KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 21, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 Maret 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 Maret 2017

Subtema: DUDUK MAKAN / MENIKMATI MAKANAN KARENA YESUS RAJA

Shalom saudaraku, selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi yang dikaitkan dengan kefasikan Saul. Untuk mempersingkat waktu kita langsung memperhatikan pengurapan dari pada Saul dimana pengurapan Saul ini ditandai dengan daging sehingga pada akhirnya terlihatlah kefasikan-kefasikan Saul dimana dia ingin membunuh Daud, dan akhirnya juga membunuh para imam di Nob dan kefasikan-kefasikan yang lain.

1 Samuel 10:1
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:

Perhatikan kalimat; “Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul.” Ini berbicara tentang pengurapan yang ditandai dengan daging.
Minyak à urapan Roh Kudus.
Buli-buli / bejana tanah liat à daging dengan segala tabiatnya.
Segala perbuatan-perbuatan daging ditulis dengan jelas di dalam kitab Galatia 5:19-21.

Kita memperhatikan...
1 Samuel 8:4-5
(8:4) Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama
(8:5) dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain."

Bangsa Israel menghendaki seorang raja untuk memerintah mereka. Namun yang menjadi contoh teladannya adalah; “Seperti pada segala bangsa-bangsa lain."
Ini adalah suatu kekeliruan yang besar karena dengan mengikuti contoh teladan dari pada bangsa-bangsa lain, maka mereka melanggar perjanjian terhadap Allah. Berarti setali tiga uang.
Satu sisi pengurapan Saul adalah pengurapan yang ditandai dengan daging, sisi yang lain (bangsa Israel), mereka menghendaki seorang raja, itu adalah suatu kekeliruan, itu sebabnya, saya katakan; setali dua uang.

Keluaran 19:5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Bangsa Israel akan menjadi harta kesayangan bagi Allah dari antara segala bangsa sebab mereka dikhususkan menjadi suatu kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi Allah.
Pendeknya, bangsa Israel dikhususkan bagi Allah, dan itu adalah suatu perjanjian yang harus mereka tepati, perjanjian yang tidak boleh diingkari, dihadapan Tuhan. Namun kenyataannya tadi di dalam 1 Samuel 8, mereka menghendaki seorang raja untuk memerintah mereka, sebab itu tadi saya katakan itu adalah suatu kekeliruan, karena mereka telah mengingkari perjanjian mereka kepada Allah. Karena mereka adalah suatu kerajaan, bangsa yang kudus maka tidak perlu mereka menghendaki seorang raja untuk memerintah mereka. Karena yang menjadi raja atas mereka adalah Allah, Dialah raja di atas segala raja.

Sekarang kita lihat  apa jawaban Israel terhadap perjanjian ini...
Keluaran 19:7-8
(19:7) Lalu datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya.
(19:8) Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musapun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN.

Jawab bangsa Israel kepada Tuhan; “"Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan”, berarti mereka setuju dengan perjanjian yang dibuat Tuhan terhadap mereka.

Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Mereka yang telah ditebus dengan darah Anak Domba, menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah.
Tujuannya; supaya mereka memerintah sebagai raja di bumi.
Bukankah bangsa Israel telah ditebus oleh darah Anak Domba Paskah yang telah disembelih pada waktu senja? Ditebus  dari perbudakan Mesir dan Firaun. Kemudian dengan kekuatan dua tangan Tuhan bangsa Israel dibawa masuk ke tanah Kanaan, dengan satu tujuan supaya mereka dapat beribadah dan melayani Tuhan. Kesimpulannya, menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam, bangsa yang kudus , tujuannya; supaya mereka memerintah di atas muka bumi ini.
Ini juga harus menjadi suatu perjanjian bagi kita, perjanjian antara kita dengan Tuhan tidak boleh diingkari. Ada kalanya perjanjian ini diingkari, karena tidak bisa menahan hati, panas hati, kemudian masih dikuasai oleh roh-roh yang lain, sehingga perjanjian ini diingkari. Ini harus diperhatikan.
Memerintah sebagai raja di atas muka bumi berarti bukan diperintah oleh dosa, tidak diperbudak oleh dosa.

Akibat melanggar / mengingkari perjanjian.
1 Samuel 8:6-7
(8:6) Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
(8:7) TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.

Akibatnya;
YANG PERTAMA: Mengesalkan hati Samuel.
Samuel adalah seorang nabi, sedangkan tugas seorang nabi adalah bernubuat, berarti; menghakimi dosa.
Pendeknya, mengesalkan Samuel setara dengan menolak penyucian terhadap dosa.
Seorang yang tidak mau beribadah dan melayani adalah orang yang menolak penyucian terhadap dosa.
Kalau seseorang rindu beribadah dan melayani pasti rindu untuk disucikan dari dosa, baik dosa kejahatan, kenajisan, baik dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa nafsunya, baik dosa yang ditimbulkan oleh dunia dengan segala arusnya.
Tetapi kalau tidak ada kerinduan untuk melayani di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan berarti tidak ada keinginan untuk menyucikan dosa, tidak bisa dipungkiri, saya tidak perlu sebut siapapun dia, karena itu yang terjadi.

YANG KEDUA: Menolak Allah menjadi raja atas mereka.
Saya ulangi, seandainya mereka berpegang pada perjanjian yang Tuhan buat, mereka menjadi suatu kerajaan, imam-imam bagi Allah, menjadi bangsa yang kudus dengan kata lain bersedia menjadi harta yang indah, dikhususkan bagi Allah. Maka yang menjadi raja atas mereka adalah  Allah, Dialah Raja di atas segala raja. Tetapi karena mereka menghendaki seorang raja, berarti sama dengan menolak Allah menjadi raja atas mereka.

Wahyu 4:1-2
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
(4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.

“Sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang,” sesuai dengan penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos.
Saudaraku, kerajaan sorga adalah bangunan yang indah. Keindahannya tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Namun seindah-indahnya kerajaan sorga tidak ada artinya bila takhta tidak ada di dalamnya. Sama halnya dengan hidup seseorang sekalipun ia bergelimangan harta, kekayaan, memiliki uang yang banyak dan kedudukan dan jabatan yang tinggi, semua itu tidak ada artinya kalau ia tidak menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah, kalau dia tekun dalam ibadah dan melayani, semua itu tidak ada artinya.
Apa arti hidup kalau menolak Allah sebagai Raja di atas segala raja? Tidak ada artinya. Jadi, ayo, ubah paradigma yang lama, cara berfikir, sudut pandang yang lama.

Takhta Allah berbicara tentang tiga hal, yaitu;
1.     Kebenaran.
2.     Kesucian.
3.     Kesempurnaan.
Kalau dikaitkan dengan Tabernakel yang adalah miniatur kerajaan sorga.

Maka kita sinkronkan sekarang dengan ayat 3...
Wahyu 4:3
(4:3) Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.

Dia yang duduk di atas takhta itu bagaikan tiga hal yaitu;
1.     Permata yaspis, ini berbicara tentang; firman Allah = KEBENARAN.
2.     Permata zamrud, ini berbicara tentang; Roh Allah = KESUCIAN, sebab orang yang menaruh harap Dia akan menyucikan dirinya... 1 Yohanes 3:3. Penyucian itu adalah ruangan suci = pengharapan.
3.     Permata sardis, ini berbicara tentang kasih Allah = KESEMPURNAAN.
Tiga perkara di atas à Allah Trinitas dengan tabiat-Nya, memerintah dan berkuasa di dalam hati kita masing-masing. Melayani sesuai kehendak sendiri seperti Saul, berarti bukan Allah Trinitas yang bertakhta, melainkan kepentingan diri sendiri ada di situ.

Jadi, kehidupan seorang yang melayani Tuhan adalah kehidupan yang tiada tara, seindah batu permata yaspis, seindah batu permata zamrud, seindah batu permata sardis. Hanya orang yang bodoh tidak mau melayani Tuhan.

Kita masih ingat, sebelum kita tergembala dan melayani Tuhan  betapa buruknya kehidupan kita, baik tubuh lahiriah/jasmani, baik hidup rohani/batin, tidak indah dan tidak elok. Tetapi sekarang, setelah kita mengambil bagian di dalam pelayanan, di dalam takhta kerajaan sorga, Tuhan mengubah kehidupan kita menjadi indah, seindah tiga permata di atas tadi.

1 Samuel 10:17-21
(10:17) Kemudian Samuel mengerahkan bangsa itu ke hadapan TUHAN di Mizpa
(10:18) dan ia berkata kepada orang Israel itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Aku telah menuntun orang Israel keluar dari Mesir dan telah melepaskan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan segala kerajaan yang menindas kamu.
(10:19) Tetapi sekarang kamu menolak Allahmu yang menyelamatkan kamu dari segala malapetaka dan kesusahanmu, dengan berkata: Tidak, angkatlah seorang raja atas kami. Maka sebab itu, berdirilah kamu di hadapan TUHAN, menurut sukumu dan menurut kaummu."
(10:20) Lalu Samuel menyuruh segala suku Israel tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin.
(10:21) Sesudah itu disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum keluarganya, maka didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi ketika ia dicari, ia tidak diketemukan.

Karena bangsa Israel menolak Allah sebagai raja maka Saul diangkat menjadi raja atas Israel lewat undian. Padahal Tuhan yang melepaskan mereka dari kesusahan, dari malapetaka yang ditimbulkan oleh dosa, mereka lupa dengan itu, sehingga mereka mengingkari perjanjian dengan Tuhan.
Pendeknya, Saul menjadi raja atas Israel bukan karena kehendak Tuhan melainkan karena kehendak bangsa Israel. Kalau melayani karena kehendak sendiri, berarti ada kepentingan diri di situ, tetapi kalau Tuhan yang mengkhususkan kita, itu adalah kehendak Tuhan.

Kemudian, perhatikan saudaraku, ada kejadian yang aneh dan langka yaitu; Saul tidak ada di antara bangsa Israel ketika dia terpilih sebagai raja. Ini adalah suatu kejadian yang aneh dan langka terjadi dari sejak bumi diciptakan sampai hari ini. Yang saya tahu setiap kali seorang raja / pemimpin atas negaranya / bangsanya dilantik, maka yang dilantik ada di situ. Dan saya belum pernah melihat seorang pemimpin dilantik tetapi yang dilantik tidak ada. Waktu saya membaca ini berulang-ulang di situ Tuhan berikan suatu pengertian, karena ini adalah hal yang ganjil, menurut saya tidak pernah terjadi kecuali Saul sendiri. Setelah saya baca berkali-kali, wah saya tidak lewatkan kata-kata ini, saya terus pelajari, sesuatu yang langka, yang aneh, tadi waktu saya membacanya saya tertawa sendiri.

Supaya saudara semakin memahami persoalan ini, kita bandingkan dengan...
1 Samuel 16:11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."

Samuel mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
Maka Samuel harus memanggil Daud, sebab ia sedang menggembalakan kambing domba.
Berbanding terbalik dengan Saul, dia tidak ada saat terpilih sebagai raja atas Israel.
Kemudian, setelah Daud diurapi, barulah mereka serta para tua-tua dan undangan-undangan duduk makan menikmati hidangan.
Saudaraku, malam ini lewat ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, kita duduk makan menikmati hidangan yang Tuhan sudah sediakan, lewat pembukaan rahasia firman, inilah suasana pesta. Kebahagiaan besar ada di situ; ketika kita boleh duduk makan, dosa boleh dikoreksi, kejahatan boleh dikoreksi yang tidak beres dikoreksi, sampai menikmati kebahagiaan yang kekal, inilah suasana pesta yang benar, menunjukkan Yesus tampil sebagai Raja di tengah-tengah ibadah ini. Amin saudaraku? Berbanding terbalik dengan Saul.
Kita boleh duduk menikmati hidangan, sampai mengalami suasana pesta, kebahagiaan yang datang dari Tuhan, menyucikan kita dari dosa, melepaskan kita dari kesusahan dan malapetaka, sebab Dia Raja . Suasana pesta ini nanti akan memuncak sampai pesta kawin Anak Domba Allah, dimana Dia tampil sebagai Raja di atas segala raja...Wahyu 19:6-8.

Kita kembali memperhatikan saat Saul terpilih...
1 Samuel 10:22
(10:22) Sebab itu ditanyakan pulalah kepada TUHAN: "Apa orang itu juga datang ke mari?" TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang."

"Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang” à Saul adalah seorang yang minder, tidak percaya diri.
Sebaliknya, Saul akan percaya diri jika ia ada di antara barang-barang. Barang-barang à perkara lahiriah.
Sebetulnya dari sejak awal pelantikan dirinya sebagai raja, dia tidak pantas, tidak layak, untuk menjadi raja atas Israel.

Keluaran 19:4-6
(19:4) Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Saudaraku, Allah mendukung bangsa Israel di atas sayap burung rajawali. Artinya; orang yang melayani Tuhan selalu didukung oleh Tuhan. Maka kita tidak perlu minder/tidak percaya diri, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan, sesungguhnya Tuhan mendukung sepenuhnya orang-orang yang melayani Tuhan, suatu kerajaan atau bangsa yang kudus / imamat rajani.
Maka saya pun tetap percaya diri melayani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan saya kepada Tuhan.
Yang pernah ikut bersama-sama dengan saya melayani persekutuan dia pasti tahu, apakah saya ada minder di antara hamba-hamba Tuhan, gereja besar? Sedikitpun saya tidak minder, karena Tuhan yang pakai saya bukan manusia, Tuhan yang dukung saya, bukan manusia yang memberi saya gaji. Jadi betul-betul Saul ini ditandai dengan daging.

Namun kita melihat reaksi bangsa Israel dengan keadaan Saul yang seperti itu (minder).
1 Samuel 9:20
(9:20) Adapun keledai-keledaimu, yang telah hilang tiga hari lamanya sampai sekarang, janganlah engkau kuatir, sebab telah diketemukan. Tetapi siapakah yang memiliki segala yang diingini orang Israel? Bukankah itu ada padamu dan pada seluruh kaum keluargamu?"

Selain minder, ternyata Saul adalah seorang yang kuatir juga, namun sekalipun Saul dengan kondisi yang seperti itu, bangsa Israel tetap mengingini Saul menjadi raja atas Israel. Betul-betul setali tiga uang, dari awal sudah begitu.

Secara detail, kita lihat apa yang diingini bangsa Israel dari Saul..
1 Samuel 9:1-2
(9:1) Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kish bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah, seorang suku Benyamin, seorang yang berada.
(9:2) Orang ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorangpun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.

Yang diingini bangsa Israel dari Saul ada dua, antara lain;
1.     Saul adalah orang berada / kaya.”
Orang berada berbicara tentang kekayaan, inilah yang diingini oleh bangsa Israel dari Saul.
Perlu diketahui; Tuhan rela menjadi miskin supaya manusia menjadi kaya (yang miskin menjadi kaya). Jadi, keinginan bangsa Israel terhadap apa yang dimiliki oleh Saul suatu kekeliruan yang sangat besar.
2.     “Dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.”
Berarti, bangsa Israel menghendaki kekuatan secara fisik à orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri.

Zakharia 4:6
(4:6) Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan melainkan dengan Roh Tuhan, itu yang dinyatakan Tuhan tentang Zerubabel.
Kalau kita mengandalkan kekuatan manusia daging di tengah ibadah kita, terbatas. Pengertian, kemampuan dan apapun yang kita punya, terbatas, termasuk kekayaan kita terbatas. Rumus daging, di atas daging masih ada daging. Di atas orang kaya masih ada lagi orang kaya. Jadi bukan dengan keperkasaan, kekuatan melainkan dengan Roh Tuhan. Itu yang dinyatakan Tuhan tentang Zerubabel.

Zakharia 4:7
(4:7) Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"

Kalau melayani dengan Roh Tuhan, gunung yang besar menjadi rata. Kalau kita mengandalkan manusia dan kekuatannya terbatas, tidak sanggup meratakan dunia ini, tidak sanggup menyelesaikan masalah. Satu masalah mungkin bisa kita selesaikan, masalah kedua lebih tinggi lagi, masalah yang ketiga lebih tinggi dan tinggi, sehingga akhirnya tidak mampu.

Zakharia 4:8-9
(4:8) Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, demikian:
(4:9) "Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.

Sampai pada akhirnya Zerubabel menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan bukan dengan keperkasaan, kekuatan melainkan oleh Roh Tuhan, sebab dasar dari bangunan rumah Tuhan adalah korban Kristus.
Orang yang melayani Tuhan karena dengan Roh Tuhan, bukan karena kekuatan dan keperkasaan adalah orang yang menghargai korban Kristus, sehingga Zerubabel dapat menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan. Kalau mengandalkan manusia dan kekuatannya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dasarnya adalah daging.
Keinginan bangsa Israel terhadap kekuatan yang dimiliki oleh Saul adalah suatu kekeliruan.

Yeremia 17:5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya, hatinya jauh dari Tuhan, ini adalah orang yang terkutuk. Tetapi itu justru yang diingini oleh bangsa Israel dari pribadi Saul untuk menjadi raja atas mereka.

Sedikit kita melihat latar belakang Saul dari sisi yang lain..
1 Samuel 9:3-4
(9:3) Kish, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kish kepada Saul, anaknya: "Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu."
(9:4) Lalu mereka berjalan melalui pegunungan Efraim; juga mereka berjalan melalui tanah Salisa, tetapi tidak menemuinya. Kemudian mereka berjalan melalui tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka berjalan melalui tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya.

Di sini kita tidak bisa melihat secara detail apa yang menjadi pekerjaan Saul, namun sedikit kita bisa melihat, pekerjaan Saul adalah mencari keledai-keledai ayahnya yang hilang, itu saja. Namun ketika ia mencari keledai-keledai ayahnya yang hilang, ia tidak dapat menemukannya.

Berbanding terbalik dengan Daud..
1 Samuel 17:33-37
(17:33) Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."
(17:34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya,
(17:35 )maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.
(17:36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup."
(17:37) Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."

Perhatikan pekerjaan Daud dilihat dari perkataannya kepada Saul; "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya.”
Biasa menggembalakan kambing domba artinya; tergembala dengan baik dan benar, tergembala dalam satu kandang sampai mendarah daging, tergembala itu sudah menjadi hidupnya, menjadi kebutuhan pokok. Berarti tidak terbiasa untuk meninggalkan penggembalaan; menunjuk orang yang terpimpin, teratur, dan disiplin.

Daud tidak terbiasa untuk tidak tergembala. Kalau penggembalaan itu sudah mendarah daging satu kali tidak beribadah walaupun karena alasan sakit, bagi dia itu sudah tidak enak atau merasa risih, apalagi karena tidak sakit.

1 Samuel 17:34-35
(17:34) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya,
(17:35 )maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.

Kalau tergembala itu sudah mendarah daging, dipelihara oleh gembala Agung, dilepaskan dari mulut beruang dan singa.
-       Mulut singa gambaran dari pada antikris.
Roh antikris adalah roh jual beli = dikuasai oleh mamon / uang. Jadi kalau orang sibuk dengan pekerjaan, karena dia terikat dengan uang.
-       Mulut beruang gambaran dari nabi-nabi palsu.
Berarti terlepas dari mulut beruang = terlepas dari ajaran-ajaran palsu yang membinasakan.

Itu pemeliharaan Tuhan, untuk mereka yang tergembala dengan baik dan benar, itu yang saya rasakan, yang saya alami sampai hari ini. Seandainya saya tidak tergembala maka saat ini saya berada di mulut singa, saya akan mencari uang kemana-mana dengan alasan pelayanan firman dan itu setali dua uang dengan mulut beruang; menyampaikan firman yang ditambahkan dan dikurangkan.

Saudara lihat itu, tidak ada alasan bagi saya untuk meninggalkan kandang penggembalaan ini, kecuali Tuhan yang suruh. Orang yang kerja, kuliah, tinggalkan ibadah, siapa yang suruh? Itu mulut singa dan mulut beruang, bukan mulut Tuhan, supaya saudara tahu perbedaan antara Daud dengan Saul.

1 Samuel 17:36
(17:36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup."

Kalau tergembala dengan baik, juga terlepas dari tabiat-tabiat daging -> orang Filistin yang tidak bersunat (goliat).
Salah satu musuh terbesar adalah daging dengan segala tabiat-tabiatnya dan daging adalah musuh dalam selimut karena daging tinggal bersama-sama dengan kita, tapi itupun dikalahkan oleh Daud. Goliat adalah bangsa filistin yang tidak bersunat, manusia daging ditandai dengan banyak cacat celah pada semua anggota tubuh dari atas sampai ke bawah, itu menunjukkan bahwa filistin adalah orang-orang yang tidak bersunat, tanda bahwa filistin adalah manusia daging belum mengalami penyunatan, belum mengalami penanggalan akan tubuh yang berdosa.
Bagaimana dengan tabiat daging kita? Pilih mana tergembala sampai mendarah daging atau risih bahkan gelisah apabila meninggalkan kesibukan-kesibukan dunia.

1 Samuel 17:37
(17:37) Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."

Tuhan menyertai orang yang tergembala  dengan baik dan benar (sampai mendarah daging). Menyertai berarti dipelihara, jauh dari mulut dan cakar beruang dan singa bahkan terlepas dari tabiat-tabiat daging.

Sekarang kita lihat, pemeliharaan itu dia tuliskan dalam...
Mazmur 23:1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Daud berkata: Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.  “Takkan kekurangan,” artinya:
-     Secara jasmani dicukupkan.
-     Secara rohani Tuhan lepaskan kita dari mulut singa dan beruang, dan juga dilepaskan dari dosa oleh karena tabiat daging.

Apa yang dialami oleh Daud selama digembalakan oleh gembala Agung, dia tuangkan dalam nyanyian Mazmur 23. Jadi khotbah yang berkuasa adalah; pengalaman hidup. Hati-hati guru sekolah minggu, jangan paksa anak sekolah minggu dengar-dengaran, kalau engku sendiri tidak dengar-dengaran kepada Tuhan. Saya juga tidak mau paksa anak saya dengar-dengaran, kalau saya tidak dengar-dengaran.

Mazmur 23:2-3
(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
(23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Daud betul-betul mengalami penggembalaan sampai mendarah daging, buktinya dilihat dari 3 pernyataan Daud, yaitu;
1.     Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,” à firman Allah sebagai makanan rohani, lewat ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkiab disertai dengan perjamuan suci.
2.     “Ia membimbing aku ke air yang tenang” à Allah Roh Kudus, lewat ketekunan dalam ibadah raya minggu disertai dengan kesaksian. Menjadi terang karena urapan Roh Kudus, menjadi kesaksian karena urapan Roh Kudus.
3.     “Ia menyegarkan jiwaku,” jiwa yang segar akan diperoleh  lewat ketekunan dalam doa penyembahan.

Inilah penggembalaan sampai mendarah daging.
Bersyukur kita boleh menikmati firman sebagai makanan rohani, dipimpin oleh Roh kudus/menjadi kesaksian, jiwa disegarkan lewat doa penyembahan, betul-betul kita disegarkan, ada suasana surga. Kalau penyembahan kita salah bukan jiwa disegarkan, stres sampai nanti sakit jiwa.

Jalan keluar.
1 Samuel 16:11
(16:11) Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."

Daud dilantik menjadi raja atas Israel dan dengan demikian mereka boleh duduk makan, sebelum Daud diurapi menjadi raja Israel, mereka tidak akan duduk makan.
Saya ulangi, saat ini kita sedang duduk makan menikmati hidangan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, lewat apa yang kita kerjakan pada malam ini, membawa himpunan ini kelak sampai kepada suatu himpunan yang besar, boleh duduk makan bersama-sama di dalam pesta nikah Anak Domba Allah, sebab Ia menjadi Raja dan Mempelai Pria Sorga... Wahyu 19:6-8 Kalau kita menikmati hidangan lewat pembukaan rahasia firman, disitu ada suasana pesta, masalah diselesaikan, kebahagiaan. Air anggur yang manis dicicipi dan dinikmati, di dalam pesta nikah, ada kebahagiaan saat kita duduk makan, sampai menikmati puncak kebahagiaan.

Saul dilantik sebagai raja, kejadian yang aneh, dia tidak ada disitu, sehingga tidak ada suasana pesta, tanpa duduk makan, masalah tidak diselesaikan, tidak ada keubahan dalam hidup, di situlah saudara harus mengetahui, dalam ibadah ada raja atau tidak. Maka kalau Tuhan bawa kita sampai sejauh ini sehingga kita boleh tergembala, harus bersyukur, itu kemurahan supaya dia nanti tampil sebagai Raja.

Itulah perbedaan antara Daud dengan Saul, maka kita lihat dalam...
Mazmur 2:6
(2:6) "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"

Yesus dilantik, diurapi menjadi Raja, di atas Gunung Sion.
Tadi Samuel berkata: “Kita tidak akan duduk makan sebelum Daud diurapi menjadi raja atas Israel.”
Sekali lagi saya tandaskan, kita boleh duduk makan, menikmati hidangan, karena Yesus Kristus Anak Domba Allah, menjadi Raja.

Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Kita naik ke gunung Tuhan, rumah Allah Yakub, supaya Tuhan mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya, sebab dari gunung Sion keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.
Dari gunung Tuhan (gunung Sion) keluar pengajaran untuk mendidik kehidupan kita semua, kita diajar sehingga menempuh jalan-jalan-Nya bukan diajar menempuh jalan-jalan daging lagi.
Firman Tuhan dari Yerusalem, menjadi guru-guru kebenaran à orang-orang yang melayani Tuhan.

Kesaksian selanjutnya...
Mazmur 2:7-9
(2:7) Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.
(2:8) Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
(2:9) Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."

Sampai Tuhan mampu menyelamatkan bangsa-bangsa dari ujung ke ujung dari Timur sampai ke Barat, Utara dan Selatan.

Mazmur 2:10-12
(2:10) Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!
(2:11) Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar,
(2:12) supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya!

Hai imam-imam, berarti bangsa yang kudus, “berlakulah bijaksana”, yaitu; layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan inginkan raja yang lain berdasarkan contoh teladan dari bangsa lain. Jangan menghendaki seorang raja untuk memerintah, tetapi berlakulah bijaksana, tetaplah jadi raja, layani Tuhan dengan sungguh-sungguh.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment