KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, July 8, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 02 JULI 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 02 JULI 2017

(Seri 24)

“WAHYU PASAL 7

Subtema: HURUF “T” SEBAGAI TANDA DI DAHI.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.

Pujian atau kesaksian dari zangkoor cukup memberkati kita semua karena pujian itu betul-betul menyenangkan hati Tuhan. Pujian itu dinaikkan dari segala kerinduan di dalam hati supaya hidup rohani kita dibangkitkan sekaliannya mengingat hari kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Namun saya melihat menjelang datangnya hari Tuhan, rahasia firman semakin dibukakan, Tuhan menyatakan isi hati-Nya dan seolah-olah Tuhan sendiri yang berbicara kepada kita dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita. Bukan perasaan saya yang mengatakan tetapi itu yang saya alami, tentu itu juga yang kita alami.
Dalam Ibadah Kaum Muda Remaja tadi malam juga, seolah-olah Tuhan langsung berbicara di tengah ibadah itu sendiri, sehingga tangisan itu bukan suatu luapan. Beda luapan, beda dengan karena kasih Agape, kasih Allah telah menyatu dengan hati. Tangisan itu adalah tangisan yang tidak dibuat-buat, tangisan yang mengalir begitu saja.
Tentu ini tidak terlepas dari doa sidang jemaat kepada saya untuk selalu dipakai Tuhan dalam pembukaan rahasia firman Tuhan di dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir ini untuk membawa kita di dalam suatu pembentukan tubuh Kristus yang sempurna menjadi pengantin perempuan mempelai Anak Domba yang suatu saat kelak akan masuk dalam pesta nikah Anak Domba sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi.
Tadi malam suara nafiri telah diperdengarkan sehingga umat Tuhan (kaum muda) memahami dirinya sebagai apa, pemimpin  dan kepala pasukan, serta laskar di sebelah Timur dan laskar di sebelah Selatan juga mengerti posisinya, memahami keberadaannya, statusnya sebagai apa di hadapan Tuhan.
Dan oleh karena nafiri yang ditiup dengan terang, maka kita semua sebagai tentara Tuhan dapat menyiapkan diri untuk melakukan sesuatu yang baik di hadapan Tuhan dengan satu tujuan untuk menyenangkan hati Tuhan tentunya.
Kalau nafiri tidak ditiup dengan terang, siapa yang dapat menyiapkan dirinya? Tidak ada seorang pun dapat berbuat sesuatu yang baik kalau dia tidak mendengarkan apa yang disuarakan oleh Tuhan dengan terang.

Saya dapat melayani Tuhan, bahkan para imam dan seluruh umat Tuhan yang datang berkumpul dalam himpunan ini (lewat Ibadah Raya Minggu), karena kita sudah mendapat pengertian yang jelas, nafiri ditiup dengan terang sehingga kita dengan segala kerelaan dengan segala ketulusan datang untuk melayani Tuhan, datang untuk membawa korban persembahan dan mempersembahkannya di atas mezbah untuk Tuhan.
Jangan abaikan hikmat, akal budi dan pengertian dari Tuhan.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian dari Wahyu 7.

Kita masih memperhatikan Wahyu 7: 1.
Wahyu 7: 1
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.

Di sini kita melihat; Empat malaikat berdiri pada ke empat penjuru bumi.
Tugas mereka adalah: menahan keempat angin bumi supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.

Minggu lalu telah saya sampaikan sedikit tentang angin yang bertiup. Pada dasarnya alam semesta ini sangat bergantung pada angin atau udara yang bertiup, apalagi manusia, setiap insani sangat bergantung pada angin yang bertiup.
Salah satu bukti; kalau otak kekurangan oksigen, maka seseorang menjadi mudah mengantuk sehingga kurang konsentrasi untuk memahami, untuk mengerti rencana Tuhan yang begitu indah dan luar biasa dalam kehidupannya.
Kalau kita melihat dalam kitab Amsal 24:30-34: Mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, itu menunjuk kepada si pemalas.
Malas berarti tidak ada aktivitas (tidak ada kegiatan). Dua tangan tidak dipergunakan untuk beribadah dan melayani Tuhan.

Maka kalau kita perhatikan ladang si pemalas, ladang itu;
1.   Ditumbuhi oleh onak duri, rotan yang berduri, ini adalah gambaran dari orang yang suka menyakiti hati sesama.
2.   Kemudian tanahnya itu seluruhnya ditumbuhi oleh jeruju. Jeruju ini berupa semak-semak dimana daun dan batangnya itu berduri.
Seharusnya, hati kita ini seluruhnya dikuasai/ditutupi oleh kasih Allah yang sempurna. Tetapi di sini kita melihat, seluruh tanah itu ditutupi oleh jeruju.
3.   Selanjutnya tembok-temboknya sudah rubuh; tidak ada lagi penjagaan, pengawasan, sehingga kalau berbicara, bertindak, tidak lagi dengan segala kewaspadaan, karena hatinya tidak terjaga.

Itulah gambaran dari si pemalas. Mengapa? Karena otaknya sudah kekurangan oksigen. Itu baru kekurangan, bagaimana kalau keempat malaikat yang ada pada keempat penjuru bumi betul-betul menahan angin, maka seseorang akan sesak nafas, kering kerontang, tidak berdaya, sampai akhirnya binasa.
Mengapa ada sebutan empat penjuru bumi? Berarti seantero dunia ini dimana korban sehari-hari ibadah dan pelayanan akan diberhentikan, maka kalau ibadah dan pelayanan dihentikan, sama dengan tidak bernafas.
Peristiwa itu terjadi tepatnya pada pertengahan 7 masa, terkhusus 3,5 tahun yang kedua nanti.

Wahyu 7: 2-3
(7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut,
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"

Pendeknya; empat malaikat menahan angin pada empat penjuru bumi supaya merusakkan bumi, laut dan pohon-pohonan.

Saudaraku, kita bersyukur pada kesempatan ini kita masih mendapat kemurahan dari Tuhan, kita bisa menghirup udara dengan bebas, bahkan sebebas-bebasnya, itu kemurahan dari Tuhan.
Kita boleh menikmati tiupan angin yang bertiup, kita boleh merasakan kesegaran dan kesejukan dari angin yang bertiup, itu suatu kemurahan, dan kemurahan ini adalah kesempatan yang harus kita hargai setinggi-tingginya, sebab kesempatan hanya datang satu kali. Jangan disia-siakan, sebab itu mengandung resiko tinggi.

Kemudian, pada sisi yang lain, Rasul Yohanes melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit.
Jadi selain empat malaikat yang berada pada keempat penjuru bumi, muncul seorang malaikat lain dari tempat matahari terbit.
Tugasnya adalah untuk membawa meterai Allah yang hidup yaitu supaya hamba-hamba Allah terlebih dahulu dimeteraikan pada dahi mereka.
Tentang meterai Allah yang hidup; di dunia ini banyak segel, banyak meterai tetapi tidak memberi jaminan hidup, hanya sebuah peraturan belaka, tidak ada jaminan hidup.
Kemudian malaikat itu berseru (dengan suara yang keras) kepada empat malaikat  katanya: “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!

Sebelum bumi, laut dan pohon-pohonan dirusak, hamba-hamba Allah terlebih dahulu dimeteraikan.

Yehezkiel 9: 4,6
(9:4) Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana."
(9:6) Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci.

Di sini kita melihat, pemeteraian itu terjadi dimulai dari dalam rumah Tuhan. Di dahi mereka tertulis atau ditandai huruf T.
Kemudian kalimat berikutnya: “Jangan singgung” kalimat ini sama  maknanya dengan Wahyu 7:3. “Jangan merusak.”

HurufT-> sengsara salib, itu sebabnya mereka yang dimeteraikan (di dahi mereka) banyak mengalami keluh kesah, sengsara salib.
Memang orang yang mau hidup beribadah kepada Tuhan, banyak menanggung penderitaan, sesuai dengan suratan Timotius. Kalau tidak mau menanggung banyak penderitaan, jangan mau hidup beribadah. Orang yang mau hidup beribadah kepada Tuhan, banyak menanggung penderitaan, banyak keluh kesah, banyak sengsara, itulah yang disebut sengsara salib.
Jadi saya pesankan kepada sidang jemaat teramat lebih yang sudah melayani Tuhan, kalau ada keluh kesah, sengsara karena salib, aniaya karena firman, tidak perlu bersungut-sungut, jangan lari dari kenyataan, bertahan di rumah Allah Yakub, di gunung Sion, sampai huruf T” termeterai permanen di dahi.

2 Petrus 2: 7-8
(2:7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --
(2:8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --

Sebagai contoh; Lot, berada di tengah-tengah orang-orang fasik, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa.
Biarlah kita tetap tinggal di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani, disertai dengan sangkal diri pikul salib, kita berada di tengah-tengah dunia dengan segala kefasikan dan kita banyak menanggung penderitaan.

2 Petrus 2: 9
(2:9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,

Maka nyata, bahwa Tuhan tahu:
-     Tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan.
-     Tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.
Jadi, ada upahnya masing-masing.

Allah adalah Hakim yang adil sebab Dia tahu menyelamatkan orang-orang yang saleh, Dia juga tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.
Jadi tidak usah bersungut-sungut oleh karena penderitaan, karena sengsara salib, karena keluh kesah lalu membanding-bandingkan dengan orang yang tidak beribadah dan berkata: “Tidak beribadah, tetapi diberkati”, tidak usah membanding-bandingkan seperti itu.

Keluaran 12: 22
(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.

Perayaan Paskah itu bukan semata-mata pada bulan tertentu, tetapi ibadah dan perayaan Paskah itu setiap hari, tanda bahwa darah itu disapukan pada kedua tiang pintu dan ambang atas pintu, artinya ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh.
Jadi tanda darah itu bukan semata-mata hanya pada tubuh yang terlihat, tetapi tanda darah itu sudah sampai pada jiwa dan roh.
Kalau tanda darah hanya pada tubuh, seseorang bisa saja terlihat baik, tetapi hatinya belum tentu. Mau saja dia melayani, mau saja dia bekerja mengerjakan segala kegiatan di dalam rumah Tuhan, tetapi hatinya belum tentu tulus.

Di dalam Wahyu 7 ini, jumlah mereka yang dimeteraikan adalah 144.000 orang, dari 12 suku Israel, berarti masing-masing atau tiap-tiap suku 12.000 orang yang dimeteraikan. 12.000 x 12 , seluruhnya 144.000 orang yang dimeteraikan.
Berarti, pemeteraian itu, sekali lagi saya ulangi, datangnya dari segala keluh kesah, atau sengsara, aniaya karena salib yang kita alami di dalam rumah Tuhan, selama kita beribadah melayani kepada Tuhan.

Wahyu 14: 1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia, 144.000 orang yang juga berdiri di atas atau di bukit Sion.
Kemudian pada dahi 144.000 orang ini tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Berarti betul-betul pemeteraian itu sumbernya dari sengsara salib.
Urapan Roh Kudus datangnya dari sengsara salib. Pengurapan itu tidak datang dari minyak yang lazimnya, atau yang banyak diperbuat oleh hamba-hamba Tuhan di hari-hari terakhir ini sebagai tanda pengurapan. Tidak, jadi pengurapan itu datangnya dari sengsara salib.

Pada dahi 144.000 orang itu tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Saudaraku, sampai sejauh ini saya masih bertanya-tanya tentang nama-Nya dan nama Bapa-Nya, seolah-olah nama-Nya sendiri dan nama Bapa-Nya juga tersendiri. Seolah-olah seperti itu.
Sampai detik ini nama itu masih menjadi pertanyaan bagi saya. Bantu doa, supaya kita mengenal nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Namun prakteknya tadi di dahi mereka ditulis huruf T berarti mengalami sengsara salib, aniaya karena firman à perayaan paskah setiap kali beribadah melayani kepada Tuhan = ada tanda darah pada tubuh, jiwa, dan roh,

Keluaran 3: 10, 13-14
(3:10) Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
(3:13) Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? -- apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
(3:14) Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."

Nama-Nya dan nama Bapa-Nya yaitu: "AKU ADALAH AKU."
Jadi sudah jelas, nama itu tidak dua, tidak tiga melainkan, "AKU ADALAH AKU."
Dari AKU kemudian adalah AKU. Jadi, tidak lain, tidak bukan, Dialah yang semula: Alfa, dan Dialah yang akhir: Omega.
Berarti dari “Aku” yang pertama (awal), untuk sampai kepada “Aku” yang kedua (akhir) dibutuhkan kesetiaan dari anak-anak Tuhan, nama-Nya dan nama Bapa-Nya tertulis di dahi.
Aku       adalah       Aku
↓              =                 ↓
Alfa
  Setia       Omega

Di tengah pengutusan itu bagaikan domba-domba di tengah-tengah serigala, berarti banyak penderitaan, banyak sengsara di tengah-tengah orang fasik. Berada di antara orang fasik banyak sengsara karena dunia dengan segala kerajaannya. Haleluya. Puji Tuhan.
Sekali lagi saya tandaskan, kita ada di bumi provinsi Banten ini sebagai utusan. Ibarat domba di tengah serigala. Di antara orang fasik pasti banyak menderita, itu juga yang dialami oleh Lot.

Kita lihat: "AKU ADALAH AKU."
Wahyu 1: 7-8
(1:7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."

"AKU ADALAH AKU" = Aku adalah Alfa dan Omega = yang awal dan yang akhir, berarti kehidupan-Nya kekal, tidak berkesudahan...Yesaya 9:6.
Kesimpulannya, dari kekal kepada kekekalan, itulah nama-Nya, sebab dari Alfa dan Omega dilanjutkan dengan: “Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.

Di sini kita lihat, di tengah pengutusan tadi, Musa sedikit ragu karena merasa bahwa dia bukan siapa-siapa. Wajar saja, itu manusiawi, tetapi jangan sampai mundur sebelum berperang, jangan lari dari kenyataan hidup.
Yesus sendiri juga mengalami hal yang sama. Yesus pernah berkata; Kalau bisa, cawan ini berlalu, kemudian dilanjutkan, dengan berkata: tetapi jangan kehendak-Ku, tetapi kehendak–Mu yang jadi.

Kita kembali  melihat Alfa dan Omega, yang dilanjutkan dengan “Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang”, Dialah Yang Mahakuasa itu.

Wahyu 1: 17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Jadi, Alfa dan Omega = Yang Ada dan Yang Akhir, Dialah;  “yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.”
Kalau kita lanjutkan lagi “Alfa dan Omega/yang awal dan yang akhir, kemudian, Dialah: yang hidup, telah mati, namun hidup lagi sampai selama-lamanya (hidup, mati, hidup).
Hidup (yang pertama), kemudian, mati di atas kayu salib, hari yang ketiga Dia hidup kembali (yang kedua).
Kesimpulannya dari Alfa untuk sampai kepada Omega maka Yesus Kristus, harus mati di atas kayu salib.
Berarti AKU ADALAH AKU, itulah pribadi Yesus Kristus yang telah rela mati di atas kayu salib.
Pendeknya, jembatan dari Alfa untuk sampai kepada Omega adalah salib Kristus. Dari kekal untuk sampai kepada kekekalan jembatannya adalah salib.

Jadi, kalau pun harus mengalami keluh kesah karena sengsara salib, aniaya karena firman, memang itu yang harus kita alami.
Pengutusan itu sama seperti domba di tengah-tengah serigala. Lot sendiri mengalami ketika Dia diutus di Sodom dan Gomora, dia banyak menderita dengan segala cacian, dan makian karena dia tinggal di tengah-tengah orang fasik.
Kalau orang batak, tidak memiliki anak laki-laki, di situ juga terdapat cacian makian. Maka jangan heran, orang batak yang masih kuat dengan adat istiadatnya (tradisi), seorang suami akan menikah lagi jika tidak mempunyai anak laki-laki. Kejadian seperti itu, seringkali terjadi, bahkan hingga sampai hari ini pun itu bisa terjadi bagi orang batak terkhusus bagi yang masih berpegang teguh pada adat istiadat.
Jadi dari Alfa untuk sampai ke Omega, jembatannya adalah salib.
Yang adayang sudah adayang akan datang,  dalam keadaan; hidupmati hidup = Aku adalah Aku.
Sekali lagi saya tandaskan, AKU adalah AKU, maksudnya dari kekal sampai kepada kekekalan, jembatannya adalah salib.
Itulah yang tertulis di dahi mereka (Huruf T itu) sebagai tanda milik kepunyaan-Nya. Bagaimana dengan pengikutan kita? Mau belajar setia walaupun ada keluh kesah, sengsara salib, aniaya karena firman, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung? Puji Tuhan, kiranya dapat dipahami dengan baik.

Perlu untuk diketahui: kalau pikiran ini sudah mulai terobsesi dengan perkara lahiriah, maka di dahi tidak ada tanda huruf T maksudnya nama-Nya nama Bapa-Nya yaitu AKU ADALAH AKU tidak tertulis di dahi = menolak salib, ayo, hati-hati segera kembali pada jalan salib.

Kembali kita melihat ...
Wahyu 1: 17
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
Kemudian pada ayat 17 ini Rasul Yohanes berkata: “Tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati” -> orang tidak berdaya.
Itulah keadaan orang-orang yang diutus di tengah-tengah pengutusannya karena banyaknya keluh kesah, sengsara salib, aniaya karena firman.

Kemudian perhatikan: “Tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
Jadi sumber kekuatan kita adalah berasal dari Alfa dan Omega nama-Nya dan nama Bapa-Nya dengan tanda huruf “T” ditulis pada dahi. Kekuatan kita adalah salib Kristus/korban Kristus.
Kalau seseorang mengandalkan kekuatan karena harta, hari ini pada saat ada hartanya dia merasa hebat, besok hartanya habis, ia tidak berdaya.
Tetapi kalau kekuatan itu datangnya dari AKU ADALAH AKU (kekuatan salib), kita kuat.

Ciri-ciri orang-orang yang dimeteraikan dengan tanda T di dahi mereka.
Wahyu 14: 2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

Di sini kita perhatikan; mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain mereka sendiri, (selain dari 144.000 orang) yang telah ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung.
Nyanyian baru -> persekutuan yang indah antara tubuh dengan kepala = hubungan intim.

Persekutuan yang indah dengan Tuhan itu berbicara tentang hubungan intim antara suami dengan isteri. Saat hubungan intim itu berlangsung, tidak ada orang yang tahu selain mereka yang sedang melangsungkan hubungan intim.

Yesaya 28: 11-12
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

Jadi, persekutuan yang indah itu ibarat seperti seseorang yang sedang berbahasa asing atau berlogat ganjil, yang disebut juga dengan bahasa lidah atau bahasa Roh dan tidak ada orang yang tahu / mengerti bahasa Roh selain orang itu sendiri dengan Tuhan.
Kemudian, bahasa Roh adalah hari perhentian, hari peristirahatan bagi mereka yang letih, dan lelah dan berbeban berat, hari perhentian bagi orang yang tertindas.

Jika persekutuan itu memuncak sampai kepada hubungan intim dengan Tuhan, kita lupa segala sesuatu, lupa penderitaan, lupa segala sengsara, lupa kalau kita tidak punya uang (serasa punya uang selalu), lupa sengsara, pendeknya lupa dengan segala keluh kesah.
Berarti hidup tanpa persekutuan yang indah dengan Tuhan, sebetulnya itu adalah suatu kerugian yang besar.
Seharusnya hubungan kita dengan Tuhan harus ditandai dengan hubungan intim, karena itu merupakan hari perhentian bagi yang lelah dan bagi yang tertindas. Itu upah kita selama ada di bumi.

Huruf “T” di dahi, berarti nama-Nya dan nama Bapa-Nya tertulis di dahi à AKU ADALAH AKU (dari kekal sampai kepada kekekalan), itulah Alfa dan Omega jembatannya adalah salib.

Malam ini Tuhan sendiri berbicara kepada kita. Ini yang tidak dapat dirasakan orang-orang dunia yang ada di luaran sana. Tidak bisa kita bayar kebaikan Tuhan/kasih Allah tidak dapat diukur, karena kasih Allah tanpa batas (no limit).
Kembali kita perhatikan ...
Wahyu 14: 4-5
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Keadaan 144.000 orang ketika berdiri di atas bukit Sion.
YANG PERTAMA: Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan”, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah mereka itu tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging. Perempuan -> daging.
Pertanyaannya: mengapa mereka tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging?
Jawabnya: karena mereka murni sama seperti perawan. Berarti murni di atas murni.

Keadaan 144.000 orang ketika berdiri di atas bukit Sion.
YANG KEDUA: Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel (Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel), lewat firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan dalam terang-Nya Roh-EL Kudus. Ikuti saja gerak-Nya. Kita akan dibawa dalam suatu pembentukan tubuh Kristus, itulah tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan, mempelai Anak Domba. Tuhan tidak pernah menipu kita, ikuti saja gerak-Nya.
Orang yang mengikuti gerak-Nya firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, itu adalah orang-orang yang tergembala, bukan orang-orang yang tidak tergembala (liar).
Sebagaimana kita lihat dalam Yohanes 10: 2-4, apabila domba-domba tergembala dengan baik, di situ terlihat dengan jelas dua hal: (1) domba-domba itu mendengar suara gembala, berarti tidak mendengar suara asing, (2) domba-domba itu mengikuti gembala.
Juga gembala itu membawa domba-dombanya keluar. Pada tanggal 12 Juni kita keluar, mengikuti geraknya firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, selama satu minggu penuh di Sumatera. Tepatnya di Medan kunjungan pertama, kunjungan kedua di Paropo, kunjungan ketiga di Sidikalang Parongil, kunjungan keempat di Pakkat, kunjungan kelima kembali lagi di Sidikalang, Balna. Kita mengikuti gerak-Nya Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel, kita dibawa keluar, tidak hanya di dalam kandang penggembalaan ini.
Ketika kita mengikuti gerak-Nya Pengajaran Mempelai, berarti dibutuhkan segala pengorbanan, baik tenaga, pikiran, waktu, bahkan uang sekalipun. Tetapi percayalah Tuhan tidak menipu kita.

Keadaan 144.000 orang ketika berdiri di atas bukit Sion.
YANG KETIGA: Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Ditebus sebagai korban-korban sulung. Mari kita lihat tentang anak sulung dalam kitab Keluaran.
Keluaran 4: 22-23
(4:22) Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
(4:23) sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."

Menjadi korban sulung, berarti beribadah dan melayani kepada Tuhan.
Itu sebabnya bangsa Israel ditebus supaya mereka menjadi anak sulung. Ditebus berarti menjadi korban-korban sulung, sehingga mereka dibawa masuk ke tanah Kanaan, tanah perjanjian yang telah diwariskan kepada nenek moyang bangsa Israel; (Abraham, Ishak, Yakub), sebagai milik pusaka mereka, dengan satu tujuan supaya mereka dapat beribadah dan melayani kepada Tuhan.

Berarti tanda bagi orang-orang yang tidak mengalami penebusan oleh darah Yesus adalah; tidak menghargai ibadah dan pelayanan.
Jadi penebusan oleh darah Yesus dan menjadi anak sulung, tandanya: beribadah dan melayani Tuhan.
Kalau orang meninggalkan tiga macam ibadah pokok, jauh dari ibadah dan pelayanan (menjauhkan diri dari setiap pertemuan ibadah) maka korban penghapus dosa tidak berlaku atas dia, itu yang sangat disesalkan...Ibrani 10:26.
Untuk apa seseorang memperoleh seisi dunia, kerajaan dunia dan kemegahannya, kalau dia kehilangan nyawa, dengan apa dia menggantinya? Tetapi kalau kita kehilangan nyawa karena sangkal diri dan pikul salib di tengah-tengah pengikutan kepada Tuhan maka kita akan kembali memperoleh nyawa...Matius 16:24.
Korban sulung -> orang-orang yang beribadah dan melayani kepada Tuhan, seperti bangsa Israel menjadi anak sulung.

Secara lahiriah, anak sulung itu adalah Israel, tetapi oleh karena darah Kristus, Tuhan mengaruniakan ibadah dan pelayanan ini kepada kita dan menjadi anak sulung, korban sulung secara rohani, karena sesungguhnya kita adalah bangsa kafir.
YANG KEEMPAT: Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta, mereka tidak bercela”, menunjukkan bahwa mereka hidup dalam pimpinan dan kuasa Roh Kudus.
Salah satu tabiat Roh Kudus adalah mengajar kita dalam seluruh kebenaran, dan ajaran-Nya itu benar, tidak dusta. Berarti kalau di dalam mulut tidak ada dusta, itu menunjukkan bahwa mereka hidup dalam pimpinan/kuasa Roh-El Kudus.

Jadi, sudah sangat jelas terlihat di sini;
1.   Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan.
2.   Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi.
3.   Mereka yang ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung.
4.   Dimulut mereka tidak terdapat dusta.
Inilah keberadaan dari pada 144.000 yang ditebus dari antara manusia di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, sedangkan dalam kitab Yehezkiel 9:6 ditulis huruf T sebagai tanda meterai dari Allah, menjadi korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba.

Tetaplah berada di atas gunung Sion, beribadah melayani Tuhan. Kita mengadakan suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan, baik lewat nyanyian, baik lewat pelayanan, baik lewat kesempatan demi kesempatan di dalam kegiatan Roh di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita semua.

Efesus 1: 13
(1:13) Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
Dengan firman Allah yang kita terima, kita mau beribadah melayani disertai sangkal diri dan pikul salib (huruf “T”), sampai akhirnya dimeteraikan dengan Roh Kudus sebab Allah menjanjikan-Nya kepada kita semua.
Tetap bertahan di atas gunung Sion.

Efesus 1: 14
(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Roh Kudus itu adalah jaminan atau meterai bagi kita sebagai milik kepunyaan Allah, bahwa kita sudah ditebus dan kita menjadi milik Allah. Kiranya dapat dipahami dengan baik.

Efesus 4: 30
(4:30) Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Oleh sebab itu, jangan mendukakan Roh Kudus menjelang hari penyelamatan (hari-hari terakhir), di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Berarti, segala dusta, kelicikan, kemunafikan, kefasikan, kenajisan serta kejahatan yang lain harus disucikan.
Saat kapan Roh Kudus berduka? Saat seseorang mengalami kematian rohani. Saat mati rohani, Roh Kudus berduka.
Roh Kudus tidak akan berkarya bila seseorang masih mengalami kemantian rohani.
Biasakan bergaul dengan Roh Tuhan berarti; baik hati, pikiran, perasaan, maupun tubuh, jiwa, dan roh, dipimpin oleh Roh Kudus menjelang kedatangan Tuhan yang sudah tidak lama lagi.
Bukti bahwa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi? Terjadi pembukaan rahasia firman, supaya Tuhan tidak berhutang pada saat hari Tuhan menghukum bumi.

Efesus 4: 31
(4:31) Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan

Syaratnya: segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, itu hendaklah dibuang, termasuk segala jenis kejahatan, itulah penyebab seseorang mengalami kematian rohani sehingga Roh Kudus berduka.
Tetap bertahan di atas gunung Sion,berlakulah setia, sebab upah kita besar di Sorga.

Tetap bertahan di atas gunung Sion sampai nanti tiba hari pemeteraian dari seorang malaikat yang kuat.
Malaikat ini adalah gembala sidang. Gembala sidang bisa menjadi malaikat yang kuat dengan seruan yang begitu keras, kalau dia tetap mempertahankan (berpegang teguh) Pengajaran Mempelai, maka kita yang mendengar seruan itu juga menjadi kuat.
Siapakah satu malaikat yang kuat ini, yang bisa memerintahkan empat malaikat yang ditugaskan oleh Tuhan untuk merusak pohon, laut dan bumi? Dia itu datang dari tempat matahari terbit, hamba Tuhan dengan pengorbanan di tengah-tengah pelayanannya kepada Tuhan. Matahari -> kasih dari Allah Bapa. Tidak ada motif-motif lain dalam melayani Tuhan (tanpa kepentingan diri). Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment