KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, August 26, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 14 AGUSTUS 2016


IBADAH RAYA MINGGU, 14 AGUSTUS 2016

WAHYU PASAL LIMA
(Seri 1)

Subtema : INJIL YANG TERTUTUP.                        

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 5.

Wahyu 5:1 
(5:1) Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.

Sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai ini disebut dengan injil yang tertutup, rahasia firman belum terbuka.

2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Jika tidak terjadi pembukaan rahasia firman; manusia akan binasa.
Injil yang tertutup itu ditujukan hanya bagi mereka yang ditentukan untuk binasa.

Siapakah mereka yang ditentukan untuk binasa?
Yaitu orang-orang yang tidak mempercayakan  hidupnya  dengan sepenuh hati kepada Tuhan.
Orang-orang yang tidak percaya itu bukan saja orang-orang yang di luaran sana tetapi juga orang-orang yang beribadah bahkan yang sudah melayani, namun  tidak sepenuh hati  mempercayakan hidupnya kepada Tuhan,  seperti jemaat di Laodikia.

Wahyu 3:15-16
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Sidang jemaat di Laodikia dalam pengikutan mereka kepada Tuhan: tidak dingin dan tidak panas = suam-suam kuku.
Arti rohaninya; tidak sungguh-sungguh, tidak sepenuh hati mempercayakan hidupnya kepada Tuhan.

Wahyu 3:17
(3:17)  Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Laodikia bergantung atau  mempercayakan hidup mereka kepada harta dan kekayaan. Jemaat di Laodikia merasa bahwa mereka tidak kekurangan apa-apa.
Tetapi justru sebaliknya di mata Tuhan bahwa mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.
Ada orang melarat, malang dan miskin, tetapi tidak buta dan telanjang, namun di mata Tuhan, jemaat di Laodikia melarat, malang, miskin, buta dan telanjang, artinya; betapa dalamnya jemaat Laodikia jatuh di dalam kubang penderitaan. Banyak orang Kristen yang seperti ini.
  
Lukas 12:15
(12:15) Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

“Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
Jadi, kekayaan tidak memberi jaminan keselamatan untuk hidup yang kekal.

Waspadalah terhadap ketamakan, cinta uang karena kekayaan tidak memberi jaminan keselamatan untuk hidup yang kekal.
Tetapi tidak salah ada harta, ada uang, tercukupi segala sesuatu, asal jangan menjadi tamak.
Tamak = cinta akan uang berarti tidak cinta Tuhan.

Lukas 12:16-17
(12:16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
(12:17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.

Ada seorang kaya tanahnya berlimpah-limpah hasilnya, tetapi ia tidak punya tempat untuk menyimpan hasil tanahnya.
Orang kaya itu bertanya dalam hatinya, apa yang ia harus perbuat.

Lukas 12:18
(12:18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan
menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.

Karena orang kaya bodoh ini bertanya dalam hatinya maka hatinya sendiri yang akan menjawab pertanyaan itu, dan jawabannya adalah  ia akan memperbesar  lumbung-lumbungnya kemudian menyimpan di dalamnya segala gandum dan segala harta benda yang lain = memperkayakan diri atau mengumpulkan harta di bumi. 
Terjadi kesalahan besar tanda kebodohan orang kaya tersebut sebab ia tidak bertanya kepada Tuhan.

Lukas 12:19
(12:19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

Ternyata orang kaya itu menimbun hartanya di dalam lumbung yang besar itu untuk jaminan masa depan.
Pendeknya, dia mempercayakan hidupnya kepada hartanya bukan lagi mempercayakan hidupnya kepada Tuhan.
Selanjutnya, orang kaya itu berkata: ”Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!”
Tujuan mempercayakan hidupnya kepada hartanya: untuk memuaskan hawa nafsu dagingnya.

Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Orang yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging, memuaskan hawa nafsu dan keinginan daging, tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, tidak memikirkan perkara di atas/perkara rohani, tidak memikirkan ibadah dan pelayanan di mana salib ditegakkan di dalamnya.
Pendeknya; tidak mau pikul salib.

Lukas 12:20-21
(12:20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
(12:21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Kalau mempercayakan hidup kepada harta kekayaan maka akan binasa, oleh sebab itu kekayaan tidak dapat menjamin hidup kekal.
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah, tidak mengumpulkan harta di sorga.

Dampak negatif mempercayakan hidup kepada harta kekayaan...
2 Korintus 4:4
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Orang-orang yang tidak percaya pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman, dunia dengan arusnya sangat mempengaruhi pikirannya.
Kerugiannya: tidak dapat melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus atau tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman walaupun firman Allah itu dahsyat sekali, dapat menyingkapkan rahasia yang terkandung di dalam hati (menyucikan dosa) menciptakan yang tidak ada menjadi ada, namun tetap saja dia tidak dapat melihat semua itu.

Ibrani 1:3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Kuasa dari cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus adalah; sanggup untuk mengadakan penyucian terhadap dosa.
Siapapun manusia di atas muka bumi ini tidak dapat menyucikan dirinya dari dosa, sekalipun dia orang yang pintar, hebat, kaya, punya kedudukan yang tinggi, selain cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang penuh dengan kekuasaan menopang segala yang ada maksudnya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Tapi itu semua diabaikan karena pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini.

2 Korintus 3:14
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.

Kemudian kalau  tanpa pembukaan rahasia Firman Tuhan yang disebut dengan cahaya injil tentang kemuliaan Kristus, pikiran menjadi tumpul.
Tumpul, berarti; tidak dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna…Roma 12: 2.
Pendeknya, selain pikiran dibutakan oleh ilah zaman, juga pikiran menjadi tumpul tidak dapat melihat segala kemurahan hati Tuhan.

Sekarang kita melihat ayat dua
Wahyu 5:2
(5:2)  Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"

Tidak ada yang dapat membuka gulungan  kitab dengan ketujuh meterainya maka secara otomatis yang sakit tetap sakit, yang jahat tetap jahat, yang suam tetap suam,  tidak mengalami pemulihan, itu sebabnya Injil yang tertutup itu ditujukan
hanya bagi mereka yang ditentukan untuk binasa…2 Korintus 4:3.

Wahyu 5:3
(5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.

Tidak seorang pun yang dapat membuka gulungan kitab, yaitu:
-      Baik yang di Sorga -> para Malaikat yang di sorga.
-      Baik yang di bumi  -> Hamba-hamba Tuhan, baik ia Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala dan Guru, termasuk saya tidak dapat membukakan rahasia Firman dari diri saya sendiri.
-      Baik yang di bawah bumi  ->  Iblis atau setan yaitu roh-roh yang ada di dalam neraka alam berzah.

2 Petrus 1:20-21
(1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
(1:21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Nubuat-nubuat dalam Kitab suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak  sendiri, sebab tidak pernah nubuatan firman dihasilkan oleh kehendak manusia selain oleh dorongan Roh El kudus, itulah firman Kristus, firman yang diurapi.
Firman yang diurapi itu saling berkaitan satu dengan yang lain, saling menguatkan antara ayat yang satu dengan ayat yang lain.
Dalam Alkitab terdapat 66 Kitab, 39 Kitab Perjanjian lama dan 27 Kitab Perjanjian baru, dengan puluhan ribu ayat di dalamnya dimulai dari kitab Kejadian (Perjanjian Lama) diakhiri dengan kitab  Wahyu (Perjanjian Baru), namun semuanya saling berkaitan satu dengan yang lain.
66 kitab ditulis oleh hamba-hamba Tuhan lewat ilham Roh Kudus. Kalau ditulis menurut pemahaman manusia, maka satu dengan yang lain tidak akan pernah menyatu atau berkaitan, buktinya; hidup kita suka berselisih.

2 Korintus 4:5
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

Rasul Paulus dengan jelas menyatakan kepada jemaat di Korintus "bukan diri kami yang kami beritakan tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan" = memberitakan firman tentang salib Kristus = memberitakan firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Sebaliknya, kalau yang diberitakan adalah perkara-perkara lahiriah, atau membesar-besarkan dirinya dalam pemberitaan firman dengan kata lain pemberitaan firman hanya untuk memuaskan hawa nafsu daging, itu bukan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.
Dan kalau kita menikmati pembukaan rahasia firman maka kita akan kembali kepada wujud semula, segambar, serupa dengan Tuhan.

Lebih jauh kita melihat pemberitaan Yesus Kristus...
2 Korintus 11:1-2
(11:1 Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku!.
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Bahwa Rasul Paulus menyampaikan firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Rasul Paulus tidak memberitakan dirinya…2 Korintus 4:5.
Kata mempertunangkan kepada satu laki-laki  menunjukkan  bahwa Rasul Paulus menyampaikan firman Pengajaran Mempelai.
Pengajaran mempelai membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh yang sempurna, masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Saudaraku, Pengajaran Mempelai tidak terpisahkan dari pengajaran Tabernakel sebab Pengajaran Mempelai harus menggunakan pola miniatur Kerajaan Sorga untuk menjadi serupa dengan Dia. Di mulai dari pintu gerbang sampai berada di ruangan Maha suci.
Pintu gerbang artinya: percaya kepada Yesus Kristus. Ruangan maha suci -> kesempurnaan.
Di dalam ruangan Maha suci terdapat satu alat yang utama yaitu: tabut perjanjian.

Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian yaitu:
Pertama: Peti dari tabut.
Terbuat dari kayu penaga dilapisi  dengan emas bagian luar  dan bagian dalam berarti tabiat daging tidak terlihat lagi yang terlihat adalah tabiat ilahi, yaitu emas = tabiat ilahi. Kayu penaga -> tabiat daging.
Kedua: Tutup pendamaian.
Tutup dari peti perjanjian itu sendiri terbuat dari emas murni -> pribadi Yesus Kristus, Dialah Kepala, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga. Pendeknya tubuh dan kepala menyatu.
Jadi Pengajaran Mempelai ini harus diikutsertakan dengan Pengajaran tabernakel, kita tidak bisa menjadi Mempelai kalau tidak menggunakan pola tabernakel, kita juga tidak bisa mengatakan Pengajaran tabernakel kalau tidak memberitakan Pengajaran Mempelai karena itu seiring.

Akibat jika tidak ada pembukaan Rahasia Firman.
Wahyu 5:4
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya.

Rasul Yohanes menangis karena tidak ada pembukaan rahasia firman.
Menangis adalah tanda kesedihan karena masalah belum diselesaikan, di atas tadi telah saya kemukakan, bahwa yang sakit tetap sakit, yang jahat tetap jahat dan yang lain-lain, masalah ini menimbulkan ratap tangis dan dukacita disertai kesedihan yang mendalam.

2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, artinya; dosa yang disembunyikan itu belum terbongkar dengan tuntas karena tidak terjadi pembukaan rahasia firman.

Kerugian-kerugian yang terjadi bila dosa belum terbongkar…
Kejadian 3:6-7
(3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
(3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, karena melanggar hukum Allah, sehingga mereka menjadi telanjang. Sebelum melanggar hukum Allah, mereka tidak menyadari diri telanjang sekalipun mereka tidak memakai pakaian, berarti dosa adalah ketelanjangan.
Kemudian mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat, artinya; berusaha untuk menutup-nutupi dosa dengan kebenaran diri sendiri.  
Daun pohon ara -> kebenaran manusia daging.
Saat mereka jatuh ke dalam dosa mereka menutupi dosa dengan kebenaran mereka sendiri, tapi kebenaran diri sendiri tidak bertahan lama, cepat atau lambat daun pohon ara itu akan hancur maka akan terlihat kembali segala dosa segala kekurangan dan ketelanjangan yang sangat memalukan itu.

Kejadian 3:8-10
(3:8) Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
(3:9) Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
{3:10) Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman
ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.

Adam dan isterinya menjadi takut, karena dosa (ketelanjangan) itu masih disembunyikan, belum dibongkar sampai tuntas.
Kalau bersembunyi, berarti selain ada rasa takut juga ada rasa malu, kemudian kalau ada rasa malu pasti diikuti dengan minder, rendah diri.
Mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk bukan pada waktu hari kepanasan, terik matahari.
Malam ini kita dilawat oleh Tuhan dan telah mendengar bunyi langkah Tuhan yang berjalan di tengah-tengah ibadah pelayanan ini yang juga gambaran taman Allah dan kita dengar firman Tuhan ini pada waktu hari sejuk karena firman itu menyejukan hati kita.
Tetapi karena firman itu secara to the point menunjuk dosa, kita menjadi takut dan merasa malu.

Kejadian 3:11-13
(3:11)Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
(3:12) Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
(3:13) Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."

Di sini kita melihat Adam dan Hawa saling mempersalahkan, saling menuduh berarti saling  membela diri. Ketika  Tuhan menegakkan keadilan, Adam mempersalahkan isterinya, sudah tahu isterinya lemah dia justru kompromi dengan kelemahan itu.
Kemudian Hawa mempersalahkan ular (Setan), bagaimana mungkin setan kita persalahkan? dari sejak dahulu saja Setan sudah salah. Sesuai dengan pernyataan dari Rasul Paulus aku takut kalau-kalau pikiran kamu disesatkan  oleh ajaran asing sama seperti Hawa diperdayakan ular itu. Kalau saling mempersalahkan berarti berada di bawah Hukum Taurat berarti:  “mata diganti mata, gigi diganti gigi”, arti rohaninya:  kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Dan  kalau seseorang masih berada di bawah Hukum Taurat dia menjalankan ibadahnya secara Taurat, lahiriah dan rutinitas, mulut, bibir memuliakan Tuhan tapi hatinya jauh dari Tuhan, mempersembahkan tubuh jasmani tapi batiniah tidak dipersembahkan kepada Tuhan.

Mari kita lihat kerugian yang lain, jika dosa belum dibongkar
Matius 13:22
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Kalau seseorang masih dikuasai dengan ketakutan, kekuatiran, maka firman Allah yang disampaikan itu tidak bertumbuh  persamaannya, selubung masih menutupi
hati …2 Korintus 3:15.
Sehingga orang yang takut selalu disertai dengan tangisan, orang yang malu selalu disertai dengan tangisan, orang yang menderita selalu disertai dengan tangisan, inilah yang terjadi jika firman Tuhan belum tersingkap, firman itu tidak berkuasa dalam hati, karena dosa belum terbongkar.
Biar bagaimanapun hebatnya seorang hamba Tuhan dalam pemberitaan firman pengajaran, kalau selubung itu masih menutupi, itu tidak ada artinya. Karena rasa malu, takut, kuatir, cemas akan terjadi, selubung itu masih menutupi hatinya.
Inilah yang dialami seseorang bila firman belum terbuka rahasianya.

Jalan keluarnya
Wahyu 5:5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

Singa dari suku Yehuda itulah tunas Daud telah menang, oleh karena kemenangan ini Ia dapat membuka gulungan kitab dan membuka ketujuh meterainya, puji Tuhan.

Wahyu 6:1-2
(6:1) Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!"
(6:2) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.

Penunggang kuda putih itu maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Itu sebabnya penunggang kuda putih ini dapat membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya, dari meterai yang pertama, sampai meterai yang ketujuh.
Kalau berbicara menang berarti  kemenangan itu harus diperoleh dan diperjuangkan.
Singa dari suku Yehuda tunas Daud, itulah penunggang kuda putih yang maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.
Kuda putih  itu berbicara tentang kekuatan dari kuasa Roh kudus.
Kemudian  kalau tidak menang namun tidak kalah artinya sama, itulah nyanyian berbalas-balasan. Ketika bangsa Israel jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala, Musa turun dari gunung beserta dengan Yosua, dari kejauhan Yosua mendengar pada perkemahan orang Israel nyanyian kemenangan tetapi Musa menanggapi bahwa itu bukan nyanyian kemenangan yang dia dengar tetapi nyanyian orang  yang berbalas-balasan.
Tidak menang dan tidak kalah dan itu terjadi karena dosa penyembahan berhala, menyembah patung anak lembu emas tuangan.

Lebih jauh kita melihat si penunggang kuda putih...
Wahyu 19:11
(19:11). Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

Yang menunggang kuda putih itu bernama "Yang Setia dan Yang Benar".

YANG SETIA:
Filipi2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Taat sampai mati bahkan sampai mati di kayu salib -> Yesus setia kepada Allah Bapa, di mulai dari panggilan, pilihan dan setia. Dia menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan kepada Dia sebagai Anak Tunggal Bapa.
Tugasnya tidak hanya mengadakan mujizat, menyembuhkan yang sakit tetapi dalam  keadaannya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia.
Jika seorang pelayan Tuhan mundur dari ibadah pelayanan apapun alasannya maka dia adalah orang yang tidak setia, dan akan merusak pelayanan.
Ketidaksetiaan penyebabnya: keras hati, sombong, angkuh, merasa diri hebat dan benar,tidak mau diatur, tidak mau dididik, tidak menempatkan Kristus sebagai kepala, roh najis, roh jahat dan lain sebagainya.
Selesaikanlah pekerjaan Tuhan sampai garis akhir sampai selesai, dan akhirilah dengan baik.

2 Timotius 4: 7
(4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Rasul Paulus mengakhiri pertandingan dengan baik, dia telah mencapai garis akhir.
Mencapai garis akhir, artinya:
-      Sampai Tuhan datang untuk yang kedua kali.
-      Sampai mati.
Rasul Paulus mengakhiri pertandingan yang baik karena ia telah memelihara iman, sebab iman tanpa perbuatan = nol.

2 Timotius 4:8
(4:8) Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Tuhan akan mengaruniakan mahkota kebenaran kepada siapapun,  yang merindukan kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga.

Selain setia, si penunggang kuda putih itu juga bernama “yang benar.
Kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.

Matius 27: 54-55
(27:54) kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah.”
(27:55) Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia.

Kepala pasukan berkata: “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah” ini adalah pengakuan yang tulus, pengakuan dari dalam hati.

Lukas 23: 46-47
(23:46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
(23:47) Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"

Setelah melihat apa yang terjadi  kepala prajurit memuliakan Allah dan ada pengakuan dari mulutnya, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Kepala Prajurit ini dibenarkan oleh salib Kristus sekalipun dia bangsa Romawi, bangsa Kafir.
Dan orang benar itu terlihat dari pengakuan-pengakuan dari mulut yang selalu memuliakan Tuhan, tidak mempersalahkan yang salah, tidak membenarkan orang yang benar melainkan selalu memuliakan Tuhan ada pengakuan-pengakuan tentang keberadaan Allah.
Salib Kristus yang membenarkan kepala prajurit. Kebenaran yang sejati adalah kebenaran yang datangnya dari salib.

Wahyu 19:11
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

Yang setia dan yang benar menghakimi dan berperang dengan adil.
Untuk merebut kemenangan kita harus maju berperang menghadapi musuh  yang menimbulkan dosa.
Kita maju berperang bukan melawan darah dan daging tapi yang kita hadapi adalah penghulu dunia yang gelap dengan tipu dayanya yang menyebabkan: dosa kejahatan, kenajisan, dan dosa-dosa kefasikan yang lain. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
                                                                                 
                                                                                                                
Pemberitaan Firman:
Gembala Sidang: Daniel.U.Sitohang


No comments:

Post a Comment