KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 29, 2018

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 MARET 2018




IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 MARET 2018

KITAB KOLOSE

(Seri 121)

Subtema: ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salah sejahtera bagi kita, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan dan sebelumnya saya juga menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan di dalam dan di luar negeri yang senantiasa mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming atau video internet youtube maupun facebook dimanapun anda berada.

Sebelum kita berada di kaki salib Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 2:2
(2:2) supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,

Rasul Paulus memperlihatkan perjuangan yang berat kepada sidang jemaat yang dilayani.

Tujuannya perjuangan yang berat:
YANG PERTAMA: Supaya hati mereka (sidang jemaat) terhibur.
Penghiburan semacam ini disebut penghiburan salib yang memberi kekuatan yang sifatnya permanen, tidak berubah-ubah, sekaligus memberikan keyakinan yang teguh dan pendirian yang teguh.

1 Korintus 1:8-9
(1:8) Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
(1:9) Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.

Sidang jemaat diteguhkan sampai kepada kesudahannya oleh salib Kristus.
Sidang jemaat, kita semua, diteguhkan sampai nanti kepada kesudahannya oleh salib Kristus.
Keuntungan kuat dan teguh hati: tidak bercacat sampai Tuhan datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Pendeknya; persekutuan kita dengan salib Kristus tidak sia-sia, sebab Dia itu setia, sebab Dia Anak Allah yang setia.

Tujuannya perjuangan yang berat:
YANG KEDUA: Supaya mereka (sidang jemaat) bersatu dalam kasih.
Kegunaan kasih:
-     Menutupi banyak sekali dosa = mengampuni orang yang bersalah (1 Petrus 4:8).
-     Sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kolose 3:14).

Dampak positif sidang jemaat terhibur dan bersatu dalam kasih ada tiga:
1.   Sidang jemaat memperoleh segala kekayaan.
2.   Sidang jemaat memperoleh keyakinan pengertian.
3.   Sidang jemaat mengenal rahasia Allah.

Keterangan: SIDANG JEMAAT MEMPEROLEH KEYAKINAN PENGERTIAN.
Keyakinan pengertian berarti setelah memperoleh pengertian yang benar dari Tuhan kita semakin diyakinkan.

Sebagai contoh untuk kita perhatikan;
Roma 1:16
(1:16) Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Rasul Paulus mempunyai keyakinan yang kokoh (teguh) dalam Injil dan hal itu ia saksikan pada jemaat di Roma.
Injil adalah kekuatan Allah dan yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, baik Yahudi maupun Yunani (bangsa kafir).

Roma 1:17
(1:17) Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."

“Di dalam Injil nyata kebenaran Allah yang bertolak dari iman dan yang memimpin kepada iman.”
Maksudnya di sini adalah orang benar akan hidup oleh iman tidak hidup karena yang lain-lain.

Habakuk 2:4
(2:4) Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.

“Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” = orang benar akan hidup oleh iman.
Tetapi orang yang membusungkan dada tidak lurus hatinya.
Membusungkan dada = mengandalkan kekuatan sendiri -> orang sombong.

Galatia 3:11
(3:11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
Jadi sudah jelas bahwa “Orang yang  benar akan hidup oleh iman.” Berarti, tidak hidup karena kekuatannya, tidak hidup karena membusungkan dada, tidak hidup karena yang lain-lain.

Galatia 3:10, 12
(3:10) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
(3:12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.

Setiap orang yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat (berada di bawah hukum Taurat), berada di bawah kutuk. Berada di bawah kutuk, artinya; tidak putus dari dosa warisan (perbuatan sia-sia).
Sebab dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya = mengandalkan kekuatannya sendiri -> orang yang membusungkan dada = sombong = mengecilkan salib Kristus.

Orang yang menjalankan ibadah Taurat (ibadah lahiriah) itu orang yang sombong, itu tidak bisa dipungkiri.

Contoh hukum Taurat:
Roma 2:12, 15
(2:12) Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.
(2:15) Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat itu sendiri.
Contoh orang yang berada di bawah hukum Taurat; hati dan pikiran mereka saling menuduh dan saling membela.
Menuduh sekaligus mempersalahkan orang yang bersalah dan suka membela diri tanpa memberi pengampunan, itu adalah kesaksian dari orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat.

Lebih rinci tentang KESAKSIAN DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Habakuk 2:5
(2:5) Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya."

Ayat 3, dan ayat 4, di situ kita bisa melihat dalam Kristus Yesus orang benar akan hidup oleh iman.
Tetapi pada ayat 5, semua orang yang berada di bawah hukum taurat atau hukum kutuk = orang yang mengandalkan kekuatannya.
Mereka itu adalah:
1.   Orang sombong = tinggi hati dan angkuh.
2.   Suka berkhianat. Siapa pengkhianat? Di depan baik, di belakang tidak.
3.   Berlagak tau, walaupun tidak tau.

Lebih jauh kita melihat KEHIDUPAN DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Roma 3:9-10
(3:9) Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
(3:10) seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.

Jadi orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Berada di bawah hukum Taurat = berada di bawah kuasa dosa.
Seperti apa ibadah yang kita jalankan sekarang? Apakah masih berada di bawah hukum taurat? Ibadah lahiriah? Atau ibadah yang mengandung janji?
Pendeknya, orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.”

Roma 3:11-18
(3:11) Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
(3:12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
(3:13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
(3:14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
(3:15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
(3:16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
(3:17) dan jalan damai tidak mereka kenal;
(3:18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Tanda-tanda berada di bawah hukum Taurat, yaitu:
-     Tidak ada seorang pun yang berakal budi.
-     Tidak ada seorang pun yang mencari Allah, dengan sungguh-sungguh.
-     Semua orang telah menyeleweng.
Kebenaran diselewengkan, kesucian diselewengkan, keselamatan diselewengkan, pelayanan diselewengkan, nikahnya diselewengkan, dan lain sebagainya.
-     Semua orang tidak berguna.
-     Tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Itulah tanda berada di bawah hukum taurat.

Kemudian, praktek perkataannya:
-     Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga.
-     Lidah mereka merayu-rayu.
Lidah yang merayu-rayu adalah lidah yang tidak ada kebenarannya, kata-kata palsu untuk menghanyutkan orang lain.
Jangan sampai seperti bercanda, seperti perkataannya benar, tapi lidahnya merayu-rayu untuk menghanyutkan hati orang lain, itu praktek perkataan di bawah hukum taurat.
-     Bibir mereka mengandung bisa.
-     Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah.
Berarti, tidak lain tidak bukan persis seperti nabi palsu dan antikris.
Nabi palsu adalah; binatang yang keluar dari dalam bumi bertanduk dua seperti anak domba tapi kalau berbicara seperti naga, penuh dengan racun, berbisa.
Itu praktek perkataan dari orang-orang yang berada di bawah hukum taurat.

Kemudian, praktek langkah-langkah setiap orang:
-     Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah = suka mencari musuh, tidak mau mencari damai.
-     Keruntuhan dan kebinasaan mereka ditinggalkan di jalan mereka.
Jadi sudah pasti jalan-jalan mereka bukan jalan salib.
-     Jalan damai tidak mereka kenal -> orang yang tidak mau berdamai.
-     Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.
Berarti tidak memperdulikan kesucian, tidak memperdulikan salib Kristus. Itu orang yang tidak takut kepada Tuhan, tidak perduli kesucian, tidak menghargai korban Kristus, hanya untuk memuaskan hasratnya, pikirannya, perasaannya.
Itu praktek langkah-langkah dari orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat.

Roma 3:20
(3:20) Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Tidak seorang pun dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, justru hukum Taurat itu merangsang dosa.
Dan kalau kita melihat di dalam Injil Matius 5, terlihat sekali perbedaan antara Yesus Kristus dengan hukum Taurat.
Keadaan HUKUM TAURAT: hanya mengasihi sesama yaitu orang yang mengasihi dia lalu musuhnya dia benci, juga perbuatan baiknya tidak sempurna. Pendeknya, tidak sempurna di dalam kasih dan tidak sempurna di dalam perbuatan baik, kemudian ibadah yang dijalankan hanya bersifat lahiriah, artinya berbuat/melakukan sesuatu berdasarkan peraturan manusia belaka.
Maka dalam Injil Matius 15:8-9... jelas di situ mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = tubuh jasmaninya ada di rumah Tuhan tapi hatinya jauh dari kebenaran firman yang ia dengar = mempersembahkan tubuh jasmani tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, ini ibadah yang tidak mengandung janji. Sebab darah daging tidak mewarisi kerajaan sorga, tubuh jasmani tidak dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga.

Berkali-kali saya katakan Setan tidak akan pernah berubah menjadi suci, sama seperti orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak menghargai darah salib, orang seperti ini akan binasa.
Jadi orang yang berada di bawah hukum Taurat pasti binasa, orang yang menjalankan ibadah lahiriah pasti binasa, karena ibadah lahiriah tidak mengenal kasih karunia, yaitu; korban Kristus.

Kalau masih suka melihat kesalahan orang lain menjadi batu sandungan bagi orang lain, tetapi orang yang mau bertobat dengan sungguh-sungguh masa lalu tidak akan menjadi batu sandungan, karena firman menjadi jaminannya, berbeda dengan orang yang menuduh dan membela diri, sekalipun firman berkata engkau hidup tetapi kalau ia bergantung kepada kebenarannya dan ia berlaku curang, maka kebenaran yang ia perbuat itu tidak akan bisa membenarkan dia...Yohanes 32:12-16.

Oleh sebab itu supaya kita terlepas dari kutuk oleh karena hukum Taurat mari kita perhatikan jalan keluarnya.
Roma 1:16
(1:16) Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

Saudaraku, mempunyai pengertian keyakinan bersumber dari Injil dan Injil itu sendiri yang menjadi kekuatan Allah.
Injil itu terdiri dari, antara lain: Matius, Markus, Lukas, Yohanes.

Mari kita lihat penjelasan berikut ini:
-     Injil Matius -> kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.
-     Injil Markus -> kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-     Injil Lukas -> sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia.
-     Injil Yohanes -> keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Kesimpulan dari empat Injil ini adalah: salib Kristus atau pemberitaan firman tentang salib Kristus.

Mari kita lihat salib dalam bentuk diagram horizontal dan vertikal:
-     Horizontal -> Injil Matius dan Injil Markus.
-     Vertikal -> Injil Yohanes dan Injil Lukas.
Kita lanjut kembali memperhatikan vertikal;
·       Injil Yohanes, berarti Anak Allah dari sorga turun ke bumi = kebenaran, keadilan.
·       Injil Lukas -> sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia di bumi.
Sekarang horizontal:
·       Injil Matius -> Yesus Raja, berarti menjadikan kita raja-raja di bumi.
·       Injil Markus -> Yesus sebagai hamba, dengan demikian menjadikan kita imam-imam.

Mari kita lihat wujud dari salib dalam bentuk vertikal dan horizontal.
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Di sini kita melihat Rasul Paulus memiliki sebuah pendirian yang kuat, dia tidak terpengaruh dengan pendirian orang Yahudi dan pendirian orang Yunani, dia tetap memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Padahal pemberitaan tentang salib bagi orang-orang Yahudi itu adalah suatu batu sandungan, sebab mereka datang kepada Tuhan hanya untuk mencari tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, sehingga bagi mereka salib itu menjadi batu sandungan, mereka tersinggung kalau dosa dikoreksi.
Sedangkan bagi orang-orang Yunani (bangsa kafir), pemberitaan firman tentang salib adalah suatu kebodohan karena mereka hanya menghendaki hikmat (beribadah melayani kepada Tuhan hanya untuk sebatas mengerti firman bukan untuk dilakukan). Bagi orang seperti ini pemberitaan tentang salib adalah suatu kebodohan.
Persis seperti orang dunia melihat orang beribadah disertai dengan sangkal diri dan pikul salib adalah suatu kebodohan, karena menghabiskan waktu dan energi, yang terpenting bagi mereka cukup mengerti, cukup tau firman, tidak perlu melakukan, sebab yang terpenting bagi mereka adalah; berusaha, bekerja, mencari uang sebanyak-banyaknya = mengandalkan kekuatannya.

Lihat orang-orang di luar sana, mencari ilmu setinggi bintang di langit tapi lupa Tuhan, sehingga bagi mereka salib adalah suatu kebodohan.
Bagi orang Yahudi salib adalah suatu batu sandungan karena yang mereka kehendaki di tengah-tengah ibadah dan pelayanan hanyalah mujizat, tanda-tanda heran.
Tapi Rasul Paulus tidak terpengaruh akan semuanya itu, ia tetap memiliki pendirian yang kuat, ia tetap memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Jadi pelayanan Rasul Paulus ini tidak dipengaruhi oleh situasi, tidak dipengaruhi oleh keadaan, tidak dipengaruhi oleh kondisi. Akhir-akhir ini banyak hamba-hamba Tuhan dipengaruhi oleh situasi keadaan dan kondisi, dengan mengecilkan salib, yang terpenting jiwa bertambah banyak. Tapi Rasul Paulus tidak, ia tetap memiliki pendirian yang teguh, sebab orang benar hidup karena iman.

Inilah pengertian keyakinan, setelah kita memperoleh pengertian kebenaran kita diyakinkan oleh Injil, itulah salib, horizontal dan vertikal.

Kisah Para Rasul 4:8-12
(4:8) Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
(4:9) jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,
(4:10) maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
(4:11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru.
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Di sini dengan jelas kita perhatikan, Petrus menceritakan kepada orang Yahudi tentang Yesus yang disalibkan, Petrus tidak menceritakan tentang berkat-berkat secara lahiriah semata.
Dan perlu untuk diketahui, pemberitaan firman tentang salib berkuasa menyembuhkan orang yang sakit, terkhusus sakit rohani.

Ciri-ciri hamba Tuhan yang diurapi adalah dia memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Sedangkan ciri-ciri hamba Tuhan yang tidak diurapi adalah memberitakan tentang yang lain-lain, hanya sebatas menceritakan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, atau memberitakan firman hanya sebatas hikmat dan pengetahuan tetapi tidak mau memikul salib, tapi Rasul Petrus memiliki pendirian yang kuat tentang salib Kristus.

Jadi pengurapan itu sumbernya dari salib bukan dari minyak yang dijual di pasar, ibadah yang seperti itu adalah ibadah murahan.

Kisah Para Rasul 4:19-20
(4:19) Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
(4:20) Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Sekalipun rasul Petrus dibatasi untuk memberitakan firman tentang salib tetapi ia tidak terpengaruh, ia tidak takut, ia taat kepada Tuhan, ia tidak taat pada perintah manusia.
Kalau kita menjunjung tinggi korban Kristus, tidak takut pada manusia, tidak takut soal tidak makan tidak minum, tidak takut soal perkara lahiriah. Asal sungguh-sungguh kita junjung tinggi korban Kristus.

Hati-hati orang yang pernah bernazar untuk suatu perkara, tetapi tidak ia tepati, perkara yang ia kerjakan itu tidak pernah berhasil, ingat apa yang saya sampaikan ini.
Sebab itu beribadah harus betul-betul menjunjung tinggi korban Kristus, ingat apa yang saya ucapkan ini.

Ibadah harus menjunjung tinggi korban Kristus, tidak perlu takut manusia, tidak perlu takut tidak makan dan tidak minum.
Kemudian, Simon Petrus dan rasul-rasul yang lain memberitakan tentang pribadi Yesus yang disalibkan,  berarti apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat itu yang mereka sampaikan, ini hamba Tuhan yang benar.
Jadi kalau hamba Tuhan tidak memberitakan tentang Yesus yang disalibkan, hanya sibuk memberitakan soal-soal yang lahiriah, sibuk memberitakan firman soal tanda-tanda heran itu adalah pendusta, itu bukan hamba Tuhan yang diurapi.

Lebih rinci tentang rasul Petrus dan rasul-rasul yang lain.
Kisah Para Rasul 5:28
(5:28) katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami."

Ajaran tentang pribadi Yesus yang disalibkan, itu yang harus dibawa masuk ke dalam Yerusalem yang baru.
Yerusalem adalah pusat kerajaan damai sejahtera itulah ibadah dan pelayanan, maka pemberitaan firman tentang salib ini yang harus dibawa masuk ke kota Yerusalem, tidak yang lain-lain.

Kisah Para Rasul 5:29-31
(5:29) Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
(5:30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
(5:31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Pendeknya, Petrus dan rasul-rasul lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
Jadi orang yang menjunjung tinggi korban Kristus di tengah ibadah pelayanan menunjukkan bahwa ia taat kepada Allah bukan kepada manusia.

Perlu untuk diketahui, pada ayat 31, Yesus telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya, sehingga Yesus yang disalibkan itu: “Menjadi pemimpin dan Juruselamat supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.”
Jadi saudaraku, pertobatan dan pengampunan itu datang dari salib Kristus, tidak datang dari yang lain-lain.
Siapa yang disalibkan? Dialah Yesus yang menjadi pemimpin dan Juruselamat.
Memberitakan firman di luar salib tidak nyata pertobatan yang sungguh-sungguh, dan tidak akan menerima pengampunan yang sungguh-sungguh dari Tuhan.

Saya ulangi perbedaannya, di luar salib seseorang tidak akan bertobat sungguh-sungguh, dan orang seperti ini, tidak menerima pengampunan dari Tuhan.
Tanda seseorang tidak menerima pengampunan? Ia sendiri tidak mengampuni orang lain (mengingat-ingat kesalahan orang lain).

Roma 10:17
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Iman itu timbul dari pemberitaan firman tentang salib Kristus, supaya orang benar hidup karena iman.

Roma 4:16
(4:16) Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
Jadi kebenaran berdasarkan iman, itu adalah kasih karunia.
Kalau orang berdosa dibenarkan oleh darah salib itu adalah kasih karunia.
Jadi pemberitaan firman tentang salib di Yerusalem (di tengah-tengah ibadah dan pelayanan), di kota Raja besar kota damai sejahtera itu adalah kasih karunia. Kalaupun dosa dikoreksi, dosa ditunjuk-tunjuk, dosa dibongkar dengan tuntas, daging memang sakit tapi itu merupakan kasih karunia.

Sekalipun kita bukan orang Yahudi, tetapi kalau orang benar hidup karena iman, kita tetap memperoleh kasih karunia, sehingga disebutlah kita keturunan Bapa Abraham, berarti janji itu juga menjadi bagian kita, bukan saja untuk orang Yahudi.
Saya rindu supaya kita betul-betul memperoleh pengertian tentang keyakinan dari Injil yaitu dari pemberitaan firman tentang salib dalam bentul horizontal dan vertikal.
Supaya nyatalah kemurahan itu bagian kita, Tuhan membawa kita dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain, sampai sempurna, sama mulia dengan Dia, kembali kepada wujud yang semula.
Kalau orang berada di bawah hukum taurat ibadahnya lahiriah, sikap perbuatannya menyakiti hati Tuhan, perkataannya menyakiti hati Tuhan, langkah-langkah perjalanan hidupnya juga tetap menyakiti hati Tuhan tidak sempurna dalam hidup, mengasihi tidak sempurna, perbuatan baiknya tidak sempurna, tapi orang benar akan hidup karena iman, Tuhan dipermuliakan dalam hidupnya, dan akan mendapat bagian dari janji-janji Tuhan, sesuai dengan kitab Efesus 2, yang jauh menjadi dekat.

Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Kuasa atau janji dari firman iman menyatakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali, apa yang tidak mungkin bagi manusia segalanya mungkin bagi Allah.
Itu kuasa dari firman iman, biarlah kita semua, memahami bahwa; orang benar hidup karena iman bukan lagi karena mengandalkan kekuatan manusia, bukan lagi membusungkan dada, tidak lagi berlaku sombong di hadapan Tuhan, maka dia akan menjadi bagian dari janji Allah seperti Dia memberikan janji-Nya kepada bangsa Israel.
Firman itu menyatakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali, kita lepas dari maut, itu kuasa firman iman.
Maka orang benar mau tidak mau harus hidup karena iman, tidak lagi mengandalkan kekuatannya supaya janji itu menjadi bagian kita. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment