KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, June 27, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 27 MEI 2018



IBADAH RAYA MINGGU, 27 MEI 2018

KITAB WAHYU (Seri: 56)
SANGKAKALA KEENAM – Seri 1


Subtema: SUATU SUARA YANG KELUAR DARI KEEMPAT TANDUK MEZBAH DUPA.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu dan kesaksian dan koor.
Dan segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 9. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming atau video internet, Youtube, Facebook di manapun anda berada. Kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.

Malam ini kita memasuki SANGKAKALA YANG KEENAM, berarti kita telah menikmati pemberitaan firman Tuhan yang dimulai dari sangkakala yang pertama, kedua, ketiga dan keempat, itulah keempat sangkakala yang pertama dengan segala penghukuman-penghukumannya, yaitu sepertiga alam semesta telah mengalami penghukuman.
Kemudian dilanjutkan dengan tiga celaka, itulah tiga sangkakala yang ditiup oleh tiga malaikat lainnya. Pemaparan tentang celaka yang pertama berarti itulah sangkakala yang kelima yang ditiup oleh malaikat yang kelima dengan lima kali pemberitaan firman Tuhan.
Maka malam ini oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita akan memasuki sangkakala yang keenam, yang ditiup oleh malaikat yang keenam. Biarlah kiranya Tuhan menyatakan kemurahan-Nya bagi kita sebagaimana Tuhan telah menyatakan kemurahan-Nya pada keempat sangkakala yang pertama dan celaka yang pertama, itulah sangkakala yang kelima.

Sekarang kita akan melihat SANGKAKALA YANG KEENAM, sebagai CELAKA YANG KEDUA.
Wahyu 9: 13
(9:13) Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,
Sangkakala yang keenam ditiup oleh malaikat yang keenam, maka terdengarlah suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah.

Sekarang kita akan melihat; MEZBAH EMAS yang di hadapan Allah.
Wahyu 8: 1-3
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
(8:2) Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

Mezbah dupa emas -> doa penyembahan yang dipersembahkan oleh orang-orang kudus.
Doa dan penyembahan adalah kegiatan dari orang-orang kudus.
Orang-orang kudus di sini menunjuk kepada orang-orang yang berhenti pada hari perhentian.

Pada ayat 1 tadi dikatakan, “maka sunyi senyaplah di sorga
Sunyi senyap -> hari perhentian. Pada hari perhentian terlihat kegiatan rohani yaitu doa penyembahan, sebagai puncak dari kegiatan rohani.

Sejenak kita akan sedikit melebar…
Wahyu 22: 10
(22:10) Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.

Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini”, artinya; pembukaan rahasia firman harus terjadi, alasannya; kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, waktunya sudah dekat.
Waktu yang tersisa tinggal sedikit, gunakan sebaik mungkin. Jangan digunakan untuk berburu daging seperti Esau, sehingga ketika dia meminta berkat yang satu itu, dia ditolak, sebab kesempatan sudah tertutup bagi dia.

Wahyu 22: 11-12
(22:11) Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!"
(22:12) "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

Barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya dengan segala kegiatan-kegiatan pada hari perhentian itu, puncaknya adalah doa penyembahan, sebab sesungguhnya Tuhan berkata: “Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya
Di sini dikatakan; yang benar, biarlah terus berbuat kebenaran. Yang kudus biarlah ia terus menguduskan dirinya, berarti senantiasa berada pada hari perhentian dengan segala kegiatan-kegiatan rohani yang ada di dalamnya, itulah doa penyembahan sebagai puncak kegiatan rohani.

Oleh sebab itu tadi saya katakan; biarlah di hari-hari terakhir ini kita semakin sungguh-sungguh, yang suci semakin suci. Oleh sebab itu kalau saya melihat yang tidak baik, saya harus tegur, tidak boleh pura-pura tidak tahu, padahal sudah tahu.
Ukuran kesucian bukan dilihat dari jumlah jiwa, bukan. Ukuran kesucian itu adalah firman yang sudah kita terima.

Wahyu 22: 10
(22:10) Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.

Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab iniartinya: pembukaan rahasia firman harus terjadi.

Wahyu 4: 1-2
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
(4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.

Kalau terjadi pembukaan rahasia firman, pintu sorga terbuka dan kita akan melihat sebuah takhta terdiri di sorga dan di takhta itu duduk Seorang.
Seindah-indahnya sorga, kalau sebuah takhta tidak ada di dalamnya, sorga tidak ada artinya. Sehebat-hebatnya manusia, sepintar-pintarnya manusia, sekaya-kayanya manusia, tidak ada artinya kalau Allah tidak bertakhta dan berdiam di dalamnya. Oleh sebab itu pembukaan rahasia firman memang harus terjadi, pada saat itulah Tuhan akan menunjukkan Kerajaan Sorga termasuk sebuah takhta terdiri di dalamnya.

Wahyu 21: 3-5
(21:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(21:4) dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
(21:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Di dalam Kerajaan Sorga ada 7 perkara dan 2 kegiatan,yaitu:
1.   Tidak akan ada lagi laknat.
2.   Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya.
3.   Hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya.
4.   Mereka akan melihat wajah-Nya.
5.   Nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
6.   Malam tidak akan ada lagi di sana
7.   Mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Kemudian, ada 2 kegiatan di dalam Kerajaan Sorga, yaitu:
1.   Beribadah (perkara yang ke 3).
2.   Memerintah sebagai raja atau melayani (perkara yang ke 7).
Dengan adanya takhta maka terlihat 2 kegiatan dan kegiatan-kegiatan rohani lainnya di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan puncak dari kegiatan rohani itu sendiri ialah: doa penyembahan, semuanya berpusat kepada takhta Allah.
Mezbah Dupa Emas, berada di hadapan takhta Allah itu sendiri…. Wahyu 9:13.

Kembali kita membaca ...
Wahyu 9: 13
(9:13) Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,
Di sini ada pernyataan; “keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah
Tanduk mezbah emas -> kuasa dari doa dan penyembahan itu sendiri.

Kalau kita kaitkan DOA PENYEMBAHAN ini dengan PENGAJARAN TABERNAKEL, posisinya itu sudah sangat dekat dengan TIRAI.
Artinya; doa penyembahan ini akan menembusi tirai atau terjadi perobekan daging, penyaliban daging sepenuhnya. Itulah kuasa dari doa dan penyembahan; kita mengalami penyaliban terhadap daging seutuhnya. Dan biarlah hal itu terjadi dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.

Maka kita lihat dulu ...
Keluaran 30: 1-3
(30:1) "Haruslah kaubuat mezbah, tempat pembakaran ukupan; haruslah kaubuat itu dari kayu penaga;
(30:2) sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.
(30:3) Haruslah kausalut itu dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Haruslah kaubuat bingkai emas sekelilingnya.

Haruslah kaubuat mezbah tempat pembakaran ukupan.”
Hidup dalam doa dan penyembahan, itu adalah SUATU KEHARUSAN.
Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat mezbah pembakaran ukupan, dan itu harus. Doa dan penyembahan HARUS dikerjakan oleh anak-anak Tuhan, supaya nanti terlihat kuasa dari doa dan penyembahan itu dalam hidup kita pribadi lepas pribadi, terkhusus mereka yang berada pada hari perhentian.

Berada pada hari perhentian tetapi tidak terlihat kegiatan rohani, termasuk doa penyembahan yang adalah puncak dari kegiatan rohani, itu adalah ibadah akal-akalan. Apalagi yang melayani Tuhan tetapi tidak terlihat doa dan penyembahannya, itu adalah pelayanan akal-akalan, ini bukan imam yang berasal dari Tuhan, ini imam karena keinginan sendiri.
Kalau betul-betul kita berada dalam kegiatan rohani, termasuk doa penyembahan, maka daging dengan segala tabiat-tabiatnya tidak terlihat lagi, karena kuasa dari doa penyembahan adalah penyaliban terhadap daging sepenuh. Maka suatu keharusan untuk membuat mezbah pembakaran ukupan, sesuai dengan perintah Tuhan terhadap Musa. Perintah ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Haleluya…

Keluaran 30: 2
(30:2) sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya haruslah seiras dengan mezbah itu.

Sekarang, kita akan melihat, bagian lain dari MEZBAH DUPA.
Bidang atasnya; sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi.
Saya kira, ini mengandung suatu pengertian bagi kita semua.

Matius 6: 25-27
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Selain mengalami penyaliban terhadap daging sepenuh, dengan doa penyembahan terlepas dari ROH KEKUATIRAN.
Sehasta ini sangat penting bagi kita. Banyak orang Kristen beribadah tetapi hidupnya diliputi dengan roh kekuatiran, kuatir soal makanan, minuman dan pakaian, padahal;
-     Tubuh lebih penting dari pakaian.
-     Hidup lebih penting dari makanan dan minuman.
Tetapi banyak orang Kristen kuatir soal makanan, minuman, dan pakaian, maka Tuhan perintahkan Musa untuk membuat mezbah pembakaran ukupan, termasuk ukurannya tidak boleh dilewatkan. Bidang atas; lebar sehasta, panjang sehasta.

Kita kembali membaca ...
Wahyu 9: 13-14
(9:13) Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah,
(9:14) dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."

Suara yang keluar dari tanduk mezbah emas adalah: “Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu

Untuk kita bisa melihat keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu, kita baca lagi ayat 15.
Wahyu 9: 15
(9:15) Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.
Keempat malaikat itu dilepaskan, untuk membunuh sepertiga dari umat manusia.
Yang dibunuh adalah sepertiga, inilah karakter dari empat malaikat yang dilepaskan itu terlihat nyata dalam Wahyu 8: 7-12.

Wahyu 8: 7-12
(8:7) Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.
(8:8) Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,
(8:9) dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.
(8:10) Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
(8:11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
(8:12) Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.

Hukuman dari 4 malaikat atas alam semesta:
-  Malaikat yang pertama: maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.
-  Malaikat yang kedua: sepertiga dari laut itu menjadi darah”, itu malaikat yang kedua.
-  Sekarang malaikat yang ketiga: “menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air
-  Malaikat yang keempat: “terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari

Kalau kita lihat karakter dari Wahyu 9: 15 ini, persis seperti karakter dari empat malaikat yang sedang mengadakan penghukuman SEPERTIGA dari alam semesta. Namun pada Wahyu 9: 15, dia dilepaskan untuk MEMBUNUH SEPERTIGA.
Pada Wahyu 8: 7-12, tidak diperkenankan untuk membunuh manusia, selain hanya merusak sepertiga alam semesta. Sangkakala keenam ditiup oleh malaikat yang keenam ini adalah CELAKA YANG KEDUA, bukan hanya sekedar merusak pohon-pohonan tetapi membunuh sepertiga umat manusia. Semakin mengerikan.

Pada hari perhentian ada kegiatan, puncak kegiatan adalah doa penyembahan. Dihari-hari terakhir ini, orang-orang yang melayani Tuhan harus betul-betul hidup dalam doa penyembahan, kalau tidak, daging akan ditunggangi oleh roh jahat dan roh najis, menjadi ladang yang subur bagi Setan.
Sebagaimana Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat mezbah pembakaran ukupan, maka itu juga yang harus kita buat, terkhusus imam-imam yang sudah melayani Tuhan.

Saya sendiri juga, untuk mendapatkan berita dari sorga, saya harus berada di kaki salib Tuhan.
Berkali-kali saya sampaikan itu; tidak cukup satu jam. Berita apa yang disampaikan oleh seorang hamba Tuhan kalau dia tidak berada di bawah kaki Tuhan?

Empat malaikat akan menghukum dan membunuh manusia. Kalau kita lihat apa yang dia perbuat ini, maka sudah pasti yang dibunuh ini adalah manusia daging, sebab, kita bandingkan dulu dengan Wahyu 4: 6.
Wahyu 4: 6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam sekelilingnya, berarti daging dengan segala tabiatnya sudah tidak terlihat lagi. Itu sebabnya tadi saya katakan; empat malaikat membunuh manusia, sudah pasti yang terbunuh itu adalah manusia daging, tidak perlu diragukan.

Daging itu sangat bertentangan dengan Roh. Empat makhluk itu adalah makhluk Roh, daging dengan tabiatnya sudah tidak terlihat sedangkan keempat malaikat yang di dekat sungai Efrat dilepaskan untuk membunuh sepertiga umat manusia, yang terbunuh itu adalah manusia daging yang hidup menurut daging dengan segala tabiat-tabiatnya.

Roma 8: 4
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.

Menjalankan ibadah Taurat, karena masih hidup menurut daging bukan menurut Roh.
Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, untuk memuaskan hawa nafsunya, sedangkan hidup menurut Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu: ibadah dan pelayanan dan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Pendeknya, keinginan daging bertolak belakang dengan keinginan Roh.
Padahal orang-orang kudus, orang-orang suci tadi berada pada hari perhentian, di dalamnya ada kegiatan rohani, puncaknya; doa penyembahan. Orang yang hidup menurut daging hanya memikirkan hal-hal yang dari daging, ia tidak memikirkan hal-hal yang dari roh, perkara-perkara di atas, perkara rohani dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Saya berdoa terus, setiap kali saya mengakhiri penyembahan, selalu saya tutup dengan doa dan permohonan, supaya betul-betul terlihat kegiatan rohani, memuncak pada; doa dan penyembahan, dari situlah kita bisa mendengar suara Tuhan.
Maka kalau seorang hamba Tuhan waktunya banyak di kaki salib, dia mudah sekali mendengar suara Tuhan. Malam ini saya rindu kita semua ada di kaki salib, sujud menyembah Tuhan.

Saya akhiri sampai di sini, tetapi tetap doakan supaya kita kembali mendapat perhatian dari Tuhan sebagai kelanjutannya pada ayat 14 di minggu yang akan datang. Kita bawa hidup kita rendah di bawah kaki salib Tuhan. Mari kita tersungkur, kita langsung praktekkan firman yang kita dengar. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment