KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, March 11, 2012

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 10 MARET 2012


Tema:  YUSUF
            (Seri 29)

Shalom!
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur sore hari ini, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.

Keluaran 26: 34
(26:34) Tutup pendamaian itu haruslah kauletakkan di atas tabut hukum di dalam tempat maha kudus.

Tabut perjanjian, serta tutupnya yang diletakkan di atasnya, berada di Ruangan Maha Suci.

Mari kita perhatikan lebih rinci dalam kitab Ibrani.
Ibrani 9: 3-4
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.
(9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

Rasul Paulus menuliskan bahwa tabut perjanjian itu, serta tutup tabut perjanjian yang di atasnya terdapat 2 kerubim, berada di dalam Ruangan Maha Suci. Sedangkan di dalam tabut perjanjian itu sendiri terdapat 3 benda ilahi;
1.    Buli-buli emas berisi manna
2.    Tongkat Harun yang pernah bertunas
3.    Loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian

2 minggu yang lalu kita sudah memperhatikan benda ilahi yang pertama, yaitu buli buli emas berisi manna.
Tiba saatnya kita melihat benda ilahi yang kedua.
Keterangan:
II.  Tongkat Harun yang bertunas
Tongkat Harun yang bertunas -> kuasa Roh Kudus.

Mari kita sinkronkan dengan kitab Musa.
Bilangan 17: 9-10
(17:9) Kemudian Musa membawa semua tongkat itu keluar dari hadapan TUHAN kepada seluruh orang Israel; mereka melihatnya lalu mengambil tongkatnya masing-masing.
(17:10) TUHAN berfirman kepada Musa: "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati."

Saudaraku, tongkat Harun yang bertunas diletakkan di dalam tabut perjanjian.
Artinya: gereja Tuhan / anak-anak Tuhan dipenuhi / hidup dalam pimpinan Roh Kudus.

Tongkat Harun yang bertunas diletakkan di dalam tabut perjanjian tujuannya; supaya menghentikan / mengakhiri sungut-sungut bangsa Israel.

Bilangan 17: 4
(17:4) Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu.
(17:5) Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi."

Bangsa Israel sedang bersungut-sungut kepada Musa dan Harun, di hadapan Tuhan.
Persungutan ini sudah terjadi sejak bangsa Israel berada di Masa dan di Meriba.

Keluaran 17: 1
(17:1) Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.

Setibanya bangsa Israel di Rafidim, mereka mendirikan kemah sesuai dengan perintah Tuhan, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.

Keluaran 17: 2-3
(17:2) Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
(17:3) Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"

Bangsa Israel bersungut-sungut karena mereka mengalami kehausan.
Bersungut-sungut itu adalah suara daging. Jika daging mulai tidak nyaman, disitulah terjadi persungutan.
Berarti; sungut-sungut = suara daging = tidak hidup menurut pimpinan Roh Kudus.

Ciri-ciri orang yang bersungut-sungut / menuruti suara daging.
1.    Bertengkar dengan Musa.
= tidak menghargai firman nubuatan, sebab Musa adalah seorang nabi yang tugasnya bernubuat = tidak menghargai firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = tidak menghargai nasihat-nasihat firman Tuhan.
Orang yang sedang bersungut-sungut, tidak akan memperhatikan nasihat, jangankan nasihat firman, nasihat orang tuapun tidak diperhatikan.

Saya teringat, dengan kisah Nabal.
Namanya Nabal namun orangnya bebal, sekalipun dinasihati oleh Daud lewat pengikut-pengikutnya, tetapi Nabal tetap mempertahankan kebebalannya / tidak mau berubah, bahkan bersungut-sungut sampai di dalam persungutannya, menghina Daud, pada saat Daud berupaya untuk menghindar  dari kejaran Saul. (1 Samuel 25: 10-11)
Menghina Daud = menghina firman nubuatan.

2.    Mencobai Tuhan.
Orang-orang yang bersungut-sungut, yang hatinya tidak puas; suka mencobai Tuhan.

Dahulu, seringkali saya mencobai Tuhan. Suatu ketika, sewaktu saya masih kerja di dunia, saya pernah mencobai Tuhan, setelah saya dipulangkan dari Surabaya, ceritanya, setelah lulus test di Jakarta, saya dikirim ke Surabaya, tepatnya proyek / pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap, yang ada di Paiton. Tetapi sesampainya di Paiton, saya dipulangkan kembali ke Jakarta, untuk sementara saya tinggal di penginapan, yang disediakan dari pihak kantor yang ada di Jakarta. Di dalam kamar hotel itu, saya menangis di depan cermin dan saya mencobai Tuhan, dengan berkata “kalau Tuhan itu adil; mengapa saya dipulangkan, kalau Tuhan itu ada; mengapa saya mengalami penderitaan??”. Perkataan itu terucap, karena pada saat itu, saya masih jauh dari Tuhan, belum mengenal kebenaran firman Tuhan.

Mencobai Tuhan berarti tidak tinggal di dalam kasih Tuhan, sehingga tidak menghargai kasih sayang dan kasih setia Tuhan = tidak menghargai kemurahan Tuhan.
Sesungguhnya, segala sesuatu yang terjadi, semuanya itu baik, tidak ada yang tidak baik, kalau kita menyadarinya, sebab dibalik itu semua, ada sesuatu yang indah, yang Tuhan sediakan.

Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 perbuatan daging;
1.    Percabulan                   6.  Perseteruan                         11. Percideraan
2.    Kecemaran                   7.  Perselisihan                          12. Roh pemecah
3.    Hawa nafsu                  8.  Iri hati                                 13. Kedengkian
4.    Penyembahan berhala     9.  Amarah                               14. Kemabukan
5.    Sihir                            10.Kepentingan diri sendiri           15. Pesta pora

Apabila seseorang hidup menuruti 15 perbuatan daging, maka ia tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah.

Roma 8: 5-8
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Jika hidup menurut daging, ia memikirkan hal-hal yang dari daging dan selanjutnya keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena daging tidak takluk kepada hukum Allah, sehingga setiap orang yang hidup menuruti keinginan daging, tidak berkenan kepada Allah, dan keinginan daging itu sendiri adalah maut / menuju kepada kebinasaan.

Ini harus kita sadari.
Kita harus mengetahui makna hidup, tujuan hidup, apakah hanya sebatas hidup menurut daging??
Perlu kita ketahui, daging = manusia tanpa roh = binatang, sedangkan binatang hidup hanya untuk disembelih.

kita kembali ke kitab Bilangan 17.
Bilangan 17: 10
(17:10) TUHAN berfirman kepada Musa: "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati."

Oleh sebab itu saudaraku, supaya tidak terjadi persungutan / suara daging, maka tongkat Harun yang bertunas itu harus diletakkan, dikembalikan di dalam tabut perjanjian, supaya mengakhiri segala persungutan.
Arti rohaninya untuk kita sekarang adalah; gereja Tuhan, anak-anak Tuhan harus dipenuhi / hidup dalam pimpinan Roh Kudus, sehingga dengan demikian, segala persungutan-persungutan berakhir / dihentikan, dengan kata lain tidak hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.

Roma 8: 9
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

Hidup di dalam Roh, karena Roh Allah berdiam di dalam kehidupan anak-anak Tuhan.

Roma 8: 12-14
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

Jika hidup menurut daging, tubuh akan mati, tetapi kalau hidup menurut Roh Kudus, maka Roh Kudus akan mematikan segala perbuatan-perbuatan daging, dengan demikian, kita hidup di hadapan Tuhan, sehingga kita disebut anak-anak Allah = menjadi kesaksian.

ANAK-ANAK TUHAN HARUS MENJADI KESAKSIAN.

Keluaran 3: 2-3
(3:2) Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
(3:3) Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

Jika hidup / dipenuhi oleh Roh Kudus, maka anak-anak Tuhan berkobar-kobar, berapi-api, bernyala-nyala dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, dengan kata lain, tidak hidup menurut keinginan daging, sama seperti semak duri menyala, tetapi tidak dimakan api / tidak terbakar.
Semak duri yang menyala, namun tidak terbakar adalah penglihatan yang hebat, artinya; kalau bernyala-nyala, berkobar-kobar dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, merupakan kesaksian yang luar biasa.
Oleh sebab itu, jadilah pribadi yang luar biasa di hadapan Tuhan.
Kalau semak duri dimakan api / terbakar, akan berubah menjadi abu debu.
Abu debu -> manusia daging.

Sesungguhnya, semak duri, jerami / rumput, mudah disulut / terbakar oleh api, tetapi kalau kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus, akan bernyala-nyala, berkobar-kobar dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, tidak akan habis dimakan api, sehingga tidak akan menjadi abu debu / tidak hidup menurut keinginan daging.

Praktek dipenuhi oleh Roh Kudus.
Bilangan 17: 7-8
(17:7) Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Allah.
(17:8) Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.

Praktek dipenuhi Roh Kudus; dilihat dari buah Roh Kudus, seperti tongkat Harus, selain bertunas juga berbuah.

Galatia 5: 22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Ada 9 buah Roh Kudus;
1.    Kasih                          4. Kesabaran               7. Kesetiaan
2.    Sukacita                     5. Kemurahan               8. Kelemahlembutan
3.    Damai sejahtera           6. Kebaikan                  9. Penguasaan diri

Kalau ada penguasaan diri, berarti terlebih dahulu ada kelemahlembutan.
Kalau ada kelemahlembutan berarti terlebih dahulu ada kesetiaan.
Kalau ada kesetiaan berarti terlebih dahulu ada kebaikan.
Kalau ada kebaikan maka terlebih dahulu ada kemurahan.
Kalau ada kemurahan maka terlebih dahulu ada kesabaran.
Kalau ada kesabaran, maka terlebih dahulu ada damai sejahtera.
Kalau ada damai sejahtera maka terlebih dahulu ada sukacita.
Kalau ada sukacita maka terlebih dahulu ada kasih.
Jadi, dasar segala sesuatunya adalah KASIH, untuk sampai kepada penguasaan diri.

9 buah ini adalah praktek Roh Kudus.
Jika 9 buah Roh Kudus tinggal di dalam kita, maka tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu, baik hukum taurat, hukum rimba, hukum karma, termasuk hukumnya manusia. Tidak ada pertentangan dengan kakak, adik, teman, sahabat, baik saudara dekat maupun saudara jauh, atau siapa saja.
Mengapa ada pertentangan? Karena tidak ada praktek Roh Kudus, yaitu hidup dengan 9 buah Roh Kudus.

Tidak ada hukum yang menetang = berkuasa / mempunyai kuasa.

Kisah Para Rasul 1: 8
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Anak-anak Tuhan akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kita semua.
Oleh sebab itu, jangan turuti keinginan daging, kalau itu baik menurut kebenaran firman Tuhan, kerjakanlah itu, tetapi kalau bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan jangan dikerjakan, sehingga tetap berada di dalam pengurapan Roh Kudus.

Kegunaan kuasa Roh Kudus.
1)    Kisah Para Rasul 1: 8
(1:8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Kuasa = kesaksian hidup.
Berbeda dengan kuasa dari luar Tuhan, yang dilihat adalah badan yang besar, otot yang kuat bagai besi, tetapi kuasa di dalam Tuhan menjadi kesaksian;
1.    Di Yerusalem
Yerusalem adalah gambaran dari anak-anak Tuhan yang beribadah melayani Tuhan.
Berarti; anak-anak Tuhan yang beribadah melayani harus terus disaksikan supaya semakin setia beribadah melayani Tuhan.

2.    Di Yudea
= menjadi kesaksian bagi mereka yang suam-suam.
Suam-suam = tidak panas, tidak dingin = tidak sepenuh hati beribadah melayani Tuhan.

3.    Di Samaria.
= menjadi kesaksian bagi mereka yang masih jauh dari Tuhan.

4.    Sampai ke ujung bumi.
= menjadi kesaksian bagi mereka yang belum mengenal Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Biarlah kita semua menerima kuasa dari Tuhan karena memang Roh Allah turun atas kita semua.

Kegunaan kuasa Roh Kudus.
2)    Yohanes 16: 13
(16:13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Roh Kudus akan memimpin kita dalam seluruh kebenaran, sehingga dengan demikian, perbuatan-perbuatan kita semuanya benar, tidak ada yang salah. Mulai dari sikap, perbuatan, tingkah laku, gerak gerik semuanya benar, tidak ada yang salah, baik di rumah, di sekolah, di tempat bekerja, di mana saja komunitas kita, semua perbuatan kita tidak ada yang salah.

Mengapa seseorang seringkali melakukan kesalahan, bahkan banyak melakukan kesalahan? Karena tidak hidup dalam pimpinan Roh Kudus, tidak hidup menurut roh kebenaran, sementara daging ini kemampuannya terbatas.
Tetapi jikalau Roh Kudus turun atas kita, maka perbuatan kita tidak ada yang salah.
Itu sebabnya, tongkat Harun yang bertunas harus diletakkan di dalam tabut perjanjian, supaya menghentikan persungutan / suara daging.

Seperti; Yesus, sebagai Anak Tunggal Bapa, berkata–kata bukan berasal dari diri-Nya, melainkan sesuai dengan apa yang didengar-Nya dari Roh kebenaran itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa Yesus Anak Tunggal Bapa, penuh dengan Roh Kudus.
Seseorang yang berkata-kata tidak menurut Roh kebenaran, inilah yang disebut persungutan / omelan.

Dan selanjutnya, kita akan mengerti tentang hal-hal di masa yang akan datang.
Apakah hal-hal di masa yang akan datang? termasuk masa depan kita semua, dan keselamatan jiwa.
Apa yang terjadi di depan, baik itu penghalang, rintangan, ataupun batu sandungan, Roh Kudus sudah terlebih dahulu memberitahukan, sehingga dalam perjalanan rohani, kita tertolong .
Disinilah kita mengerti, bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang hidup menurut Roh Kudus atau hidup menurut keinginan daging??

Untuk melengkapi dari pada pimpinan Roh Kudus ini, kita perhatikan suratan 1 Yohanes.
1 Yohanes 2: 27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.


Kalau hidup di dalam urapan Roh Kudus, seseorang tidak perlu diajar oleh siapapun, karena Roh Kudus itu sendiri yang akan mengajar dalam seluruh kebenaran, sedangkan ajaran-Nya itu tidak ada yang salah dan tidak dusta.

Dahulu saya terlalu bodoh sebagai seorang manusia.
Tetapi setelah Roh Kudus mengurapi kehidupan saya, Roh Kudus mengajari saya, memberitahukan segala sesatu dalam kehidupan saya, dan saya yakin pengajaran-Nya itu semua benar, tidak ada dusta dan tidak ada yang salah.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

No comments:

Post a Comment