KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, May 13, 2018

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 APRIL 2018


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 25 APRIL 2018

KITAB KOLOSE

(Seri: 126)

Subtema:DIBERSIHKAN ADALAH TANDA PERSEKUTUAN YANG INDAH”.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita berada di kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan takhta-Nya untuk sujud menyembah Allah yang hidup, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 2: 6-7
(2:6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
(2:7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Setelah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita, kemudian ditindaklanjuti dengan empat tindakan, yaitu:
1.   hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia
2.   Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia
3.   hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu
4.   hendaklah hatimu melimpah dengan syukur

Sekarang kita akan memperhatikan tindakan yang pertama.
Keterangan: HENDAKLAH HIDUPMU TETAP DI DALAM DIA.
Yohanes 15: 1-5
(15:1) "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
(15:2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
(15:4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Tinggal tetap di dalam Tuhan sama seperti ranting yang melekat pada pokok anggur yang benar.
-     Ranting adalah gambaran dari anak-anak Tuhan.
-     Pokok anggur yang benar -> pribadi Yesus Kristus.

Keuntungan tinggal tetap di dalam Tuhan: ia berbuah banyak.

Ciri-ciri ranting yang berbuah banyak.
Yohanes 15: 2-3
(15:2) Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(15:3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Memberi diri dibersihkan oleh firman Allah, bukan menurut kebenaran diri sendiri.
Inilah ciri ranting yang tinggal tetap di dalam Tuhan.

Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Firman Allah adalah air yang murni, sanggup dan berkuasa untuk membersihkan baik lahir maupun batin kita.
Batin = hati nurani. Lahir -> perbuatan atau sikap tingkah laku yang terlihat dari setiap tindakan-tindakan kita masing-masing.

Efesus 5: 26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Dimandikan dan dibersihkan dengan air dan firman, berarti supaya bersih dibutuhkan kelimpahan air dan firman.
Kalau mandi dengan dua atau tiga gayung air tidak akan bersih, harus dengan air yang limpah. Juga kalau menyampaikan dua tiga ayat firman, tidak akan membersihkan baik lahir maupun batin kita, sekalipun itu disertai atau ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol ataupun dongeng nenek-nenek tua.

Segera saja kita memperhatikan AIR YANG LIMPAH.
Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, ini air dan firman yang limpah.
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba dikaitkan dengan dua loh batu yang pertama dan yang kedua.

Tentang; SUNGAI AIR KEHIDUPAN YANG MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ALLAH -> dua loh batu yang pertama.
Keluaran 31: 18
(31:18) Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.

Dua loh batu yang pertama ditulisi oleh jari Allah, berarti Allah adalah sumber kebenaran dan keadilan.

1 Petrus 2: 23
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Manusia bukanlah sumber kebenaran, sebab itu kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan tetapi hendaklah menyerahkan segala persoalan, segala perkara yang kita hadapi kepada Allah, sebab Dia adalah hakim yang adil, Dia adalah sumber kebenaran.
Jadi karena Allah adalah sumber kebenaran, maka kita tidak berhak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan menyerahkan segala persoalan, menyerahkan kepada Dia segala perkara yang kita hadapi Allah, Dialah yang berhak untuk menghakimi dan penghakimannya itu adil dan benar.

Yohanes 12: 47
(12:47) Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.

Yesus berkata: “Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya
Berarti perkataan dan perbuatan-Nya sama, sinkron.
Tadi dalam 1 Petrus 2: 23, Yesus berkata: “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam”, tetapi menyerahkan segala persoalan itu kepada Allah, sebab Dia adalah hakim yang adil.
Jadi perkataan dan perbuatan-Nya sinkron, pendeknya, berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.

Yakobus 1: 21
(1:21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hati, yang berkuasa menyelamatkan jiwa.
Terimalah firman dengan lemah lembut, artinya: tidak usah menghakimi, tetapi biarlah kita serahkan segala persoalan itu kepada Allah, Dialah sumber kebenaran. Manusia bukan sumber kebenaran, oleh sebab itu kita tidak berhak menghakimi siapapun juga.

Roma 2: 1
(2:1) Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.

Setiap orang yang menghakimi sesamanya, ia sendiri tidak bebas dari salah, dari perbuatan yang salah.

Roma 2: 2
(2:2) Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian.

Yakobus 4: 11-12
(4:11) Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.
(4:12) Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?


Pendeknya, menghakimi atau memfitnah orang lain, berarti mencela dan menghakimi hukum.
Perlu diketahui, hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan.

Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?
Dari pernyataan ini jelas bahwa kita bukanlah sumber kebenaran, melainkan Allah lah yang menjadi sumber kebenaran.
Sekali lagi saya sampaikan; menghakimi dan memfitnah sesama = menghakimi dan mencela hukum. Siapa yang lebih benar, manusia atau hukum Allah? Tetapi yang benar adalah hukum Allah.

Keluaran 32: 19
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.

Dua loh batu yang pertama dipecahkan oleh Musa karena bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala. Segenap hidup Yesus telah dipecah-pecahkan di atas kayu salib, karena dosa manusia. Jadi betul, Dia datang ke dalam dunia bukan untuk menghakimi tetapi untuk menyelamatkannya. Kalau kebenaran yang bersumber dari Allah ada dalam kehidupan kita, maka kita tidak akan menjadi hakim, tetapi menjadi korban.

Itulah kebenaran, sungai air kehidupan yang keluar dari takhta Allah yang dikaitkan dengan dua loh batu yang pertama. Kalau Allah sumber kebenaran, maka kita tidak akan menghakimi sesama, dengan demikian firman Allah itu sudah membersihkan kehdupan kita masing-masing, pribadi lepas pribadi.

Tentang: SUNGAI AIR KEHIDUPAN YANG MENGALIR KELUAR DARI TAKHTA ANAK DOMBA -> dua loh batu yang kedua.
Keluaran 34: 4-7
(34:4) Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya.
(34:5) Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.
(34:6) Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
(34:7) yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."

Dua loh batu yang kedua ini dipahat oleh Musa, sama dengan dua loh batu yang pertama.
Artinya; firman itu dimeteraikan, dituliskan oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging, ditukik di dalam hati kita masing-masing.

2 Korintus 3: 1-3
(3:1) Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?
(3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Surat Kristus atau surat pujian itu ditulis bukan dengan tinta tetapi ditulis (dimeteraikan) oleh Roh Kudus di dalam loh-loh daging dan ditukik dalam hati kita masing-masing.

2 Korintus 3: 4-6
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.
(3:5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
(3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Huruf yang tertulis pada dua loh batu itu mati, tetapi Roh lah yang menghidupkan, maka ketika firman itu mendarah daging, itu bukan pekerjaan seorang hamba Tuhan, tetapi itu adalah pekerjaan Allah oleh kuasa Roh Kudus yang memeteraikan firman di dalam loh daging, ditukik dalam hati kita.

Perlu untuk diketahui; ketika firman itu mendarah daging atau dimeteraikan oleh Roh Kudus itu adalah tanda bahwa seseorang telah menikmati pelayanan Roh, bukan lagi pelayanan tubuh.
Pelayanan tubuh itu sama dengan ibadah yang dijalankan secara lahiriah. Mendengarkan firman Tuhan sampai mencucurkan air mata tetapi tidak ditindaklanjuti dengan keubahan hidup, itu adalah pelayanan tubuh.
Sementara pelayanan Roh; firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam daging sehingga kehidupan kita diubahkan dari sehari ke sehari.

2 Korintus 3: 7-9
(3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
(3:8) betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
(3:9) Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.

Pelayanan Roh itu akan memimpin kita sampai kepada pembenaran dan kemuliaan.

2 Korintus 3: 14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
(3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
Sebab kalau kita bandingkan dengan ayat 14-15 ini, pelayanan Roh itu berkuasa untuk menyingkapkan segala yang terselubung, berarti dosa dibongkar dengan tuntas, sampai akhirnya firman itu mendarah daging. Itulah tandanya firman itu dimeteraikan oleh Roh Kudus dan ditukik di dalam hati; dosa dibongkar dengan tuntas.

Kemudian, kita kembali lagi membaca Keluaran 34.
Keluaran 34: 6-7
(34:6) Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
(34:7) yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."

Ketika dua loh batu yang kedua itu dipahat oleh Musa, maka di sini ada seruan: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” kemudian “yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa
Berarti, ketika firman itu mendarah daging, kita merasakan bahwa Tuhan Allah penyayang, pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, kemudian yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang dan yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.

Inilah yang disebut dengan firman kasih karunia.
Jadi ketika firman itu mendarah daging itulah yang disebut firman kasih karunia.

Kisah Para Rasul 20: 29-32
(20:29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
(20:30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
(20:31) Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.
(20:32) Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

Menikmati firman kasih karunia, berarti dilepaskan dari nabi-nabi palsu dengan ajaran palsu.
Binatang buas atau serigala -> nabi-nabi palsu yang mengusung pengajaran palsu.
Kiranya firman itu dipahat, ditukik di dalam hati kita masing-masing, berarti firman itu telah dimeteraikan oleh Roh Kudus, berarti dosa itu telah dibongkar dengan tuntas itulah yang disebut firman kasih karunia.

Kesimpulannya; kehidupan kita telah disucikan oleh air dan firman.
Air firman sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba yang dikaitkan dengan dua loh batu.
Dua loh batu yang pertama, berarti ada penganpunan, tidak menghakimi. Dua loh batu yang kedua, berarti firman itu telah dimeteraikan di dalam loh daging, segala dosa dibongkar dengan tuntas, itu tanda bahwa kita telah menikmati firman kasih karunia.

Dampak positif tinggal di dalam Tuhan.
Yohanes 15: 7
(15:7) Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
Dampak positif tinggal di dalam Tuhan: “mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya

Markus 11: 22-24
(11:22) Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!
(11:23) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
(11:24) Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepada kamu”, ini menunjuk kepada orang yang percaya dan yakin kepada firman Allah, yang berkuasa untuk mengadakan hal-hal yang mustahil. Inilah dampak positif tinggal di dalam Tuhan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment