KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, August 13, 2021

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 17 JULI 2021


 
IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 17 JULI 2021
 
STUDY YUSUF
(Seri: 242)
 
Subtema: AKTIF DAN TIDAK GILA HORMAT
 
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia di dalam kita menikmati sabda Allah malam ini. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti firman TUHAN lewat online/Live Streaming, Video Internet, Youtube, Facebook, baik di dalam negeri (tanah air) maupun di luar negeri, dimanapun anda berada, TUHAN memberkati kita sekaliannya.
Selanjutnya marilah kita berdoa dan dalam doa itu kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya firman itu keluar, firman itu dibukakan untuk meneguhkan kehidupan kita malam ini masing-masing pribadi lepas pribadi.
 
Kita sambut study Yusuf sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:46b
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
“Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.”
Dari kalimat ini, kita terlebih dahulu memperhatikan kalimat pertama yaitu: “Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun” = tidak mempertahankan zona kenyamanannya, menunjukkan bahwasanya Yusuf bukan seorang yang gila hormat, Yusuf bukan seorang yang haus kedudukan dan pangkat yang tinggi. Sehingga setiap hari harus berfoya-foya dalam hidup, makanan dan minum, tidur dan bangun, lalu naik kereta kemewahan, tidaklah demikian. Sebab, setelah Yusuf dilantik sebagai kepala pemerintah atau sebagai mangku bumi, di sini kita perhatikan: secepatnya dia pergi dari depan Firaun.
 
Sekarang kita akan bandingkan pribadi Yusuf dengan Ahli Taurat dan Orang Farisi.
Matius 23:1-3
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
 
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tampil sebagai pemimpin rohani dan menjadi pendidik/pengajar hukum Taurat, namun yang sangat disayangkan adalah mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Berarti, disebutlah bahwa mereka itu gila hormat dan haus kedudukan dan jabatan tinggi.
 
Bukti-bukti nyata (otentik).
Matius 23:4-7
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. (23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
 
Mereka mengajarkan salib yang harus dipikul oleh setiap orang namun mereka sendiri tidak memikulnya. Pendeknya: tidak mau terbeban dan tidak mau bertanggung jawab. Mengapa? Karena semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya supaya dilihat orang = melayani hanya untuk pamer secara lahiriah.
 
Praktek pamer rohani:
Yang pertama:
-          Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dengan sengaja… arti rohaninya dapat ditemukan dalam Ulangan 6:8.
-          Jumbai yang panjang … arti rohaninya dapat ditemukan dalam Bilangan 15: 38-40
Dengan demikian, dengan dua tanda tersebut, menunjukkan bahwa mereka seolah-olah mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, serta melakukan Firman Allah itulah jumbai yang panjang. Tali sembahyang itu berbicara kasih.
 
Yang kedua:
-          Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan
-          Dan di tempat terdepan di rumah ibadat
Ini berbicara tentang penonjolan diri di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka. Penonjolan diri ini mengganggu kenyamanan antara sesama pelayan TUHAN, umpama imam-imam yang memang suku Lewi yang dipercaya untuk memikul tabut perjanjian, yang satu tinggi (penonjolan diri), yang satu pendek (minder), hal itu sangat mengganggu, karena tidak ada keseimbangan, pendeknya saling mengganggu dan terganggu, akhirnya tidak saling melengkapi.
 
Yang ketiga:
-          Mereka suka menerima penghormatan di pasar dan
-          Suka dipanggil Rabi.
Berarti, ahli Taurat dan orang Farisi gila hormat.
 
Matius 6:1
(6:1) "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
 
Jangan kita menghadap TUHAN atau beribadah kepada TUHAN dengan tujuan supaya dilihat orang lain, mengapa? Karena cara pelayanan demikian tidak mendapat upah dari Bapa di Sorga.
 
Yang benar adalah ayat 2 sampai ayat 3.
Matius 6:2-3
(6:2) Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. (6:3) Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
 
Jadi, memberi itu bukan untuk pamer. Beribadah, melayani dan melakukan segala kewajiban ibadah dan pelayanan bukan untuk pamer. Kalau pamer upahnya dari orang yang melihat. Tetapi kalau tangan kanan memberi tangan kiri tidak melihat, upahnya dari Bapa di Sorga. Kalau upah dari orang yang melihat itu sifatnya sementara saja, tidak kekal, hari ini ada besok habis, tetapi kalau upah dari Bapa di Sorga, upahnya kekal. Tergantung pilih mana.
 
Mari kita melihat cara pemimpin-pemimpin rohani.
Matius 23:8-10
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
 
Sebenarnya, seorang gembala atau guru-guru di dalam rumah TUHAN, pemimpin-pemimpin rohani, jangan gila hormat di tengah-tengah ibadah pelayanannya dihadapan TUHAN.
Misalnya;
-          Jangan menginginkan gelar rabi, mengapa? karena hanya satu Rabi yaitu TUHAN Yesus Kristus, tetapi antara satu dengan yang lain adalah saudara.
-          Jangan menginginkan gelar bapa, mengapa? Karena hanya satu Bapa yaitu Dia yang ada di Sorga.
-          Jangan menginginkan gelar pemimpin, mengapa? Karena hanya satu pemimpin kita yaitu Mesias. Mesias artinya Kristus yang diurapi, Dialah kepala, pemimpin.
 
Jadi, intinya: Tidak boleh pamer dan tidak boleh gila hormat di tengah ibadah dan pelayanan.
Apa yang dilakukan Yusuf tadi adalah tindakan yang positif; setelah ia dilantik untuk menjadi mangkubumi, untuk menjadi kepala, pemerintahan, untuk menjadi kuasa untuk seluruh tanah Mesir, selanjutnya ia secepatnya pergi dari hadapan Firaun, tidak mempertahankan zona kenyamanan, tidak gila hormat dan tidak haus kedudukan, jabatan yang tinggi. Jadi, orang tidak bisa menilai Yusuf sebagai orang yang haus jabatan yang tinggi, lalu berfoya-foya pada siang hari kemudian makan, minum, tidur bangun lalu hanya sekedar naik kereta kebesaran saja, pamer-pamer rohani, tidaklah demikian. Kita pun semestinya tidak boleh demikian.
 
Matius 23:11-12
(23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
 
Perlu untuk kita pahami:
-          Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Berarti, lemah lembut dan rendah hati di tengah-tengah pelayanan di hadapan TUHAN.
-          Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Ingatlah akan hal itu. Tidak perlu gila hormat dan haus akan kedudukan, pangkat, jabatan yang tinggi, berfoya-foya, makan minum dan hanya bangun dan tidur. Lalu pamer-pamer dengan kereta kebesarannya, tidaklah demikian. Itu tidak berkenan bagi TUHAN.
 
Intinya, ahli-ahli Taurat dan orang Faris ini penuhlah mereka dengan kemunafikan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka. Kelihatannya baik diluarnya, lahiriahnya baik, manis, tetapi di dalamnya banyak hal yang tersembunyi.
 
Akibat kemunafikan dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi di tengah-tengah pelayanan mereka: CELAKA.
Ada 8 celaka yang dialamatkan kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Yang pertama.
Matius 23:13
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
 
Kalau melayani hanya untuk pamer, hanya untuk menonjolkan diri, melayani karena gila hormat tetapi hatinya jauh dari kebenaran, hatinya jauh dari kesucian itu namanya KEMUNAFIKAN.
Yang pertama: “Mereka menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang.” Sebab yang menjadi penghalang atau palang pintu adalah kesombongan sendiri. Sehingga oleh karena kesombongan mereka sendiri, menutup pintu sorga juga bagi orang lain.
Mereka sendiri tidak masuk dalam kerajaan sorga. Sebab kesombongan itu merupakan palang, menjadi penghalang pada pintu bagi mereka termasuk oleh kesombongan mereka juga menjadi penghalang bagi orang lain untuk masuk sorga. Maka, riskan sekali bagi seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN kalau ia melayani namun dalam ketinggian hati, itu penghalang pada pintu kerajaan sorga. Pelayan TUHAN jangan sombong, kedudukannya harus didalam tanda kerendahan di hati.
 
Yang kedua.
Matius 23:14
(23:14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]
 
“Mereka menelan rumah janda-janda”, artinya: seolah-olah mereka itu memberi penghiburan bagi orang yang berdukacita. Maka yang mereka pilih adalah rumah janda-janda, gambaran dari orang yang penuh dukacita, penuh ratap tangis kalau kita perhatikan dalam kitab Ratapan. Setelah Yerusalem dan Yehuda ditinggalkan, mereka itu laksana jandalah mereka; berarti penuh dengan dukacita, penuh dengan air mata.
Mereka memilih rumah janda-janda, seolah-olah mereka memperhatikan orang-orang yang sedang berdukacita, bersedih, orang yang dalam kemalangan sehingga penuh ratap tangis. Namun sesungguhnya mereka menelan rumah janda-janda tersebut. Isitilah “menelan” berarti tersembunyi, berarti ada suatu korupsi besar-besaran disitu yaitu; terjadi praktek kenajisan dan ketidakjujuran.
 
Yang ketiga.
Matius 23:15
(23:15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
 
Celaka yang ketiga: Mereka itu mempengaruhi banyak orang dengan tujuan untuk memperbesar kelompok atau organisasinya. Tetapi di sini kita melihat, cara mereka untuk memperbesar kelompok adalah dengan cara mengarungi lautan dan menjelajahi daratan. Berarti cara pelayanan mereka sama dengan cara praktek antikris dan nabi-nabi palsu.
-          Mengarungi lautan = praktek pelayanan antikris disebut ibadah laut; sibuk bicara soal berkat keberhasilan.
-          Menjelajahi daratan = praktek pelayanan nabi palsu disebut ibadah bumi; sibuk mengadakan mujizat dan sensasi-sensasi tetapi tujuannya untuk memperbesar kelompok dan organisasi.
Tuhan tidak menginginkan kita hanya sebatas organisasi, bukan memperbesar organisasi atau kelompok, melainkan kita semua adalah organisme, yakni; anggota-anggota tubuh Kristus yang berbeda-beda, tetapi satu dalam Kristus. Bukan organisasi tetapi organisme. Jadi jelas ini kemunafikan juga, menimbulkan celaka yang ketiga tadi.
 
Ingat kita semua organisme, anggota tubuh banyak dan berbeda, tetapi satu, yang kita perbesar bukan kelompok atau organisasi, karena sasaran dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini adalah terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna sehingga kita semua kelak berada di dalam perjamuan kawin Anak Domba, sesuai dengan Wahyu 19:6-9.
Akibat praktek ibadah laut dan ibadah bumi: menjadi orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Kita harus berdoa selalu dan jangan berhenti, supaya TUHAN senantiasa kirimkan akal budi, kebijaksanaan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran, jangan pernah berhenti untuk mendoakan itu.
 
Yang keempat.
Matius 23:16
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? (23:20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. (23:21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.(23:22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
 
Sumpah demi Bait suci mereka berkata; tidak sah/tidak terikat, tetapi sumpah demi emas yang ada di bait suci mereka katakan sumpah itu sah/mengikat. Jelas mereka bodoh dan buta. Mana yang lebih penting, emas (perkara lahiriah) atau bait suci dengan tiga alat yang ada di dalam ruangan bait suci untuk menguduskan kita sebagai bait suci?
 
Kemudian mereka berkata; sumpah demi mezbah tidak sah, tetapi bersumpah demi persembahan yang ada diatas mezbah, mereka katakan sumpah itu sah dan mengikat. Kan sudah jadi bodoh dan buta.
Mana yang lebih penting, persembahan yang dipersembahkan di atas mezbah atau mezbah yang menguduskan kita, ibadah dan pelayanan yang menguduskan kita? Tetapi yang terpenting adalah ibadah pelayanan yang berkuasa menguduskan kita bukan persembahan yang ada di atas mezbah.
 
Kebenaran yang perlu untuk diketahui, ialah:
-          Barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
-          Barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
-          Barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
Singkat kata: Ahli Taurat dan orang Farisi melayani TUHAN tetapi terikat dengan perkara-perkara lahiriah.
 
Akibatnya: mengabaikan kuasa penyucian dari 3 alat yang ada di Ruangan Suci.
Meja roti sajian = penyucian oleh firman Allah dan perjamuan suci.
Pelita emas = penyucian oleh Roh Kudus.
Mezbah dupa = penyucian oleh kasih Allah.
Itulah kalau melayani namun terikat dengan perkara-perkara lahiriah, mengabaikan penyucian dari 3 alat yang ada di Bait suci, lalu mengabaikan kesucian dari ibadah dan pelayanan itu sendiri.
Jangan pertahankan zona kenyamanan, jangan puas dengan kedudukan dan jabatan serta pangkat yang tinggi, tetapi yang terpenting ialah; kita semua harus mengalami penyucian dari Bait Suci dengan tiga alat yang ada di dalamnya, kemudian yang terpenting adalah mezbah, itulah ibadah dan pelayanan yang TUHAN berikan kepada kita di bumi ini, bukan soal persembahan yang ada di atas Mezbah.
 
Yang kelima.
Matius 23:23-24
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.(23:24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.
 
“Mereka itu mengembalikan milik TUHAN itulah persembahan persepuluhan.” Jadi, seolah-olah mereka itu beriman, taat kepada firman, dan seolah-olah mereka dengan cinta meneliti hukum-hukum Allah. Kalau persepuluhan harus diteliti, kita menerima berkat kemudian dihitung secara detail, berarti meneliti namanya.
Namun sesungguhnya tidaklah demikian, karena mereka mengembalikan persepuluhan tetapi mengabaikan keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Singkatnya, mereka adalah pemimpin-pemimpin buta, sebab nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Sepertinya mereka bersih dalam hal-hal perkara kecil, tetapi kenyataannya menyimpan dosa yang lebih besar.
-       Mengabaikan keadilan = tidak adil dihadapan TUHAN. Contohnya; untuk hal yang lahiriah banyak waktunya disitu, tetapi untuk yang rohani tidak, sedikit waktunya dan tidak condong ke situ hatinya, tidak adil namanya.
-       Mengabaikan belas kasihan. Kita hidup karena belas kasihan, kita berada di tengah ibadah kaum muda remaja, berada di tengah pelayanan itu karena belas kasihan. Tetapi itu diabaikan.
-       Mengabaikan kesetiaan, berarti tidak setia,
Bayangkan, tidak adil, mengabaikan kemurahan kemudian tidak setia tetapi mengembalikan milik TUHAN itulah persembahan persepuluhan, apa itu namanya kalau bukan disebut orang munafik. Jadi, seolah-olah mengalami penyucian dosa kecil, tetapi tidak mengalami penyucian dosa besar yang tersembunyi dalam hati. Nyamuk ditapiskan bagian luar, tetapi unta ditelan. Jadi sepertinya terlihat penyucian dalam perkara kecil tetapi tidak mengalami penyucian yang paling dalam. Inilah yang terjadi di dalam diri orang munafik, gila hormat, mempertahankan zona kenyamanan, haus pangkat kedudukan, mereka menduduki kursi Musa.
 
Yang keenam.
Matius 23:25-26
(23:25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. (23:26) Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
 
Singkat kata: Membersihkan bagian luar dari cawan (wadah dari air minum) dan pinggan (wadah dari makanan) = ibadah yang kena mengena pada bagian luar saja dari cawan dan pinggan = ibadah kulit = ibadah perasaan. Contoh: saat dengar firman terbawa perasaan sampai hancur-hancuran menangis, tetapi firman yang ia dengar tidak di follow up, tidak ditindaklanjuti, tidak dipraktekkan, tidak mendarah daging, itu ibadah yang terhubung dengan bagian luar, bagian kulit, perasaan saja. Kalau nanti kita sudah menangis lanjutkan dan komitmen, untuk di follow up, ditindaklanjuti!
 
Kalau hanya menjalankan ibadah yang terhubung pada bagian luar saja, maka manusia batiniahnya sudah pasti penuh dengan rampasan dan kerakusan. Saudara perhatikan, sekarang ini banyak gereja TUHAN mengadakan perjamuan suci, cawan penuh anggur, lambang dari darah Yesus yang tercurah untuk mengampuni, menyucikan dosa, kemudian menikmati makanan dalam pinggan, itu sama dengan mengikuti perjamuan suci, berani melakukannya, tetapi hatinya penuh dengan rampasan dan kerakusan, hatinya dikuasai berhala, berarti menganggap enteng perjamuan suci, menganggap enteng anggur dalam cawan, menganggap enteng firman dalam pinggan. Jangan kita datang memandang rendah pembukaan rahasia firman yang disampaikan saudara, jangan, karena nanti hati penuh dengan perampasan dan kerasukan, hati-hati saya sudah ingatkan.
 
Yang ketujuh.
Matius 23:27-28
(23:27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.(23:2) Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
 
Mereka itu bagaikan kuburan yang dilabur putih, bagian luar nampaknya indah, bersih, benar, suci tetapi bagian dalamnya penuh dengan tulang belulang dan berbagai jenis kotoran, kemunafikan dan kedurjanaan.
Prakteknya:
-          Mengalami kematian rohani.
-          Mengalami kekeringan rohani (tulang-tulang kering).
-          Perceraian atau perpisahan dari kasih Allah, tidak tinggal di dalam kasih Allah, tidak memiliki kasih Agape.
 
Berbeda dengan orang yang tergembala dia pasti memiliki kasih. Sebagaimana dalam Yohanes 21, Tuhan Yesus bertanya kepada Simon Petrus sebanyak tiga kali: “Simon Petrus apakah engkau mengasihi Aku?” setiap kali Simon menjawab, Yesus lanjut berkata: “gembalakanlah domba-domba-Ku”. Maka kalau tergembala dengan baik dan benar dalam sebuah penggembalaan dengan seorang gembala yang jujur, maka domba-domba pasti memiliki kasih agape. Tergembalalah dengan baik! Beribadah dengan tergembala itu berbeda. Orang yang sekedar beribadah bisa dikerjakan tetapi belum tentu tergembala. Orang yang tergembala dengan baik dan benar dalam sebuah penggembalaan dengan seorang gembala yang jujur, maka ia akan menjadi domba yang tergembala.
Tandanya:
-          Dengar-dengaran = mendengar suara gembala.
-          Mengikuti gembala, mengikuti gerak firman yang menggembalakan. Sesuai dengan Yohanes 1-:2-4.
 
Yang kedelapan.
Matius 23:29-31
(23:29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (23:30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. (23:31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
 
Zaman raja-raja, tidak sedikit nabi yang dibunuh, sampai akhirnya mereka dibuang oleh TUHAN ke Babel. Memang mereka ini orang yang tidak kapok, tidak cukup 430 tahun berada di bawah tekanan firaun dan Mesir gambaran dunia, lalu oleh Domba Paskah mereka dibawa keluar dan di bawa masuk ke tanah perjanjian dalam suasana kebangkitan. Dalam suasana kebangkitan mereka lupa kemurahan TUHAN, mereka membunuh nabi-nabi pada zaman raja-raja. Oleh sebab itu, hati TUHAN tidak tahan lagi, akhirnya atas seijin TUHAN, raja Nebukadnezar menyerang raja-raja Yehuda dan Yerusalem lalu dibawa untuk ditawan ke Babel.
 
Singkat kata: “Mereka itu membangun makam nabi-nabi serta memperindah tugu orang-orang saleh.”
Kalau manusia mati pada akhirnya akan kembali ke tanah karena dari sanalah TUHAN membentuk manusia itu, kemudian rohnya kembali kepada sang Khalik karena dari sanalah sumber roh yang menghidupkan manusia yang terbentuk dari seonggok tanah liat ditangan penjunan. Oleh sebab itu, tidak perlu kita membangun makam sampai berlebihan.
Kemudian, “mereka juga memperindah tugu orang saleh.” Kalaupun tugu dijadikan TUHAN, ilah-ilah kecil, namun roh tidak ada disana, berarti dua pekerjaan yang mereka kerjakan adalah merupakan pekerjaan sia-sia dihadapan TUHAN. Setelah mengerjakan pekerjaan yang sia-sia selanjutnya mereka berkata : “Jika kami hidup di zaman nenek moyang kami, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.” Tetapi dengan demikian mereka telah bersaksi, bahwa mereka keturunan pembunuh nabi-nabi.
Hati-hati dengan penyembahan berhala = menyakiti Yesus yang juga seorang nabi = tidak menghargai firman nabi.
 
Persamaan dari mereka ini
Matius 23:32-33
(23:32) Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! (23:33) Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?
 
Mereka disebut keturunan ular beludak.
 
Matius 23:34-35
(23:34) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, (23:35) supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.
 
Kalau hidup dalam penyembahan berhala, tidak menghargai salib Kristus.
Lihat ya… Perikop terakhir dari Matius 23 adalah pada ayat 37 sampai 39. Inti dari Matius 23:37-39 adalah keluhan dari TUHAN kepada Yerusalem yaitu ibadah-ibadah dan orang-orang yang melayani di dalamnya. TUHAN mengeluh kepada orang munafik, TUHAN tidak menginginkan kematian dari orang yang berdosa. Tetapi, Yusuf tidaklah demikian, pelayanannya bertolak belakang dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
 
Kejadian 41:46
(41:46) Yusuf berumur tiga puluh tahun ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir itu. Maka pergilah Yusuf dari depan Firaun, lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
 
Sesudah Yusuf dilantik tindakan selanjutnya ialah; “pergilah Yusuf dari depan Firaun”, artinya; Yusuf ini bukan orang yang haus akan kedudukan, jabatan, pangkat tinggi, dia bukan orang yang mempertahankan zona kenyamanannya, bukan orang yang tidak mau diusik. Orang kalau sudah mempertahankan zona kenyamanan, contoh; saat tidur nyenyak tidak boleh diusik, nanti nangis darah sampai matanya sipit. Tetapi Yusuf tidaklah demikian, langsung begitu dilantik, saat itu juga dia pergi dari depan Firaun.
 
Tindakan berikutnya: lalu dikelilinginya seluruh tanah Mesir.
Artinya: Yusuf adalah pribadi yang memperhatikan pekerjaannya dan seorang yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diembannya sebagai mangkubumi, karena TUHAN secara langsung sudah memberitahukan apa yang akan terjadi kedepan menimpa atas seluruh tanah Mesir, seantero dunia ini, menurut mimpi Firaun sebanyak dua kali.
 
Adapun mimpi Firaun sebanyak dua kali dalam satu malam:
Yang pertama: Tujuh lembu keluar dari sungai Nil, namun sesudah itu muncul tujuh lembu yang kurus, kering, kerontang hanya tinggal kulit pemalut saja menelan 7 lembu gemuk.
Yang kedua: Muncul tujuh bulir gandum yang berisi, bernas, namun sesudah itu muncul tujuh bulir yang kosong, kerontang, lalu menelan tujuh bulir gandum yang bernas.
Mimpi ini terlihat berbeda tetapi artinya sama, yaitu akan terjadi tujuh tahun kelimpahan namun sesudah itu akan muncul tujuh tahun kelaparan yang hebat melanda dunia ini. TUHAN yang memberitahukan arti mimpi itu kepada Yusuf, selanjutnya arti mimpi itu disampaikan kepada Firaun. Karena Yusuf mengerti arti rohani dari mimpi Firaun, maka TUHANlah meminta dia untuk memperhatikan, bertanggung jawab atas kuasa yang diberikan kepada dia sebagai pemimpin atas seluruh tanah Mesir. Jadi, jangan sampai diberi suatu kedudukan yang tinggi tetapi tidak mau memperhatikan, tidak mau mempertanggungjawabkan apa yang TUHAN percayakan, tidak boleh.
 
Kejadian 41:14
(41:14) Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun.
 
Kita perhatikan disini; pertama-tama Yusuf dilepaskan dari liang tutupan (penjara), kemudian bercukur. Bercukur artinya; segala keinginan daging sudah dihentikan, itu kalau sudah keluar dari ikatan dosa. Kemudian mengganti pakaian, berarti sudah melepaskan pakaian dari seorang tahanan. Pakaian orang yang terikat dosa / tawanan itu beda dengan pakaian kebebasan. Selanjutnya; pergi menghadap Firaun.
 
Kejadian 41:15
(41:15) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Aku telah bermimpi, dan seorang pun tidak ada yang dapat mengartikannya, tetapi telah kudengar tentang engkau: hanya dengan mendengar mimpi saja engkau dapat mengartikannya."
 
Kedua mimpi Firaun tersebut tidak dapat diartikan oleh ahli nujum, orang pandai, orang pintar di Mesir.
Rencana keselamatan yang akan kita terima dari TUHAN tidak akan bisa diketahui hanya dengan kepandaian manusia, dipahami dengan kepandaian manusia, kedudukan, pangkat yang tinggi, tidak bisa. Inilah pentingnya kita tergembala agar mengerti rencana penyelamatan hidup kita masing-masing, mengerti untuk menyenangkan hati TUHAN dalam setiap ibadah pelayanan.
 
Kejadian 41:16
(41:16) Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun."
 
Sudah jelas Allahlah yang memberitahukan rencana penyelamatan, rencana untuk mendatangkan damai sejahtera atas seantero dunia ini. TUHAN yang memberitahukan kepada Firaun dengan perantara Yusuf.
Sehingga ketika Yusuf dilantik menjadi mangku bumi, menjadi kepala pemerintahan, menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir, dia harus memperhatikan, dia harus bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diembankan TUHAN di atas pundaknya. Jadi jangan kita datang hanya sekedar pamer-pamer saja. Tidak boleh begitu.
 
Kejadian 41:32-35
(41:32) Sampai dua kali mimpi itu diulangi bagi tuanku Firaun berarti: hal itu telah ditetapkan oleh Allah dan Allah akan segera melakukannya.  (41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. (41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya.
 
Dua kali mimpi = dua tiga saksi sah, dan TUHAN akan melakukan tidak akan ditunda-tunda.
Tugas dari pada Yusuf ini tidak ringan, sebagai seorang yang berakal budi dan bijaksana, penuh dengan Roh Kudus, sebagai seorang mangkubumi, kepala pemerintahan, seorang kuasa atas seluruh tanah Mesir, maka dia harus memperhatikan segala sesuatu yang telah direncanakan oleh TUHAN.
 
Maka, untuk mendatangkan keselamatan dan damai sejahtera atas seluruh bumi, Yusuf harus mengumpulkan segala bahan makanan selama 7 tahun kelimpahan lalu menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan dan persediaan lalu itu harus disimpan. Untuk menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan serta menyimpannya, maka dia harus menempatkan penilik-penilik dalam setiap kota. Penilik-penilik itu adalah gembala-gembala, jadi gembala-gembala ini harus diperhatikan juga, apa tugas gembala? tugas mereka adalah mengumpulkan seperlima dari hasil tanah Mesir.
1/5 = 2/10 Efa, berarti di hari-hari terakhir ini kita harus mengumpulkan dua kali lipat pembukaan Firman.
Lipatan yang pertama sepersepuluh yang jasmani.
Lipatan yang kedua sepersepuluh manusia batiniahnya.
Jadi lahir dan batin sudah harus terbentuk dihadapan TUHAN sesuai dengan gandum firman yang dibukakan.
“Menimbun gandum di kota-kota”. Saat ini kita sedang berada di keramaian kota, di tengah ibadah dan pelayanan itu adalah kesempatan kita untuk menimbun gandum pembukaan Firman Allah.
 
Kejadian 41:36
(41:36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."
 
Sehingga pada saat TUHAN mengirimkan kelaparan atas negeri ini kita sudah mendapatkan pertolongan dari TUHAN oleh karena 2/10 Efa tadi.
 
Kejadian 41:37-40
(41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya. (41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. (41:40) Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
 
Justru Yusuflah yang diangkat menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir. Jadi sudah jelas dari ayat 35 dia sudah menunjukkan sebuah tanggung jawab yang besar. Sebab sesudah ia dilantik, dikelilinginyalah seluruh tanah Mesir.
 
Kejadian 41:47-49
(41:47) Tanah itu mengeluarkan hasil bertumpuk-tumpuk dalam ketujuh tahun kelimpahan itu, (41:48) maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.(41:49) Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.
 
Memang terjadilah tepat seperti apa yang disampaikan oleh Yusuf, karena firman itu akan tergenapi (terjadilah kelimpahan di tanah Mesir). Yusuf melakukan tepat seperti apa yang disampaikan kepada Firaun; ia menyimpan di kota-kota hasil daerah, ia menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, tidak terhitung.
Kuasa Allah tidak dapat dihitung, tidak dapat dibatasi oleh apapun, berkuasa menyelamatkan kita semua. Tidak perlu kita menghitung-hitung, bagaimana cara firman menolong kita dari atas muka bumi ini. Mulai sekarang berhenti untuk menilai firman TUHAN secara daging, tetapi biarlah kiranya kita menyerahkan segenap hidup kita untuk berada dalam rencana penyelamatan Allah dan mendatangkan damai sejahtera atas kita semua.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman 
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang 
 

No comments:

Post a Comment