KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, March 3, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 19 FEBRUARI 2017


IBADAH RAYA MINGGU, 19 FEBRUARI 2017
(Seri 11 )

Subtema: KELAPARAN YANG DAHSYAT DISERTAI KESUSAHAN.

Shalom saudaraku. Selamat malam bagi kita sekaliannya.
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan-Nya, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 6.
Wahyu 6: 5-8
(6:5) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
(6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."
(6:7) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata: "Mari!"
(6:8) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.

Pada minggu yang lalu kita sudah melihat pembukaan meterai ini, dan kita sudah melihat betapa nanti firman itu begitu mahal sekali dan sangat sukar untuk ditemukan, sehingga yang menjadi korbannya adalah anak-anak dara yang cantik dan anak teruna-teruna -> kerohanian yang masih muda dan kanak-kanak, sampai akhirnya mereka terjatuh tak berdaya lagi, tidak ada yang bisa menolong.
Dan ternyata akhirnya mereka mencari firman itu dengan cara yang tidak baik, dengan cara yang tidak benar, mereka mencari firman Tuhan dengan cara yang keliru. Mengapa saya katakan dengan cara yang keliru?
1.     Mereka mengembara dari laut ke laut”, akhirnya yang ditemukan adalah ajaran antikris.
2.     Mereka menjelajah dari utara ke timur”, itu ajaran Setan, dosa kesombongan. Kesombongan awal dari kejatuhan dalam berbagai jenis dosa. Dan oleh karena ajaran ini, akhirnya manusia/penduduk bumi binasa, tidak bisa berbuat apa-apa, sebab pertolongan hanya datang dari Tuhan.
Menjelajah dari utara ke timur itu berarti kemerosotan rohani dan arahnya tidak jelas, kalau kita bandingkan dengan pembangunan Tabernakel, diawali dari timur ke barat. Bisa saya katakan, menjelajah dari utara ke timur arahnya itu kepada pembangunan tubuh Babel, itulah yang disebut pesta burung-burung, menikmati pesta pora, makan dan minum, kawin dan mengawinkan.

Kita adalah himpunan kecil, tetapi kalau kita tetap setia, bertekun di dalamnya, tidak tertutup kemungkinan kita akan berada dalam himpunan yang besar yang datang dari empat penjuru bumi; timur, barat, utara dan selatan...Wahyu 19:6-8.
Dari himpunan besar itu terdengar suara desau air bah, itu berbicara tentang kuasa, daya dan kekuatan yang besar. Itu bisa dilihat pada Wahyu 19: 1-5, dengan suara yang besar roh najis dikalahkan, dan juga dengan daya dan kekuatan yang luar biasa ini, suara yang seperti ini bisa mempengaruhi orang yang di sekitar kita, sampai akhirnya mereka juga turut masuk dalam pembangunan tubuh Kritus yang sempurna, lewat Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel dengan sistimatis sekali. Berbeda dengan dua ajaran tadi; mengembara dari laut ke laut, menjelajah dari utara ke timur, tidak sistimatis. Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel itu seperti kilat memancar dan melontarkan cahayanya dari timur sampai ke barat, sangat sistimatis...Matius 24:27.

Ketegasan ketegasan dari Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel ini memang membuat daging sakit. Yang tersinggung akan tersingkir, tetapi yang mau terima, yang mau memikul salib, dia akan terbentuk menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.

Kita kembali memperhatikan Wahyu 6: 5.
Wahyu 6: 5
(6:5) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.

Pembukaan meterai yang ketiga ini disertai dengan tampilnya makhluk yang ketiga.
Makhluk yang ketiga itu dalam Wahyu 4: 7, memiliki muka seperti muka manusia. Berarti penghukuman yang ketiga ini ada sangkut pautnya dengan kebutuhan hidup manusia sehari-hari.

Kemudian, ketika Anak Domba membuat meterai yang ketiga, majulah seekor KUDA HITAM.
Kuda hitam berbicara tentang kematian yang terjadi karena penghukuman dari meterai yang ketiga.
Dan orang yang menunggangi kuda hitam itu memegang SEBUAH TIMBANGAN di tangannya.
Timbangan ini ada kaitannya dengan seruan empat makhluk.

Wahyu 6: 6
(6:6) Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."

Timbangan ini ada kaitannya dengan suara dari tengah-tengah keempat makhluk, yaitu “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar”. Ini berbicara tentang betapa susahnya dan mahalnya nanti untuk mendapatkan firman Tuhan.

Saudaraku, sekarang kita masih mendapatkan kesempatan untuk mempeorleh firman Tuhan dan untuk mengumpulkan firman Tuhan sebanyak-banyaknya. Kesempatan ini adalah panjang sabarya/kemurahan Tuhan yang harus kita hargai.
Saat ini firman Tuhan ditawar-tawarkan, namun hanya segelintir saja orang yang mau menghargai firman Tuhan. Penyebabnya karena tuntutan ekonomi, tuntutan uang, tuntutan pekerjaan atau desakan dari luar, desakan dari dalam, desakan dari sana sini, sehingga firman Tuhan yang ditawarkan tidak dihargai.
Seharusnya kita berlaku bijaksana, dengan membuat lumbung dalam hati sebesar-besarnya untuk menyimpan firman Tuhan yang kita peroleh malam ini dan seterusnya selagi Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita semua. Berlakulah bijaksana.

Sejenak kita lihat kembali ...
Amos 8: 11-12
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.

Sesungguhnya waktu akan datang, Tuhan akan mengirimkan kelaparan, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan lapar dan haus akan firman Tuhan, sehingga karena kesulitan untuk mendapatkan firman Tuhan, maka orang yang tidak menghargai kesempatan akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan, namun sekalipun mereka mencari, tidak akan mendapatkannya lagi.
Mencari firman dengan dua tindakan ini adalah suatu kekeliruan. Di dalam kekeliruan itu, mereka tidak mendapatkan apa-apa.

Maka selagi yang namanya disebut “ada waktu”, pergunakanlah dengan baik. Pergunakanlah kesempatan ini untuk mengumpulkan firman Allah sebanyak-banyaknya.
Sebagaimana bangsa Israel di padang gurun, pada hari pertama sampai hari kelima, mengumpulkan manna satu gomer tiap-tiap orang. Namun pada hari yang keenam mereka harus mengumpulkan manna dua gomer tiap-tiap orang, berarti mereka mengumpulkan dengan double, untuk keperluan dua hari yaitu: untuk hari keenam dan hari ketujuh.
Hari keenam -> hari terakhir, sedangkan hari ketujuh -> hari perhentian yang kekal, berarti kesempatan sudah tidak ada lagi.
Kalau kita mengumpulkan makanan dengan double, maka penyerahan kita juga harus double, tidak boleh lagi seperti dahulu sebelum mengenal Pengajaran Mempelai, mungkin sudah mengenal tetapi belum hidup di dalamnya.

Amos 8: 13
(8:13) Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;
Pada hari itu rebahlah anak-anak teruna dan anak-anak dara yang cantik.
Anak-anak teruna dan anak-anak dara -> kerohanian yang masih muda.
Biarlah kiranya kita didewasakan oleh pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel.
Ukuran dewasa di sini bukan karena usia tua atau sudah beruban. Jadi tua di sini, berarti sudah didewasakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.
Kedewasaan yang memuncak sampai menjadi tua-tua, bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada meja roti sajian yang di atasnya 12 ketul roti, dibagi menjadi 2 susun masing-masing terdiri dari 6 ketul roti.
12 ketul roti ini berbicara tentang 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir. Inilah 24 tua-tua yang berhak duduk di atas takhta untuk menghakimi dosa. Tidak ada yang sanggup bertahan dengan situasi lapar dan haus apabila waktu itu datang nanti.

Sesungguhnya kita tidak perlu mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur. Firman itu dekat sekali, yaitu di mulut dan di hati, itulah yang disebut firman iman.
Mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, berarti terlepas dari penyembahan berhala.
Hati percaya bahwa Dia dibangkitkan dari antara orang mati, ini berbicara kehidupan yang dibaharui (hidup baru) atau yang disebut dengan pembaharuan kirbat.

Sesungguhnya kalau terjadi pembaharuan kirbat, keuntungannya siap sedia untuk diisi dengan anggur yang baru. Sebaliknya kalau hati belum dibaharui, masih dengan hidup yang lama (kirbat yang lama) ketika diisi dengan anggur yang baru akan pecah dan anggur yang baru terbuang dengan sia-sia...Matius 9:17.
Itu yang sering terjadi saat ini, betapa banyak pembukaan rahasia firman yang sudah kita terima, tetapi karena belum terjadi pembaharuan kirbat, firman itu terbuang begitu saja seolah-olah firman tidak berkuasa, padahal bukan firman yang tidak berkuasa, melainkan, hati belum dibaharui.

Sibuklah mengumpulkan firman Tuhan selagi masih ada kesempatan, jangan sibuk dengan urusan-urusan yang sifatnya lahiriah, jangan sibuk dengan ini dan itu. Tidak usah pikirkan gaji yang minim, pusinglah kalau dosa masih berkuasa, pusinglah kalau kejahatan dan kenajisan masih berkuasa.
Kalau soal penghidupan, Tuhan pasti memelihara. Ingat burung di udara; tidak menabur, tidak menuai dan tidak mengumpulkan makanan di dalam lumbung, tetapi dipelihara oleh Tuhan.
Burung di udara itu berbicara tentang kehidupan yang senantiasa memandang perkara-perkara di atas, berarti terlepas dari daya tarik bumi.
Kemudian, perumpamaan yang kedua seperti bunga bakung di ladang, begitu indah sekali, bahkan pakaian Salomo tidak seindah bunga bakung. Kalau Tuhan yang memelihara, Tuhan yang memintal dan membentuk kehidupan kita, maka kehidupan kita ini lebih indah dari pakaian Salomo.
Bukankah kita dari sejak kandungan sudah dibentuk, dari sejak rahim ibu telah dipintal dan ditenun? Maka mulut dijadikan pedang yang tajam, dari situ keluar perkataan-perkataan firman. Kemudian kehidupan kita dijadikan seperti anak panah yang runcing yang siap menembusi setiap hati, setiap orang yang melihat kesaksian hidup kita semua.
Itulah yang harus kita pikirkan, bukan perkara di bawah/atau perkara lahiriah.

Ingatlah yang menjadi ayat emas kita, saya dan saudara; cari saja dahulu Kerajaan Sorga, maka semuanya akan ditambahkan. Inilah pengalaman saya yang saya bagi-bagikan. Tetapi sekalipun saya bagi-bagikan, ada kalanya masih tetap keras hati, karena masih menggunakan pikiran dan perasaan manusia daging, akhirnya firman Tuhan dengan hati kita tidak sejalan, tetapi kita harus mengikuti apa yang menjadi maunya Tuhan, bukan maunya kita diikuti Tuhan. Sebab Mazmur 119 berkata: “Firman-Mu adalah pelita dan terang bagi jalanku”, itulah yang harus kita ikuti. Jangan maunya kita.

Pekerjaan atau perkara lahiriah lainnya terlalu kecil bagi Tuhan. Hanya maukah saya dan saudara menghargai korban Kristus dan menganggap kecil perkara lahiriah?
Kalau saya dan saudara meninggikan korban Kristus, hal yang lahiriah terlalu kecil bagi Tuhan. Sebaliknya kalau pekerjaan atau kesibukan yang lebih utama, korban Kristus menjadi kecil, itu yang membuat Tuhan tidak tertarik.
Milikilah daya tarik dengan menghargai korban Kristus, kiranya dapat dipahami dengan baik.

Kita ulangi ayat 13 ...
Amos 8: 13
(8:13) Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;
Pada hari itu akan rebah dan lesu artinya: tidak bisa berbuat apa-apa, sebab pertolongan hanya datang dari Tuhan.

Lebih rinci tentang firman Allah yang sangat mahal.
Yehezkiel 4: 16-17
(4:16) Sesudah itu Ia berfirman kepadaku: "Hai, anak manusia, sesungguhnya, Aku akan memusnahkan persediaan makanan di Yerusalem -- dan mereka akan memakan roti yang tertentu timbangannya dengan hati yang cemas; juga mereka akan meminum air dalam ukuran terbatas dengan hati yang gundah gulana --
(4:17) dengan maksud, supaya mereka kekurangan makanan dan minuman dan mereka semuanya menjadi gundah gulana, sehingga mereka hancur di dalam hukumannya.

Suatu kali kelak Tuhan akan kirimkan kelaparan dan kehausan, dan Tuhan akan memusnahkan persediaan makanan di Yerusalem dan mereka akan makan roti yang tertentu timbangannya, itu menunjukkan bahwa harga makanan sangat mahal = sangat sukar untuk mendapatkan makanannya.
Dalam suasana kekurangan itu, mereka akan gundah gulana sampai dihancurkan atas seijin Tuhan, seperti yang dialami oleh anak-anak teruna dan anak-anak dara yang cantik, dalam kitab Amos tadi.
Mendengar firman ini, apakah saudara tidak merasa ngeri? Apabila tidak sampai menggugah hati, pikiran dan perasaan?

Saya berharap, firman Pengajaran Mempelai yang kita terima ini sanggup mempengaruhi jiwa dan roh kita. Kalau jiwa dan roh sudah dipengaruhi, walaupun tubuh jasmani merosot, tetapi jiwa dan roh terus berkobar-kobar melayani Tuhan.

Tadi, setelah Tuhan mengirimkan kelaparan dan kehausan, mereka gundah gulana, bingung, gelisah, sampai hancur di dalam hukumannya.
Jadi meterai yang ketiga ini penghukuman dari Tuhan, itulah sebabnya yang menjadi saksi adalah makhluk yang ketiga, muka seperti manusia, karena ada kaitannya dengan kebutuhan manusia sehari-hari, yaitu: soal makanan dan minuman.

Ciri-ciri yang terjadi pada saat terjadi kelaparan yang hebat...
Imamat 26: 26
(26:26) Jika Aku memusnahkan persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di dalam satu pembakaran. Mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan tertentu, dan kamu akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang.

Sepuluh ibu rumah tangga akan membakar roti di dalam satu pembakaran, itu menunjukkan betapa sulitnya untuk mendapatkan makanan itu, betapa sulitnya mendapatkan firman Tuhan apabila hari itu terjadi.
“Mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan”, timbangannya tadi; secupak gandum sedinar, tiga cupak jelai sedinar.

Pada saat itu mereka dalam keadaan sulit untuk mendapatkan firman, mereka tidak dikenyangkan, mereka tidak dipuaskan rasa dahaga mereka, sehingga masalah tidak terselesaikan; yang suam tetap suam, yang jahat tetap jahat, yang najis tetap najis. Bayangkan, 10 ibu rumah tangga akan membakar roti dalam satu pembakaran.

Mereka akan makan roti menurut timbangan tertentu, berarti sangat terbatas makanan sehingga tidak menjadi kenyang, tidak dipuaskan, dengan kata lain masalah tidak dapat diselesaikan. Itulah timbangan yang ada di tangan Si penunggang kuda hitam.

Yehezkiel 5: 16-17
(5:16) tatkala Aku mendatangkan atasmu kelaparan yang dahsyat, yang membinasakan, dan Aku mendatangkannya untuk membinasakan kamu, tatkala Aku memperdahsyat bencana kelaparan atasmu dan memusnahkan persediaan makananmu.
(5:17) Aku akan mendatangkan kelaparan atasmu dan binatang-binatang buas di tengah-tengahmu, yang akan memunahkan anak-anakmu; sampar akan berkecamuk dan darah akan mengalir di tengah-tengahmu dan Aku akan mendatangkan pedang atasmu, Aku, TUHAN, yang mengatakannya."

Sedang dalam kelaparan yang dahsyat, Tuhan kirimkan binatang-binatang buas di tengah-tengah mereka.
Arti binatang buas disini adalah;
1.     Daging dengan segala hawa nafsunya.
2.     Nabi-nabi palsu (binatang yang keluar dari dalam bumi).
Tuhan kirimkan itu, tetapi tidak berhenti sampai di situ.

Ulangan 32: 23
(32:23) Aku akan menimbun malapetaka ke atas mereka, seluruh anak panah-Ku akan Kutembakkan kepada mereka.

Anak panah Tuhan ditembakkan ke dalam hati, artinya: hati dikeraskan.
Kalau saudara tidak mau sungguh-sungguh dari sejak sekarang, Tuhan turut mengeraskan hati, seperti Firaun.
Anak panah-Nya ditembakkan, kalau sudah ditembakkan, berarti keras hati nanti. Kerugiannya, biar firman Tuhan berulang-ulang kali ditawarkan dengan luar biasa, kalau keras hati tetap keras hati, tidak mau berubah.

Ulangan 32: 24
(32:24) Apabila mereka sudah lemas karena lapar dan merana oleh demam yang membara, dan oleh penyakit sampar, maka Aku akan melepaskan taring binatang buas kepada mereka, dengan racun binatang yang menjalar di dalam debu.

Ada dua yang dikirimkan oleh Tuhan di tengah-tengah kelaparan yang dahsyat;
1.     Tuhan melepaskan taring binatang buas kepada mereka -> nabi-nabi palsu.
2.     Tuhan kirimkan racun binatang yang menjalar di dalam debu -> ular naga.
Sampai nanti akhirnya menuju kepada kemusnahan mereka.
Jadi bukan hanya karena kelaparan itu saja yang membuat mereka binasa, tetapi di tengah-tengah kelaparan yang dahsyat, Tuhan kirimkan dua perkara; binatang buas dan ular naga.

Sekarang kita lihat tentang; TARING BINATANG BUAS.
Yohanes 10: 11-12
(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Pekerjaan dari pada serigala: menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba Allah.
Jadi, pada saat serigala/binatang buas ini menerkam untuk mencerai-beraikan kawanan domba, di situlah taringnya digunakan untuk mencabik-cabik kawanan domba, sehingga tercerai berai, tidak tergembala, jauh dari Tuhan atau liar.
Ayo, yang sudah mulai merasakan taring binatang buas, hati-hati, jangan sampai terpisah dari Tuhan jangan memisahkan diri dari Tuhan.
Jangan sampai terlena dengan kebahagiaan yang berasal dari dunia, tetapi kehilangan kebahagiaan yang sejati. Hati-hati dengan taring binatang buas itu.
Serigala -> binatang buas = nabi-nabi palsu.

2 Timotius 4: 2
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Saya sebagai gembala harus menyampaikan firman Tuhan baik atau tidak baik waktunya.
Berarti; menyatakan apa yang salah, menegur, menasihati, dengan segala kesabaran menyampaikan Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.

2 Timotius 4: 3-4
(4:3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
(4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Bukti bahwa taring binatang buas itu telah menerkam dan mencerai-beraikan, yaitu mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendak sendiri untuk memuaskan keinginan telinga mereka.
Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Kalau memalingkan telinga dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng, berarti taring binatang buas sudah menerkam dan mencerai-beraikan, sudah mencabik-cabik. Apa buktinya? Telinga sudah dipalingkan kepada firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.

Dari pihak sidang jemaat harus juga mau menerima teguran, harus mau menerima nasihat firman. Ketika kesalahan dinyatakan, harus mau terima.
Dari pihak hamba Tuhan yang dipercaya saat menyampaikan firman Tuhan baik atau tidak baik waktunya, harus dengan segala kesabaran menyampaikan pengajaran.
Maka juga saya mohon dukungan doa supaya Tuhan terus berikan kesabaran kepada saya. Kalau tidak, bubarlah pelayanan ini nanti.
Melihat sidang jemaat mulai lari dari jalurnya karena roh jahat dan roh najis, juga harus sabar.

Sekarang kita melihat; RACUN DARI ULAR NAGA.
Wahyu 12:15
(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.

Kita perhatikan di sini, ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai ke arah perempuan itu, tujuannya; supaya ia dihanyutkan dan ditenggelamkan sampai mengalami kematian rohani.
Ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai”, ini tandingan dari air sungai kehidupan yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba...Wahyu 22:1.
Sungai air kehidupan itu berkuasa untuk menjadikan kita permata yaspis, permata yang paling indah.

Yesaya 14: 12-14
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

Hendak mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi. Ini berbicara tentang kesombongan, itulah racun yang keluar dari mulut ular naga.
Seharusnya kita duduk di atas bukit pertemuan dan semakin merendahkan diri di kaki Tuhan, tetapi di sini kita melihat, air sebesar sungai yang disemburkan oleh ular naga, tujuannya untuk menghanyutkan, menenggelamkan, ke dalam dosa kesombongan.

Saudaraku, dosa kesombongan itu persis terlihat di dalam diri ahli Taurat dan orang Farisi; melayani hanya untuk menunjukkan kebolehan, menampilkan kelebihan, kemampuan di dalam diri mereka...Matius 23:1-10.
Berarti racun dari ular naga itu telah mempengaruhi kehidupan dari ahli Taurat dan orang Farisi.
Memang sama-sama beribadah, karena ular naga itu pun menyemburkan air sebesar sungai, sama seperti air sungai kehidupan yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba. Jadi sama-sama beribadah, tetapi kalau hanya untuk menunjukkan kelebihan dan kemampuan, itu namanya racun ular naga telah menguasai, persis seperti ahli Taurat dan orang Farisi, mereka menjalankan ibadah secara Taurat.

Matius 23: 1-3
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Mengajarkannya tetapi tidak melakukannya, itu ibadah Taurat. mengajar sesuatu yang baik tetapi tidak melakukannya, sama seperti air sebesar sungai dari mulut naga. Tetapi kita harus tau, mana air yang keluar dari mulut naga, mana air yang keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba...Wahyu 22:1.

Matius 23: 4-7
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

Ada 4 hal yang mereka perbuat tetapi tidak hidup di dalamnya, hanya untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan mereka saja, yaitu:
1.     Tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan.
2.     Suka dilihat oleh orang lain, prakteknya; memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
3.     Duduk di tempat yang terhormat.
4.     Suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggi Rabi.

Yang tanpa disadari suka menunjukkan kelebihan-kelebihan, itu air sebesar sungai yang keluar dari mulut naga, itu racun yang sangat mematikan sekali.

Tetapi perhatikan ...
Matius 23: 11-12
(23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
(23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Perlu untuk diketahui; barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan
Orang yang meninggikan diri, tanda bahwa ia sedang dikuasai roh kesombongan, dan orang yang sombong akan direndahkan sekali. Dosa kesombongan adalah racun yang mematikan sekali.
Dan akhirnya memang, Bintang Timur Putera Fajar itu dilemparkan ke bumi.
Lalu, selain mengirim dua hal ini di tengah-tengah kelaparan, ada lagi fenomena yang lain yang terjadi pada waktu itu.

Yehezkiel 5: 16-17
(5:16) tatkala Aku mendatangkan atasmu kelaparan yang dahsyat, yang membinasakan, dan Aku mendatangkannya untuk membinasakan kamu, tatkala Aku memperdahsyat bencana kelaparan atasmu dan memusnahkan persediaan makananmu.
(5:17) Aku akan mendatangkan kelaparan atasmu dan binatang-binatang buas di tengah-tengahmu, yang akan memunahkan anak-anakmu; sampar akan berkecamuk dan darah akan mengalir di tengah-tengahmu dan Aku akan mendatangkan pedang atasmu, Aku, TUHAN, yang mengatakannya."

Selain mengirim dua hal di atas, juga disertai dengan penyakit sampar dan mendatangkan pedang atas mereka.
Sampar adalah penyakit. Di hari-hari ini banyak sekali bermunculan penyakit-penyakit. Dulu disebut tumor, menjadi kanker. Dari kanker timbul HIV. Dari HIV timbul antrax, dan macam-macam saya tidak bisa sebut. Setiap kali saya menonton televisi, ada saja penyakit yang baru.
Kalau dahulu penyakit-penyakit yang lazim perempuan dan laki-laki, dalam kitab Musa disebut bernanah, lelehan dan sebagainya, tetapi sekarang meningkat menjadi HIV. Ada lagi penyakit-penyakit binatang pindah ke manusia; antrax. Masih banyak lagi penyakit-penyakit.
Itu yang Tuhan kirimkan. Bayangkan dalam keadaan lemas tak berdaya, Tuhan kirimkan penyakit sampar.

Tidak berhenti sampai penyakit sampar, Tuhan datangkan pedang kepada mereka yang tidak menghargai firman Allah, sehingga satu dengan yang lain tidak ada lagi kesatuan. Satu dengan yang lain terjadi gontok-gontokan. Satu dengan yang lain saling berselisih. Angkat pedang. Bermusuhan.
Saya pikir itu adalah situasi yang sangat sulit sekali, yang tidak bisa dibayangkan apabila hari itu tiba.
Menghadapi situasi seperti ini dalam keadaan lapar dan haus, saya tidak tahu lagi seperti apa. Penyesalan tinggal penyesalan, tidak ada artinya.
Esau sekalipun dia harus meneteskan air mata, dan meraung-raung, tetapi Tuhan sudah tolak dia. Kesempatan emas dicampur berlian, dicampur permata, disia-siakan.
Saudara bisa bayangkan, dalam keadaan lemas tidak berdaya, ada dua bagian;
-       Bagian pertama: (a) binatang buas dan (b) ular naga. Itu situasi yang sangat sulit.
-       Bagian kedua: (a) penyakit sampar. Bermunculan penyakit-penyakit yang tidak tahu dari mana asal usulnya. (b) Tuhan angkat pedang atas mereka, satu dengan yang lain tidak ada perdamaian, egois, tidak takut Tuhan, tidak peduli dengan agama, kasih semakin dingin.

Dengan situasi seperti ini, apakah saudara bisa menikmati hidup dengan sejahtera?
Sedangkan dalam satu rumah saja, sejam saja suami isteri tidak akur, kakak adik tidak akur, stress minta ampun. Bagaimana kalau lebih dari satu dua tiga empat lima jam, lebih dari berhari-hari, sambil menunggu kedatangan Tuhan, mengalami stress lalu ujung-ujungnya binasa, bukankah sia-sia hidup seperti itu?
Oleh sebab itu, dari awal sudah saya sampaikan di atas tadi; berlakulah bijaksana.

Berlaku bijaklah saat ini, buatlah lumbung yang besar di dalam hati. Lapangkanlah hatimu bagi Tuhan. Ini hari keenam, hari terakhir, kumpulkanlah firman sebanyak-banyaknya, selagi yang namanya ada waktu.

Lihat, Si penunggang kuda hitam di tangannya ada timbangan, kaitannya soal gandum dan jelai yang begitu mahal untuk didapatkan.
Awalnya sepuluh perempuan membakar dalam satu pembakaran, namun seterusnya, Tuhan akan membuat semakin dahsyat sampai dimusnahkannyalah makanan itu dari atas muka bumi, selanjutnya dikirim dua perkara.
Perkara pertama: (a) binatang buas, (b) ular dengan racunnya. Perkara kedua: (a) penyakit sampar (b) pedang.
Begitu jelasnya Tuhan memaparkan firman Allah kepada kita. Kalau sampai hal yang sejelas-jelasnya ini diabaikan, jangan nanti salahkan Tuhan. Jangan ada kata-kata menyesal di kemudian hari. Tuhan sudah terlebih dahulu menyampaikan.
Tuhan bisa menembakkan anak panahnya di dalam hati supaya orang mengeraskan hati. Bukan Setan saja yang mengeraskan hati manusia, tetapi Tuhan juga turut mengeraskan hati manusia, supaya yang punya mata tidak melihat, yang punya telinga tidak mendengar. Itu adalah fakta kekerasan hati. Dia sudah mendengar tetapi tidak mendengar, sudah melihat tetapi tidak melihat, tidak hidup di dalamnya, dia tidak tahu bahwa nyawanya sudah diujung tanduk.
Bagaimana dengan sidang jemaat GPT BETANIA Serang dan Cilegon ini, masih bermain-main dengan nyawa sendiri? Apakah nyawa dianggap murah? Lebih mahalkah pekerjaanmu, uang, kedudukan, jabatanmu, sampai engkau tinggalkan pelayanan?

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment