KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, July 30, 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 JULI 2014

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 JULI 2014

TeamDARI KITAB KOLOSE
          (Seri 20)

Subtema: DOA (PENYEMBAHAN) ORANG-ORANG KUDUS.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani lewat Ibadah Doa Penyembahan.

Segera kita memperhatikan kitab Kolose.
Kolose 1: 12
(1:12) dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
Rasul Paulus mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa di sorga karena menurut pandangannya, jemaat di Kolose layak dan berkenan untuk memperoleh kerajaan terang.
Sesungguhnya kerajaan terang itu hanya ditentukan untuk orang-orang kudus.

Sebelum kita melihat kerajaan terang, terlebih dahulu kita melihat ...
1 Petrus 1: 14-16
(1:14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
(1:15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
(1:16) sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Sesuai dengan tulisan Rasul Petrus, kerinduan Tuhan adalah supaya kita hidup dalam kekudusan = kudus dalam seluruh hidup, sebab Firman Tuhan ada tertulis: “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”.
Hidup itu terdiri dari;
1.    Hati, pikiran dan perasaan
Berarti, hati, pikiran dan perasaan dalam kekudusan.
2.    Tubuh, jiwa, roh
Berarti, tubuh, jiwa, roh dalam kekudusan.

Syaratnya: JANGAN MENURUTI HAWA NAFSU dan KEINGINAN DAGING PADA WAKTU KEBODOHAN, melainkan HIDUPLAH SEBAGAI ANAK-ANAK YANG TAAT (ayat 14).
Taat = patuh pada ajaran yang benar.

Roma 8: 4-5
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, sebaliknya hidup menurut roh memikirkan hal-hal yang berasal dari roh.
Memikirkan hal-hal yang berasal dari roh = memikirkan perkara-perkara rohani, perkara-perkara diatas dari Sorga, dengan kata lain segala pemberian yang datangnya dari Sorga harus dipikul diatas pundak, sebagai kebenaran yang sejati.
Kemudian apabila seseorang hidup menurut daging, menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Kesimpulannya; berada di bawah hukum Taurat adalah masa/waktu kebodohan.
Hukum Taurat itu; mata ganti mata, tangan ganti tangan, gigi ganti gigi = kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang melakukan kesalahan tidak luput dari hukuman.

Roma 3:20
(3:20) Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Sekali lagi saya katakan; mereka yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging hanya memikirkan hal-hal yang dari daging saja, berarti tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah (tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh).

Matius 16:21-23
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Petrus menolak salib Kristus, menunjukkan bahwa ia tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.
Berarti Petrus adalah manusia daging/hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging.
Dalam hal ini Petrus menjadi batu sandungan atas rencana Allah yang besar.

Yohanes 3:16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Pikiran Allah adalah; “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Inilah pikiran Allah yang sebenarnya, itu sebabnya Allah tidak segan-segan mengaruniakan/mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal (satu_satunya).

Roma 8: 6-7
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Perlu untuk diketahui; keinginan daging adalah maut/binasa, sedangkan keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Daging dan Roh adalah dua hal yang berbeda, karena kedua hal tersebut bertolak belakang, dimana keinginan daging berujung dengan kebinasaan karena hanya memikirkan hal-hal yang dari daging yang sifatnya sementara, sedangkan mereka yang hidup menuruti keinginan Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh, sehingga mereka memperoleh hidup dan damai sejahtera didalam kerajaan Sorga.
Kemudian keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah karena ia tidak takluk pada hukum Allah = tidak taat. Taat = patuh pada ajaran yang benar.

Roma 8: 8
(8:8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Sehingga mereka yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging pada masa/waktu kebodohan, tidak berkenan kepada Allah.

Roma 8: 9-13
(8:9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
(8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
(8:12) Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Mereka yang hidup menurut hawa nafsu daging tidak berkenan kepada Allah, sebaliknya mereka yang hidup menurut Roh; memikirkan hal-hal yang dari Roh, dan oleh Roh itu sendiri akan mematikan segala perbuatan-perbuatan daging, itulah orang-orang kudus, tidak hidup di dalam masa kebodohan, tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Hidup di bawah hukum Taurat membuat orang bodoh, itu sebabnya diatas tadi telah dikatakan bahwa mereka yang hidup di bawah hukum Taurat tidak akan selamat, sebab hukum Taurat tidak akan menyelamatkan.
Biarlah kita hidup dalam Roh, dan Roh itu sendiri yang akan mematikan perbuatan-perbuatan daging.

Kita kembali membaca ...
Kolose 1: 12
(1:12) dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.

Dalam pandangan Rasul Paulus, jemaat di Kolose layak untuk menerima kerajaan terang.
Saya mempunyai alasan untuk mengatakan itu berdasarkan ayat-ayat sebelumnya, antara lain:
1.    Mereka hidup dalam iman, kasih dan pengharapan.
2.    Mereka mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya, itulah salib Kristus.
Banyak orang mengerti kasih karunia itu hanya sebatas mujizat, mengusir setan demi nama Tuhan atau sebatas berkat-berkat secara lahiriah semata dan sebagainya, tetapi kasih karunia yang sebenarnya memuncak sampai pada salib Kristus, di mana Yesus mati di atas kayu salib.
3.    Mereka memiliki hikmat dan pengertian yang berguna untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, walaupun memang itu lewat doa Rasul Paulus dan lewat pelayanan Epafras.
Itulah alasan Rasul Paulus sehingga dalam pandangannya menganggap jemaat di Kolose layak menerima kerajaan terang.

Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, jemaat di Kolose ini terkena pada mezbah dupa; mezbah yang di atasnya terdapat ukupan à doa orang-orang kudus.

Wahyu 5: 7-8
(5:7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Ukupan yang dibakar di atas mezbah itu merupakan doa dari orang-orang kudus=dupa yang berbau harum/ukupan wangi-wangian.
Lewat Ibadah Doa Penyembahan malam ini, kita sedang membakar ukupan di atas mezbah, tetapi perlu diketahui; JANGAN SAMPAI KITA MEMBAKAR UKUPAN ASING DI HADAPAN TUHAN.

Keluaran 30: 7-8
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
(30:8) Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun.

Harun harus membakar ukupan dari wangi-wangian tiap-tiap pagi untuk sepanjang hari (siang hari). Kemudian, kembali membakar ukupan pada waktu senja untuk sepanjang malam.
Berarti, doa orang-orang kudus itu tidak ada henti-hentinya= selalu memanjatkan doa siang dan malam tidak boleh terputus, sebab doa merupakan nafas hidup.
Orang yang tidak mau menaikkan doa kepada Tuhan, hidupnya hanya sampai di situ saja/kerohaninya hanya sampai di situ, selebihnya adalah manusia daging(mati rohani).

Keluaran 30: 9
(30:9) Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya.

Di sini dikatakan; jangan mempersembahkan ukupan yang lain di atas mezbah dupa, yaitu; korban bakaran, korban sajian, juga korban curahan, sebab ketiga korban tersebut dipersembahkan diatas mezbah korban bakaran didaerah halaman.
Ukupan yang lain=api asing.
Artinya;
1.    Ketika kita menaikkan doa kepada Tuhan, jangan ada hawa nafsu daging.
Kalau menuruti hukum Taurat dengan segala aturan yang ada, korban bakaran, korban sajian, korban curahan, dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran, bukan sebagai ukupan.
Doa yang disertai dengan hawa nafsu dan keinginan daging tidak menyukakan hati Tuhan, karena tidak murni.
Sekali lagi saya katakan; doa jangan karena hawa nafsu daging, sebab Tuhan tidak menginginkan itu, doa yang dipanjatkan kepada Tuhan harus bermotif yang murni.
2.    Berdoa itu bukan karena menurut aturan/tradisi.
Menyembah karena suatu aturan=terpaksa.
Hari-hari ini, saya melihat banyak anak-anak Tuhan keliru dalam hal menaikkan doa-doa mereka kepada Tuhan oleh karena aturan-aturan gerejawi, sebab mereka berdoa harus ditempat-tempat yang  telah ditentukan manusia.
Kalau pemikiran dari anak-anak Tuhan seperti ini, menunjukkan seolah-olah Tuhan mendengar doa-doa karena tempat.
Di mana saja kita bisa berdoa, jadi jangan gunakan aturan, jangan terpaksa.

Keluaran 30: 34-36
(30:34) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya.
(30:35) Semuanya ini haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus.
(30:36) Sebagian dari ukupan itu haruslah kaugiling sampai halus, dan sedikit dari padanya kauletakkanlah di hadapan tabut hukum di dalam Kemah Pertemuan, di mana Aku akan bertemu dengan engkau; haruslah itu maha kudus bagimu.

Ada 4 hal yang harus dibakar di atas mezbah sebagai ukupan di hadapan Tuhan, antara lain; getah damar, kulit lokan, getah rasamala, serta kemenyan yang tulen, dan semua itu harus digiling sampai halus.
Ukupan wangi-wangian ini berbicara tentang Kristus di dalam penyerahan-Nya yang sepenuh, dihancurkan/dihabiskan dalam derita-Nya sebagai persembahan yang berbau harum dan berkenan bagi Allah.
Ketika kita menaikkan doa, biarlah kita boleh merasakan kasih Allah sampai kita betul-betul hancur.

Doa penyembahan adalah; persekutuan didalam penderitaan Kristus, sehingga kita diserap oleh wujud-Nya dan tenggelam dalam kasih-Nya.

Adapun ukupan wangi-wangian yang dibakar sebagai dupa bagi Allah antara lain;
-      Getah damar = darah Kristus.
-      Kulit lokan/lawang = sengsara Kristus.
-      Getah rasamala = kekuatan, kuasa kesembuhan Kristus.
-      Kemenyan = kehidupan Kristus yang suci.
(Kemenyan yang berwarna putih adalah kemenyan yang terbaik).

Selanjutnya, pada ayat 35 tadi dikatakan; menjadi ukupan yang dicampur, digarami, murni, kudus.
-   Digarami artinya; penyembahan yang benar dan tepat akan memberi semangat, gairah dan menyedapkan bagi kehidupan rohani.
-      Murni artinya; penyembahan yang benar dan tepat hanya tertuju kepada Allah yang hidup, sesuai dengan Wahyu 19:10;”….sembahlah Allah.”
-   Kudus artinya; penyembahan yang benar dan tepat menolak pekerjaan dosa, dan pengaruh-pengaruh yang tak suci.

Keluaran 30: 37-38
(30:37) Dan tentang ukupan yang harus kaubuat menurut campuran yang seperti itu juga janganlah kamu buat bagi kamu sendiri; itulah bagian untuk TUHAN, yang kudus bagimu.
(30:38) Orang yang akan membuat minyak yang semacam itu dengan maksud untuk menghirup baunya, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya."

Doa penyembahan yang dipanjatkan kepada Tuhan, itu merupakan doa orang-orang kudus sebagai persembahan yang berbau harum kepada Tuhan, bukan untuk diri sendiri, bukan kepada manusia.
Biarlah kita merasakan kasih Tuhan ketika kita datang dan bersujud menyembah di bawah kaki Tuhan, sampai hati kita hancur, seperti rempah-rempah yang digiling sampai halus, diserap oleh wujud-Nya dan tenggelam dalam kasih-Nya.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment