KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, July 15, 2017

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 08 JULI 2017



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 08 JULI 2017

“STUDY YUSUF”
(Seri 116)

Subtema : SATU BAHASA DAN SATU LOGAT.

Shalom saudaraku...
Selamat malam salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja sebagaimana biasanya.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja tentang study Yusuf dari Kejadian 41.
Kejadian 41: 15
(41:15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."

Kalau kita perhatikan ayat ini, kita dapat melihat dua sisi:
Sisi yang pertama, menunjukkan bahwa Yusuf adalah seorang nabi karena hanya seorang nabi yang dapat mengartikan mimpi.
Kemudian sisi yang kedua, menunjukkan bahwa Firaun membutuhkan seorang nabi, maka dalam hal ini Firaun tidak melihat Yusuf sebagai seorang tahanan.
Sebetulnya Firaun tidak mengenal seorang nabi, tetapi di sini kita melihat, dia sangat membutuhkan seorang nabi. Kalau Firaun saja membutuhkan seorang nabi, maka kita lebih lagi karena kita sudah lama menerima, mendengarkan dan memperhatikan firman para nabi.

Perhatikan kalimat: “Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya.
Kita lihat kalimat ini pada ayat 8.

Kejadian 41: 8
(41:8) Pada waktu pagi gelisahlah hatinya, lalu disuruhnyalah memanggil semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir. Firaun menceritakan mimpinya kepada mereka, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya kepadanya.
Firaun menceritakan mimpinya kepada semua ahli dan semua orang berilmu di Mesir, tetapi seorang pun tidak ada yang dapat mengartikan mimpinya, maka Firaun yang gelisah tetap gelisah.
Saudaraku, yang dapat menyelesaikan masalah di atas muka bumi ini hanyalah firman para nabi, firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Jadi semua keahlian dan orang berilmu, tidak dapat menyelesaikan masalahnya.
Siapapun dia, sepintar apapun dia, tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Yang dapat menyelesaikan masalah setiap orang di atas muka bumi ini adalah firman para nabi, firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.

Pendeknya; kalau masalah tidak selesai, berarti yang jahat tetap jahat, yang najis tetap najis, yang fasik tetap fasik, yang sombong tetap sombong, pendusta tetap pendusta, yang suam tetap suam dalam mengikuti Tuhan, sehingga masalah tidak terselesaikan, maka Firaun tetap dalam kegelisahan, gundah gulana, karena masalah tidak selesai.
Tetapi di atas tadi kita melihat bahwa Firaun datang kepada Yusuf, menceritakan mimpinya.

Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman  TUHAN.

Nabi yang beroleh mimpi biarlah menceritakan mimpinya itu dan nabi yang beroleh firman Tuhan, biarlah menceritakan firman Tuhan itu dengan tepat dan benar.
Syarat untuk menjadi seorang nabi adalah :
1.   Jujur.
2.   Tidak boleh takut dalam hal menyampaikan firman Tuhan walaupun firman itu sifatnya mengoreksi dosa, itulah yang disebut firman salib, menyalib hati, menyalib seluruh kehidupan kita semua.

Harus menceritakan firman itu dengan benar, dengan tepat, tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan.
Firman ditambahkan; menyampaikan satu, dua ayat lalu ditambahkan/disertai dengan cerita isapan jempol, misalnya menyampaikan satu dua ayat disertai dengan si kancil, si kura-kura, si buaya, dan lain sebagainya. Mana mungkin firman isapan jempol dapat menyucikan hati, itu tidak mungkin. Tetapi fenomena semacam ini sedang marak di gereja-gereja, sebab kehabisan pembukaan rahasia firman, terpaksa ditambah cerita si kancil, si buaya, si kura-kura dan sebagainya.
Firman dikurangkan; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal;
1.   Teori kemakmuran, artinya orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
2.   Tanda-tanda heran ataupun mujizat-mujizat.
Saudaraku, Yesus melayani di atas muka bumi selama 3,5 tahun, pelayanan-Nya tidak hanya sebatas mengadakan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat, tidak hanya melepaskan orang yang kerasukan Setan dan menyembuhkan yang sakit, tetapi pelayanan Yesus, memuncak hingga Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.

Jadi kalau hanya pemberitaan firman yang ditambahkan dan dikurangkan, itu namanya bukan seorang nabi. Maka syarat seorang nabi ada dua, yaitu: yang pertama, harus jujur, yang kedua tidak boleh takut.

1 Korintus 14: 1
(14:1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.

Perhatikan kalimat berikut: “Usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
Tidak salah seseorang memperoleh karunia-karunia Roh (ada 9 karunia Roh) untuk memperlengkapi hamba-hamba Tuhan, memperlengkapi imam-imam yang melayani di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, termasuk jabatan-jabatan (5 jabatan) dipercayakan kepada orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, tetapi yang terutama adalah usahakanlah memperoleh karunia untuk bernubuat.

1 Korintus 14: 2-4
(14:2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.

Perbedaan antara bahasa Roh dan nubuat, yaitu:  
-     Bahasa Roh; membangun dirinya sendiri di hadapan Tuhan sebab oleh Roh dia berkata-kata kepada Tuhan dan orang lain tidak memahami bahasa Roh selain dirinya sendiri, maka dia hanya membangun dirinya sendiri kepada Tuhan.
-     Nubuat = membangun sidang jemaat, membangun tubuh Kristus, membangun gereja Tuhan.
Gereja Tuhan itu banyak, ada tangan, ada mata, ada telinga, ada mulut, ada hidung, ada kaki, dan sebagainya. Dibangun, berarti; menjadi satu, anggota-anggota tubuh yang berbeda menjadi satu disebut dengan tubuh Kristus.

Lebih jauh kita lihat ...
1 Korintus 14: 5
(14:5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus; saya suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh.”
Saya juga suka ada bahasa lidah (bahasa roh, logat ganjil) dalam himpunan ibadah ini, tetapi tidak berhenti sampai di situ, karena masih ada yang lebih utama dari bahasa lidah.

Pendeknya; firman nubuatan, firman para nabi lebih berharga dari bahasa lidah.
Saya ulangi; tidak salah dalam himpunan ini ada bahasa Roh, ada bahasa lidah, ada bahasa asing, tetapi yang terutama adalah nubuat. Tugas seorang nabi adalah bernubuat.
Biarlah seorang nabi yang memperoleh mimpi harus menceritakan mimpinya dengan benar. Seorang nabi yang memperoleh firman Tuhan harus menceritakan firman Tuhan dengan benar untuk membangun sidang jemaat.
Banyak hamba Tuhan (nabi) takut menyampaikan firman nubuatan, karena sifatnya mengoreksi dosa, sehingga ia takut orang kaya mundur dari gereja, sehingga banyak dalam gereja yang menjadi majikan adalah orang kaya, bukan lagi Tuhan, ini kesalahan besar.

Lebih jauh kita memperhatikan ayat 6 ...
1 Korintus 14: 6
(14:6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
Bahasa Roh tanpa nubuat di tengah-tengah himpunan ibadah; tidak ada gunanya.
Maka kalau Firaun saja datang kepada seorang nabi, kita lebih lagi. Saya ingatkan sekali lagi; tidak ada artinya karunia bahasa lidah, bahkan semua karunia di dalam himpunan ibadah, kalau tidak ada firman nubuatan.

Perhatikan baik-baik. Penyataan Allah atau firman para nabi itu bersifat tiga hal, yaitu:
a.     Bersifat pengetahuan.
b.     Bersifat nubuat
c.     Bersifat pengajaran.

Jadi sumbernya pengetahuan, sumbernya nubuatan dan sumbernya pengajaran adalah firman para nabi, bukan dari karunia.
Walaupun beribu-ribu kali mengucapkan kata-kata “sikaraba, sikaraba”, tidak akan menghasilkan pengetahuan, beribu-ribu kali mengucapkan kalimat yang tidak dipahami, tidak akan menghasilkan nubuatan, beribu-ribu kali mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti, tidak menghasilkan pengajaran.

Maka tentu kita harus semakin bangga, dalam setiap pertemuan ibadah selalu terjadi pembukaan rahasia firman, itu yang menjadi kebanggaan kita.

1 Korintus 14: 7
(14:7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi -- bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?
Persamaan bahasa Roh/bahasa lidah tanpa firman nubuatan di tengah himpunan ibadah adalah seperti alat-alat yang tidak berjiwa (benda mati), tetapi berbunyi (mengeluarkan suara).
Misalnya; seruling dan kecapi, kalau kedua-duanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda, maka orang lain tidak dapat mengetahui lagu apa yang dimainkannya.
Misalnya, memainkan seruling atau kecapi hanya dengan satu nada, yaitu nada; do (nadanya tidak berbeda-beda), orang tidak tahu lagu apa yang dimainkan oleh seruling dan kecapi, tetapi dengan nada yang berbeda-beda, itulah do re mi fa sol la si do, maka orang memahami lagu yang dimainkannya.
Sebuah lagu memiliki not, tinggi rendahnya sebuah nada itu ada dalam sebuah lagu, kadang nada tinggi, kadang nada rendah, maka tahu lagu apa yang dimainkan benda mati tadi (seruling dan kecapi).
Kalau hanya mengucapkan; “sikaraba, sikaraba”, siapa yang tahu arti kata sikaraba, sikaraba?

Maka sangat disayangkan, gereja Tuhan di hari-hari ini, menolak firman para nabi, firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, memang sifatnya, mengoreksi dosa dalam hati (menyalib hati) tetapi sayang sekali, sangat disayangkan kalau mereka menolak itu. Tetapi kenyataannya gereja-gereja menolak, sangat menyedihkan.
Maka kitalah yang harus menjadi ujung tombak untuk membawa firman Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini. Kita menjadi ujung tombak di manapun kita diutus, di manapun komunitas kita, di rumah, di sekitar rumah, di tempat bekerja, di sekolah, di kampus, di mana saja kita diutus, jadilah ujung tombak, pelopor-pelopor Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel ini.

1 Korintus 14: 8
(14:8) Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?
Tidak ada yang menyiapkan diri untuk berperang kalau nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang.
Orang yang beribadah, orang yang melayani Tuhan disebut juga laskar Kristus, karena kita beribadah dan melayani Tuhan, berjuang menghadapi musuh. Ada dua musuh abadi: (1) daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, (2) Iblis/Setan, itulah roh jahat dan roh najis. Ini yang harus kita perangi.
Jadi, orang yang beribadah, teramat lebih orang yang melayani Tuhan, disebut juga tentara Tuhan, laskar Kristus, karena perjuangan kita bukan melawan darah daging, melainkan penghulu dunia yang gelap, roh jahat di udara, yaitu; roh jahat dan roh najis, termasuk daging, salah satu musuh abadi.

Maka siapa yang dapat mempersiapkan diri di tengah peperangan? Adalah orang yang mendengar firman para nabi yang disampaikan dengan baik, disampaikan dengan benar, terbuka rahasia-Nya.
Mengapa seseorang kalah terus, kalah dan kalah, kalah terhadap daging dan keinginannya, kalah terhadap roh jahat dan roh najis? Jawabannya, karena tidak mau mendengar firman nubuatan, tidak mau mendengar firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan (nafiri yang ditiup mengeluarkan bunyi yang terang).

Dahulu kita masih jauh dari firman para nabi, sehingga kita kalah terus. Sekarang, setelah mendengar firman para nabi, bagaikan bunyi nafiri yang ditiup dengan terang, kita disiapkan dalam peperangan rohani untuk mengalahkan dua musuh abadi; daging dan Setan.

Minggu lalu, penguraian dari ayat 8 telah saya sampaikan, sekarang, kita akan memperhatikan secara khusus ayat 9.
1 Korintus 14: 9
(14:9) Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!
Bahasa Roh tanpa nubuatan dalam suatu himpunan ibadah itu sia-sia, karena orang tidak dapat mengerti bahasa Roh, yang tahu dia sendiri dengan Tuhan.

1 Korintus 14: 10-11
(14:10) Ada banyak -- entah berapa banyak -- macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satu pun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.
(14:11) Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.

Semua bahasa di atas muka bumi ini pasti ada artinya, dan orang yang menggunakannya tahu artinya.
Orang Batak yang menggunakan bahasa batak, pasti tahu artinya. Orang Barat, khususnya di Inggris sana, tahu bahasa Inggris karena mereka berbahasa Inggris, dan lain sebagainya.

Ada banyak bahasa di atas muka bumi ini, tetapi jika tidak mengerti bahasa itu, ia menjadi orang asing bagi orang yang mempergunakannya. Sebaliknya, orang yang mempergunakan bahasa itu menjadi asing bagi kita.
Saudaraku, kalau kita tidak mengerti firman para nabi, maka kita asing bagi Tuhan dan Tuhan juga asing bagi kita. Mengapa orang luaran sana (orang dunia), Tuhan asing bagi mereka? Karena firman para nabi masih asing bagi dia. Maka sebaliknya mereka juga asing bagi Tuhan. Inilah sebetulnya yang harus dipahami oleh anak-anak Tuhan.

Mengapa Tuhan asing bagi kita? Mengapa kita juga menjadi asing bagi Tuhan? Jawabnya simpel; karena tidak mau memperhatikan firman nubuatan, firman para nabi, firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Jujur, seringkali kita menyakiti hati Tuhan karena kita tidak paham firman para nabi, hanya tahu karunia bahasa lidah saja.
Anehnya kita sudah menyakiti hati Tuhan namun serasa tidak berdosa. Bukankah menyedihkan hidup orang seperti itu?

Yohanes 8: 37-38
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."

Di sini kita melihat, orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus karena firman Allah, firman para nabi tidak memperoleh tempat di hati mereka. Berarti, firman nubuatan masih asing bagi mereka.

Apa yang sudah saya utarakan di atas, akan terlihat dalam Kejadian 11.
Kejadian 11: 1
(11:1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.

Adapun seluruh bumi awalnya satu bahasanya dan satu logatnya. Sama dengan satu tubuh, kemudian satu dengan yang lain, saling memahami, saling mengenal = tidak asing.

Kejadian 11: 4
(11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

Mereka mendirikan sebuah kota dan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit. Tujuannya adalah supaya mereka jangan berserak, anggota tubuh yang berbeda itu supaya tetap satu, itu tujuan mereka. Sebetulnya tujuan ini bagus karena berawal dengan satu bahasa, yaitu firman nubuatan, dan satu logatnya.

Kejadian 11: 6-7
(11:6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
(11:7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."

Namun Tuhan turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka sehingga mereka tidak lagi mengerti bahasa masing-masing, persis seperti orang Yahudi; berusaha membunuh Yesus karena firman nubuatan tidak mendapat tempat di hati mereka.
Kalau bahasa tidak satu, keadaan menjadi kacau, tidak lagi saling memahami satu dengan yang lain.

Kejadian 11: 8
(11:8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.

Akhirnya mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi.” Artinya; tidak terwujud pembangunan tubuh Kristus.

Kejadian 11: 9
(11:9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.

Karena Tuhan telah menyerakkan mereka ke seluruh bumi, maka disebutlah kota itu Babel.
Babel arti rohaninya; kacau balau dan perpecahan tubuh.

Lihat kalau terjadi perpecahan tubuh, tidak ada kesatuan satu dengan yang lain ...
Wahyu 18: 2
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

Babel itu tempatnya roh jahat dan roh najis bersembunyi, dan Tuhan sangat membenci roh najis.
Jadi kalau kacau balau dan terjadi perpecahan tubuh, maka itu menjadi tempatnya roh jahat dan tempatnya roh najis.
Kalau tubuh terpisah dari kepala, disebutlah tubuh Babel, menjadi tempatnya roh jahat dan roh najis.

Kesimpulannya, ada dua jenis pembangunan tubuh;
1.   Pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang disebut mempelai wanita Tuhan.
2.   Pembangunan tubuh Babel, yang sudah dikuasai roh jahat dan roh najis. Mengapa? Hidupnya kacau balau. Mengapa? Tubuh dengan kepala terpisah, gereja dengan Kristus terpisah.

Perlu untuk diketahui; Tuhan sangat membenci roh najis.  Apa yang dibenci oleh Tuhan, itu juga yang harus kita benci. Jangan menyukai apa yang dibenci oleh Tuhan supaya kita jangan dibenci Tuhan.

Matius 8: 20
(8:20) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
Perhatikan kalimat: “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”, artinya; tidak terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Kalau tubuh tidak mempunyai tubuh (terpisah dari kepala), menjadi tempatnya roh jahat dan roh najis...Wahyu 18:2.

Penyebabnya; tubuh menjadi tempatnya roh jahat dan roh najis.
-     Serigala -> roh jahat.
Tubuh menjadi liangnya serigala -> roh jahat.
-     Burung di udara -> roh najis.
Tubuh menjadi sarangnya burung -> roh najis.

Praktek tidak memahami bahasa masing-masing (tidak satu bahasa).
Kejadian 11: 3-4
(11:3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.
(11:4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

Ada 3 hal yang menyebabkan sehingga mereka tidak memahami bahasa masing-masing, yaitu:
a.   Membuat batu bata dijadikan batu.
b.   Ter gala-gala menjadi tanah liat.
c.   Mendirikan menara yang tingginya sampai ke langit.

Penyebab tidak memahami bahasa masing-masing (tidak satu bahasa).
Keterangan: BATU BATA DIJADIKAN BATU.
Maksudnya di sini; membuat batu bata sebagai batu atau batu bata sebagai dasar bangunan. Itu adalah suatu kekeliruan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.

1 Korintus 3: 10-11
(3:10) Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan yaitu Yesus yang disalibkan. Jadi dasar kita beribadah dan melayani Tuhan adalah korban Kristus, tidak ada lagi dasar yang lain.
Dasar saudara beribadah dan melayani Tuhan apa? Untuk pengetahuan semata? Ada kepentingan? Cari pekerjaan? Supaya jadi kaya? Itu dasar yang salah, dasar yang keliru, pelayanan yang salah.
Sesungguhnya, dasar kita datang melayani Tuhan adalah korban Kristus (Yesus yang disalibkan).
Pendeknya, dasar kita hidup juga adalah korban Kristus. Tidak boleh ada dasar yang lain.

Batu penjuru itulah pribadi Yesus yang disalibkan (korban Kristus).
Sedangkan batu bata -> daging dengan segala tabiat-tabiatnya, karena batu bata terbuat dari tanah liat.
Ada 15 tabiat daging, semuanya tertulis dengan jelas dalam Galatia 5: 19-21.

Kalau di tengah ibadah itu disampaikan firman nubuatan, Tuhan di Sorga memberkati ibadah itu. Tetapi kalau Tuhan melihat gereja itu dibangun di atas dasar yang lain, yaitu: daging dengan segala tabiat (hawa nafsunya), Tuhan turun akan mengacaubalaukan ibadah itu.
Tidak sedikit saya melihat gereja kacau balau, awalnya seperti semarak sekali tetapi karena Tuhan melihat pembangunan itu terus menerus didasari oleh daging, Tuhan turun dan mengacaubalaukan. Pendeknya, tidak terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Kita lihat terlebih dahulu dalam ...
1 Petrus 2: 6
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."

Siapa yang menghargai korban Kristus, ia tidak akan dipermalukan.
Kalau ibadah dan pelayanan dibangun di atas dasar batu penjuru (korban Kristus) ia tidak akan dipermalukan. Ayo, selalu tinggikan korban Kristus dalam kehidupan kita semua, di tengah ibadah dan pelayanan, dalam apapun, senantiasa meninggikan korban Kristus. Arahkan pandangan kepada salib Kristus (korban Kristus), jangan arahkan pandangan pada kemampuanmu, di situ engkau gagal nanti. Arahkan pandangan kepada Yesus yang disalibkan (korban Kristus), tidak akan dipermalukan.
Mengapa orang-orang yang membangun menara Babel itu dipermalukan, dikacaubalaukan? Karena mereka mendirikan menara dengan dasar yang lain.

1 Petrus 2: 7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, itulah pribadi Yesus yang disalibkan.
Yang membuang adalah tukang-tukang bangunan, yaitu:  ahli-ahli Taurat, imam kepala dan tua-tua dari bangsa Israel.

Maka kita boleh melihat ...
Matius 7: 24
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Ciri-ciri orang bijaksana adalah mendirikan rumah di atas batu .
Siapa orang yang bijaksana ini? Adalah orang yang mendengar firman nubuatan dan melakukannya.
Jadi kalau orang merasa bijaksana karena dia pintar di dalam suatu bidang ekonomi, politik, tetapi tidak dengar firman, itu bukan bijaksana. Itu orang bodoh.

Keadaan dari orang bijaksana (mendirikan rumah di atas batu).
Matius 7: 25
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Keadaan orang bijaksana sama seperti rumah yang didirikan di atas batu, sehingga kuat terhadap tiga jenis ujian.
-     Ujian yang pertama: turunlah hujan -> ujian yang datang dari penghulu dunia yang gelap, yaitu roh jahat di udara dengan segala tipu muslihatnya.

-     Ujian yang kedua: datanglah banjir. Banjir -> dosa kenajisan. Pada zaman Nuh pernah terjadi banjir yang hebat, dunia dilanda banjir yang hebat, yang selamat hanyalah Nuh.
Dalam Matius 24: 37-38 ...
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,

Air bah menunjuk kepada dua dosa, yaitu;
1.   Dosa makan minum -> dosa rokok, narkoba, minum-minuman keras.
2.   Dosa kawin mengawinkan -> roh najis. Kalau kita perhatikan Kejadian 6, akhirnya anak manusia itu mengambil perempuan yang cantik-cantik sesuai dengan keinginan hatinya.

-     Ujian yang ketiga: angin melanda rumah itu -> angin-angin pengajaran palsu.
Firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan adalah angin-angin pengajaran palsu.
Saudaraku tadi sudah saya singgung di atas; firman yang ditambahkan berarti menyampaikan satu, dua ayat lalu ditambahkan cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, si kura-kura, si kancil, si buaya.
Kemudian dikurangkan; pemberitaan firman tentang salib diganti dengan dua hal; (1) teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya, (2) diganti tanda-tanda heran atau mujizat, tetapi salib tidak ditegakkan, itu angin-angin pengajaran palsu.

Tetapi kalau kita berdiri di atas korban Kristus, kita kuat terhadap tiga jenis ujian ini, baik dari;
-     Penghulu di udara/roh jahat (turunlah hujan).
-     Banjir datang; roh najis.
-     Termasuk angin-angin pengajaran palsu.

Penyebab tidak memahami bahasa masing-masing (tidak satu bahasa).
Keterangan: TER GALA-GALA SEBAGAI TANAH LIAT.
Ini juga merupakan suatu kekeliruan bagi mereka dalam membangun sebuah kota dan sebuah menara. Ter gala-gala dijadikan sebagai tanah liat (sebagai perekat), penyatu dari bangunan itu.

Kolose 3: 13-14
(3:13) Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Sebetulnya sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan adalah kasih Allah, tidak lain, tidak bukan.
Bukan karena kedudukan dan jabatan, bukan karena ekonomi, bukan karena uang, harta, kekayaan, kalau karena itu, itulah yang disebut bangunan yang disatukan oleh ter gala-gala sebagai tanah liat.

Bukankah Tuhan hebat menyatakan firman nubuatan malam ini kepada kita? Lebih dari apa yang kita pikirkan.
Jangan kita diikat oleh kasih fileo apalagi kasih eros, itu ter gala-gala menjadi tanah liat, tetapi biarlah kita semua diikat oleh kasih Allah, kasih Agape, tidak berkesudahan sehingga dengan demikian, dua hal terlihat di dalam diri kita, yaitu;
1.   Sabar terhadap satu dengan yang lain.
Apa buktinya kita sabar? Tidak menaruh dendam terhadap orang yang lain.
2.   Mengampuni seorang dengan yang lain.
Apa buktinya kita mengampuni? Sama seperti Tuhan mengampuni kita, kita juga harus berbuat yang sama.
Itu buktinya kita mengasihi dengan kasih Agape, bukan fileo kasih daging, bukan eros antara laki-laki dengan perempuan itu roh najis.

Penyebab tidak memahami bahasa masing-masing (tidak satu bahasa).
Keterangan: MENDIRIKAN MENARA YANG TINGGINYA SAMPAI KE LANGIT.
Langit atau cakrawala adalah takhta Allah. Bumi adalah tumpuan kaki Allah.
Jadi membangun menara setinggi langit, mendirikan takhta bagi diri sendiri, itu juga suatu kekeliruan.
Masa kita membangun takhta sama dengan takhta Allah?

Yesaya 14: 12-13
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.

Mendirikan takhtanya setinggi langit itulah pekerjaan dari Bintang Timur putera Fajar -> kesombongan.
Siapa yang meninggikan diri (sombong), akan direndahkan dan dijatuhkan oleh Tuhan.
Di mana letak kesombongan dari pada Bintang Timur Puter Fajar? Dilihat dari pernyataannya: “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku”, tujuannya; mengatasi bintang-bintang Allah.
Bintang-bintang Allah -> hamba-hamba Tuhan. kalau kita perhatikan Wayu 1, di tangan kanan Tuhan ada 7 bintang dan 7 pelita. 7 bintang itulah -> 7 malaikat sidang jemaat, itulah hamba Tuhan (gembala sidang).
Hamba Tuhan berkeinginan untuk mengatasi hamba Tuhan lain, itu adalah kesombongan. Sidang jemaat juga ingin menunjukkan kerohaniannya lebih tinggi dari yang lain, bahkan dari hamba Tuhan (gembala sidang), itu dosa kesombongan.

Beberapa hari yang lalu saya bermimpi; satu di antara kita, membuat satu meja. Tetapi meja ini atasnya triplek (jadi-jadian). Kemudian setiap sudut mejanya bengkok-bengkok, tidak sesuai dengan ukuran yang saya sampaikan. Kemudian di bagian bawah, empat kaki (tiang penopang) sangat kasar, belum diserut (belum halus).
Kalau saudara merasa itu, jangan diteruskan. Jadilah penopang yang baik.
Saya tidak maksud menghakimi tetapi itulah, mimpi harus diceritakan.

Sama seperti Bintang Timur; membangun menara Babel setinggi langit, tujuannya; untuk mendirikan takhta-Nya untuk mengatasi bintang-bintang lain. Tetapi apa yang terjadi? Justru dia berada jauh di sebelah utara -> tempatnya roh jahat dan roh najis.
Kalau dibandingkan dengan pola Tabernakel, pembangunan gereja Tuhan (tubuh Kristus) itu di mulai dari Timur (pintu gerbang) sampai ke Barat (Ruangan Maha Suci), sampai terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Pendeknya, dosa kesombongan itu menjadikan dia berada di sebelah Utara; dikuasai roh najis.

Yesaya 14: 14
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

Mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang Mahatinggi
Tidak sadar dia makhluk yang diciptakan ingin menyamai pribadi Yang Agung dan Mulia.
Saudaraku, sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok kita diberi makan, diberi minum, diberi nafas hidup, lalu setelah mengerti Kerajaan Sorga kita menjadi sombong, itu adalah kesalahan besar.

Yesaya 14:15
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.

Sebaliknya Bintang Timur putera Fajar dilemparkan ke dunia orang mati, itulah liang kubur. Jadi di kuburan banyak Setan. Oleh sebab itu jangan mati rohani supaya jangan dikuasai roh jahat lagi.

Oleh karena ketiga hal inilah bahasa mereka dikacaukan, sehingga mereka tidak lagi satu.
Padahal, awalnya satu bahasa, satu logatnya, kemudian mereka membangun sebuah kota dan sebuah menara, tujuannya supaya mereka menyatu.

Kejadian 11: 4
(11:4) Juga kata mereka: “Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.”
Mereka berusaha supaya anggota tubuh yang banyak itu jangan terpecah-pecah, jangan terserak ke seluruh bumi, dengan jalan: mendirikan sebuah kota dan sebuah menara dan mereka berusaha cari nama.
Biarlah kita semua menikmati firman para nabi supaya terwujud pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Mari kita lihat; TUBUH KRISTUS YANG SEMPURNA.
Efesus 2: 20-21
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

Yang membangun adalah para rasul dan para nabi dengan KRISTUS dasarnya adalah Yesus Kristus, Dialah batu penjuru.
Batu penjuru = dasar bangunan -> korban Kristus.
Kita menerima firman nabi dan firman Kristus, yang menjadi dasarnya adalah korban Kristus, tidak ada yang lain.

Kalau dasar bangunan itu adalah batu penjuru (korban Kristus), di dalam Dia; tumbuh seluruh bangunan. Apa buktinya? Rapi tersusun. Perkataan rapi tersusun. Saat dengar firman rapi tersusun, berpikir rapi tersusun, bekerja di tempat pekerjaan rapi tersusun, melayani rapi tersusun, semuanya rapi tersusun.
Selain rapi tersusun, tanda yang kedua; menjadi Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan = hidup dalam kesucian, kekudusan.

Efesus 2: 22
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Sampai akhirnya kita menjadi rumah Tuhan, Roh Tuhan bekerja dalam kehidupan kita.

Lihat, inilah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Wahyu 19: 6-8
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

Inilah tubuh Kristus yang sempurna; masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Kalau bangunan itu tidak sempurna; tidak layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Inilah bangunan yang rapi tersusun; sempurna, sama mulia dengan Dia.

Kalau masih ada cacat cela, tidak layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Kita ini masih ditandai cacat cela, kekurangan sana sini, tetapi kita harus terus berjuang dari hari ke hari. Kemarin dengan sekarang tidak boleh sama. Hari ini dan besok, rohani tidak boleh sama, harus terus dibaharui dari sehari ke sehari, sampai sama mulia, itulah bangunan rohani atau tubuh Kristus yang sempurna. Rapi tersusun dan dalam kesucian, menjadi rumah Tuhan, Roh Tuhan bekerja dalam kehidupannya, daging tidak bersuara lagi karena Roh Tuhan sudah berkuasa sampai akhirnya masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Inilah bangunan yang sempurna, tubuh Kristus yang sempurna, dimulai dengan mendengarkan suara nabi.
Tubuh Kristus yang sempurna -> anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda telah diikat dan dipersatukan oleh firman nubuatan = satu bahasa dan satu logatnya.
Jangan ikut-ikutan dengan cara pelayanan dan ibadah orang yang tidak mengenal firman para nabi, membesar-besarkan perkara lahiriah, padahal bahasa Roh tidak ada artinya dalam sebuah himpunan ibadah tanpa firman para nabi. Tugas nabi adalah bernubuat, menyampaikan isi hati Tuhan yang paling dalam, kuasanya; menyingkapkan seluruh isi hati yang tersembunyi. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment