah, akhirnya orang yang lemah itu semakin tertindas.

2.     “Memuji-muji keinginan hatinya.”
Kalau memuji-muji hati, berarti; merasa diri benar, baik, suci, tetapi ia tidak mendapat kesempatan untuk memuji Tuhan.
Perhatikan, kalau orang tua memuji-muji anaknya, lihat perjalanan rohaninya, orang yang seperti ini susah memuji Tuhan, nanti. Hati-hati jangan terjebak, bukan hanya orang tua, siapa saja, yang suka memuji hatinya, ia tidak akan mendapat kesempatan untuk memuji Tuhan. Sebaliknya anak kalau melihat orang tua seperti itu, stopkan, jangan terjebak di situ.

3.     Loba” = serakah = cinta akan uang.
Mari kita lihat cinta uang...
1 Timotius 6:9-10
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

“Akar segala kejahatan ialah cinta uang.”
Cinta uang = hati menjadi tempatnya uang, seharusnya kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkhusus ruangan suci, terdapat satu alat itulah meja roti sajian, artinya; hati adalah tempatnya firman.

Akibat cinta uang;
Pertama: “Menyimpang dari firman iman.”
Firman iman itu dekat, yaitu; ada di dalam mulut dan di dalam hati untuk dilakukan. Tetapi oleh karena cinta uang, menyimpang dari firman iman.
Kalau firman iman di mulut maka otomatis mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan = menyembah Allah yang hidup, tetapi kalau firman tidak ada di mulut berarti; menyembah berhala = menyimpang dari iman. Kemudian ada di dalam hati; percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati à suasana kebangkitan, yaitu; orang yang beribadah dan melayani dalam kesucian.
Berarti kalau tidak beribadah dan melayani dan tidak hidup dalam kesucian  = menyimpang dari iman.
Perhatikan saja, orang yang cinta uang, banyak kekeliruan di dalam dirinya, karena akar dari semua kejahatan adalah cinta uang. Kalau banyak melakukan kejahatan itu karena akarnya belum tercabut (cinta uang). Jadi, untuk uanglah maka banyak orang rela menyimpang dari iman.

Kedua: “Menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka.”
Kalau kita mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan di tambahkan, berarti; kita memperoleh segala sesuatu itu dengan cara yang mudah, tidak perlu menyiksa diri, dengan cara overtime.

Mazmur 127:1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” Sia-sia berarti menyiksa diri, berbeda dengan orang yang dicintai Tuhan, semuanya di mudahkan.
Jadi, bangun pagi-pagi duduk sampai jauh malam itu menyiksa diri. Tuhan memberikan dan menambahkan kepada sesuatu yang kurang hanya kepada orang yang dicintai-Nya, yaitu; cari dahulu kerajaan sorga dan kebenaran dari salib, maka semua ditambahkan.
Jadi yang belum mendapat pekerjaan jangan gelisah, sebab kegelisahan itu menyiksa diri, tenang saja.
Kalau tidak melibatkan Tuhan di dalam segala sesuatu, semuanya menjadi sia-sia = menyiksa diri.
             -       Sia-sialah orang yang membangun rumah.
             -       Sia-sialah pengawal yang berjaga-jaga.

1 Timotius 6:6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”
-       Makanan à Roti yang dipecah-pecahkan itulah tubuh Kristus.
Wujudnya; Yesus mati di atas kayu salib (pikul salib).
Jadi mudah sekali, orang yang menikmati roti makanan; sudah mulai memikul salib dan sangkal diri.

Pemecahan roti pertama: Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ikan. Yesus memberi mereka makan dengan syarat, duduk di atas rumput, itu berbicara penggembalaan =  tergembala dengan baik.
Pemecahan roti yang kedua: Yesus memberi makan 4000 orang laki-laki, tidak dihitung perempuan, ibu-ibu dan anak-anak, dengan 7 roti dan beberapa ikan kecil, syaratnya; duduk di atas tanah.
Artinya; = merendahkan diri bahkan menganggap diri hina, seperti tanah bukan siapa-siapa, sebab kita memang bukanlah siapa-siapa.
Itulah roti makanan, puncaknya; sangkal diri dan pikul salib à pemecahan roti yang ketiga.
Jadi, roti makanan inilah kebenaran yang sejati. Kebenaran yang sejati letaknya hanya pada salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Jadi, asal ada roti makanan cukuplah, jangan siksa dirimu oleh karena gelisah mu, jangan bersungut-sungut, jangan siksa diri karena kuatirmu.

-       Pakaian à kasih yang sanggup menutupi banyak dosa ... 1 Petrus 4:8, kemudian kasih itu mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan...Kolose 3:14.
Wujudnya;
Kejadian 3:21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Allah membuat pakaian bagi mereka dari kulit bintang untuk mereka kenakan.
Binatang yang dikulitià pribadi Yesus yang disalibkan, itulah korban Kristus.
Jadi, kasih menutupi kekurangan dan ketelanjangan dari pada Adam dan isterinya. Korban Kristus itulah kasih Allah yang berkuasa menutupi dosa ketelanjangan.
Jadi asal ada pakaian cukuplah, kalau seseorang tanpa kasih, maka akan terlihat ketelanjangan, keteledorannya, yang sangat memalukan sekali.
           
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” itu berlaku bagi mereka yang beribadah disertai dengan rasa cukup.
Jadi ibadah itu harus disertai dengan rasa cukup, pasti memberi keuntungan yang besar.
Seberapapun firman yang sudah kita terima pada malam ini kiranya itu hidup dalam hidup kita, kita hidup oleh firman dan firman itu hidup dalam hidup kita masing-masing. Firman menjadi daging dimeteraikan oleh Roh Kudus, ditulis dalam hati.
Jangan lagi menyiksa diri, “asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” apa artinya memiliki seisi dunia tetapi tidak mempunyai pakaian? Jadi ibadah harus disertai dengan rasa cukup.
Bersyukur, beribadah syukur, sudah ada makanan, cukup, syukur, ada pakaian, cukup syukur.

Kata kunci: Salomo hanya meminta hikmat.
Fungsi hikmat; supaya ia dapat menyelesaikan masalah, sebab hikmat dapat membedakan mana yang baik dan yang jahat. Sekiranya itu baik di mata Tuhan ya lakukan, sebaliknya, sekiranya itu tidak baik (jahat), ya jangan dilakukan, itu saja yang diinginkan Salomo.
Tetapi Allah berkata; “karena engkau tidak meminta kekayaan, maka Aku akan memberikan kepadamu kekayaan, bahkan tidak ada orang yang lebih kaya dari pada engkau yang hidup di atas muka bumi ini, sampai hari ini.”
Yang terpenting hikmat yang datang dari firman Allah, yang disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan. Tuhan sudah memberi hikmat, yaitu; asal ada makanan dan pakaian cukup sudah, jangan lagi diolah dengan pikiran, jangan ditambahkan dan dikurangi, sudah cukup, syukuri yang ada, memberi keuntungan besar. Jangan diolah lagi, nanti jadi bodoh, hasilnya jadi kacau, gunakan rumus yang sudah ada dari Tuhan, jangan gunakan rumus sendiri, nanti tidak ketemu, bertolak belakang. Terpujilah Tuhan, Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment