KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, October 26, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 16 OKTOBER 2016


IBADAH RAYA MINGGU, 16 OKTOBER 2016
WAHYU PASAL LIMA”
(Seri 10 )

Subtema : PENGHAKIMAN TAKHTA PUTIH.

Shalom saudaraku
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diberi kesempatan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 5.
Wahyu 5: 11-12
(5:11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
(5:12) katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"

Rasul Yohanes melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu.
Kata mereka dengan suara nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!
Kemudian, jumlah mereka (para malaikat, makhluk-makhluk, tua-tua), yaitu berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa.

Jadi, jumlah para malaikat yang ada di sekeliling takhta, termasuk tua-tua dan makhluk-makhluk, serta suara nyaring yang terdengar menunjukkan status dan keberadaan atau posisi dari Anak Domba yang disembelih itu.
Saya dan saudara dalam kehidupan sehari-hari, dalam ibadah pelayanan di hadapan Tuhan, dapat menunjukkan status dari Anak Domba Allah yang disembelih.

Daniel 7: 9-10
(7:9) Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
(7:10) suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.

Kita melihat di sini: “... kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar ...
Perhatikan kalimat berikutnya: “... lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba ...
Kesimpulan dari kalimat ini: disebutlah itu dengan penghakiman dari TAKHTA PUTIH.
Dengan demikian, status, keberadaan dan posisi Anak Domba Allah yang disembelih pada akhirnya duduk di atas takhta putih.

Yesus Kristus, Dialah Anak Domba yang disembelih, suatu kali nanti Dia akan tampil sebagai Raja dan hakim untuk mengadili semua bangsa.
Itulah status yang sudah ditunjukkan oleh para malaikat, makhluk-makhluk dan tua-tua, dan terbukti dari suara nyaring yang keluar dari mulut mereka nanti, segala puji, segala hormat kekayaan akan dibawa kepada Dia.

Wahyu 20: 11
(20:11) Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.

Suatu takhta putih yang besar dan Dia yang duduk di atasnya, yaitu Anak Domba yang disembelih.
Lalu, pada saat munculnya takhta putih itu, lenyaplah bumi dan langit di hadapan-Nya, tidak ditemukan lagi tempatnya.
Jadi, takhta putih itu adalah penghakiman terakhir, hari penghakiman.

Saat saya mempersiapkan firman ini, hati saya bergetar dan saya berkata: “Tuhan, apakah Engkau memberi kemampuan kepada saya untuk menyampaikan firman ini atau tidak, Tuhan? Tetapi kalau boleh, dengan kerendahan hati mampukan hamba untuk menyampaikan firman ini, supaya kami semua boleh menikmati kemurahan Tuhan. Bila nanti takhta putih itu muncul, kami tidak lenyap bersama dengan bumi dan langit”, itu doa saya.
Dan mari kita sama-sama berdoa, supaya Tuhan bukakan rahasia firman malam ini, supaya kita tahu apa yang kita perbuat dan kita kerjakan sekarang dan seterusnya.

Wahyu 20: 12-13
(20:12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
(20:13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.

Laut dan maut dan juga kerajaan maut akan menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Mereka dihidupkan kembali. Inilah yang disebut kebangkitan yang kedua.
Lalu, mereka yang dihidupkan itu, berdiri di hadapan takhta putih (sebagai Majelis Pengadilan) untuk menghakimi mereka, laki-laki perempuan, tua muda, besar dan kecil akan diadili menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis pada kitab-kitab itu.

Jadi, pada penghakiman takhta putih, semua orang mati dibangkitkan/dihidupkan, itu adalah kebangkitan kedua, sedangkan kebangkitan pertama berlaku bagi mereka yang teraniaya pada masa aniaya antikris, dimana kepala mereka dipenggal karena kesaksian terhadap Anak Domba dan mereka tidak menerima cap meterai di dahi atau di tangan kanan, dan tidak menyembah binatang dan patung itu. Kemudian, setelah selesai masa aniaya antikris, terjadilah kebangkitan yang pertama. Lalu mereka yang dibangkitkan tampil menjadi raja bersama-sama dengan Kristus di dalam kerajaan seribu tahun damai. Setelah masa seribu tahun damai ini selesai, Iblis/Setan dibiarkan, dilepaskan untuk sementara waktu, tetapi tidak berkuasa lagi bagi orang-orang kudus.
Lalu setelah selesai masa itu, muncullah takhta putih. Kemudian orang mati dihidupkan kembali, itulah kebangkitan yang kedua.
Jadi, ada kematian yang pertama, ada kematian yang kedua, ada kebangkitan yang pertama, ada kebangkitan yang kedua.

Wahyu 20: 14
(20:14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.

Setelah selesai masa penghakiman, orang-orang sudah diadili sesuai perbuatan mereka yang tertulis dalam kitab-kitab itu, maka maut dan kerajaan maut dilemparkan ke dalam lautan api, itulah kematian yang kedua.
Lautan api neraka adalah kematian yang kedua.

Mereka diadili sesuai perbuatan mereka, sesuai dengan apa yang tertulis dalam kitab-kitab, barulah maut dan kerajaan maut dilemparkan ke dalam api, itulah kematian yang kedua.
Ada dua jenis kitab: kitab-kitab dan kitab kehidupan.
Sekecil apapun kesalahan yang kita perbuat, itu ditulis dalam kitab-kitab, sesuai dengan hari, tanggal, jam, tahun, semua tertulis jelas, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Kalau boleh saya buat persamaannya, kitab-kitab itu bagaikan kitab harian.

Wahyu 20: 15
(20:15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Kemudian, yang namanya tidak tertulis (tidak terdaftar) dalam kitab kehidupan, dilemparkan ke dalam lautan api bersama dengan maut dan kerajaan maut.
Jadi, semua tindak tanduk, tingkah langkah kita, tertulis dalam kitab-kitab. Saudara jangan berpikir, berbuat sesuatu seenaknya, berbuat sesuatu seenak hati, tidak peduli dengan orang lain, tidak merasa bahwa Tuhan melihat. Hati-hati, semua itu tertulis dalam kitab-kitab, dan semua orang akan diadili sesuai dengan perbuatannya yang tertulis dalam kitab-kitab. Kita tidak bisa membela diri. Mungkin kita bisa membela diri di bumi, tetapi tidak di hadapan Tuhan.
Barangkali di waktu-waktu yang lalu banyak kesalahan, kejahatan, kenajisan, kemunafikan, kepura-puraan, sekarang waktunya untuk mengajar ketertinggalan, sampai akhirnya nama tertulis dalam kitab kehidupan.

Itu sebabnya, sekali lagi saya sampaikan: setiap perbuatan itu ditulis dalam kitab-kitab. Kalau kejahatan itu terlalu banyak, nama kita tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Semuanya akan ditimbang di hadapan Majelis pengadilan, yaitu Penghakiman takhta putih.
Kalau kebenarannya lebih berat, atau banyak berbuat kasih namanya tertulis dalam kitab kehidupan, barangkali begitu. Tetapi kalau terlalu banyak kejahatan di dalamnya, maka akan dilemparkan ke dalam lautan api bersama dengan maut dan kerajaan maut.

Jalan keluarnya supaya selamat pada hari penghakiman takhta putih.
Wahyu 20: 12, 15
(20:12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
(20:15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Jalan keluarnya: mau tidak mau nama harus tertulis dalam kitab kehidupan atau terdaftar di sorga.

Pertanyaannya: SIAPAKAH MEREKA YANG NAMANYA TERTULIS DALAM KITAB KEHIDUPAN?
Wahyu 5: 11
(5:11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
Mereka itu bagaikan malaikat-malaikat, makhluk-makhluk dan tua-tua yang berada di tengah-tengah takhta dan melayani Anak Domba itu.
Saya sampaikan malam ini, kita semua berdiri di hadapan takhta Anak Domba, menghadap takhta kasih karunia dan melayani Tuhan. Jangan hanya datang, duduk, diam dan pulang, itu tidak cukup. Biarlah kiranya dengan segala kerinduan, kita mengambil bagian di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan. Harus ada kerinduan seperti itu, supaya nama tertulis dalam kitab kehidupan.
Gereja yang pasif atau tidak ada kegiatan, itu adalah gereja yang sangat disayangkan = bunuh diri sebelum Tuhan datang pada kali yang kedua. Belajar untuk mengambil bagian dalam pelayanan, seperti hamba-hamba yang dipercaya oleh tuannya ada yang lima talenta, ada yang dua, ada juga yang sepuluh. Melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada tiap-tiap orang.

Dulu, saya tidak melihat ada karunia dari pemimpin pujian tadi, Sdr. Kevin. Tetapi seiring waktu berjalan, mulai Tuhan gali potensi yang ada dalam dirinya, dan seiring waktu berjalan semakin dia mau membuka hati dan mau menyerahkan diri untuk dipakai oleh Tuhan. Dia tidak menutup diri, dia membuka, dia tahu segala keterbatasan dalam dirinya, dan dia mau belajar, dan Tuhan mau pakai orang yang seperti ini.
Berbeda dengan orang yang punya potensi/kemampuan secara manusia daging, tetapi tidak mau menyerah, tidak mau menaklukkan diri kepada Tuhan, Tuhan tidak pakai yang seperti ini.
Tetapi sebaliknya, sekalipun kita mempunyai keterbatasan, katakan sekalipun kita ini orang bodoh, tetapi kalau mau menyerahkan diri kepada Tuhan, orang seperti ini dipakai.

Ayo berdiri di hadapan takhta kasih karunia, melayani Anak Domba Allah yang disembelih, statusnya sudah menjadi raja dan menjadi hakim, itulah majelis pengadilan yang disebut takhta putih.
Wahyu 5: 12
(5:12) katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan 
 kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"

Dari mulut mereka terdengar suara nyaring, katanya: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!

Sebagai gambaran dari suara nyaring mereka ...
Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

... dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu ...”, ini adalah daya dan kekuatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Daya dan kekuatan Roh Kudus ini akan dialami oleh orang-orang yang dipenuhkan Roh Kudus, yaitu saksi-saksi Tuhan, itulah tujuh obor yang menyala-nyala -> orang-orang yang diurapi.

Lebih jauh melihat tujuh obor yang menyala-nyala ...
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Tujuh obor atau ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi menjadi kesaksian. Kita diutus di atas bumi provinsi Banten untuk menjadi kesaksian.
Kita diutus di bumi provinsi Banten bukanlah suatu kebetulan, Tuhan punya rencana yang begitu indah dan mulia, suatu kali kelak kita akan melihat kemuliaan-Nya dinyatakan. Bukan suatu kebetulan Pengajaran Mempelai satu-satunya di provinsi Banten, Tuhan punya maksud, Tuhan punya rencana yang mulia, suatu kali kelak kita akan melihatnya asal saja saya dan saudara, para imam, menjadi tujuh obor, menjadi tujuh Roh Allah betul-betul menjadi kesaksian.
Menjadi kesaksian itu karena diurapi, bukan karena kemampuan daging, bukan karena kepintaran, dan mereka itu akan memiliki daya dan kekuatan yang luar biasa di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka, itulah bunyi guruh yang menderu dan tujuh obor (kehidupan yang diurapi).

Keluaran 19: 15-16
(19:15) Maka kata Musa kepada bangsa itu: "Bersiaplah menjelang hari yang ketiga, dan janganlah kamu bersetubuh dengan perempuan."
(19:16) Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.

Sebelum Allah turun di atas gunung Sinai, terlebih dahulu terdengar suara bunyi guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung Sinai, dan bunyi sangkakala yang sangat keras, dan peristiwa itu semua disaksikan oleh bangsa Israel sampai mereka gemetar menyaksikan peristiwa itu.
Inilah daya dan kekuatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus bagi saksi-saksi Tuhan.

Juga bagi kehidupan anak-anak Tuhan, terkhusus bagi mereka yang sudah melayani, menjadi kesaksian, memiliki daya kekuatan yang luar biasa di hadapan banyak orang.
Dan kalau kesaksian seperti ini benar-benar terjadi dalam kehidupan orang-orang yang diurapi, orang yang melihat pasti gemetar, takut, tidak punya kekuatan untuk melarikan diri. Orang yang gemetar mudah sekali ditarik untuk dibawa datang kepada Tuhan.
Syaratnya: jangan bersetubuh dengan perempuan, artinya: jangan hidup menurut daging, betul-betul pengurapan itu penuh, supaya terlihat daya dan kekuatan yang luar biasa sebelum Tuhan datang, dan bangsa bangsa, tiap-tiap suku, kaum dan bahasa gemetar.
Orang yang melayani dengan pengurapan yang penuh memiliki daya dan kekuatan yang luar biasa, dan itu adalah kesaksian yang hebat, membuat orang gemetar.

Kita lihat kesaksian itu lebih jauh, lebih rinci ...
Yehezkiel 1: 13
(1:13) Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.

Kehidupan yang diurapi, menjadi kesaksian, dan mereka memiliki daya dan kekuatan yang luar biasa, di manapun berada, seperti suluh (tujuh obor) yang bergerak kian kemarin.
Kehidupan yang diurapi pasti menjadi saksi, oleh sebab itu hati-hati jangan hidup menuruti keinginan daging, sebab kesaksian dari orang-orang yang diurapi itu luar biasa, seperti empat makhluk.

Bukti daya dan kekuatan yang dikerjakan Roh Kudus.
Zakharia 4: 1-3
(4:1) Datanglah kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu, lalu dibangunkannyalah aku seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
(4:2) Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu.
(4:3) Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya."

Kandil emas dengan tujuh pelita yang menyala-nyala di atasnya. Kemudian, pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya, artinya: menjadi terang/kesaksian karena urapan Roh Kudus.
Dua pohon zaitun, itulah dua saksi Allah, yang diurapi, yaitu: Musa dan Elia.

Kejadian 8: 5-9
(8:5) Sampai bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung.
(8:6) Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.

Burung gagak dilepaskan untuk mengetahui apakah air bah itu sudah surut, tetapi ternyata burung gagak itu terbang pulang pergi, kehidupan yang tidak memiliki Roh Kudus, tidak dapat memberi petunjuk yang jelas/tidak dapat menjadi kesaksian.
Burung gagak -> orang yang tidak mengenal Tuhan.
Kemudian, Nuh melepaskan burung merpati tetapi, karena seluruh bumi masih ada air maka pulanglah burung itu kepada Nuh di dalam bahtera.

Kejadian 8: 10-11
(8:10) Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
(8:11) menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi.

Setelah tujuh hari burung merpati tersebut dilepaskan kembali. Pada waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh dan membawa sehelai daun zaitun yang segar di paruhnya.
Bumi dilanda oleh air bah selama kurang lebih lima bulan lamanya, sehingga merusak segala yang ada kecuali pohon zaitun. Berarti kehidupan yang diurapi memiliki daya dan kekuatan yang luar biasa. Gunung-gunung, pohon-pohonan, dirusak, dan segala yang bernafas binasa oleh air bah, tetapi pohon zaitun tetap kokoh, tidak rusak.
Artinya, kehidupan yang diurapi terlepas dari dosa kenajisan, berarti kehidupan yang diurapi memiliki daya dan kekuatan, sehingga terlepas dari dosa kenajisan, sehingga menjadi kesaksian, dan orang yang menyaksikan akan gemetar.

Ketika burung merpati membawa daun pohon zaitun pada paruhnya, dari situlah Nuh mengetahui bahwa air bah itu mulai surut.
Kesaksian seperti ini membuat orang gemetar dan bergetar dan Nuh mengetahui segala sesuatu.

Jadi, akhirnya kita mengetahui, suara nyaring itu gambaran dari daya dan kekuatan.
Saya merindu, supaya nama kita semua tertulis dalam kitab kehidupan. Jangan sampai nama kita tertulis dalam kitab-kitab itu karena kejahatan, kenajisan, kefasikan, kepura-puraan, dan lain sebagainya.
Saya sangat bersyukur menyampaikan ini, dan kita dapat mengerti apa yang Tuhan inginkan. Jangan kita menjalankan ibadah secara lahiriah, tetapi biarlah kita menikmati pelayanan Roh, yaitu, menikmati Pembukaan rahasia firman sampai mendarah daging.
Saya tidak bermaksud untuk mengecilkan seseorang, tetapi kalau kita jauh dari Tuhan, kita tidak dapat memahami isi hati Tuhan, namun kita patut bersyukur, Anak Domba yang disembelih  membukakan rahasia firman, supaya kita mengerti isi hati, dan rencana-Nya yang besar dalam kehidupan kita masing-masing.
Hiduplah dalam Roh, supaya menjadi kesaksian yang luar biasa, sampai membuat orang lain gemetar.
Jangan sampai kehidupan kita justru menimbulkan huru-hara, maka orang lain tidak gemetar dan bergetar.

Kemudian, perlu untuk diketahui ...
Kejadian 8: 6-9
(8:6) Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
(8:7) Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.
(8:8) Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.
(8:9) Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.

Untuk mengetahui air bah itu sudah surut atau belum, maka Nuh pertama-tama melepaskan burung gagak, tetapi burung gagak itu terbang pulang pergi.
Burung gagak adalah gambaran dari orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus. Roh Kudus tidak tinggal dalam kehidupan orang-orang yang ada di luar Tuhan = hidup dengan kefasikan.

Kemudian, Nuh melepaskan burung merpati untuk melihat apakah air itu berkurang dari muka bumi, tetapi setelah dilepaskan, burung merpati itu kembali karena belum ada tumpuan bagi kakinya.
Artinya; kehidupan yang diurapi Roh Kudus, dia akan kembali ke tempat dimana dia berasal. Kita ini berasal dari Tuhan, harus kembali kepada Tuhan, harus berada di rumah Tuhan, tidak boleh berkeliaran seperti burung gagak, melainkan berada di dalam kandang penggembalaan.
Dunia ini sedang dilanda oleh air bah, yaitu, dosa kenajisan, jadi kita harus kembali kepada Tuhan, jangan bertahan di situ hanya karena uang dan pekerjaan. Seperti burung merpati, dia kembali, karena tidak ada tumpuan bagi kakinya.
Kembali kepada Tuhan, tergembala sungguh-sungguh, berarti sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan, sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dunia tidak terima kita, tidak apa-apa, tetaplah berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani, tidak jadi soal, yang penting hati Tuhan senang.

Dampak positif kesaksian dengan daya dan kekuatan yang luar biasa.
Wahyu 5: 12-13
(5:12) katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
(5:13) Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"

Semua makhluk di sorga, di bumi, di bawah bumi dan juga yang di laut, diselamatkan oleh karena suara nyaring, makhluk-makhluk dan tua-tua dengan jumlah yang berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa. Dengan bukti mereka turut berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Kita ini sama seperti puntung yang ditarik dari api, tinggal sedikit lagi terbakar (binasa), seperti itulah orang-orang yang ada di bawah bumi, berada di dunia orang mati, di dalam lautan itulah gambaran dunia ini, juga sama seperti puntung yang ditarik dari api.
Tetapi oleh karena kesaksian yang luar biasa dari orang-orang yang diurapi memiliki daya kekuatan, sampai akhirnya mereka pun turut memuji dan memuliakan Tuhan. Ini dampak positifnya. 
Bagaimana dengan kesaksian hidup kita? Sanggupkah membuat orang lain bergetar, gemetar, untuk kita bawa datang mendekat kepada Tuhan, atau justru kita yang terseret oleh karena kelemahan-kelemahan?
Oleh sebab itu, layani Tuhan sungguh-sungguh.

Biarlah kita mengambil bagian dalam pelayanan, sebab hanya imam-imam dan raja-raja yang masuk di dalam kerajaan yang kekal. Orang awam tidak boleh masuk dalam kerajaan, maka kalau saudara mendapat kesempatan untuk melayani, jangan sia-siakan kesempatan yang ada, sebagai panjang sabar-Nya.

Zakharia 4: 4-6
(4:4) Lalu berbicaralah aku, kataku kepada malaikat yang berbicara dengan aku itu: "Apakah arti semuanya ini, tuanku?"
(4:5) Maka berbicaralah malaikat yang berbicara dengan aku itu, katanya kepadaku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Sama halnya dengan Zerubabel, dia mendirikan Bait Suci di hadapan Tuhan, dimulai dari pondasi sampai selesai, bukan dengan keperkasaan dan bukan karena kekuatan, namun oleh Roh Tuhan.
Zerubabel membangun Bait Allah yang di Yerusalem. Setelah pulang dari pembuangan, mereka membangun Bait Allah yang sudah hancur, mulai dari pondasi sampai selesai, bukan karena kekuatan, bukan karena keperkasaan, bukan karena kemampuan daging, namun oleh karena Roh Kudus yang memberi kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan dari awal sampai akhir, kita melayani dengan dahsyat dan dengan kekuatan yang luar biasa.

Zakharia 4: 7
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"

Gunung yang besar menjadi rata, persoalan besar dapat selesai, inilah daya dan kekuatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Kemudian, Zerubabel mengangkat batu utama (batu  pilihan), itulah batu penjuru yang dipilih oleh Allah yang diletakkan di atas gunung Sion, dasar kita melayani Tuhan, dasar kita untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan.
Batu utama = Batu penjuru = korban Kristus.

Zakharia 4: 9-10
(4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."

Asal saja kita memandang ringan dan memandang kecil segala peristiwa-peristiwa yang ada di muka bumi ini. Jangan sampai peristiwa-peristiwa di bumi, termasuk pekerjaan, dan peristiwa lainnya, lebih besar dari peristiwa salib Kristus (korban Kristus).
Korban Kristus adalah dasar dari tiap-tiap bangunan...1 Korintus 3:10-11.
Pendeknya, korban Kristus adalah dasar kita untuk melayani Tuhan
Oleh sebab itu, sebelum Allah turun dari atas gunung Sinai, imam-imam dilarang untuk bersetubuh, melayani tidak boleh dikuasai oleh hawa nafsu daging, melainkan dalam pengurapan yang penuh, supaya segala pujian, hormat, kemuliaan, dan kuasa, hanya bagi Dia.

Filipi 4: 2-3
(4:2) Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
(4:3) Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.

Tidak cukup hanya berbuat baik, tidak cukup hanya beribadah, tetapi layani Tuhan, menjadi terang, menjadi kesaksian yang memiliki daya kekuatan yang luar biasa, membuat orang bergetar dan gemetar, nama mereka tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Kalau ada kekeliruan di waktu yang lalu, akui supaya Roh Kudus tinggal permanen. Sehati sepikirlah dengan Tuhan Yesus, jangan sehati sepikir dengan Setan, roh jahat, roh najis.
Malam ini Tuhan menyatakan isi hatinya yang paling dalam, supaya nama kita tertulis dalam kitab kehidupan. Bila nanti kita berhadapan dengan takhta putih, nama kita tertulis dalam kitab kehidupan, tidak dilemparkan ke dalam lautan api bersama-sama dengan maut dan kerajaan maut.

Sungguh saya sangat merindu, sangat memperhatikan kehidupan sidang jemaat, teramat lebih imam-imam, supaya tetap fokus dalam pelayanan. Saya berjuang, dan berdoa kepada Tuhan. Sebetulnya keselamatan itu yang menikmati adalah pribadi lepas pribadi tetapi saya mau belajar bertanggungjawab kepada jiwa-jiwa yang dipercayakan oleh Tuhan.

Wahyu 5: 13-14
(5:13) Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
(5:14) Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

Syarat untuk mempertahankan diri sebagai imam/sebagai pelayan yang diurapi dengan kesaksian yang luar biasa, atau daya dan kekuatan yang luar biasa: 4 makhluk itu berkata Amin dan 24 tua-tua tersungkur dan menyembah.
- Amin dalam bahasa Ibrani, artinya: pasti, benar, sungguh. Pastikan hidupmu di dalam Tuhan.
  Kemudian, dengan mengatakan “Amin”, menunjukkan bahwa 4 makhluk memuliakan Tuhan... 2 Korintus 1:20.
- Penyembahan, senantiasa berada rendah di bawah kaki Tuhan disitulah letak kekuatan kita.
  Bila kedua perkara tersebut ada, maka Roh Kudus tetap tinggal permanen dan memberi kesaksian yang luar   
  biasa/daya dengan kekuatan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
            
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel.U. Sitohang



No comments:

Post a Comment