KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, May 11, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 22 APRIL 2018



IBADAH RAYA MINGGU, 22 APRIL 2018

KITAB WAHYU
(Seri: 51)

Subtema: HENDAK MENYAMAI YANG MAHA TINGGI = IBADAH AKAL-AKALAN”.


Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Tidak lupa saya menyapa umat Tuhan, hamba Tuhan, anak-anak Tuhan yang senantiasa mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming video internet, di dalam maupun di luar negeri, di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu. Sekarang kita akan memasuki Wahyu 9.
Wahyu 9 kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada DUA LOH BATU -> KASIH ALLAH secara permanen.
Sebelum kita membaca ayat 1, pada minggu-minggu sebelumnya, Tuhan telah menunjukkan dengan jelas penghukuman dari empat sangkakala yang pertama, selanjutnya akan menyusul tiga kali celaka oleh karena bunyi sangkalala ketiga malaikat lain untuk melengkapi hukuman dari tujuh sangkakala dari tujuh malaikat, sesuai dengan Wahyu 8: 2.
Tiga kali celaka yang akan terjadi terhadap mereka yang diam di atas bumi, itu diberitahukan dengan jelas oleh burung nasar terbang di tengah langit, artinya Tuhan masih memberi kesempatan untuk lepas dari tiga celaka yang akan terjadi asal saja memiliki kekuatan dari sayap burung nasar yang besar.
Sebetulnya, kesempatan yang tersisa tinggal sedikit, yaitu tinggal 2/3 (dua per tiga) sebab 1/3 (satu per tiga) dari segala perkara atau 1/3 (satu per tiga) alam semesta telah dihukum oleh keempat sangkakala yang pertama, kalau kita selidiki dalam Wahyu 8: 7-12.
Namun untuk terhindar dari penghukuman empat sangkakala yang pertama, juga Tuhan masih memberi kesempatan, kalau kita perhatikan dalam Wahyu 8: 1,ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya” berarti Tuhan masih memberi kesempatan untuk terlepas dari empat penghukuman dari empat sangkakala yang ditiup oleh keempat malaikat.
Demikian juga tiga celaka berikutnya oleh tiga sangkakala yang akan ditiup oleh tiga malaikat lainnya, juga Tuhan berikan kesempatan untuk lepas dari hukuman itu. Buktinya apa? tiga celaka yang akan menyusul diberitahukan dengan jelas oleh burung nasar yang terbang di tengah langit, berarti terbang tinggi di udara dengan kekuatan sayapnya. Pada minggu yang lalu telah dipaparkan dengan gamblang, dan tentu kita sangat diberkati oleh Tuhan.

Tuhan masih memberikan kesempatan untuk lepas dari tiga celaka yang akan menyusul oleh tiga sangkakala yang akan ditiup oleh tiga malaikat lainnya untuk melengkapi penghukuman dari tujuh sangkakala.
Kiranya firman itu diperhatikan dengan sungguh-sungguh, catatannya juga diperhatikan dengan sungguh-sungguh supaya betul-betul ibadah ini mengandung janji bagi kita sekaliannya. Juga saya menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan, supaya apa yang telah diterima, yang sudah dipaparkan dengan baik supaya diperhatikan dengan sungguh-sungguh sebab kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, sudah di ambang pintu kalau kita lihat tanda-tanda zaman ini.
Maka tidak boleh lagi bermain-main di tengah-tengah pengikutan dan pengiringan kita kepada Tuhan. Tidak salah bekerja, tidak salah kuliah, tidak salah dengan segala aktivitas yang ada, tetapi Tuhan dan ibadah yang menjadi nomor satu.

Selanjutnya marilah kita memperhatikan tiga kali celaka oleh karena bunyi sangkalala ketiga malaikat lain yaitu sangkalala yang kelima, keenam, dan ketujuh.
Tentang: SANGKAKALA YANG KELIMA, kita akan lihat dalam Wahyu 9, seluruhnya terdapat pada ayat 1-12, namun kita tidak akan membaca seluruh ayat ini sekaligus, terlebih dahulu kita melihat Wahyu 9: 1.

Wahyu 9: 1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

Sangkakala yang kelima ini dimulai dari ayat 1 sampai ayat 12, kita tidak akan membaca seluruh ayat ini sekaligus, namun kita sudah membaca ayat yang pertama.

Di sini kita perhatikan: “Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku (Rasul Yohanes) melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut
Dalam ejaan lama (tulisan lama) atau kitab yang lama di sini dikatakan: “Tampak sebuah bintang yang sudah gugurjadi sudah gugur dari langit ke bumi.

Untuk membuktikan ayat ini, kita perhatikan ...
Wahyu 8: 10-11
(8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.

Jatuhlah dari langit sebuah bintang besar menyala-nyala seperti obor. Nama bintang itu ialah Apsintus.
Sebuah bintang besar yang jatuh dari langit -> antikris.

Tadi kita sudah baca Wahyu 8:10, bintang besar jatuh pada saat malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya. Kemudian Daniel 8:10, sama, jadi betul-betul nubuatan Daniel ini digenapi sesuai dengan penglihatan Rasul Yohanes di pulau Patmos.

Daniel 8: 10
(8:10) Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
“... dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
Menginjak-injak itu adalah kegiatan, tindakan dan perbuatan dari antikris.

Wahyu 11: 2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Pelataran Bait Suci sebelah luar akan diinjak-injak oleh antikris selama 42 bulan lamanya atau 3.5 tahun lamanya.
Kesimpulannya; sebuah bintang yang jatuh dari langit ke bumi, tanpa ragu saya katakan, bahwa itu adalah antikris.

Kita kembali memperhatikan ...
Daniel 8: 9
(8:9) Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai.

Muncul suatu tanduk kecil yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur, kemudian ke arah Tanah Permai (barat).
Kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, Tanah Permai minyak pada RUANGAN MAHA SUCI, sebab timurnya Tabernakel itu adalah PINTU GERBANG, dan baratnya adalah Ruangan Maha Suci.
Berarti, kita dapat mengambil kesimpulan, posisi binatang itu dimulai dari sebelah utara.

Untuk lebih meyakinkan kita ...
Yesaya 14: 12-13
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.

Bintang Timur Putera Fajar sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, selanjutnya ia mendirikan takhtanya jauh di sebelah utara.
Itulah tadi muncul tanduk kecil, lalu menjadi sangat besar, lalu mengarah ke selatan, mengarah ke timur, dan mengarah ke Tanah Permai, itulah arah barat, Ruangan Maha Suci.

Jadi, dari utara, ia akan menyerang ke arah selatan, kemudian menyerang ke arah timur, dan ke arah barat, untuk mengalahkan bangsa-bangsa pada 4 penjuru bumi (utara, selatan, timur, barat) dan menginjak-injak kota Suci 42 bulan lamanya.

Sebagai bukti yang kuat.
Yesaya 14: 13-14
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

Tujuan mendirikan takhta di sebelah utara ada dua.
YANG PERTAMA: Mengatasi bintang-bintang Allah.
Artinya; berusaha untuk menjatuhkan hamba-hamba Tuhan yang lain.
Bintang-bintang -> orang-orang bijaksana, yaitu pemimpin-pemimpin dan guru-guru di dalam rumah Tuhan.

YANG KEDUA: Hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan.
Berarti; hendak menyamai Yang Mahatinggi.

Wahyu 13: 1-2
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Binatang yang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh -> antikris.
Tanduk sepuluh -> kekuatan dari sepuluh hukum. Kepala tujuh -> pemimpin yang sempurna.
Sepintas terlihat hebat dan luar biasa, oleh karena pemakaian Tuhan.
Adapun binatang itu serupa dengan macan tutul, kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa, pendeknya, binatang itu gabungan dari macan tutul, beruang dan singa, lalu naga memberikan kekuatannya dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Wahyu 13: 3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, namun luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Sehingga oleh Karena mujizat kesembuhan itu, seluruh dunia heran, lalu mengikuti binatang itu.
Sebetulnya di sini antikris sedang berusaha untuk menyamai Yang Mahatinggi.

Binatang itu keluar dari dalam laut, lalu terluka tetapi hidupnya tidak sampai kepada pengalaman kematian.
Sementara laut berbicara tentang baptisan -> kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Sebetulnya, sengsara salib adalah sebuah sarana untuk membawa sampai kepada pengalaman kematian.
Luka tidak membawa kepada pengalaman kematian = ibadah akal-akalan, sebab Ia hendak menyamai Yang Maha Tinggi.

Saudaraku, kalaupun harus terluka karena sangkal diri dan pikul salib, bersyukur saja kepada Tuhan. Sebab salib adalah jalan satu-satunya untuk membawa kita sampai kepada pengalaman kematian.
Jangan akal-akalan ikut Tuhan, maksudnya kalau terluka oleh karena sangkal diri dan pikul salib, lanjutkan sampai kepada pengalaman kematian. Syaratnya, jangan bersungut-sungut, supaya betul-betul ada dalam rencana-Nya Tuhan.

Saya berkali-kali sampaikan; sejuta kali mujizat terjadi di depan mata, kalau seseorang tidak mau memikul salib, tidak ada artinya. Sejuta kali terjadi rubuh-rubuh (jatuh-jatuh) atau tumbang-tumbang, apapun sebutannya, kalau dia tidak mau memikul salib, tidak ada artinya.
Semoga pemirsa, anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan, di dalam dan di luar negeri, semoga ini diperhatikan baik-baik. Jangan kita main akal-akalan di hadapan Tuhan, membodoh-bodohi sidang jemaat. Setan sedang mengaburkan jalan, kebenaran dan hidup, yaitu: jalan salib.

Sekarang kita lihat ayat 4.
Wahyu 13: 4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

Pengikut-pengikut binatang itu (antikris) akhirnya menyembah naga (Setan), sekaligus menyembah binatang itu (antikris), banyak orang beribadah bukan lagi kepada Allah, tetapi beribadah kepada malaikat-malaikat, karena malaikat-malaikat berkanjang kepada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan mereka menyombongkan diri... Kolose 2: 18.

Ketika dunia menyembah Setan (naga) dan menyembah antikris (binatang itu) berarti binatang itu telah berhasil mengatasi ketinggian awan-awan.
Itu tadi saya sudah katakan; tanpa disadari banyak orang Kristen dilibas oleh zaman ini karena menolak Pengajaran Mempelai yang dasarnya adalah pengajaran salib.

Wahyu 13: 5-7
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
(13:7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.

Atas seijin Tuhan, ia (binatang itu) diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkannya.
Kalau orang-orang kudus saja bisa diseret, apalagi yang ibadahnya ogah-ogahan/ serampangan, ya dan tidak.

Sebentar lagi lempengan di dasar laut Pandeglang (Banten) akan bergeser, sehingga memicu terjadinya tsunami. Pada saat terjadi tsunami, di daerah Pandeglang ketinggian air itu diperkirakan 71 meter, lalu air laut bergerak ke arah Jakarta 2-3 jam, di sana kedalamannya mencapai 40 meter. Sedangkan ke arah, Serang, ketinggian air diperkirakan 5.5 meter. Berarti masih cukup membahayakan.

Sebetulnya sudah terluka tetapi tidak dilanjutkan sampai pada pengalaman kematian, padahal binatang itu keluar dari dalam laut.

Wahyu 13: 8
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

Tetapi pada akhirnya, semua orang yang diam di bumi akan menyembah antikris, berarti betul-betul binatang itu (antikris), telah mengatasi ketinggian awan-awan (asap dupa yang naik ke hadirat Allah).
Hati-hati di hari-hari terakhir ini tidak boleh bermain-main.
Kalau kita perhatikan dalam Wahyu 8:3, kepada salah seorang malaikat itu diberikan banyak kemenyan untuk selanjutnya dibakar, kemudian asap dupa kemenyan itu akan naik di hadirat Tuhan, itulah doa dan penyembahan dari orang-orang kudus. Kemudian kalau kita perhatikan Kejadian 2:6, pada akhirnya kabut naik dari bumi, itulah doa penyembahan.

Kemudian, keadaan yang terjadi pada saat bangsa-bangsa dikalahkan.
Yesaya 14: 16-17
(14:16) Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
(14:17) yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?

Ada empat hal yang terjadi pada saat bangsa-bangsa dikalahkan.
Yang Pertama: Dia yang telah membuat bumi gemetar.
Artinya; dikuasai roh kekuatiran.
Lihat, kalau seseorang dikuasai roh kekuatiran, persis seperti benih yang ditaburkan di tengah semak duri, tidak tumbuh karena semak itu menghimpit benih yang ditaburkan. Demikian juga kekayaan dan kekuatiran dunia ini menghimpit benih firman yang sudah diterima.
Roh dan ajaran antikris; membuat bumi gemetar, artinya dikuasai roh kekuatiran.

Yang Kedua: Yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang.
Artinya; orang-orang yang melayani Tuhan (imamat rajani/hamba-hamba Tuhan) tidak lagi memiliki pendirian yang kuat.
Itu sebabnya kalau saudara perhatikan, tidak sedikit hamba-hamba Tuhan part time, dia tidak mengkhususkan diri untuk menyerahkan dirinya melayani Tuhan. Ada yang melayani tetapi juga menjadi supir angkot, melayani tetapi juga menjadi petani, ada yang juga melayani tetapi tiap hari keliling-keliling. Mengapa ada yang seperti itu? Mengapa hamba Tuhan melayani tetapi sebagian hatinya masih ke dunia ini? Jawabnya, karena kerajaan-kerajaan telah digoncang (imamat rajani, pelayan Tuhan), pendiriannya sudah digoncang.

Yang Ketiga, Bagian A: Yang telah membuat dunia seperti padang gurun.
Padang gurun = gersang = tandus = kering-kering = tidak menghasilkan buah = tanpa persekutuan dengan Tuhan = orang yang hatinya jauh dari Tuhan. Inilah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya.
Kalau seseorang mengandalkan manusia dan kekuatannya, pasti hatinya jauh dari Tuhan, hatinya jauh dari persekutuan yang indah dengan Tuhan, sama seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur, menjadi kering-kering, ranting itu tidak menghasilkan buah anggur yang manis.
Yang Ketiga, Bagian B: Menghancurkan kota-kotanya.
Artinya; merusak ibadah dan pelayanan.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, oleh karena perkenanan Tuhan kita masih diijinkan untuk beribadah dan melayani Tuhan di kota raja besar, berarti berada di Yerusalem. Yerusalem adalah kota Raja damai sejahtera, di situ terdapat keadilan dan kebenaran, sebab itu tidak boleh bersumpah baik demi langit, demi bumi, baik demi kepala, atau demi apa saja. Kalau ya katakan ya, kalau tidak katakan tidak, lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Itu kalau berada di kota raja besar, itu kalau berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, itulah Yerusalem.

Kita akan melihat kota-kota yang dihancurkan...
Daniel 8: 11
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
Dari pada-Nya (dari Allah) diambilnya korban persembahan sehari-hari dan tempat-Nya yang kudus (rumah Tuhan) dirobohkannya.

Lebih rinci kita lihat dalam Daniel 9.
Daniel 9: 27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Korban sehari-hari yang dihentikan itu adalah;
1.   Korban sembelihan -> ibadah dan pelayanan.
Kalau kita perhatikan dalam 2 Timotius 3, orang yang mau hidup beribadah kepada Allah banyak menderita. Jiwa hancur, hati patah dan remuk, itu korban sembelihan kepada Allah, pada saat jiwa hancur, hati patah dan remuk.

2.   Korban santapan -> firman Allah.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Kata Yesus kepada 12 murid: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Inilah korban santapan.
Nikmati saja kehendak Allah, nikmati saja pekerjaan Allah yang dipercayakan Tuhan, taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Kiranya pengertian yang kita peroleh ini, tidak berlalu begitu saja, yaitu; sebab korban santapan memang untuk dinikmati.

Maka untuk yang kesekian kali saya sampaikan; kita patut bersyukur sebab Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk berada di dalam Bait Allah, menikmati korban sehari-hari yaitu korban sembelihan dan korban santapan. Apabila nanti pembinasa keji berdiri di tempat kudus (antikris berdiri di tempat kudus) korban sehari-hari dihentikan, maka yang lapar tetap lapar, hidupnya tidak akan tertolong.
Hari-hari ini adalah hari terakhir, hari keenam untuk masuk pada hari ketujuh (hari perhentian yang kekal), bangsa Israel memungut dua gomer manna untuk tiap-tiap orang, keperluan untuk dua hari (hari keenam dan hari ketujuh), sebab pada hari ketujuh manna itu tidak ada lagi. Oleh sebab itu berdoalah supaya pada waktu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan pada hari SabatMatius 24:20.
Kesempatan yang besar adalah saat ini, walaupun kesempatan yang ada hanya tinggal dua per tiga, sebab satu per tiga dari segala perkara alam semesta telah menerima hukuman. Sepertiga dari alam jagad raya ini sudah menerima hukumannya, berarti tinggal dua per tiga.
Namun Tuhan masih memberi kesempatan, apa buktinya? Tiga celaka yang akan menyusul itu diserukan kuat-kuat oleh burung nasar yang sedang terbang di tengah langit. Berarti masih ada kesempatan untuk kita memperoleh dua sayap burung nasar yang besar, kegunaannya: apabila pembinasa keji berdiri di tempat kudus, kita tertolong dan dipelihara di padang belantara.

Di mana ada bangkai (mayat), yaitu: kematian Yesus, di situ burung nasar berkerumun. Pendeknya, kita memperoleh dua sayap burung nasar yang besar lewat pengalaman kematian Yesus Kristus, tidak ada cara yang lain.
Pemerintah, pejabat tinggi, orang kaya, tidak akan pernah mendapatkan dua sayap burung nasar kalau tidak masuk dalam pengalaman kematian.

Jadi salib tidak pernah menindas, yang menindas seseorang adalah perasaan bodoh, kejahatan, kenajisan, dusta, kemunafikan, kelicikan dan dosa apa saja, itu yang membuat seseorang tertindas. Pendeknya, yang membuat seseorang terus tertindas adalah dosa. Menutup-nutupi dosa, tidak mau mengakui dosa, sehingga seseorang akan dikejar-kejar bayang-bayang dosa.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” ... Matius 11: 28-29

Yang Keempat: yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah
Artinya; terikat dan terbelenggu dosa.
Yang sudah melayani Tuhan, tetaplah menjadi tawanan Roh, terikat dengan pekerjaan Tuhan. Jangan lepas dari tawanan Roh, hanya karena menginginkan kebebasan dunia, sebab itu adalah jerat.
Kita bersyukur, yang sudah melayani tetap menjadi tawanan Roh. Yang belum melayani, tetap setia beribadah, sampai nanti dilayakkan Tuhan, dikaruniakan pakaian putih, dipercayakan pelayanan.
Kalau kita perhatikan bagian keempat ini, “yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah. Saat ini Anak Tunggal Bapa berada di Sorga, sampai hari ini Dia tidak berhenti bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya, Dia tidak tertidur, Dia tidak terlelap, Dia menyediakan tempat di sorga. Oleh sebab itu, Yesus berkata: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ” ... Yohanes 14: 3-4.
Tetapi Tomas berkata: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” ... Yohanes 14: 6 .
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal” ... Yohanes 14: 2, tetapi lihat, apa yang terjadi pada bagian keempat ini Setantidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah.
Kalau pun berat dan sakit bagi daging saat memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan ini, bersyukur kepada Tuhan. Jangan lepaskan itu hanya untuk menginginkan kebebasan dunia, itu adalah jerat.
Oleh sebab itu kalau anak-anak Tuhan apalagi imam-imam yang sudah melayani, lalu melepaskan tanggung jawabnya, Tuhan tidak percaya kepada orang yang seperti itu.

Kemudian kita kembali memperhatikan Wahyu 9.
Wahyu 9: 1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

Yesus Kristus, Tunas Daud, Dia memegang kunci Daud. Kalau Dia membuka, tidak ada yang menutup, kalau Dia menutup, tidak ada yang dapat membuka, Dia yang menentukan segala sesuatunya.
Tetapi dalam hal kunci lobang jurang maut, rupanya pada saat bintang besar ini jatuh, kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.

Wahyu 1:17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Yesus Kristus adalah Yang Awal dan Yang Akhir, berarti Yang Hidup, kemudian Ia telah mati, namun Ia hidup sampai selama-lamanya, selanjutnya Ia memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Pendeknya; di sini ada dua pemerintahan, tergantung kita memilih salah satu dari dua pemerintahan tersebut.
Kalau kita memilih Yesus Kristus sebagai Raja, maka Dia akan berkuasa dan memerintah dalam hidup kita masing-masing, maka kita selamat, tidak binasa, tidak diserahkan pada jurang maut.
Tetapi kalau kita menolak Yesus sebagai Raja yang memerintah, maka Ia akan membiarkan antikris berkuasa dan memerintah, maka akan binasa, sebab kepada binatang itu telah diberikan anak kunci lobang jurang maut.
Tetapi yang pasti, tidak boleh ada dua pemerintahan sekaligus, harus memilih salah satu.

Allah memerintahkan Musa untuk mendirikan Tabernakel dengan satu tujuan, supaya Allah bertakhta dan memerintah atas umat-Nya, tidak lain, tidak bukan.
Kita adalah Bait Allah, rumah Tuhan. Kalau Yesus yang menjadi Raja, maka otomatis Dia akan memerintah dan berkuasa dan berdaulat atas seluruh kehidupan kita masing-masing. Tetapi kalau kita menolak Yesus menjadi Raja yang berkuasa dan memerintah dan berdaulat atas kehidupan kita, maka binasa, berada dalam jurang maut.
Tidak boleh ada dua pemerintahan, pilih salah satu.

Yesaya 9: 5
(9:5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Yang memerintah sebagai Raja dalam Kerajaan Sorga adalah Yesus Kristus, Dia adalah:
1.   Penasihat ajaib.
2.   Allah yang Perkasa.
3.   Bapa yang Kekal.
4.   Raja Damai.

Yesaya 9: 6
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Dasar dari pemerintahan-Nya (dasar dari Kerajaan Sorga) adalah kebenaran dan keadilan = SALIB.
Lewat saliblah kita memperoleh kebenaran dan keadilan (dasar dari Kerajaan Sorga) di luar salib tidak ada keadilan, tidak ada kebenaran.

Lihat ahli hukum di dunia; yang benar bisa dia buat salah, yang salah bisa dijadikan benar, itu dasar dari kerajaan di bumi. Tetapi dasar dari kerajaan di Sorga adalah kebenaran dan keadilan. Kebenaran dan keadilan sumbernya adalah: SALIB.
Allah telah menyatakan kebenaran karena iman, bukan lagi kebenaran karena hukum Taurat, itu adalah keadilan-Nya kepada manusia bagi bangsa Israel maupun bagi bangsa kafir.
Kalau kebenaran Allah dinyatakan menurut hukum Taurat, maka yang selamat adalah bangsa Israel, tidak adil, sebab bangsa kafir tidak selamat. Tetapi akhirnya, Tuhan menyatakan kebenaran karena iman, dibenarkan oleh darah salib, itu kebenaran karena iman, itulah keadilan, itulah kebenaran Allah, itulah dasar dari Kerajaan Sorga, sehingga kalau kita baca tadi; “damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya”, karena dasar dari kerajaan itu adalah salib, (kebenaran iman) keadilan dan kebenaran bagi bangsa Israel dan juga bangsa kafir. Ada damai sejahtera selama-lamanya.

Untuk keselamatan jiwa, Yesus telah berbicara secara terang-terangan kepada kita, supaya kita tidak menjalankan ibadah akal-akalan.
Kalau memang kita terluka karena sangkal diri pikul salib, lanjut terus sampai nanti masuk dalam pengalaman kematian, puncaknya memperoleh dua sayap burung nasar yang besar.

Masing-masing kita harus mengalami pembaharuan (membaharui kuatnya). Kalau burung rajawali tidak membaharui kuatnya, maka hidupnya akan terancam.
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan membaharui kuatnya, persis seperti burung rajawali;
1.   Yang telah menempatkan sarangnya di atas bukit batu yang tinggi sehingga jauh dari mata ular, jauh dari pada roh jahat dan roh najis. Menunjuk kepada orang-orang senantiasa meninggikan korban Kristus dan segala yang ada.
2.   Kemudian supaya umurnya panjang, maka paruhnya yang panjang dan bengkok itu harus dipatahkan, dengan harus membanting-bantingkan paruhnya ke atas bukit batu, membanting-bantingkan diri kepada korban Kristus, tujuannya untuk mematahkan paruh yang lama, dan akhirnya muncullah paruh yang baru, itulah yang disebut membaharui kuatnya. Setelah itu, paruh yang baru mencabut cakar yang panjang dan bengkok satu per satu, lalu muncullah cakar yang baru. Kemudian, mencabut bulu sayap yang tua, lalu muncullah bulu sayap yang baru.
3.   Dengan kekuatan sayap burung rajawali, (burung nasar) terbang tinggi di tengah langit.
4.   Dan dengan matanya yang tajam, dia bisa melihat bidikannya dari kejauhan sekecil apapun.
Orang yang berkorban, membaharui kuatnya, bukan berarti bodoh. Sangkal diri, pikul salib bukan berarti bodoh, tetapi karena ia memiliki pandangan yang jauh, itulah yang disebut pandangan nubuatan. Kalau pikiran pendek; daging bersuara untuk ini dan itu atau tidak berdaya terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak suci. Itu pikiran pendek, tetapi burung rajawali memiliki pandangan yang tajam.
5.   Dan anak-anaknya menghirup darah. Sejauh apapun bangkai, darah bisa dihirup oleh anak-anaknya. Kita sebagai anak-anak Tuhan harus peka dengan korban Kristus, peka dengan pekerjaan Tuhan supaya mendapat kekuatan baru.

Tuhan beri kesempatan untuk kita boleh lepas dari tiga celaka yang akan menyusul oleh tiga malaikat lain yang akan meniup sangkakalanya; sangkakala kelima, keenam dan ketujuh.

Wahyu 1: 17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
(1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Awal dan Akhir (Alfa dan Omega), Yang Hidup, kemudian mati, dan hidup kembali, berarti dari Alfa (yang Awal) untuk sampai kepada OMEGA (Yang Akhir), jembatannya adalah SALIB.
Rasul Yohanes tidak berdaya saat menghadapi situasi yang begitu berat (tidak bisa apa-apa) seperti mau mati rasanya, tetapi tangan dari Alfa dan Omega memberi kekuatan.
Malam ini dua tangan Tuhan terulur bagi kita semua, tanda belas kasih-Nya untuk memberi pertolongan. Saat kita angkat tangan, dua tangan Tuhan yang kuat akan turun bagi kita semua. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment