KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 7, 2018

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 24 FEBRUARI 2018


IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 24 FEBRUARI 2018

STUDY YUSUF
(Seri 128)

Subtema: ALLAH MELANTIK RAJANYA DI GUNUNG SION.

Shalom saudaraku...
Puji Tuhan. Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita Yesus Kristus, kjita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja sebagaimana biasanya.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja tentang study Yusuf.
Kejadian 41: 40-41
(41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
(41:41) Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."

Firaun melantik Yusuf menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.

Kisah Para Rasul 7: 10
(7:10) dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
Firaun mengangkat Yusuf menjadi kuasa atas Mesir bahkan atas seluruh istana Firaun.
Pendeknya; apa yang pernah disampaikan oleh Yusuf kepada saudara-saudaranya, sekarang sudah menjadi kenyataan = nubuatan Yusuf tergenapi.

Kejadian 37: 5-10
(37:5) Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
(37:6) Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
(37:7) Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu."
(37:8) Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? Apakah engkau ingin berkuasa atas kami?" Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
(37:9) Lalu ia memimpikan pula mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Katanya: "Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku."
(37:10) Setelah hal ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"

Yusuf menceritakan kedua mimpinya kepada saudara-saudaranya. Adapun kedua mimpi yang pernah diceritakan Yusuf, antara lain;
Mimpi yang pertama: “Mereka ada di ladang sedang mengikat berkas-berkas gandum.
Dalam kesempatan itu, bangkitlah berkas Yusuf dan tegak berdiri, sedangkan berkas-berkas saudaranya mengelilingi dan menyembah kepada berkas Yusuf.
Mimpi yang kedua: “Tampaklah matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepada Yusuf.
Kesimpulan dari kedua mimpi ini menggambarkan bahwa Yusuf adalah Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Mazmur 2: 6
(2:6) "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"

Raja yang dilantik di gunung Sion -> pribadi Yesus Kristus, Dia Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Tadi juga Yusuf telah dilantik dan menjadi kuasa atas Mesir dan atas istana Firaun, dengan demikian Yusuf menggambarkan pribadi Yesus Kristus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Wahyu 19: 6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Di sini kita dapat melihat, bahwa Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Di sini dikatakan: “Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.” Dengan demikian, yesus tampil sebagai Mempelai Pria sorga.
Dialah Mempelai Pria Sorga, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Mazmur 48: 2
(48:2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!
Perhatikan kalimat: “Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!Sebab Dia adalah Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Kota Allah -> gunung Sion.

Matius 5: 35, 37
(5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
(5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Yerusalem baru adalah kota Raja Besar, sebab apa? Di dalamnya tidak ada sumpah selain kebenaran dan keadilan.
Tandanya; ya di atas ya, tidak di atas tidak, sebab lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Pendeknya, kalau kita berada di atas gunung Sion, kota raja Besar; ya di atas ya, tidak di atas tidak. Kalau salah, akui salah, kalau tidak, apapun resikonya katakan tidak. Itu tanda berada di kota Raja Besar (gunung Sion), di dalamnya ada keadilan, dan kebenaran, serta kesucian.

Praktek menegakkan kebenaran dan keadilan.
Kejadian 41: 40
(41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."

Praktek menegakkan kebenaran dan keadilan; seluruh rakyat Mesir taat kepada perintah Yusuf.

Kita lihat; KETAATAN.
Filipi 2: 7-8
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Sebagai HAMBA, Yesus telah mengosongkan diri-Nya. Kemudian sebagai MANUSIA, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Itulah keberadaan pribadi Yesus Kristus, tentang ketaatan-Nya.

Ibrani 5: 8
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.Pendeknya; taat itu diperoleh lewat sengsara Salib.
Ketaatan tidak diperoleh oleh karena seseorang mempunyai ilmu, pengetahuan yang tinggi, tidak diperoleh dari harta yang banyak, kekayaan, uang yang banyak dan sebagainya. Ketaatan itu diperoleh lewat sengsara salib/aniaya karena firman.
Jadi jangan salah dimengerti, seseorang tidak akan menjadi pribadi yang taat di hadapan Tuhan kalau dia tidak belajar memikul salibnya.
Jadi taat itu diperoleh lewat sengsara salib, aniaya karena firman, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Ayo kita semua belajar menjadi taat dari apa yang telah kita derita.
Oleh sebab itu, suatu kerugian besar kalau seorang anak Tuhan, apalagi seorang imam melepaskan tanggung jawabnya, kesempatan emas dia buang untuk menjadi pribadi yang taat.

Ayo, kalau pun jauh-jauh malam mengetik dan mengedit, mengerjakan live streaming dan sebagainya, itu suatu kemurahan supaya kita semua menjadi pribadi yang taat di hadapan Tuhan.
Seseorang tidak akan pernah menjadi taat dari segala apa yang dia peroleh di atas muka bumi ini.

Kita lihat; HAMBA-HAMBA TUHAN BESAR, terkhusus Petrus dan Yohanes.
Kisah Para Rasul 4: 19-20
(4:19) Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
(4:20) Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Petrus dan Yohanes, taat kepada Allah sehingga mereka tidak takut untuk menyampaikan kebenaran.
Sebetulnya Petrus dan Yohanes ini sudah diputuskan oleh Mahkamah Agama supaya mereka berhenti menyampaikan tentang Yesus yang disalibkan, tetapi dengan berani dua pribadi yang luar biasa ini berkata; “taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
Mereka tidak peduli dengan keputusan pengadilan, mereka tetap menyampaikan, berita tentang sengsara salib, aniaya karena firman. Pendeknya, mereka hanya taat kepada Allah, bukan kepada manusia.

Kisah Para Rasul 5: 29-31
(5:29) Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
(5:30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
(5:31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Taat kepada Allah karena Yesus telah ditentukan menjadi Raja dan Juruselamat.
Pendeknya, rela menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung karena Yesus adalah Raja dan Juruselamat.

Kalau kita belajar untuk menjadi taat dari apa yang telah kita derita, maka akan terlihat dengan jelas dua hal;
1.      BERTOBAT.
2.      MENERIMA PENGAMPUNAN DOSA.

Kedua hal tersebut kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel;
1.    Bertobat -> Mezbah Korban Bakaran.
2.    Menerima pengampunan dosa -> kolam pembasuhan.

Kisah para rasul 5:32
5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."

Yang menjadi saksi terhadap salib Kristus adalah: kami (para rasul) dan Roh Kudus.
Kami dan Roh Kudus kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel:
-       Kami (para rasul) tinggal di dalam Ruangan Suci.
-       Roh Kudus -> pintu kemah.
Kegunaan pintu kemah, adalah: untuk memisahkan Ruangan Suci dari pelataran/ halaman (sebelah luar) -> ibadah Taurat/ terikat dengan daging.

Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Keadaan dari gunung Sion: Berdiri tegak di hulu gunung-gunung, sebab dari gunung Sionl keluar pengajaran.
Suatu saat nanti, segala bangsa akan berduyun-duyun naik ke gunuung Sion.
Tujuan mereka naik ke gunung Sion adalah supaya mereka diajar tentang jalan-jalan Tuhan, yaitu; belajar untuk menjadi taat dari apa yang diderita = sangkal diri pikul salib.
Itulah praktek untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

Tadi gunung Sion itu berdiri tegak di hulu gunung-gunung, praktek menegakkan; taat dari apa yang diderita.
Mungkin hari ini anak-anak Tuhan dengan bebas memilih gereja yang sesuai dengan keinginannya untuk menyenangkan dan memuaskan telinganya, tetapi suatu kali nanti, suku bangsa berduyun-duyun naik ke gunung Sion, karena, ternyata harta kekayaan, uang yang banyak, kedudukan dan jabatan yang tinggi, tidak menjamin keselamatan.
Hanya pribadi Yesus Kristus yang disalibkan yang dapat berkata: Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
Mungkin sekarang masih berada dalam zona kenyamanan, tetapi kalau keadaan dunia ini sudah semakin bergelora, genting, keadaan sudah semakin darurat, mau tidak mau mereka harus mencari gunung Sion.
Oleh sebab itu, belajarlah untuk menjadi taat dari apa yang telah diderita. Itulah pengajaran yang keluar dari gunung Sion.
Yang sudah terdahulu jangan sampai menjadi yang terkemudian, kita patut bersyukur sebab sekarang kita beribadah di atas gunung Sion, dari sana  keluar pengajaran salib, yang akan menuntun perjalanan rohani kita.

Mazmur 48:2-3
(48:2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!
(48:3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.

Besarlah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Kenapa? Sebab, kota yang kudus itulah gunung Sion, berdiri tegak di hulu gunung-gunung, dan menjadi kegirangan dan kesukaan bagi seluruh bumi, itu akan terjadi di hari-hari terakhir, sesuai dengan Yesaya 2:2-3.

Kita akan lihat.
Yehezkiel 16:6-7
(16:6) Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang dengan kakimu sambil berlumuran darah dan Aku berkata kepadamu dalam keadaan berlumuran darah itu: Engkau harus hidup
(16:7) dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil.

Di sini sudah mulai terlihat kedewasaan dari gunung Sion:
Diawali dengan; “Menendang-nendang dengan kaki sambil berlumuran darah” artinya; belajar untuk menjadi taat dari apa yang telah diderita.
Kemudian menjadi besar dan sudah cukup umur  (ayat 7) artinya; sudah mulai bertumbuh dewasa rohani.

Tanda kedewasaan rohani ada dua, yaitu:
-       Buah dada sudah montok “ -> dua loh batu = kasih kepada Tuhan dan sesama.
-       Rambutmu sudah tumbuh” -> tunduk = menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Namun Sion, masih di dalam keadaan telanjang bugil, artinya; masih terdapat kelemahan- kelemahan atau kekurangan, belum sempurna adanya.

Yehezkiel 16:8
(16:8) Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya.

Perkembangan dari gunung Sion dimulai dengan belajar untuk menjadi taat dari apa yang telah diderita, kemudian bertumbuh dewasa rohani.
Kemudian, pada ayat 8 gunung Sion SUDAH SAMPAI KEPADA MASA CINTA BIRAHI. Ada suatu kerinduan untuk melakukan hubungan intim, yaitu: suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan.

Sekarang kita bisa melihat hubungan intim, kerinduan (kecintaan) kita lewat penyembahan, juga lewat ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan. Selain ibadah kaum muda juga tekun dalam tiga macam ibadah pokok dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA Serang-Cilegon = sudah sampai pada masa cinta birahi.
Kemudian, hubungan intim dengan Tuhan, akan terlihat, apabila disertai dengan perasaan tulus untuk melakukan pekerjaan Tuhan (melayani).
Uang tidak bisa membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, tidak akan mendewasakan rohani kita, kalau salah mengelola uang justru uang bisa memisahkan kita dari Tuhan, termasuk perkara lahiriah di atas muka bumi ini.
Tetapi urutan-urutannya tadi sudah sangat jelas, dimulai dari belajar untuk menjadi taat dari apa yang telah diderita, kemudian didewasakan oleh pengajaran salib hingga sampai pada masa cinta birahi, inilah yang ditunggu-tunggu oleh Mempelai Pria sorga.
Kalau tidak ada hasrat beribadah, tidak ada hasrat menyembah, tidak ada hasrat melayani Tuhan = belum dewasa rohani, yang Tuhan tunggu adalah sampai pada masa cinta birahi.
Kemudian, kalau sudah sampai pada masa cinta birahi, maka Tuhan akan menghamparkan kain-Nya kepada gunung Sion, untuk menutupi aurat ketelanjangan yang sangat memalukan itu, supaya menjadi layak dan  pantas bersanding dengan Dia, layak untuk menjadi milik kepunyaan Allah.

Yehezkiel 16:9-10
(16:9) Aku membasuh engkau dengan air untuk membersihkan darahmu dari padamu dan Aku mengurapi engkau dengan minyak.
(16:10) Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberikan engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan halus dan selendang dari sutera.

Ada tiga tindakan Tuhan, selain menghamparkan kain-Nya untuk menutupi aurat (ketelanjangan), yaitu:
1.    Dibasuh dengan air.
2.    Tuhan mengurapi Sion dengan minyak, diurapi dengan minyak.
3.    Tuhan akan mengenakan pakaian berwarna-warna kepada Sion.
Inilah tindak lanjut dari kain yang dihamparkan tadi, untuk menutupi aurat gunung Sion.

Kita lihat satu persatu.
Tentang: DIBASUH DENGAN AIR.
Efesus 5:26-27
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Dikuduskan atau disucikan dan dimandikan dengan air dan firman.
Berarti, supaya kehidupan kita benar-benar suci dibutuhkan air firman yang limpah tidak cukup hanya menyampaikan dua tiga ayat lalu ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul dan sebagainya.
Disucikan dengan air dan firman berarti limpah pembukaan rahasia firman yaitu; ayat menjelaskan ayat, sampai terjadi pembukaan rahasia firman. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman berkuasa menyingkapkan segala yang terselubung dalam hati = dosa dibongkar dengan tuntas.
Tujuannya; untuk menempatkan Sion di hadapan-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus tidak bercela. Inilah tindak lanjut yang pertama dari tiga perkara yang Tuhan nyatakan berikutnya setelah Tuhan hamparkan kain-Nya untuk menutupi aurat dari pada Sion.

Tentang: MINYAK URAPAN.
Kita lihat dulu.
Wahyu 3:18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Jadi minyak urapan itu menjadikan kita terang di tengah dunia ini, menjadikan tujuh mata Tuhan, menjadikan kita kesaksian = menjadi terang, dimanapun kita diutus.

Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Itulah kegunaan dari pada minyak urapan, untuk menjadi tujuh mata Allah itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi menjadi terang, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan baik lewat perkataan, baik lewat perbuatan, dimana saja kita diutus.

Bukan suatu kebetulan Tuhan mengutus kita di bumi di provinsi Banten ini, Tuhan mau jadikan kita tujuh mata Allah, itulah tujuh roh Allah, kehidupan yang diurapi menjadi terang, menjadi kesaksian, untuk menjadi alat kemuliaan-Nya.

Tentang: PAKAIAN YANG BERWARNA-WARNA.
Kita lihat dulu itu dalam...
Keluaran 28:6
(28:6) Baju efod itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.
Pakaian berwarna-warna terdiri dari:
-      Emas à kesucian dan kemurnian Tuhan.
Murni berarti tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci.
-      Kain ungu tua = biru langit à kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-      Kain ungu à kemuliaan dan kewibawaan Yesus sebagai raja.
-      Kain kirmizi (berwarna merah) à sengsara yang dialami Yesus Kristus sebagai manusia.
-      Lenan halus à keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah
Inilah warn-warna yang terdapat pada baju efod. Yang dipakai oleh seorang imam besar.
Baju efod itulah salah satu baju dari pada imam besar.
Jadi baju efod itu à pengalaman kematian Yesus Kristus = KASIH ALLAH.
Pendeknya; pakaian yang berwarna-warna itulah kasih Allah yang telah dinyatakan kepada kita lewat pelayanan-Nya sebagai Imam Besar Agung, yang telah memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib. Tugas dari Bmam besar adalah menjadi pengantara antara Allah dan manusia, itulah kasih Allah kepada manusia.

Jadi tiga hal yang diberikan itu tadi, yang pertama FIRMAN ALLAH, disucikan oleh air firman, kemudian MINYAK URAPAN, Roh Kudus, dan KASIH. Itulah tiga oknum dari pada  Allah Trinitas menjadi bagian dari gunung Sion, setelah auratnya ditutupi dengan kain yang dihamparkan tadi.
Saat ini kita sedang melangsungkan hubungan intim dengan Tuhan, lewat ibadah kaum muda remaja ini, kita sudah sampai pada masa cinta birahi dengan Tuhan, Tuhan sudah hamparkan kain-Nya supaya lewat ibadah ini tertutupi kekurangan kita, tetapi tidak berhenti sampai disitu lanjut Tuhan memberikan tiga perkara tadi.
Disucikan oleh air firman yang limpah supaya kita tidak bercacat cela di hadapan-Nya, kemudian diurapi oleh minyak untuk menjadi alat kemulian-Nya, menjadi kesaksian-Nya, contoh teladan, sampai kepada menikmati kasih Allah lewat lima warna yang terdapat pada baju efod yang dikenakan oleh imam besar. Tugas imam besar agung; memperdamaikan dosa manusia, menjadi pengantara antara Allah dan manusia di atas kayu salib, inilah kasih Allah.

Kembali kita perhatikan...
Yehezkiel 16:11-12
(16:11) Dan Aku menghiasi engkau dengan perhiasan-perhiasan dan mengenakan gelang pada tanganmu dan kalung pada lehermu.
(16:12) Dan Aku mengenakan anting-anting pada hidungmu dan anting-anting pada telingamu dan mahkota kemuliaan di atas kepalamu.

Lihat perbuatan kasih kembali dinyatakan kepada gunung Sion, antara lain: Tuhan menghiasi Sion dengan perhiasan-perhiasan, antara lain;
-      Mengenakan gelang pada tangan.
Gelang pada tangan itu adalah perbuatan kasih di hadapan Tuhan lewat ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan di hadapan Tuhan.
Kita mengerjakan pekerjaan Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itulah gelang emas di tangan.
-      “Kalung pada leher.” Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau = kalung pada leher, kemudian kasih dan setia tersambung dengan hati manusia…Amsal 3:3.
-      Anting-anting pada hidung.
Anting-anting emas pada hidung itulah doa penyembahan. Itu juga merupakan perhiasan rohani kita di hadapan Tuhan, sebab itu tidak boleh malas menyembah.
Tuhan sungguh luar biasa, memperlengkapi gunung Sion.
-      Anting-anting pada telinga.
Itu menunjuk kepada kehidupan yang dengar-dengaran, itu juga salah satu perhiasan rohani.
Jadilah pribadi yang dengar-dengaran seperti Samuel, ketika dia dipanggil dia segera datang, dia tidak menolak panggilan itu.
Dasar kita melayani bukan karena kemampuan kita, tapi dasar kita melayani karena dengar-dengaran, jangan melayani kalau tidak dengar-dengaran.
Malam ini Tuhan sedang memberikan kepada kita anting-anting emas di telinga, supaya melayani dengan dasar dengar-dengaran, bukan dasar kemampuan daging, bukan dasar pengetahuan logika manusia, tapi kita melayani karena dengar-dengaran.
Tidak berhenti sampai disitu...
-      “Mahkota kemuliaan di atas kepala.
Saudaraku, mahkota di kepala itu tanda kemenangan, yang diperoleh setiap anak-anak Tuhan. Oleh sebab itu biarlah kita berlari sampai pada tujuan/sampai garis akhir, supaya akhirnya kita memperoleh mahkota kebenaran.

Saudaraku, jadilah kehidupan yang berkemenangan terhadap dosa, dosa apapun, supaya kita menerima upah yaitu mahkota kebenaran, mahkota kemuliaan.

Betapa hebatnya Tuhan sedang mendandani kehidupan muda remaja (kehidupan kita semua), karena Allah sudah melantik Raja-Nya di gunung Sion.
Dengan demikian, besarlah dan terpujilah Raja kita di gunung Sion (kota Raja besar).
Kalau kondisi rohani sidang jemaat seperti ini, maka; terpujilah nama Tuhan di gunung Sion di kota Raja besar.

Yehezkiel 16:13
(16:13) Dengan demikian engkau menghias dirimu dengan emas dan perak, pakaianmu lenan halus dan sutera dan kain berwarna-warna; makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan minyak dan engkau menjadi sangat cantik, sehingga layak menjadi ratu.

Sekarang dari pihak kita sebagai gunung Sion setelah menerima segala sesuatu yang sudah Tuhan berikan tadi.
Sekarang tindakan-tindakan dari gunung Sion setelah diperlengkapi dengan perhiasan-perhiasan:
1.    Menghiasi diri dengan emas.
2.    Menghiasi diri dengan perak.
3.    Menghiasi diri dengan pakaian lenan halus.
4.    Menghiasi diri dengan sutra dan kain berwarna-warna.
Sekarang tindakan dari gunung Sion menghiasi diri dengan emas, menghiasi diri dengan perak, menghiasi diri dengan pakaian lenan halus, menghiasi diri dengan sutra dan kain berwarna-warna.

Tentang: EMAS.
Emas itu berarti berbicara tentang kemurnian setelah melewati nyala api siksaan.
Ini tindakan yang pertama dari Sion setelah dihiasi oleh Tuhan.

1 Petrus 4:12-13
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Saat menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian tidak usah bersungut-sungut (tidak usah dibesar-besarkan) seolah-olah ada suatu hal yang besar terjadi atas kehidupan kita. Dalam setiap pergumulan kita belum sampai mencucurkan darah, jangan dibesar-besarkan kalau harus mengalami nyala api siksaan, itu cara Tuhan untuk memulihkan kehidupan kita semua, khususnya untuk memulihkan kaum muda remaja Serang dan Cilegon.
Sebaliknya, bersukacitalah sesuai dengan bagian yang kita dapat dalam penderitaan Kristus, artinya, kalaupun harus menderita di tengah-tengah pelayanan yang Tuhan percayakan, tetaplah bersukacita, supaya kita boleh bergembira pada saat Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

1 Petrus 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Tujuan dari nyala api siksaan adalah: untuk membuktikan kemurnian iman.
Iman itu harus dimurnikan, Tuhan ingin lihat kadar rohani kita. Sama seperti kadar emas, terlebih dahulu dibakar di dalam dapur api supaya nanti terlihat dari kadar emas itu sendiri. Kadar emas, ada yang 18 karat, 22 karat, 23 karat, ada yang 24 karat, tergantung nyala api yang harus dilewati, yaitu sengsara salib yang harus dilewati, barulah terlihat kadar rohani kita di hadapan Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan. Pendeknya, Tuhan mau liat kecintaan kita di dalam melayani Tuhan.

1 Petrus 1:7
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Kemurnian iman itu jauh lebih tinggi nilainya daripada emas fana yang diuji kemurniannya di dalam api.
Kemudian, kemurnian iman itu menjadikan kita bernilai tinggi, mahal di hadapan Tuhan, jangan sampai kita datang beribadah dengan maksud-maksud yang lain itu salah.

Tentang: PERAK.
Perak à ketebusan.
Wahyu 14:1-5
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.


Di sini kita melihat Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan Dia 144.000 orang yang telah ditebus dari antara manusia. Ini kehidupan perak.
Jadi, kalau saya dan saudara beribadah kepada Tuhan di atas gunung Sion malam ini itu sudah tanda penebusan, sama seperti 144.000 orang yang berdiri di atas bukit Sion bersama dengan Anak Domba.
Jadi dengan sebutan berdiri dengan Anak Domba saja sudah memberi suatu gambaran bahwa 144.000 orang adalah kehidupan yang sudah ditebus oleh darah Anak Domba. Beribadah dan melayani di atas gunung Sion itu tanda penebusan (ada tanda darah), sementara darah itu kuat sekali untuk menolong kehidupan kita, membela, membentengi kehidupan kaum muda remaja di hari-hari terakhir ini dari segala pergaulan-pergaulan yang tidak baik dan yang tidak suci.

Apa tanda penebusan?
-      “Di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.”
Berarti ada tanda “T” di dahi = selalu ingat korban Kristus, selalu ingat kasih Allah, selalu ingat kemurahan Tuhan, selalu ingat salib di Golgota. Itu tanda penebusan yang pertama.
Yang kedua, ada nyanyian baru à persekutuan yang indah dengan Tuhan. Berarti ada persekutuan yang indah dengan FIRMAN ALLAH, tubuh, dan darah Yesus. Kemudian ada persekutuan yang indah dengan ROH TUHAN, berarti selalu memberi diri dipimpin oleh roh Tuhan, bukan oleh daging dan suara-suara yang lain.
Kemudian ada persekutuan yang indah dengan KASIH ALLAH, kasih Allah itu kegunaannya menutupi banyak sekali dosa, mengampuni kesalahan orang lain, sabar dan mengampuni. Itulah persekutuan yang indah dengan Allah Trinitas.
Itu tanda penebusan yang pertama dan yang kedua.

Wahyu 14:4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

-      Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan.
Berarti tidak hidup dalam hawa nafsu daging. Alasannya; karena mereka murni sama seperti perawan, berarti suci di atas suci.

-      Kemudian, mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba, kemana saja Dia pergi.
Syarat untuk mengikuti Tuhan; sangkal diri dan pikul salib, sesuai dengan Injil Matius 16:23-25.
Sangkal diri berarti tidak bermegah, artinya; tidak mengakui kelebihan-kelebihan yang ada.
Pikul salib berarti memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan.

-      Dalam mulut mereka tidak terdapat dusta.
Berarti betul-betul mereka dikuasai oleh roh Tuhan sepenuhnya. Itu artinya tidak berdusta.

-      Kemudian, mereka tidak bercela.
Tidak terdapat cacat cela, berarti sempurna adanya = sama mulia dengan Tuhan.
Inilah tindakan yang harus kita usahakan setelah dihiasi dengan perhiasan yang Tuhan berikan.

Tentang: PAKAIAN LENAN HALUS.
Wahyu 19:8-9
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” [ Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku; Tuliskanlah Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.”  Katanya lagi kepadaku: “Perkataan ini adalah benar , perkataan-perkataan dari Allah.”

Lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih itu adalah Perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Kiranya kita selalu mengenakan lenan halus, tetapi supaya kelihatan perbuatan benar dari orang orang kudus, maka tidak lepas dari ibadah dan pelayanan, sama seperti imam-imam yang melayani Tuhan dalam ruangan suci mereka memakai lenan halus.

Tentang: MENGHIASI DIRI DENGAN KAIN BERWARNA-WARNA.
Tadi kita sudah melihat ada lima warna, lima tanda itu ada dalam pribadi Yesus Kristus sebagai Imam Besar Agung.
Pekerjaan dari Imam Besar; pengantara antara Allah dan manusia, memperdamaikan dosa manusia di atas kayu salib, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.

Yehezkiel 16:13
(16:13) Dengan demikian engkau menghias dirimu dengan emas dan perak, pakaianmu lenan halus dan sutera dan kain berwarna-warna; makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan minyak dan engkau menjadi sangat cantik, sehingga layak menjadi ratu.

Tadi dari pihak Tuhan, sudah menghiasi, kehidupan muda remaja (gereja Tuhan), sekarang tindakan dari kita menghiasi diri sendiri dengan emas, perak, lenan halus, sampai akhirnya kerohanian terlihat cantik di hadapan Tuhan, inilah yang didambakan Tuhan dari kehidupan kaum muda remaja, inilah yang dirindukan Tuhan. Pendeknya, Tuhan menunggumu menjadi mempelai waanita Tuhan.

Inilah rencana Tuhan kepada kita, sehingga tadi Yusuf dilantik menjadi penguasa tanah Mesir dan seluruh istana Firaun.
Lalu setelah nubuatan Yusuf tergenapi, ia dilantik menjadi penguasa Mesir atas tanah Mesir dan istana Firaun, dan akhirnya terjadilah tujuh tahun kelimpahan dan setelah itu terjadilah tujuh tahun kelaparan hebat di Mesir dan di Betlehem, tanah Kanaan.
Oleh sebab itu Tuhan membawa Yakub ke Mesir, karena di sana limpah makanan. Makanan dari mana? Dari sorga turun ke bumi, sebab hal ihwal daripada Yusuf adalah dia diculik dari Betlehem lalu di bawa ke Mesir, lalu dimasukkan ke dalam liang tutupan tanpa alasan ( di penjara) =  perjalanan salib. Seperti Yesus dari sorga turun ke bumi, lalu disalibkan di atas kayu salib = perjalanan salib, untuk menyediakan makanan bagi seluruh bumi.
Jadi betul-betul Yusuf adalah gambaran dari Raja dan Mempelai Pria Sorga. Haleluya…
Yusuf dilantik dan menajdi kuasa atas tanah  Mesir, Yesus juga dilantik di gunung Sion sebagai raja besar dan terpuji, sebab Tuhan mau supaya kita menjadi pengantin perempuan Mempelai Anak Domba, memiliki rohani yang cantik-cantik karena diperlengkapi dengan perhiasan rohani.

Pengantara bumi dengan sorga adalah salib bukan mujizat, bukan berkat-berkat.
Setelah dihiasi oleh Tuhan, selanjutnya tindakan kita menghiasi, sampai layak menjadi ratu, pengantin perempuan mempelai Anak Domba. Nikmati persekutuanmu dengan firman Allah. Roh Allah, dan kasih Allah.
Kalau kita menikmati pelayanan dari urat-urat dan sendi-sendi maka tubuh ini akan diberkati menjadi ratu, menjadi pengantin perempuan mempelai Anak Domba. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment