KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 21, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 20 MARET 2012


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 20 MARET 2012

Tema:  MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
            (seri 10)

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah dalam Ibadah Doa Penyembahan malam hari ini.

Kembali kita membuka suratan Filipi.
Filipi 4: 4-7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Dalam ibadah doa penyembahan, kita menikmati firman penggembalaan dari suratan Filipi 4: 4-7.
Bila saya perhatikan, bukan suatu kebetulan jika kita dibawa oleh Tuhan untuk menikmati suratan Filipi 4 ini.
Tuhan lebih mengenal dan mengetahui keadaan kita pribadi lepas pribadi.
Kalau suratan Filipi 4: 4-7 kita nikmati / terima dari Tuhan, tentu Tuhan mempunyai maksud tujuan yang baik, dan ini saya rasakan sendiri.

Saat ini saya diperhadapkan dengan situasi yang sulit, untuk memiliki tempat tinggal / rumah, dibutuhkan biaya yang besar. Tetapi firman Tuhan berulang kali kita dengar, secara khusus dari ayat 6A “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga”.
Lewat pemberitaan ini, saya renungkan bahwa tentu Tuhan mengetahui apa yang saya dan saudara alami saat ini, baik soal makanan, pakaian, bahkan keuangan. Saya melihat kita semua masih dihantui rasa kuatir, sampai kita tidak bisa melakukan apa yang Tuhan kehendaki.
Kalau kita masih melakukan apa yang Tuhan kehendaki dengan paksaan, ini adalah ibadah yang rutinitas saja, yang tidak mengandung janji.
Tuhan mengetahui segala sesuatu yang terjadi, termasuk segala kekuatiran-kekuatiran. Tuhan baik bagi kita, Tuhan mengerti keadaan saya dan saudara.

Mari kita perhatikan hal kekuatiran.
Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Ada 2 hal yang harus kita perhatikan tentang hal kekuatiran;
1.   Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum.
2.   Janganlah kuatir akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Kembali kita perhatikan keterangan yang kedua;
JANGANLAH KUATIR AKAN TUBUHMU, AKAN APA YANG HENDAK KAMU PAKAI (Bagian kelima)
Oleh sebab itu, Tuhan menasihatkan kita dalam ayat 25E, yaitu “Bukankah tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”. Dengan tegas Tuhan menasihati kita malam ini, bahwa tubuh lebih penting dari pakaian, bukan pakaian yang lebih penting dari pada tubuh.

Supaya kita lebih mengutamakan tubuh dari pada pakaian, mari kita perhatikan bersama-sama, ayat 28-29;
Matius 6: 28-29
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Yang harus kita perhatikan adalah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, ini adalah pertumbuhan rohani yang sehat, karena bertumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal = tanpa aktivitas.
Berarti; kalau bunga bakung tumbuh, itu karena Tuhan yang memelihara, Tuhan yang bekerja.

Dikaitkan dengan Salomo, yaitu;
Salomo dalam segala kemegahannya pun, tidak berpakaian seindah bunga bakung.
Berarti, bagi Salomo; tubuhlah yang lebih penting dari pada pakaian.

2 Tawarikh 9: 3-5
(9:3) Ketika ratu negeri Syeba melihat hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya,
(9:4) makanan di mejanyacara duduk pegawai-pegawainyacara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaianjuru-juru minumannya dan pakaian mereka, dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.
(9:5) Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu,

Bukti bahwa tubuh yang lebih penting dari pakaian adalah; Salomo memiliki hikmat dari Tuhan.
Kita mengenal Salomo dengan hikmatnya, sehingga dengan hikmat itu, Salomo menuliskan kitab Amsal.

Dengan hikmat inilah, kita perhatikan bahwa rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, juga minuman, serta cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, semua itu menarik dan baik, sehingga menjadi indah di pandang mata.

Mari kita perhatikan satu persatu.
1)  Rumah yang telah didirikannya.
rumah Tuhan, yang baik dan menarik, sehingga indah dipandang mata.

Efesus 2: 20-22
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
(2:22) Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Bait Allah adalah tempat kediaman Allah, di dalam Roh = bangunan yang rapi tersusun, menjadi Bait Allah yang kudus di dalam Tuhan.
Berbicara rapi tersusun berarti; cara duduk rapi tersusun, berjalan rapi tersusun, mendengar firman Tuhan rapi tersusun, melayani Tuhan rapi tersusun, dalam segala sesuatu rapi tersusun. Inilah yang disebut Bait Allah atau tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Syarat supaya bangunan rapi tersusun;
a.     Dibangun di atas BATU PENJURU, yaitu Yesus Kristus = dibangun di atas dasar korban Kristus = salib Kristus.
Kehidupan yang dibangun di atas korban Kristus = kehidupan anak-anak Tuhan yang berdiri di atas korban Kristus = satu di dalam pengorbanan Yesus Kristus = pikul sallib.

b.    Dibangun di atas dasar PARA RASUL.
Artinya; bangunan yang dikerjakan oleh kuasa Roh Kudus = kehidupan anak-anak Tuhan yang dipimpin oleh Roh-El Kudus.
Para Rasul -> kehidupan yang diurapi Roh Kudus.

c.     Dibangun di atas dasar PARA NABI.
Artinya; bangunan yang dikerjakan oleh firman nubuatan / firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Para nabi -> firman Tuhan.

2)  Makanan di mejanya.
Artinya; hati menjadi tempatnya firman Tuhan.
Makanan -> firman Tuhan, sedangkan meja -> hati.

Kalau hati menjadi tempatnya firman Tuhan, maka hati tidak memberi tempat kepada yang lain-lain, termasuk cinta akan uang = hidup benar sesuai dengan firman Tuhan.

3)  Minuman.
Artinya: hidup di dalam urapan Roh-El Kudus.

Yohanes 7: 37-39
(7:37) Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
(7:38) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
(7:39) Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

Air / minuman adalah gambaran dari Roh-El Kudus.
Jikalau seseorang hidup di dalam urapan Roh-El Kudus, maka hidupnya senantiasa memuliakan Tuhan.

Menerima curahan Roh Kudus, berarti; dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.
Artinya; Roh Kudus membantu kita untuk hidup suci bagaikan aliran-aliran air yang mengalir, yang terus menerus menyucikan setiap hati manusia.
Selanjutnya, Roh Kudus juga membuat kita berkobar-kobar, berapi-api, bernyala-nyala dalam setiap ibadah pelayanan (Keluaran 3: 2-3).

Oleh sebab itu saudaraku, kita harus hidup di dalam urapan Roh-El Kudus, dan urapan Roh-El Kudus itu harus kita pertahankan, dengan cara; tidak mengijinkan daging bersuara, sebab; daging itu mati, rohlah yang memberi hidup.
Berarti, kalau kita diurapi, maka Roh-El Kudus itu sendiri; mematikan segala perbuatan daging, sehingga dengan demikian, setiap perkataan, sikap, tingkah laku, termasuk gerak gerik, memuji, memuliakan Tuhan.
Ini adalah sesuatu yang menarik dan baik, sehingga indah di pandang mata.

4)  Korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah Tuhan.
Korban bakaran adalah gambaran dari kasih Allah.

Ketika korban bakaran dipersembahkan, maka korban bakaran itu dibiarkan di atas api Mezbah Korban Bakaran sampai pagi = sampai hangus, artinya; mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
Itu sebabnya, dalam injil Yohanes 2: 17, "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku", sama seperti korban bakaran yang hangus di atas api Mezbah Korban Bakaran.

Saudaraku, bukan hanya Salomo saja yang biasa mempersembahkan korban bakaran di rumah Tuhan, juga bagi kita ini harus menjadi kebiasaan.
Karena hikmat, Salomo mendirikan rumah yang baik dan menarik, kemudian ada makanan di mejanya, juga ada minuman, serta biasa mempersembahkan korban bakaran, selanjutnya kita dapat melihat cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian semua tampak menarik dan baik sehingga indah dipandang mata.

Semua menarik dan baik sehingga indah dipandang mata, mari kita lihat gambarannya.
Matius 6: 29-30
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Seperti bunga bakung yang di ladang, didandani oleh Tuhan, semua menarik dan baik sehingga indah dipandang mata.

Kalau di dalam rumah Tuhan ada makanan itulah firman, ada minuman itulah Roh-El Kudus, ada korban bakaran itulah kasih Allah, itu bisa terlihat dari cara duduk, cara melayani, cara berpakaian, semua terlihat baik dan menarik, sehingga indah dipandang mata.

Biarlah ini terjadi dalam kehidupan kita semua; hidup kita indah dipandang mata, terlebih dipandang mata Tuhan.
Tidak perlu kita berusaha untuk indah dipandang manusia, itu adalah pertumbuhan lahiriah / pertumbuhan yang tidak sehat. Tetapi kalau pertumbuhan rohani sehat, maka yang lahiriah akan mengikuti.

Kembali kita perhatikan bunga bakung di ladang;
Kidung Agung 2: 2
(2:2) -- Seperti bunga bakung di antara duri-duridemikianlah manisku di antara gadis-gadis.

Kalau pertumbuhan rohani kita sehat, seperti bunga bakung di ladang tanpa bekerja dan tanpa memintal, maka di mata Tuhan, kita seperti bunga bakung di antara duri-duri.
Duri itu menusuk dan menyakiti, tetapi kehidupan yang menarik dan baik, sehingga indah di mata Tuhan, tidak menusuk dan tidak menyakiti sesamanya.
Gembala terhadap sidang jemaat tidak boleh menyakiti, demikian juga sidang jemaat terhadap gembala tidak boleh menyakiti. Kita semua harus berpihak kepada pelayanan, seperti bani Lewi berpihak kepada pelayanan.
Saya sendiri belajar terus untuk berpihak kepada pelayanan, tidak berpihak kepada saudara sedaging / suara daging.

Saya bersyukur dengan firman malam ini, di mata Tuhan, sesuai dengan perkataan-Nya; kita seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
Gadis-gadis = mempelai perempuan Tuhan.
Manisku -> pribadi yang baik dan menarik.

Kalau kita semua sudah tinggal di dalam Tuhan, semua sifat tabiat dari nenek moyang harus dilepaskan, supaya menarik dan baik sehingga indah dan manis di pandang Tuhan, tidak menusuk, tidak menyakiti perasaan orang lain.

Kelebihan yang lain dari hikmat, yang diterima oleh Salomo.
1 Raja-raja 3: 9-12
(3:9) Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
(3:11) Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
(3:12) maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.

Hikmat Tuhan itu; dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sehingga dengan demikian, kita terbebas, terpisah, terlepas dari yang jahat, karena hikmat dapat memberi pengertian yang baik dan faham menimbang segala perkara.

Biarlah kita mohonkan kepada Tuhan supaya kita memiliki hikmat, karena itu menunjukkan, bahwa bagi kita; tubuh lebih penting dari pakaian.

Hasilnya.
2 Tawarikh 9: 5-8
(9:5) Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu,
(9:6) tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan mereka sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh, setengah dari hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi kabar yang kudengar.
(9:7) Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!
(9:8) Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk TUHAN, Allahmu! Karena Allahmu mengasihi orang Israel, maka Ia menetapkan mereka untuk selama-lamanya, dan menjadikan engkau raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran."

Hasil jika ada hikmat;
1.   Berbahagia, dimulai dari kita, selanjutnya kepada orang-orang yang di sekitar kita.
2.   Karena hikmat; nama Tuhan dipermuliakan.
3.   Dimana ada hikmat, disitu ada kebenaran dan keadilan.

Tiga hal tersebut adalah suasana di rumah Tuhan, dan di rumah Bapa di sorga = bersuasanakan kerajaan sorga, seperti suasana di dalam istana Salomo / rumah yang didirikan Salomo.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment