KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, January 20, 2017

IBADAH NATAL PERSEKUTUAN PENGAJARAN TABERNAKEL, 28 DESEMBER 2016



IBADAH NATAL
PERSEKUTUAN PENGAJARAN TABERNAKEL, 28 DESEMBER 2016

Tema: “...dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” Lukas 2:7.

Subtema: DIBARINGKANNYA DI DALAM PALUNGAN.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan persekutuan yang indah lewat Ibadah Natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel yang telah dideklarasikan di tahun yang lalu bersama-sama dengan rekan-rekan hamba Tuhan dan saya lihat masih ada di antara kita malam hari ini. Saya beri penghormatan kepada kita semua, hamba-hamba Tuhan yang turut mendeklarasikan, baik juga yang tidak turut, yang juga hadir, bersama-sama kita malam ini, selamat malam bagi kita semua. Baik para undangan, sidang jemaat, saya ucapkan selamat malam bagi kita semua, dan kita boleh merasakan suasana pesta malam ini untuk nanti masuk dalam perjamuan yang besar, itulah perjamuan kawin Anak Domba. Maka diawali dari sekarang dalam suasana pesta nanti sampai kepada pesta yang besar, sebagai sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini.

Kita akan melihat tema yang telah terpampang dari injil Lukas 2: 7.
Dan ini telah saya sampaikan sebanyak empat kali;
Pertama-tama dalam Ibadah Natal Kaum Muda Remaja, dari bagian A, “Dan ia melahirkan seorang anak laki-lak.i
Kemudian Ibadah Natal Sekolah Minggu dan Pendidikan Agama Kristen, dengan subtema: “Anaknya yang sulung.
Kemudian dalam Ibadah Malam Natal tanggal 24 Desember 2016, saya sampaikan “Lalu dibungkusnya dengan lampin.

Dan malam ini, kalau Tuhan memberkati kita, maka saya akan sampaikan bagian yang keempat: “Dan dibaringkannya di dalam palungan.
Asal kita belajar seperti Maria, duduk dekat kaki Tuhan dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Itu yang disebut dengan Allah dahsyat, berarti ada keubahan hidup, yaitu, merendahkan diri saat mendengar firman Allah. Jadi, ukuran dahsyat adalah hal yang rohani, bukan hal yang lahiriah. Kalau hal lahiriah, masih kalah kita dengan orang kaya di luaran sana.
Tadi pagi, saya menjemput di Merak hamba Tuhan yang datang dari Semarang (suami isteri dan anak), lalu saya antar ke penginapan, saya teringat, sewaktu kami melayani persekutuan hamba-hamba Tuhan di Makassar tanggal 13-15 Desember 2016 lalu, saya diantar jemput oleh panitia di sana, sampai ke penginapan. Maka barulah saya rasakan, betapa mulianya seorang hamba Tuhan kalau melayani hamba-hamba Tuhan yang berkunjung, puji Tuhan, saya merasakannya tadi, saya juga belajar untuk memperlakukan hamba-hamba Tuhan yang hadir dengan baik.
Kita bukan organisasi, kita organisme, tubuh Kristus. Kalau kita melihat organisasinya, kita akan susah bersatu.

Segera saja baca ...
Lukas 2: 7
(2:7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Secara khusus dari ayat ini yang harus kita perhatikan adalah: “Dibaringkannya di dalam palungan.
Terlebih dahulu kita harus mengenal palungan. Palungan adalah tempat makan minum domba-domba.
Berarti, kalau Yesus berada di dalam palungan, itu menunjukkan bahwa Yesus adalah makanan dan minuman bagi kita sekaliannya.

Sebagai bukti;
Yohanes 6: 33-35
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
(6:34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Yesus memberi makan dan minum orang yang lapar dan haus, sebab Dia adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga.

Yohanes 6: 51, 53
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
Roti yang Dia berikan itu ialah daging-Nya sendiri sebagai makanan dan darah-Nya sebagai minuman.

Yohanes 6: 55
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Daging Yesus adalah benar-benar makanan, darah Yesus adalah benar-benar minuman.
Fakta ini tidak boleh dibantahkan, bahkan tidak dapat terbantahkan oleh siapapun.
Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga ke bumi, prosesnya untuk kita bisa menikmati tubuh-Nya sebagai makanan, dan menikmati darah-Nya sebagai minuman adalah lewat salib, di situlah Dia persembahkan tubuh dan darah-Nya kepada kita sekaliannya.

Berarti, untuk makan daging Yesus dan minum darah Yesus, prosesnya adalah SALIB KRISTUS.
Jadi ada proses untuk menikmati tubuh dan darah Yesus, yaitu, salib Kristus.
Kita semua sama-sama belajar. Saya juga belajar, saya tidak bermaksud untuk menggurui hamba-hamba Tuhan. Tapi kita semua dengan segala kerendahan hati masing-masing belajar, supaya kita dapat menikmati persekutuan yang indah malam ini.

Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Perhatikan kalimat; "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya." Dalam hal ini Yesus rela disalibkan, supaya kita dapat menikmati tubuh dan darah-Nya. Tubuh Yesus sebagai makanan dan darah Yesus sebagai minuman.
Perkataan Yesus, "Ya Bapa-Ku,”  menunjukkan bahwa ada suatu kerelaan, sehingga dengan demikian, Dia dapat mempersembahkan tubuh-Nya sebagai makanan dan mempersembahkan darah-Nya sebagai minuman. Dan Dia tidak membantah proses salib, justru ada suatu kerelaan.
Adakalanya, saat kita menghadapi ujian, kalau bisa ujian itu sedikit saja, bagian tangan saja atau bagian kaki yang ditusuk. Tapi di sini kita melihat ada suatu kerelaan yang tulus dan ikhlas dan tidak dipengaruhi oleh siapa pun.

Yohanes 4:34
(4:34)  Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Perhatikan kalimat ini: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya,”  sampai selesai di atas kayu salib.
Berarti, salib yang Dia pikul bukan saja dipikul dengan kerelaan, tetapi sekaligus menikmati-Nya, sebagai makanan. Itu juga menjadi makanan hamba-hamba Tuhan sehari-hari dan harus dinikmati, tidak bisa tidak! Itu sudah harga mati dan harus dinikmati.

Yohanes 6:54-58
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
(6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
(6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
(6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Barangsiapa makan daging Yesus dan minum darah Yesus, ia akan mempunyai hidup yang kekal/hidup sampai selama-lamanya.
Itu sebabnya , Yesus bukan saja dengan segala kerelaan, disalib, tetapi juga menikmatinya, supaya kita juga boleh menikmati tubuh dan darah Yesus, karena tubuh Yesus benar-benar makanan dan darah Yesus benar-benar minuman untuk memberi hidup yang kekal, karena Dia adalah roti hidup yang turun dari sorga ke bumi untuk memberi hidup yang kekal.
Jadi, kita patut bersyukur 2016 tahun yang lalu Yesus dilahirkan di dalam kandang domba lalu diletakkan di dalam palungan, supaya ada hidup yang kekal lewat menikmati tubuh dan darah-Nya, sebab Dia adalah roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Ada prosesnya, dan kita sudah lihat prosesnya itu, Dia lakukan dengan segala kerelaan hati, bahkan salib itu dinikmati sebab itu sudah menjadi makanan bagi Dia.

Yohanes 6:54,56
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Wujud dari hidup yang kekal ada dua, yaitu:
-         Dibangkitkan pada akhir zaman (ayat 54).
-         Satu di dalam Tuhan/ Tuhan di dalam kita, kita di dalam Tuhan(ayat 56).

Bersama-sama kita memperhatikan TANDA KEBANGKITAN...
Yohanes 11:21-25
(11:21) Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.
(11:22 )Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."
(11:23) Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."
(11:24) Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
(11:25) Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

Yesus adalah kebangkitan dan hidup barangsiapa percaya kepada Yesus Kristus, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, itulah yang disebut dengan kebangkitan.
Tetapi ini berlaku kepada barangsiapa yang percaya kepada-Nya.
Percaya -> orang yang rela kehilangan nyawa karena salib. Sebab syarat untuk mengikut Tuhan adalah; sangkal diri, pikul salib = rela kehilangan nyawa.

Matius 16:24-25
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Siapakah orang yang percaya itu? Yaitu, mereka yang rela kehilangan nyawa hanya karena salib, jadi walaupun ia sudah mati, ia akan hidup, dan ia akan memperoleh nyawanya kembali pada saat Ia datang pada kali yang kedua. Itulah yang disebut dengan suasana kebangkitan.

Dari pada kita mempertahankan nyawa, tolak salib hanya karena perkara lahiriah, tapi pada hari kebangkitan binasa, lebih baik hari ini sangkal diri, pikul Salib. Rela kehilangan nyawa (mati), tapi pada saat kebangkitan, ia akan memperolehnya kembali. Itu yang dimaksud satu dengan kebangkitan/wujud dari hidup kekal, yang pertama. Saya selalu tandaskan hal yang seperti ini kepada sidang jemaat.

Yohanes 6:39
(6:39) Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

Rela kehilangan nyawa supaya nanti kita dibangkitkan pada akhir zaman (tidak binasa/terhilang). Rela kehilangan nyawa berarti, sangkal diri pikul salib (melakukan kehendak Allah). Inilah wujud yang pertama dari hidup kekal.

Sekarang kita melihat: TANDA SATU DI DALAM TUHAN.
Yohanes 10:27-30
(10:27) Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
(10:28)dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
(10:29) Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
(10:30) Aku dan Bapa adalah satu."

Anak dan Bapa adalah satu. Oleh karena kesatuan inilah kita ada di dalam genggaman dua tangan Tuhan yang kuat dan tidak ada seorang pun yang dapat merebut kehidupan/nyawa kita dari tangan Tuhan. Ini berbicara tentang kesatuan (Tuhan di dalam kita, kita di dalam Tuhan).

Lebih jauh kita melihat ayat referensinya..
Yohanes 17:10-11
(17:10) dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
(17:11) Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Selama kita satu di dalam Tuhan, Tuhan di dalam kita maka kita ada di dalam pemeliharaan oleh karena nama-Nya.
Jangan tinggalkan persekutuan yang indah dengan Tuhan. Tetapi kenyataannya, kita lebih banyak bersekutu dengan perkara lahiriah, ini yang merepotkan, ini yang merugikan dan ini suatu kekeliruan.
Tidak salah selama di dunia ini kita berkarier, tapi jangan sampai ibadah menjadi nomor dua dan yang lahiriah nomor satu, tidak ada pemeliharaan Tuhan di sana.
Ayo sungguh-sungguh di dalam mengikuti Tuhan, jangan setengah-setengah. Kalau setengah-setengah, nanti menjadi setengah mati. Ayo sungguh-sungguh.
Saya juga berlatar belakang yang tidak beres, banyak kesalahan, tapi Tuhan tolong. Puji Tuhan.
Saya rindu untuk tetap satu di dalam Dia, dan Dia di dalam saya. Itu yang memelihara hidupku, bukan jemaat. Dan jemaat juga harus belajar satu di dalam Tuhan. Bukan pekerjaanmu yang memelihara hidupmu, bukan ijazahmu, bukan kedudukan, jabatanmu, tetapi Tuhan. Tergantung sejauh mana persekutuan kita dengan Tuhan.
Jadi, jangan keliru dan jangan diputar balik.

Yohanes 17:12
(17:12) Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

Dipelihara berarti, dijaga, supaya jangan ada satu pun dari kawanan domba itu yang binasa. Ini tanggung jawab dari seorang gembala.

Kepada rekan hamba-hamba Tuhan yang hadir, saya beri penghormatan, sebab saya tahu pergumulan hamba-hamba Tuhan tidak sedikit. Berapa banyak jumlah jiwa seperti itulah hatinya untuk menghadapi kawanan domba, tetapi tujuannya; supaya sidang jemaat dipelihara, dijaga, jangan binasa. Itu saja, tidak lebih, tidak kurang.

Yohanes 17:13
(17:13) Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.

Sebelum Yesus naik ke sorga, Dia sudah menitipkan kawanan domba-Nya, umat ketebusan-Nya, saya dan saudara, kepada Bapa.
Berarti, Dia adalah pribadi yang bertanggung jawab terhadap saya dan saudara, sebagai kawana domba Allah, apabila kita satu di dalam Tuhan.
Gembala yang bertanggung jawab, tidak dibiarkan mimbar gerejanya tiap minggu berganti-ganti.

Yohanes 17:14
(17:14) Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Sebelum Yesus naik, Dia memberikan firman kepada saya dan saudara, berarti Yesus adalah Gembala yang baik. Jadi, seorang gembala yang bertanggung jawab jangan hanya sekedar melucu, melawak dan jangan bawa dunia ke dalam gereja.
Jangan hal yang dunia masuk ke gereja, tetapi gereja harus mendunia, menjadi terang. Oleh sebab itu, domba-domba harus diberi firman Allah sebagai makanan rohani.

Yohanes 17:15-16
(17:15) Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
(17:16) Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Saudaraku, di sini kita perhatikan, bahwa Yesus sebagai seorang Gembala yang bertanggung jawab, sebelum Dia naik, Dia terlebih dahulu menyerahkan kawanan domba itu kepada Bapa.
Sebagai gembala, Dia tidak membiarkan kawanan domba itu dibinasakan, tetapi supaya dipelihara, dijaga, dilindungi, sampai mendapat keselamatan.
Kebaikan Tuhan itu sungguh luar biasa, Dia lakukan tanpa pamrih.

Yohanes 17:21-22
(17:21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
(17:22) Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:

Sampai pada akhirnya Tuhan memberikan kemuliaan itu kepada saya dan saudara, oleh karena kesatuan di dalam Tuhan, Tuhan di dalam kita, seperti Anak dengan Bapa, Bapa dengan Anak.
Pada akhirnya Yesus Kristus sebagai gembala yang bertanggung jawab, memberikan kemuliaan itu, oleh karena kesatuan di dalam Tuhan.

Di mana letak kemuliaan itu?
Yohanes 17:23
(17:23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Di dalam kesempurnaan oleh karena kesatuan dari anggota-anggota tubuh maka terlihatlah kemuliaan.
Tubuh itu satu, tetapi terdiri dari banyak anggota. Kalau salah satu anggota terpisah dari tubuh yang lain, itu bukan satu tetapi itu namanya cela. Jangankan satu anggota, satu jari saja yang putus, itu bukan sempurna tetapi cela. Pendeknya, di dalam kesatuan terlihat dengan jelas kesempurnaan.
Saya tandaskan kembali, tubuh itu hanya satu, tetapi terdiri dari banyak anggota. Dan kalau ada kesatuan maka ada kesempurnaan.

Jadi, di dalam kesempurnaanlah Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya kepada kita semua.
Dimulai dari kami suami-isteri sebagai gembala sidang. Awalnya memang gontok-gontokan, dalam nikah pada tahun pertama sampai tahun yang keempat. Tetapi hari demi hari berlalu kami banyak belajar dari pengalaman dan pengalaman menjadi guru bagi kami.
Jadi, kesatuan itu di mulai dari saya dan isteri dan anak saya, itu penggembalaan terkecil, sampai kepada kandang penggembalaan, menyatu dengan sidang jemaat.
Kemudian, meningkat antar gereja, meningkat lagi antar organisasi (denominasi gereja), puncaknya sampai kafir dan Israel bersatu, persekutuan yang bersifat internasional, itulah yang disebut dengan sempurna, maka Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya sebagai Kepala gereja.
Kesimpulannya: wujud dari hidup kekal, adalah dibangkitkan pada akhir zaman dan kesatuan, sedangkan sumber dari hidup kekal adalah: roti hidup, roti yang turun dari sorga, yaitu tubuh dan darah Yesus.

Kalau kita selidiki pelan-pelan, rencana Tuhan indah, hanya kadang-kadang kita mau yang instan saja. Padahal perlu kita ketahui: perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan, tidak diijinkan lewat Filistin, Tuhan tidak ijinnkan lewat jalan pintas dan instan, karena itu jalan Setan. Tuhan mau supaya kita tetap pikul salib walaupun banyak tantangan, rintangan, halangan, apapun itu yang disebut sebagai pergumulan. Tuhan tidak mau instan, harus lewat proses salib, supaya kita boleh menikmati tubuh dan darah Yesus. Daging Yesus adalah benar-benar makanan dan darah Yesus adalah benar-benar minuman.

1 Korintus 12:12
(12:12) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

Perlu diketahui: tubuh itu satu tetapi terdiri dari banyak anggota. Tetapi sekalipun banyak anggota tetapi merupakan satu tubuh, demikian juga Kristus dengan kita, tubuh dengan Kepala menyatu.
-         Kristus -> Kepala.
-         Tubuh -> gereja Tuhan.

1 Korintus 12:14-16
(12:14) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
(12:15) Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
(12:16) Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?

Saya ulangi lagi, tubuh itu satu, tetapi terdiri dari banyak anggota. Ada sebutan kaki, tangan, telinga ada mata, itu semua anggota-anggota tubuh.
Anggota tubuh Kristus bukan hanya saya, ada pembaca, ada bapak Pdt sinaga, W. Nababan si Tompul, si Hombing, rekan saya dari Gersik, dari Bogor, Parung, Jakarta, Cengkareng, Tangerang, Surabaya, Semarang, termasuk rekan-rekan hamba-hamba Tuhan Serang dan sekitarnya, suami, isteri. Kita semua adalah anggota tubuh, termasuk sidang jemaat. Itulah yang disebut ada mata, ada telinga, ada tangan, ada kaki.

Tapi perlu untuk diketahui…
1 Korintus 12:17
(12:17)  Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?

Kalau salah satu anggota tubuh Kristus dikuasai oleh roh egosentris maka anggota tubuh yang lain tidak terlihat.
kalau seandainya seluruh tubuh, hanya ada mata, saat mata berjalan, orang yang melihatnya aneh. Bukan saja aneh tetapi menakutkan, itulah orang yang masih dikuasai egosentris, ngeri kita melihat orang seperti ini. Apalagi kalau sidang jemaat dalam satu kandang penggembalaan dikuasai oleh roh egosentris, itu sangat mengerikan bagi gembala sidang.
Pendeknya, di dalam kesatuan ini harus kita pelihara, seperti Tuhan memelihara, menjaga, melindungi dan menyelamatkan kita semua. Ini harus kita ketahui dengan pasti.
Ini wujud dari roti hidup, bangkit dan satu.

RESPON ORANG YAHUDI yang pertama.
Yohanes 6:40-41
(6:40) Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
(6:41) Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."

Respon orang Yahudi yang pertama, yaitu; bersungut-sungut. Banyak orang kristen bersungut-sungut ketika dikoreksi oleh firman.
Bersungut-sungut menunjukkan bahwa, orang Yahudi masih hidup di dalam hawa nafsu daging = manusia daging. Sebab, bersungut-sungut, ngomel, menggerutu, itu adalah suara daging.
Inilah respon yang pertama, dari orang Yahudi, yaitu; bersungut-sungut.

Bersungut-sungut, itu merupakan suara daging. Berarti, orang Yahudi, menjalankan ibadah dan pelayanannya oleh hawa nafsu dan keinginan daging, ini disebut dengan ibadah lahiriah.
Kalau ibadah dijalankan secara lahiriah, itu sama dengan ibadah Taurat, berarti,  mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh merantau di luar ibadah. Tubuh ada di dalam ibadah, tetapi hatinya jauh berkeliaran di mana-mana, itu yang disebut ibadah Taurat/ibadah lahiriah. Orang semacam ini, kalau dikoreksi pasti ngomel, bersungut-sungut, tidak bisa tidak, alkitab yang berkata, seperti orang Yahudi, tidak respon terhadap roti hidup.
Tetapi, Yesus dilahirkan ke dunia ini, Ia dibungkus dengan lampin, dibaringkan di dalam palungan, Dia betul-betul makanan, Dia betul-betul minuman, tapi ada prosesnya.

Bukti orang Yahudi adalah manusia daging.
Yohanes 6:42
(6:42) Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"

Orang-orang Yahudi melihat Yesus hanya sebagai anak tukang kayu. Berarti, orang-orang Yahudi melihat Yesus dari sisi lahiriah.
Itu sebabnya, ketika mereka dikoreksi mereka bersungut-sungut.
Biarlah kiranya kita mengukur segala sesuatu secara rohani, jangan lahiriah. Ada kerugiannya kalau kita menggunakan ukuran-ukuran di dalam ibadah pelayanan ini secara lahiriah.

Kerugian besar, kalau kita mengukur ibadah dan pelayanan secara lahiriah, tidak bisa kita maju, karena senantiasa bersungut-sungut,  apalagi tidak diberi kesempatan untuk melayani, sementara korbannya sudah banyak, orang seperti ini pasti bersungut-sungut, siapapun dia.

Yohanes 6:43-44
(6:43) Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.
(6:44) Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

Kalau seseorang dapat datang kepada Yesus itu hanya karena Salib. Allah menarik dia datang kepada Yesus, itu hanya karena salib.
Tanpa salib, siapapun orangnya, bukan hanya sidang jemaat, hamba Tuhan seperti saya pun tidak dapat datang kepada Yesus tanpa salib. Tapi lewat Salib inilah, saya dapat datang kepada Yesus. Sebab itu jangan bersungut-sungut saat memikul salibnya, apapun yang terjadi, disaat susah maupun senang.

Buktinya.
Yesaya 53:3-4
(53:3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
(53:4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

Karena kita, Yesus rela menanggung penderitaan di atas kayu salib.
Perhatikan kalimat; “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.” Sesungguhnya, Ia melakukan itu hanya untuk saya dan saudara.

Yesaya 53:2
(53:2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.

Tapi, justru karena salib itu kita menginginkan Dia, saliblah daya tarik. Allah dapat menarik kita dapat datang kepada Yesus karena salib. Sebab itu Yesus berkata: "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa,” (Yohanes 6:43-44). Kita menginginkan-Nya karena salib. Kalau Ia tidak memikul salib, kita tidak menginginkan Yesus.
Tidak bisa dibantahkan, sebab itu jangan bersungut-sungut, belajar rendah hati, pikul salib Kristus.

Saya, dalam setiap kesempatan pertemuan hamba-hamba Tuhan dimana pun berada, saya lebih banyak tutup mulut, walaupun saya punya pengetahuan secara duniawi, secara sekuler, karena saya dari sekuler, tapi saya lebih banyak tutup mulut dan tidak terlalu banyak berbicara.
Saya tahu apa yang dibicarakan, tapi saya lebih banyak tutup mulut, di mana pun ada pertemuan.  Baik di Cilegon, di luar Cilegon, dimana saja, kalau saya diberikan kesempatan untuk melayani, kalau memang itu seijin Tuhan, itu cukup bagi saya.

Pernyataan Yesus yang kedua tentang roti  hidup.
Yohanes 6:48-50
(6:48) Akulah roti hidup.
(6:49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
(6:50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.

Ini pernyataan untuk yang kedua kali, yang pertama tadi pada ayat 33-35. Ini kemurahan saudaraku, satu kali ditolak, Dia tidak mundur, Dia kembali ungkapkan “Akulah roti hidup.”
Biasanya, kalau seseorang ditolak maka  ia langsung pergi. Tetapi Yesus tidak. Ini kemurahan besar bagi kita.

Untuk yang kedua kali Yesus kembali berkata: “Akulah roti hidup, roti yang turun dari Sorga, untuk memberi hidup yang kekal.”
Kembali, Ia katakan tujuan-Nya: untuk memberi hidup yang kekal.
Sedangkan nenek moyang bangsa Israel telah mati, mayat mereka bergelimpangan di padang gurun, sekalipun mereka makan manna selama 40 tahun.
Jadi, benar sekali bukan Musa yang memberikan roti dari Sorga, tetapi Bapa yang memberi roti hidup kepada bangsa Israel. Jelas, tidak bisa dibantahkan lagi.
Bapalah yang memberikan roti dari sorga, bukan Musa, di atas tadi telah saya sampaikan.
Buktinya: mayat mereka bergelimpangan di padang gurun, tidak ada satu pun yang sampai kecuali Kaleb dan Yosua, yang dari Mesir secara khusus.

Yohanes 6:32
(6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.

Bapa yang memberi roti hidup, roti yang turun dari sorga, bukan Musa.

Tadi orang-orang Yahudi bersungut-sungut, tetapi Tuhan tetap menyatakan kasih-Nya untuk yang kedua kali. Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya berkata: “Akulah roti hidup, roti yang turun dari sorga.”
Tuhan sabar kepada kita, berkali-kali kita melakukan kesalahan Tuhan masih tetap memberikan kesempatan kepada kita semua.

RESPON ORANG YAHUDI yang kedua.
Yohanes 6:51-52
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
(6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Di sini kita melihat respon yang kedua dari orang-orang Yahudi, yaitu: bertengkar antara sesama, berarti lebih parah dari pada respon yang pertama.
Bertengkar -> anggota tubuh itu terpecah.
Kalau bersungut-sungut itu hanya di dalam hati, tetapi kalau sudah bertengkar itu lebih parah dari bersungut-sungut. Bertengkar itu berbicara tentang perpecahan dari anggota tubuh.
Di sini kita melihat yang bertengkar itu sesama.  Sesama tangan = sesama Yahudi, berarti, perpecahan.
Tangan kanan dan tangan kiri, pekerjaannya sama tetapi tangan dengan kaki pekerjaannya berbeda.
Tapi kalau tangan kanan dan tangan kiri bertengkar, itu perpecahan, berarti lebih parah dari persungutan. Bukan makin lebih baik terhadap masa kesabaran Tuhan, tapi lebih parah. Ini yang sangat disayangkan dalam kesempatan ini.
Bagaimana dengan kita saudaraku? Semakin baik, pada masa kesabaran Tuhan atau semakin parah? Seharusnya semakin baik bukan?!

Kita lihat tentang PERPECAHAN.
1 Korintus 3:3
(3:3)  Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?

Kalau ada pertengkaran sesama anggota tubuh, itu menunjukkan bahwa ia adalah manusia duniawi. Artinya; menjalankan hidup secara manusiawi.
Kalau hidup secara manusiawi berarti tidak manusia rohani. Itulah manusia duniawi yang di luar sana.
Kalau ada iri hati, ada perselisihan, maka terjadilah perpecahan, itu menunjukkan manusia duniawi.
Saya, dalam setiap kesempatan diundang natal atau apapun, saya tetap datang, saya tidak mau iri kepada seorang pembicara dan tidak mau ada perselisihan. Saya duduk, diam, tenang dan saya perhatikan, pasti ada sesuatu yang saya dapat dari apa yang disampaikan dan saya diberkati. Dan saya tunjukkan sikap yang baik, supaya si pengkotbah itu semakin dipakai Tuhan. Jadi, kita tidak boleh ada iri hati, selisih, bertengkar, sehingga orang lain tidak tersandung.
Hamba Tuhan tidak boleh bertengkar. Kita berkata jangan bertengkar, tapi sikap kita sudah menunjukkan walaupun mulut tidak. Itu menunjukkan bahwa ia adalah manusia duniawi, menjalankan hidup secara manusiawi, berarti bukan manusia rohani.
Perlu untuk diketahui; manusia daging hanya memikirkan hal-hal yang dari daging bukan memikirkan hal-hal yang dari roh, tidak pernah memikirkan perkara rohani, tidak pernah memikirkan pekerjaan Tuhan, tidak pernah memikirkan ibadah dan pelayanan. Itu orang yang menjalankan hidupnya secara manusiawi.

1 Korintus 3:4
(3:4) Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?

Kalau seseorang mengakui satu golongan, tetapi tidak mengakui golongan yang lain, berarti, telah terjadi perpecahan. Saya bersyukur kepada kemurahan Tuhan, saya belajar untuk tetap menerima siapapun.
Saat ini ada beberapa hamba Tuhan yang sedang dipakai di dalam dan di luar negeri, saya tidak iri.
Kalau memang baik, ya ikuti. Jangan sampai saya terikat di dalam satu kelompok, lalu mengecilkan kelompok yang lain, itu perpecahan dan menunjukkan bahwa dia adalah manusia duniawi, menjalankan hidup hanya secara manusiawi, belum rohani.
Ada beberapa orang yang berkata; “Aku dari golongan Paulus, aku dari golongan Apolos,” sementara yang memberi pertumbuhan itu siapa? Kenapa ada pengkotak-kotakan atau blok-blokan? Pertengkaran, jauh lebih parah dari pada sungut-sungut.
Rekan-rekan hamba Tuhan tidak blok sana, blok sini, karena satu kerinduan kita untuk berada dalam perjamuan, selama ada di bumi untuk menantikan perjamuan yang jauh lebih besar, itulah pesta nikah Anak Domba.
Pendeknya, manusia duniawi bukan manusia rohani. Karena pertengkaran perpecahan.

Dampak negatif menolak roti hidup.
Yohanes 6:60
(6:60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

Setelah mendengar pemaparan-pemaparan tentang roti hidup (roti yang turun dari sorga), orang-orang Yahudi berkata, perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya? Bagi mereka salib itu terlalu keras , memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan terlalu keras.
Kalimat, “Siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi tidak suka dengan firman yang keras, karena sifatnya mengoreksi dosa.
Firman yang lucu-lucu, dengan satu, dua ayat, lalu ditambahkan dengan cerita si kancil, si kura-kura, dan si buaya.
Si kancil, si kura-kura, si buaya, tidak bisa menyingkapkan dosa (menyingkapkan segala yang terselubung).  Tapi itu yang sering terjadi, sehingga mereka berkata; siapa yang sanggup mendengar firman yang keras? Perlu untuk diketahui: lewat cerita si kura-kura, si buaya dan si kancil, kita tidak dapat menikmati tubuh dan darah Yesus, kecuali lewat pemberitaan firman tentang salib Kristus.

1 Korintus 1:22
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,

Orang Yahudi hanya menghendaki tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat, yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar.
Sedangkan, orang Yunani mewakili bangsa kafir (orang yang tak bersunat) mencari hikmat/pengetahuan.

1 Korintus 1:23
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Pendirian Rasul Paulus luar biasa, dia tetap memberitakan firman tentang salib Kristus, dia tidak perduli dengan bangsa Yahudi, dia tidak perduli dengan orang-orang Yunani, atau bangsa kafir. Sekalipun bangsa Yahudi hanya menghendaki tanda-tanda heran atau pun mujizat, dan orang Yunani hanya mencari hikmat di tengah ibadah pelayanannya, Rasul Paulus tetap memberitakan firman tentang salib. Itu sudah menjadi harga mati di tengah ibadah dan pelayanan dari pada Rasul Paulus kepada Yahudi dan kafir (Yunani).
Dia bukan hanya diutus kepada bangsa Yahudi, tetapi juga kepada orang Yunani (bangsa kafir).
Apa yang membuat bangsa Yahudi tersandung dengan pemberitaan firman tentang salib? Karena dalam pengikutan mereka hanya menghendaki tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat, tetapi salib dikecilkan.

Mohon maaf beribu-ribu maaf yang punya karunia penginjilan, saya sempat mengalami berkali-kali karunia kesembuhan diawal pelayanan. Mohon maaf, kalau hanya kesembuhan, mujizat, nabi palsu dalam injil Matius 24, juga melakukannya, kemudian antikris menurunkan api dari langit...Wahyu 13, nabi-nabi palsu bernubuat dan mengusir Setan demi nama Tuhan...Matius 7.
Tapi, yang menjadi pengantara antara Allah dengan manusia/perantara bumi dengan langit, langit dengan bumi, adalah: salib Kristus, itulah yang harus diberitakan.

Yohanes 6:64-65
(6:64 )Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
(6:65)  Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Di atas tadi saya sudah sampaikan, tidak ada yang dapat datang kepada Yesus kalau Bapa tidak mengaruniakannya.
Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal di atas kayu salib. Tidak ada yang bisa sampai kepada Bapa tanpa salib.
Jadi, firman yang harus disampaikan bukan yang lucu-lucu, bukan satu, dua ayat lalu ditambahkan atau dikurangkan.
Hati-hati, nanti berhadapan dengan Wahyu 22, tapi saya tidak sampai ke sana, supaya jangan terlalu melebar.

Tadi Yohanes 6:60, dua angka 6 = 66 itu jumlah seluruh Alkitab dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, diawali dari Kejadian diakhiri kitab Wahyu -> kebenaran salib.

Kemudian...
Yohanes 6:66
(6:66) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Banyak di antara murid-murid itu mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia..
Artinya: tidak lagi mau dengar-dengaran terhadap ajaran-ajaran yang benar, itulah salib Kristus.
Peristiwa ini dituliskan oleh Yohanes di dalam injil Yohanes 6:66, berarti ada tiga angka 6 = 666 -> antikris.

Kesimpulannya, kalau menolak firman tentang salib Kristus, maka menjadi antikris.
Hati-hati, saya tidak menuduh di antara kita siapa antikris. Tapi kalau menolak pemberitaan firman tentang salib Kristus dan memalingkan telinga kepada dongeng-dongeng nenek tua maka ia adalah antikris.
Roh antikris dalam Wahyu 13 adalah, roh jual beli, sebagai alat penukarnya adalah uang, menyembah tuhan kecil (uang).
Saya tahu di Jawa tengah ada seperti itu, saya merasa kasihan terhadap jemaatnya. Setelah Pendeta tersebut mati, jemaatnya berusaha untuk menghidupkan gembalanya, sudah salah dan keliru. Yang berhak menghidupkan dan mematikan adalah Allah. Sampai gembalanya mati, sidang jemaat tetap keliru? Karena dari pertama sudah diajarkan banyak hal yang keliru, diajarkan uang di dalam gereja.
Saya tidak berani menambahkan dan mengurangkan, saya hanya menguraikan apa yang saya dapat dari Tuhan. Pendeknya, kalau jadi antikris maka ia akan binasa. Dengan demikian habis masa kesabaran Tuhan tadi.

Jalan keluarnya.
Yohanes 6:35
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Jalan keluarnya, datang dan percaya kepada roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Prosesnya: lewat salib, berarti menikmati pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Datang dan percaya, berarti, membutuhkan roti hidup, roti yang turun dari sorga.
Kalau hamba-hamba Tuhan datang dan percaya, karena ada satu perkara yang kita butuhkan. Bukan mau melihat yang lucu-lucu, bukan mau melihat sesuatu yang sifatnya lahiriah.
Tapi kita datang dan percaya kepada roti hidup, roti yang turun dari sorga, itulah bayi yang diletakkan di dalam palungan sebagai makanan dan minuman, prosesnya salib.
Datanglah, percayalah, berarti, kita membutuhkan roti hidup, lebih dari pada jabatan, kedudukan,  uang, dan lebih dari pada yang ada di dunia ini, karena roti hidup memberi hidup yang kekal, memberi hidup untuk selama-lamanya.
Uang, harta, kedudukan, dan jabatan tidak memberi hidup. Justru itu membuat kita terpisah dari Tuhan bila kita menyembah tuhan kecil itu.
Ayo, datang dan percayalah kepada roti hidup, roti yang turun dari sorga.

Berapa kali saya diundang dalam persekutuan, berapa banyak uang yang harus kami keluarkan? Sebagai pembicara bukan terima amplop.
Tapi karena sebuah kerinduan terhadap roti hidup, saya tidak peduli dengan itu semua, saya tidak hitung-hitungan, dan itu saya ajarkan pada sidang jemaat.
Mereka bukan semakin miskin, justru sekalipun masih muda, sudah bisa menguliahkan diri sendiri dan jabatan mereka naik terus dan itu iman saya sebagai gembala sidang.
Jadi, kami gereja kecil ini didominasi pemuda, bukan orang tua. Orang tua tidak seberapa jumlahnya.
Juga ada beberapa anak pendeta dititipkan/dipercayakan di sini, karena kemurahan Tuhan.
Saya katakan kepada jemaat; jangan cari kerjaan di sini, cari kerajaan sorga dan kebenaran, semua akan ditambahkan. Tapi dengan syarat, harus mau kerjasama, ibadah dan pelayanan tetap pikul salib, sungguh-sungguh, itu jaminannya.

Mazmur 78:23-25
(78:23) Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,
(78:24) menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
(78:25) setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

Roti hidup, roti yang turun dari sorga sebutannya ada dua, yaitu:
a)    Gandum yang turun dari langit.
b)    Roti malaikat.

Keterangan: Gandum dari langit.
Yohanes 12:23-24
(12:23) Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Jadi, gandum dari langit itu berbicara tentang pengalaman kematian.
Mati berarti, daging tidak bersuara lagi. Kalau daging masih bersuara, masih banyak keinginan ini dan itu, berarti daging belum mati.
Bukti daging tidak bersuara (mati): biji gandum jatuh ke dalam tanah. Artinya: hidup yang lama telah dikubur.
Kalau mati harus dikubur. Kuasa kematian Yesus Kristus mengubur hidup yang lama.
Jatuh ke dalam tanah itu bagaikan Yesus telah mati, lalu dikubur, itulah roti hidup (pribadi Yesus), sebagai gandum yang turun dari langit.

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Hari ketiga Yesus bangkit = berbuah, tidak bisa dipungkiri.
Inlah rumus saya, saya tidak diberikan modal oleh siapapun untuk melayani Tuhan, tidak! Ini yang kami pelajari untuk dinikmati walaupun masih jauh dari sempurna, hanya ini saja; menikmati gandum yang turun dari langit.
Rumus tiga hari : berarti, mati dan bangkit. Kalau tidak mati maka tdak akan bangkit.
Kalau kematiannya benar, maka kebangkitannya pun pasti benar, tapi kalau kematiannya tidak benar, kebangkitannya palsu, walaupun terlihat hebat.
Ini firman yang harus saya sampaikan, tidak bisa saya potong-potong lagi.

Praktek menikmati gandum yang turun dari langit.
Yohanes 12:25-26
(12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
(12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Jadi prakteknya, di tengah ibadah dan pelayanan adalah sangkal diri, pikul salib/rela kehilangan nyawanya.
Sangkal diri berarti, tidak mengakui kelebihan-kelebihan dari pada diri sendiri. Sekalipun malam ini saya diberikan kesempatan untuk berbicara, saya tidak boleh bermegah. Sangkal diri! Baik dalam hal yang lahiriah, harus sangkal diri, baik memiliki kelebihan dalam hal yang rohani harus sangkal diri, tidak boleh bermegah.
Seperti Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga (Firdaus) di situ dia mendengarkan suara yang sangat luar biasa dan mendengar kata-kata yang tidak terkatakan dan yang tidak bisa diucapkan. Namun di dalam hal itu dia pun tidak bermegah.
Pikul salib; berarti, pikul tanggung jawab. Sebagai gembala pikul saja tanggung jawab terhadap sidang jemaat.
Kepada seluruh imam, pikul tanggung jawab. Sebagai suami, sebagai isteri, sebagai anak, apa tangung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan, pikul saja. Pasti berhasil.
Sebetulnya, pengalaman kematian itu tidak lama, hanya tiga hari saja, yang bikin lama adalah daging masih bersuara, sehingga pelayanan tidak bangkit-bangkit/tidak berbuah.

Yohanes 12:27
(12:27) Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

Dia tidak mau melepaskan diri dari salib, sebagai praktek untuk menikmati gandum yang turun dari langit.
Saat Dia menghadapi salib, Dia tidak berkata; “Ya Bapa, lepaskanlah Aku dari salib ini, selamatkanlah Aku,” sebab Dia harus menjadi roti hidup yang turun dari sorga ke bumi supaya kita semua dapat menikmati gandum yang turun dari langit.

1 Korintus 15:35-37
(15:35 )Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
(15:36) Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.
(15:37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.

Ciri-ciri biji gandum yang sudah mati, tidak berkulit, berarti, rela dikuliti.

Sekarang kita akan melihat arti rohaninya.
2 Korintus 5:21
(5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Dikuliti, artinya; Dia yang benar dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa menjadi benar.
Peristiwa pengulitan ini pertama kali terjadi, pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Seekor binatang disembelih, diambil kulitnya, lalu dipakaikan kepada Adam dan Hawa.  Pendeknya, Dia yang benar dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa menjadi benar. Itu peristiwa pengulitan yang pertama, dan itu sudah kita rasakan sampai hari ini.
Kasih itu menutupi banyak sekali Dosa, 1 Petrus 4:8, kasih itu mengikat dan mempersatukan dan menyempurnakan...Kolose 3:14.
Tidak ada seseorang menjadi sempurna tanpa dikuliti. Kalau Yesus tidak mau dikuliti, kita tidak sampai kepada kesempurnaan, kalau Yesus tidak dikuliti kita tidak dapat menutupi dosa isteri, suami, anak, sidang jemaat, dan tidak bisa menutupi dosa gembala sidang.

Keterangan: Roti malaikat.
Roti malaikat, artinya; firman penggembalaan.

BUKTINYA:
Wahyu 1:11
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

Rasul Yohanes mendapat Wahyu dari Tuhan di Pulau Patmos. Dan apa yang dia lihat, apa yang dia dengar, ditulis lalu dikirim kepada tujuh sidang jemaat di Asia kecil, di mulai dari: ”Jemaat di  Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."

Wahyu 1:19
(1:19) Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.

Tuhan memperlihatkan segala sesuatunya, itulah Wahyu; baik yang terjadi sekarang maupun yang akan datang. Saya melihat penggenapan sudah terjadi, perusakan di sana sini terjadi, banjir bukan lagi di satu daerah, tetapi dari Sabang, pulau Jawa, NTT, Kalimantan, Sulawesi, semuanya. Gempa bumi terjadi di mana-mana, sunami terjadi di mana-mana.
Jadi, sekalipun hamba Tuhan sedunia berdoa, firman harus digenapi. Jadi, jangan pernah berkata “dipulihkan,” tidak akan pernah terjadi. Karena dunia akan menuju kepada kehancuran.
Persoalannya, kalau dipulihkan, firman Tuhan tidak tergenapi?
Maka saya heran melihat fenomena pelayanan di hari-hari terakhir ini. Apa tidak mengerti fiirman Tuhan?  Dunia ini pasti menuju kepada kehancuran. Saya tidak salah mengatakan itu, sebab kami sekarang sedang mempelajari kitab Wahyu, sebagai firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu.

Siapakah yang menerima Wahyu ini?
Wahyu 1:20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

Malaikat ketujuh jemaat, menunjuk kepada gembala sidang yang telah menerima Wahyu yang dikirim oleh Rasul Yohanes.
Jadi, kita harus menerima roti malaikat, firman penggembalaan. Tidak boleh asal main comot  ayat firman Tuhan.
Sidang jemaat, gembala sidang, hamba-hamba Tuhan, harus menikmati firman penggembalaan.
Sebab itu kalau kita mendengar firman penggembalaan, kita harus kaitkan dengan pola Tabernakel. Jangan merasa aneh, Tabernakel itu tidak usah kita bangun secara lahiriah melainkan secara rohani (membangun diri). Itu yang harus kita bangun.
Di dalam Ruangan Suci terdapat tiga alat, yaitu:
-         Meja roti sajian; menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab disertai perjamuan suci.
-         Pelita emas; menunjuk ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai kesaksian.
-         Mezbah dupa; menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Kesimpulannya, Ruangan Suci adalah tempat penggembalaan.

Itulah yang senantiasa kita nikmati, supaya kita bisa melihat hari ini, besok, lusa, sampai detik-detik antikris mulai berkuasa, berdiri di tempat kudus. Bagaimana sidang jemaat terlepas dari aniaya antikris, kalau tidak menikmati roti malaikat?
Kepercayaan Tuhan tergantung penyerahan diri kita, teramat lebih malaikat sidang jemaat.
Saya menikmati roti malaikat, tergantung penyerahan diri saya, kalau saya tidak menyerah, maka tidak akan dipercayakan roti malaikat, sehingga sidang jemaat tidak dapat menikmati roti malaikat = jemaat tidak tergembala dengan baik.
Berarti, tidak bisa lihat, hari esok, lusa dan seterusnya, sampai Tuhan datang pada kali yang kedua.
Binasalah umat-Ku karena tidak punya pengertian, tidak menikmati roti malaikat.

Saya terlalu mengasihi sidang jemaat , terlalu mengasihi saudara. Sebab itu apa yang saya dapat, itu yang harus saya teruskan.
Di dalam kandang penggembalaanlah domba-domba dipelihara, dijaga, dilindungi, sampai diselamatkan, di luar penggembalaan kawanan domba akan tercerai berai, liar.
Sejenius, sepintar, setinggi apapun gelar seseorang, hidup rohaninya tidak bisa terpelihara, hanya di dalam kandang penggembalaan domba-domba dipelihara. Maka domba-domba butuh roti malaikat.
Tuhan baik, sebab Dia telah menunjukkan jalan keluarnya; datang dan percayalah. Berarti kita membutuhkan roti hidup, roti yang turun dari sorga, yang disebut gandum dari langit dan roti malaikat.

Mazmur 78:24-25
(78:24) menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit;
(78:25) setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

Tuhan mengirimkan kepada kita perbekalan yang berlimpah-limpah.
Gandum yang turun dari langit dan roti malaikat -> perbekalan yang berlimpah-limpah.
Perbekalan yang berlimpah-limpah artinya; makanan, minuman yang tidak berkesudahan, yang membawa kita sampai kepada Yerusalem yang baru/selamat.
Gandum yang turun dari langit, dan roti malaikat itu disebut perbekalan yang berlimpah-limpah, tidak berkesudahan.
Sebab itu, dalam peristiwa pemecahan roti yang kedua, Yesus memberi makan 4000 orang laki-laki, dengan tujuh roti, beberapa ikan, mengikuti Tuhan selama tiga hari dalam keadaan lapar. Orang banyak tidak dibiarkan pulang dengan keadaan lapar, nanti mereka pingsan di jalan, tidak sampai ke rumah Bapa di Sorga.
Tetapi, di sini kita melihat, Tuhan menyediakan perbekalan yang berlimpah-limpah sampai membawa kita masuk ke dalam kerajaan sorga, hidup yang kekal. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment