KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, June 5, 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 05 JUNI 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 05 JUNI 2013

Tema: HAL BERDOA
          (Seri 46)

Subtema: TERLEPAS DARI KEJAHATAN UNTUK DIJADIKAN MEMPELAI WANITA TUHAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.

Kita akan segera mendengar firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari Matius 6: 5-13, namun kita hanya membaca ayat 13.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Doa yang harus kita naikkan kepada Tuhan adalah: “ ... tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
Setelah memohon; “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”, selanjutnya kita juga memohon supaya saya dan saudara dilepaskan dari pada yang jahat, sehingga dengan demikian kita terlepas dari perbuatan-perbuatan yang jahat dan tidak terlibat di dalamnya.

1 Tesalonika 5: 15-18
(5:15) Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
(5:16) Bersukacitalah senantiasa.
(5:17) Tetaplah berdoa.
(5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, dengan demikian, kita terlepas dari segala kejahatan.
Sebab kalau seseorang membalas kejahatan dengan kejahatan, berarti ia masih terlibat di dalam kejahatan itu sendiri.

2 Tesalonika 3: 3-5
(3:3) Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
(3:4) Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.
(3:5) Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.

Tuhan memelihara kehidupan kita, berarti; Tuhan tidak membawa kita terhadap yang jahat.
Kemudian, Tuhan juga berusaha membawa hati kita tertuju kepada kasih Allah yang sempurna dan kasih setia-Nya.
Kalau seseorang masih terlibat di dalam kejahatan, berarti hatinya belum tertuju kepada kasih setia dan kasih yang sempurna, tetapi di sini kita perhatikan; Tuhan pelihara kita, sebab kita dijauhkan dari hati yang jahat, karena Tuhan membawa hati kita menuju kasih Allah yang sempurna.

Kemudian, kita dapat melihat / menemukan kasih Allah di dalam KETABAHAN KRISTUS.
Jadi, sekalipun dunia ini penuh dengan kejahatan, tetapi kita bisa melihat ketabahan Kristus itu di atas kayu salib, Dia menanggung dosa dunia dan segala kejahatan dunia di atas kayu salib, itu merupakan ketabahan yang tidak ada tandingannya.

Sekarang, kita perhatikan; KETABAHAN KRISTUS.
Filipi 2: 6-8
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Ketabahan Kristus itu; “taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.”
KETABAHAN KRISTUS itu dimulai dari;
1.  TIDAK MEMPERTAHANKAN HAK SEBAGAI MILIK YANG HARUS DIPERTAHANKAN, ini adalah hal yang pertama yang harus dilakukan.
2.    Kemudian; MENGOSONGKAN DIRI.
Kosong, berarti; tidak berisi, artinya; tidak menganggap diri bisa, tidak merasa diri mampu, kuat, hebat dan sebagainya.
3.    Lalu kelanjutannya; MENGAMBIL RUPA SEBAGAI HAMBA, tidak mengambil rupa sebagai seorang tuan.
Berarti, mau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan kata lain, bukan pemimpin melainkan pelayan.
4.    MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Ketika menjadi sama dengan manusia, ia merendahkan diri-Nya satu dengan yang lain, ini adalah ketabahan Kristus.

Memang saudaraku, berbeda dengan orang yang membalas kejahatan dengan kejahatan; ia tidak akan menjadi pribadi yang tabah menghadapi segala perkara, tidak setia sampai akhir.
Kalau seseorang tabah seperti ketabahan Kristus, berarti DIMULAI DARI TIDAK MEMPERTAHANKAN HAKNYA SEBAGAI MILIK YANG HARUS DIPERTAHANKAN.
Saya tahu, untuk melakukan ini tidak semudah ketika seseorang berbicara, tetapi ini harus dilakukan, tidak bisa tidak.
Kalau saja boleh terjadi pernikahan dua kali, barangkali orang akan menikah dua kali, tiga kali dan seterusnya, tetapi di dalam Tuhan cukup satu kali. Oleh sebab itu, mau tidak mau kita harus menerima segala sesuatu yang terjadi, tidak boleh lari dari kenyataan, dan itu harus menjadi pengalaman saya dan saudara.

Taat sampat mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, artinya; DENGAN KETABAHAN KRISTUS, IA MENGGENAPI SELURUH HUKUM TAURAT.

Roma 10: 4
(10:4) Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.

“Kristus adalah kegenapan hukum Taurat.”
Jadi, hukum Taurat itu disempurnakan di dalam ketabahan Kristus di atas kayu salib.
Tanpa ketabahan Kristus, hukum Taurat tidak tergenapi, sehingga setiap orang yang percaya kepada ketabahan Kristus; ia dibenarkan.

Saudaraku, kita bersyukur atas ketabahan Kristus karena Allah membawa hati kita tertuju kepada kasih-Nya di dalam ketabahan Kristus itu.
Kalau saja Kristus tidak tabah dan tidak menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, maka yang jahat tetap berbuat jahat, berarti tidak ada kesempatan untuk bertobat, apalagi diselamatkan.
Bayangkan, orang yang berada di bawah hukum Taurat;
-      IA BERPEGANG TEGUH KEPADA HARI SABAT.
Sedangkan orang yang berpegang teguh pada hari Sabat seperti ahli Taurat dan orang Farisi, tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk beraktifitas, sehingga;
·      orang yang lapar tetap lapar,
·      orang yang sakit tetap sakit, tidak ada kesempatan untuk disembuhkan.
-      Selain itu, ibadahnya dilangsungkan secara lahiriah; mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jahat / jauh dari Tuhan.

Kemudian dalam Roma 2: 15, mereka yang hidup di bawah hukum Taurat SALING MENUDUH dan SALING MEMBELA diri; TIDAK MAU MENGAMPUNI dan TIDAK MAU MENGAKUI, ini adalah dosa kejahatan = tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, berarti; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari hukuman.
-      Kalau mata ganti mata, berarti; yang terjadi adalah kegelapan, sebab dalam Matius 6: 22, “mata adalah pelita.”
-    Tangan ganti tangan, berarti; tidak mendapat kesempatan untuk melayani Tuhan = tidak mendapat kesempatan untuk memberi yang terbaik.
-     Gigi ganti gigi, artinya; tidak mendapat kesempatan untuk menikmati kebenaran firman Tuhan, sebagai makanan rohani.
Pendeknya; jikalau berada di bawah hukum Taurat, berarti kejahatan dibalas dengan kejahatan = tidak mendapat kesempatan untuk dibenarkan dan tidak mendapat kesempatan untuk diselamatkan.

Jadi, supaya terlepas dari kejahatan / terlepas dari hukum Taurat, biarlah kiranya Allah membawa hati kita tertuju pada kasih Kristus dengan ketabahan-Nya, ijinkan itu terjadi pada malam hari ini, jangan keraskan hati!
Ijinkan Roh Kudus bekerja, jangan tolak firman sebagai kebenaran, tetapi ijinkan firman itu mendarah daging, supaya tiga oknum Allah tinggal dalam kehidupan kita, sehingga dengan demikian, kita dilepaskan dari pada yang jahat.
Kita berdoa: “Tuhan lepaskan kami dari pada yang jahat”, tetapi kalau tidak mengijinkan hati dibawa kepada kasih Allah dalam ketabahan Kristus, doa hanya tinggal doa, tidak terwujud kerinduan hati.

Tiga hal yang harus diperhatikan supaya terlepas dari kejahatan.
1 Tesalonika 5: 15-18
(5:15) Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
(5:16) Bersukacitalah senantiasa.
(5:17) Tetaplah berdoa.
(5:18) Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Tiga hal yang harus kita perhatikan adalah;
YANG PERTAMA: BERSUKACITALAH SENANTIASA.
Saya senang sekali dengan pernyataan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Filipi.
Filipi 4: 4-5
(4:4) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(4:5) Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

BERSUKACITALAH senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: BERSUKACITALAH!
Di sini kita melihat; terjadi pengulangan kata: “Bersukacitalah”, menunjukkan bahwa bersukacita itu adalah suatu keharusan, dan kiranya kita sekalian bersukacita di dalam Tuhan.

Mari kita lihat; SUKACITA.
Roma 14: 16-17
(14:16) Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah.
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Sukacita dalam Tuhan = sukacita Kerajaan Sorga, yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, berarti di dalamnya ada kebenaran dan damai sejahtera.

Kalau sukacita di luar Tuhan, belum tentu di dalamnya ada kebenaran dan belum tentu di dalamnya ada damai sejahtera. Contohnya; orang lain sengsara, tetapi justru dia tertawa, itu bukan kebenaran dan bukan damai sejahtera.
Tetapi kalau betul-betul di dalamnya ada kebenaran dan damai sejahtera, maka sukacita sorgawi nyata dalam kehidupan seseorang dan sukacita sorgawi tidak bisa ditutup-tutupi, melainkan akan terpancar, sebab apa yang berasal dari dalam akan terpancar keluar. Dan sukacita sorgawi itu sifatnya permanen, tidak semu = kekal.

Yohanes 3: 28-29
(3:28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
(3:29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Sukacita yang sifatnya kekal = sukacita yang sifatnya penuh, tidak habis-habis.
Biarlah sukacita kita itu penuh, itulah sukacita mempelai.
Letak sukacita mempelai perempuan adalah ketika mendengar suara mempelai laki-laki.

Saudaraku, malam ini kita mendengar firman Tuhan, yang disebut juga kabar sukacita; hanya firman saja yang menghibur, sampai sukacita itu penuh.
Biarlah sukacita itu penuh, karena kabar sukacita / kabar mempelai ini memenuhi kehidupan kita. Milikilah sukacita mempelai, letaknya; di saat mendengar suara mempelai laki-laki.

Mari kita buktikan.
Matius 25: 1-9
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
(25:2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
(25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
(25:7) Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
(25:8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
(25:9) Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.

5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh sama-sama menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga.
Kemudian, di tengah malam mereka mendengar suara: “Mempelai datang! Songsonglah dia!
5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh sama-sama mendengarkan kabar mempelai, tetapi 5 gadis yang bodoh tidak memperhatikan satu perkara, yaitu membawa pelita tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli, sedangkan 5 gadis yang bijaksana membawa PELITA + MINYAK DALAM BULI-BULI.

Tadi, sukacita sorgawi dikerjakan oleh Roh-El Kudus.
Minyak dalam buli-buli -> Roh-El Kudus yang memberikan sukacita.
Tanpa minyak, sukacita itu bisa kehabisan di tengah jalan, di tengah-tengah penantian kita menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga.
Saudaraku, pertahankanlah minyak di dalam buli-buli, supaya pelita itu tetap bernyala, tanda sukacita mempelai itu penuh.

Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

Supaya minyak urapan itu tetap ada di atas kepala, imam-imam tidak boleh keluar dari tempat kudus.
Dalam pola tabernakel, TEMPAT KUDUS terkena pada RUANGAN SUCI.
Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, artinya; tekun dalam tiga macam ibadah utama.
-    MEJA ROTI SAJIAN, artinya; tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan perjamuan suci; menghasilkan ”iman”
-    PELITA EMAS, artinya; tekun dalam Ibadah Raya Minggu, disertai kesaksian; menghasilkan “pengharapan
-       MEZBAH DUPA, artinya; tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan; menghasilkan “kasih”
Dengan demikian, minyak urapan tetap ada di atas kepala, dan itu menandakan bahwa ia dikhususkan kepada Allah.

Jadi, saya menghimbau; tekunlah dalam tiga macam ibadah, supaya sukacita itu penuh, jangan keluar dari tempat kudus, dengan demikian minyak urapan itu tetap ada di atas kepala sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, sebagai Mempelai Pria Sorga.
Kalau tekun dalam tiga macam ibadah utama, menunjukkan bahwa ia adalah orang yang bijaksana, berarti membawa pelita + minyak dalam buli-buli.
Ini bukanlah slogan, tetapi ketekunan ini harus menjadi bagian kita di tengah-tengah penantian kita atas kedatangan Tuhan kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Tadi kita perhatikan, suara itu terdengar DI SAAT TENGAH MALAM.
Tengah malam -> keadaan dunia yang semakin gelap karena dosa semakin bertambah-tambah.
Berarti, yang kita butuhkan saat ini adalah KABAR MEMPELAI, yang disebut juga PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL.
Biarlah minyak urapan ada di atas kepala, tempatkan Kristus sebagai kepala, jangan ijinkan sedikit daging bersuara.

Puncak sukacita mempelai.
Wahyu 19: 6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Puncak sukacita mempelai adalah MASUK DALAM PESTA NIKAH ANAK DOMBA.
Himpunan besar dari 4 penjuru bumi berkumpul menjadi satu, dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa, mereka bersorak di hadapan takhta Allah dan takhta Anak Domba, mereka bersorak dengan satu bahasa dan satu logat,  yaitu: “Haleluya!”, dan seruan itu bagaikan desau air bah.
Apakah kita salah satu dari himpunan yang besar itu? Sangat disayangkan kalau pengikutan kita berhenti di tengah jalan karena kebodohan seperti 5 gadis yang bodoh, sukacita tidak penuh.

Tiga hal yang harus kita perhatikan adalah;
YANG KEDUA: TETAPLAH BERDOA.
Berarti, doa itu harus dilangsungkan terus menerus, tidak boleh jemu-jemu.

Lukas 18: 1-5
(18:1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
(18:2) Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.
(18:3) Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
(18:4) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
(18:5) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."

Doa dengan tidak jemu-jemu, digambarkan seperti seorang janda yang selalu datang kepada hakim yang lalim, untuk meminta pembelaan dari hakim yang lalim tersebut.
Namun oleh karena janda ini menyusahkan hakim yang lalim ini, akhirnya hakim itu pun membela hak dari pada janda itu, dengan kata lain janda itu dibenarkan.

Lukas 18: 6-8
(18:6) Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
(18:7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
(18:8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Demikian halnya, kalau anak-anak Tuhan berdoa dengan tidak jemu-jemu, Tuhan akan mengabulkan segala doa-doa permohonan, Tuhan tidak mengulur waktu, Ia akan segera menjawab segala persoalan yang menimpa saya dan saudara.
Ketika menghadapi persoalan, jangan lari dari persoalan itu, justru kita harus menaikkan doa-doa kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, dalam Yakobus 5: 16 dikatakan: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”, dan Tuhan tidak mengulur waktu, Ia segera membenarkan umat pilihan-Nya.

Kolose 4: 2-3
(4:2) Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.
(4:3) Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan.

Jadi, doa itu tidak boleh berhenti, tetapi tetaplah berjaga-jaga di dalam doa.
Kemudian, boleh juga mendoakan si pemberita firman, itulah gembala sidang, supaya Tuhan berbicara tentang rahasia Kristus / supaya terjadi pembukaan rahasia firman.
Saudaraku, penting untuk melakukan hal ini, supaya Tuhan membukakan rahasia firman.

Roma 12: 12
(12:12) Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Bertekunlah dalam doa supaya kita diberi kekuatan dan kesabaran dalam kesesakan.
Beruntunglah orang-orang yang tidak jemu-jemu berdoa, sebab lewat doa dia diberi kesabaran, kekuatan, dan ketabahan.

Tiga hal yang harus kita perhatikan adalah;
YANG KETIGA: MENGUCAP SYUKUR DALAM SEGALA HAL.
Jadi, mengucap syukur itu tidak hanya saat bersukacita, tetapi dalam segala hal.
Berarti, dikala kita mengalami masalah, juga harus tetap berucap syukur, sebab pada saat kita menghadapi masalah, Tuhan masih memelihara, Tuhan masih memberi nafas hidup, Tuhan masih memberi kesempatan untuk tetap bersama-sama dengan Tuhan, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah utama, itulah yang harus kita syukuri dalam segala perkara, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus.

Efesus 5: 19-20
(5:19) dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
(5:20) Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita

Orang yang mengucap syukur itu bisa kita lihat; dia senantiasa menaikkan puji-pujian, nyanyian kepada Tuhan.
Kalau orang tidak berucap syukur, apalagi sedang dalam keadaan bermasalah, dia tidak akan bisa memuji Tuhan, bermazmur, bernyanyi kepada Tuhan, jangankan memuji Tuhan, menghibur diri sendiri saja tidak bisa, tetapi berbeda dengan orang yang senantiasa berucap syukur dalam segala hal; ia senantiasa bernyanyi, memuji Tuhan.

Efesus 5: 21
(5:21) dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

Selanjutnya, merendahkan diri satu dengan yang lain di dalam takut akan Kristus, di sinilah letak orang yang mengucap syukur.

Mazmur 100: 4
(100:4) Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

Selanjutnya, kalau kita memuji Tuhan, kita sudah berada di pintu gerbang-Nya dan berada di dalam pelataran Bait Allah.
Jadi, nyanyian syukur itu mengawali kita untuk berada di pintu gerbang-Nya dan selanjutnya masuk ke dalam pelataran-Nya = TINGGAL DI DALAM HADIRAT TUHAN.

Mazmur 105: 1-2
(105:1) Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!
(105:2) Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!

Keuntungan ketika kita menaikkan nyanyian syukur kepada Tuhan;
-      kita sedang menunjukkan kekuatan Kristus ada di dalam diri kita,
-      kita menyatakan keajaiban Allah di mana pun kita berada.
Biarlah lewat nyanyian syukur kepada Tuhan, keajaiban-keajaiban terjadi di mana pun kita berada, karena Tuhan menyatakan kekuatan-Nya.

Syarat untuk memperhatikan tiga hal di atas.
1 Tesalonika 5: 19-20
(5:19) Janganlah padamkan Roh,
(5:20) dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.

Syarat untuk memperhatikan tiga hal di atas;
-      JANGANLAH PADAMKAN ROH.
Berarti; bernyala-nyala, berapi-api di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan = HIDUP OLEH ROH KUDUS.
-      JANGANLAH ANGGAP RENDAH NUBUAT-NUBUAT.
Berarti, harus menghargai pembukaan rahasia firman Tuhan = HIDUP DALAM KEBENARAN FIRMAN TUHAN.
Orang yang tidak menganggap rendah nubuat-nubuat adalah orang yang menghargai nabi, menghargai si pemberita firman Tuhan.
Oleh sebab itu, biarlah kita memberi penghormatan dua kali lipat kepada orang yang memberi pengajaran (Galatia 6:6 / 1 Timotius 5: 17)

Praktek untuk memperhatikan tiga hal di atas.
1 Tesalonika 5: 21-22
(5:21) Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
(5:22) Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.

Prakteknya;
-      UJILAH SEGALA SESUATU DAN PEGANGLAH YANG BAIK.
Jadi, segala sesuatu itu tidak boleh diterima dengan mudah, walaupun terlihat menarik, tetapi yang benar adalah biarlah kita memegang segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan, tentu sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dan dorongan Roh-El Kudus.
-      JAUHKANLAH DIRIMU DARI SEGALA JENIS KEJAHATAN.
Berarti, tidak mendekatkan diri dengan segala jenis kejahatan, apa pun bentuknya.

Sehingga dengan demikian, doa permohonan kita, yaitu: “tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat”, terwujud / nyata dalam kehidupan kita. Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment