KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, February 9, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 FEBRUARI 2012


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 FEBRUARI 2012

Tema:  MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
(seri 4)

Shalom,
Selamat malam. Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita boleh beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan pada malam hari ini.

Biarlah kita menikmati firman Tuhan malam hari ini untuk membawa diri kita rendah di hadapan Tuhan untuk mengagungkan Tuhan, memuliakan Tuhan.

Kembali kita memeriksa suratan Filipi.
Filipi 4: 4-7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Suratan Filipi 4:4, mengawali ibadah doa penyembahan beberapa minggu yang lalu.
Kemudian ayat yang ke 5, pemberitaan firman sebanyak dua kali, dan tiba saatnya kita untuk menikmati ayat yang ke 6a, yaitu “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga”.

Mari kita lihat hal kekuatiran
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Ada 2 hal yang harus kita perhatikan tentang hal kuatiran:
1.    Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum.
2.    Janganlah kuatir akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Mari kita perhatikan 2 hal kekuatiran ini, sampai akhirnya kita benar-benar dilepaskan dari roh kekuatiran.

Keterangan:
JANGAN KUATIR AKAN HIDUPMU, AKAN APA YANG HENDAK KAMU MAKAN ATAU MINUM.
(Bagian A)

Banyak orang Kristen, kuatir akan hidupnya, sehingga mereka yang penuh dengan kekuatiran terlebih dahulu memikirkan tentang apa yang hendak dimakan atau diminum.
Seperti, kebanyakan kesaksian orang-orang kuatir, mengatakan “kalau saya tidak bekerja, saya tidak akan makan, kalau saya tidak berusaha saya tidak akan minum”, justru dengan alasan inilah orang-orang yang kuatir meninggalkan Tuhan dan jauh dari setiap ibadah pelayanan.

Kemudian, ada kesaksian, dari teman lama, yang mengatakan “kalau tidak bekerja tidak akan makan”.
Hal ini berbanding terbalik dengan rumusnya Tuhan, yaitu “carilah dahulu kerajaan sorga maka semuanya akan ditambahkan”.

Matius 6: 25E
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan?
Saudaraku, mana yang lebih penting, makanan atau hidup? Tentu hidup, bukan?
Sekali lagi saya katakanyang terpenting adalah hidup.

Matius 25: 26-27
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Di mata Tuhan, hidup saya dan saudara lebih berharga dari pada burung-burung di langit.
Tetapi burung-burung di langit, sungguh luar biasa, sebab;                        
-    Tidak menabur
-    Tidak menuai
-    Tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung
Namun burung-burung di langit diberi makan oleh Bapa di sorga.

Berikut ini pernyataan yang begitu menarik tentang kekuatiransederhana, namun menguatkan iman kita semua yaitu: “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Saya kira tidak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang dapat berkata “saya bisa, saya dapat memperpanjangkan hidup saya karena kekuatiran”.

Oleh sebab itu, pernyataan yang menarik ini sungguh menguatkan kita semua, karena tidak mungkin karena kekuatiran dapat menambahkan sehasta saja dalam hidupnya.

Matius 25: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Pandanglah burung-burung di langit, artinya: belajarlah / perhatikanlah burung-burung yang terbang di udara.

Sekalipun manusia adalah makhluk yang paling berharga dari segala ciptaan Allah, tetapi manusia harus belajar dari burung-burung yang terbang di langit.

Bandingkan dengan burung nazar yang sedang terbang.
Wahyu 4: 7-8
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Salah satu dari 4 makhluk tersebut sama seperti burung nasar yang sedang terbang, dan keempat makhluk itu bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata.
Bersayap 6 sekelilingnya, berarti dagingnya tidak terlihat tidak nampak lagi sifat tabiat daging, baik pada roh, jiwa dan tubuh.

Kesimpulannya:
Kalau tubuh, jiwa, roh dikuasai oleh tabiat daging, itulah yang menyebabkan seseorang hidup dengan kekuatiran sehingga, mengutamakan soal makan atau soal minum, berbeda dengan burung nasar yang sedang terbang, bersayap 6 sekelilingnya terlepas dari sifat tabiat daging = tidak kuatir = tidak memikirkan soal makan atau minum. Tidak menabur, tidak menuai, tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung tetapi dipelihara oleh Tuhan.

Ciri-ciri terlepas dari sifat tabiat daging.
1.   Yehezkiel 1: 4-7
(1:4) Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.
(1:5) Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia,
(1:6) tetapi masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap.
(1:7) Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembukaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru digosok.

Cirinya:
a.  Kaki mereka adalah lurus
Artinya: berjalan di dalam kebenaran, sebab kebenaran adalah jalan yang lurus.

Yehezkiel 1: 12
(1:12) Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan.

Mereka berjalan lurus kedepan sesuai keinginan roh itu / tidak menuruti keinginan daging, inilah yang disebut hidup dalam kebenaran.
Kemudian tidak berbalik ke belakang = tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi.

b.  Telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu
Kuku anak lembu, berkuku belah dua.
Artinya: merenungkan firman Tuhan siang dan malam = memamah biak

Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Merenungkan taurat Tuhan siang dan malam, seperti lembu, pada siang hari menikmati makanan = menerima atau mendengar firman Tuhan, tetapi pada malam hari memamah biak / dicerna lagi untuk dinikmati sari-sarinya = melakukan firman Tuhan.

c.   Kakinya mengkilap seperti tembaga yang baru digosok
Artinya: perjalanan hidup / rohani dari anak – anak Tuhan cemerlang dihadapan Tuhan, tanpa cacat cela atau yang serupa itu.(Efesus 5:26-27, Keluaran 38:8)

Ciri-ciri terlepas dari sifat tabiat daging
2.   Wahyu 4: 8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,

Kehidupan yang terlepas dari sifat tabiat daging (baik tubuh, jiwa dan roh terlepas dari sifat tabiat daging), senantiasa mempersembahkan puji-pujian dan hormat dan ucapan syukur kepada Tuhan.

Wahyu 5: 11-14
(5:11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
(5:12) katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
(5:13) Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
(5:14) Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

Mereka yang terlepas dari tabiat daging seperti 4 makhluk:
Terus menerus, setiap saat, setiap waktu, dimana pun berada, menaikkan puji-pujian dan hormat dan kuasa bagi Allah yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba.

Lebih rinci;
Wahyu 19: 4
(19:4) Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
(19:5) Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"

Kesimpulannya; mereka yang terlepas dari sifat tabiat daging, hidup di dalam doa penyembahan = penyerahan hidup sepenuhnya kepada Tuhan = tenggelam dan hanyut di dalam kasih Allah.

Mazmur 37: 3-5
(37:3) Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,
(37:4) dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
(37:5) Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;

Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan, dan percayalah kepada-Nya, Ia akan bertindak.
Orang yang menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan = percaya kepada Tuhan sepenuhnya.

Praktek menyerahkan hidup sepenuhya
Matius 4: 1-4
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Manusia hidup bukan dari roti saja, atau makanan, tetapi hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah, itulah pribadi Yesus Kristus, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes 1: 1, 14).

Ulangan 8: 2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Tuhan mengizinkan bangsa Israel mengalami kelaparan, sehingga dengan demikian Tuhan mengetahui apakah bangsa Israel berpegang terhadap perintah Tuhan, sebab manusia hidup bukan karena roti atau makanan, tetapi dari segala yang diucapkan oleh Tuhan = manusia hidup karena firman Tuhan.

Itulah kesimpulan dari perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, demikian kehidupan saya dan saudara secara keseluruhan hidup karena firman TUhan.

Hasil jika hidup dari firman yang diucapkan Allah
Roma 4: 17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Hasilnya:
a.   Firman Tuhan sanggup menghidupkan orang mati
Seharusnya kita sudah mati karena dosa, tetapi dihidupkan kembali oleh firman Tuhan = selamat = hidup kekal.

b.   Apa yang tidak ada menjadi ada
= Tuhan menyatakan kemustahilan-Nya di tengah-tengah nikah rumah tangga, di tengah-tengah ibadah pelayanan, di tengah-tengah hidup pribadi lepas pribadi.

Kesaksian:
Dulu, kita belum mempunyai rumah Tuhan / tempat beribadah, namun sekarang kita boleh menikmati rumah Tuhan, artinya Tuhan sudah menyatakan kemustahilan-Nya di tengah-tengah ibadah pelayanan kita kepada Tuhan, dan masih banyak kesaksian-kesaksian yang lain tentang kemustahilan Allah, dari yang tidak ada menjadi ada.

Mazmur 55: 23
(55:23) Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.

Serahkanlah kekuatiran mu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara saya dan saudara.
Tidak selamanya, Tuhan membiarkan orang benar itu goyah.
Goyah = hidup dalam kekuatiran.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment