KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, August 21, 2021

IBADAH RAYA MINGGU, 25 JULI 2021


 
IBADAH RAYA MINGGU, 25 JULI 2021
 
KITAB WAHYU PASAL 13
WAHYU 13:11-18
(Seri: 7)
 
Subtema: TELAH ADA, NAMUN TIDAK ADA, LALU MUNCUL LAGI
 
Damai sejahtera Kristus kiranya memerintah di hidup kita masing-masing dan di tengah perhimpunan kita masing-masing, baik di ruang-ruang atau pun di kediaman di mana pun saudara tinggal, baik sidang jemaat yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat online (live streaming) video internet Youtube, Facebook, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri, di mana pun berada; TUHAN Yesus kiranya memberkati kita sekaliannya. Sejahtera dan bahagia bagi kita semua di dalam menikmati Sabda Allah.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan TUHAN, supaya kiranya Firman itu keluar, yakni terjadi pembukaan rahasia Firman yang berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
 
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam bumi” Binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi à Nabi-nabi palsu.
Wahyu 13:12A
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
 
Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Berarti, seluruh pekerjaan dari binatang pertama, yang keluar dari dalam laut, yakni antikris, dikerjakan oleh binatang kedua, yang keluar dari dalam bumi, yakni nabi-nabi palsu (guru-guru palsu).
Kemudian, segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru-guru palsu (pemimpin-pemimpin palsu) itu dipantau dan disaksikan langsung di depan mata antikris tersebut.
 
Berangkat dari sinilah, tanpa ragu saya mengatakan, bahwa; pada akhirnya nanti, dunia ini juga akan turut menyoroti gerak, langkah, dan segala aktivitas-aktivitas dari gereja TUHAN, seperti yang dialami oleh nabi Daniel. Saudara harus memperhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh; jangan anggap enteng dengan nyawa.
 
Selanjutnya, marilah kita memeriksa seluruh kuasa dari binatang yang pertama, itulah antikris tadi, di mana seluruhnya terdapat pada Wahyu 13. Setelah kita mendapat penjelasan dari ayat 1-2, sekarang tibalah bagi kita untuk melihat kuasa dari binatang yang pertama, pada ayat 3.
Sebelum kita membaca ayat ini, sebetulnya ayat ini sudah kita lalui, namun kita kembali lagi memperhatikan ayat ini terkait dengan Wahyu 13:12A tadi, yaitu: Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Maka, sekarang, kita akan memperhatikan  kuasa dari binatang yang pertama, pada Wahyu 13:3, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam laut
 
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Dalam ejaan lama disebutkan: Maka aku tampak satu daripada kepalanya itu rupanya seperti luka yang membawa mati; tetapi luka parahnya itu sudahlah sembuh, dan segala isi dunia pun heranlah akan binatang itu, lalu mengikut dia.
 
Satu dari kepala-kepalanya -- atau satu dari antara ketujuh kepalanya -- seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, luka yang menuju kepada maut (kematian), tetapi luka yang membahayakan hidupnya, itu sembuh. Berarti, mujizat kesembuhan telah terjadi diadakan oleh binatang yang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah antikris.
 
Mujizat kesembuhan telah terjadi, tetapi ini merupakan mujizat palsu. Mengapa saya katakan mujizat kesembuhan yang telah terjadi yang diadakan oleh antikris itu adalah merupakan mujizat palsu? Karena berbeda dengan pengalaman Yesus Kristus.
Luka-luka pada tubuh Yesus justru membawa kepada kematian, tetapi ingat; pada hari yang ketiga, Ia bangkit, dan maut telah dikalahkan. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah gambaran dan bayangan dari baptisan air.
Sedangkan binatang yang pertama itu, atau antikris itu, sekalipun ia keluar dari dalam laut, namun ia tidak memiliki pengalaman dalam tanda kematian dan kebangkitan. Berarti, mujizat kesembuhan yang diadakan oleh binatang yang pertama atau antikris itu merupakan mujizat palsu.
Singkat kata: Ibadah-ibadah yang diselenggarakan oleh antikris adalah sibuk untuk mengadakan mujizat kesembuhan palsu.
 
Perlu untuk diketahui: Menyelenggarakan suatu kebaktian, tetapi mengabaikan sengsara salib, mengabaikan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, adalah kebaktian palsu = ibadah akal-akalan. Bahkan sekalipun mujizat kesembuhan terjadi di tengah-tengah kebaktian itu, itu juga merupakan mujizat palsu.
Jadi, dari dalam hal inilah kita semakin memperoleh pengertian tentang kebaktian atau ibadah-ibadah yang sesungguhnya, yang benar dan murni di hadapan TUHAN. Kita boleh mengenal mana ibadah yang murni, mana ibadah yang palsu; mana mujizat dari sorga, mana mujizat palsu. Jadi, tidak semua ibadah itu berasal dari sorga, tidak semua mujizat itu benar.
 
Mari, saya tambahkan dari Wahyu 17, dengan perikop: “Penghakiman atas Babel
Wahyu 17:8
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
 
Binatang yang pertama yang keluar dari dalam laut;
-          telah ada,
-          namun tidak ada,
-          dan ia akan muncul lagi.
 
Mari kita melihat Wahyu 9, dengan perikop: “Sangkakala yang kelima
Wahyu 9:1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
 
Malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, pada saat itulah, sebuah bintang jatuh dari langit ke atas bumi. Hal itu sudah terjadi dalam nubuatan Yesaya 14.
 
Yesaya 14:12
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
 
Bintang Timur, putera Fajar disebut juga Lucifer atau Setan, ia sudah dijatuhkan ke atas bumi, yang akhirnya mengalahkan bangsa-bangsa. Namun, bagaimana proses selanjutnya untuk mengalahkan bangsa-bangsa?
 
Yesaya 14:13-14
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
 
Lucifer atau Setan melakukan suatu ibadah pelayanan tandingan di hadapan TUHAN. Bukan Setan namanya kalau dia tidak mengadakan tandingan dengan TUHAN; bukan Setan namanya kalau dia mengadakan suatu persamaan seperti apa yang dilakukan oleh TUHAN; sama tetapi tidak serupa, itulah Setan. Jadi, tidak asli, tetapi palsu; termasuk setiap kebaktian-kebaktian yang diselenggarakan, semuanya palsu; ibadahnya akal-akalan. Dan mujizat yang terjadi, juga merupakan mujizat kesembuhan palsu; semuanya akal-akalan.
 
Akal-akalan ini bermula atau bersumber dari 5 (lima) kali Lucifer menunjukkan keakuannya:
1.      Aku hendak naik ke langit.
2.      Aku hendak mendirikan takhta mengatasi bintang-bintang Allah.
3.      Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah Utara -- itulah takhta Setan --.
4.      Aku hendak mengatasi ketinggian awan-awan.
5.      Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi.
Lima keakuan dari Lucifer ini menunjukkan dosa kesombongan.  Jadi, mendirikan suatu ibadah dan pelayanan tandingan berasal dari lima keakuan, berarti berasal dari kesombongan dari pada Lucifer itu sendiri.
Jangan kita datang untuk menghadap TUHAN dalam kesombongan, namun biarlah kita datang dalam keadaan takut dan gentar setiap kali kita menghadap TUHAN lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan di atas muka bumi ini.
 
Lima keakuan dari Lucifer sebagai tanda kesombongannya mengabaikan lima luka utama yang dialami oleh Yesus di atas kayu salib. Pendeknya: Dosa kesombongan mengabaikan kasih dari Allah, itulah pribadi Yesus yang mati di atas kayu salib; begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan (mengorbankan) Anak satu-satunya, supaya setiap orang yang percaya memperoleh hidup kekal dan tidak binasa.
Tetapi di sini kita melihat; dosa kesombongan Lucifer ini betul-betul mengabaikan kasih dari Allah. Lima luka utama yang dialami oleh Yesus di atas kayu salib à Kasih dari Allah, kasih Agape, kasih sempurna.
 
Dan itu terbukti pada ayat selanjutnya ...
Yesaya 14:15
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.
 
Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. Arti dari ayat ini ialah kesombongan merupakan awal dari kejatuhan; sebaliknya, kerendahan di hati dari seorang hamba TUHAN merupakan awal untuk dia dipermuliakan.
Oleh sebab itu, jangan kita mengabaikan kasih dari Allah. Jangan kita bertolak-belakang dengan kasih Allah.
 
Jadi, kejatuhan yang dialami dari manusia di atas muka bumi ini, bukan saja karena “membunuh” dan “berzinah”, tetapi dimulai dari mengabaikan kasih Allah, tidak mengasihi Allah; dan itu dibuktikan dalam Wahyu 2.
 
Wahyu 2:2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. (2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
 
Sesungguhnya, pekerjaan dari pada jemaat di Efesus di hadapan TUHAN ialah mereka tetap bertekun dalam segala jerih payah, kemudian tetap sabar dan menderita karena nama TUHAN, dan tidak pernah mengenal lelah.
Ini merupakan suatu rekor ibadah pelayanan yang sungguh luar biasa dari sidang jemaat di Efesus. Kalau menurut pandangan saya, ini adalah suatu perbuatan yang sungguh luar biasa, mulai dari;
-          bertekun dengan jerih payah,
-          kemudian, tetap sabar,
-          rela menderita karena nama TUHAN,
-          dan tidak pernah mengenal lelah.
Ini adalah suatu perbuatan yang sungguh luar biasa -- menurut pandangan saya -- di tengah-tengah ibadah pelayanan mereka di hadapan TUHAN.
Bagaimana dengan kita? Adakah tanda-tanda ini kita miliki? Saya berdoa, kiranya tanda ini kita miliki bersama-sama.
 
Namun, marilah kita baca ayat 4-5.
Wahyu 2:4-5
(2:4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. (2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
 
Sekalipun memiliki perbuatan yang heran di tengah ibadah dan pelayanannya, namun TUHAN tetap mencela mereka, karena mereka telah meninggalkan kasih mula-mula, itulah salib di Golgota. Kasih Allah pertama kali ditampilkan di atas muka bumi ini adalah di atas bukit Golgota.
Namun sekalipun banyak berkorban, penuh dengan jerih payah, jerih lelah, pantang menyerah demi nama TUHAN, tetapi rupa-rupanya TUHAN tetap mencela sidang jemaat di Efesus, mengapa? Jawabnya; karena mereka telah meninggalkan kasih Allah yang semula.
 
Biar seperti apapun pengorbanan kita, biar seperti apapun jerih lelah kita, biar seperti apapun kita rela menderita karena nama TUHAN, tetapi kalau kita mengabaikan kasih Allah, maka TUHAN akan mencela; itu semua tidak ada artinya.
 
Itu sebabnya, mari kita perhatikan 1 Korintus 13, dengan perikop: “Kasih”. Bagaimana keadaan kasih?
1 Korintus 13:1
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
 
Seorang hamba TUHAN yang sekalipun luar biasa dalam pemberitaan Firman TUHAN, tetapi jika ia tidak mempunyai kasih, maka ia digambarkan seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing; tidak bisa mengikuti irama sorgawi, tidak bisa mengikuti tinggi rendahnya sebuah irama.
Irama sorgawi à Pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus; turun dan naik; rendah dan tinggi.
 
1 Korintus 13:2
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
 
Selain memiliki pembukaan rahasia Firman, seorang hamba TUHAN yang juga ...
-          memiliki ilmu dan pengetahuan secara duniawi,
-          ditambah lagi dengan iman yang sempurna untuk dapat memindahkan gunung,
tetapi jikalau seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN, imam-imam tidak memiliki kasih, maka itu semua tidak berguna bagi TUHAN = sampah dan kotoran.
Tetapi bagi manusia duniawi, sampah dan kotoran sangat berarti bagi mereka. Harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, itu sangat berarti bagi mereka; tetapi bagi TUHAN, itu merupakan sampah dan kotoran.
 
1 Korintus 13:3
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
 
Kemudian, sekalipun seorang hamba TUHAN ...
-          mau dan rela membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padanya, apapun dibagi-bagi -- baik itu hartanya, kekayaannya, uangnya, apapun --,
-          bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar, rela berkorban untuk sesama,
tetapi jikalau hamba TUHAN tidak mempunyai kasih, mengabaikan kasih, maka sedikit pun tidak ada faedahnya bagi TUHAN.
 
Maka, sudah sangat jelas bahwa; dosa kesombongan mengabaikan kasih dari Allah. Rela mengorbankan tubuhnya, rela melakukan segala sesuatunya, namun motor penggeraknya bukan kasih, melainkan keangkuhan (kesombongannya), sehingga segalanya menjadi tidak berarti, tidak ada faedahnya bagi TUHAN.
 
Maka, kita kembali membaca Wahyu 2.
Wahyu 2:4-5
(2:4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. (2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
 
Pada ayat 4 dikatakan: Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Singkat kata: Jemaat di Efesus mengabaikan kasih Allah.
Pada saat mereka mengabaikan kasih Allah, pada ayat 5 dikatakan: Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!
 
Melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN dengan segala jerih lelah, jerih payah, rela menderita demi nama TUHAN, tetapi mengabaikan kasih Allah adalah kejatuhan yang sangat dalam sekali. Oleh sebab itu, hati-hati mulai dari sekarang; jangan kita beribadah hanya dengan penonjolan diri, di mana motor penggeraknya didorong dengan keangkuhan (kesombongan), ingat; kejatuhannya sangat dalam.
Tidak salah membagi-bagikan segala yang kita punya, tidak salah membagi-bagikan harta kita di pinggir jalan kepada orang papah, kepada pengemis di jalanan, kepada orang yang tidak punya rumah, tidak salah, bahkan sampai rela membakar tubuh pun tidak salah; tetapi kalau mengabaikan kasih Allah, maka sedikit pun tidak ada gunanya dan tidak ada faedahnya.
 
Mengapa seseorang bisa melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam 1 Korintus 13:1-3, antara lain:
1.      Ayat 1: Berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan semua bahasa malaikat.
2.      Ayat 2: Mengadakan mujizat dengan memindahkan gunung.
3.      Ayat 3: Rela berkorban, bahkan menyerahkan tubuh untuk dibakar bagi sesamanya.
Mengapa ia rela melakukan itu? Sebab motor penggeraknya bukanlah kasih Allah, melainkan karena kesombongan saja.
Kalau kita melayani dengan cara semacam ini, maka kejatuhan seorang hamba TUHAN bukanlah kejatuhan biasa, tetapi kejatuhannya sudah jatuh sangat dalam sekali. Jadi, ukuran pelayanan bukanlah pengorbanan, bukan perbuatan baik, tetapi ukurannya adalah kasih. Jangan kita mengabaikan kasih Allah.
 
Demikian juga tadi antikris; binatang yang pertama yang keluar dari dalam laut -- dalam Wahyu 13:3 --, di mana satu dari antara kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, atau luka itu sudah hampir membawa kepada kematian, tetapi pada akhirnya, luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh, dengan kata lain; terjadi mujizat.
Sekalipun mujizat terjadi oleh karena iman yang begitu heran, bahkan sanggup memindahkan gunung, tetapi kalau mengabaikan kasih, maka kejatuhannya sangat dalam sekali, dan itu adalah mujizat palsu. Ibadah yang diselenggarakan pun merupakan ibadah palsu; ibadah akal-akalan.
 
Kita sudah melihat pekerjaan dari binatang yang pertama (antikris) di dalam Wahyu 13:3 tadi. Sekarang, kita kembali untuk memperhatikan Wahyu 9.
Wahyu 9:1
(9:1) Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
 
Kembali saya sampaikan: Pada ayat 1 ini, sebuah bintang jatuh dari langit ke atas bumi. Kemudian, kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
 
Apa fungsi dari anak kunci tersebut?
Wahyu 9:2
(9:2) Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.
 
Fungsi dari anak kunci adalah membuka pintu lobang jurang maut; itulah fungsi dari anak kunci yang diberikan kepada bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi.
Kemudian, sesudah pintu lobang jurang maut dibuka, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar. Ini merupakan suatu perlambangan dari dosa yang bertimbun-timbun, yang menimbulkan gelap gulita, sebab oleh karena asap tanur besar itu, matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu. Jadi, dosa yang membumbung tinggi menimbulkan gelap gulita.
 
Dari sini kita melihat; peristiwa ini sangat mengerikan sekali. Namun, hal ini akan terjadi, karena apa yang tertulis di dalam kitab Wahyu akan terjadi ke depan. Jadi, kita semua sudah seharusnya berhati-hati; mulai dari sejak sekarang, sudah seharusnya lebih berhati-hati.
Tidakkah saudara melihat bahwa dunia ini sudah mengalami goncangan yang begitu hebat? Menggoncang kerajaan dan pemerintahan, menggoncang ekonomi, politik, menggoncang nikah dan rumah tangga; semuanya digoncang, sehingga penduduk bumi pun resah, ditambah lagi, oleh karena PPKM ini, sehingga kita tidak bisa leluasa lagi menyelenggarakan kebaktian. Nanti lama-kelamaan, Pembinasa keji -- itulah binatang yang pertama yang keluar dari dalam laut, yang disebut juga antikris -- akan menghentikan korban sehari-hari -- sesuai dengan nubuatan Daniel 8, 9, 11, 12 --, yaitu:
1.      Korban sembelihan; ibadah yang dihubungkan dengan salib.
2.      Korban santapan à Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, itulah pengajaran salib.
Dan tanda-tanda ini sudah mulai terlihat dengan jelas; ini adalah pekerjaan Setan.
PPKM harus kita selenggarakan karena kita tunduk kepada pemerintahan; jangan salah mengerti dengan apa yang saya maksud ini, baik anda yang ada di dalam negeri, maupun anda yang ada di luar negeri, jangan salah mengerti dengan apa yang saya maksud ini. Kita harus tunduk kepada peraturan negara; kita harus tunduk kepada pemerintah negara yang kita cintai ini, tetapi ingat; suatu kali nanti, Setan akan memakai kaki tangannya, ular naga akan memakai kepala dan ekornya untuk menghentikan korban sehari-hari.
Jadi, ular naga akan memfungsikan secara total, baik kepala maupun ekornya nanti, sehingga tergenapilah nubuatan Daniel pasal 8, pasal 9, pasal 11, pasal 12. Ketika korban sehari-hari dihentikan, itulah kekejian bumi, sehingga antikris disebut juga dengan Pembinasa keji.
 
Lihatlah, di sini dikatakan; kepada bintang yang jatuh dari langit, kepadanya diberikan kunci lobang jurang maut. Adapun fungsi dari kunci dari pada lobang jurang maut adalah jelas untuk membuka pintu dari pada lobang jurang maut. Setelah pintu lobang jurang maut terbuka, dari lobang itu naik asap bagaikan asap tanur besar; ini perlambangan dari dosa yang sudah bertimbun-timbun.
Apa buktinya? Oleh karena dosa yang sudah bertimbun-timbun itu, matahari dan angkasa menjadi gelap gulita oleh asap lobang itu. Dunia ini semakin lama nanti semakin gelap gulita dan semakin mencekam. Jadi, jangan lagi kita terlena dengan dunia ini, karena yang ada ini suatu kali nanti akan berlalu.
 
Sudah jelas: Asap yang keluar dari lobang jurang maut itu bagaikan asap tanur besar, perlambangan dari dosa yang besar. Saya akan buktikan di dalam Kejadian 19, dengan perikop: “Sodom dan Gomora dimusnahkan. Lot diselamatkan”. Namun sebelumnya, kita terlebih dahulu membaca Kejadian 18, dengan perikop: “Doa syafaat Abraham untuk Sodom
Kejadian 18:20
(18:20) Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. (18:21) Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."
 
Banyak keluh kesah orang-orang benar tentang Sodom dan Gomora, di mana mereka mengeluh karena dosa yang ada di dalam Sodom dan Gomora; dan dosa itu sudah sangat berat sekali.
Keluh kesah dari orang-orang benar karena dosa dari Sodom Gomora ini sampai kepada Allah; maka, mari kita perhatikan Kejadian 19.
 
Kejadian 19:24,28
(19:24) Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;
(19:27) Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, (19:28) dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.
 
Jadi, jelas, asap tanur dalam Wahyu 9 adalah perlambangan dosa yang sudah luar biasa, sehingga matahari dan angkasa menjadi gelap gulita. Sebab akibat dosa adalah dunia ini menjadi gelap gulita; matahari saja menjadi gelap gulita sebab kasih Allah tidak nampak, dunia juga diliputi gelap gulita yang mencekam. Matahari à Kasih dari Allah Bapa.
 
Perhatikanlah hal ini: Binatang yang pertama yang keluar dari dalam laut, itulah antikris, justru nanti meresahkan penduduk bumi. Sekalipun terlihat berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi pada akhirnya nanti akan dirasakan oleh dunia ini, oleh penduduk bumi di seantero dunia ini.
Maka, untuk yang kesekian kali saya sampaikan: Jangan lagi kita terlena dengan dunia ini. Percayalah dengan apa yang sudah kita baca malam ini; jangan terlena lagi, tetapi percayalah.
 
Saya berharap, kata-kata “percaya” yang terucap dari mulut ini kiranya berkuasa, supaya saudara percaya, karena tidak ada lagi kata-kata yang bisa terucap dari mulut ini, selain hanya bisa mengucapkan “percaya saja”. Jangan saudara terlena dengan apa yang ada di dunia ini.
-          Yang sekolah tidak salah sekolah, tetapi TUHAN nomor satu.
-          Yang bekerja tidak salah bekerja, tetapi TUHAN nomor satu.
Tidak ada lagi kata-kata yang bisa meyakinkan saudara, selain hanya bisa mengatakan “percaya saja” dengan Firman TUHAN; itulah doa saya kepada TUHAN. Biarlah di dalam salib-Mu ada kepastian, sebab yang ada ini tidak memberi kepastian.
 
Lebih jauh kita melihat DOSA SODOM DAN GOMORA yang bagaikan asap dapur tanur. Mari, kita melihat 2 Petrus 2.
2 Petrus 2:6
(2:6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian,
 
Apa yang terjadi dan menimpa Sodom dan Gomora, itu merupakan sinyal positif bagi kita saat ini, dan itu merupakan tanda bagi kita untuk masa sekarang ini di akhir zaman ini, supaya kita jangan berlaku fasik di hadapan TUHAN, supaya kita jangan lagi mengabaikan kasih dari Allah.
Seperti apapun hebatnya seorang hamba TUHAN dalam pelayanan, baik dalam pembukaan rahasia Firman, atau sekalipun mempunyai pengetahuan yang luar biasa, bahkan rela membakar tubuhnya untuk sesama, namun kalau dia mengabaikan kasih Allah, semuanya itu nol, tidak ada artinya.
Perhatikanlah apa yang sudah kita baca dalam 2 Petrus 2:6, ini merupakan suatu peringatan bagi kita di akhir zaman ini, ini merupakan peringatan untuk gereja TUHAN di hari-hari ini, supaya kita jangan lagi berlaku fasik, supaya kita jangan lagi mengabaikan kasih dari Allah. Kelihatannya berada di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi mengabaikan kasih Allah; itu namanya berlaku fasik.
 
2 Petrus 2:7-8
(2:7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, -- (2:8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --
 
Cara orang-orang yang tinggal di Sodom betul-betul mereka tidak mengenal hukum Allah; mereka hanya mengikuti hawa nafsu daging mereka saja, sehingga orang-orang benar tersiksa dan menderita oleh karena ulah mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengenal hukum dan yang hidup hanya menuruti hawa nafsu daging mereka, sehingga orang benar tersiksa dengan tingkah laku mereka.
 
Sebelum kita membaca Wahyu 9, lihatlah; sekarang, kasih itu sudah semakin dingin. Akibat dosa yang membumbung tinggi, maka matahari menjadi gelap, sehingga kasih dari Allah sudah semakin dingin. Apa buktinya? Lihat, nyawa manusia tidak lagi ada harganya. Seekor ayam potong jauh lebih berharga dari nyawa manusia sekarang ini.
Bayangkan, tabung oksigen saja sudah dibisniskan, tempat tidur di Rumah Sakit juga dibisniskan, semua dibisniskan; menunjukkan bahwa nyawa manusia tidak lagi berharga. Lebih berharga satu ekor ayam potong dari pada nyawa manusia; itu menunjukkan bahwa:
-          Kasih itu sudah semakin dingin, akibat dari asap yang keluar dari lobang jurang maut seperti asap tanur besar.
-          Kemudian, angkasa juga menjadi gelap gulita, tidak ada lagi sinar terang, akhirnya semua manusia berlaku busuk, banyak dosa yang disembunyikan. Kebusukan-kebusukan itu disembunyikan dengan rapi. Namun sekalipun kebusukan itu aromanya muncul di permukaan, tetapi itu sudah menjadi hal yang lumrah di hari-hari terakhir ini; semua orang kongkalikong terhadap dosa.
Jadi, jelas; kasih sudah semakin dingin dan angkasa juga menjadi gelap.
 
Bagaimana dengan keluarga GPT “BETANIA”? Kalau kasihmu sudah dingin terhadap sesamamu, maka menurut Alkitab; angkasa menjadi gelap, penduduk bumi menyembunyikan banyak kebusukan, banyak dosa yang disembunyikan.
Ingat dan perhatikan hal ini: Kalau kasihmu sudah dingin antara satu dengan yang lain, itu tandanya angkasa sudah gelap, kebusukan banyak disembunyikan, dosa banyak tersembunyi, dibalik sinar terang ada dosa yang tertutupi; ingatlah itu. Itu adalah dosa akhir zaman; jangan dipertahankan.
 
Wahyu 9:3
(9:3) Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
 
Perhatikan: Dari dosa yang besar dan bertimbun-timbun itu keluarlah belalang-belalang ke atas bumi. Sebetulnya, ini merupakan tentara antikris, tentara yang terlatih dan tangkas di dalam hal menghadang musuhnya, itulah belalang.
 
Pada zaman Musa, tanah Mesir pernah dihukum oleh TUHAN dengan belalang, itulah yang disebut dengan tulah yang kedelapan. Pada waktu itu, belalang ditugaskan untuk merusak tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan dan buah-buahan, sesuai dengan Keluaran 10:12-15. Tetapi, pada kitab Wahyu 7, belalang-belalang ini nanti diizinkan untuk merusak manusia yang tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka.
 
Kemudian, kalau kita perhatikan Wahyu 9:3, Kepada belalang-belalang ini diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.
 
Wahyu 9:10
(9:10) Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya.
 
Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya ... Jadi, sudah sangat jelas; kuasa kalajengking adalah kuasa sengat untuk menyakiti manusia selama lima bulan lamanya. Kalajengking ini memiliki sengat, itulah sengat maut, untuk menyakiti manusia selama lima bulan lamanya.
 
Sebelum kita melihat masa lima bulan ini, perhatikan semua: Yang bekerja melayani untuk live streaming di tempat ini, yang ibadah online di rumah-rumah, sidang jemaat GPT “BETANIA” baik di Bandung, di Malaysia, baik umat TUHAN di tanah air dan di luar negeri, di mana pun anda berada, perhatikan baik-baik, kita akan mempelajari tentang SENGAT ini.
 
1 Korintus 15:55-56
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
 
Sengat dari maut ialah dosa; kuasa dosa ialah hukum Taurat. Oleh sebab itu, orang-orang yang menjalankan ibadah Taurat, orang-orang yang menjalankan ibadah secara lahiriah (ibadah liturgis) menunjukkan bahwa ia berada di bawah sengat maut, itulah dosa; seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tetap di dalam dosanya.
 
Jadi, kalau kita datang menghadap TUHAN atau menjalankan ibadah dalam bentuk liturgis, beribadah hanya secara lahiriah; mulut memuliakan TUHAN, tetapi hatinya jauh dari TUHAN, hatinya jauh dari Firman yang disampaikan, maka jelas orang yang menjalankan ibadah semacam ini menunjukkan bahwa sengat maut berkuasa atas dia, dosa masih berkuasa atas dia. Itulah yang ada di ekor kalajengking, yaitu sengatnya.
Sengat dari maut ialah dosa; kuasa dosa ialah hukum Taurat. Berarti, kalau menjalankan ibadah Taurat, ibadah lahiriah, ibadah liturgis, menunjukkan bahwa dia sudah disengat maut. Hati-hati; itu sebabnya, saudara jangan datang menghadap TUHAN dengan ibadah liturgis. Jangan sampai saudara menjalankan ibadah secara lahiriah, itu tidak ada artinya; lebih baik tidur di rumah, sebab habis tenagamu, habis waktumu, habis pikiranmu, habis uangmu, tetapi tidak mendatangkan keselamatan, untuk apa? Kalau toh tidak mendatangkan keselamatan, lebih baik tidur di rumah.
Tetapi sebagai hamba TUHAN, saya dengan rendah hati memohon: Rendahkanlah dirimu mulai dari sekarang. Jalankan ibadahmu dengan segala kerendahan hatimu. Bijaksanalah menyikapi Firman yang sudah kita terima malam ini.
 
Kita kembali membaca Wahyu 9.
Wahyu 9:3-4
(9:3) Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi. (9:4) Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.
 
Belalang itu bukan lagi merusak tumbuh-tumbuhan, buah-buah, pohon-pohonan, tetapi juga diizinkan untuk merusak manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahi mereka. Meterai ini penting, sebab itu adalah tanda milik kepunyaan Allah sendiri.
 
Wahyu 9:5
(9:5) Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia.
 
Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia ... Jadi, belalang-belalang atau tentara antikris ini diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka. Siapa yang mau disiksa di sini?
Kepada belalang ini diberi sengat seperti kuasa kalajengking, lalu mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa manusia dengan siksaan yang begitu berat, sehingga manusia teraniaya dengan aniaya yang begitu berat, yang tiada ampun.
Tetapi darah salib masih memberi kesempatan untuk mengampuni dosa detik ini, malam ini, hari ini juga, kalau kita mau menghargai darah salib. Oleh sebab itu, miliki meterai Allah. Pikiranmu hanya terisi dengan pikiran TUHAN Yesus Kristus, jangan banyak melamun saat beribadah; fokus perhatikan Firman TUHAN, supaya sengat maut itu jangan saudara rasakan.
 
Lalu, berapa lama aniaya (siksaan) itu terjadi atas mereka yang tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka? Hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya. Jadi, hanya untuk sekedar menyiksa, sekedar dipermain-mainkan. Bayangkan, sementara TUHAN tidak pernah mempermain-mainkan kita, justru kita semua dibuat berharga di mata TUHAN.
Tetapi lihatlah; belalang ini akan menghabisi, menyiksa, sekedar dipermain-mainkan selama lima bulan lamanya.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia. Oleh sebab itu, malam ini kembali saya sampaikan dengan tandas: Hati-hati. Jangan lagi kita datang menghadap TUHAN dan berada di tengah perhimpunan ibadah pelayanan hanya sekedar menjalankan ibadah liturgis (ibadah Taurat), sebab itu merupakan sengat maut. Sengat maut adalah dosa, dan kuasa dosa adalah hukum Taurat. Jadi, orang yang menjalankan ibadah Taurat, jelas dosa berkuasa atasnya; hati-hati.
Inilah orang-orang yang akan mengalami sengat maut, mengalami siksaan lima bulan lamanya. Kalau satu hari saja disiksa dari pagi sampai malam, selama 24 (dua puluh empat) jam, itu sungguh menderita, tetapi ini lima bulan lamanya. Lima bulan dikali tiga puluh hari, berarti seratus lima puluh hari lamanya disiksa; apakah ada orang yang kuat? Ilmu apapun di dunia tidak akan ada yang bisa menahan rasa sakit itu. Oleh sebab itu, perhatikanlah ayat berikutnya ...
 
Wahyu 9:6
(9:6) Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.
 
Pada saat itu, orang ingin bunuh diri, tetapi tidak bisa; kemudian, mereka ingin mati, tetapi maut justru lari dari mereka. Jadi, sengat maut itu hanya sekedar mempermainkan saja.
Bayangkan, dipermain-mainkan dengan siksaan yang berat selama lima bulan, dan oleh karena siksaan yang berat itu menyebabkan banyak orang ingin bunuh diri, tetapi tidak bisa-bisa. Banyak orang ingin mati, tetapi maut lari, mengapa? Karena sangat maut itu hanya sekedar mempermainkan saja, sekedar menyiksa saja.
 
Kalau langsung dibunuh, ya enak. Kalau kepala leher langsung dipenggal, ya enak. Hanya satu menit prosesnya; selesai, bahkan tidak sampai satu menit. Tetapi di sini kita melihat; siksaan itu 5 (lima) bulan x 30 (tiga puluh) hari. Jangankan 5 (lima) bulan, satu hari x 24 (dua puluh empat) jam saja rasanya sudah sangat menderita.
Tetapi terkadang, kita ini tidak tahu diri; baru disinggung sedikit saja, malah langsung tersinggung, langsung sakit hatinya. Lalu, bagaimana dengan rasa sakit atau siksaan maut selama 5 (lima) bulan x 30 (tiga puluh) hari? Bijaksanalah memperhatikan apa yang sudah kita terima dari TUHAN malam ini.
 
Kita kembali untuk membaca Wahyu 13.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Intinya: Antikris mengadakan mujizat.
Kalau gereja TUHAN hanya berfokus pada mujizat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, namun mengabaikan sengsara salib, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, atau mengabaikan kasih dari Allah seperti sidang jemaat di Efesus tadi, maka kejatuhannya sudah sangat dalam sekali. Itu bukanlah kejatuhan biasa, tetapi kejatuhannya sangat dalam. Perhatikanlah hal ini dengan baik.
 
Pertanyaannya: Kepada siapakah mujizat yang diadakan antikris ini berlaku?
Marilah kita melihat jawabannya dengan seksama dan perhatikan dengan sungguh-sungguh, di dalam 2 Tesalonika. Jangan mencari hamba TUHAN dengan cakar beruang yang pura-pura rendah hati tetapi tidak mau menegor dosa kesalahan dari sidang jemaat.
 
Kita perhatikan 2 Tesalonika 2, dengan perikop: “Kedurhakaan sebelum kedatangan TUHAN” Jadi, sebelum TUHAN datang, terlebih dahulu tampilnya orang-orang durhaka, orang-orang murtad, orang-orang yang menyangkal salib Kristus, yang mundur dari TUHAN karena salib.
2 Tesalonika 2:9-10
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
 
Kedatangan si pendurhaka atau tampilnya antikris, itu merupakan pekerjaan Iblis Setan. Tampilnya antikris itu disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda heran, disertai dengan mujizat palsu. Hal ini semua diperuntukkan kepada siapa? Mujizat yang diadakan oleh antikris ini berlaku (ditujukan) kepada orang yang harus binasa.
Siapa orang yang binasa ini? Mereka itu adalah orang yang tidak menerima, berarti menolak salib, juga yang tidak mengasihi kebenaran yang datangnya dari salib yang menyelamatkan mereka. Singkat kata: Mereka tidak menerima (menolak) dan tidak mengasihi kebenaran yang menyelamatkan mereka = tidak mengasihi salib, tidak menerima salib Kristus -- sebagai kebenaran sejati yang mendatangkan keselamatan --.
 
Perkara lahiriah, harta kekayaan, barang fana, termasuk batangan perak dan batangan emas tidak dapat menebus, apalagi menyelamatkan manusia dari bumi ini. Bahkan pengetahuan yang tinggi dari seorang ilmuwan belum sempurna untuk memperoleh keselamatan kekal, termasuk mujizat-mujizat, tanda-tanda heran yang diadakan oleh antikris dalam setiap pertemuan ibadah mereka juga tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa, dari bumi ini untuk memperoleh keselamatan kekal, kecuali kebenaran yang sejati yang datangnya dari salib Kristus.
 
Selagi malaikat yang kuat yang terdapat dalam Wahyu 10 masih menahan lajunya dorongan arus dari antikris ini, manfaatkanlah dengan baik, sebab pada malaikat itu;
-          Di tangan kirinya ada gulungan kitab yang terbuka, ada pembukaan rahasia Firman Allah. Dan kepada Yohanes diperintahkan untuk segera “pergi”, artinya; meninggalkan masa lalunya, meninggalkan tabiat lama, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang di belakang, untuk selanjutnya mengambil gulungan kitab itu. Jadi, syarat untuk menikmati pembukaan rahasia Firman adalah “pergi”, artinya; tinggalkan segala sesuatu yang di belakang. Lalu, perintah selanjutnya kepada Yohanes adalah untuk secepatnya memakan gulungan kitab itu. Memang, ketika gulungan kitab itu dimakan, rasanya sakit, rasanya pahit. Ketika Firman itu bekerja di dalam diri kita, rasanya pahit dan sakit, tetapi kuasanya adalah manis rasanya di mulut seperti madu.
-          Selagi malaikat yang kuat itu masih menahan laju dorongan yang deras dari antikris, maka kesempatan ini harus kita gunakan, sebab kaki kanannya juga menginjak laut, berarti menahan kuasa dari antikris.
-          Kemudian, kaki kirinya menginjak bumi, artinya; menahan kuasa dari nabi-nabi palsu.
-          Lalu, selanjutnya kita melihat pada Wahyu 10:5, tangan kanannya teracung naik ke atas, ia mengangkat tangan kanannya ke langit, artinya jelas; ibadah-ibadah di bumi ini harus diarahkan kepada kebenaran yang ada di sorga.
 
Janganlah kita menjalankan ibadah laut di bumi; jangan menjalankan ibadah bumi di bumi; tetapi biarlah kita menjalankan ibadah di bumi ini yang arahnya (kiblatnya) kepada sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, itulah pribadi Yesus yang disalibkan.
Tetapi ingat, tanda kebenaran itu harus kita miliki, sesuai dengan Wahyu 6:5, di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih; ini adalah tanda kebenaran. Yesus mati dan bangkit pada hari ketiga, lalu naik (dipermuliakan), dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha besar; itu kebenaran. Jadi, tanda penyembelihan itu harus ada, tanda kebenaran itu harus ada setiap kali kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan; itulah kebenaran yang akan menyelamatkan.
Tetapi berbanding terbalik dengan mereka yang akan binasa; mereka benar-benar tidak menerima dan tidak mengasihi kebenaran yang menyelamatkan, itulah salib Kristus.
 
2 Tesalonika 2:11-12
(2:11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (2:12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.
 
Dan orang-orang yang tidak mengasihi salib Kristus diizinkan untuk dipermainkan oleh perkataan dusta dari antikris tadi, sampai akhirnya mereka dihukum dan binasa.
Hal ini harus menjadi perhatikan kita. Jangan lagi kita bermain-main dalam beribadah melayani kepada TUHAN.
 
Kita kembali memperhatikan Wahyu 13, untuk melihat; TUJUAN ANTIKRIS MENGADAKAN MUJIZAT PALSU.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
 
Mujizat kesembuhan atau mujizat palsu yang diadakan oleh antikris, tujuannya adalah supaya seluruh dunia heran, lalu mereka mengikut binatang itu.
 
Jadi, kalau seorang hamba TUHAN, pemimpin-pemimpin rohani di dalam sebuah ibadah pelayanan sibuk hanya untuk mengadakan sensasi, berarti sama saja dengan cara antikris ini, yaitu supaya seluruh dunia heran, lalu mereka mengikut binatang itu. Kalau hanya sibuk dengan sensasi, tetapi tidak mengasihi kebenaran, dengan lain kata; menolak kebenaran -- itulah salib Kristus --, itu sama saja dengan cara-cara antikris.
Tetapi kenyataannya, banyak hamba TUHAN berusaha untuk menyedot perhatian manusia, menyedot perhatian orang-orang supaya gereja itu semakin banyak dan penuh; tetapi saya tidak tahu arah dan tujuannya ke mana, karena hari-hari hanya mengadakan mujizat, hari-hari hanya mengadakan sensasi.
Mujizat itu penting, supaya yang sakit disembuhkan, tetapi tujuan kita datang beribadah adalah bukan mujizat. Kita harus mengerti rencana TUHAN lewat pengajaran salib, pengajaran Firman Allah yang benar dan murni dan yang mengarahkan kita kepada satu tujuan, yaitu; keselamatan.
 
Oleh sebab itu, mari kita perhatikan JALAN KELUARNYA.
Wahyu 17:8-9
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. (17:9) Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,
 
Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut. Tadi kita sudah melihat proses perjalanan ini, bukan? Dari yang telah ada, kemudian namun tidak ada, kemudian muncul dari jurang maut. Kita sudah melihat prosesnya dari tadi, bukan? Saya kira, hal ini masih jelas dalam ingatan kita.
Oleh sebab itu, jangan menjalankan ibadah Taurat, supaya Firman itu hidup dalam hidup kita; kita menghidupi Firman yang hidup. Firman itu aktif bekerja, maka kita juga aktif untuk menghidupi supaya Firman itu bekerja.
 
Sesudah melihat proses “telah ada, namun tidak ada, kemudian muncul lagi dari jurang maut”, kemudian di sini dikatakan: dan ia menuju kepada kebinasaan. Jadi pada akhirnya akan seperti itu, yaitu binasa.
 
Sejenak, saya tertarik untuk membaca 2 Tesalonika 2.
2 Tesalonika 2:1-3
(2:1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2:2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (2:3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
 
Tidak usah gelisah, walaupun dunia sedang digoncang, kemudian banyak mayat-mayat bergelimpangan; jangan lantas gelisah, sebab memang sebelum TUHAN datang, terlebih dahulu antikris itu tampil. Tetapi tenang saja, jangan gelisah, walaupun goncangan sedang terjadi.
 
Maksud saya mengatakan “tenang, jangan gelisah”, sekalipun ada goncangan, sebab pada ayat 3 dikatakan: Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Inilah yang sedang saya perjuangkan sekarang ini; dan saya berharap, kita semua memahami rencana TUHAN. Jangan saudara mundur setelah saya mengatakan hal ini; tetapi tetaplah bertahan dan tetaplah tergembala.
 
Tetapi, yang benar adalah memang goncangan itu akan terjadi, namun jangan gelisah. Maksudnya adalah supaya janganlah kita disesatkan oleh orang-orang dengan cara bagaimanapun juga, karena Setan mempunyai banyak cara untuk menyesatkan anak-anak TUHAN, yang tidak bisa saya sampaikan malam ini.
Tetapi saya berharap, saudara jangan mundur dari apa yang saya sampaikan ini. Bertahan saja. Jangan gelisah, maksudnya; jangan beri diri disesatkan dengan cara bagaimanapun juga, karena Setan itu begitu hebat untuk menyesatkan manusia. Oleh sebab itu, sungguh-sungguh beribadah untuk mengerti rencana TUHAN.
 
Demikian halnya dengan Daniel; dia tunduk kepada TUHAN dan dia juga tunduk kepada pemerintahan Raja Darius. Dan saya pun belajar untuk tunduk kepada TUHAN dan tunduk kepada pemerintahan yang ada ini. Oleh sebab itu, jangan gelisah, supaya jangan disesatkan oleh si pendurhaka, itulah antikris.
 
2 Tesalonika 2:4-8
(2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. (2:5) Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? (2:6) Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. (2:7) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (2:8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
 
Setelah korban sehari-hari disingkirkan, barulah pada waktu itu si pendurhaka akan menyatakan dirinya; antikris akan menyatakan dirinya dengan terang-terangan. Tetapi pada akhirnya, TUHAN Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali untuk yang kedua kalinya.
Jadi, hal ini sinkron dengan Wahyu 17:8, itulah binatang yang telah ada, namun tidak ada, lalu muncul lagi dari jurang maut, namun pada akhirnya akan menuju kepada kebinasaan.
 
Kembali kita memperhatikan Wahyu 17.
Wahyu 17:8
(17:8) Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.
 
Orang-orang yang heran dengan mujizat palsu yang diadakan oleh antikris ialah:
1.      Orang-orang yang tidak mengasihi salib Kristus = Menolak kasih Allah.
2.      Mereka yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba = Menolak pembukaan rahasia Firman.
3.      Yang tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka = Menolak Roh Allah.
Itulah orang-orang yang akan binasa; kepada merekalah mujizat palsu yang diadakan oleh antikris itu ditujukan.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi. Sebetulnya, ini adalah akal-akalan.
 
Wahyu 17:9
(17:9) Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk, (17:10) ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.
 
Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk, ketujuhnya adalah juga tujuh raja. Berarti, jelas; nanti, antikris akan berkolaborasi dengan ibadah. Saya yakin mengatakan hal ini.
Itu sebabnya, saya katakan dari tadi; pada akhirnya nanti, dunia ini pun turut menyoroti kegiatan (aktivitas) dari gereja TUHAN.
 
Oleh sebab itu, yang terpenting adalah akal yang mengandung hikmat. Akal ini harus mengandung hikmat, itulah pembukaan rahasia Firman.
 
Mari kita lihat PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN, sebagai tandingan dari “telah ada, namun tidak ada, kemudian akan muncul lagi”.
Wahyu 1:7-8
(1:7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. (1:8) “Aku adalah Alfa dan Omega, firman TUHAN Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."
 
Dia yang akan datang, itulah pribadi Yesus Kristus; Dia adalah Alfa dan Omega, Dia itu adalah yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang. Inilah tandingan dari “telah ada, namun tidak ada, kemudian akan muncul lagi”; ini adalah akal-akalan, jadi-jadian, yang akan binasa.
 
Lebih jauh kita melihat ayat 17-18.
Wahyu 1:17-18
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
 
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu dia berkata kepada Rasul Yohanes: "Jangan takut!
Jangan gelisah, supaya kita jangan disesatkan dengan berbagai cara apa pun oleh antikris. Sebab memang, antikris itu akan tampil terlebih dahulu sebelum Yesus tampil ke dunia ini untuk yang kedua kalinya.
 
Kemudian, Dia berkata kepada Rasul Yohanes:  Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, itulah Alfa dan Omega. Selanjutnya, Dia berkata: Dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya.
-          Alfa dan Omega = Awal dan Akhir.
-          Kemudian, Dialah yang ada, yang sudah ada, yang akan datang = Dialah yang Hidup, yang telah mati, kemudian yang hidup sampai selama-lamanya.
 
Jadi, persamaan Alfa Omega:
-          Alfa = Awal.
-          Omega = Akhir.
Kemudian, persamaan yang ada, yang sudah ada, yang akan datang:
-          Yang ada = Hidup.
-          Yang sudah ada = Mati.
-          Yang akan datang = Hidup.
Jadi, dari Alfa untuk sampai kepada Omega, dari Awal untuk sampai kepada Akhir, dijembatani oleh Salib Kristus; itulah kasih dari Allah.
Itulah yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang tidak menerima dan mengasihi salib; mereka itu hanya mau menerima yang telah ada, namun tidak ada, kemudian muncul lagi dari jurang maut. Sementara, itu adalah tandingan dari yang ada, yang sudah ada, yang akan datang (hidup, mati hidup). Jadi, dari Awal sampai Akhir, jembatannya adalah salib di Golgota; itulah kasih Allah, dan itulah yang harus kita pertahankan di tengah ibadah pelayanan ini.
 
Jangan kita menghadap TUHAN, tetapi kita mengabaikan kasih; itu tidak ada artinya -- sama seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing --, kemudian, tidak ada gunanya, dan tidak berfaedah. Tetapi dari Alfa sampai Omega (Awal sampai Akhir) adalah yang ada, yang sudah ada, yang akan datang (hidup, mati hidup).
-          Yesus datang ke dalam dunia ini = Hidup.
-          Kemudian, Yesus mati di kayu salib.
-          Lalu, Yesus hidup lagi, sebab Ia bangkit pada hari ketiga.
Ia hidup untuk selama-lamanya, sebab maut telah dikalahkan. Dengan demikian, kita berani berkata: Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Janganlah kita menjalankan ibadah secara Taurat, tetapi biarlah kita menghadap TUHAN dengan kasih, menjalankan ibadah disertai dengan kasih. Inilah tandingan dari antikris, binatang yang keluar dari dalam laut; yang telah ada, namun tidak ada, kemudian muncul lagi dari jurang maut.
Kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena rahmat-Nya, karena kebaikan hati-Nya dinyatakan kepada kita semua.
 
Lihat Musa; di dalam hal menggembalakan sidang jemaat (umat Israel), dua perkara diberikan kepada Musa:
Perkara yang pertama adalah TONGKAT à Salib Kristus.
Inilah yang menuntun perjalanan bangsa Israel dari Mesir, sampai menyeberangi laut Teberau. Untuk menyeberangi laut Teberau, TUHAN perintahkan Musa untuk mengangkat tongkat; untuk menyeberangi lautan dunia, termasuk antikris, maka angkat tongkat dan tinggikan SALIB Kristus, dan berpegang teguhlah kepada tongkat.
Kalau tongkat itu dilepaskan, maka akan berubah menjadi ular; tetapi TUHAN perintahkan Musa untuk memegang ekor ular. Ekor itulah nabi-nabi palsu, sedangkan kepala itulah tua-tua. Jadi, supaya kita dapat mengendalikan nabi-nabi palsu, maka kembali pegang Firman TUHAN, tinggikan korban Kristus.
Perkara yang kedua adalah DUA LOH BATU à Kasih dari Allah Bapa.
Setelah kita menerima kasih dari Allah lewat sepuluh hukum yang tertulis pada dua loh batu, maka kita mengenal Dia secara pribadi, mengenal Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga; inilah pengenalan yang sempurna, karena akhir (sasaran) dari ibadah pelayanan kita adalah pesta nikah Anak Domba, di situlah Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Itulah pribadi dari Alfa dan Omega, di mana di tengah-tengahnya adalah salib.
Kemudian, pribadi Yesus adalah pribadi yang sudah memecah-mecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib. Dua perkara inilah yang diberikan kepada Musa; inilah yang menuntun perjalanan kita dari Alfa sampai Omega.
Dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum, itulah kasih, sehingga kita mengenal Dia dengan sempurna sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 

No comments:

Post a Comment