KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, March 26, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 11 MARET 2018


IBADAH RAYA MINGGU, 11 MARET 2018

KITAB WAHYU

(Seri 47 )

Subtema: HUKUMAN SANGKAKALA YANG KEDUA.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita, Yesus Kristus. oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian. Biarlah kiranya Tuhan berkemurahan bagi kita, menolong kehidupan kita yang membutuhkan pertolongan lewat pembukaan rahasia firman.

Saya juga menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba Tuhan, yang senantiasa mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming video internet, baik di dalam maupun di luar negeri, Tuhan kiranya memberkati.

Kita manfaatkan kesempatan yang masih ada ini untuk mendapatkan pertolongan dari pada Tuhan sehingga segala sesuatu dipulihkan. Hidup, ibadah pelayanan, nikah atau hubungan intim secara jasmani (suami dan isteri­), atau nikah rohani dengan Tuhan, segala sesuatu dipulihkan sehingga kita boleh merasakan kedamaian dan ketenangan yang tidak bisa dilukiskan oleh kata-kata, sampai menghasilkan nyanyian baru, logat ganjil, bahasa lidah, bahasa Roh. Kedamaian sorga berarti terlepas dari penghukuman-penghukuman yang akan berlangsung, penghukuman dari tujuh meterai telah kita lihat, dan sekarang kita akan memperhatikan, penghukuman dari tujuh sangkakala, dan akan diakhiri dengan penghukuman dari tujuh cawan murka Allah. Itulah penghukuman tiga kali tujuh dari Allah Trinitas.
-     Penghukuman dari tujuh sangkakala, itulah penghukuman dari Anak Allah, Anak Domba Allah yang disembelih.
-     Penghukuman dari tujuh meterai itu penghukuman dari Allah Roh Kudus.
-     Penghukuman dari tujuh cawan murka Allah. Cawan emas di dalamnya ada kemenyan yang dibakar, asapnya akan naik itulah doa penyembahan, tetapi kalau tidak menghargai doa penyembahan, maka terjadi penghukuman dari tujuh cawan murka Allah, itulah penghukuman dari Allah Bapa, tabiat-Nya kasih.

Sekarang kita akan memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 8.
Wahyu 8: 6-7
(8:6) Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.
(8:7) Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.
Minggu lalu telah disampaikan penghukuman dari sangkakala yang pertama. Kiranya yang memperhatikan baik sidang jemaat, baik yang memperhatikan via live streaming, setia memperhatikan penghukuman tujuh sangkakala ini. Jangan berhenti, supaya kita tahu nanti rencana Tuhan dalam kehidupan kita, dalam nikah, dalam ibadah dan pelayanan kita pribadi lepas pribadi.

Maka kita memperhatikan HUKUMAN KEDUA DARI SANGKAKALA YANG KEDUA.
Wahyu 8: 8-9
(8:8) Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,
(8:9) dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

Hukuman sangkakala yang kedua oleh malaikat yang kedua, di sini kita perhatikan; “Ada sesuatu seperti gunung besar yang menyala-nyala oleh api, kemudian dilemparkan ke dalam laut, maka sepertiga dari laut menjadi darah.”
Akibatnya:
-     Matilah sepertiga segala makhluk yang bernyawa di dalam laut (dalam air).
-     Binasalah sepertiga dari semua kapal.

Hukuman sangkakala yang pertama terjadi atas bumi sehingga menghanguskan segala rumput yang hijau, tidak ada lagi makanan bagi kawanan domba, sedangkan hukuman sangkakala yang kedua terjadi atas laut atau air, dan itu sangat mengerikan. Sebetulnya kita butuh air, setelah makan akan dilanjutkan, dengan minuman. Tetapi di sini kita melihat, hukuman yang kedua terjadi atas air atau laut.

Peristiwa yang sama pernah terjadi menimpa Mesir.
Keluaran 7: 17-21
(7:17) Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,
(7:18) dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini."
(7:19) TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu."
(7:20) Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah;
(7:21) matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.

Tulah pertama di sini kita melihat; air berubah menjadi darah, maka matilah ikan-ikan yang ada di sungai Nil, sehingga sungai Nil berbau busuk, akibatnya: air tidak dapat digunakan dan tidak dapat diminum oleh orang-orang Mesir.

Tadi penghukuman sangkakala pertama ke bumi; hanguslah rumput-rumput hijau, sebetulnya itu makanan bagi kawanan domba.
Hukuman yang kedua; berlaku bagi seluruh air di tanah Mesir sehingga air berubah menjadi darah. Akibatnya; air tidak dapat digunakan dan tidak dapat diminum oleh orang-orang Mesir.

Proses terjadinya air berubah menjadi darah: Musa memukul sungai Nil dengan tongkat yang ada di tangannya itu sehingga air berubah menjadi darah.
Dan ini sangat tragis sekali; makhluk hidup terancam dengan makanan, itulah hukuman yang pertama dari sangkakala yang pertama. Kemudian terancam dengan minuman, hukuman sangkakala yang kedua. Sangat tragis sekali.

Kemudian, kalau berbicara tentang darah, maka akan mengingatkan kita dengan pengorbanan dan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Sedangkan tongkat selalu terhubung dengan gembala atau pemimpin.
Berarti pimpinan dari sebuah ajaran yang sehat dan baik, cap meterainya adalah darah.
Pendeknya; pengajaran yang sehat, pengajaran yang baik dan benar adalah pengajaran yang berbicara tentang darah salib Kristus, bukan berbicara tentang hal-hal lahiriah, bukan berbicara tentang kesibukan dunia, bukan berbicara tentang kedudukan, jabatan, uang, harta, kekayaan, itu ajaran yang tidak sehat.
Kalau orang itu tidak bisa mengendalikan dirinya, maka segala perkara di bumi yang menyebabkan, sehingga dia jauh dari Tuhan.

Sebagai bukti, kita lihat TUJUH SIDANG JEMAAT DI ASIA KECIL semuanya ada di dalam jangkauan Tuhan sebab segala kelebihan dan kekurangan mereka terlihat jelas di mata Tuhan, secara khusus kita akan melihat sidang jemaat pertama dan terakhir.
Kita lihat ajaran yang sehat selalu ditandai dengan darah, bukan bicara soal perkara lahiriah.

Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Tuhan melihat pekerjaan dari sidang jemaat di Efesus baik jerih lelah maupun ketekunan, dan sabar terhadap pendusta, bahkan rela menderita karena nama Tuhan dan mereka tidak mengenal lelah. Itu kelebihan dari sidang jemaat di Efesus, jemaat yang pertama yang dikoreksi oleh Tuhan.

Wahyu 2: 4
(2:4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Tetapi di sini kita melihat, sekalipun jemaat di Efesus memiliki segala kelebihan, Tuhan berkata: “Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Pertama-tama kasih Allah itu dinyatakan di atas kayu salib, itu yang ditinggalkan oleh mereka (jemaat di Efesus). Tidak menghargai darah salib/korban Kristus, sehingga mereka kehilangan kasih yang semula.
Jadi tidak ada artinya kelebihan yang dimiliki jemaat di Efesus kalau tidak ada ajaran sehat dengan tanda darah. Justru mereka jauh dari Tuhan, kehilangan kasih yang semula.

Lihat, kesalahan yang seperti ini di mata Tuhan seperti apa?
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Kejatuhan karena tidak menghargai darah salib adalah kejatuhan yang amat dalam melebihi kejatuhan kejatuhan yang lain.
Jadi betul, ajaran sehat, ajaran baik, meterainya (tandanya) adalah darah salib, bukan soal perkara lahiriah, bukan mujizat, bukan tanda heran, bukan harta, kekayaan, uang, bukan. Sejuta kali mujizat terjadi di depan mata, kalau orang itu tidak mau memikul salib, orang itu akan terpisah jauh dari Tuhan.

Jadi karena meninggalkan ajaran sehat, tidak ada lagi tanda darah,Tuhan berkata: Ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh.”
Enam sidang jemaat yang lain tidak dikatakan kejatuhan mereka amat dalam, sekalipun terdapat kesalahan-kesalahan mereka, namun untuk sidang jemaat di Efesus ini, Tuhan katakan; kejatuhanmu amat dalam, karena mereka telah meninggalkan kasih yang semula.
Sidang jemaat yang pertama (jemaat di Efesus), tidak menghargai ajaran sehat = tidak menghargai darah salib.

Sidang jemaat yang terakhir yang dikoreksi oleh Tuhan ...
Wahyu 3: 14-16
(3:14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Kondisi rohani dari sidang jemaat di Laodikia betul-betul ada dalam jangkauan Tuhan. Tuhan melihat keberadaan mereka. Pengikutan jemaat di Laodikia ini adalah suam-suam kuku; tidak dingin, tidak panas.
Yang Tuhan mau; dingin atau panas (dingin betul dan panas betul), artinya; mengikut Tuhan harus dengan sungguh-sungguh, tidak boleh setengah hati.

Sekarang pertanyaannya; APA YANG MENYEBABKAN MEREKA SUAM-SUAM KUKU.
Wahyu 3: 17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Jemaat di Laodikia bergantung pada harta dan kekayaan, sehingga mereka menjadi suam-suam kuku di dalam mengikuti Tuhan.
Seandainya mereka tidak bergantung kepada harta, kekayaan, uang, tidak bergantung pada perkara lahiriah, mereka pasti sungguh-sungguh. Tetapi karena mereka bergantung kepada harta, bergantung pada kekayaan, sehingga hati mereka jauh dari Tuhan.
Inilah ajaran yang tidak sehat karena tidak ada tanda darahnya. Sedangkan pimpinan dari sebuah ajaran yang sehat, ajaran yang baik pasti ada dalam tanda darah.

Oleh sebab itu sidang jemaat jangan keliru mengikuti Tuhan, jangan enak-enak kalau gembala berkata; diberkati. Tiap minggu kotbah seperti itu.
Oleh sebab itu saya selalu mohon kepada Tuhan supaya sidang jemaat juga doakan saya supaya kita terus menikmati pembukaan rahasia firman. Kuasa Pembukaan rahasia firman; segala rahasia yang terkandung di dalam hati akan tersingkap (menyingkapkan segala yang terselubung), pendeknya; dosa dibongkar dengan tuntas. Berkat tidak bisa membongkar dosa. Harta dan kekayaan tidak bisa membongkar dosa.

Ajaran sehat, ajaran yang baik, selalu ditandai dengan darah (korban Kristus). Dalam hal itu Rasul Paulus memiliki pendirian yang kuat. Sekalipun orang Yahudi menghendaki tanda-tanda heran (mujizat-mujizat), sementara Yunani menghendaki hikmat, seperti ahli Taurat mengerti firman tetapi tidak melakukannya, namun Rasul Paulus tidak terpengaruh (tetap dengan pendiriannya), dia tetap memberitakan ajaran sehat yaitu; memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan. Nanti kita bisa melihat maksud dari ajaran itu.

Oleh sebab itu, jangan lagi mempermain-mainkan darah salib Kristus, jangan lagi mempermain-mainkan pengorbanan-Nya. Apalagi imam-imam yang sudah melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, sesuai dengan jabatan-jabatan yang dipercayakan Tuhan, jangan lagi bermain-main dengan darah salib.

1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Kita harus sadari bahwa kita ditebus dari perbuatan sia-sia (dosa warisan) itu bukan dengan barang yang fana, yaitu harta, kekayaan, uang yang banyak, dan bukan pula dengan perak dan emas, walaupun itu begitu menarik karena indah, tetapi sifatnya tidak kekal.
Kita ditebus oleh darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat, sifatnya kekal, lebih indah dari perak dan emas, lebih indah dari barang fana. Penebusan oleh darah salib, lebih indah dari segala-galanya. Itu harus kita sadari, sebab itu jangan lagi bermain-main dengan dosa, jangan lagi bermain-main dengan korban Kristus.
Kita semua dipanggil dari kegelapan dosa oleh karena kemurahan (oleh karena darah salib), selanjutnya dipilih untuk melayani Dia (untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia).
Orang yang melayani Tuhan disebut dengan: “Bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri...1 Petrus 2:9.
-       Bangsa yang terpilih = orang-orang yang dikhususkan.
-       Bangsa yang kudus = hidup di dalam kesucian.
-       Imamat rajani = memerintah sebagai raja di bumi = berkuasa atas dosa.
-       Umat kepunyaan Allah sendiri.

Hal itu harus disadari, mari kita hargai korban Kristus.
Bagi manusia duniawi, perak dan emas lebih indah dari pada darah salib tetapi bagi yang sudah mengerti nilai ketebusan, darah salib jauh lebih indah dari perak dan emas, bahkan lebih indah dari segala yang ada.
Perlu untuk diketahui; barangsiapa mengenal harga dari ketebusan, maka jiwanya tentu tidak akan bermain-main dengan dosa lagi.

Yohanes 7: 47
(7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Perempuan yang terkenal berbuat dosa, banyak berbuat kasih karena dosanya yang banyak itu telah diampuni oleh Tuhan. Artinya; perempuan yang terkenal berbuat dosa mengenal arti ketebusan, setelah dia mengenal arti ketebusan, dia tidak bermain-main dengan darah salib, sebaliknya banyak berbuat kasih di hadapan Tuhan.

Ada tiga perkara yang tidak dilakukan oleh Simon si kusta.
-     Yang pertama; mengambil air dan membasuh kaki Yesus, itu hal yang lumrah.
-     Yang kedua; mencium pipi kanan dan pipi kiri Yesus.
-     Yang ketiga; meminyaki kepala Yesus.
Sebaliknya, perempuan yang terkenal berbuat dosa, melakukan tiga hal yang luar biasa;
-     Membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya.
-     Tidak pernah berhenti mencium kaki Yesus.
-     Meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang berharga.
Mengapa dia lakukan sesuatu yang besar? Karena dosanya yang besar, yang banyak itu telah diampuni. Itu sebabnya dia banyak berbuat kasih.
Pendeknya; perempuan yang terkenal berbuat dosa mengerti nilai ketebusan oleh darah salib, sehingga tidak lagi bermain-main dengan darah salib, tidak bermain-main lagi dengan dosa.

Lukas 7: 37
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa.” Banyak orang berbuat dosa, tetapi belum tentu terkenal, berarti dosa yang diperbuatnya sudah kental dalam hidupnya, sehingga oleh karena dosa itu dia terkenal, tetapi setelah dia mengerti arti dari sebuah nilai ketebusan, dia tidak mau bermain-main dengan darah salib Kristus.

Sebaliknya, sedikit diampuni, sedikit berbuat kasih, tidak banyak. Hatinya juga sedikit diberikan untuk ibadah pelayanan kepada Tuhan.

Kita kembali memperhatikan HUKUMAN SANGKAKALA YANG KEDUA.
Wahyu 8: 8
(8:8) Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,

Hukuman sangkakala yang kedua oleh malaikat yang kedua; “ADA SESUATU SEPERTI GUNUNG BESAR YANG MENYALA-NYALA OLEH API, KEMUDIAN DILEMPARKAN KE DALAM LAUT.”
Ini adalah penghukuman terhadap orang-orang yang tidak menghargai darah salib (korban Kristus), itu menunjuk kepada orang-orang yang bermain-main dengan dosa.

Gunung yang besar selalu terkait dengan gunung Golgota, tidak ada lagi gunung yang lebih besar dari gunung Golgota karena dari situlah darah salib tercurah.
Jadi orang yang tidak menghargai darah salib Kristus akan mengalami penghukuman dari sangkakala yang kedua.
Lebih rinci tentang penghukuman sangkakala yang kedua:
Matius 21: 18-20
(21:18) Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.
(21:19) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.
(21:20) Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: "Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?"

Pohon ara menjadi kering setelah dikutuk oleh Tuhan, berarti orang semacam ini tidak lagi mendapat kesempatan untuk bertobat apalagi menghasilkan buah yang manis.

Matius 21: 21
(21:21) Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.

Kalau hati kita terbuka untuk pekerjaan, kelepasan dari Tuhan oleh karena darah salib Kristus, maka kita mendapatkan ketebusan sampai ke akar-akarnya (sampai ke sumber dosa), sehingga seseorang tidak lagi mengulangi untuk berbuat dosa.

Gunung besar bernyala-nyala oleh api, itu -> kehangatan murka (amarah), terhadap orang-orang yang tidak menghargai korban Kristus.
Gunung besar tidak lain, tidak bukan sudah pasti gunung Golgota, karena di situ darah salib tercurah. Jadi jangan berkata aku sukar melepaskan diri dari dosa kenajisan ini, dosa kejahatan ini, kesombongan, dusta, dan lain sebagainya. Sebetulnya, kalau mau, pasti bisa, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Tuhan berkata dengan jelas; Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi yang lebih besar, yaitu jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.

Asal kita mau membuka hati kepada kabar kelepasan oleh darah salib. Bukalah hati malam ini, jangan bertahan lagi, baik dengan dosa kenajisan, akui malam ini, tidak ada yang mustahil.
Jangan lagi dengar ajaran-ajaran yang tidak sehat. Yang hanya berbicara soal harta, uang, kekayaan dan lain sebagainya.

Jadi kesimpulannya, pohon ara = kebenaran diri sendiri = kebenaran Taurat = agama Yahudi.
Adam pernah juga hidup dalam kebenaran diri sendiri, ketika mereka jatuh dalam dosa, mereka menjadi telanjang. Sebelum mereka jatuh dalam dosa, walaupun tidak berpakaian, mereka tidak menyadari diri telanjang. Namun setelah mereka jatuh dalam dosa, mereka menyadari bahwa mereka sudah telanjang, akhirnya mereka menyemat daun pohon ara dan dibuat menjadi cawat. Ini kebenaran diri sendiri, kebenaran hukum Taurat, seperti pohon ara tadi; ajaran yang tidak sehat.

Malam ini kita akui semua kesalahan kita kalau mau terlepas dari penghukuman sangkakala yang kedua, tidak ada yang mustahil. Itu janji Tuhan; tidak ada yang mustahil, asal mau.
Jangan tutup hatimu untuk kabar ketebusan darah salib. Jangan. Bahaya.
Hati-hati, ada juga tandingan dari gunung yang besar (Golgota). Hati-hati dengan ajaran itu.

Yeremia 51: 25-26
(51:25) Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku kepadamu, menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi gunung api yang telah padam.
(51:26) Orang tidak akan mengambil batu penjuru atau batu dasar dari padamu, tetapi engkau akan menjadi tempat tandus yang kekal, demikianlah firman TUHAN.

Kekuatan kita hanyalah gunung batu yang besar, bukit Golgota -> korban Kristus.
Jangan lagi tertipu dengan gunung-gunung yang lain hanya berbicara soal berkat-berkat, mujizat-mujizat. Gunung Golgota jauh lebih besar, darah salib, dasar kita untuk melayani Tuhan. Melayani Tuhan dengan dasar yang lahiriah (perkara lahiriah) menjadi sesat, jauh dari Tuhan. Jangan cari gunung yang seperti itu.

Beradalah di gunung yang besar, untuk menerima ajaran sehat dengan tanda darah salib; sehingga yang jauh menjadi dekat untuk mendatangkan damai sejahtera.
Kita belajar melangsungkan hubungan intim dengan Tuhan, hubungan, bukan dalam bentuk aturan manusiawi tetapi ada suatu kerinduan dan cinta yang luar biasa kepada Tuhan, nanti akan melahirkan anak laki-laki, itu yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi...Wahyu 12:5.

Pendeknya; ajaran yang keluar dari gunung-gunung yang lain, arahnya kepada antikris.
Roh antikris itu adalah roh jual dan beli, terikat dengan perkara lahiriah saja.

Saya tambahkan sedikit; darah Yesus Kristus selalu ada suaranya, itu diterangkan dalam Tabernakel, rumah Tuhan (Bait Allah).
Oleh sebab itu Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun Tabernakel dalam kitab Keluaran 25. Tujuannya supaya Tuhan berdiam, bertakhta di tengah umat-Nya. Tetapi banyak orang Kristen hanya mengerti tentang dua loh batu. Lalu, tempatnya ada di mana?
Musa ada di gunung Sinai selama empat puluh hari empat puluh malam, persekutuan untuk mendapatkan ilham Roh Kudus di dalam rangka pembangunan Tabernakel/rumah Tuhan (tubuh Kristus yang sempurna). Dari situlah dia mendapat petunjuk untuk mendirikan Tabernakel (rumah Tuhan) dengan ukuran-ukurannya, serta segala perabotan-perabotan yang ada di dalamnya.

Tujuan membangun Tabernakel, supaya Tuhan berdiam dan bertakhta di antara umat-Nya. Kemudian, setelah Tabernakel dibangun selanjutnya diurapi dengan minyak dan diperciki dengan darah.

Keluaran 25: 21-22
(25:21) Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."

Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun Tabernakel supaya Tuhan berhadirat, bertakhta dan memerintah di situ.
Di luar Tabernakel Tuhan tidak memerintah, di padang gurun Tuhan tidak memerintah. Jadi Tuhan berhadirat di Tabernakel, di rumah Tuhan.

Kemudian setelah rumah Tuhan dibangun, tadi saya sudah katakan;  selanjutnya rumah Tuhan diurapi dengan minyak urapan juga diperciki dengan darah. Jadi, darah Yesus betul-betul bersuara dan telah diterangkan dalam Tabernakel.

Kemudian kauambillah minyak urapan dan kauurapilah Kemah Suci dengan segala yang ada di dalamnya; demikianlah harus engkau menguduskannya, dengan segala perabotannya, sehingga menjadi kudus...Keluaran 40:9.
Setelah Tabernakel dibangun lalu diurapi dengan minyak urapan, tetapi tidak berhenti sampai di situ ...

Ibrani 9: 18-20
(9:18) Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.
(9:19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
(9:20) sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu."

Kemudian, Tabernakel diperciki dengan darah mulai dari HALAMAN dengan segala perabotan-perabotannya sampai ke RUANGAN MAHA SUCI.
Dari Mezbah Korban Bakaran ditemukan darah itu, lalu darah itu dibawa sampai ke dalam RUANG MAHA SUCI, di dalamnya ada TABUT PERJANJIAN, semuanya diperciki oleh darah.
Jadi betul-betul darah itu bersuara dan sudah diterangkan di dalam Tabernakel.

Pendeknya, sampai dimana derajat rohani kita, sampai di situ juga darah itu bersuara kepada kita semua.
Jadi, darah Yesus lebih hebat dari darah Habel sekalipun darah Habel juga bersuara dari tanah. Mari kita hargai darah Salib dengan sungguh-sungguh, lebih dari hari-hari yang lalu.

Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Setelah ditebus oleh darah Yesus (dipanggil), kemudian dijadikan sebagai imamat rajani, suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa. Sejauh mana derajat kerohanian kita, di situ darah Yesus tetap bersuara.
Darah Yesus berkuasa dan suara itu luar biasa menolong kehidupan kita semua sungguh heranlah darah Yesus, kuasa-Nya tidak berubah.

Doa dari pemimpin pujian telah diucapkan sesuai Wahyu 8: 1, waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi, kira-kira setengah jam lamanya. Ketika Anak Domba membuka meterai yang ketujuh; sunyi senyaplah sorga kira-kira setengah jam lamanya, berarti waktu yang tersisa tinggal sedikit. Bukan dikatakan satu jam, tetapi kira-kira setengah jam lamanya.
Satu -> Allah Yang Maha Esa, tabiat-Nya; kasih. Berarti kasih dan kemurahan-Nya tinggal sedikit lagi (kira-kira setengah jam lamanya).
Mengapa ada kata “kira-kira” ? karena kita tidak tahu kapan Tuhan datang, entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang, kita tidak tahu. Tetapi yang pasti waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi.
Lihat keadaan dunia sudah gonjang-ganjing, di mana-mana terjadi badai, halilintar, bunyi guruh terjadi longsor, gunung digeser, pulau ditutupi, banjir di mana-mana, kejahatan semakin merajalela, kenajisan dimana-mana, itu artinya kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Terimalah ajaran sehat, meterainya adalah darah salib. Jangan terima ajaran-ajaran yang tidak sehat yang memisahkan seseorang dari Tuhan, memisahkan suami dan isteri.
Hanya darah salib (Yesus) yang sanggup dan berkuasa mempersatukan yang jauh menjadi dekat, supaya terlepas dari penghukuman.

Malam ini kita menangis disertai dengan penyesalan yang mendalam/serta memohon belas kasih supaya terlepas dari hukuman sangkakala kedua oleh tiupan malaikat kedua ini, malam ini kita mendapat kesempatan untuk tersungkur di kaki salib. Sesali diri dari semua kesalaha-kesalahan yang pernah terjadi dengan sungguh-sungguh. Sebab kalau masih bermain-main dengan dosa = bermain-main dengan darah salib.
Di atas tadi Tuhan sudah berkata, engkau dapat berkata gunung yang besar beranjak dan tercampaklah ke dalam laut (itu bisa), asal kita mau membuka hati kepada Tuhan, membuka hati terhadap berita kelepasan oleh darah penebusan yang berkuasa melepaskan siapa saja dari dosa, bahkan sampai akar dosa, sumber dosa.

Saya terlewatkan satu ayat ...
Penghukuman sangkakala kedua ini ternyata terulang kembali kepada orang-orang yang menolak kasih Allah itulah cawan murka Allah, dalam Wahyu 16.
Tadi penghukuman sangkakala yang kedua ada sesuatu seperti gunung yang besar menyala-nyala dengan api dilemparkan ke dalam laut, sehingga sepertiga laut berubah menjadi darah, dan sepertiga kapal akan binasa.
Sepertiga dari laut, kemudian sepertiga dari kapal akan binasa. Sepertiga persamaannya dua per enam, berarti hampir separuh, berarti hampir separuh laut berubah menjadi darah dan hampir separuh kapal akan binasa.
Tuhan sedang berlayar sekarang, berlayar mengarungi lautan cinta-Nya. Dia berharap kita menjadi syahbandar, Tuhan mau berlabuh ke dalam hati kita dengan membawa segala kekayaan sorgawi.
Sepertiga laut menjadi darah, dan sepertiga kapal binasa, berarti pertolongan yang akan kita dapatkan dari Tuhan, semakin sedikit.

Kemudian, penghukuman sangkakala yang kedua ini terulang lagi pada Wahyu 16:3. Mengapa ada pengulangan? Berarti keras hatinya manusia luar biasa, sudah dengar berita kelepasan tetapi manusia tidak mau menghargai, akhirnya cawan murka Allah akan ditumpahkan.

Kalau tadi akibat penghukuman sangkakala yang kedua sepertiga dari laut berubah menjadi darah, lihat Wahyu 16: 3 .
Wahyu 16: 3
(16:3) Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.
Penghukuman dari cawan murka yang kedua ditumpahkan ke atas laut, maka airnya menjadi darah.
Bukan lagi sepertiga, tetapi semua laut sudah berubah menjadi darah. Apa kita tidak takut mendengar berita ini?
Masih sibuk dengan perkara lahiriah? Kita kejar uang, maka kita jauh dari Tuhan.
Saya ingatkan kembali; sebenarnya Tuhan mau supaya kita menjadi syahbandar-Nya Tuhan, sedang Tuhan turun dari sorga, sedang mengarungi lautan cinta-Nya untuk mencari pelabuhan hati kita semua. Kapal itu penuh dengan muatan-muatan dengan segala kekayaan sorgawi, untuk dilabuhkan ke dalam hati kita.

Wahyu 8: 9
(8:9) dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

Berarti pertolongan yang kita dapat semakin tipis, hampir separoh (dua per enam).
Lihat tanda-tanda zaman, dari sabang sampai Merauke sudah dilanda, Indonesia dilanda oleh banjir, dilanda dengan gunung meletus, dilanda dengan longsor. Apakah saudara bisa menahan longsor, gunung meletus, dengan harta, dengan kepandaian, dengan kedudukan dan jabatan yang tinggi, dan dengan uang.
Saya tidak pernah bangga dengan uang. Saya bangga dengan salib, berita kelepasan. Perhatikanlah firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Saya dipelihara oleh darah salib Kristus sampai hari ini, sebab itu saya tidak mau merubah cara pelayanan saya. Orang-orang menggunakan banyak cara untuk menambah jumlah jemaat, dalam hal ini saya tidak terpengaruh. Biarlah saya bertahan dengan ajaran sehat, meterainya; darah, karena inilah yang melepaskan kita dari penghukuman sangkakala kedua.
Malam ini kita ada di gunung yang paling besar, gunung Sion, Tuhan mau menolong kita semua. Tunjukkan kecintaanmu dan kasihmu kepada Tuhan, menyerahlah kepada berita kelepasan, berita salib, maka kita akan alami damai di bumi, terlepas dari penghukuman sangkakala kedua nanti. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment