KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, June 16, 2013

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 JUNI 2013

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 15 JUNI 2013

Tema:  STUDY YUSUF (Kejadian 37: 1-36)
(seri 62)

Subtema: DIPELIHARA OLEH TUHAN KARENA BERGANTUNG KEPADA KEMURAHAN TUHAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, dari kitab Kejadian 37.
Kejadian 37: 31
(37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.

Setelah Yusuf dijual, selanjutnya saudara-saudara Yusuf mencelupkan jubah yang maha indah (jubah Yusuf) ke dalam darah, untuk dijadikan alasan kepada Yakub, ayah mereka, karena Yusuf telah dijual kepada orang Ismael, saudagar-saudagar dari Midian.

Pada sore hari ini, kita kembali memperhatikan mengenai JUBAH.
Keluaran 28: 2, 4
(28:2) Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan.
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.

Jubah adalah pakaian imam besar, disebut juga PAKAIAN KUDUS, sebagai PERHIASAN KEMULIAAN.
Jubah / pakaian imam besar -> kelakuan hidup sehari-hari dalam kekudusan dan kesucian dari Tuhan Yesus Kristus, selaku Imam Besar, yang harus menjadi teladan bagi sidang jemaat-Nya, termasuk bagi kehidupan muda-mudi remaja.

PAKAIAN IMAM BESAR TERDIRI DARI TIGA BAGIAN, YANG DIKAITKAN DENGAN KEHIDUPAN MUDA-MUDI REMAJA.
YANG KEDUA.
Keluaran 28: 31
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.

Bagian yang kedua dari jubah adalah GAMIS BAJU EFOD dari kain ungu tua (biru langit) seluruhnya.
Kain ungu tua (biru langit) -> KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS.

Namun, itu pun sudah saya sampaikan beberapa minggu yang lalu.
Sekarang, kita memperhatikan ayat 33 ...
Keluaran 28: 33
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,

Pada ujung gamis baju efod terdapat / digantungkan buah delima.
Artinya; kehidupan muda remaja bergantung kepada kuasa kebangkitan Yesus Kristus = bergantung pada kemurahan Tuhan.
Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah kemurahan bagi kita = kasih karunia.
Sedangkan buah delima -> gereja Tuhan (kehidupan muda-mudi remaja).

Sebagai seorang gembala sidang, saya harus mengatakan; kehidupan muda remaja hendaknya bergantung kepada kemurahan Tuhan, bergantung kepada kasih karunia Tuhan, itulah kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Jangan bergantung kepada yang lain-lain, termasuk harta, kekayaan, uang, atau hal-hal lahiriah, sebab itu semua sifatnya tidak kekal, tetapi bergantunglah pada kemurahan Tuhan.

Ulangan 11: 11
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;

Tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel; BERGUNUNG-GUNUNG dan BERLEMBAH-LEMBAH, berarti; hanya bergantung kepada kemurahan Tuhan, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit.
Kalau berada di daerah yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, seseorang tidak mungkin lagi turun ke bawah untuk mengambil air dan mengairi benih yang ditaburkan.
Bergunung-gunung dan berlembah -> kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Bandingkan dengan; MESIR.
Ulangan 11: 10
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.

Berbanding terbalik dengan Mesir; sebab orang-orang Mesir harus mengambil air dari sungai Nil untuk mengairi benih yang ditaburkan di atas tanah = mengandalkan kekuatan sendiri dengan jerih payah.
Pendeknya; orang dunia itu mengandalkan kekuatannya sendiri, seakan-akan seperti mengairi kebun sayur saja.
Mesir adalah gambaran dari dunia.

Yeremia 17: 5
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri adalah orang yang terkutuk.
Alasannya; orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri adalah orang yang hatinya jauh dari Tuhan.
Kalau seseorang bergantung kepada kemurahan Tuhan, ia tidak mungkin mengandalkan kekuatannya / kekuatan manusia, ini harus dipahami dengan baik.

Belajarlah dari sejak muda untuk bergantung pada kemurahan Tuhan.
Kalau kehidupan muda remaja setia beribadah dan tekun dalam tiga macam ibadah utama, itu artinya kehidupan muda remaja belajar untuk bergantung pada kemurahan Tuhan, tidak lagi mengandalkan kekuatan sendiri, sebab orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri, hatinya jauh dari Tuhan = jauh dari pertemuan-pertemuan ibadah.

Gambaran dari orang yang terkutuk.
Yeremia 17: 6
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

Orang yang terkutuk digambarkan dalam 4 hal;
1.    IA AKAN SEPERTI SEMAK BULUS DI PADANG BELANTARA.
Artinya; kehidupan yang tidak berarti = kerohanian yang kurus dan kerdil = tidak dipelihara oleh Tuhan.
2.    IA TIDAK AKAN MENGALAMI DATANGNYA KEADAAN BAIK.
= tanpa harapan untuk masa depan, ini adalah gambaran dari orang yang terkutuk.
3.    IA AKAN TINGGAL DI TANAH ANGUS DI PADANG GURUN.
= tinggal di tanah yang kering, tanah yang tandus.
4.    TINGGAL DI NEGERI PADANG ASIN YANG TIDAK BERPENDUDUK.
Artinya; hidup tanpa kasih.
Sebab kalau seseorang mengasihi, ia pasti rukun, tinggal bersama-sama sesama saudara.
Tetapi sekalipun ia tinggal bersama sesama saudara, kalau ia tidak mengasihi, sama saja dengan tinggal di padang asin yang tidak berpenduduk.

Kesimpulannya; ORANG YANG TERKUTUK, BAGINYA MASA-MASA YANG BAIK SUDAH LEWAT, berarti TIDAK MENDAPATKAN KESEMPATAN UNTUK MEMPEROLEH DATANGNYA KEADAAN BAIK = dekat dengan kutuk pembakaran.

Kita kembali memperhatikan ...
Ulangan 11: 11-12
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
(11:12) suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.

Kalau bergantung kepada kemurahan Tuhan (kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus); DIPELIHARA OLEH TUHAN.
Jadi, sekali lagi saya katakan; pemeliharaan Tuhan berlaku bagi mereka yang bergantung pada kemurahan Tuhan.
Kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah kasih karunia, kemurahan Tuhan.

Kalau seandainya kita satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, itu adalah kemurahan Tuhan bagi kita. Sebab untuk masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Sebagai contoh;
-      Ada kalanya untuk mendengarkan berita yang baik saja dari anak kecil, orang dewasa sangatlah gengsi.
-      Ada lagi, seperti pengalaman saya di semarang; berada di dalam gereja, tetapi tidak menghargai firman yang disampaikan, tidak memperoleh kemurahan Tuhan.

Kembali kita memperhatikan mengenai; DIPELIHARA OLEH TUHAN.
Dipelihara oleh Tuhan, sebab mata Tuhan tetap mengawasi = MENJADI BIJI MATA TUHAN.
Jadi, biji mata Tuhan itu dipelihara, tidak ada seorang pun yang membiarkan kotoran / debu masuk ke dalam biji matanya, itu sebabnya biji mata dipelihara oleh Tuhan dengan baik.

Zakharia 2: 7-8
(2:7) Ayo, luputkanlah dirimu ke Sion, hai, penduduk Babel!
(2:8) Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu -- sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya --:

Biji mata Tuhan dipelihara oleh Tuhan, tidak ada yang menjamahnya, itu sebabnya firman Allah kepada Sion: “ ... siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya”
Berarti, berada di Sion memberi pengertian lepas dari dosa kejahatan dan dosa kenajisan, terlepas dari pengaruh-pengaruh yang tidak suci.

Berarti, noda dan kotoran tidak dibiarkan mengotori biji mata Tuhan, sebab noda dan kotoran akan menjadi ganjalan-ganjalan.
Saya kira, kita tidak perlu ragu terhadap kebenaran firman Tuhan, sehingga dengan demikian, belajarlah untuk bergantung pada kemurahan Tuhan, supaya nyata pemeliharaan Tuhan, yang digambarkan seperti biji mata Tuhan.

Pengertian lain dari MENJADI BIJI MATA TUHAN adalah; menjadi terang, sebab mata adalah pelita tubuh (Matius 6: 22)

Zakharia 2: 11
(2:11) dan banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada TUHAN pada waktu itu dan akan menjadi umat-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengahmu." Maka engkau akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.

Menjadi terang, berarti; menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini, sehingga banyak orang menggabungkan diri dengan biji mata Tuhan, dengan kata lain, menjadi pendamaian, sehingga orang yang menggabungkan diri dengan biji mata Tuhan, diperdamaikan kepada Allah, masuk dalam satu kandang, satu gembala di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan.

Saya merindukan hal ini terjadi bagi kehidupan muda remaja; kiranya banyak orang menggabungkan diri kepada kehidupan muda remaja Serang & Cilegon, sehingga orang lain juga turut mengenal pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.

Matius 5: 16
(5:16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Kalau menjadi kesaksian, dengan kata lain terang bercahaya di depan orang lain, maka orang lain turut memuliakan Bapa di sorga = banyak orang menggabungkan diri.

PERSAMAAN BIJI MATA TUHAN dapat digambarkan dalam 2 hal.
1.    Matius 5: 14
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Terang dunia itu digambarkan seperti kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi, berarti dapat dilihat dari segala arah.
Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi, artinya;  tidak ada lagi yang terselubung, itulah terang dunia.
Berarti, transparan = tampil apa adanya; tulus, jujur, polos.

2.    Matius 5: 15
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

Terang yang kedua digambarkan seperti pelita yang menyala lalu diletakkan di atas kaki dian, bukan di bawah gantang, sehingga menerangi seisi rumah.
Gantang, artinya; mengukur orang lain dengan menggunakan ukuran sendiri, berarti tidak menjadi terang / kesaksian bagi orang lain.
Mengukur orang lain dengan menggunakan ukuran sendiri = menjadi hakim = menuduh, menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Gantang satuan ukuran dengan isi / volume 3,125 kg.

Jangka waktu pemeliharaan Tuhan bagi biji mata Tuhan (kehidupan muda remaja yang bergantung pada kemurahan Tuhan).
Ulangan 11: 11-12
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;
(11:12) suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.

Mata Tuhan tetap mengawasinya DARI AWAL SAMPAI AKHIR TAHUN.

Keterangan: DARI AWAL.
Dari awal -> gereja hujan awal.

Mari kita lihat; GEREJA HUJAN AWAL.
Kisah Para Rasul 2: 41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Gereja hujan awal diawali dengan 3000 jiwa (hasil pelayanan Rasul Petrus).
Kemudian, setelah mereka memberi diri dibaptis, selanjutnya mereka;
-      Bertekun dalam PENGAJARAN RASUL-RASUL DAN PEMECAHAN ROTI.
Artinya; tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai dengan perjamuan suci.
-      Bertekun dalam PERSEKUTUAN.
Artinya; tekun dalam Ibadah Raya Minggu, disertai dengan kesaksian.
-      Bertekun dalam BERDOA.
Artinya; tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.

Kisah Para Rasul 2: 43-44
(2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

Semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, inilah awal dari kesatuan tubuh Kristus.

Saudaraku, mari kita lihat; KETIKA TERJADI KESATUAN TUBUH KRISTUS.
Keluaran 28: 33
(28:33) Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,

Kesatuan tubuh Kristus digambarkan seperti buah delima.
Di dalam buah delima terdapat biji-biji -> sel-sel / anggota-anggota tubuh Kristus.
Kemudian biji-biji ini disekat-sekat dengan kamar-kamarnya, itu -> kesatuan tubuh Kristus.
Berarti, terjadinya kesatuan tubuh Kristus karena diikat / disatukan oleh kasih Kristus.

Oleh sebab itu, kita tetap mempertahankan ketekunan dalam tiga macam ibadah utama, sebab kelanjutannya adalah semua orang yang percaya menjadi tetap bersatu.
Kemudian, pada saat terjadi kesatuan tubuh Kristus, ada hal menarik yang dapat kita perhatikan;
-      Kisah Para Rasul 2: 44
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
Kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, berarti; tidak egois / tidak mementingkan diri sendiri

-      Kisah Para Rasul 2: 45
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

Mereka menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang, sesuai dengan keperluan masing-masing.
Artinya; terlepas dari roh kikir, sedangkan dalam 1 Korintus 6 dikatakan orang kikir tidak mendapat bagian dalam kerajaan sorga.

Saya kira, kalau betul-betul ada kesatuan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan ini, kita tidak perlu ragu untuk mengerjakan apa yang dikerjakan oleh gereja hujan awal untuk keperluan bersama.
Oleh sebab itu, mulai dari sejak muda, jangan membiarkan diiri dikuasai oleh roh kikir.

-      Kisah Para Rasul 2: 46
(2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

Di dalam kesatuan tubuh Kristus, berarti ada KESEHATIAN.
Sebagaimana kita perhatikan; setiap hari mereka berkumpul dalam Bait Allah, membagi-bagikan roti dalam kesehatian.
Terlebih imam-imam yang dipercayakan oleh Tuhan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan (pelayanan), harus ada kesehatian dengan yang lain; gembala sidang kepada sidang jemaat, sidang jemaat kepada gembala sidang, dan sidang jemaat dengan sidang jemaat yang lain.

Kalau ada kesehatian dalam segala sesuatu; sidang jemaat yang adalah gambaran dari domba-domba tidak mengambil jalannya masing-masing.
Jangan bertindak di luar sepengetahuan gembala sidang, sebab Tuhan mempercayakan gembala sidang untuk menggembalakan kawanan domba. Kaum muda remaja tidak perlu takut kepada gembala sidang, tetapi takutlah kepada Tuhan, sebab apa yang benar, peganglah itu.

Kesehatian dapat dilihat;
·    pada saat bersukacita bersama dengan orang yang bersukacita, dan turut merasakan kesusahan saat orang lain mengalami kesusahan
Sebab filosofi tubuh Kristus; yang satu susah, yang lain merasakannya, yang satu bersukacita / bergembira, yang lain turut merasakannya.
·      Kemudian, terlihat ketulusan di dalamnya.
Jadi, dalam hal memberi, bukan untuk dilihat orang lain, tetapi untuk kepentingan bersama.
Melakukan pekerjaan Tuhan dalam kandang penggembalaan, bukan untuk dilihat, tetapi untuk Tuhan, itu juga ketulusan.

Oleh sebab itu, bukan untuk memuji diri, kalau saya melayani Tuhan, betul-betul untuk melayani Tuhan. sekalipun satu orang saja, saya tetap bersungguh-sungguh melayaninya dengan baik.
SEDIKIT KESAKSIAN;
Sewaktu memulai pelayanan di Cilegon, hanya ada satu orang anak Sekolah Minggu yang datang. Saya layani dia dengan baik, saya yang memimpin pujian, saya yang bermain musik, juga saya yang menyampaikan firman. Dia mendengar firman dengan antusias, dan setelah selesai pemberitaan firman Tuhan, kami masuk dalam doa; saya menangis dan dia juga menangis, karena saya melayani Tuhan, bukan melayani manusia.

Oleh sebab itu, orang yang tulus hatinya, dipimpin oleh Roh-El Kudus.
Itu juga salah satu cara untuk mempertahankan minyak di atas kepala, yaitu ketulusan hati. Itu sebabnya Yesus berkata; hendaklah tulus seperti merpati, cerdik seperti ular.

Selanjutnya ...
Kisah Para Rasul 2: 47
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Gereja hujan awal, mereka disukai semua orang. kemudian, tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka untuk diselamatkan.
Saya kira, kita rindu supaya jumlah jiwa dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan ini bertambah-tambah untuk diselamatkan.

Jadilah pribadi-pribadi yang disukai oleh orang lain, supaya dengan demikian, Tuhan akan menambahkan jumlah kita semua. jadilah pribadi yang disukai mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik sekecil apa pun, supaya Tuhan menambah jiwa.
Sejauh ini, saya melihat pertambahan jiwa betul-betul karena kemurahan Tuhan.
Jadilah kesaksian, jadilah pribadi yang disukai supaya Tuhan menambah jiwa, sebab pekerjaan besar menunggu kita. Dalam Pengkotbah dikatakan; “hikmat orang miskin tidak didengar”, oleh sebab itu biarlah jumlah kita semakin bertambah banyak dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Itulah keadaan gereja hujan awal.

Sebelum gereja hujan awal tekun dalam tiga macam ibadah utama, mereka terlebih dahulu dibaptis, berarti satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Keterangan: SAMPAI AKHIR TAHUN
Akhir tahun -> gereja hujan akhir.

Ibrani 10: 19-21
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Lewat kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, tabir Bait Suci Allah terbelah dua dari atas sampai ke bawah, artinya; kalau terjadi perobekan daging, kita memperoleh keberanian untuk berada di tempat kudus.
Saudaraku, dengan matinya Yesus di atas kayu salib, kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, itu adalah kemurahan Tuhan.

Mari kita lihat; TEMPAT KUDUS, dalam pola Tabernakel terkena pada ruangan suci = tempat pengudusan = kandang penggembalaan.
Kegiatan-kegiatan di dalam tempat kudus (kandang penggembalaan).
1.    Ibrani 10: 22
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

IMAN YANG TEGUH adalah hasil dari ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.

Saudaraku, pada saat Ibadah Pendalaman Alkitab itu adalah kesempatan bagi kita untuk dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita dibasuh oleh air yang murni.

2.    Ibrani 10: 23
(10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

PENGHARAPAN adalah hasil dari ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu, disertai dengan kesaksian.

Ibrani 6: 19
(6:19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,

Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang membawa kita sampai kepada kesempurnaan (ruangan maha suci / belakang tabir).
Itu sebabnya dalam nas lain dikatakan; “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” (1 Yohanes 3: 3)
Jadi, bila seseorang berharap kepada Tuhan berarti ia menguduskan dirinya kepada Tuhan.
Kemudian, pengharapan itu tidak membuat kita malu (Mazmur 11: 116).

3.    Ibrani 10: 24
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

KASIH adalah hasil dari ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Saudaraku, kalau ada kasih pasti satu dengan yang lain saling mendorong, sehingga satu dengan yang lain tidak membiarkan sesamanya berada di dalam kelemahan, tidak dibiarkan terpuruk, tidak dibiarkan terjatuh.
Ibrani 10: 25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita
Artinya; tekun dalam tiga macam ibadah utama, yaitu;
-      Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-      Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
-      Ibadah Doa Penyembahan.
Pertemuan-pertemuan ibadah, berarti bukan satu macam ibadah, melainkan tiga macam ibadah utama.
Biarlah kita mengerjakan itu dan kita saling menasihati di dalam kasih, sebab hari-hari ini adalah hari-hari di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Menasihati = saling memperhatikan, supaya kita saling mendorong dalam kasih, dalam pekerjaan yang baik.

Ibrani 10: 26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

Kita sudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, yaitu ibadah harus sesuai dengan pola Kerajaan Sorga, sebab apabila kita sudah memperoleh pengetahuan yang benar itu, namun tidak menjalankan tiga macam ibadah utama, maka konsekuensinya; tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu (binasa), karena mengabaikan tiga macam ibadah utama. Sebab kalau bangsa Israel dibebaskan dari rumah perbudakan (Mesir), tujuannya adalah supaya bangsa Israel beribadah kepada Tuhan Allah yang hidup, sedangkan untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir, maka harus menyembelih anak domba paskah pada waktu senja, itulah korban Kristus.
Oleh sebab itu, tidak boleh jauh dari tiga macam ibadah utama, hal ini tidak boleh diabaikan.

Sekarang kita lihat ...
Ibrani 8: 5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

Jadi, ibadah pelayanan di muka bumi ini harus sesuai dengan contoh / pola yang Tuhan tunjukkan kepada Musa di atas gunung Sinai, itulah pola Tabernakel.
Sebab ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah pelayanan yang ada di dalam Kerajaan Sorga.

SEBAGAI PEMBUKTIANNYA.
-      Wahyu 4: 4-5
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

24 tua-tua duduk di atas 24 takhta.
24 tua-tua -> 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
Sedangkan 12 rasul = 12 ketul roti yang berada di atas meja pertunjukkan.
Kemudian, diikuti oleh; “... dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu ...”, menunjuk kepada KORBAN KRISTUS.

Berarti, 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta itu dan yang mengikutinya, yaitu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, arti rohaninya; TEKUN DALAM IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, disertai perjamuan suci, sesuai dengan penglihatan Rasul Yohanes di pulau Patmos.

-      Wahyu 4: 5
(4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

7 obor yang menyala-nyala di hadapan takhta itu = tujuh pelita di atas kaki dian emas -> KETEKUNAN DALAM IBADAH RAYA MINGGU, disertai kesaksian.
Kemudian, di sini dikatakan; 7 obor = 7 Roh Allah
Berarti, kalau tekun dalam ibadah Raya Minggu, maka karunia jabatan akan dipertajam oleh Tuhan / menjadi kesaksian.

-      Wahyu 8: 3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Mezbah dengan sebuah pedupaan emas -> KETEKUNAN DALAM IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Asap yang bergumpal-gumpal naik ke atas / di hadirat Tuhan, yang berasal dari kemenyan yang dibakar di dalam dupa emas yang di atas mezbah, adalah; doa orang-orang kudus.
Doa penyembahan, artinya; hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.

Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel (sesuai dengan petunjuk yang Tuhan berikan kepada Musa), berarti sesuai dengan tiga macam alat di dalamnya;
-      Ibadah pendalaman Alkitab terkena pada MEJA ROTI SAJIAN
-      Ibadah raya minggu terkena pada PELITA EMAS
-      Ibadah doa penyembahan terkena pada MEZBAH DUPA. 

Namun, sebelum berada di dalam ruangan suci, terlebih dahulu kita perhatikan ayat 6 ...
Wahyu 4: 6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Kemudian, kalau kita perhatikan di halaman / pelataran Tabernakel; terdapat LAUTAN KACA BAGAIKAN KRISTAL -> kolam pembasuhan = baptisan air / permandian air.
Artinya; satu di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Roma 6: 3-4
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Baptisan Kristus, berarti satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
-      Kuasa kematian Yesus Kristus; mengubur hidup yang lama.
-      Kuasa kebangkitan Yesus Kristus; hidup dalam hidup yang baru.
Setelah lahir baru (kelahiran kembali), selanjutnya akan melewati pintu kemah, itulah baptisan Roh, untuk selanjutnya berada dalam ruangan suci = setelah menerima keselamatan, selanjutnya mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar, yaitu berada dalam ruangan suci, untuk tekun dalam tiga macam ibadah utama = tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan.

Namun dalam Wahyu 4, tidak dituliskan mengenai mezbah korban bakaran, itu sebabnya, mari kita perhatikan ...
Wahyu 15: 2
(15:2) Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.

Bercampur api”, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada MEZBAH KORBAN BAKARAN -> pertobatan.
Bertobat, artinya; berhenti berbuat dosa, jangan mengulangi lagi, kembalilah kepada Allah, sama seperti dua tangan dan dua kaki yang terpaku, dari sanalah mengalir darah.

BERARTI, KITA DAPAT MENGAMBIL SUATU KESIMPULAN;
pemeliharaan Tuhan terhadap biji mata Tuhan, yang dikatakan dari awal sampai akhir tahun, itu terjadi sejauh kita tekun dalam tiga macam ibadah utama.
Jadi, sejauh kita tekun dalam tiga macam ibadah utama, sejauh itulah pemeliharaan Tuhan, sama seperti gereja hujan awal yang tekun dalam tiga macam ibadah utama, demikian juga gereja hujan akhir tekun dalam tiga macam ibadah utama, yang menghasilkan iman, harap, dan kasih, sesuai dengan pola Kerajaan Sorga.
Kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah utama (sesuai dengan pola Kerajaan sorga), kelak pada kedatangan Tuhan yang kedua, kita akan dibawa masuk dalam Tabernakel yang kekal, yang patok-patoknya tidak akan diambil lagi. “Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabut untuk seterusnya, dan semua talinya tidak akan putus.” (Yesaya 33: 20)
Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment