KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, August 26, 2021

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 29 JULI 2021


 
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 29 JULI 2021
 
KITAB RUT
(Seri: 146)
 
Subtema: KETUNDUKAN SEORANG HAMBA SEBAGAI TANDA KEDEWASAAN
 
Damai sejahtera Kristus yang melampaui akal dan pikiran manusia memerintah di tengah perhimpunan ibadah ini, memerintah di tengah-tengah kediaman saudara, memerintah hidup kita masing-masing, sehingga bahagia di dalam menikmati sabda Allah.
Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat di Bandung, di Malaysia, bahkan umat TUHAN yang saya kasihi di dalam kasih Kristus, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, baik yang di dalam negeri, maupun yang di luar negeri, di mana pun anda berada; kiranya TUHAN memberkati saudara di sana.
Selanjutnya, mari kita naikkan permohonan kepada TUHAN, supaya Firman itu keluar, yakni terjadi pembukaan rahasia Firman yang berkuasa untuk meneguhkan hati kita masing-masing. Oleh sebab itu, mari kita fokuskan diri untuk mendengarkan Firman dan melayani TUHAN.
 
Segera kita sambut STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saat ini, kita akan memperhatikan Rut 3:15. Namun, sebelum kita membaca ayat 15, sejenak kita perhatikan Rut pasal 3 menurut pembagiannya, dibagi menjadi dua bagian:
-          Ayat 1-7; Rut berbaring di bawah kaki Boas.
-          Ayat 8-18; Rut memohon perlindungan dan penebusan dari Boas.
Dan hal itu dilakukan oleh Rut sendiri.
Mengapa dua bagian hal ini bisa terjadi? Jawabnya: Sebab dengan hati yang bulat, Rut telah meninggalkan bangsanya, meninggalkan keluarganya menurut daging, termasuk meninggalkan kedua orang tuanya untuk menyatu dengan keluarga Allah, yakni umat pilihan yang memiliki hati nurani yang murni.
 
Rut 1:16-17
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
 
Rut telah meninggalkan bangsanya, meninggalkan keluarganya menurut daging, termasuk kedua orang tuanya, untuk menyatu dengan keluarga Allah -- yakni umat pilihan -- yang memiliki hati nurani yang murni.
Hal itu dapat dilihat dari pernyataan Rut kepada Naomi: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau”, kemudian Rut berkata:
1.      Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam.
2.      Kemudian, pernyataan yang kedua dari Rut kepada Naomi ialah: “Bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.
Dari pernyataan ini, kita dapat mengambil kesimpulan: Rut mengikuti Naomi untuk segera menyatu dengan bangsa pilihan Allah dan selanjutnya turut menyembah Allah Israel. Hati Rut sudah bulat untuk mengikuti Naomi sampai ke Betlehem dan pengikutan Rut kepada Naomi sungguh sudah teruji.
 
Perlu untuk kita ketahui bersama: Pilihan Rut untuk bergabung dengan keluarga Allah dan selanjutnya turut menyembah Allah Israel (Allah yang hidup_, itu bukanlah sekedar isapan jempol; tidak hanya di mulut, tetapi dibuktikan dengan keteguhan hati yang 100 % (seratus persen) bulat.
 
Rut 3:10
(3:10) Lalu katanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
 
Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik orang muda yang kaya, maupun orang muda yang miskin; itulah sebabnya Boas berkata kepada Rut: “Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu ­­-- yang tertulis di dalam Rut 1:16-17 --”
 
Intinya: Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda. Itu adalah suatu pembuktian bahwa hati Rut bulat 100 % (seratus persen) untuk bergabung dengan umat Allah dan turut menyembah Allah Israel.
 
2 Timotius 2:22-23
(2:22) Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. (2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
 
Dengan tegas, Rasul Paulus berkata kepada Timotius: “Jauhilah nafsu orang muda”, maksudnya adalah hindarilah, antara lain:
1.      Soal-soal yang dicari-cari.
2.      Soal-soal yang bodoh.
3.      Soal-soal yang tidak layak.
Mengapa hal itu harus dihindarkan? Karena soal-soal itu menimbulkan pertengkaran.
 
2 Timotius 2:16
(2:16) Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
 
Selanjutnya, Rasul Paulus berkata kepada Timotius: “Hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci”, sebab itu juga merupakan bagian dari nafsu orang muda.
 
CONTOH NAFSU ORANG MUDA.
2 Timotius 2:17-19
(2:17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (2:18) yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. (2:19) Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."
 
Himeneus dan Filetus mengajarkan kebangkitan tanpa kematian sebagai dasar yang teguh. Ajaran semacam ini menimbulkan kefasikan, yakni sidang jemaat menjadi sombong dan lupa kepada TUHAN, setelah mengalami keberkatan.
Itu sebabnya, Rasul Paulus dengan tegas berkata kepada Timotius: “Jauhilah nafsu orang muda
 
Jadi, sudah sangat jelas; dari rangkaian-rangkaian ayat ini, dapatlah kita mengambil suatu kesimpulan, bahwa; hati Rut di dalam hal mengikuti Naomi, sudah bulat 100 % (seratus persen) untuk bergabung dengan umat Allah, umat pilihan Allah, untuk selanjutnya turut menyembah Allah Israel, Allah yang hidup. Hatinya sudah bulat, tidak terpengaruh lagi dengan nafsu orang muda; Rut tidak mau mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang kaya maupun yang miskin.
 
Kita kembali membaca 2 Timotius 2.
2 Timotius 2:22
(2:22) Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
 
Jauhilah nafsu orang muda ... Hal itu sudah dikerjakan oleh Rut; ia tidak mengejar-ngejar orang-orang muda.
Kemudian, di sini dikatakan: Kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka -- umat Allah, sidang jemaat Allah -- yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
 
Singkat kata: Di dalam hal mengikuti TUHAN, yang TUHAN mau ialah “kejarlah”, antara lain:
1.      Keadilan.
2.      Kesetiaan.
3.      Kasih.
4.      Damai.
Empat perkara ini dikejar bersama-sama dengan umat pilihan yang memiliki hati nurani yang murni.
 
Jadi, sudah sangat jelas; Rut bergabung dengan umat pilihan Allah yang memiliki hati nurani yang murni, juga turut menyembah Allah; dan dia lakukan itu dengan hati yang bulat 100 % (seratus persen), sebab dia tidak mengejar-ngejar orang-orang muda. Oleh sebab itu, Rasul Paulus pun berkata kepada anak rohaninya, itulah Timotius: “Jauhilah nafsu orang muda
 
Demikianlah kiranya kita mengikuti TUHAN dengan hati yang bulat 100 % (seratus persen). Kalau ikut TUHAN, maka ikutlah TUHAN dengan sungguh-sungguh. Kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan umat pilihan Allah yang memiliki hati nurani yang murni.
 
2 Korintus 8:20-21
(8:20) Sebab kami hendak menghindarkan hal ini: bahwa ada orang yang dapat mencela kami dalam hal pelayanan kasih yang kami lakukan dan yang hasilnya sebesar ini. (8:21) Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia.
 
Di sini kita melihat: Rasul Paulus sedang berjuang keras atau berusaha keras agar pelayanan kasih yang dikerjakannya, jangan sampai dicela oleh orang lain; oleh sebab itu, Rasul Paulus berusaha untuk memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN dan apa yang baik di hadapan manusia.
Itulah yang kita pikirkan setiap kali kita menghadap TUHAN, supaya orang jangan mencela ibadah dan pelayanan kita ini.
 
Pada dasarnya, bila kita memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN, maka akan diikuti dengan memikirkan apa yang baik di hadapan sesama. Sebaliknya, kalau kita hanya memikirkan apa yang baik di hadapan manusia, belum tentu memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN.
Ayo, mari kita semua berusaha untuk memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN dan apa yang baik di hadapan manusia, supaya ibadah dan pelayanan ini tidak dicela, ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan ini tidak dianggap enteng oleh orang lain.
 
Setelah kita melihat keteguhan hati Rut di dalam mengikuti TUHAN, selanjutnya di sini kita dapat melihat, bahwa; keteguhan hati Rut semacam ini adalah keteguhan yang sangat mendasar untuk selanjutnya membawa hidup rohaninya sampai dewasa.
Keteguhan hati (pendirian yang kuat) di dalam hal mengikuti TUHAN, itu adalah modal utama, itu adalah dasar yang baik untuk membawa kita sampai dewasa rohani. Tiadalah mungkin kita menjadi suatu kehidupan yang dewasa rohani kalau kita tidak mempunyai dasar yang teguh (pendirian yang kuat), yakni; sengsara dan kematian Yesus Kristus, tidak lagi mengejar-ngejar orang-orang muda.
 
Mari kita melihat Rut 3.
Rut 3:14
(3:14) Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: "Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan."
 
Ayat 14 ini jelas berbicara tentang hubungan intim antara Rut dan Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus.
Hubungan intim disebut juga nyanyian baru, nyanyian yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain, kecuali oleh orang itu dan TUHAN. Kalau persekutuan kita sudah intim dengan TUHAN, hal itu menunjukkan suatu tingkat rohani yang sudah cukup dewasa atau kerohanian yang sudah matang. Namanya “matang”, pasti sedap untuk dinikmati.
 
BUKTI KEDEWASAAN RUT.
Barulah kita masuk pada ayat yang baru, itulah Rut 3:15, berarti kita akan menerima berkat yang baru.
Rut 3:15
(3:15) Lagi katanya: "Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu." Lalu ditadahkannya selendang itu. Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu. Sesudah itu pergilah Boas ke kota.
 
Boas berkata kepada Rut: “Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu.
Intinya: Rut mengenakan selendang; jelas, hal itu dipakai sebagai tudung kepala.
 
Mari kita lihat TUDUNG KEPALA.
1 Korintus 11:3
(11:3) Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
 
-          Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus.
-          Kepala dari perempuan ialah laki-laki.
-          Kepala dari Kristus ialah Allah.
Biarlah kiranya kita senantiasa menempatkan Kristus sebagai Kepala, sebab perempuan adalah gambaran dari gereja TUHAN.
 
1 Korintus 11:4
(11:4) Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.
 
Laki-laki yang berdoa atau bernubuat -- dengan lain kata; berada di tengah-tengah ibadah pelayanan, mengerjakan suatu pekerjaan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan -- dengan kepala yang bertudung atau rambut panjang = menghina Kristus -- yang adalah Kepala --, sebab Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus.
 
1 Korintus 11:5
(11:5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
 
Sebaliknya, perempuan-perempuan atau gereja TUHAN, ketika berada di tengah ibadah dan pelayanannya di hadapan TUHAN, dengan kepala yang tidak bertudung -- atau perempuan yang dicukur rambutnya --, maka ia menghina kepalanya (menghina suaminya).
 
1 Korintus 11:6-7
(11:6) Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya. (11:7) Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
 
Sebenarnya, rambut panjang atau tudung kepala dari seorang perempuan menyinarkan kemuliaan Mempelai Laki-Laki Sorga.
 
1 Korintus 11:10
(11:10) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
 
Rambut panjang atau  tudung kepala dari seorang perempuan merupakan tanda wibawa di kepalanya; itu adalah mahkota, itu adalah tanda wibawa. Mahkota dari seorang perempuan adalah ketundukannya (rambut panjang).
 
Oleh sebab itu, sebagai gereja TUHAN, janganlah kita tidak tunduk kepada Kristus sebagai Kepala; tetapi sebaliknya, rambut panjang (tudung kepala) dari gereja TUHAN merupakan tanda wibawa atau mahkota dari seorang perempuan. Biarlah kita semua belajar untuk tunduk.
-          Bagi perempuan-perempuan (pemudi-pemudi, gadis-gadis) yang belum menikah, belajarlah untuk tunduk, berarti; taat, setia-dengar-dengaran.
-          Demikian juga pemuda-pemuda, belajarlah untuk tunduk, berarti; taat, setia-dengar-dengaran.
Karena gereja TUHAN -- baik laki-laki maupun perempuan -- adalah gambaran dari perempuan.
 
1 Korintus 11:15
(11:15) tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
 
Adalah suatu kehormatan bagi gereja, jika ia bertudung kepala (berambut panjang), atau jika ia tunduk kepada Kristus sebagai Kepala. Jadi, ketundukan dari gereja TUHAN kepada Kristus sebagai Kepala, itu adalah suatu kehormatan. Jadi, semakin tunduk, maka akan semakin hormat; semakin tunduk, maka akan semakin hormat juga.
 
Kehormatan karena perkara lahiriah, karena harta kekayaan, itu bukanlah suatu kehormatan yang sejati, bukan kehormatan yang datang dari TUHAN; tetapi jika semakin kita tunduk, semakin dihormati, itu adalah penghormatan yang datang dari TUHAN.  Jangan sampai kita gila hormat hanya karena harta, kekayaan, kedudukan, jabatan dan pangkat yang tinggi; itu bukan suatu kehormatan yang datang dari sorga.
Tetapi, semakin kita tunduk, maka kehormatan itu akan nyata dalam kehidupan gereja TUHAN, dengan lain kata; kehormatan gereja TUHAN terkait dengan ketundukan dan kesuciannya. Jadi, ketundukan itu adalah kehormatan dan kesuciannya.  Semakin tunduk, semakin hormat; semakin tunduk, semakin suci.
 
1 Korintus 11:16
(11:16) Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.
 
Bukti rambut panjang (tudung kepala) = Tunduk, tidak suka membantah, selain hanya taat, setia dan dengar-dengaran.
Baik Rasul Paulus, maupun sidang jemaat di Korintus tidak suka membantah, selain hanya taat, setia dan dengar-dengaran saja = Penaklukan diri kepada Kristus sebagai Kepala = Tunduk dan pasrah kepada kehendak Allah.
 
1 Petrus 3:5-6
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, (3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
 
Perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah, mereka tunduk kepada suaminya. Kristus adalah Kepala dari tubuh, atau suami bagi mempelai perempuan-Nya; maka, jelas, kedudukan dari gereja TUHAN harus ditandai dengan ketundukan, dan itu merupakan perhiasan rohani, perhiasan manusia batiniah yang tersembunyi, yang bersumber dari roh yang lemah lembut dan tenteram, dan hal itu sangat berharga bagi TUHAN.
Maka, sudah semestinya, gereja TUHAN memiliki roh yang lemah lembut dan hidup yang tenteram, sebab itu adalah sumber dari ketundukan; dengan demikian, apabila gereja TUHAN semakin disucikan, maka akan semakin tunduk dan semakin berharap hanya kepada TUHAN. Jika semakin disucikan, maka akan semakin tunduk; jika semakin tunduk, maka akan semakin hormat, semakin disucikan, dan semakin menaruh pengharapan hanya kepada TUHAN, tidak menaruh pengharapan kepada yang lain. Sama seperti Sara taat kepada Abraham, bahkan menamai Abraham suaminya itu “tuan”.
 
Kesimpulannya: Tudung kepala, rambut panjang atau ketundukan gereja TUHAN kepada Kristus (Kepala) sebagai suami, membawa gereja TUHAN kepada satu perkara yang sangat didambakan oleh TUHAN, yakni memiliki hati hamba.
Sekali lagi saya sampaikan: Ketundukan inilah yang membawa kehidupan kita kepada satu perkara yang sangat didambakan oleh TUHAN, yakni memiliki hati sebagai hamba. Ini sangat diminati, sangat digemari oleh TUHAN, dan Dia sedang menunggu-nunggu hal ini nyata dalam kehidupan kita masing-masing.
 
Mengapa saya katakan; TUHAN SANGAT MENDAMBAKAN (MENCARI) HATI HAMBA?
Marilah kita melihat suatu kisah atau peristiwa, yang nantinya ini bisa menjadi acuan bagi kita, bahwa benar-benar TUHAN mencari hati hamba, di dalam Injil Lukas 17, dengan perikop: “Tuan dan hamba.
Selama kita hidup di dunia ini, hanya ada dua yang harus kita hadapi:
-          Terang dan gelap.
-          Benar dan tidak benar.
-          Siang dan malam.
Itu saja yang kita hadapi selama kita diam di muka bumi ini.
Demikian juga, selama kita mengikuti TUHAN, berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, maka di situ kita akan menemukan dua kedudukan:
1.      Kedudukan dari tuan.
2.      Kedudukan dari seorang hamba.
 
Kita akan melihat kedudukan dari seseorang yang memiliki HATI HAMBA.
Lukas 17:7
(17:7) "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
 
Di sini kita melihat: Tugas dari seorang hamba ialah:
1.      Membajak ladang tuannya.
2.      Menggembalakan kambing domba atau kawanan domba tuannya.
Kemudian, setelah ia selesai mengerjakan tugas-tugasnya itu, apakah tuan dari hamba tersebut akan berkata: “Mari segera makan!” ? Saya kira, “tidak”.
 
Lukas 17:8
(17:8) Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
 
Setelah seorang hamba selesai mengerjakan tugas-tugasnya, yakni membajak ladang tuannya, kemudian menggembalakan kawanan domba tuannya, selanjutnya, tuan dari hamba-hamba itu berkata: “Sediakanlah makananku.
Intinya: Seorang hamba senantiasa berikat pinggang dan hanya melayani tuannya itu sampai selesai makan dan minum; sesudah itu, barulah hamba tersebut boleh makan dan minum. Artinya bagi kita sekarang adalah apabila seseorang memiliki hati sebagai hamba, maka ia senantiasa mendahulukan tuannya dari segala sesuatu, dalam segala perkara.
 
Itulah hati hamba; dia tidak pusing dengan soal-soal penghidupannya, dia tidak pusing dengan hati dan pikirannya, dia tidak pusing dengan harga dirinya. Kalau seseorang pusing dengan harga diri, ini adalah kehidupan yang sangat sukar sekali menghadapi kenyataan yang ada; dan orang yang semacam ini, cenderung dengan stress. Tetapi kalau seseorang betul-betul memiliki hati sebagai hamba, ia tidak pusing dengan harga dirinya, dia tidak pusing dengan penghidupannya; yang dia tahu hanyalah mendahulukan tuannya dalam segala perkara.
Biarlah kiranya hal itu nyata di dalam diri kita masing-masing, mulai dari saya, sebagai hamba TUHAN, gembala sidang, sampai kepada imam-imam yang melayani TUHAN sesuai karunia jabatan yang dipercayakan, bahkan tidak terkecuali, sampai kepada seluruh sidang jemaat yang TUHAN percayakan.
 
Saya berharap, sidang jemaat yang sedang mengikuti pemberitaan Firman, mengikuti ibadah di rumah masing-masing dapat menangkap apa yang sudah TUHAN nyatakan bagi kita malam ini.
 
Lukas 17:9
(17:9) Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
 
Seorang hamba sudah harus siap melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN tanpa pamrih, tanpa imbalan, tanpa mencari penghormatan. Ingat: Kalau kita melayani TUHAN, maka sudah harus siap melayani TUHAN tanpa pamrih, tanpa imbalan.
 
Lukas 17:10
(17:10) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
 
Sesudah kita menyelesaikan pekerjaan TUHAN atau tugas-tugas yang dipercayakan oleh TUHAN di atas pundak ini, maka kita harus berkata:
Yang Pertama: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, berarti; melayani tanpa pamrih. Setelah melayani pekerjaan TUHAN, janganlah kita merasa sebagai seorang pahlawan, janganlah kita merasa bahwa kita sudah berjasa.
Kemudian, selanjutnya kita berkata, yang kedua: Kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan, berarti; menunjukkan suatu tanggung jawab penuh dengan segala sesuatu yang dipercayakan oleh TUHAN, tanpa memusingkan diri sendiri. Tidak capek, tidak pusing, tidak cengeng jika harga dirinya diinjak-injak.
 
Jangan merasa menjadi seorang pahlawan setelah melakukan tugas-tugasnya, melainkan seharusnya bertanggung jawab penuh.
Bertanggung jawab, berarti; memikul suatu tanggung jawab di atas pundak. Dua pundak itu betul-betul digunakan untuk memikul tanggung jawabnya; tidak hanya satu pundak, tetapi dua pundak.
 
Kita kembali memperhatikan Rut 3.
Rut 3:15B
(3:15) Lagi katanya: "Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu." Lalu ditadahkannya selendang itu. Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu. Sesudah itu pergilah Boas ke kota.
 
Lalu ditadahkannya selendang itu. Pendeknya: Rut memberikan selendang itu kepada Boas; itu menunjukkan sifat tunduk Rut kepada Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus. Demikian juga, biarlah kita menunjukkan sifat tunduk itu (taat, setia, dengar-dengaran) kepada Kristus Kepala.
Demikianlah Rut melakukannya sesuai dengan rangkaian-rangkaian ayat yang dirangkaikan dengan 1 Petrus 3.
 
Lalu ditadahkannya selendang itu. Pendeknya: Rut sudah membuktikan ketundukannya kepada Kristus sebagai Kepala. Demikian juga gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini; sudah seharusnya secepatnya menunjukkan ketundukannya kepada Kristus Kepala.
 
DAMPAK POSITIF ada dalam tanda ketundukan gereja.
Rut 3:15
(3:15) Lagi katanya: "Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu." Lalu ditadahkannya selendang itu. Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu. Sesudah itu pergilah Boas ke kota.
 
Lagi katanya: "Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu." Kalimat pada bagian A ini menunjukkan bahwa betul-betul TUHAN mencari hati hamba yang benar-benar taat, setia, dengar-dengaran = tunduk kepada Kristus Kepala = berada dalam penaklukan diri.
 
Kemudian, bagian B: Lalu ditadahkannya selendang itu. Menunjukkan bahwasanya Rut telah menunjukkan sifat tunduk itu kepada Kristus Kepala.
 
Bagian C: Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu. Singkat kata: Boas memberikan enam takar jelai ke dalam selendang Rut.
Pendeknya: Jika taat, setia dan dengar-dengaran -- atau menunjukkan penaklukan diri atau ketundukan dari gereja TUHAN --, maka ada persediaan makanan selama 6000 (enam ribu) tahun. Dengan demikian, Rut tidak lagi memikirkan pemeliharaan untuk hidup sehari-hari, sebab Boas sudah menjamin hidupnya dengan 6 (enam) takar.
6 (enam) takar à Pemeliharaan selama 6000 (enam ribu) tahun. Sesuai dengan 2 Petrus 3:8 dikatakan bahwa: 1 (satu) hari = 1000 (seribu) tahun bagi TUHAN. Sebaliknya, 1000 (seribu) tahun = 1 (satu) hari = bagi TUHAN.
-          Dimulai dari Adam sampai kepada Abraham; 2.000 (dua ribu) tahun pertama.
-          Kemudian, Abraham sampai kepada Yesus naik ke sorga; 2.000 (dua ribu) tahun kedua.
-          Kemudian, dari Yesus naik ke sorga sampai sekarang; 2.000 (dua ribu) tahun ketiga.
Jadi, kalau ketundukan -- atau selendang, atau penudung kepala -- dari gereja TUHAN itu nyata, maka Boas rohani -- itulah TUHAN Yesus Kristus -- akan memberikan (menyediakan) 6 (enam) takar ke dalam selendang itu sendiri, kepada gereja yang tunduk.
 
Kita bersyukur kepada TUHAN, sebab TUHAN pelihara hidup kita sampai saat ini. Oleh sebab itu, biarlah kiranya tanda ketundukan itu semakin hari semakin nyata.
Lalu ditadahkannya selendang itu. Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu; itulah pemeliharaan TUHAN selama 6.000 (enam ribu) tahun. Kita buktikan dan kita doakan, supaya kiranya TUHAN senantiasa membukakan rahasia Firman; tetapi jangan lupa, harus dibuktikan dengan ketundukannya.
 
Lalu, bagian D: Sesudah itu pergilah Boas ke kota. Dari kalimat ini, kita bisa perhatikan, ada yang menjadi bagian kita yang harus kita tunjukkan kepada TUHAN, itulah hati sebagai hamba, dan kedudukan Kristus sebagai Kepala adalah Tuan dari semua hamba-hamba TUHAN.
Jadi, masing-masing ada tanggung jawabnya:
-          Dari pihak TUHAN; pemeliharaan jiwa selama 6.000 (enam ribu) tahun.
-          Dari pihak gereja TUHAN; tanda ketundukan, itulah selendang (tudung kepala).
Oleh sebab itu, jangan egois; kita harus memikirkan apa yang baik bagi TUHAN, supaya memikirkan apa yang baik bagi sesama, karena TUHAN Yesus Kristus juga mempunyai tanggung jawab sendiri untuk memelihara kehidupan kita masing-masing, dan sekarang Dia ada di kota Yerusalem baru; Dia sekarang bekerja, Dia sedang menyediakan rumah sebanyak jiwa yang diselamatkan. Kota Yerusalem baru, kota Mempelai, itulah Bait Suci Allah; TUHAN sedang membangun Bait Suci Allah, dan hari ini Dia sedang bekerja; Dia tidak tertidur, Dia tidak terlelap, Dia sedang bekerja sebanyak jiwa yang diselamatkan.
 
Jadi, masing-masing kita punya tanggung jawab.
-          Bagian kita adalah tunduk (tudung kepala atau selendang).
-          Bagian TUHAN adalah  memelihara, menjamin hidup untuk memperoleh keselamatan, dan sekarang Dia ada di Yerusalem baru untuk mempersiapkan rumah sebanyak jiwa yang diselamatkan.
 
Rut 3:16-17
(3:16) Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya, berkatalah mertuanya itu: "Bagaimana, anakku?" Lalu diceritakannyalah semua yang dilakukan orang itu kepadanya (3:17) serta berkata: "Yang enam takar jelai ini diberikannya kepadaku, sebab katanya: Engkau tidak boleh pulang kepada mertuamu dengan tangan hampa."
 
Jadi, jelas sekali: Enam takar dalam selendang, lalu dibawa pulang, dibawa kepada Naomi, mertuanya itu, menunjukkan bahwa Rut ini sibuk memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN, sibuk memikirkan apa yang baik di hadapan manusia.
Gereja Rut di akhir zaman ini tidak semestinya egois. Orang yang melayani TUHAN tidak semestinya pusing hanya memikirkan dirinya, tetapi harus memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN, maka tentu saja kita juga akan memikirkan apa yang baik di hadapan sesama.
 
Lihatlah, betapa mulianya hati dari pada gereja Rut ini; dia membawa enam takar jelai dalam tudung, itu berbicara tentang “ketundukan”. Jadi, ketundukan kita kepada Kristus sebagai Kepala jelas menunjukkan bahwa kita tidak egois, tidak hanya pusing memikirkan diri sendiri, melainkan ketika kita menghadap TUHAN, kita memikirkan apa yang baik bagi TUHAN dan memikirkan apa yang baik di hadapan sesama.
Mulai dari sekarang, ayo, lepaskan roh egosentris, karena pada ayat 17 sendiri dikatakan: “Engkau tidak boleh pulang kepada mertuamu dengan tangan hampa”, itulah Roh Mempelai. Memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN dan memikirkan apa yang baik bagi sesama, itu adalah Roh Mempelai.
 
Kemudian, pada ayat 16 dikatakan: “Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya” Jadi, tidak dikatakan: “Setelah Rut sampai kepada mertuanya” Artinya, dia sudah diakui sebagai mempelai perempuan TUHAN.
 
Kita kembali untuk membaca 2 Korintus 8.
2 Korintus 8:20-21
(8:20) Sebab kami hendak menghindarkan hal ini: bahwa ada orang yang dapat mencela kami dalam hal pelayanan kasih yang kami lakukan dan yang hasilnya sebesar ini.  (8:21) Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia.
 
Rasul Paulus berusaha atau bekerja keras di dalam menyelesaikan pekerjaan TUHAN, di dalam mengerjakan pekerjaan kasih; dia berusaha supaya ia tidak dicela oleh orang lain, dengan cara memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN dan memikirkan apa yang baik di hadapan sesama.
 
Filipi 4:2
(4:2) Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
 
Adapun nasihat Rasul Paulus kepada Euodia dan Sintikhe adalah supaya sehati sepikir dalam TUHAN.
Demikian juga, manakala kita menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah yang TUHAN percayakan ini, biarlah kiranya satu dengan yang lain sehati sepikir. Tentu saja, nasihat Rasul Paulus ini harus (mutlak) diterima.
 
Filipi 4:3
(4:3) Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
 
Kalau kita sehati sepikir memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN dan sesama, maka perhatian TUHAN akan tertuju kepada kita, karena segala perjuangan-perjuangan kita tidak menjadi sia-sia.
 
Oleh sebab itu, perhatikanlah ayat 4-6.
Filipi 4:4-6
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! (4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
 
Tanda memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN dan sesama, YANG PERTAMA: Bersukacita senantiasa di dalam TUHAN, apapun yang kita hadapi bersama-sama.
Apalagi di hari-hari terakhir ini, betul-betul dunia digoncang oleh Covid-19; bangsa-bangsa dan pemerintahannya digoncang, ekonomi digoncang, politik digoncang, imbasnya adalah nikah dan rumah tangga pun tergoncang; dan itu tidak dipungkiri. Tetapi saya melihat, sampai hari ini, oleh kemurahan TUHAN; saya melihat dengan jelas bahwa sekalipun dalam keadaan digoncang, namun keluarga Allah, secara khusus sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon dipelihara oleh TUHAN. Ini bukan suatu kesombongan, tetapi saya sedang menceritakan tentang kemurahan TUHAN, dan itu merupakan kesaksian dari sidang jemaat yang di Bandung dan di Malaysia; teramat lebih sidang jemaat di Malaysia, pengakuannya sungguh luar biasa.
 
Tanda memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN dan sesama, YANG KEDUA: Hendaklah kebaikan hati kita bersama-sama diketahui oleh semua orang di mana pun kita ada, sebab memang kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi, kedatangan TUHAN sudah dekat. Tetapi sebelum hari itu, terlebih dahulu datangnya murtad dari orang-orang pendurhaka, itulah antikris (si pendusta).
 
Tanda memikirkan apa yang baik di hadapan TUHAN dan sesama, YANG KETIGA: Janganlah kamu kuatir tentang apa pun juga = Tidak kuatir.
Apa tanda (praktek) tidak kuatir? Sama seperti burung di udara; ada kebebasan di dalam melayani TUHAN, tidak dibatasi dengan uang, tidak dibatasi dengan keadaan, situasi, kondisi, tidak dibatasi oleh apapun termasuk kekayaan. Jadi, jangan kita adakan alasan “tidak ada uang” untuk tidak datang beribadah kepada TUHAN.
 
Kemudian, di sini dikatakan: Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Kalau kita memikirkan apa yang baik bagi TUHAN dan sesama, maka tinggal berdoa saja; apapun yang kita alami, mengucap syukur saja, sebab TUHAN dengar doa dari orang-orang yang mengucap syukur; titik; tidak usah pusing.
Tetapi, biarlah kiranya TUHAN kuatkan kita semua, sebab semua orang mudah sekali berkata-kata; oleh sebab itu, tadi saya katakan: “Kiranya TUHAN kuatkan kita semua
 
Filipi 4:7
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
 
Singkat kata: Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran dalam Kristus Yesus.
 
Filipi 4:8
(4:8) Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
 
Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji; itulah yang harus kita pikirkan.
Dengan memikirkan semuanya itu, maka sama dengan memikirkan apa yang baik bagi TUHAN dan memikirkan apa yang baik bagi sesama.
 
Filipi 4:9
(4:9) Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
 
Ada 4 (empat) hal yang kita peroleh dari TUHAN;
1.      apa yang telah kamu pelajari dari TUHAN,
2.      apa yang telah kamu terima dari TUHAN,
3.      apa yang telah kamu dengar dari TUHAN,
4.      apa yang telah kamu lihat dari TUHAN,
lakukanlah semuanya itu.
Pelajaran yang mulia sudah kita terima; segala sesuatu yang baik, yang suci, yang mulia yang sudah kita terima, kemudian apa yang telah kita dengar, apa yang telah kita lihat dari TUHAN, biarlah itu kita lakukan dengan segenap hati, dengan sungguh-sungguh, dengan bulat hati seperti Rut, sebab 100 % (seratus persen) hatinya bulat di dalam hal mengikuti Naomi, mertuanya itu; tidak ada keraguan untuk bergabung dengan umat pilihan, serta sujud menyembah Allah yang hidup, Allah Israel.
 
Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu, menyertai kita dari sekarang sampai selamanya, Maranatha, sampai TUHAN kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment