KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, July 6, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 30 JUNI 2017



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 30 JUNI 2017

KITAB MALEAKHI

Subtema: ELIA YANG AKAN DATANG.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dan ucapan syukur, itu sebabnya kita ada dan beribadah di tempat ini.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Maleakhi 4: 5.
Maleakhi 4: 5
(4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.

Hari Tuhan adalah hari yang besar dan dahsyat dan pada hari Tuhan itu terjadi;
-     Gempa bumi yang dahsyat sehingga tergeserlah pulau-pulau dan tergeserlah gunung-gunung.
-     Kemudian langit menyusut bagaikan gulungan kitab.
Sehingga orang sombong, orang yang tinggi hati, orang yang angkuh, mereka hanya bisa termangu-mangu, terpaku, tidak dapat menyelamatkan dirinya. Itulah keadaan yang terjadi apabila tiba saatnya hari Tuhan.

Pada minggu yang lalu kita sudah melihat gambaran hari Tuhan, betul-betul hari Tuhan itu hebat dan dahsyat, pada saat itu gempa bumi terjadi (tergeserlah pulau-pulau dan tergeserlah gunung-gunung), kemudian langit menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung sehingga matahari, bulan dan bintang tidak lagi bercahaya, bintang-bintang akan berguguran apabila ditiup angin yang kencang.
Orang fasik, orang sombong, orang angkuh, hanya bisa termangu-mangu, mereka terpaku, tidak berdaya untuk menyelamatkan diri.
Maka Tuhan mengutus nabi Elia sebelum datangnya hari Tuhan.

Kita fokus memperhatikan ELIA YANG DIUTUS.
Matius 11: 12-14
(11:12) Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.
(11:13) Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes
(11:14) dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu.

Perhatikan kalimat: “Ialah Elia yang akan datang itu”, itu menunjuk kepada pribadi Yohanes Pembaptis.
Jadi seharusnya kita tidak perlu ragu lagi, sebab para nabi dan kitab Taurat telah menubuatkannya, bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia yang akan datang itu. Tidak perlu ragu, tidak perlu bimbang.

Matius 17: 11
(17:11) Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu

Memang Elia akan datang dan ia akan memulihkan segala sesuatu.
Jadi Elia akan mendahului Tuhan untuk memulihkan segala sesuatunya. Jangan sampai Tuhan datang, keadaan kita belum dipulihkan. Jangan sampai Tuhan datang, kerajaan Israel belum dipulihkan.
Jangan sampai menerima penghukuman karena belum mengalami pemulihan.

Markus 9: 13
(9:13) Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia."

Memang Elia sudah datang tetapi orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, dan itu juga sudah dinubuatkan, bahwa Yohanes banyak menanggung penderitaan nanti.
Sebagai utusan yang telah diutus di bumi provinsi Banten, tidak usah heran kalau dalam mengikuti Tuhan, dan beribadah dan melayani Tuhan banyak menanggung penderitaan.
Orang yang mau hidup beribadah kepada Tuhan, banyak menanggung penderitaan, sesuai dengan suratan Timotius.

Jadi saya ulangi, Elia sudah datang tetapi orang memperlakukannya menurut kehendak mereka.
Tidak menghargai hamba Tuhan = memperlakukan menurut kehendak masing-masing.

Bukti diperlakukan menurut kehendak mereka.
Yohanes 1: 19-21
(1:19) Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"
(1:20) Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."
(1:21) Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!"

Orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam, orang Lewi serta orang Farisi menanyakan perihal tentang Yohanes Pembaptis, dan mereka berkata: “Siapakah engkau?
Jawab Yohanes Pembaptis: “Aku bukan Mesias”, bukan Elia, bukan nabi yang akan datang itu.
Jawaban ini menunjukkan kerendahan hatinya kepada utusan-utusan orang Yahudi, menunjukkan jati dirinya sebagai seorang utusan yang rendah hati. Dia tidak mengakui kelebihan yang dipercayakan oleh Tuhan, dia tidak bermegah di situ.
Kita butuh pelayanan yang semacam ini, pendeknya; kita butuh pelayanan Elia, kita tidak butuh pelayanan yang semarak-semarak daging, kelihatannya gereja mewah tetapi hanya untuk memuaskan daging. Kita butuh pelayanan dengan kuasa Elia disertai kerendahan hati untuk menjadi contoh teladan bagi sidang jemaat.

Yesus sendiri yang berkata: dialah Elia yang akan datang. Tetapi pada saat ditanya dia tidak mengaku kelebihan-kelebihan, dia tidak bermegah.
Kalau ada contoh teladan semacam ini, kita tidak berhenti mengikuti Tuhan.

Yohanes 1: 22-23
(1:22) Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
(1:23) Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Di sini kita melihat para utusan orang Yahudi mendesak Yohanes, lalu Yohanes menjawab: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun”, seruannya pada waktu itu: “Luruskanlah jalan Tuhan!”, dan itu sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam Yesaya 40: 3.
Yohanes Pembaptis tidak bermegah kalau dia adalah Elia yang akan datang, tetapi dia mengakui: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun.

Yang terpenting suara yang berseru-seru yaitu firman Allah yang disampaikan, itu yang terpenting. Tidak terlalu penting apakah itu nabi Elia yang akan datang atau nabi yang akan datang, yang penting adalah suara yang ditaruh oleh Tuhan di dalam mulutnya untuk berseru-seru, menyerukan pertobatan, bukan siapa pendeta yang kotbah, bukan itu.
Yohanes Pembaptis paham tentang hal itu, maka dia berkata: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun.

Jadi, kalau ada orang Kristen menunggu firman dari seorang hamba Tuhan yang terkenal bukan menunggu suara dari mulut seorang hamba Tuhan yang penuh dengan firman (yang disebut pedang tajam), itu adalah Kristen yang keliru.
Saudara menunggu saya bukan karena saya ini orang yang begini dan begitu, tetapi menantikan suara di mana suara itu penuh dengan firman Allah. Itu yang terpenting.

Saya kira dengan penjelasan seperti ini dapat menggugah hati utusan-utusan orang Yahudi, para imam, dan orang Farisi. Tetapi kita lihat ayat 25.

Yohanes 1: 25
(1:25) Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
Pertanyaan selanjutnya dari utusan orang-orang Yahudi: “Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?”, pertanyaan ini menunjukkan bahwa mereka belum juga disadarkan dengan penjelasan Yohanes Pembaptis tadi (“Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun”), berarti belum disadarkan.
Seruan firman itu tidak mempengaruhi kehidupan mereka, sehingga mereka memperlakukan Yohanes Pembaptis sesuai kehendak mereka. Mereka melecehkan seruan yang keluar dari mulut seorang utusan, melecehkan firman Allah, melecehkan seorang utusan, melecehkan nabi, melecehkan pelayanan, melecehkan ibadah.
Tidak menghargai seruan itu sama dengan memperlakukan nabi sesuai dengan kehendak mereka.

Saudara hadir di tempat ini tetapi tidak mau mendengar seruan, itu suatu pelecehan di hadapan Tuhan.
Kalau saya dan saudara tidak menghargai seruan, firman yang keluar dari mulut seorang nabi, itu pelecehan. Bukan saja pelecehan kepada firman, tetapi pelecehan kepada Tuhan, pelecehan kepada seorang nabi, pelecehan kepada ibadah dan pelayanan itu sendiri.
Memperlakukan ibadah dan pelayanan, firman Allah, Tuhan, menurut kehendak kita. Hati-hati.
Kalau Tuhan sudah memberi pengertian, ayo, takut Tuhan, jangan melecehkan Tuhan, melecehkan nabi, melecehkan firman, melecehkan ibadah dan pelayanan, jangan ada lagi pelecehan. Jadi pendeknya, orang Yahudi memperlakukan nabi Yohanes sesuai dengan kehendak mereka.

Matius 11: 12-13
(11:12) Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.
(11:13) Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes

Semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes Pembaptis.”
Para nabi dan kitab Taurat telah menubuatkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia yang akan datang itu.
Sementara orang Farisi, imam-imam, orang Lewi tahu atau mengerti kitab Taurat dan kitab para nabi.
Kalau mengerti kitab Taurat atau kitab para nabi, berarti mereka tahu bahwa Yohanes Pembatis disebut juga Elia yang akan datang. Mereka tahu tentang kitab Taurat, tentang kitab para nabi, termasuk kitab nabi Yesaya yang telah menceritakan Yohanes Pembaptis, mereka tahu.
Saya kasih contoh; sewaktu orang majus datang melihat bintangnya di timur, tiba di Yerusalem, mereka bertanya dimanakah raja yang telah lahir? Mendengar tentang kelahiran itu, Herodes dan seisi Yerusalem terkejut lalu Herodes dengan diam-diam mengumpulkan ahli Taurat, lalu bertanya tentang kelahiran Yesus. Kesimpulannya, orang Farisi, Lewi, para imam tahu, kalau Yohanes Pembaptis adalah Elia yang akan datang itu, namun mereka memperlakukan Yohanes Pembaptis menurut kehendak mereka.

Memperlakukan Yohanes Pembaptis sesuai dengan kehendak mereka = kerajaan Sorga diserong.
Kita ini dahulu merasa diri sudah baik dan benar walaupun tidak suka mendengar seruan seorang nabi, tidak menghargai seorang nabi berarti memperlakukan seorang nabi sesuai dengan kehendak sendiri sama dengan kerajaan Sorga diserong.
Kemudian, kita lihat di sini; orang yang menyerongnya itu mencoba menguasainya.

Kita lihat persamaan MENCOBA MENGUASAINYA.
Lukas 16: 16
(16:16) Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.

 Menggagahinya berebut memasukinya = kerajaan Sorga diserong, dan orang yang menyerongnya  mencoba menguasainya.
Memperlakukan seorang nabi atau melecehkan firman Tuhan itu adalah orang sombong = Kerajaan Sorga diserong atau menggagahinya berebut memasukinya.

Yesaya 30: 12
(30:12) Sebab itu beginilah firman Yang Mahakudus, Allah Israel: "Oleh karena kamu menolak firman ini, dan mempercayakan diri kepada orang-orang pemeras dan yang berlaku serong dan bersandar kepadanya,

Orang yang berlaku serong adalah seorang pemeras.
Itu sebabnya Kerajaan Sorga dia serong, karena dia seorang pemeras.
Jadi orang yang sombong atau orang yang menolak firman Tuhan adalah orang yang serong dan orang yang serong adalah seorang pemeras.

Mazmur 10: 2
(10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.
Jadi kesombongan orang fasik itu giat memburu orang yang tertindas karena mereka pemeras.
Sesungguhnya orang yang tertindas mengharapkan pertolongan, bukan untuk diperas.
Orang yang tertindas -> orang-orang yang lemah dan tak berdaya karena dosa.

Mazmur 10: 3
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.
Tanda-tanda kesombongan orang fasik:
1.   Memuji-muji keinginan hatinya.
Kalau orang selalu memuji-muji keinginan hati, tidak ada waktu bagi dia untuk memuji-muji keinginan hati Tuhan.
2.   Orang fasik adalah orang yang loba.
Loba = serakah, tamak, cinta akan uang. Itu adalah orang sombong, mereka itu adalah pemeras, cinta uang. Perlu untuk diketahui: cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.

Lihat lebih jauh bahwa mereka betul-betul orang sombong.
Mazmur 10: 4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.
Lihat kata orang fasik dengan segala kesombongan mereka:
1.   Allah tidak akan menuntut!
Kerajaan Sorga telah diserong namun mereka berpendapat bahwa Allah tidak akan menuntut.
2.   Tidak ada Allah!
Itu sebabnya Kerajaan Sorga diserong, mereka berani lakukan itu. Mereka lakukan dengan tidak takut.
Dan orang yang sombong dan congkak adalah orang yang loba, tamak, serakah, cinta akan uang.

Saudaraku, ahli Taurat, imam kepala, orang Farisi, orang Lewi adalah orang yang melayani Tuhan, tahu firman Tuhan, tetapi mereka berusaha menyerong Kerajaan Sorga, menggagahinya, itu adalah suatu kesombongan, karena mereka itu adalah orang yang cinta akan uang.
Kesimpulannya; bagi orang sombong, Tuhan itu tidak ada.

2 Petrus 2: 1
(2:1) Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

Guru-guru palsu memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, berarti Kerajaan Sorga diserong, mereka menggagahinya dan berebut memasukinya.
Perlu untuk diketahui; firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan, itu adalah pengajaran-pengajaran sesat.
Ditambahkan, berarti; menyampaikan satu dua ayat lalu disertai atau ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, atau filsafat-filsafat kosong. Banyak hamba Tuhan menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita si kancil, si kura-kura, si buaya, untuk melengkapi berita firman satu dua ayat. Tidak mungkin si kancil, si kura-kura, si buaya dapat menyucikan hati nurani yang jahat.
Firman yang dikurangkan, berarti; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal;
1.   Teori kemakmuran, berarti; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
2.   Diganti dengan tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat. Jadi ibadah dan pelayanan itu hanya sebatas mujizat, tanda-tanda heran, tetapi Salib tidak ditegakkan, itu namanya firman yang dikurangkan, itu pengajaran sesat yang membinasakan, tetapi banyak orang Kristen kagum dengan pelayanan yang hanya sebatas tanda heran dan mujizat, mereka tidak mau pikul salib. Buktinya apa? Ketika hatinya disalib lewat pembukaan rahasia firman, tersinggung, pulang, tidak mau lagi dengar firman. Dosanya dikoreksi sedikit (hatinya sedikit disalib), pulang, tidak mau lagi dengar firman, tidak mau datang ke gereja yang satu itu karena hatinya disalib terus. Tetapi dengan mujizat, kesembuhan, dia heran, padahal itu karunia, sementara salib harus dipikul oleh setiap orang, beda antara karunia yang diberikan, beda dengan salib yang harus dipikul.

Yang menyelamatkan itu adalah salib yang dipikul. Kalau tanda-tanda heran itu adalah karunia ilahi. Tetapi kenyataannya banyak orang Kristen seperti itu, maka kita bersyukur dengan pelayanan atau kesaksian dari nabi Yohanes, dia tidak membesarkan karunia, dia membesarkan firman Allah yang keluar dari mulutnya.
Maka untuk yang kesekian kali saya sampaikan, kita ini adalah orang yang paling bersyukur kepada Tuhan. Kita ini adalah orang yang banyak berhutang. Tuhan tidak mau berhutang, supaya sebelum Dia datang, terlebih dahulu Kerajaan Israel dipulihkan, oleh sebab itu diutuslah nabi Elia untuk memulihkan Kerajaan Israel, sehingga pada saat Dia datang (pada hari Tuhan) tidak ada yang binasa. Kalau ada yang binasa, Tuhan tidak berhutang, karena Tuhan sudah utus terlebih dahulu nabi Elia.

Kemudian, bahkan guru-guru palsu itu menyangkal penguasa yang telah menebus mereka, menyangkal salib Kristus. Padahal syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan adalah sangkal diri, pikul salib.

2 Petrus 2: 2
(2:2) Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.

Sedikit sekali orang yang mau mengikuti firman tentang salib yang mengoreksi dosa, tetapi pelayanan yang hanya mengutamakan mujizat, yaitu: firman yang ditambahkan dan dikurangkan, banyak orang ikut.
Lebar jalan menuju kebinasaan, tetapi sempitlah jalan menuju keselamatan.
Pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan adalah pelayanan yang berasal dari hawa nafsu daging.

Jalan kebenaran dan keselamatan dihujat hanya karena pengajaran sesat, mereka tidak mau mengikuti kebenaran, mereka tidak mau mengikuti jalan salib.
Maka saya sangat sedih sekali melihat perkembangan dan pertumbuhan gereja-gereja di hari-hari terakhir ini. Karena maraknya hamba-hamba Tuhan melayani hanya sebatas firman yang ditambahkan dan dikurangkan, hanya sebatas mujizat, tidak membawa sampai kepada pengajaran salib, sehingga sidang jemaat menolak dan menghujat jalan salib. Mereka hanya melihat hamba Tuhan terkenal, masuk televisi, mereka tidak lagi mendengar firman pengajaran, jalan kebenaran, firman salib. Itu yang saya sedihkan dari pelayanan hamba-hamba Tuhan di hari-hari terakhir ini.
Tetapi saya sebagai hamba Tuhan juga tidak bisa berbuat apa-apa, selain berdoa memohon belas kasih Tuhan. Ini tanggung jawab kita bersama. Kita yang sudah menerima pengajaran salib lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini, kita bersyukur sekarang.
Kita bersyukur atas posisi kita sekarang yaitu, berada di atas gunung Sion, sebab dari gunung Sion keluar Pengajaran salib, sedangkan firman yang ditambahkan dan dikurangkan itu pengajaran sesat, itu membinasakan tetapi banyak digandrungi, disenangi, disukai banyak orang, mereka itulah yang menghujat jalan salib. Padahal jalan salib adalah jalan kebenaran, jalan salib adalah jalan keselamatan.

2 Petrus 2: 3
(2:3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

Nabi-nabi palsu itu mencari untung dari sidang jemaat, orang yang tertindas tadi dengan jalan, dengan cara menyampaikan satu dua ayat disertai dengan ceritera-ceritera isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, itu namanya pemeras.
Orang yang menyerong Kerajaan Sorga adalah pemeras. Yang diperas siapa? Orang yang tertindas.

Congkak orang fasik memburu orang yang tertindas. Siapa orang yang tertindas? Orang yang masih banyak dosa, orang yang masih banyak kelemahan di sana sini, tetapi justru itu yang diperas dengan jalan menyampaikan satu dua ayat lalu ditambahkan dengan cerita isapan jempol. Itu pemerasan.
Kalau saudara tergiur dengan mendengar firman seperti ini, kemudian saudara ikuti terus, berarti saudara mau diperas. Kita ini kan orang yang tertindas, mengapa? Karena masih banyak dosa, banyak kejahatan, banyak kenajisan, banyak kesalahan, banyak kesombongan, banyak keangkuhan. Kita ini tertindas karena dosa itu, kita butuh seorang nabi Yohanes Pembaptis dengan kuasa nabi Elia. Kita tidak butuh firman yang ditambahkan (cerita isapan jempol), kita tidak butuh. Tetapi kenyataannya banyak orang yang mengikuti guru-guru palsu, mereka berusaha mencari untung dengan cara cerita-cerita isapan jempol mereka, firman ditambahkan, inilah pemerasan itu.

Semoga saya diampuni Tuhan: di Jawa Timur, saya tidak mau sebut kotanya, ada sebuah gereja yang paling besar, gereja itu mewah. Saya melihat, di situ diajarkan firman yang ditambahkan dan dikurangkan. Sangat jarang sekali untuk menegakkan salib di tengah ibadah dan pelayanan itu, dan banyak anak-anak Tuhan diperas karena kebodohan.
Ini pemerasan. Orang yang menyerong kerajaan Sorga, mengapa? Karena mau memeras. Mereka menggagahi Kerajaan Sorga mengapa? Untuk memeras.

Saya bersyukur juga, Tuhan menjawab pertanyaan kita. Sebetulnya ini pertanyaan seorang hamba Tuhan di Surabaya sewaktu saya mengikuti fellowship bulan lima kemarin, hamba Tuhan itu tidak paham, tetapi malam ini kita paham tentang Kerajaan Sorga yang diserong. Digagahi dan direbut dan dikuasai, karena dia seorang pemeras, mencari untung lewat firman yang ditambahkan.

Dahulu pertama kali melihat firman yang ditambahkan, hati saya sedih, saya langsung menangis, tetapi sekarang karena keseringan saya melihat di gereja-gereja pelayanan seperti itu, jadi biasa, sudah tidak lagi menangis karena sudah seringkali saya melihat model pelayanan seperti itu, tidak jujur, Kerajaan Sorga diserong, saya sudah tidak menangis lagi, sudah biasa.
Tetapi ini pelajaran bagi kita semua, supaya kita yang tertindas ini jangan diperas lagi lewat firman yang ditambahkan cerita isapan jempol.

Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu.
Tadi kan imam-imam, para Lewi, orang Farisi sebetulnya tahu bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia yang akan datang, tetapi dengan sengaja Kerajaan Sorga diserong, supaya terwujud pemerasan.

Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.”
Tuhan akan membalaskan sesuai dengan perbuatan mereka pada hari Tuhan itu nanti. Mereka semua akan mendapatkan hukuman sesuai dengan perbuatan mereka, maka kita yang sekarang ini menerima pengajaran salib, tetaplah berada di situ, supaya Tuhan tidak juga menghukum kita apabila hari Tuhan itu tiba.
Itulah upah kita mengikuti Tuhan. Harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, ijazah, tidak bisa menjamin hidup yang kekal.
Upah kita adalah berada di jalan keselamatan, jalan salib, lewat pengajaran salib yang kita terima, bertahanlah di situ. Itu upah kita.

Hari ini, guru-guru palsu, yaitu mereka yang berani menyampaikan firman yang ditambahkan dan dikurangkan, suatu kali nanti tidak luput dari penghukuman. Saya tidak menghakimi. Ini firman Tuhan.
Orang buta menuntun orang buta dan jatuh pada kubangan yang sama.
Tetapi saudara tidak perlu menunggu saya karena kelebihan-kelebihan yang saya miliki secara lahiriah, tetapi saudara menunggu pembukaan rahasia firman, mulut menjadi pedang yang tajam.

Hati-hati, jangan melecehkan nabi, jangan melecehkan ibadah, jangan melecehkan firman, perlakukan pelayanan ini seharga dengan korban Kristus, nanti kita mendapat upah yang sama. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELA PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment