KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, June 3, 2016

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 MEI 2016

Ibadah kaum muda remaja, 28 mei 2016

“STUDY YUSUF”
(SERI 98)

Subtema : ORANG MUDA YANG DENGAR-DENGARAN MEMILIKI KETEGASAN

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya di tempat ini, sungguh itu adalah kemurahan Tuhan.

Mari kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah kaum muda remaja itulah study Yusuf dari Kejadian 39.
Kejadian 39:12
(39:12) Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.

Yusuf menolak dengan tegas; untuk tidur dengan isteri Potifar.
Kehidupan muda remaja juga harus mempunyai ketegasan, teramat lebih dalam hal menolak dosa kenajisan.
Umur dunia ini sudah tua, maka umur Setan juga sudah tua, maka semakin mempunyai pengalaman untuk menjatuhkan kehidupan muda remaja dalam berbagai-bagai macam dosa.
Kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, Setan semakin merajalela, kejahatan manusia semakin bertambah-tambah yang dipicu oleh dosa kenajisan, dan dosa itu sudah sampai memuncak dan sampai hadirat Tuhan.

Beberapa waktu lalu, ada anak gadis kecil, terbunuh karena dosa kenajisan (diperkosa) oleh sembilan pemuda remaja, tidak lama kemudian, di daerah yang berbeda ada juga anak remaja terbunuh oleh karena dosa kenajisan, diperkosa oleh empat belas orang, itu tanda dosa sudah semakin memuncak, keadaan dunia semakin suram dan gelap gulita.
Sebab itu, di atas tadi saya sudah sampaikan pemuda remaja harus memiliki ketegasan dalam hal menolak dosa kenajisan. Kalau saya dengan tegas mengajar sidang jemaat juga kaum muda remaja, bukan berarti saya ini sombong dan keras.
Harus tegas menolak segala pengaruh kejahatan terlebih kenajisan.
Kesimpulannya; Yusuf memperoleh kemenangan yang besar. Kalau seseorang terlepas dari dosa kenajisan itu adalah kemenangan yang besar yang diperoleh setiap orang.
Penyebab pertama seseorang menjadi gagal dan menderita adalah karena dosa kenajisan.

Dan oleh karena kemenangan yang besar ini....
Kejadian 39:13-17
(39:13) Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar,
(39:14) dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: "Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras.
(39:15) Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar."
(39:16) Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang.
(39:17) Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: "Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku.

Yusuf difitnah oleh isteri Potifar kepada orang-orang / seisi rumah termasuk para pegawai juga difitnah terhadap Potifar (suaminya).

Sekarang kita lihat reaksi Potifar, sang suami...
Kejadian 39:18-19
(39:18) Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar."
(39:19) Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.

Oleh karena kemenangan yang besar yang dialami oleh Yusuf bangkitlah amarah Potifar. Setan tidak suka melihat orang memiliki ketegasan, teramat lebih ketegasan dalam hal kenajisan.

Bandingkan dengan amarah dari ular tua naga merah padam besar.
Wahyu 12:1-2
(12:1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
(12:2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Di sini kita melihat suatu tanda besar di langit: “Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. “
Keadaan dari perempuan tersebut; Ia sedang mengandung dan hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.”

Wahyu 12:3
(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
(12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

Kemudian, tampaklah suatu tanda lain di langit (tetapi tidak besar) yaitu; ular tua naga merah padam besar.
Ular tua naga merah padam besar adalah gambaran dari Iblis / Setan dulu dalam kitab Kejadian awalnya disebut ular, tetapi dalam kita Wahyu gelar atau predikatnya sudah tambah, selain ular disebut juga ular tua, kemudian naga, kemudian merah padam, kemudian besar.
Jadi keadaan dari pada ular itu tidak sama lagi seperti di kitab Kejadian, sudah lebih berpengalaman untuk menjatuhkan kehidupan anak-anak Tuhan terkhusus pemuda remaja. Hati-hati ini hari-hari terakhir, jadi jangan sombong lagi, tetap rendah hati sebab sebutannya sudah bertambah-tambah, sama seperti orang kalau sudah punya predikat, S1, S2, S3, profesor, pengertiannya bertambah-tambah, pengetahuannya bertambah-tambah untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan dalam berbagai macam dosa
Tetapi itu bukan tanda besar di langit, asal kita rendah hati saja, tidak perlu dikuatirkan.

Kemudian, di sini kita perhatikan; “ekornya menyeret sepertiga bintang-bintang di langit.”
Bintang-bintang di langit à guru-guru kebenaran.
Bayangkan, sepertiga dari guru-guru kebenaran itu diseret oleh ekor dari ular tua naga merah pada itu, begitu dahsyatnya ekor dari pada ular naga merah padam itu.
Kalau guru-guru kebenaran bisa dijatuhkan, siapa kita ini? Jadi tidak boleh sombong, tetap rendah hati.
Ekor naga berbicara tentang dosa kenajisan.
Jadi, bintang-bintang di langit tidak bisa dijatuhkan oleh mulut dari pada si ular tua naga merah padam, bintang-bintang di langit tidak bisa dijatuhkan oleh ajaran sesat (firman yang ditambahkan dan dikurangkan), tetapi dia punya cara lain, yaitu; ekornya untuk menyeret sepertiga bintang-bintang di langit.
“Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi.”
Daniel 8:10
(8:10) Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.

Orang yang jatuh dalam dosa kenajisan, menjadi hina seperti debu tanah yang diinjak-injak.
Guru-guru kebenaran itulah hamba-hamba Tuhan, mereka melayani Tuhan, itu adalah suatu posisi yang sangat tinggi, menjadi raja-raja dan imam-imam bagi Allah, tetapi kalau jatuh dalam dosa kenajisan, menjadi hina, seperti debu tanah yang diinjak-injak.

Kita kembali memperhatikan  tanda besar di langit....
Wahyu 12:6
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Perempuan itu dipelihara oleh Tuhan selama 3,5 tahun di padang gurun, jauh dari mata ular, inilah kemenangan yang besar.
Tadi Yusuf juga dijauhkan dari mata ular.

Wahyu 12:13-14
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
(12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

Di sini pemeliharaan Tuhan itu berlaku atas perempuan itu dimana ia dipelihara selama satu masa dan dua masa dan setengah masa, di padang gurun, jauh dari mata ular.

Wahyu 12:15
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.
(12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.

Naga itu menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai ke arah perempuan itu.
Tujuannya; untuk menghanyutkan perempuan itu.
Air sebesar sungai yang disemburkan dari mulut naga adalah tandingan dari air sungai kehidupan.
Air sebesar sungai yang keluar dari mulut naga itulah firman yang ditambahkan dan dikurangkan sebagai tandingan dari air sungai kehidupan dalam Wahyu 22:1.

Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ini adalah pertanyaan besar, kok bisa bumi menolong perempuan itu?
Jawabannya...
Kejadian 2:5-6
(2:5) belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
(2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu--

Kabut atau asap yang naik ke atas dari bumi à  doa penyembahan dari anak-anak Tuhan yang naik sampai di hadirat Tuhan.
Jadi pendeknya, doa penyembahan itulah yang menolong anak-anak Tuhan dihari-hari terakhir nanti untuk menolong kita dari air sebesar sungai yang keluar dari mulut naga itulah firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
Sebab itu ibadah kita harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, itulah ibadah yang diukur oleh Tuhan.... Wahyu 11:1.
Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.. Wahyu 8:4.
Kalau ibadah tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, tidak masuk dalam ukuran Tuhan.

Mari kita lihat sejenak...
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.

Ibadah yang diukur adalah ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Jadi ibadah yang diukur adalah bait suci Allah dan mezbah, itu yang sanggup menolong kehidupan kita dihari-hari terakhir. Sebab itu kita harus memiliki ketegasan dalam pengikutan, pengiringan kita kepada Tuhan, tidak boleh asal ibadah, merasa sudah paling benar, ibadah juga harus diukur, sudah memuncak atau belum? Kalau ibadah hanya supaya disebut orang benar = ibadah lahiriah tidak masuk dalam ukuran.
Sebab itu kalau sudah mengerti kebenaran jangan lawan hati nuranimu lagi, bergumul, supaya tetap mengikuti firman pengajaran mempelai. Doakan kalau ada yang menghalangi engkau untuk terus mengikuti firman pengajaran mempelai. Jangan pasrah, harus berjuang, menyerah kepada Tuhan boleh, tetapi pasrah jangan.

Bandingkan dengan ibadah yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."

Ibadah yang tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan akan diserahkan kepada antikris untuk dianiaya dan diinjak-injak selama 3,5 tahun dan mereka tidak mendapat keselamatan.
Lebih baik hari ini kita menyerah kepada Tuhan tetapi leher tidak di gorok oleh pedang antikris, dari pada hari ini kita menolak Tuhan, tetapi nanti leher ini di gorok oleh pedang antikris. Lebih baik hari ini kita memberi diri dikoreksi oleh pedang Roh, itulah firman Allah, supaya lepas dari pedang antikris.

Wahyu 12:16-17
(12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Kemenangan yang besar yang diperoleh perempuan itu, memicu kemarahan dari pada ular tua naga merah padam besar.
Jadi sama, kisah dan kasus yang dialami oleh Yusuf dengan kisah yang dialami oleh gereja hujan akhir.

Kemarahan ini mari kita lihat...
Wahyu 12: 17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Akhirnya dia mengejar keturunan yang lain yang hanya memiliki hukum Allah dan kesaksian tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Kesaksian à Roh Allah.
Hukum-hukum à firman Allah.
Inilah sasaran dari pada ular tua naga merah padam, sasaran dari pada amarahnya.
Jadi kita sudah mendapat jawaban pasti dari Tuhan, bumi dapat menolong kita semua menunjuk kepada; doa penyembahan.

Jadi jangan bermain-main dalam mengikuti Tuhan, kalau ibadah harus sungguh-sungguh, jangan setengah-setengah, nanti setengah mati.
Yang mau kuliah, pertimbangan dan pikiran hati harus disucikan. Banyak kali kita membuat suatu rencana, suatu keputusan yang salah. Kenapa? Dasarnya tidak baik, pertimbangannya tidak baik. Tidak salah kuliah, tetapi nomor satu ibadah dan ibadah itu harus diupayakan memuncak sampai kepada doa penyembahan. Tidak salah bekerja, untuk mendukung ibadah kita supaya kita lebih mobile di tengah ibadah dan pelayanan ini.
Tuhan baik toh, setiap kali beribadah Tuhan menghampiri kita, setiap kali kita beribadah, Tuhan membuka hatinya lebar-lebar sehingga kita dapat melihat isi hati Tuhan, sehingga hati kita dapat menyatu dengan isi hati Tuhan, dimana letak kesalahan Tuhan sehingga kita malas beribadah?
Sebab itu tidak boleh keras hati, bebal dan angkuh. Uangmu, uang orang tuamu, itu tidak bisa menjamin hidupmu, hidupmu itu ada dalam tangan Tuhan, nafas hidup itu ada dalam genggaman dua tangan Tuhan.

Kita sudah melihat perbandingan, kemenangan sudah dialami oleh Yusuf dan kemenangan besar yang dialami oleh gereja Tuhan.
Langkah-langkah untuk menuju kemenangan...
Wahyu 12:10-11
(12:10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
(12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Langkah-langkah yang harus kita kerjakan ada dua, yaitu;
Pertama: “MENGALAHKAN ULAR TUA NAGA MERAH PADAM OLEH DARAH ANAK DOMBA.”
Darah Anak Domba Allah ini tidak perlu diragukan kuasanya.
Perhatikan;
-       Bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir selama 430 tahun oleh darah Anak Domba paskah yang disembelih pada waktu senja. Dan oleh darah Anak Domba mereka dibawa ke tanah perjanjian itulah tanah Kanaan yang diwariskan kepada bangsa Israel kepada mereka, dengan satu tujuan; supaya mereka dapat beribadah dan melayani kepada Tuhan.
Pendeknya, bangsa Israel ditebus oleh darah Anak Domba. Kita juga dapat beribadah dan melayani oleh karena darah Anak Domba.
-       Pada waktu bangsa Israel bebas dari Aysur, Hizkia merayakan paskah juga menyembelih lembu sapi, kambing domba pada hari raya paskah, yang juga berkuasa membebaskan kita dari penyembahan berhala, tidak perlu ragu mengenai darah Anak Domba. Juga Yehuda dilepaskan dari Babel karena darah Anak Domba.
-       Pada zaman akhir.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Kita sudah ditebus dari perbuatan sia-sia itulah dosa kejahatan dan kenajisan, dan itu juga merupakan dosa warisan tetapi bukan ditebus dengan barang fana, yaitu harta kekayaan dan uang, juga perak dan emas, melainkan kita ditebus oleh darah yang mahal itulah darah Anak Domba yang tidak bernoda dan bercacat cela.
Jadi darah yang sama, berkuasa menyucikan dosa kita, darah yang sama membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dari Mesir, darah yang sama membawa orang-orang dari Babel, darah yang sama juga berkuasa menyucikan dosa kita di hari-hari terakhir ini, tanda bahwa Tuhan itu penuh dengan kasih sayang bahkan kasih setia.
Hati saya dibebat malam ini karena darah Anak Domba, siapa kita ini? Pada dasarnya, manusia itu sombong, tetapi di malam ini Tuhan lawat kita.

Ciri-ciri ada tanda darah.
Roma 8:35-36
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

Di tengah ibadah dan pelayanan rasul Paulus ia telah dianggap menjadi domba sembelihan berarti; tertindas, teraniaya, menanggung banyak penderitaan (berada dalam tanda darah, itulah sengsara salib di tengah ibadah dan pelayanan).
Bagaimana dengan ibadah dan pelayanan kita dihari-hari terakhir ini, apakah sudah berada dalam tanda darah, atau pengikutan kita hanya asal-asalan saja?
Sebab itu jangan bersungut-sungut untuk melayani Tuhan, tidak perlu terpaksa, bekerja untuk Tuhan tidak perlu terpaksa, yang Tuhan minta yang wajar saja; setia dan tekun dalam tiga macam ibadah itu hal yang wajar.
Tetapi sayangnya diantara kita banyak menghindari tanda darah, padahal darah yang menyelamatkan.

Sebab itu, orang yang berada dalam tanda darah, tidak terpisah dari kasih Kristus, terus mengasihi Tuhan dalam ibadah dan pelayanan ini, sekalipun harus menghadapi tujuh perkara;
1.Penindasan
5. Ketelanjangan
2.Kesesakan
6. Bahaya
3.Penganiayaan
7. Pedang
4.Kelaparan









Roma 8:37                                
(8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, lebih dari pada segalanya, lebih pemenang dari pada orang-orang yang menang, karena Tuhan tampil sebagai pembela bagi kita, Dia mengasihi kita, mengasihi ku dan mengasihi mu, mengasihi kita semua.
Inilah langkah pertama; oleh darah Anak Domba.

Kedua: “OLEH PERKATAAN KESAKSIAN MEREKA.”
Perkataan kesaksian = surat pujian = surat Kristus.
Jadi, kesaksian itu tidak perlu harus diucapkan dari mulut, cukup menjadi surat pujian, surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang.

2 Korintus 3:2-3
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Menjadi surat pujian dan surat Kristus itu dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, perkataan dan perbuatan kita dapat dikenal dan dibaca oleh setiap orang.
Jadi perkataan kesaksian itu tidak perlu terucap dari mulut, cukup mejadi surat pujian surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, gerak-gerik, perkataan, perbuatan, pikiran, sudut pandang, semua dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang.
Menjadi surat Kristus dan surat pujian adalah tanda bahwa dia telah menikmati pelayanan Roh, bukan pelayanan tubuh.
-     Pelayanan tubuh sama seperti huruf-huruf atau hukum Allah yang tertulis dalam loh batu.
-     Pelayanan Roh adalah dimana firman Allah telah dimeteraikan oleh Roh Kudus pada loh-loh daing, yang telah ditukik di dalam hati.

Jadi, kalau seseorang setelah mendengarkan firman lalu dia mencucurkan air mata, menangis dan terharu, tetapi kalau tidak mengalami keubahan hidup = pelayanan tubuh.
Pelayanan Roh; firman yang didengar, selanjutnya ditindaklanjuti sampai firman mendarah daging, ditulis bukan dengan tinta melainkan dimeteraikan oleh Roh Kudus pada loh-loh dading, di tukik dalam setiap hati kita masing-masing.
Biarkanlah firman itu mendarah daging oleh Roh Kudus, supaya tidak ada yang dapat menghapusnya, kalau tinta masih dapat dihapus.

Saya berharap dengan harapan penuh kepada Tuhan, biarlah dalam setiap ibadah, firman itu mendarah daging dan termeterai oleh Roh Kudus sebab itu menjadi tanda bahwa kita telah menikmati pelayanan Roh bukan pelayanan tubuh. Kita menjalankan ibadah ini bukan secara lahiriah / rutinitas tetapi mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

2 Korintus 3:4-7
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
(3:5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
(3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian

Huruf itu mati, Roh Allah yang menghidupkannya, sehingga firman Allah yang kita hidupi itu terus berkuasa dalam hidup kita masing-masing, tidak berlalu begitu saja.
Ada kalanya kita mendengar firman tetapi besok lupa lagi, itu firman yang ditulis dalam dua loh batu, tetapi firman yang mendarah daging, itulah firman yang kita hidupi, dia terus bekerja dalam hidup kita masing-masing dimana pun kita berada.
Ini disebut juga dengan firman iman. Firman iman itu dekat sekali tidak jauh, tempatnya tidak di langit dan tidak di seberang laut, tempatnya di mulut dan di hati.
-     Mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.
-     Hati percaya bahwa Dia telah dibangkitkan dari antara orang mati.

Ulangan 30:11-14
(30:11) "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh.
(30:12) Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
(30:13) Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
(30:14) Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.

Firman iman itu tidak jauh dari kita, tempatnya tidak di langit, dan tidak di seberang laut, melainkan di mulut dan di hati à surat pujian dan surat Kristus.
-     Mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.
-     Hati percaya bahwa Dia telah dibangkitkan dari orang mati.
Jadi tidak ada alasan bagaimana kita harus melakukannya?

Lebih rinci mengenai surat pujian / surat Kristus...
Roma 10:4-8
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
(10:5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun,
(10:7) atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.
(10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.

Jadi, firman iman itu tidak jauh, yakni di dalam mulut dan di dalam hati.
Itulah yang disebut dengan firman iman; kebenaran berdasarkan iman, bukan karena melakukan hukum Taurat, bukan karena hasil usaha.

Kemudian...
Roma 10:9
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

-       Firman iman; mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.
Kalau mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan berarti; tidak ada lagi allah asing, terlepas dari berhala-berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan bisa saja itu pekerjaan, uang, orang tua, adik, kaka dan keluarga. Kalau hal itu melebihi dari Tuhan, dan karena hal-hal itu kita jauh dari Tuhan, jauh dari ibadah dan pelayanan itu disebut berhala.
-       Firman iman; percaya dalam hati bahwa Allah tela membangkitkan Yesus dari antara orang mati à suasana kebangkitan = melayani di dalam kekudusan.

Inilah surat pujian itu, surat Kristus itu, ada di dalam mulut untuk dilakukan, ada di dalam hati untuk dilakukan berarti; lepas dari berhala kemudian melayani Tuhan dalam kesucian.
Ayo, kalau kita mendengar ini bukan untuk dilupakan, dengar untuk dilakukan.
Inilah dua langkah itu untuk kita mendapatkan kemenangan yang besar, terlepas dari ular tua naga merah padam besar.

Syarat untuk menuju kepada dua langkah diatas.
Wahyu 12:11
(12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut = mengikut Tuhan dengan sangkal diri dan pikul salib, tidak takut kehilangan nyawa.
Sangkal diri = tidak bermegah, tidak merasa diri bisa dan mampu = kosong, berarti berada di titik nol, titik terendah itulah permukaan air.
Kesimpulannya; melayani dengan kerendahan hati adalah tanda bahwa dia melayani Tuhan dalam urapan Roh Kudus.

Saya masih ingat setiap pribadi lepas pribadi pada awal mula mengikuti Tuhan beribdah dan melayani di tengah ibadah dan penggembalaan ini, betapa sombongnya minta ampun, tetapi saya tidak ungkapkan itu.
Ada yang merasa diri bisa, mampu, lebih hebat dari yang lain, saya tahu, saya hanya berdoa biarlah Tuhan menolong kita semua pada akhirnya. Dulu tidak menganggap om ini adalah gembalanya karena dia berasal dari gereja besar, mulut tidak mengaku tetapi dari sikap dan tingkah lakunya saya tau dan saya terima. Dan banyak diantara kita seperti itu.
Malam ini belajar untuk sangkal diri, itu adalah syarat mutlak, tidak boleh diganggu gugat.

Pikul salib = memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan.
Engkau anak muda, sebagai anak, apa tanggung jawabmu, apa tanggung jawab yang harus engkau pikul.
Sebagai anak tanggung jawab  yang harus dipikul adalah;
Kolose 3:20
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

Anak-anak taat kepada orang tua, berarti dengar-dengaran kepada firman Allah = patuh pada ajaran yang benar.

Mari kita lihat seorang anak yang dengar-dengaran...
1 Samuel 3:3-8
(3:3) Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.
(3:4) Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
(3:5) Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur.
(3:6) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
(3:7) Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
(3:8) Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.

Samuel mendengarkan panggilan Allah sebanyak tiga kali à Samuel adalah seorang anak yang dengar-dengaran, taat dan patuh pada ajaran yang benar.
Sudah waktunya kita malam ini untuk segera introspeksi diri sebagai anak, menyesali diri atas segala perbuatan-perbuatan yang dilakukan yaitu kesalahan karena tidak taat, tidak hormat / patuh kepada orang tua. Sudah waktunya malam ini kita menyesali, minta ampun kepada Tuhan.
Kalau bisa face to face; katakan maafkan saya pak, saya sudah lama memberontak, tidak ada waktu / kesempatan face to face untuk berbicara karena jarak yang jauh, via telepon, engkau boleh minta ampun kepada orang tuamu dan katakan maafkan saya ibu, bapak, sebab itu yang indah di hadapan Tuhan.

Samuel tiga kali mendengar panggilan.
1.     Dengar-dengaran pertama; kepada bapa jasmani, menunjukkan bahwa tubuh juga dengar-dengaran.
Kita datang kepada Tuhan menghadap takhta kasih karunia itu bagus, menunjukkan bahwa tubuh kita dengar-dengaran.
2.     Dengar-dengaran kedua; kepada bapa rohani, menunjukkan bahwa jiwa juga dengar-dengaran.
Beri penghormatan dua kali lipat kepada bapa gembala. Ini menunjukkan bahwa jiwa juga harus dengar-dengaran.
3.     Dengar-dengaran ketiga; kepada bapa di sorga. Ini menunjukkan bahwa rohnya dengar-dengaran.
Ada kalanya tubuh beribadah kepada Tuhan tetapi hati dan pikiran melayang-layang, seperti orang munafik, terlihat baik tetapi hati dan pikirannya jahat.

Ada satu yang unik yang dapat kita lihat di sini;
1 Samuel 3:7
(3:7) Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.

Sesungguhnya pada waktu itu, Samuel belum mengenal Tuhan dan firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya (belum pernah menikmati pembukaan rahasia firman), tetapi yang luar biasanya Samuel adalah seorang remaja yang dengar-dengaran.
Kalau seorang anak dengar-dengaran kepada bapa jasmani, bapa rohani dan bapa di sorga, setelah mengenal Tuhan dan oleh karena firman di dengarnya hal yang wajar itu wajar, tetapi Samuel belum mendengar firman Tuhan, tetapi dia sudah menjadi pribadi yang dengar-dengaran.
Bagaimana dengan kita dengan segala kelimpahan firman yang kita terima dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok + kaum muda, apakah engkau tidak malu? Kepada hati nurani juga harus malu, itulah tanggung jawab (salibnya) orang muda; dengar-dengaran.

1 Samuel 3:1
(3:1) Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.

“Pada saat itu firman Tuhan jarang, dan penglihatan-penglihatanpun tidak sering”, nah kita ini dalam setiap ibadah seringkali menikmati firman nubuatan dan penglihatan manusia batin, wujud nyata Allah lewat firman yang kita dengar.
Tetapi Samuel pribadi yang unik, jarang yang seperti dia. Tuhan minta yang sewajarnya saja, setelah dengar firman; ayo pikul salib, salibnya orang muda; dengar-dengaran saja.

1 Samuel 3:19
(3:19) Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.

Samuel yang masih muda semakin besar; “penyertaan Tuhan akan semakin terlihat.”
Kita butuh penyertaan Tuhan, bukan hanya penyertaan Tuhan tetapi; “tidak ada satupun dari firman-Nya dibiarkan gugur”, jadi firman itu tidak dibiarkan berlalu begitu saja, dia hidup oleh firman.

1 Samuel 3:20
(3:20) Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.

Pada akhirnya Tuhan memberikan jabatan nabi kepada Samuel, jabatan yang paling indah.
Dan kita bisa melihat, dialah yang mengangkat raja atas Israel, dia juga yang mengurapi Daud dan Saul.
Besar kekuasaan seorang nabi, tidak segan-segan menunjuk dosa, itulah kekuasaan dari seorang nabi.

1 Samuel 3:21
(3:21) Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.

Dan akhirnya Tuhan menyatakan dirinya seutuhnya kepada Samuel.
Dihari-hari ini saya bisa merasakannya Tuhan menyatakan diri-Nya kepada kita seutuhnya lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Siapakah kita, bukankah kita ini awalnya orang yang bodoh, karena banyak perbuatan salah? Tetapi yang mulia dari sorga menghampiri bumi yang hina karena dosa kenajisan tadi.
Jadi jangan anggap enteng kaum muda remaja yang digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA” tidak boleh anggap enteng.
Tuhan menyatakan dirinya seutuhnya kepada kita, tidak ada yang berani melawan orang-orang yang dikasihi, Tuhan di pihak kita.

Kolose 3:20
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

Masa depan kita indah di dalam Tuhan.
Tuhan menghiasi hati kita oleh kasih-Nya sehingga hidup kita menjadi indah, hidup muda remaja kita menjadi berarti bagi Tuhan, berarti bagi sesama di tengah ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini, di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan. Amin.


Tuhan yesus kritsus kepala gereja dan mempelai pria sorga memberkati

pemberita firman oleh;

Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment