KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 13, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 MARET 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 MARET 2012


Tema:  MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
            (seri 9)

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur, kita adalah orang-orang yang dilayakkan oleh Tuhan karena kemurahan Tuhan, bukan karena kehebatan dan kemampuan kita sekalian.

Kembali kita memeriksa Filipi 4.
Filipi 4: 4-7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Secara khusus, malam hari ini, kita masih memperhatikan ayat 6A.
Tuhan tahu apa yang kita alami pribadi lepas pribadi, bukan suatu kebetulan jika firman ini kita nikmati sampai pada malam hari ini. Ada sesuatu yang luar biasa, yang ingin Tuhan perlihatkan kepada kita, pribadi lepas pribadi, untuk memulihkan keadaan kita semua, juga nikah rumah tangga, terutama ibadah pelayan kita. Seiring dengan pemulihan itu, maka segala perkara-perkara yang lahiriah akan mengalami pemulihan.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga”, pernyataan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Filipi ini, juga merupakan perhatian Tuhan kepada kita sekalian, sebab barangkali kita masih hidup dalam kekuatiran, tetapi malam ini, kita dikuatkan supaya terlepas dari kekuatiran tentang apapun juga.

Mari kita perhatikan hal kekuatiran
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Ada 2 hal yang harus kita perhatikan tentang hal kekuatiran;
1.    Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum
2.    Janganlah kuatir akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai

Mari kita perhatikan keterangan yang kedua;
JANGANLAH KUATIR AKAN TUBUHMU, AKAN APA YANG HENDAK KAMU PAKAI (Bagian keempat)
Kalau hal ini masih dinyatakan kepada kita, berarti Tuhan melihat, bahwa kita masih hidup dalam kekuatiran, terlebih tentang pakaian. Sesungguhnya yang lebih penting adalah tubuh, bukan pakaian.

Matius 6: 25E
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Tubuh itu lebih penting dari pada pakaian, bukan pakaian yang lebih penting dari tubuh.

Kita telah menikmati firman Tuhan minggu lalu; Ketika Adam dan istrinya berada di taman Eden, dalam Kejadian 1 dan 2, mereka belum jatuh dalam dosa, sehingga sekalipun mereka dalam keadaan telanjang, mereka tidak malu, ini menunjukkan bahwa tubuh lebih penting dari pada pakaian.
Kemudian, dalam Kejadian 3, Adam dan istrinya jatuh dalam dosa, pada saat itulah mereka mencari pakaian. Berarti, jika seseorang lebih mengutamakan pakaian dari pada tubuh, ini menggambarkan ia sedang jatuh dalam dosa.
Tetapi kita bersyukur, lewat kisah Adam dan istrinya, dimana kita memperhatikan nila-nilai rohaninya, demikian kita bisa mendapat pertolongan dari Tuhan, dimana kita harus mengerjakan keselamatan itu.

Matius 6: 28
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,

Mengapa kamu kuatir akan pakaian? Pertanyaan ini tertuju kepada mereka yang lebih mengutamakan pakaian dari pada tubuh. Tetapi, nasihat firman datang kepada mereka, yaitu supaya memperhatikan bunga bakung di ladang.

Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari bunga bakung di ladang???
Matius 6: 28
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,

Pelajaran yang harus kita perhatikan dari bunga bakung; tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Ini adalah gambaran dari pertumbuhan rohani yang sehat, sebab, kalau dia bertumbuh karena bekerja dan karena memintal, dengan kata lain, bertumbuh karena aktivitas, ini adalah pertumbuhan lahiriah, bukan pertumbuhan rohani.

Mengapa saya katakan ini adalah pertumbuhan rohani? Karena dia bertumbuh tanpa bekerja, tanpa memintal, tanpa aktivitas, berarti Tuhan yang mengerjakannya.

Semoga di hari-hari terakhir ini, kerohanian kita semakian bertumbuh dan sehat. Amin saudara??
Kita sudah digembalakan oleh pengajaran mempelai di dalam kandang penggembalaan; satu kandang, satu gembala.
Maka dengan demikian, jika kita digembalakan dengan baik, rohani kita pasti bertumbuh dengan sehat. Namun sebaliknya, kalau tidak memberi diri sepenuhnya untuk digembalakan, maka rohani tidak bertumbuh dengan sehat.

Keluaran 20: 8-11
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
(20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
(20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
(20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Hari ketujuh adalah hari sabat Tuhan Allah, hari perhentian untuk Tuhan, dengan kata lain; berhenti dari segala kegiatan-kegiatan  secara lahiriah.

Saudaraku, ketika kita berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan / aktivitas, disitulah kita dapat menguduskan hari Sabat = hidup dalam kekudusan.

1 Petrus 1: 15-16
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Menguduskan hari Sabat Tuhan Allah, berarti; menjadi kudus di dalam seluruh hidup, sehingga sama seperti Dia di dalam kekudusan, inilah yang disebut pertumbuhan rohani yang sehat.

Saya kira, kita semua menghendaki pertumbuhan rohani yang sehat, hidup kudus, sama seperti Tuhan kudus adanya.
Oleh sebab itu, kita harus perhatikan bunga bakung di ladang; tanpa bekerja, tanpa memintal. Ini adalah pelajaran yang sangat menarik sekali, tetapi pada kenyatannya pada hari perhentian, banyak orang masih sibuk bekerja, sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Tuhan menyediakan kita 3 macam ibadah utama sebagai hari perhentian, sesuai dengan pola Tabernakel, hari Sabat bagi Allah, dan itu harus dikuduskan.

3 hal untuk menguduskan hari Sabat.
1.   Yesaya 58: 13
(58:13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,

Menguduskan hari Sabat; tidak melakukan pekerjaan dan aktivitas, sebab hari Sabat adalah hari kudus Tuhan, hari yang mulia, dan TANPA OMONG KOSONG.
Tanpa omong kosong = tidak ada perkataan dusta.

Kolose 3: 5, 7-9
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
(3:7) Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
(3:8) Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

Dosa yang keenam, dosa terakhir adalah dosa dusta, sebab setiap orang yang berdosa, pasti dikuasai dengan roh dusta.

Kolose 3: 10
(3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Dan selanjutnya mengenakan manusia baru, yang terus menerus dibaharui sampai memperoleh pengetahun yang benar, menurut gambar Khaliknya. Itu terjadi kalau kita menguduskan hari Sabat.

1 Petrus 2: 21-22
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

Orang yang tidak berbuat dosa adalah orang yang tidak ada tipu dalam mulutnya = terlepas dari roh dusta.
Sebaliknya, orang yang berdosa, pasti dikuasai roh dusta.

2.   Imamat 16: 31
(16:31) Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.

Menguduskan hari Sabat, berarti; harus MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN TUHAN = rendah hati, sebab kalau kita merendahkan diri, Tuhan yang tinggikan, sebaliknya, kalau kita tinggikan diri, maka Tuhan yang rendahkan.
Oleh sebab itu, biarlah lewat hari perhentian ini, saya dan saudara berusaha merendahkan diri, ini bukan himbauan, tetapi suatu keharusan.

Sedikit kesaksian;
Pertama sekali saya masuk sekolah Alkitab di “Lempin-el” , saya memandang mereka / siswa-siswi dengan sudut pandang / kacamata duniawi, sehingga menganggap mereka culun / kampungan.
Tetapi seiring berjalannya waktu, saya banyak menerima kebenaran firman Tuhan, pembukaan rahasia firman Tuhan, disitulah mata rohani saya dicelikkan oleh Tuhan, sehingga saya banyak belajar dari sekian banyak hamba-hamba Tuhan yang belajar disitu.
Awalnya, saya melihat para hamba Tuhan sangat kecil di mata saya, tetapi akhirnya saya belajar untuk merendahkan diri. Jika tiba waktu jaga malam, saya banyak bertanya kepada seorang hamba Tuhan mengenai firman Tuhan, kemudian beliau menjelaskan kepada saya banyak hal. Selain itu, beliau juga memberi banyak masukan kepada saya, dan saya menerima itu dengan segala kerendahan hati. Demikian juga ada seorang hamba Tuhan yang lebih muda dari saya, memberi nasihat firman Tuhan, tetapi saya tetap merendahkan diri.

Biarlah sikap, tingkah laku, cara berfikir, sudut pandang, termasuk gerak gerik, tetap memposisikan diri rendah.

Selanjutnya, syarat untuk merendahkan diri.
Merendahkan diri dengan cara berpuasa. Ini sudah menjadi ketetapan untuk selama-lamanya.
Berpuasa berarti tidak makan, tidak minum = lapar dan haus akan kebenaran firman Tuhan.

Amsal 27: 7
(27:7) Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis.

Bagi orang yang lapar, segala yang pahit dirasakan manis.
Kalau kita lapar dan haus akan kebenaran firman Tuhan, sepahit apapun pengalaman yang kita alami, tetap bersikap manis di hadapan Tuhan, inilah yang benar.

3.   Yohanes 7: 23
(7:23) Jikalau seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat.

Untuk menguduskan hari Sabat, maka menerima sunat, harus pada hari Sabat.

Kolose 2: 11
(2:11) Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,

Sunat Kristus / sunat rohani, terdiri dari PENANGGALAN AKAN TUBUH YANG BERDOSA = dosa ditanggalkan dari seluruh anggota tubuh, mulai dari tangan, kaki, mulut, mata, telinga dan sebagainya. Biarlah dosa ditanggalkan dari seluruh anggota tubuh tersebut.

Persamaannya.
Kolose 2: 12
(2:12) karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

Dikuburkan dalam baptisan dan turut dibangkitkan di dalam Kristus, artinya; hidup dalam hidup yang baru, sebab yang lama sudah berlalu, itulah sunat.

Yohanes 7: 23
(7:23) Jikalau seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat.

Menerima sunat pada hari Sabat, tujuannya; supaya jangan melanggar hukum Musa, dengan kata lain, supaya hidup benar sesuai dengan firman Tuhan. Maka dengan demikian, kalau menerima sunat pada hari Sabat; tidak boleh disertai dengan amarah.

Efesus 4: 15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Biarlah kebenaran-kebenaran firman yang sudah kita terima, secara khusus tentang “menguduskan hari Sabat”, kita pegang, supaya pertumbuhan rohani kita sehat.
Pertumbuhan rohani yang sehat mengarah kepada Kristus, sebagai kepala, dari tiap-tiap gereja, tidak mengarah kepada Babel, tempatnya roh jahat dan roh najis.

Kita bersyukur, kalau kerohanian kita tumbuh dengan sehat, akan mengarah kepada Kristus sebagai Kepala, inilah yang disebut taat setia dan dengar-dengaran = tunduk.
Saya, sebagai gembala kecil, harus tunduk kepada Kristus, sebagai kepala, kalau tidak, Tuhan tidak akan memakai saya dalam pembukaan rahasia firman. Oleh sebab itu, ketika saya tidak ada ketundukan, saya akan mengalami kekeringan.
Demikian juga imam-imam / anak-anak Tuhan yang sudah dipercaya melayani Tuhan, segala yang kita kerjakan harus mengarah kepada Kristus, sebagai kepala, itulah yang benar, jangan mengarah kepada daging dan kepentingan-kepentingan lahiriah.

Efesus 4: 16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Pertumbuhan rohani itu sesuai dengan kadar pekerjaan seseorang, sehingga dengan demikan, kita melayani sesuai dengan kepercayaan Tuhan.
Tidak mungkin Tuhan mempercayakan suatu pelayanan yang begitu besar, sementara kadar rohani kita masih minim.
Jika kepercayaan Tuhan semakin besar, maka kerohanian kita akan bertumbuh dan terbangun dengan kasih.
Dibangun berarti bertumbuh bersama-sama di dalam Kristus, sehingga kalau kita melayani bersama-sama di dalam Kristus, inilah yang disebut tubuh Kristus yang tersusun rapi.

Biarlah kita semua menjadi tubuh Kristus yang tersusun rapi di hadapan Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment