KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 22, 2018

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 09 MARET 2018


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 09 MARET 2018
 
KITAB RUT PASAL 1
(Seri: 6)
 
Subtema: PERSEKUTUAN DALAM PENDERITAAN KRISTUS
 
Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus.
Saya juga menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan maupun hamba-hamba Tuhan, yang senantiasa mengikuti pemberitaan firman lewat video internet atau live streaming, youtube maupun facebook dimanapun anda berada. Biarlah kebahagiaan dari sorga menjadi bagian kita dari sekarang sampai selama-lamanya.
 
Kita segera memperhatikan firman penggembalaan dari Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Rut.
Rut 1: 1-5
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. (1:2) Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana. (1:3) Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya. (1:4) Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. (1:5) Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
 
Di sini kita melihat; Elimelekh dan isterinya Naomi serta kedua anaknya Mahlon dan Kilyon meninggalkan Betlehem-Yehuda, mereka pergi ke Moab dan menetap di sana sebagai orang asing.
 
Keterangan: MENINGGALKAN BETLEHEM.
Lukas 2: 4, 7
(2:4) Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud -- (2:7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
 
Yesus lahir di Betlehem dan dibaringkan di dalam palungan, berarti Betlehem adalah rumah roti.
Kesimpulannya, meninggalkan Betlehem, artinya; meninggalkan rumah roti.
 
Yohanes 6: 31-33
(6:31) Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." (6:32) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
 
Sesungguhnya, Bapa yang memberikan mereka (bangsa Israel)  roti yang benar dari sorga.
Roti yang berasal dari Bapa itulah roti yang turun dari sorga, yang memberi hidup kepada dunia.
 
Selanjutnya Yesus berkata “AKULAH ROTI HIDUP” sebanyak tiga kali, YANG PERTAMA.
Yohanes 6: 35
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
 
Untuk yang pertama kali Yesus berkata kepada orang Yahudi; “Akulah roti hidup”, kemudian barangsiapa makan roti hidup, ia tidak akan lapar dan haus lagi.
-      Tidak lapar = firman Allah permanen dalam hidup.
-      Tidak haus = Roh Kudus permanen dalam hidup.
 
Yohanes 6: 41
(6:41) Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."
 
Orang-orang Yahudi bersungut-sungut karena Yesus telah mengatakan: “Akulah roti yang telah turun dari sorga.”
Bersungut-sungut = lapar dan haus. Pendeknya; tidak memiliki kebenaran dan Roh Kudus secara permanen = tidak setia.
Kalau kebenaran, serta Roh Kudus permanen di dalam hidup kita, di dalam diri anak-anak Tuhan  tidak akan terlihat sungut-sungut.
Orang yang bersungut-sungut itu tanda bahwa kebenaran tidak permanen di dalam hidupnya, juga Roh Kudus tidak permanen dalam hidupnya. Bersungut-sungut itu keadaan yang berubah-ubah, tidak permanen/tidak stabil.
 
Selanjutnya Yesus berkata “Akulah roti hidup” sebanyak tiga kali, YANG KEDUA.
Yohanes 6: 38-40
(6:38) Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. (6:39) Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. (6:40) Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
 
Untuk yang kedua kali Yesus berkata: “Akulah roti hidup”, kemudian barangsiapa makan roti hidup; ia tidak akan mati.
Inilah jaminan roti hidup yang kedua; tidak mengalami kematian = hidup kekal.
Hidup kekal itu tidak berubah-ubah = setia sampai mati.
 
Saya berharap, keadaan kita, kondisi rohani kita juga tidak berubah-ubah saat dikecilkan, dilecehkan tidak berubah-ubah, maksudnya tidak minder dan tidak putus asa. Kemudian, saat berada di tempat yang tinggi juga tidak berubah-ubah, maksudnya jangan sombong. Itulah keadaan hidup kekal (tidak mati).
Itulah kuasa roti hidup yang kedua.
 
Selanjutnya Yesus berkata “Akulah roti hidup” sebanyak tiga kali, YANG KETIGA.
Yohanes 6: 51
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
 
Untuk yang ketiga kali Yesus berkata: “Akulah roti hidup”, kemudian barangsiapa makan roti hidup, ia akan hidup selama-lamanya.
 
Yohanes 6: 53
(6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
 
Roti yang turun dari sorga → tubuh dan darah Yesus, inilah yang memberi hidup untuk selama-lamanya.
 
Yohanes 6: 55
(6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
 
Daging Yesus benar-benar makanan, dan darah Yesus benar-benar minuman.
Berarti, di luar tubuh dan darah Yesus, sifatnya tidak pasti.
Sebab yang benar-benar makanan adalah daging Yesus, dan yang benar-benar minuman adalah darah Yesus = ada kepastian untuk memberi hidup selama-lamanya.
 
Matius 2: 16-18
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. (2:17) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: (2:18) "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
 
Meninggalkan Betlehem berarti meninggalkan sengsara salib.
Betlehem bukan saja berbicara tentang roti hidup, tetapi Betlehem juga berbicara tentang sengsara salib.
 
Jadi meninggalkan Betlehem, berarti meninggalkan roti hidup dan sengsara salib.
Perlu untuk diketahui; tidak ada seorang pun yang boleh masuk ke dalam Kerajaan Sorga tanpa salib. Jadi salib menjadi perantaraan antara Allah dengan manusia.
 
Kalau dipikir-pikir, meninggalkan Betlehem itu sangat disayangkan karena merugikan diri sendiri.
Padahal salib adalah jalan, kebenaran dan hidup.
 
Keterangan: MENINGGALKAN YEHUDA.
Matius 2: 6
(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
 
Meninggalkan Yehuda berarti meninggalkan pemimpin (gembala) yang menggembalakan.
Kita mengetahui bahwa dari pengalaman Daud di dalam Mazmur 23, ia berkata; “Yesus adalah gembalaku”, selanjutnya, Daud berkata; “Takkan kekurangan aku.” Kalau tidak kekurangan, maka;
-      Secara lahiriah; semuanya tercukupi.
-      Secara rohani; aib atau kekurangan sebagai kelemahan-kelemahan tidak terlihat lagi.
Itulah keadaan seseorang apabila ia tergembala dengan benar.
Tetapi di sini kita melihat keluarga Elimelekh meninggalkan pemimpin atau gembala yang akan menggembalakan.
 
Sejenak kita melihat gambaran seorang pemimpin atau gembala yang menggembalakan umat-Nya.
Mazmur 78: 70-72
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; (78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri.(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.
 
Daud dipilih untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri.
 
Adapun sifat Daud sebagai pemimpin atau gembala yang menggembalakan umat-Nya, Yang Pertama: Daud menggembalakan dengan ketulusan hatinya.
Inilah sifat seorang gembala seandainya Elimelekh mau digembalakan seorang gembala yang tulus hatinya, seperti Daud menggembalakan Israel dengan ketulusan hatinya = menyerahkan segenap hidupnya.
Hidup manusia terdiri dari:
1.      Tubuh, jiwa dan roh.
2.      Hati, pikiran dan perasaan.
 
Adapun sifat Daud sebagai pemimpin atau gembala yang menggembalakan umat-Nya, Yang Kedua: Daud menuntun Israel dengan kecakapan tangannya.
Kita lihat; tangan yang cakap.
Ulangan 32: 9-10
(32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya. (32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
 
Bagian Tuhan ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
Jadi, yang menjadi milik pusaka Tuhan Yesus adalah umat pilihan-Nya, sedangkan yang menjadi milik pusaka bangsa Israel adalah ibadah dan pelayanan → tanah perjanjian.
Kembali saya sampaikan; “Yang menjadi milik pusaka dari Tuhan Yesus adalah umat pilihan”, sebaliknya, yang menjadi milik pusaka umat pilihan adalah ibadah dan pelayanan, dan Tuhan Yesus ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan tersebut. Dan itu ditetapkan oleh Tuhan.
 
Kita bersyukur, yang sudah melayani (dipilih oleh Tuhan), setia melayani dalam perkara yang kecil, susah senang, setia layani Tuhan, sebab orang yang melayani Tuhan sudah ditetapkan untuk menjadi milik pusakanya Tuhan Yesus. Sebaliknya, yang menjadi milik pusaka bagi orang pilihan adalah Tuhan Yesus.
 
Bukti kecakapan tangan Tuhan ialah ketika bangsa Israel di padang gurun, Ia menunjukkan tiga hal;
YANG PERTAMA: Di kelilingi-Nya dia, menunjukkan Tuhan Yesus adalah benteng dan perisai terhadap panah api si jahat.
Tanda-tanda ketika seseorang telah dibentengi terhadap panah api si jahat: pandangannya fokus dan terarah kepada salib Kristus, sebab kota benteng kita adalah gunung batu, itulah korban Kristus.
YANG KEDUA: Diawasi-Nya, menunjukkan bahwa Tuhan melihat dan memperhatikan. Tuhan melihat kita bukan saja dari sisi lahiriah tetapi Tuhan juga melihat manusia batin kita, itu dilihat, diperhatikan.
Ketika Samuel melihat tiga anak Isai yang terbesar, dalam hati dia berkata; “Ini dia yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi raja, pemimpin”, gembala yang menggembalakan Israel, tetapi Tuhan berkata kepada Samuel; “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat oleh Tuhan, sebab manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat batin itu sendiri.”
Jadi betul-betul Tuhan mengawasi dia di padang gurun, berarti dilihat, diperhatikan. Perjalanan bangsa Israel di padang gurun itu menunjuk perjalanan gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini. Jadi Tuhan melihat, memperhatikan, hati kita diawasi, diperhatikan sampai gerak-gerik kita yang terkecil, supaya kita menjadi benar sesuai dengan pengawasan mata-Nya.
Semoga saya juga melihat dan mengawasi saudara, dan saudara menunjukkan sikap saudara seperti yang ada di dalam batin saudara. Saya berharap, saya melihat saudara, seperti betul-betul itu berasal dari batin saudara, kalau tidak, kita mendustai Tuhan, mendustai sesama, mendustai diri sendiri. Dan orang semacam ini sukar sekali mengakui dosa, sesuai dengan 1 Yohanes 1: 8-10.
YANG KETIGA: Dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. Biji mata = pelita tubuh = terang hidup.
Kalau matamu terang, maka teranglah seluruh hidup, sebaliknya kalau matamu gelap, gelaplah seluruh hidup... Matius 6:22-23.
Itu sebabnya mata berada di atas, bukan di bawah. Jadi mata ini mengatasi semua anggota tubuh supaya anggota tubuh ada di dalam terang. Kalau mata ada di bawah mulut, ketika kita makan dan minum, maka semuanya berantakan. Itu sebabnya mata harus di atas. Coba seandainya mulut ada di dahi/jidat, mata tidak bisa melihat seperti apa makanan dan minuman yang dikonsumsi. Tetapi puji Tuhan, mata ada di atas, supaya menjadi pelita hidup, terang hidup dan terang dunia.
 
Itu bukti kecakapan tangan Tuhan di dalam menggembalakan umat-Nya Israel.
 
Kita kembali memperhatikan ayat 10 ...
Ulangan 32: 10
(32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.
 
Sementara kita dapat melihat gambaran dan kondisi padang gurun:
-      Di tengah-tengah ketandusan.” Tandus = kering-kering = tidak menghasilkan → orang-orang yang jauh dari persekutuan dengan Tuhan.
-      “Auman padang belantara.” Berarti, di tengah-tengah ganasnya binatang buas → orang-orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
 
Dalam kondisi seperti inilah Tuhan menuntun bangsa Israel, didapati-Nya di padang gurun. Kondisi padang gurun; di tengah-tengah ketandusan. Tandus = kering-kering = tidak menghasilkan apa-apa. Saudara masih ingat waktu jauh dari Tuhan (hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan), tidak menghasilkan apa-apa, kering-kering, tidak ada buah yang baik yang dihasilkan. Di situlah didapatinya-Nya bangsa Israel.
Kemudian, kondisi padang gurun digambarkan seperti auman padang belantara, berarti; di tengah-tengah ganasnya binatang buas. Manusia tanpa roh = binatang buas, bringas. Pada saat kondisi seperti itulah bangsa Israel ditemukan.
Tetapi tangan Tuhan tetap menuntun bangsa Israel, sebab Ia memimpin, atau gembala yang akan menggembalakan umat-Nya Israel. Betapa buasnya kehidupan kita dulu sebelum berada di dalam kegiatan Roh, tabiat daging tidak bisa dihentikan. Pada saat kondisi seperti itulah bangsa Israel ditemukan, namun Tuhan tetap memimpin atau menuntun, karena Dia adalah gembala yang menggembalakan umat-Nya, Israel.
 
Ulangan 32: 11-12
(32:11) Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, (32:12) demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
 
Dengan kecakapan tangan Tuhan mendukung dan menuntun bangsa Israel, tidak ada yang lain.
Kalau sampai pada saat ini kita ada di dalam hari perhentian, lewat ibadah Pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, bukan karena berhala yang membawa kita dekat kepada Tuhan, bukan karena perkara lahiriah yang membawa kita dekat kepada Tuhan, bukan karena kedudukan, jabatan, bukan karena harta, uang, kekayaan, dan pengetahuan tetapi oleh karena dua tangan Tuhan yang kuat membawa kita dekat kepada Tuhan.
Bangsa Israel dituntun, digembalakan oleh gembala, yaitu: Tunas Daud, ialah singa dari suku Yehuda, raja di atas segala raja. Dia pemimpin atau gembala yang menggembalakan, Dia menuntun umat-Nya karena kecakapan tangan-Nya.
 
Tidak ada orang yang berani berkata; aku bisa datang kepada Tuhan karena saya orang pintar, karena saya orang cerdas, atau ada di tengah-tengah penggembalaan GPT BETANIA karena suatu kebetulan. Tidak ada istilah kebetulan di dalam Tuhan. Tidak lain, tidak bukan, kita ada sekarang ini karena kekuatan dua tangan Tuhan yang menuntun dan menopang.
 
Yohanes 18: 37-38a
(18:37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." (18:38) Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?"
 
Perlu untuk diperhatikan; Yesus lahir untuk menjadi Raja, dan Dia datang ke dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran.
Dialah pemimpin, Dialah gembala yang menggembalakan umat-Nya, Israel, supaya kita mengenal kebenaran.
Kalau gembala upahan, dia tidak bertanggung jawab. Ketika datang serigala, dia akan lari dan meninggalkan domba-domba itu, sehingga domba-domba itu diterkam dan dicerai-beraikan.
 
Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
 
Singa dari suku Yehuda telah berkemenangan. Apa buktinya? Buktinya ialah Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.
Artinya; dia sanggup membukakan rahasia firman Tuhan yang berkuasa menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati = segala selubung disingkapkan = dosa dibongkar dengan tuntas.
 
Jadi yang sanggup menyatakan kebenaran di bumi adalah Singa dari suku Yehuda, Raja di atas segala raja, Dia pemimpin, Dia gembala yang menggembalakan umat-Nya Israel.
Ia Raja yang berkemenangan, apa buktinya? Ia sanggup membuka gulungan kitab, artinya sanggup menyingkapkan rahasia firman yang berkuasa menyingkapkan segala rahasia yang terkandung dalam hati, berkuasa menyingkapkan segala rahasia yang terselubung, berarti dosa dibongkar dengan tuntas, Dia Raja dari sorga turun ke bumi, untuk memberi kesaksian tentang kebenaran itu.
 
Keadaan raja di bumi; kejahatan dibalas dengan kejahatan. Yesus dihakimi dengan tuduhan-tuduhan palsu, kalau menurut ukuran dunia, itu perlu dibalas, kejahatan harus dibalas dengan kejahatan, bila perlu dibawa ke meja hijau.
Tetapi singa dari suku Yehuda, dia berkemenangan terhadap dosa. Apa buktinya? Dia sanggup membuka gulungan kitab, artinya sanggup membukakan rahasia firman yang berkuasa menyingkapkan segala rahasia yang terkandung dalam hati, segala selubung itu tersingkap, berarti dosa dibongkar dengan tuntas, tidak ada dosa yang tersembunyi, itu raja yang berkemenangan.
 
Saya rindu kita semua terawasi. Jadi apa yang terlihat, itu betul-betul berasal dari batin, supaya kita tidak mendustai Tuhan, sesama dan diri sendiri.
 
Tetapi sayangnya, Elimelekh beserta isteri dan kedua anaknya telah meninggalkan Yehuda, berarti keluar dari zona penggembalaan.
Yesus Raja, Dia memimpin untuk menggembalakan umat-Nya. Meninggalkan Yehuda berarti keluar dari jalur penggembalaan. Tidak ada lagi Raja yang memimpin kehidupannya = tubuh tanpa kepala.
Kerugian yang terjadi kalau tubuh tanpa kepala, nanti tubuh menjadi liangnya serigala = dikuasai roh jahat. Kemudian, tubuh menjadi sarangnya burung = dikuasai roh najis.  Itu yang akan terjadi kalau tubuh tanpa kepala.
Jangan keluar dari kandang penggembalaan, tetap berada dalam zona penggembalaan.
 
Ulangan 32: 15
(32:15) Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, -- bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun -- dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya.
 
Meninggalkan Tuhan (meninggalkan singa dari suku Yehuda), pemimpin (gembala) yang menggembalakan = memandang rendah gunung batu keselamatan.
Meninggalkan gembala yang menggembalakan (singa dari suku Yehuda) = memandang rendah korban Kristus yang menyelamatkan (gunung batu keselamatan). Gunung batu -> korban Kristus.
 
Jadi, kita sudah melihat keterangan di mana Elimelekh dan keluarganya meninggalkan Betlehem, juga keterangan dimana keluarga Elimelekh meninggalkan Yehuda sehingga; kehidupan mereka sangat memprihatinkan sekali.
Mereka pergi ke Moab dan menetap di sana menjadi orang asing. Asing berarti bangsa yang tidak dikenal Tuhan = antikris.
Sebetulnya antikris itu berasal dari antara kita, tetapi karena mereka tidak sungguh-sungguh, akhirnya mereka keluar dari anggota tubuh dan dikuasai roh antikris, roh jual dan beli.
 
Akibat meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Rut 1: 3, 5
(1:3) Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya. (1:5) Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.
 
Elimelekh dan kedua anaknya, Mahlon dan Kilyon, mati.
Pendeknya; Naomi kehilangan suami dan kehilangan dua anaknya (buah hati) = kehilangan kepala (suami) sebagai pemimpin (imam), dan kehilangan kedua anaknya (buah hati).
 
PENYEBAB ELIMELEKH MENINGGALKAN BETLEHEM-YEHUDA.
Rut 1: 1
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
 
Pada zaman para hakim memerintah, ada kelaparan di tanah Israel.
Sebetulnya, peristiwa ini sangat ganjil, sebab Allah sendiri pernah memberitahukan kondisi tanah perjanjian, suatu tanah yang luar biasa, tanah yang diberkati.
 
Kita lihat, baca itu sejenak ...
Ulangan 8: 7
(8:7) Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
 
Tanah perjanjian disebut negeri yang baik, sebab tanah perjanjian itu suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung, artinya; tidak mungkin mengalami kekeringan.
 
Kemudian berbicara lembah dan gunung-gunung → pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
-      Lembah → kematian.
-      Gunung → kebangkitan Yesus Kristus.
Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus itu adalah kemurahan.
Berarti, tanah perjanjian itu adalah tanah kemurahan.
 
Ulangan 8: 8-9
(8:8) suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; (8:9) suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apa pun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.
 
Tanah perjanjian adalah suatu negeri yang penuh dengan gandum, penuh dengan jelai, penuh dengan pohon anggur, pohon ara, pohon delimanya, suatu negeri penuh dengan pohon zaitun dan madunya, sehingga mereka makan roti dan tidak berhemat, dan tidak mungkin kekurangan.
 
Bangsa Israel makan roti dengan tidak usah berhemat dan mereka tidak akan berkekurangan, selain itu, kondisi alamnya begitu kaya karena batunya mengandung besi dan gunungnya mengandung tembaga.
Jadi tidak mungkin mengalami kekeringan, tidak mungkin kekurangan dan alamnya juga kaya.
Maka kelaparan yang terjadi ini sesuatu yang ganjil tentunya, karena tidak mungkin Tuhan berdusta kepada bangsa Israel tentang janji-Nya mengenai kekayaan tanah Kanaan.
Yang disebut milik pusaka, berarti warisan kekayaan. Itu milik pusaka. Tapi kenyataannya orang memiliki warisan, yaitu: milik  pusaka mengalami kelaparan pada zaman para hakim memerintah di tanah Israel? Ini adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Inilah menjadi suatu pertanyaan khusus bagi kita untuk kita perhatikan sungguh-sungguh.
 
Pertanyaannya: MENGAPA PADA ZAMAN PARA HAKIM MEMERINTAH TERJADI KELAPARAN?
Ulangan 8: 2-5
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. (8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. (8:4) Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.(8:5) Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
 
Kelaparan terjadi sebab Tuhan mau mengajari bangsa Israel seperti seseorang (ayah) mengajari anaknya.
Jadi bangsa Israel mengalami kelaparan atas seizin Tuhan, sama seperti perjalanan bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun, itu kehendak Tuhan, dan mereka mengalami kelaparan, atas seizin Tuhan.
Pada saat bangsa Israel kelaparan di padang gurun, Tuhan memberi mereka makan manna.
Manna adalah makanan yang tidak mereka kenal, bangsa Israel bahkan nenek moyang mereka pun tidak mengenal makanan ini.
Dulu juga kita seperti itu; sebelum terpanggil, sebelum berada di kandang penggembalaan ini, dulu kita tidak mengenal Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.
 
Tujuan mereka makan manna: supaya bangsa Israel mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti makanan saja, tetapi manusia hidup dari setiap yang diucapkan Tuhan, itulah firman Allah.
 
Jadi betul-betul Tuhan izinkan terjadi kelaparan pada zaman para hakim memerintah di tanah Israel.
Tuhan mau melihat apakah bangsa Israel termasuk penduduk Betlehem-Yehuda, hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah atau tidak. Jadi kelaparan itu diizinkan terjadi, sebab Tuhan Allah sedang mengajari bangsa Israel seperti seorang ayah mengajari anaknya. Tuhan sedang mendidik bangsa Israel.
 
Ketahuilah; Tuhan menegur dan menghajar orang yang diakui-Nya sebagai anak, dan orang yang dikasihi-Nya.
Dan hikmat itu sumbernya dari didikan salib. Dan hikmat tinggal bersama-sama dengan kecerdasan.
Dan hikmat adalah kekayaan dan kekuatan.
Jadi sudah sangat jelas sekali, kalau kelaparan terjadi di tanah Israel itu atas seizin Tuhan saja. Tuhan mau lihat apakah betul-betul mereka hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah atau tidak.
 
Kita bandingkan ZAMAN YESUS.
Matius 4: 1-3
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
 
Setelah berpuasa, berarti tidak makan dan tidak minum, selama empat puluh hari, akhirnya laparlah Yesus, dan ini terjadi atas seizin Tuhan.
Sebab pada ayat satu; “Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun”, tujuannya; supaya dicobai.
Jadi Yesus lapar selamat empat puluh hari, tidak minum dan tidak makan, itu atas seizin Tuhan, Dia diizinkan untuk dicobai.
 
Matius 4: 4
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
 
Yesus berkata: “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”, firman Allah.
Jadi kelaparan yang terjadi di padang gurun selama empat puluh hari empat puluh malam, itu terjadi atas seizin Tuhan, seperti Yesus Kristus ada di padang gurun, dibawa oleh Roh Tuhan untuk dicobai. Pada saat mengalami kelaparan, Setan mencobai Dia, soal makanan. Tetapi Yesus dengan tegas berkata: “Manusia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.” Itu zaman Yesus.
 
Sekarang kita lihat; ZAMAN AKHIR.
Wahyu 13: 16-18
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,(13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
 
Di akhir zaman juga anak-anak Tuhan akan mengalami ujian dan cobaan yang begitu hebat sekali.
Kalau seseorang memilih untuk hidup oleh karena memilih makanan dan minuman, maka dia akan menerima cap meterai 666 di dahi atau di tangan kanan. Tetapi kalau memilih hidup oleh firman Allah, maka dia akan lepas dari cap meterai 666.
Itu di zaman akhir.
 
Maka pesan saya sebagai gembala yang menggembalakan umat Tuhan dalam kandang penggembalaan ini; hati-hati dengan roh jual beli. Jangan hanya karena soal makanan dan minuman, kita lepas kendali, tidak terkontrol, tidak hidup oleh firman, maka segera menyerah kepada roh antikris, segera menerima cap meterai antikris 666 hanya karena soal makan dan minum.
Tetapi kalau dia hidup oleh karena firman, dia tidak akan pernah menerima cap meterai 666.
Roh antirkis adalah roh jual beli, soal makan, minum, dan lain sebagainya.
 
Zaman bangsa Israel 40 tahun di padang gurun, zaman Yesus berpuasa empat puluh hari empat puluh malam di padang gurun, zaman akhir juga Tuhan tunjukkan, keadaan dari gereja Tuhan.
Bagaimana dengan kondisi rohani kita? Apakah menyerah hanya karena soal makan minum lalu tinggalkan ibadah dan pelayanan?
Tidak sedikit orang Kristen meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena soal makan minum saja, sampai tinggalkan ibadah, tinggalkan pelayanan. Itu roh antikris.
 
Tanda bila seseorang hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
YANG PERTAMA.
Matius 4: 5-10
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
 
1.      Tidak menjatuhkan diri dalam berbagai-bagai pencobaan = mempertahankan kesuciannya di hadapan Tuhan.
Tidak sedikit orang Kristen (anak-anak Tuhan) menjatuhkan diri dalam berbagai pencobaan hanya karena berbagai-bagai perkara. Kesuciannya dicobai hanya karena uang, harta kekayaan dan lain sebagainya, sehingga ia menjatuhkan diri dalam pencobaan. Tetapi di sini kita melihat, Yesus tidak menjatuhkan diri dalam pencobaan = mempertahankan kesucian-Nya.
Orang yang mempertahankan kesucian, ia tidak mau jatuh dalam pencobaan, entah itu pencobaan karena pekerjaan, entah itu karier, entah itu kuliah, entah itu kedudukan dan jabatan, harta dan kekayaan, uang, dia tidak mau, dia tetap mempertahankan kesuciannya.
Saya sudah pesankan kepada si Markus, kalau engkau tergembala sungguh-sungguh, jangan sampai engkau jatuh dalam pencobaan karena perempuan, engkau harus pertahankan kesucianmu. Soal perempuan bila tiba waktunya, Tuhan akan berikan itu. Juga seorang perempuan, laki-laki menjadi pasangan hidupnya, bila tiba waktunya akan Tuhan berikan. Tuhan menciptakan Adam (manusia), selalu berpasang-pasangan. Kalau Rasul Paulus memang dikhususkan, dinazirkan.
2.      Terlepas dari daya tarik bumi, yaitu kerajaan dunia dengan segala kemegahannya. Kalau seseorang terikat dengan penyembahan, dia terlepas dari daya tarik bumi yaitu kerajaan dunia dengan segala kemegahannya.
Perlu untuk diketahui; untuk apa seseorang memperoleh kerajaan dunia dan kemegahannya, memperoleh segala sesuatu yang ada di dunia ini kalau ia harus kehilangan nyawanya? Tidak ada artinya.
 
Tanda bila seseorang hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
YANG KEDUA.
1 Yohanes 4: 1-3
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
 
Tanda yang kedua; mau menghargai, menjunjung tinggi korban Kristus.
Orang yang menjunjung tinggi korban Kristus, terlepas dari ikatan dunia, perkara-perkara yang lahiriah. Roh yang berasal dari Allah; menjunjung tinggi korban Kristus, tandanya; terlepas dari perkara lahiriah. Kalau terikat dengan perkara lahiriah, itu roh yang berasal dari dunia. Pendeknya, roh antikris, berasal dari dunia. Jadi, tanda yang kedua: “Manusia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.”
 
Sekarang pertanyaannya: Apa bukti bahwa kelaparan yang terjadi itu adalah didikan Tuhan?
Rut 1: 6
(1:6) Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
 
Dari Moab, Naomi mendengar bahwa Tuhan telah memulihkan umat-Nya dan kembali memberikan makanan kepada Yakub, milik-Nya. Berarti untuk sesaat saja lamanya mereka ditinggalkan, itu adalah sesuatu pelajaran, pengalaman yang berharga, untuk memperkaya kerohanian kita.
 
Untuk sesaat lamanya ditinggalkan adalah pengalaman yang sangat berharga. Kelaparan yang terjadi pada zaman para hakim bukan untuk menindas bangsa Israel, tetapi mendidik. Didikan yang telah terjadi itu suatu pengalaman. Setiap pengalaman yang dialami anak Tuhan, itu kekayaan rohani, sehingga membuat kita terus maju melangkah bersama dengan Tuhan, dan tidak berhenti, tidak terjebak atau stuck oleh karena kondisi situasi yang ada. Jadi perlu pengalaman seperti ini.
 
Kita dapat menarik suatu kesimpulan; kelaparan yang terjadi adalah untuk mendidik mengajari bangsa Israel.
Setiap anak-anak Tuhan yang dikirim oleh hamba Tuhan atau siapapun yang dikirim dari daerah ke tempat ini, dia harus sadar dan mengerti bahwa manusia hidup dari firman, tidak boleh dari pekerjaan.
Pengalaman itu memperkayakan diri kita masing-masing, supaya kita tidak berhenti di situ, supaya kita tidak stuck di situ, oleh karena keadaan itu, tetapi menjadi pemicu, menjadi motivator bagi kita semua, untuk semakin sungguh-sungguh melayani Tuhan.
 
Matius 27: 45-46
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. (27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
 
Untuk sesaat lamanya, Yesus, Anak Tunggal Bapa, ditinggalkan dari jam dua belas sampai jam 3 sore.
 
Ketika kita ditinggalkan sesaat lamanya itu memang betul-betul mengerikan. Apa buktinya? Ketika Anak ditinggalkan dari jam dua belas sampai jam tiga, suasana gelap meliputi daerah itu, memang sangat mengerikan, mencekam, saya tidak pungkiri itu. Tetapi pengalaman semacam itu perlu terjadi dan diizinkan oleh Tuhan. Ditinggalkan sesaat lamanya.
 
Matius 27: 50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
 
Didikan Tuhan membawa kita masuk di dalam pengalaman kematian, seperti Yesus Kristus menyerahkan nyawa-Nya = Yesus mati di atas kayu salib.
 
Jadi didikan salib adalah sebuah sarana untuk membawa kita masuk di dalam pengalaman kematian.
Kalau tidak ada sengsara salib, Yesus tidak mungkin mati.
Jadi sengsara salib, adalah sebuah sarana yang paling efektif untuk membawa kita masuk di dalam pengalaman kematian.
Mengikuti Tuhan itu harus di dalam pengalaman kematian. Tetapi perlu diketahui; pengalaman kematian (bangkai), itu bau sekali, tidak ada orang yang suka. Semua orang tutup mulut, tutup hidung, aromanya tidak disukai. Itu pengalaman saya ketika memulai pelayanan di provinsi Banten ini. Ketika saya mendekat, tidak ada yang suka, semua tutup hidung, aromanya tidak disukai. Belum bicara saja sudah dirasa menjengkelkan, apalagi bicara. Itu pengalaman kematian. Tetapi itu harus terjadi.
 
Namun sengsara salib, adalah cara Tuhan untuk membawa kita masuk dalam pengalaman kematian.
Mati, berarti daging tidak bersuara lagi. Itu yang Tuhan mau.
Melayani harus dalam keadaan daging tidak bersuara supaya layak menjadi korban sembelihan, supaya tubuh ini layak dipersembahkan sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, itulah ibadah yang sejati. Kalau melayani tetapi daging masih bersuara (hidup menurut tabiat-tabiatnya), pelayanan seperti ini tidak berkenan, apalagi pikiran najis. Camkan itu.
 
Dalam sesaat waktu lamanya tetapi itu harus terjadi, sebab itu sebuah sarana yang begitu indah untuk membawa kita masuk dalam pengalaman kematian, berarti daging tidak bersuara lagi, saat itulah kita layak untuk membawa segala persembahan termasuk tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan, itulah ibadah yang sejati.
Tuhan berharap dan menantikan ibadah yang sejati, bukan ibadah yang dijalankan secara rutinitas, bukan ibadah yang dijalankan secara lahiriah, tanpa mengandung janji, tanpa keubahan hidup.
 
Filipi 3: 10
(3:10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
 
Yang dikehendaki oleh Rasul Paulus adalah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya. Tidak ada yang lain.
Tetapi perlu untuk diketahui; kebangkitan itu diawali dari pengalaman kematian, sedangkan pengalaman kematian itu diawali dengan persekutuan dalam penderitaan Kristus, sengsara salib.
Tidak ada kebangkitan kalau tidak ada pengalaman kematian, dan pengalaman kematian dimulai dengan sengsara salib.
 
Kalaupun saya dan saudara harus memikul tanggung jawab dalam penggembalaan ini, banyak berjerih lelah, banyak berkorban, baik tenaga, pikiran, waktu, semua tersita, harta, kekayaan, itu adalah kemurahan. Itu adalah persekutuan yang indah, sebab itu adalah suatu sarana yang indah, yang paling efektif, efisien untuk selanjutnya masuk dalam pengalaman kematian, sebab tanpa kematian tidak ada kebangkitan.
Jadi jangan bersungut-sungut, kalaupun aromamu tidak disukai orang lain, sebab itu adalah pengalaman kematian. Nikmati saja, nanti banyak hal yang terjadi yang unik-unik dalam pengalaman kematian itu, yang tidak terpikirkan oleh akal manusia.
 
Filipi 3: 4-7
(3:4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (3:5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,(3:6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. (3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
 
Apa yang dahulu menjadi keuntungan bagi Rasul Paulus, sekarang dianggap rugi karena Kristus.
Sebelum di dalam Kristus, hal yang lahiriah adalah suatu keuntungan, tetapi sekarang setelah di dalam Kristus, menjadi suatu kerugian.
 
Filipi 3: 8
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
 
Rasul Paulus melepaskan diri dari segala perkara lahiriah, bahkan perkara lahiriah itu dianggap menjadi sampah, tujuannya satu, tidak dua, tidak tiga, yaitu supaya dia memperoleh Kristus di dalam dirinya.
Yang dikehendaki oleh Rasul Paulus hanya untuk mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya. Itu saja.
 
Kalau andaikata yang dahulu menjadi keuntungan, maka dia tidak akan memperoleh Kristus di dalam dirinya, tetapi setelah dia satu di dalam kematian, satu di dalam kebangkitan, diawali dengan persekutuan di dalam penderitaan-Nya, maka yang dahulu, yaitu; perkara-perkara lahiriah, termasuk harta, kekayaan ilmu yang tinggi, semuanya dianggap sampah, tujuannya hanya satu, yaitu supaya ia memperoleh Kristus di dalam dirinya, dan itu lebih dari segala-galanya.
 
Oleh sebab itu, kalaupun aroma kita tidak disukai, memang itulah kondisi pengalaman kematian, terima saja.
Tidak ada bau bangkai yang dihirup-hirup, semua orang akan selalu tutup hidung.
 
Rut 1: 1
(1:1) Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
 
Dulu, yang lahiriah menjadi keuntungan bagi keluarga Elimelekh, Naomi dan kedua anaknya.
 
Rut 1: 6
(1:6) Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka.
 
Naomi meninggalkan Moab, berarti semuanya telah dianggap sampah, sehingga ia memperoleh Kristus di dalam hidupnya.
Setelah dia mendengar bahwa Tuhan telah memulihkan Betlehem-Yehuda, tanah Israel secara keseluruhan, dia berkemas, dan dia meninggalkan Moab, supaya dia kembali memperoleh Kristus dalam hidupnya.
 
Jadi, inilah pengalaman kematian. Pengalaman kematian yaitu Naomi ditinggalkan oleh sang suami dan ditinggal mati oleh kedua anaknya, Mahlon dan Kilyon, itulah pengalaman kematian yang harus diterima oleh Naomi sebagai suatu konsekuensi karena tindakan-tindakan yang salah, dimana dia meninggalkan Betlehem-Yehuda.
Pengalaman pahit ini harus diterima, pengalaman kematian ini harus diterima walaupun pahit rasanya, dari sebuah konsekuensi yang salah.
 
Kalau seandainya Naomi tetap berada di dalam suasana kebangkitan, Naomi tidak mungkin ditinggal mati oleh suami dan keduanya anak-anaknya. Seandainya dia bertahan di tanah perjanjian, di situ dia akan tetap mengalami suasana kebangkitan. Tetapi karena dia telah meninggalkan tanah Kanaan, tanah perjanjian, konsekuensinya dia harus masuk kembali mengalami pengalaman kematian, dia harus diproses di situ, tidak bisa tidak.
 
Saya juga sudah mengalaminya. Betapa jahatnya hidup saya, dan oleh karena kejahatan itu saya terima semua konsekuensi, dan tidak sedikit orang-orang meninggalkan saya, menutup hidung terhadap saya, tetapi saya bertahan, proses ini harus saya lalui supaya saya kembali memperoleh Kristus di dalam hidupku, sehingga hidupku bukannya aku lagi tetapi Kristus di dalam aku, yang lama sudah berlalu.
 
Ayo, kalaupun harus mengalami proses demi proses, tetapi Tuhan memiliki maksud, tujuan yang mulia untuk mengangkat kita kembali. Amin.
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment