KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, July 29, 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 JULI 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 JULI 2017

KITAB KOLOSE
(Seri 123 )

Subtema: MENGENAL DIA DAN KUASA KEBANGKITAN-NYA.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita sujud menyembah di bawah kaki salib-Nya, terlebih dahulu kita perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 1: 23
(1:23) Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman”, ini suatu himbauan Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Bertekun dalam iman memberi arti tiga hal, yaitu:
1.     Tetap teguh.
2.     Tidak bergoncang.
3.     Jangan mau digeser dari pengharapan Injil.

Kita segera memperhatikan keterangan: “JANGAN MAU DIGESER DARI PENGHARAPAN INJIL.
Kalau berbicara tentang Injil berarti berbicara tentang pribadi Yesus Kristus sepenuhnya atau seutuhnya, dimulai dari Yesus lahir sampai kanak-kanak hingga Yesus melayani bersama dengan murid-murid selama 3,5 tahun, Dia mati di atas kayu salib kemudian hari ketiga Dia bangkit, akhirnya Dia naik, dipermuliakan.
Semuanya itu ditulis dengan jelas di dalam empat Injil, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Kita akan lihat empat injil ini dimulai dari:
-       Injil Matius: menceritakan kemuliaan/keagungan Yesus sebagai Raja.
Di dalam Injil Matius Yesus sebagai Raja, maka yang diceritakan tentang kemuliaan-Nya.
-       Injil Markus: menceritakan pelayanan Yesus sebagai hamba.
Di dalam Injil Markus Yesus sebagai hamba, maka yang yang diceritakannya tentang pelayanan-Nya.
-       Injil Lukas: menceritakan sengsara Yesus sebagai manusia.
Di dalam Injil Lukas Yesus sebagai manusia, maka yang yang diceritakannya adalah sengsara-Nya.
-       Injil Yohanes: menceritakan keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Di dalam Injil Yohanes, Yesus sebagai Anak Allah, maka yang yang diceritakannya adalah keadilan dan kebenaran-Nya.

Kalau kita lihat diagram dari 4 Injil;
-       Diagram horizontal: Injil Matius dan Injil Markus.
-       Diagram vertikal: Injil Yohanes dan Injil Lukas.
Jadi kesimpulannya, empat Injil ini menceritakan pribadi Yesus Kristus yang disalibkan. Itulah Injil sepenuhnya.

Galatia 1: 6-8
(1:6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
(1:7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
(1:8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.

Perhatikan kalimat: “Dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil.
Kalimat ini menunjukkan bahwa jemaat di Galatia digeser dari pengharapan Injil, sebab ada orang yang mengacaukan jemaat di Galatia dengan memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah diberitakan oleh Rasul Paulus.

Hati-hati, di hari-hari terakhir ini, menjelang kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi. Banyak hamba Tuhan memberitakan injil yang lain, berbeda dengan pemberitaan yang biasa kita dengar.
Jangan gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga (binasa).

Galatia 1: 9-10
(1:9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
(1:10) Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

Menyampaikan injil yang lain, yang bukan Injil Kristus, maka dia bukanlah hamba Tuhan, melainkan dia adalah orang yang terkutuk.
Saya tidak mau mengatakan kalau hamba Tuhan A, hamba Tuhan B terkutuk. Saya hanya mau mengatakan; kalau ada seorang hamba Tuhan memberitakan injil yang lain, yang bukan memberitakan tentang salib Kristus, maka dia bukan hamba Tuhan, melainkan dia adalah orang yang terkutuk.
Jadi Injil Kristus dengan injil yang lain berbeda.
-       Injil Kristus sifatnya menyukakan hati Tuhan.
Kalau hamba Tuhan menyampaikan firman tentang salib, pasti tujuannya untuk menyukakan hati Tuhan. Sebaliknya, kalau dia tidak menyampaikan tentang salib Kristus, bukan untuk menyukakan hati Tuhan.
-       Injil yang lain (injil yang berbeda, yang bukan Injil Kristus) sifatnya menyukakan hati manusia.
Injil yang lain yaitu firman yang ditambahkan dan dikurangkan.
a.     Firman yang ditambahkan, artinya; menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan atau disertai dengan dongeng nenek tua, cerita-cerita isapan jempol, filsafat-filsafat kosong dan lain sebagainya.
Misalnya; menyampaikan satu dua ayat lalu disertai dengan cerita si kancil, si kura-kura, si buaya, dan lain sebagainya. Mana mungkin cerita isapan jempol, si kura-kura, si kancil, si buaya, bisa menyucikan hati manusia, tetapi kenyataannya itu yang terjadi di gereja-gereja.
Saya sampaikan malam ini; kalau ada pemberitaan injil lain yang berbeda yang bukan injil Kristus, tidak menceritakan salib Kristus, hanya menceritakan isapan jempol, si kura-kura, si kancil, si buaya, dia bukan hamba Tuhan, dia adalah orang yang terkutuk.
Maka kita bersyukur, hari demi hari semakin diberi pengertian supaya kita tidak terkutuk. Kutuk nenek moyang dipatahkan oleh salib, maka saliblah yang harus disampaikan bukan Injil yang lain supaya kutuk nenek moyang dipatahkan (diputuskan).
Kalau nenek moyang jahat, kalau nenek moyang cinta uang, nenek moyang najis, nenek moyang fasik, itu turun ke anak. Bagaimana caranya untuk mematahkan kutuk? Ya dengar berita salib, jangan berita yang lain-lain lagi.
Kalau orang tua tidak dengar firman, tidak menghargai ibadah pelayanan, jangan turun ke bawah. Bagaimana caranya? Ya dengar firman salib. Jangan dengar cerita si kancil lagi.
b.     Firman yang dikurangkan; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal:
1.     Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
Hamba Tuhan  tidak boleh miskin harus kaya raya. Baiklah..., kalau memang harus begitu, saya balikkan; Elia melayani di Sarfat, jemaatnya hanya seorang janda, anaknya satu. Bertolak belakang dengan teori kemakmuran. Bagaimana dengan kita?
Tidak selamanya pendeta banyak jemaatnya. Tidak semua jumlah jemaatnya (pengikutnya) seperti Musa.
2.     Tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat semata. Hanya berbicara tentang hal-hal lahiriah, tetapi salib tidak ditegakkan.

Galatia 1: 11-12
(1:11) Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
(1:12) Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.

Injil Kristus bukan injil manusia, sebab Rasul Paulus sendiri berkata: aku menerima Injil Kristus bukan dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepada Rasul Paulus.
Tetapi Rasul Paulus menerima Injil Kristus oleh penyataan Yesus Kristus. Yesus sendiri yang menyatakannya kepada Rausl Paulus.

Pemberitaan firman tentang salib bukan rekayasa manusia, tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan. Tetapi Injil Kristus adalah penyataan Tuhan secara pribadi kepada Rasul Paulus.
Berarti, seorang hamba Tuhan yang menyampaikan pemberitaan tentang salib, harus disertai dengan pengalaman hidup, maka di situ nanti Tuhan akan membukakan rahasia firman-Nya, menyatakan secara pribadi kepada hamba Tuhan itu sendiri.
Berarti, seorang hamba Tuhan untuk mendapatkan pembukaan firman tentang salib harus berada di dalam pengalaman itu (maksudnya salib) supaya dia mendapatkan penyataan dari Allah.

Kita lihat pengalaman Rasul Paulus saat dia mendapatkan penyataan Yesus Kristus.
Kisah Para Rasul 9: 3-5
(9:3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
(9:4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
(9:5) Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

Di sini jelas sekali terlihat, waktu Rasul Paulus dipanggil. Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?
Lalu kata Yesus: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
Pendeknya; Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada Saulus.

Kisah Para Rasul 9: 6
(9:6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

Apa yang diperbuat oleh Rasul Paulus, termasuk memberitakan Injil Kristus, itu adalah penyataan Yesus Kristus kepada Rasul Paulus.

Kisah Para Rasul 9: 11-15
(9:11) Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
(9:12) dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
(9:13) Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
(9:14) Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
(9:15) Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

Tuhan menjadikan Rasul Paulus sebagai alat kemuliaan-Nya untuk memberitakan Injil Kristus, yaitu pribadi Yesus yang disalibkan.
Jadi benar-benar, Tuhan Yesus Kristus yang menyatakan diri-Nya kepada Rasul Paulus, berarti, apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat dari Tuhan, itu yang dia sampaikan.
Jadi sangat jelas, Injil Kristus bukan diterima dari manusia dan bukan manusia pula yang mengajarkan itu kepada Rasul Paulus, tetapi dia menerimanya dari Tuhan oleh penyataan Tuhan secara pribadi, secara langsung.
Jadi berita salib yang disampaikan oleh Rasul Paulus bukan katanya (kata manusia), tetapi itu merupakan pengalaman hidupnya. Sebagai gembala sidang, biarlah itu juga yang menjadi pengalaman hidup saya untuk saya sampaikan (berita salib). Juga kita semua sidang jemaat GPT BETANIA Serang-Cilegon yang sudah menerima pengajaran salib untuk hidup di dalamnya, melayani Tuhan, dengan sangkal diri dan memikul salibnya.
Jadi, apa yang kita dengar dari Tuhan, apa yang sudah kita lihat di dalam penggembalaan, itu yang menjadi pengalaman hidup kita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
Saat sangkal diri pikul salib tidak boleh kecil hati, tidak boleh ciut, tidak boleh minder. Pastikan bahwa anda adalah hamba Tuhan oleh karena salib-Nya.
Mengapa seseorang menjadi minder? Karena orang yang semacam ini tidak mau sangkal diri dan pikul salib. Kekuatannya hanya pada hal-hal yang lahiriah. Kalau ada uang dia berani, tidak ada uang tidak berani.
Oleh sebab itu, saya sampaikan malam ini; pastikan bahwa dirimu adalah anak Tuhan, pastikan dirimu sebagai hamba Tuhan, hamba kebenaran karena salib Kristus. Pastikan dirimu alat kemuliaan Tuhan. Jangan setengah-setengah dalam mengikuti Tuhan.

Mari kita belajar dari Rasul Paulus...
Kisah Para Rasul 9: 1-2
(9:1) Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
(9:2) dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

Malam ini tidak ada alasan bagi kita dan berkata: “saya ini orang jahat, saya pendosa, saya ini orang najis, saya fasik, sombong, angkuh.”
Baik, barangkali mungkin. Tetapi Rasul Paulus lebih jahat. Rasul Paulus juga orang jahat, Rasul Paulus juga fasik, Rasul Paulus juga pembunuh. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mau dipakai Tuhan; sangkal diri, pikul salib.
Jangan ada alasan: aku adalah penjahat, najis, aku banyak dosa, aku orang sombong. Baik, tetapi Rasul Paulus tidak berbeda dengan kita sebelum dia dipanggil sebagai alat kemuliaan-Nya.
Rasul Paulus juga manusia. Kalau dia bisa dipakai sebagai alat kemuliaan-Nya, mengapa tidak dengan saya, mengapa tidak dengan engkau, dengan kita semua?
Tergantung penyerahan diri kita kepada Tuhan. Malam ini, mari angkat tangan kepada Tuhan. Menyerahlah. Jangan bertahan di dalam kebodohan.
Saya ulangi; engkau mungkin beralasan, saya jahat, aku banyak kenajisan, aku orang fasik dan sombong. Baik, tetapi Rasul Paulus juga sama, dia menerima surat dari imam besar di Yerusalem untuk mendapat hak kuasa penuh untuk membinasakan baik laki-laki, baik perempuan, yang beribadah melayani kepada Tuhan. Tetapi pada saat dia melakukan rencana untuk mengeksekusi anak-anak Tuhan di Damsyik, pada saat itu Tuhan menangkap dia.

Apa tandanya Rasul Paulus ditangkap oleh Tuhan?
Kisah Para Rasul 9: 6-9
(9:6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
(9:7) Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.
(9:8) Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
(9:9) Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

Tiga hari lamanya Rasul Paulus tidak dapat membuka matanya, kemudian tiga hari lamanya tidak makan dan minum. Inilah tanda panggilan di dalam diri seseorang.
Angka tiga itu berbicara tentang pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Yesus mati di atas kayu salib, lalu hari ketiga Dia bangkit.

Filipi 3: 3-7
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
(3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
(3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
(3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

Dahulu, Rasul Paulus menaruh percaya kepada hal-hal lahiriah lebih dari pada orang-orang lain, apa buktinya?
1.     Disunat pada hari kedelapan.
2.     Dari bangsa Israel.
3.     Dari suku Benyamin.
4.     Orang Ibrani asli.
5.     Tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi.
6.     Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat.
7.     Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi Rasul Paulus dianggap rugi karena dia telah mengenal Yesus Kristus.

Filipi 3: 8
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Kalau Kristus lebih berharga dan lebih mulia, semua yang lahiriah itu jadi kecil bahkan jadi sampah, tetapi sebaliknya kalau yang lahiriah lebih besar, Kristus lebih kecil.
Pendeknya; Rasul Paulus telah mengalami pembaharuan manusia batiniah.

Mengapa pelayanan ini kecil? Karena seseorang masih menaruh percaya kepada yang lahiriah. Pekerjaannya lebih besar, sekolahnya lebih besar, uangnya lebih besar, maka Kristus lebih kecil, ibadah jadi kecil, tetapi setelah Rasul Paulus dipanggil, maka Yesus Kristus, lebih mulia dari hal-hal yang lahiriah, bahkan semua yang lahiriah menjadi sampah, tidak lebih mulia dari Kristus.

2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Ketika terjadi pembaharuan manusia batiniah dari sehari ke sehari, manusia lahiriahnya semakin merosot.
Jadi apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi itu terbukti, sebab kepada jemaat di Korintus, dia juga mengatakan: “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Jadi ketika manusia batiniahnya dibaharui dari sehari ke sehari, manusia lahiriahnya semakin merosot. Ketika manusia dalam, manusia batin dibaharui dari sehari ke sehari, maka yang lahiriah merosot.

Jadi apa yang dinyatakan kepada jemaat di Filipi dan Korintus terbukti. Jadi kotbah Rasul Paulus ini bukan teori, tetapi merupakan pengalaman hidupnya.
Biarlah pengabdian kita ini sesuai dengan apa yang kita dengar, dan sesuai dengan apa yang kita lihat, juga sesuai dengan apa yang kita terima dari Tuhan, bukan karena pengertian kita, supaya tidak ada penonjolan-penonjolan di dalam diri.
Rasul Paulus tidak minder, tidak ciut dan tidak tawar hati saat sangkal diri, pikul salib. Kita tidak butuh perhatian manusia, kita butuh perhatian Tuhan supaya tidak ciut, tidak minder (tidak tawar).

Filipi 3: 9
(3:9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Sampai pada akhirnya, kebenaran yang dimiliki Rasul Paulus adalah kebenaran karena percaya terhadap pemberitaan firman tentang salib, bukan lagi karena hal-hal lahiriah.
Kebenaran semacam inilah yang harus menjadi perhatian dan bagian kita, yaitu kebenaran dari salib bukan karena mentaati hukum Taurat.

Filipi 3: 10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
Rasul Paulus berkata: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya.
Yang dikehendaki Rasul Paulus ada dua, yaitu:
Yang pertama: “Mengenal Dia.”
Mengenal Dia, berarti mengenal Yesus secara pribadi, bukan lagi mengikuti Tuhan karena katanya, bukan karena kata orang, bukan karena mujizat, bukan karena hal-hal lahiriah, itulah yang disebut mengenal Dia secara benar, secara sempurna.
Kalau seseorang mengikut Tuhan karena mujizat, karena hal lahiriah, karena gereja mewah = belum mengenal Dia dengan sempurna.
Kemudian, mengenal Dia berarti ada pengalaman  spiritual secara pribadi dengan Tuhan, jadi bukan karena ikut-ikutan.

Yang dikehendaki Rasul Paulus ada dua, yaitu:
Yang kedua: “Kuasa kebangkitan-Nya.”
Kuasa kebangkitan ini berarti berada dalam suasana pesta. Suasana kebangkitan berarti memiliki pakaian pesta, bukan lagi pakaian lama, bukan lagi pakaian yang buruk. Itulah suasana kebangkitan, memiliki pakaian baru, yang lama sudah berlalu.
Berada dalam suasana kebangkitan berarti dimulai dari persekutuan dengan Dia di dalam penderitaan-Nya sampai akhirnya mati di atas kayu salib. Tidak mungkin seseorang mengalami kematian kalau tidak dimulai dengan sengsara salib. Yesus tidak mungkin mati kalau Yesus tidak disalibkan.
Maka kalau seseorang menolak sengsara salib, sampai kapanpun orang semacam ini tidak akan mengalami kematian (dagingnya tetap bersuara). Maka saya sangat heran sekali kalau seseorang menolak sengsara salib di tengah ibadah pelayanan, lebih mementingkan perhatian manusia dari pada salib, karena orang semacam ini tidak akan pernah sampai pada pengalaman kematian.
Kalau satu dalam kematian, otomatis dia akan satu dalam kebangkitan Yesus Kristus karena itu merupakan satu paket.

Maka pernyataan Rasul Paulus ini sungguh sangat luar biasa, mengagumkan sekali bagi saya karena ia berkata: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia”, berarti bukan ikut-ikutan, bukan karena lahiriah, “..dan kuasa kebangkitan-Nya”, ini suasana pesta, pakaian baru, (hidup baru), yang lama sudah berlalu. Untuk mencapai ke situ tetap dalam kesucian, maka Rasul Paulus berkata dimulai dengan persekutuan di dalam penderitaan-Nya, sampai akhirnya menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.
Jadi kematian ini diawali dari sengsara salib. Yesus tidak akan mati kalau tidak disalib. Maka kalau anak Tuhan dalam ibadah pelayanan menolak sengsara salib, saya ragu dengan hidup orang semacam ini. Ini rumus yang tidak bisa terbantahkan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:


Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment