KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 9, 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 01 MARET 2017



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 01 MARET 2017
(Seri 108 )

"KITAB KOLOSE"

Subtema: TENTANG ANJING DAN TABIATNYA.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita tersungkur di bawah kaki Tuhan terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Ini menunjuk kepada:
-       Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-       Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan itu terlihat dari setiap perbuatan-perbuatan jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya; orang yang masih berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup jauh dari Allah sekalipun berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Efesus 2: 1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa/pelanggaran.
1.    Mengikuti jalan dunia ini.
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat kuat untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari pada anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau anak Tuhan mengalami kematian rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
2.    Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan Allah.
3.    Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.”
Perlu untuk diketahui;
-       Hidup menurut keinginan daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu perkara di atas atau perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan.
-       Hidup menurut keinginan daging menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang yang hidup menurut hukum Taurat tidak mengenal belas kasih atau jauh dari kasih karunia. Itu sebabnya mereka yang berada di bawah hukum Taurat berujung pada kebinasaan. Hukum Taurat itu tidak menyelamatkan tetapi membinasakan karena hukum Taurat itu merangsang dosa di dalam anggota-anggota tubuh kita masing-masing.
Kemudian, ibadah Taurat = ibadah lahiriah, berarti; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
Orang yang semacam ini adalah orang yang tidak memiliki hikmat dari Tuhan.

Lebih jauh atau lebih rinci tentang YANG HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
Pendeknya; BINASA, berujung pada kematian yang kekal.

Efesus 2: 13
(2:13)Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus.
Kita tidak akan pernah bisa mendekat kepada Tuhan kalau bukan karena darah Kristus, Dia telah melintasi kemah yang lebih besar yang bukan buatan tangan manusia, dengan membawa darah-Nya sendiri, sehingga dengan demikian terbuka jalan bagi kita, mendekat kepada Allah. Kalau mengandalkan kekuatan, kepintaran, siapapun dia, tidak akan pernah bisa mendekat kepada Allah.

Efesus 2: 14
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

Kedua pihak, yaitu pihak yang jauh dan pihak yang dekat telah dipersatukan.
Kalau kedua pihak dipersatukan, ini adalah kemurahan Tuhan. Sebetulnya ini tidak masuk akal. Mengapa saya katakan tidak masuk akal? Baik yang jauh dari Allah, mereka dengan segala kelemahan-kelemahan mereka, itulah dosa kekafiran, baik yang dekat, itulah bangsa Yahudi, juga dengan segala kesombongan, sebab mereka bermegah atas kelebihan-kelebihan yang mereka miliki, sebab kepada mereka pertama-tama dipercayakan sunat dan firman Tuhan. Sebetulnya dosa kesombongan dan noda kekafiran tidak bisa bersatu, tetapi sekalipun demikian, yang jauh maupun yang dekat menjadi satu oleh darah salib Kristus. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah, tidak ada yang mustahil, jaminannya adalah darah salib Kristus. Jaminannya bukan uang, bukan barang yang fana, bukan emas dan perak, bukan harta kekayaan yang banyak, bukan pemikrian yang picik, tetapi jaminannya adalah darah salib Kristus.
Sejauh mana kita menghargai darah salib, sejauh itu kemurahan yang akan kita rasakan.
Jadi, jikalau kita harus menanggung banyak penderitaan di tengah ibadah dan pelayanan ini, tanggung saja, itu kemurahan. Jangan banyak bersungut-sungut.

Kita akan melihat; LATAR BELAKANG DARI KEDUA BELAH PIHAK.
LATAR BELAKANG DARI PIHAK YANG JAUH -> BANGSA KAFIR.
2 Petrus 2: 21-22
(2:21) Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
(2:22) Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya, artinya; mengulangi dosa atau kesalahan yang sama, itu adalah dosa kekafiran.
Jadi bangsa kafir itu digambarkan seperti babi dan anjing, suka mengulangi kesalahan yang sama.
Maka lebih baik tidak pernah mengenal firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel yang ditandai dengan jalan salib, dari timur sampai ke barat, dari pada mengenalnya namun kembali lagi mengulangi kesalahan yang sama, itulah dosa kekafiran, seperti anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya, mengulangi kesalahan yang sama.

Saya kira, tidak salah belajar dari pengalaman hidup. Jadikan pengalaman hidup sebagai guru yang baik supaya jangan terjadi kesalahan yang sama. Apabila suara itu mulai menyeret dan menggoda, tengking, di dalam darah Yesus Kristus, pandang saja salib Kristus.

Tentang ANJING & TABIATNYA.
Lukas 16: 19-21
(16:19) "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
(16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Di sini kita melihat, Lazarus ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Dalam kesempatan yang lain, waktu yang bersamaan, anjing-anjing datang menjilat borok Lazarus.
Menjilat borok, artinya; menyukai kelemahan orang lain. Kejahatan, kenajisan, kefasikan, kelicikan, hawa nafsu daging, dan kefasikan-kefasikan yang lain, itu disebut dengan kelemahan, inilah yang dijilat sampai bersih, dan sangat dinikmati sekali. Pendeknya; memanfaatkan kelemahan orang lain.
Saudaraku saya himbau dengan kasih; jangan suka menjilat borok, hal yang senada yang seringkali saya ucapkan; jangan sukai kelemahan orang lain.

Kesimpulannya; anjing-anjing itu lebih menyukai borok Lazarus dari pada makan remah-remah yang jatuh dari meja orang kaya itu.

2 Timotius 3: 5
(3:5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Menjalankan ibadah secara lahiriah, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya, inilah ibadah tanpa memikul salib. Menjalankan ibadah tanpa memikul salib berarti tidak menghargai korban Kristus.

2 Timotius 3: 6-7
(3:6) Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu,
(3:7) yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.

Di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain, kemudian menjerat perempuan-perempuan lemah, itulah tadi orang-orang yang menjalankan ibadah secara lahiriah, tetapi tidak mau memikul salib.
Kata menyelundup menunjukkan bahwa mereka adalah nabi-nabi palsu, berusaha menyelinap untuk membawa suatu ajaran lain, dan yang menjadi sasaran mereka adalah perempuan-perempuan lemah.
Lemah, artinya; sarat dengan dosa dan masih dikuasai oleh berbagai-bagai hawa nafsu atau hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan daging.

Perempuan yang lemah ini selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran yang sejati.
Perempuan -> gereja. Jadi perempuan yang lemah adalah gereja yang lemah.
Ular naga, mengejar mempelai perempuan dan ingin menelan anak yang baru dilahirkan itu, tetapi anak itu segera diangkat naik ke sorga, ular itu sangat marah dan dia mengejar keturunan yang lain, yang hanya memiliki firman dan Roh tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai kepada penyembahan. Yang menjadi sasaran dari nabi-nabi palsu, adalah perempuan-perempuan yang sarat dengan kelemahan.

Kesimpulannya; baik yang mengajar maupun yang diajar sama-sama tidak mengenal kebenaran, yaitu salib Kristus yang adalah sumber kebenaran.

2 Timotius 3: 8
(3:8) Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.

Nabi-nabi palsu suka menentang kebenaran, sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, mereka tidak pernah mengenal kebenaran, suka menentang kebenaran.

Keluaran 7: 10-12
(7:10) Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular.
(7:11) Kemudian Firaun pun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan mereka pun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka.
(7:12) Masing-masing mereka melemparkan tongkatnya, dan tongkat-tongkat itu menjadi ular; tetapi tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka.

Di sini kita melihat, Musa mengadakan mujizat, ia melemparkan tongkat dan berubah menjadi ular.
Tujuan Musa melakukan itu adalah untuk melepaskan bangsa Israel dari Mesir dan Firaun.
Tetapi hal yang sama juga dilakukan oleh orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir dengan mantra mereka, melempar tongkat dan berubah menjadi ular, itu namanya menentang.
Sama seperti orang yang berkata kepada sesamanya: “Kamu bisa, saya juga bisa”, itu menentang kebenaran.

Menentang Musa = menentang kebenaran, itulah sepuluh hukum Allah yang ditulis pada dua loh batu yang diterima oleh Musa.
Kebenaran yang sejati hanya datang pada salib, dan memang pada akhirnya dua loh batu itu dipecahkan -> pribadi Yesus Kristus yang dipecahkan di atas kayu salib.

Melepaskan bangsa Israel dari Mesir, dari perbudakan Mesir dan Firaun, tidak cukup dengan mujizat. Buktinya; Firaun masih tetap berkeras hati. Sampai akhirnya di mulai dengan tulah yang pertama yaitu air berubah menjadi darah, juga tetap mengeraskan hati.
Oleh sebab itu ketika bangsa Israel menyembelih anak domba paskah pada waktu senja, mereka mengolahnya dan sepanjang malam mereka tidak boleh keluar dari kemah. Kemudian, mereka harus mengambil sedikit dari darah itu, lalu menyapukan pada kedua tiang pintu dan ambang atas pintu. Artinya; ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh.
Pada saat malam hari Allah akan melintasi setiap kemah, apabila darah itu ditemukan di kedua tiang dan ambang pintu kemah, maka tulah pemusnah tidak akan masuk ke dalam rumah itu. Sebaliknya Tuhan membunuh anak-anak sulung orang Mesir sampai anak sulung dari hewan mereka.

Sekarang kita lihat dahulu YANES dan YAMBRES.
Matius 7: 15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu adalah serigala berbulu domba, menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan yang lemah, yaitu yang sarat dengan kelemahan, sarat dengan dosa, sarat dengan hawa nafsu daging. Serigala berbulu domba  yaitu nabi-nabi palsu menyamar seperti domba.

Matius 7: 22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Nabi-nabi palsu melakukan tiga perkara ajaib dan luar biasa, yaitu;
1.     Bernubuat
2.     Mengusir Setan.
3.     Mengadakan banyak mujizat.
Dan 3 perkara ajaib ini mereka lakukan demi nama Tuhan.
Saudaraku, sebenarnya Tuhan tidak mengenal nabi-nabi palsu, karena apa yang mereka perbuat adalah suatu kejahatan.
Ukuran masuk ke dalam Kerajaan Sorga, atau ukuran dari ibadah dan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan, bukan mujizat, bukan saat mengusir Setan. Kalau sasaran ibadah dan pelayanan di atas muka bumi hanya untuk mengadakan mujizat, mengusir Setan tetapi tidak mengenal kebenaran sejati, tidak mau memikul salib dalam ibadah dan pelayanan, itu adalah pembuat kejahatan, dan hamba Tuhan semacam ini tidak dikenal oleh Tuhan. Hati Tuhan tertutup kepada mereka, sehingga Tuhan berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
Awalnya mereka sudah berada di dalam, buktinya apa? Melayani. Tetapi arah pelayanan, sasaran mereka melayani hanya mujizat, perbuatan ajaib, maka Tuhan tidak mengenal. Tidak ada artinya perkara lahiriah, mujizat dan juga hal-hal yang ajaib, tanpa memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, tidak ada artinya itu. Mengapa Tuhan mengatakan: “kamu sekalian pembuat kejahatan”, karena mereka mengajarkan hal yang seperti itu kepada perempuan-perempuan yang sarat dengan kelemahan, merekalah si pembuat kejahatan itu. Dahulu sebelum kita mengenal kebenaran, yaitu salib yang harus kita pikul, seringkali kita bersungut-sungut, seringkali kita menggerutu, memberontak, tidak terima, dan akhirnya menyalahkan Tuhan, menyalahkan firman, menyalahkan ibadah dan pelayanan, menyalahkan gembala sidang, namun kemurahan Tuhan dinyatakan bagi kita semua, supaya kita semua pada akhirnya nanti mengenal kebenaran.
Mujizat itu bagian dari pelayanan, itu hanya bukti bahwa kita diperlengkapi dengan perhiasan rohani. Sedangkan kebenaran yang sejati sumbernya adalah salib.

Matius 7: 21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Jadi bukan setiap orang yang berseru menyebut nama Tuhan, bahkan beribu-ribu kali menyebut nama Tuhan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, seperti nabi-nabi palsu yang juga melakukan perbuatan yang ajaib, dan mereka melakukan itu semua demi nama Tuhan. Bukan itu ukuran sehingga seseorang masuk dalam Kerajaan Sorga.
Dan bukan karena mujizat yang mereka perbuat, melainkan mereka yang melakukan kehendak Allah Bapa, itu yang berhak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Yesus minum cawan Allah, artinya; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung di atas kayu salib, sehingga dengan demikian jadilah kehendak Allah/kehendak Allah terlaksana.
Jadi memikul salib = melakukan kehendak Allah. Itu ukuran untuk membawa kita masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Bukan orang yang beribu-ribu kali menyebut nama Tuhan, bukan nabi-nabi palsu yang mengadakan mujizat tadi, tetapi melakukan kehendak Allah Bapa, yaitu memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan.
Saya tidak mengatakan memikul salib itu hal yang ringan, itu berat dan sakit bagi daging. Tidak hanya itu, dituntut lagi harus berkorban baik tenaga, pikiran, waktu sampai keuangan, materi, supaya apa? pekerjaan Tuhan terlaksana.
Cawan itu tidak mungkin lalu kalau Yesus tidak menanggung penderitaan di atas kayu salib. Masalah tidak akan selesai di atas muka bumi ini, kalau himpunan kecil ini tidak bergandengan tangan memikul salib, supaya kehendak Allah terlaksana. Bukankah itu doa Bapa kita di sorga? Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu ... jadilah kehendak-Mu. Kehendak Tuhan itu bukan hanya di sorga, tetapi juga di bumi.
Maka, kita belajar dari setiap pengucapan doa, supaya apa yang kita ucapkan itu tidak keluar begitu saja, artinya ibadah yang kita jalankan ini bukan ibadah yang lahiriah.

Dan kita melihat dalam Yohanes 8, Yesus memberitahukan kepada orang-orang Yahudi, Dia datang dari Allah, diutus oleh Allah. Jadi apa yang Dia dengar, apa yang Dia lihat, itu yang Dia katakan kepada orang-orang Yahudi, yaitu minum cawan Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, supaya kehendak Allah terlaksana.
Tetapi yang pikirannya dirasuki oleh Setan dengan perantaraan ajaran-ajaran palsu, mereka menolak itu.
Pendeknya; salib adalah kehendak Allah, sehingga dengan kehendak Allah ini segalanya terlaksana.
Banyak pekerjaan yang harus kita kerjakan, semua harus terlaksana, maka semua harus terlibat untuk memikul salibnya masing-masing.

Lukas 9: 23
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Syarat untuk mengikuti Tuhan: menyangkal dirinya dan memikul salibnya setiap hari.
Satu hari, di mulai kita bangun pagi sampai nanti matahari terbenam, setiap saat, setiap waktu sangkal diri dan pikul salib.
Yang kita ikuti adalah Kristus, maka otomatis sangkal diri dan pikul salib seperti Dia. Kalau ikut dunia, ikuti cara dunia. Kalau ikut Setan, ikuti ajaran Setan.

Matius 16: 25-26
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Barangsiapa kehilangan nyawanya karena sengsara salib, ia akan memperolehnya kembali. Tetapi sebaliknya kalau seseorang mempertaruhkan nyawanya, hidupnya, bagian dari hidupnya (harga dirinya), bagian dari hidupnya adalah kesombongan, keangkuhan, kikir, pelit, egosentris, tidak memikirkan pekerjaan Tuhan, orang seperti ini akan kehilangan nyawa. Tetapi kalau seseorang rela kehilangan nyawa, rela kehilangan hidupnya, mempertaruhkan harga dirinya, mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan, ia akan memperolehnya kembali berlipat-lipat ganda.
Untuk apa seseorang memperoleh seisi dunia ini namun ia harus kehilangan nawanya. Bisakah dunia ini mengganti nyawanya? Bisakah kemewahan, kemegahan dunia, serta apa pun yang ada di dunia ini menggantikan nyawanya? Tidak bisa.
Untuk yang kesekian kali saya sampaikan, tidak ada rasa bosan; andaikata dunia ini ditawarkan menjadi milik saya tetapi syaratnya tinggalkan ibadah dan pelayanan (lepaskan salib). Saya katakan dengan tegas detik ini, tidak akan pernah. Jangankan satu negara, apalagi satu perusahaan, bahkan dunia ini diberikan kepada saya, tidak akan pernah saya terima. Dunia tidak akan menolong saya, sebab setelah dunia ini masih ada dunia yang baru, yaitu Yerusalem yang baru. Kalau kita sudah melihat Yerusalem yang baru, yang turun dari sorga yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya, maka langit yang pertama, bumi yang pertama berlalu sudah, itulah sasaran dari firman Pengajaran Mempelai. Yerusalem yang baru, menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.

Ciri-ciri nabi palsu di tengah ibadah dan pelayanan mereka.
CIRI PERTAMA
Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

NABI-NABI PALSU DISEBUT ANJING-ANJING BISU.
Berarti; tidak tahu menyalak, artinya; tidak berani menyampaikan kebenaran yang sejati, tidak berani menyampaikan firman tentang salib di tengah ibadah dan pelayanan.
Awal pertama kita digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai, sepintas kita melihat pemberitaan ini terlalu kejam, sangat menyalak, tetapi seiring dengan waktu berjalan, Tuhan berkemurahan lewat pembukaan rahasia firman, semakin kita pahami rencana Tuhan dalam kehidupan kita, sekalipun pemberitaan firman tentang salib sakit bagi daging.
Karena pada dasarnya kita sangat membutuhkan nabi yang tahu menyalak, tidak yang suka tidur. Kalau tidak tahu menyalak, suka tidur. Berbaring melamun dan suka tidur saja. Suka tidur, berarti malas.
Saudaraku, saya ini hamba Tuhan yang telah menerima jabatan gembala, maka tugas saya sebagai seorang gembala adalah bertanggung jawab untuk memberi makan minum kawanan domba, maka saya harus tekun mencari mencari dan mencari makanan dan mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya, selanjutnya disampaikan kepada kawanan domba lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, tidak boleh malas.
Kalau sudah dipanggil menjadi hamba Tuhan, tidak boleh malas. Kalau saya malas, kita semua tidak mengenal Pengajaran Mempelai. Hargai. Kalau menyalak berarti dipakai Tuhan. Kalau berani menyampaikan firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel dari timur sampai ke barat dengan jalan salib, itu harus dihargai, berarti dipakai Tuhan. Tidak hanya berbaring dan melamun.
Itu sebabnya Tuhan benar-benar tidak suka dengan nabi palsu, benar-benar mereka itu pembuat kejahatan. Oleh sebab itu jangan tertipu, tidak usah heran denga mujizat.
Mujizat itu karunia ilahi, tetapi pikul salib adalah perjuangan kita untuk selamat. Kalau sembuh, itu adalah karunia ilahi, hanya percaya, tetapi pikul salib itu perjuangan, dibutuhkan pengorbanan, penyerahan diri secara total duduk, dengar firman, juga dibutuhkan pengorbanan, sebab hati, pikiran dan perasaan harus fokus kepada Tuhan.

Ciri-ciri nabi palsu di tengah ibadah dan pelayanan mereka.
CIRI YANG KEDUA
Yesaya 56: 11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

NABI-NABI PALSU MENGAMBIL JALAN SENDIRI, masing-masing mengejar loba.
Loba = tamak, serakah, cinta akan uang, terikat dengan uang.

2 Petrus 2: 1
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

Nabi-nabi palsu, guru-guru palsu membawa ajaran palsu yang menyesatkan, sehingga yang menyesatkan maupun yang disesatkan menyangkal salib Kristus, tidak pernah mengenal jalan kebenaran walaupun ingin selalu diajar dengan kebenaran.

2 Petrus 2: 2
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.

Nabi-nabi palsu melayani karena hawa nafsu daging dan oleh karena ajaran palsu inilah jalan kebenaran akan dihujat, salib Kristus akan mereka sangkal. Inilah pembuat kejahatan itu.

2 Petrus 2: 3
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

Oleh karena keserakahan nabi-nabi palsu, mereka melayani, menyampaikan satu dua ayat disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat kosong manusia, dan lain sebagainya, berarti mencari untung lewat firman yang ditambahkan.
Tadi pertanyaan saya dalam perjalanan di mobil kepada si Kevin: berani tinggalkan Pengajaran Mempelai? Dia menjawab: tidak om.
Berani meninggalkan Pengajaran Mempelai sama dengan bunuh diri. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya = bunuh diri.

Jadi jangan senang dihibur dengan firman yang ditambahkan. Pilih mana; dininabobokan oleh firman yang ditambahkan atau salib yang menjamin keselamatan?
Tidak sedikit dari kita yang pertama kali datang kaget-kagetan. Saya tahu itu. Banyak di antara kita kaget. Tetapi bagi saya tidak jadi soal, saya berusaha menyenangkan hati Tuhan, bukan menyenangkan hati manusia, sebab soal penghidupan adalah dari Tuhan.

Filipi 3: 1B-2
(3:1) Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan.
(3:2) Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,

Tulisan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi untuk memberi kepastian, jaminan hidup dari salib Kristus, maka yang harus diwaspadai lewat tulisan itu, Rasul Paulus berkata: hati-hati terhadap anjing-anjing = hati-hati terhadap pekerja-pekerja yang jahat =hati-hati terhadap penyunat-penyunat yang palsu, -> orang yang tidak mau memikul salib, tidak mengenal jalan kebenaran.

Filipi 3: 3
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

Bermegah di dalam Yesus Kristus, bermegah di dalam salib Kristus, itulah orang yang benar, itulah orang yang mengenal kebenaran, yang memikul salib, itulah orang yang beribadah.
Secara lahiriah mereka beribadah, tetapi sesungguhnya mereka menyangkal kekuatannya karena mereka tidak mau memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, sedangkan orang yang beribadah yang benar adalah mau memikul salib, inilah kepastian yang diberikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi.
Untuk mencari keselamatan, carilah yang pasti, cari ajaran yang pasti, yaitu menjalankan ibadah yang benar, memikul salibnya, sangkal diri pikul salib. Jangan yang tidak pasti.

Filipi 3: 4-7
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
(3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
(3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah yaitu bermegah dalam hal-hal lahiriah, tetapi setelah mengenal kebenaran Rasul Paulus bermegah dalam salib Kristus.
Yang dahulu hidup jauh, dirubah oleh darah salib. Yang dahulu keuntungan secara daging, namun sekarang itu menjadi sampah oleh darah salib Kristus. Berarti yang dahulu jauh dari Allah sudah menjadi dekat oleh darah salib Kristus.
Yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat, sedekat kasih Allah, sedekat  kasih Mempelai, sedekat tubuh dengan kepala menyatu.
Kesimpulannya; anjing berubah menjadi domba oleh darah salib Kristus. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment