KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, July 6, 2017

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 01 JULI 2017

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 01 JULI 2017

STUDY YUSUF”
(Seri 115)

Subtema : BUNYI NAFIRI.

Shalom saudaraku.
Selamat malam salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja setiap hari Sabtu sebagaimana biasanya.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja tentang study Yusuf.
Kejadian 41: 15
(41:15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."

Di sini kita melihat Firaun datang kepada Yusuf sekaligus menceritakan mimpinya kepada Yusuf supaya Yusuf mengartikan mimpi itu, menunjukkan bahwa Firaun sangat membutuhkan seorang nabi.
Sebetulnya Firaun tidak mengenal nabi, tetapi di sini kita melihat dia datang kepada Yusuf untuk mengartikan mimpinya. Dia tidak melihat Yusuf sebagai seorang tahanan.
Kalau Firaun saja membutuhkan seorang nabi, maka kita lebih lagi membutuhkan seorang nabi (firman para nabi) karena kita sudah lama mengenal firman para nabi.

Kejadian 41: 8
(41:8) Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.
Firaun menceritakan semua mimpinya kepada semua ahli dan kepada semua orang berilmu di Mesir tetapi kenyataannya seorang pun tidak ada yang dapat mengartikan mimpinya, sehingga Firaun tetap gelisah.
Artinya keahlian dan ilmu orang berilmu tidak dapat menyelesaikan masalah di atas muka bumi. Yang dapat menyelesaikan masalah adalah firman para nabi, firman nubuatan.
Kalau masalah belum diselesaikan berarti yang jahat tetap jahat, yang suam tetap suam, yang najis tetap najis, dan itu yang membuat seseorang gelisah.

Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.

Nabi yang beroleh mimpi biarlah menceritakan mimpinya itu dan nabi yang beroleh firman Tuhan, biarlah menceritakan firman Tuhan itu dengar benar, berarti tidak boleh ditambahkan, tidak boleh dikurangkan.
Pendeknya, syarat untuk menjadi seorang nabi adalah :
-       Harus jujur.
-       Tidak boleh takut dalam hal menyampaikan firman Tuhan.
Sebab memang tugas seorang nabi adalah untuk bernubuat.

1 Korintus 14: 1
(14:1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.

Perhatikan kalimat berikut: “Usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
Seseorang tidak salah berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi yang terutama berusahalah untuk memperoleh karunia untuk bernubuat.

1 Korintus 14: 2-4
(14:2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.

Perbedaan antara bahasa Roh dan nubuat, yaitu:  
-       Bahasa Roh, berarti; berkata-kata kepada Tuhan = membangun dirinya sendiri di hadapan Tuhan.
-       Bernubuat = membangun sidang jemaat.

1 Korintus 14: 5
(14:5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

Pendeknya, orang yang bernubuat lebih berharga dari pada bahasa lidah.

1 Korintus 14: 6
(14:6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
Tugas dari seorang nabi adalah bernubuat; membangun, menasihati dan menghibur = menyingkapkan rahasia firman Allah.
Apa gunanya bahasa Roh di dalam suatu himpunan ibadah jika tidak menyatakan penyataan Allah, yaitu firman para nabi (nubuat).
Bahasa lidah itu salah satu karunia Roh Kudus, tidak salah, tetapi apa gunanya bahasa lidah dalam suatu himpunan ibadah kalau tidak ada firman nubuatan, kalau tidak ada firman para nabi sebagai penyataan Allah.
Saya tidak membatasi saudara untuk memiliki karunia Roh Kudus, termasuk bahasa lidah, tetapi apa gunanya bahasa lidah kalau tidak ada penyataan Allah yaitu firman para nabi.

Penyataan Allah atau firman para nabi itu bersifat tiga hal, yaitu:
a.     Bersifat pengetahuan.
b.     Bersifat nubuat.
c.     Bersifat pengajaran.

1 Korintus 14: 7
(14:7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi -- bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?
Contoh dalam suatu himpunan ibadah ada bahasa lidah tetapi tidak ada firman para nabi, firman nubuatan: “Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa” (benda mati), tetapi berbunyi atau mengeluarkan suara.
Misalnya; seruling dan kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda atau tinggi rendahnya suatu nada, orang lain tidak tahu lagu apa yang dimainkan oleh seruling dan kecapi itu.
Kalau benda mati seperti seruling dan kecapi hanya mengeluarkan satu suara, satu nada, tidak mengeluarkan bunyi suara yang berbeda-beda, yaitu tinggi dan rendahnya suatu nada, maka orang lain tidak tahu lagu apa yang dimainkannya.
Jadi seperti itulah bahasa lidah tanpa nubuatan firman dalam suatu himpunan ibadah.

Dengan demikian kita semakin memahami banyak hal, juga kita akan semakin menghargai ibadah itu sekaligus kita tahu menempatkan diri di mana kita untuk digembalakan.
Sekarang ini sedang marak bahasa lidah dalam suatu himpunan ibadah tetapi tanpa nubuatan firman, tanpa firman para nabi, tanpa firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, pelayanan mereka hanya sebatas firman yang ditambahkan dan dikurangkan.

1 Korintus 14: 8
(14:8) Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?
Pendeknya; “Jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapa yang menyiapkan diri untuk berperang.”
Tidak ada orang yang bersiap-siap di dalam peperangan kalau ia tidak mendapatkan aba-aba yang terang.
Sedangkan orang berbahasa lidah, dia berkata-kata kepada Tuhan dan bersifat rahasia. Tetapi firman nubuatan; menyatakan isi hati Tuhan yang begitu dalam sehingga seseorang dapat mempersiapkan dirinya untuk segera maju dalam medan peperangan.

Saudaraku, ketika kita menjalankan ibadah pelayanan ini kepada Tuhan, itu sama seperti laskar Kristus, tentara Tuhan yang sedang berperang dan berjuang untuk merebut kemenangan.
Saat ini kita sedang berjuang melawan musuh abadi. Ada dua musuh abadi yaitu:
1.   Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
2.   Setan, itulah roh jahat dan roh najis.
Jadi orang yang sedang menjalankan ibadah dan pelayanan kepada Tuhan, itu sama seperti tentara Tuhan yang sedang berjuang melawan musuh abadi untuk merebut kemenangan. Tetapi siapa yang bisa maju dan mempersiapkan diri dalam peperangan kalau tidak mendengar bunyi nafiri yang ditiup dengan terang.

Saya tidak bisa berbuat sesuatu yang baik di hadapan Tuhan kalau saya tidak mendengarkan firman Tuhan dengan jelas, dengan terang benderang disampaikan, kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman, saya tidak bisa melakukan sesuatu yang baik, siapapun dia.
Dan kalau hari ini kita bisa untuk beribadah dan melayani, sekaligus mempersembahkan korban (melakukan sesuatu yang baik kepada Tuhan), itu karena kita telah mendengarkan bunyi nafiri yang terang, lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel (pembukaan rahasia firman).

Kita patut bersyukur, Tuhan selalu membukakan rahasia firman dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita.
Apa artinya himpunan ibadah kita ini kalau hanya sebatas bahasa lidah dan tanpa firman nubuatan, sama seperti alat-alat yang tak berjiwa (benda mati) tetapi dapat mengeluarkan suara.

Bilangan 10: 1-2
(10:1) TUHAN berfirman kepada Musa:
(10:2) "Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu, supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat.

Tuhan berfirman kepada Musa untuk membuat dua nafiri dari perak tempaan, tujuannya:
a.   Supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel.
Berbicara umat, berarti suatu himpunan yang senantiasa menjalankan suatu ibadah kepada Tuhan.
Saudara dan saya, kita bisa bersama-sama bergandengan tangan menjalankan Ibadah Kaum Muda Remaja, dan kita semua menjadi suatu himpunan dalam ibadah ini dan kita sudah mendengarkan suara bunyi nafiri yang terang. Dahulu sebelum bunyi nafiri itu ditiup dengan terang, kita belum paham arti suatu ibadah, sehingga kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita adalah umat Tuhan.
b.   Untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat.
Telah disinggung di atas tadi dalam 1 Korintus 14: 8, kalau bunyi nafiri tidak ditiup dengan jelas, siapa yang akan mempersiapkan diri untuk berperang?
Di sini kita melihat dengan bunyi nafiri yang ditiup dengan terang, maka laskar-laskarnya atau tentara Tuhan dapat mempersiapkan diri untuk maju dalam peperangan rohani.
Kemudian sebagai tentara Tuhan tidak perlu takut di dalam peperangan karena yang menjadi jaminannya adalah salib Kristus. Tuhan sudah memberi kemenangan demi kemenangan. 2000 tahun yang lalu Tuhan telah mengalahkan musuh, Tuhan sudah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya, itu jaminan-Nya.
Salib Kristus jaminannya. Saya kira, sebagai laskar Kristus tidak perlu takut untuk mempersiapkan diri dan maju dalam peperangan, darah salib jaminannya.
Dulu sebelum kita di dalam Tuhan, jangankan berperang, di dalam kegelapan seorang diri penuh dengan ketakutan, tetapi sekarang kita mengerti, itu sebabnya kita mempunyai keberanian untuk maju dalam peperangan, mempersiapkan diri di dalam peperangan. Kiranya dapat dipahami dengan baik.

Itu sebabnya Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat nafiri; satu untuk umat yang beribadah, satu untuk laskar-laskar (tentara Tuhan).

Kita bertolak dari laskar-laskar yang mempersiapkan diri -> tentara Tuhan yang maju di dalam peperangan.
Kita lihat Efesus 6 ...
Efesus 6: 13
(6:13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
Di sini ada suatu perintah yaitu “Ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah.
Tujuannya: supaya dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah menyelesaikan segala sesuatu.
Inilah laskar-laskar atau tentara Tuhan yang mempersiapkan dirinya di dalam peperangan setelah dia mendengarkan bunyi nafiri yang ditiup dengan terang.

Dahulu, waktu kita masih jauh dari Tuhan, jauh dari mendengar bunyi nafiri yang ditiup dengan terang, kita tidak ada persiapan untuk melawan musuh, sehingga dari sehari ke sehari kita selalu ada dalam kekalahan. Itu harus kita akui, kalah terhadap daging, kalah terhadap Setan, roh jahat dan roh najis.
Kita bersyukur kepada Tuhan, kita dapat mempersiapkan diri, yaitu mengambil seluruh perlengkapan senjata Allah, setelah mendengar bunyi nafiri yang ditiup dengan terang benderang.

Efesus 6: 14-17
(6:14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
(6:15) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
(6:16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
(6:17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

Keadaan laskar Tuhan atau tentara Tuhan saat mempersiapkan diri di dalam peperangan, dimulai dengan: berdirilah tegak, ini suatu pendirian yang kuat, suatu pendirian yang teguh, berarti tidak mudah digoyahkan, tidak takut dan gentar terhadap musuh.

Kemudian selanjutnya:
a.   Berikat pinggang -> kebenaran, sehingga dengan kebenaran ini tidak terlihat ketelanjangan yang memalukan.
b.   Mengenakan baju jirah -> keadilan Tuhan.
Keadilan Tuhan itu ibarat induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya.
Jadi, bulu yang digunting dari induk domba itu gambaran dari keadilan Tuhan kepada kita semua, sehingga Dia dapat mengampuni dosa kita pada masa kesabaran-Nya, Dia tidak segera mengutuki, Dia tidak segera menghukum kita oleh karena dosa. Dia menantikan kita pada masa kesabaran-Nya, artinya; pada saat kita melakukan kesalahan, Dia tidak segera menghukum kita.
Itu suatu keadilan, itu baju jirah, itu bulu domba yang digunting.
c.   Kaki yang berkasut -> kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
Biarlah itu terjadi, biarlah itu nyata dalam kehidupan kita semua. Kita dengan rela memberitakan injil damai sejahtera, bukan dengan terpaksa memberitakan injil damai sejahtera di manapun kita berada, biarlah kaki selalu berkasut.
Kita bersyukur Pa Barita dengan rela memberitakan Injil damai sejahtera teramat lebih kepada saudara-saudara kita yang malas beribadah, khusus keluarga Gultom, suami isteri anak dan adik-adiknya. Tetaplah pakai kasut di kaki, kita semua masing-masing di manapun kita berada.
d.   Mempergunakan perisai/tameng -> iman.
Kegunaan perisai: dapat memadamkan semua panah api si jahat.  
e.   Kepala yang berketopong. Ketopong/pelindung kepala -> keselamatan.
Saudaraku, sasaran dari Iblis Setan adalah seluruh alam pemikiran kita, maka kita membutuhkan ketopong, pelindung kepala supaya kita memiliki keselamatan.
f.    Pedang Roh -> firman Allah.
Setelah selesai berpuasa 40 hari 40 malam, Yesus menghadapi ujian sebagai peperangan rohani, menghadapi Setan, dengan 3 ujian yang datang dari Setan.
Yang pertama soal makanan, yang kedua soal tempat yang tinggi (bubungan bait Allah), kemudian soal kerajaan dunia dan kemegahannya, tetapi Yesus Kristus berkemenangan terhadap tiga ujian ini karena Dia menggunakan pedang Roh itulah firman Allah yang tertulis dalam kitab suci (Kejadian sampai kitab Wahyu).

Inilah seluruh perlengkapan senjata Allah = orang-orang yang mempersiapkan diri di dalam peperangan.

Efesus 6: 18
(6:18) dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Kemudian juga sikap seorang laskar Kristus:
1.   Tetap menaikkan doa permohonan, berarti berdoa setiap waktu, setiap saat di dalam Roh.
Jadi sementara tubuh atau raga ini dengan segala aktivitasnya apapun jenis aktivitas itu, tetapi Roh kita juga bisa menaikkan doa dan permohonan kepada Tuhan setiap waktu, oleh sebab itu kita bisa menaikkan doa permohonan setiap waktu karena yang berdoa adalah roh kita kepada Tuhan.
2.   Kemudian, senantiasa berjaga-jaga -> doa penyembahan.
Ukuran untuk menyembah: selama satu jam.
Menyembah = merendahkan diri di bawah kaki salib Tuhan.
Tentara Tuhan harus merendahkan diri di bawah kaki salib Tuhan. kalau tentara Tuhan merasa diri gagah, hebat, kuat, sombong, seperti orang yang berdiri (merasa hebat kuat), maka dia menjadi sasaran atau bidikan dari panah api si jahat.
Sekali lagi saya tandaskan, kalau seorang tentara Tuhan tidak merendahkan diri, tidak tiarap, maka menjadi bidikan musuh.
Harus tiarap, harus merendahkan diri, berjaga-jaga senantiasa (doa penyembahan). Ayo, belajar merendahkan diri selalu.

Selanjutnya tentang nafiri yang ditiup dengan terang...
Bilangan 10: 3-4
(10:3) Apabila kedua nafiri itu ditiup, segenap umat itu harus berkumpul kepadamu di depan pintu Kemah Pertemuan.
(10:4) Jikalau hanya satu saja ditiup, maka para pemimpin, para kepala pasukan Israel harus berkumpul kepadamu.

Apabila kedua nafiri itu ditiup, seluruh umat Israel berkumpul di hadapan Musa di depan pintu Kemah Pertemuan.
Dalam pelajaran Tabernakel, Pintu Kemah itu berbicara tentang pengurapan Allah Roh Kudus.
Saat ini kita sedang berada di hadapan Tuhan lewat kegiatan Roh ini, itu tanda pengurapan.
Jadi saudara tidak usah bingung soal pengurapan, kita semakin diberi suatu pengertian-pengertian.
Saat kita berada di hadapan Tuhan lewat ibadah Kaum Muda Remaja ini, itu tanda pengurapan. Yakinlah hanya orang yang diurapi yang mau datang kepada Tuhan.

Kemudian, jika satu nafiri saja yang ditiup, maka para pemimpin, para kepala pasukan Israel harus berkumpul di hadapan Musa.
Orang yang melayani Tuhan adalah kepala, adalah pemimpin. Tetapi sekalipun demikian, kita tetap harus dengar-dengaran. Itu yang benar.
Sehingga kalau kita perhatikan di sini, baik segenap umat, maupun pemimpin maupun para kepala pasukan tahu dan sangat mengerti untuk berbuat sesuatu yang baik untuk menyenangkan hati Tuhan.
Inilah hikmat dari Tuhan. Tuhan tambah-tambahkan kepada kita lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.

Sekarang kita maju, kita akan melihat ayat 5 dan 6 ...
Bilangan 10: 5-6
(10:5) Apabila kamu meniup tanda semboyan, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah timur;
(10:6) apabila kamu meniup tanda semboyan kedua kalinya, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah selatan. Jadi tanda semboyan harus ditiup untuk menyuruh mereka berangkat;

Perhatikan, ada nafiri ditiup dengan tanda semboyan:
-     Meniup nafiri dengan tanda semboyan, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah Timur.
Kalau tadi, untuk ayat 3 dan 4, nafiri itu ditiup begitu saja, tetapi di sini kita melihat, nafiri itu ditiup dengan tanda semboyan atau tanda peringatan, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah timur.
-     Apabila nafiri ditiup (dengan tanda semboyan) untuk yang kedua kalinya, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah Selatan.

Jadi meniup nafiri dengan tanda semboyan, ditujukan kepada laskar-laskar Kristus.
Apabila firman Allah ditiup dengan terang disertai dengan peringatan-peringatan itu khusus diperuntukkan bagi tentara Tuhan, yaitu orang-orang yang melayani Tuhan.
Kalau nafiri hanya ditiup saja, itu untuk umat Tuhan. tetapi kalau nafiri itu ditiup dengan tanda semboyan, itu untuk laskar, tentara Tuhan.

Jadi, saya mau himbau kepada tentara Tuhan, laskar Kristus yaitu mereka yang melayani Tuhan, kalau ada tanda semboyan, ada teguran, ada peringatan, tidak usah kaget, tidak usah heran.
Jadi orang yang melayani tidak boleh segera tersinggung kalau ada teguran.

Dari apa yang sudah kita dengar malam ini, maka kita tahu, posisi kita sebagai apa; umat Tuhan atau laskar Kristus.

Bilangan 10: 7
(10:7) tetapi untuk menyuruh jemaah itu berkumpul kamu harus meniup saja tanpa memberi tanda semboyan.
Jadi supaya umat Tuhan berkumpul, hanya meniup saja nafiri itu tanpa semboyan.
Mungkin suara lebih panjang tetapi tanpa semboyan. Sedangkan tanda semboyan mungkin saja mengeluarkan bunyi putus-putus.
Tujuannya supaya umat itu berkumpul, beribadah dan melayani, tetapi berbeda, untuk laskar ada semboyannya.

Sekali lagi saya tandaskan; kalau merasa sudah menjadi seorang pelayan atau yang disebut tentara Tuhan, kalau saudara dengar tiupan nafiri yang disertai dengan semboyan, jangan lekas tersinggung, kecuali kalau saudara tidak mau melayani Tuhan, cukup hanya meniup saja nafiri itu tanpa semboyan.

Bilangan 10: 8
(10:8) Nafiri-nafiri itu harus ditiup oleh anak-anak imam Harun; itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun.
Perlu untuk diketahui; yang meniup kedua nafiri yang terbuat dari perak tempaan adalah seorang imam, seorang yang dipercaya oleh Tuhan.
Misalnya; seorang hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala dalam suatu kandang penggembalaan, masih ada lagi jabatan yang lain, dan itu harus menjadi suatu ketetapan untuk selama-lamanya.
Maka saya sedikit berseberangan dengan pernyataan hamba Tuhan yang baru-baru ini datang melayani kita. Beliau berkata: seorang hamba Tuhan sekali waktu boleh duduk dengar firman, yang melayani adalah sidang jemaat, itu suatu kekeliruan kalau kita kembali mengacu kepada Bilangan 10: 8. Ketetapan ini untuk selama-lamanya, tidak ada darurat, tidak ada sementara.

Bilangan 10: 9
(10:9) Dan apabila kamu maju berperang di negerimu melawan musuh yang menyesakkan kamu, kamu harus memberi tanda semboyan dengan nafiri, supaya kamu diingat di hadapan TUHAN, Allahmu, dan diselamatkan dari pada musuhmu.
Jadi saat kita berhadapan dengan musuh dimana musuh ini seringkali menyakiti bahkan mempersulit hidup kita untuk melayani Tuhan, mempersulit hidup kita untuk dipersembahkan kepada Tuhan, mungkin itu roh jahat, mungkin itu roh najis, terimalah firman yang bersifat peringatan-peringatan. Terima, kalau ditegor.

Kita banyak kali mengalami kesulitan, mengalami kesusahan sampai menyesakkan hati kita oleh karena musuh abadi, daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, Setan itulah roh jahat dan roh najis, dan oleh karena kedua musuh ini kita menangis, susah untuk menyerahkan diri kepada Tuhan, terimalah firman Tuhan dengan segala peringatan-peringatannya.
Kalau kita dinasihati, ditegur, terimalah dengan segala kerendahan hati.
Tujuannya; supaya Tuhan ingat kita, selanjutnya Tuhan menyelamatkan kita dari musuh.
Bangsa Israel tidak dilupakan oleh Tuhan, Tuhan ingat kembali bangsa Israel.
Setelah bangsa Israel merasakan tiupan nafiri yang disertai dengan tanda semboyan, itulah kerja paksa yang memahitkan hidup, akhirnya mereka berseru mohon pertolongan. Tuhan ingat kembali mereka, untuk sesaat memang mereka dilupakan, tetapi begitu mereka merasakan bunyi nafiri yang disertai dengan tanda semboyan, Tuhan ingat kembali.
Tuhan segera menolong mereka, tidak untuk berlambat-lambat, Tuhan segera untuk menyelamatkan mereka, masalah kita diselesaikan oleh Tuhan. Dan itu yang saya rasakan hingga sampai pada saat ini.
Tuhan tidak pernah berlambat-lambat untuk menyelesaikan masalah kita semua. Tuhan sangat baik kepada kita, Tuhan tidak pernah melupakan kita semua.

Yesaya 49: 14-15
(49:14) Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."
(49:15) Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

Tuhan tidak pernah melupakan saya dan saudara, Tuhan tidak pernah meninggalkan saya dan saudara.
Seandainya ada seorang ibu yang dapat melupakan anak yang dilahirkan, tetapi Tuhan tidak pernah melupakan bahkan meninggalkan kita semua.
Kalau Sion berkata: “TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku”, itu karena terbawa perasaan, terbawa suasana, sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan dan melupakan kita semua.
Orang mengucapkan kata-kata ini biasanya saat ia mengalami masalah dan seolah-olah dia menanggungnya seorang diri, tetapi pada dasarnya Tuhan tidak pernah melupakan kita semua.

Yesaya 49: 16
(49:16) Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.

Justru sebaliknya, ada dua perkara di sini kita lihat:
1.   Tuhan telah melukiskan kita semua di telapak tangan-Nya, berarti gambaran hidup kita sudah terlukis di dalam dua tangan Tuhan.
Tangan kiri Tuhan ada kekayaan dan kehormatan, tangan kanan Tuhan ada umur panjang, dan dua tangan Tuhan lah yang membawa kita dekat dengan Tuhan, bukan berhala.
2.   Tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku”, artinya; orang yang percaya kepada Tuhan menjadi biji mata Tuhan.
Tembok = perisai -> iman. Itulah orang yang percaya, menjadi biji mata Tuhan, berarti dilindungi, dipelihara, dibela oleh Tuhan.

Bilangan 10: 10
(10:10) Juga pada hari-hari kamu bersukaria, pada perayaan-perayaanmu dan pada bulan-bulan barumu haruslah kamu meniup nafiri itu pada waktu mempersembahkan korban-korban bakaranmu dan korban-korban keselamatanmu; maksudnya supaya kamu diingat di hadapan Allahmu; Akulah TUHAN, Allahmu."

Dalam setiap perayaan-perayaan (dalam setiap ibadah dan pelayanan) kita, nafiri itu harus ditiup, teramat lebih saat mempersembahkan korban bakaran, korban keselamatan.
Tujuannya: supaya Tuhan selalu ingat kita, maka dalam setiap ibadah harus ada firman yang diberitakan, tidak boleh ada ibadah tanpa firman. Tidak ada artinya korban persembahan tanpa firman diberitakan.
Tetapi biarlah kita senantiasa dalam setiap ibadah, dalam setiap perayaan (ibadah dan pelayanan) kita kepada Tuhan selalu disertai dengan berita firman Tuhan supaya korban bakaran dan korban keselamatan yang dipersembahkan berkenan di hadapan Tuhan, menjadi korban yang berbau harum, menyenangkan, menyukakan sampai kita selalu diingat dan diingat oleh Tuhan.

Saya mau tambahkan sedikit sebelum saya akhiri; pada waktu Allah turun di atas gunung Horeb, gunung Sinai, yang disebut juga gunung Tuhan, bunyi nafiri yang ditiup kian lama kian keras.
Semakin lama kita mendengar firman Tuhan, maka semakin lama firman itu disampaikan semakin keras untuk menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya, dimana Dia akan tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment