KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 28, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 MARET 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 
27 MARET 2012

Tema:  MEMPERHATIKAN NASIHAT-NASIHAT DI AKHIR ZAMAN
           (seri 11)

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh beribadah malam hari ini.

Biarlah kemurahan Tuhan kita rasakan malam hari ini, disaat kita membawa diri rendah di bawah kaki Tuhan.
Terjadi mujizat keajaiban Allah, kemustahilan Allah di tengah-tengah ibadah pelayanan kita malam hari ini.

Kita kembali memeriksa Filipi 4.
Filipi 4: 4-7
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
(4:6) Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
(4:7) Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

Kita masih memperhatikan ayat yang ke 6 bagian A, yaitu; “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga”.
Saudaraku, ini adalah pernyataan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Filipi, sekaligus untuk meyakinkan kita sehingga terlepas dari kekuatiran, yaitu kekuatiran tentang apapun juga.
Yesus menjadi jaminan dari segala apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus.

Kita bersyukur malam hari ini, kita mendapatkan nasihat-nasihat firman Tuhan, melalui pernyataan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Filipi.

Mari kita perhatikan hal kekuatiran.
Matius 6: 31
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?


Berkaitan dengan pernyataan Rasul Paulus, disini kita perhatikan 3 hal, yaitu janganlah kuatir dan berkata;
1.    apakah yang akan kami makan
2.    apakah yang akan kami minum
3.    apakah yang akan kami pakai

3 perkara ini dibagi menjadi 2 bagian;
Bagian pertama
·         apakah yang akan kami makan
·         apakah yang akan kami minum

Bagian kedua
·         apakah yang akan kami pakai

Sekarang mari kita perhatikan keterangan bagian yang pertama.
APAKAH YANG AKAN KAMI MAKAN? APAKAH YANG AKAN KAMI MINUM?

Matius 6: 25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?


Pada ayat 25 ini ditegaskan kembali, mengenai bagian yang pertama; “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum.”

Saudara, manusia makan atau minum bertujuan untuk hidup, tetapi manusia hidup bukan untuk makan atau minum, melainkan untuk memuliakan Tuhan, pernyataan ini jangan dibalik.

Saudaraku, hidup lebih penting, lebih berarti dari pada makanan, baik untuk manusia, terlebih bagi Tuhan.

Oleh sebab itu, saudaraku, mari kita terima nasihat firman Tuhan malam hari ini.
Matius 6: 26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Nasihat firman Tuhan ialah “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namum diberi makan oleh Bapa di sorga.” = dipelihara oleh Tuhan.
Oleh sebab itu, tidak perlu kuatir soal makanan atau minuman, tetapi hidup manusia lebih penting, lebih berarti di hadapan Tuhan.
Pandanglah burung-burung di langit artinya; memandang / mencari perkara-perkara di atas.

Kolose 3: 1-2
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Perkara yang di atas, yaitu Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Mari kita perhatikan 2 kata mengenai “Duduk di sebelah kanan Allah”.
a.    Duduk
Duduk arti rohaninya; merendahkan diri.
Duduk adalah posisi yang tepat saat mendengar dan menikmati firman Tuhan.
Itu sebabnya, berulang kali saya menyampaikan dalam setiap ibadah; untuk mendengar dan menikmati firman Tuhan, dibutuhkan kerendahan hati.

BUKTI YANG PERTAMA;
Lukas 10: 39
(10:39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan Tuhan = Maria merendahkan diri saat mendengarkan firman Tuhan.
Duduk -> sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Perkataan Yesus = firman Allah.

Bandingkan dengan Marta.
Lukas 10: 40
(10:40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."

Marta sibuk melayani, artinya; tidak mendapat kesempatan untuk duduk mendengar firman Tuhan.

Ciri-ciri orang sibuk; mempersalahkan orang lain dan mempersalahkan Tuhan.
Itu sebabnya, Marta mendekat dan menuntut supaya Yesus menyuruh Maria membantu Marta dalam kesibukannya melayani.
Demikian juga anak-anak Tuhan yang tidak merendahkan diri disaat mendengar firman Tuhan, seringkali mempersalahkan orang lain dan Tuhan, sebagai alasan untuk tidak memposisikan diri rendah di kaki Tuhan, dengan kata lain; dengan mempersalahkan orang lain dan Tuhan, digunakan sebagai alasan untuk menjauhkan diri dari setiap ibadah-ibadah pelayanan kepada Tuhan, sementara ibadah adalah suatu kesempatan kita untuk memposisikan diri rendah saat mendengar dan menikmati firman Tuhan.

Lukas 10: 41
(10:41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

Sibuk dengan segala perkara adalah gambaran orang yang kuatir.
Itu sebabnya, orang kuatir lebih mengutamakan urusan-urusannya, pekerjaannya karena lebih mementingkan soal makanan dan minuman, juga soal yang lain-lain, sehingga dengan banyaknya urusan-urusan, seseorang jauh dari ibadah pelayanan.

Lukas 10: 42
(10:42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Hanya satu saja yang perlu, yaitu duduk dekat kaki Tuhan. Ini adalah bagian yang terbaik.
Kalau sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan urusan, itu bukanlah bagian yang terbaik. Justru dengan banyaknya kesibukan / urusan, itu yang menyebabkan seseorang jauh dari Tuhan, tidak memposisikan diri rendah di bawah kaki Tuhan.

Biarlah kita semua memilih bagian yang terbaik, sebab yang tidak akan diambil dari padanya, yaitu duduk di sebelah kanan Allah = berada di dalam kerajaan sorga.

BUKTI YANG KEDUA;
Matius 14: 17-20
(14:17) Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
(14:18) Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
(14:19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
(14:20) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.

Yesus memberi makan 5000 orang, dengan 5 roti dan 2 ikan.
Posisi 5000 orang; duduk di atas rumput.
Duduk di atas rumput, artinya; menikmati firman penggembalaan disertai dengan kerendahan hati.
Duduk -> posisi rendah di hadapan Tuhan, sedangkan rumput -> firman penggembalaan, dalam satu kandang, satu gembala.

Saat menikmati firman penggembalaan, saya dan saudara harus memposisikan diri rendah di bawah kaki Tuhan.

Matius 14: 14
(14:14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

Menikmati firman penggembalaan disertai dengan kerendahan hati, berarti; menerima belas kasih Tuhan = menikmati kemurahan-kemurahan Tuhan.

Kemurahan Tuhan disini adalah; Yesus menyembuhkan mereka yang sakit.
Demikian juga dengan kita, jika merendahkan diri saat menikmati firman penggembalaan, akan mendapat belas kasih, yaitu disembuhkan dari sakit penyakit, baik jasmani maupun rohani.

Sedikit kesaksian;
-   Meskipun saya mengalami kelelahan saat melayani Tuhan, dan juga kekurangan waktu untuk istirahat, tetapi Tuhan memberi kekuatan bagi fisik saya, terpujilah Tuhan.
-   kemudian saya mengalami sakit tipes yang parah bertahun-tahun, antara 2005 sampai 2007, namun Tuhan menyembuhkan saya.
-    Dan ironisnya saat saya sakit tipes, saya menderita demam berdarah, lalu darah saya mengental saat itu, kemudian tidak ada asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh saya, karena kondisi pelayanan yang masih kecil, namun saya mendapat kesembuhan dari Tuhan.

BUKTI YANG KETIGA;
Maitus 15: 34-37
(15:34) Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
(15:35) Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
(15:36) Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
(15:37) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.

Yesus memberi makan 4000 orang, dengan 7 roti dan ikan-ikan kecil.
Posisi 4000 orang saat makan; duduk di atas tanah, artinya; merendahkan diri, bahkan menganggap diri hina di hadapan Tuhan saat menikmati firman Tuhan.
Duduk -> posisi rendah di hadapan Tuhan.
Tanah adalah gambaran manusia yang hina karena dosa.

Oleh sebab itu, biarlah kita mendengarkan firman Tuhan dengan segala kerendahan hati, tanpa kesombongan, berarti; tidak merasa diri hebat, lebih benar, lebih suci, lebih mengerti firman Tuhan, sekalipun sudah mengerti firman Tuhan, itulah posisi duduk di tanah.
Memang saat kita memposisikan diri rendah bahkan sampai menganggap diri hina di hadapan Tuhan, disitulah kita merasakan firman Tuhan itu bekerja, berkuasa atas kehidupan kita, disitulah kita merasakan firman itu menggarap dan mengerjakan kehidupan kita sampai kehidupan kita dibentuk oleh tangan Tuhan.
Itu sebabnya, semakin kita menyadari diri sebagai orang berdosa, semakin membutuhkan firman Tuhan.
Semakin membutuhkan firman Tuhan berarti memberi kesempatan untuk dikerjakan dan digarap oleh kuasa firman Tuhan.

Maukah saudara menikmati firman Tuhan dengan merendahkan diri sampai menganggap diri hina dan kecil di hadapan Tuhan ???

Matius 15: 32
(15:32) Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."

Menikmati firman Tuhan dengan memposisikan diri rendah, bahkan menganggap diri hina di hadapan Tuhan, itu merupakan belas kasih Tuhan / kemurahan Tuhan.

Belas kasih Tuhan disini adalah Tuhan tidak membiarkan orang banyak atau 4000 orang tersebut pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.
Pingsan = tidak mati, tidak hidup = setengah mati.
Kerohanian yang setengah mati, tidak dapat sampai tujuan. Tujuan hidup kita adalah bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus di dalam kerajaan sorga = berada di rumah Bapa.

Oleh sebab itu, kita yang merasa lapar saat ini, berusahalah memposisikan diri rendah di hadapan Tuhan saat mendengar dan menikmati firman Tuhan, sehingga kita tidak pingsan dalam perjalanan rohani kita menuju rumah Bapa / kerajaan sorga.

Mari kita perhatikan 2 kata mengenai “Duduk di sebelah kanan Allah”.
b.    Sebelah kanan.
Kanan -> perbuatan-perbuatan yang benar.

Yohanes 21: 4-6
(21:4) Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
(21:5) Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
(21:6) Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Murid-murid menebar jala di sebelah kanan, sesuai dengan perintah Yesus, sehingga tidak  dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Menebarkan jala di sebelah kanan, sesuai dengan perintah Yesus artinya; melayani Tuhan dengan benar dan hidup dalam kebenaran / tanpa kelemahan = dengar-dengaran.
·         Dengar yang pertama = mendengar firman Tuhan
·         Dengar yang kedua = melakukan firman Tuhan.
Kanan -> kebenaran.

Bandingkan saat sebelum menebar jala di sebelah kanan.
Yohanes 21: 7
(21:7) Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Petrus tidak berpakain / telanjang.
Tidak berpakaian, artinya; tanpa kebenaran = penuh dengan kelemahan-kelemahan yang memalukan.
Berarti, sebelum menebarkan jala di sebelah kanan, Petrus dalam keadaan telanjang. Itulah yang menyebabkan sehingga  tidak mendapatkan ikan semalam-malaman. Sementara waktu yang paling efektif untuk mencari ikan adalah pada waktu malam hari, tetapi kenyatannya Petrus dan kawan-kawan tidak mendapatkan apa-apa. Berarti, keberhasilan seseorang, letaknya; bila kita melayani Tuhan dengan benar dan hidup dalam kebenaran / tanpa kelemahan = dengar-dengaran.

Saya merindukan kita semua menjadi penjala ikan dengan kebenaran; baik lewat perkataan, sikap, perbuatan, tingkah laku, supaya kita memperoleh hasilnya, yaitu jiwa yang banyak.
Biarlah di hari-hari yang terakhir ini, kita mau menebarkan jala di sebelah kanan dan tidak lagi hidup di dalam ketelanjangan.

Kolose 3: 1-2
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Selain mencari perkara di atas, juga memikirkan perkara di atas, bukan yang di bumi.

Filipi 2: 5
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus = memikirkan perkara-perkara di atas.

Memikirkan perkara-perkara di atas;
Filipi 2: 6-8
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

1.    Tidak mempertahankan hak sebagai milik yang harus dipertahankan.
2.    Mengosongkan diri dan mengambil rupa sebagai hamba.
Hamba = melayani tanpa upah.
3.    Sebagai manusia, merendahkan diri dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Taat sampai mati, artinya; setia melayani Tuhan, sampai akhir hidup, bahkan mati di kayu salib = menggenapi seluruh hukum Allah.

Ciri-ciri memikirkan perkara di atas.
Filipi 4: 8
(4:8) Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Memikirkan perkara di atas = memikirkan 8 perkara, yaitu;
1.    Semua yang benar  5. Semua yang manis
2.    Semua yang mulia   6. Semua yang sedap didengar
3.    Semua yang adil     7. Semua yang disebut kebajikan
4.    Semua yang suci     8. Semua yang patut dipuji

Syarat mencari dan memikirkan perkara di atas.
Kolose 3: 1
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Syaratnya adalah bersuasanakan kebangkitan, yaitu hidup dalam hidup yang baru = manusia baru.

Kolose 3: 5-6
(3:5) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
(3:6) semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].

Manusia baru berarti mematikan di dalam diri segala sesuatu yang duniawi, yaitu;
1.    Percabulan = perbuatan-perbuatan yang tidak sopan.
2.    Kenajisan
3.    Hawa nafsu = menuruti keinginan-keinginan daging.
4.    Nafsu jahat = keinginan-keinginan daging yang jahat.
5.    Keserakahan = tamak = cinta uang = firman Tuhan tidak mendapat tempat di dalam hati.

5 perkara ini = penyembahan berhala.

Kolose 3: 8-9
(3:8) Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

Kalau sudah melepaskan diri dari manusia duniawi = berada di dalam Tuhan, selanjutnya yang harus dibuang adalah;
1.    Marah = emosional.
2.    Geram = amarah disertai dengan kekerasan.
3.    Kejahatan
4.    Fitnah
5.    Kata-kata kotor.

5 perkara ini setara dengan dosa dusta / mendustai sesama.

Kolose 3: 10
(3:10) dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Jika manusia baru mengalami pembaharuan terus menerus, suatu saat nanti memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya = segambar serupa dengan Sang Pencipta = tubuh Kristus / mempelai perempuan yang sempurna.
Khalik = Sang Pencipta alam semesta.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment