KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, July 13, 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 06 JULI 2014

IBADAH RAYA MINGGU, 06 JULI 2014

Tema:  JEMAAT DI FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
            (Seri 09)

Subtema: TUHAN MEMBUKA PINTU KARENA MENURUTI FIRMAN TUHAN 

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan di tempat yang Tuhan pilih, itulah gunung Sion, sebab dari sana keluar pengajaran, firman Tuhan dari Yerusalem, sebagai makanan rohani di rumah perbendaharaan.

Segera kita memperhatikan sidang jemaat di Filadelfia dari kitab Wahyu 3: 7-13.
Namun kita hanya membaca ayat 8 saja.
Wahyu 3: 8
(3:8) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

Pada ayat 8 ini, Tuhan mengatakan: “Aku telah membuka pintu bagimu
Jadi, Tuhan membuka pintu bagi sidang jemaat di Filadelfia, sebab Tuhan memegang kunci Daud untuk membuka dan menutup sebuah pintu.
Memegang kunci Daud, berarti; membuka pintu Kerajaan Sorga, supaya masuk dan berada di dalamnya untuk selama-lamanya, selanjutnya pintu maut tertutup bagi mereka, juga bagi kita sekalian.
Kalau Tuhan membuka pintu kerajaan sama artinya Tuhan membuka pintu kasih karunia, pintu kemurahan bagi saya dan saudara.

Kemudian, pada ayat 7 dikatakan: “apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka
Pada minggu yang lalu telah saya sampaikan bahwa ada yang sudah berada di dalam, namun akhirnya keluar lagi dari dalam.

Matius 7: 22
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Pelayan-pelayan di akhir zaman, mereka bernubuat demi nama Tuhan, mengusir setan demi nama Tuhan, mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan, ini menunjukkan bahwa Tuhan telah membuka pintu Kerajaan, supaya mereka berada di dalam kasih karunia dan kemurahan.
Tuhan memberikan ibadah dan mempercayakan pelayanan di dalam ibadah ini, itu adalah pintu kemurahan bagi saya dan saudara yang harus dihargai.

Matius 7: 23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Namun sangat disayangkan, ternyata mereka semua adalah pembuat kejahatan.
Itu sebabnya Tuhan berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu!”, menunjukkan bahwa Tuhan menutup pintu kemurahan bagi mereka.
Sebagaimana 5 gadis yang bodoh, ketika mereka mengetuk pintu, berharap supaya pintu itu terbuka bagi mereka, tetapi jawaban yang terdengar dari Mempelai Pria Sorga: “Aku tidak mengenal kamu
Jadi, sekali lagi saya katakan, perkataan: “Aku tidak mengenal kamu”, menunjukkan pintu kemurahan tertutup bagi mereka, itu sebabnya tadi saya katakan; ibadah dan pelayanan yang Tuhan berikan adalah kemurahan yang tidak boleh disia-siakan, yang tidak boleh dikecilkan.
Ketika pintu kemurahan tertutup, bagi mereka terbuka pintu maut.

Lukas 16: 23
(16:23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Kalau Tuhan membuka pintu maut, supaya masuk dan berada di dalamnya.
Di sini kita melihat, bahwa orang kaya itu berada di alam maut untuk selama-lamanya, dia menderita sengsara di sana.

Mari kita lihat; PERMOHONAN DARI ORANG KAYA YANG BERADA DI ALAM MAUT.
Permohonan pertama.
Lukas 16: 24
(16:24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.

Orang kaya tersebut menderita kesakitan dalam nyala api, oleh sebab itu dia memohon belas kasih kepada Bapa Abraham, supaya Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air untuk menyejukkan lidah orang kaya tersebut.

Sekarang kita lihat, jawaban dari bapa Abraham atas permohonan yang pertama dari orang kaya.
Lukas 16: 25-26
(16:25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
(16:26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.

Orang kaya tersebut memohon belas kasih, tetapi dengan jelas; pintu Kerajaan Sorga telah tertutup bagi dia, kemudian kalau Tuhan sudah menutup, tidak seorang pun yang dapat membukanya, bahkan Bapa Abraham pun tidak sanggup membuka pintu kemurahan, apabila mereka sudah berada di alam maut.
Sesungguhnya, Tuhan sudah memberi kesempatan kepada orang kaya tersebut.

Lukas 16: 19-21
(16:19) "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
(16:21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.

Setiap hari orang kaya tersebut bersukaria dalam kemewahan, ini adalah sukaria/kebahagiaan yang salah, itu sebabnya ia tidak menghargai kemurahan Tuhan, buktinya; banyak makanan yang terjatuh dari meja orang kaya tersebut.
Sukaria yang benar adalah apabila kita masuk dalam pesta/perjamuan, dengan kata lain duduk makan sehidangan dengan Allah. sebagaimana malam ini, kita masuk dalam perjamuan, duduk makan sehidangan dengan Allah, menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani, di situlah letak sukacita yang besar.

Ketika anak yang terhilang (anak yang bungsu) kembali, dengan belas kasih bapa menyembelih lembu yang tambun, seisi rumah bersukacita, termasuk pekerja-pekerja yang ada.
Lembu tambun yang disembelih, itulah pribadi Yesus Kristus, yang telah mengorbankan dirinya di atas kayu salib. Tubuh dan darah Yesus benar-benar makanan dan minuman, itulah yang memberi sukacita.

Hati-hati, kalau Tuhan sudah berkemurahan, jangan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, jangan menganggap enteng ibadah dan pelayanan, jangan mengecilkan ibadah! Kemudian, yang tidak kalah penting, jangan mengabaikan setiap firman Tuhan yang disampaikan dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan.
Ingat saudaraku; kalau Tuhan sudah menutup pintu, tidak ada yang dapat membukanya, sekalipun ia adalah Bapa Abraham, bapa orang percaya.

Permohonan kedua.
Lukas 16: 27-28
(16:27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
(16:28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.

Orang kaya tersebut meminta kepada bapa Abraham supaya menyuruh Lazarus ke rumah ayahnya, sebab masih ada 5 orang saudaranya yang tidak menghargai kemurahan yang Tuhan percayakan.
Orang kaya tersebut sudah merasakan penderitaan/kesakitan oleh nyala api siksaan, oleh sebab itu, setelah permohonan pertama tidak dikabulkan, dia menaikkan permohonan yang kedua, supaya 5 saudaranya tidak mengalami seperti yang dialaminya.
Permohonan dari orang kaya ini, menunjukkan bahwa ia mengalami penyesalan yang luar biasa, namun itu sudah terlambat. Memang penyesalan itu datangnya selalu terlambat, oleh sebab itu, sebelum terlambat, layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan hanya bersukaria di dalam kemewahan dunia.
Saya tandaskan pada malam hari ini; segala kebahagiaan yang berasal dari dunia ini sifatnya semu, hanya kamuflase.

Kalau dahulu, sebelum terpanggil menjadi hamba Tuhan, saya lebih suka dengan kebahagiaan dunia, oleh sebab itu saya lebih suka keluar dari kemah, baik dari kediaman pribadi, baik dari kemah Tuhan, jauh dari ibadah pelayanan, yang juga diikuti dengan gaya dunia. Namun ternyata itu semua menghasilkan air mata, menghasilkan tangisan raungan yang luar biasa bagi saya juga bagi orang tua saya.
Apa yang saya sampaikan ini adalah betul-betul pengalaman saya, di dunia ini hanya kamuflase, tidak ada yang benar, dan itu pun sudah dirasakan oleh orang kaya tersebut.

Oleh sebab itu, fokus, jangan lengah, seperti 5 gadis yang bodoh.
Sesungguhnya tujuan semula 5 gadis yang bodoh dan 5 gadis yang bijaksana adalah mengambil pelita lalu pergi untuk menyongsong Mempelai Laki-Laki.
Namun 5 gadis bodoh itu lengah, mereka tidak siap sedia, mereka hanya membawa pelita dan tidak membawa minyak dalam buli-buli, sebagai persediaan, mereka tidak fokus pada tujuan semula, tidak fokus pada Mempelai Laki-Laki Sorga.

Sekarang kita lihat, jawaban dari Bapa Abraham atas permohonan yang kedua dari orang kaya.
Lukas 16: 29
(16:29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.

Jawab Abraham kepada orang kaya: ada kesaksian Musa dan kesaksian para nabi.
-       Kesaksian Musa itulah 10 hukum Allah.
-       Kesaksian para nabi adalah firman nubuatan, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Firman para nabi itu menunjuk-nunjuk dosa, tujuannya untuk menyucikan dosa yang terselubung.
Intinya; harus menerima firman penyucian, di hari-hari terakhir ini tidak ada lagi waktu untuk menerima berita yang lain, selain kesaksian dari Musa dan para nabi.

Terkait dengan jawaban dari Abraham, orang kaya tersebut kembali berkata ...
Lukas 16: 30-31
(16:30) Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
(16:31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Seseorang tidak akan bisa diyakinkan, tidak bisa diubah sekalipun lewat mujizat orang mati dibangkitkan, kalau tidak melalui firman para nabi, firman penyucian yang menunjuk dosa yang terselubung.
Hanya firman para nabi saja yang mampu meyakinkan, memberi kepastian dan keselamatan.
Diyakinkan, artinya; mampu mengubahkan, menyucikan segala dosa kejahatan dan dosa kenajisan.

Itu sebabnya, Yesus menyesalkan cara pelayanan hamba-hamba Tuhan di hari-hari terakhir; melayani hanya sebatas bernubuat, mengusir setan, mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Sesungguhnya, kita adalah orang yang paling berbahagia di dunia ini karena kita menerima firman nubuatan di dalam kandang penggembalaan, firman para nabi yang menunjuk dosa, itulah yang meyakinkan, mengubahkan saya dan saudara.
Mujizat yang ada, misalnya yang sakit menjadi sembuh, yang lumpuh berjalan, dan sebagainya, membuat kita terkagum, namun firman para nabi menyucikan, mengubahkan, meyakinkan saya dan saudara.

Sekarang kita kembali memperhatikan; cara pelayanan hamba-hamba Tuhan di hari-hari terakhir.
Matius 7: 23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Tuhan mengatakan kepada mereka: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” karena Tuhan sudah menutup pintu kemurahan bagi mereka.

Matius 7: 21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Bukan setiap orang yang berseru dan berkata: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, bahkan sekalipun bernubuat, mengusir setan, dan mengadakan mujizat demi nama Tuhan.
Bernubuat, mengusir setan, bahkan mengadakan mujizat demi nama Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan ini sah-sah saja, boleh-boleh saja, tidak menyalahi aturan, tetapi itu bukanlah suatu ukuran, bukan suatu ketentuan, bukan suatu jaminan bagi seorang hamba Tuhan untuk masuk dalam Kerajaan Sorga, semua itu hanya bagian dari dinamika pelayanan.

Yang Tuhan inginkan, sebagaimana yang tertulis dalam Matius 7: 21 ialah: “MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU YANG DI SORGA
Dan itu betul, biarpun kita dengan jerih payah, dengan segala luapan hati di tengah-tengah pelayanan, tetapi jika tidak melakukan kehendak Allah Bapa, itu semua tidak ada artinya.

Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Sebagai Anak, Yesus harus minum cawan Allah supaya dengan demikian, jadilah kehendak Allah Bapa.
Meminum cawan Allah, artinya; Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib, sehingga dengan demikian kehendak Allah jadi, kehendak Allah terlaksana oleh-Nya.
Sebagai Anak, Yesus menyadari apa yang harus Dia perbuat, apa yang harus Dia lakukan sebagai tanggung jawab-Nya di hadapan Allah Bapa, oleh sebab itu Dia berkata: “cawan ini tidak mungkin lalu”, Dia tidak membiarkan cawan itu lalu begitu saja, persis seperti perkataan Rasul Paulus: “aku terlebih suka dan bermegah dalam kelemahan

2 Korintus 12: 9-10
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Rasul Paulus mengatakan 2 pernyataan;
1.    Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku
Tujuannya: kuasa Kristus turun menaungi dia.
2.    aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus
Tujuannya: “jika aku lemah, maka aku kuat

Saudaraku, memang terlalu sakit untuk menanggung penderitaan, terlebih kalau kita menanggung yang tidak harus kita tanggung, tetapi sebagai pengikut Kristus, hal ini memang harus terjadi/kita alami oleh setiap orang yang disebut pengikut Kristus, siapa pun dia, tanpa terkecuali.
Sebab Yesus sendiri berkata: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya” Hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.

Sekali lagi saya katakan; tidak salah kalau ada suatu mujizat di tengah-tengah ibadah, namun yang terpenting adalah melakukan kehendak Allah, mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, dan tidak perlu malu kalau seorang Kristen mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, justru dengan demikian Roh Kemuliaan, itulah Roh Kudus, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita.
Oleh sebab itu, saya sarankan kepada sidang jemaat; setiap hari perhatikan langkah-langkah hidup, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang dan gerak-gerik, sebab tidak serta merta kita menangis lalu kepenuhan Roh Kudus, tetapi harus terlebih dahulu rawat dan jaga langkah hidup kita, jangan jaga hati, sebab dari sanalah terpancar kehidupan.

Yesaya 53: 10
(53:10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

Yesus menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus salah, Dia harus menanggung penderitaan di atas kayu salib, Dia diremukkan dengan kesakitan, supaya kehendak Tuhan terlaksana oleh-Nya.
Itu sebabnya Yesus berkata: “cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya

Lewat firman penggembalaan doa penyembahan, kita digembalakan oleh kitab Kolose, baik Serang maupun Cilegon, dan kita bisa melihat dengan jelas pribadi Rasul Paulus. Perkataan: “aku terlebih suka dan rela di dalam penderitaan”, itu bukan hanya sebuah perkataan kosong, bukan sebuah slogan, itu semua terbukti, fakta.
Dia betul-betul menikmati penderitaan Kristus. Terkadang memang, kita harus menikmati penderitaan Kristus, supaya kita, terlebih imam-imam penuh dengan Roh Kemuliaan yang menjadi bagian hidup, yang tidak terpisahkan di tengah-tengah ibadah pelayanan.

Sekarang kita kembali memperhatikan ...
Wahyu 3: 8
(3:8) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

Tuhan telah membuka pintu bagi sidang jemaat di Filadelfia yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun.
Pintu kemurahan terbuka lebar bagi sidang jemaat di Filadelfia, supaya mereka dapat masuk dan berada di dalamnya untuk selama-lamanya, dengan demikian pintu maut tertutup bagi mereka.
Inilah yang kita harapkan/dambakan, sehingga kita harus berjuang di tengah-tengah ibadah pelayanan kita dan mengerahkan segenap perhatian kita hanya kepada Tuhan.

Sesungguhnya, kekuatan dari sidang jemaat di Filadelfia tidak seberapa, mereka lemah dan kecil, tetapi mereka mempunyai 2 kelebihan sebagai alasan bagi Tuhan untuk membuka pintu kemurahan bagi sidang jemaat di Filadelfia.

Kelebihan dari sidang jemaat di Filadelfia:
YANG PERTAMA: “MENURUTI FIRMAN TUHAN”
Apa yang mereka dengar, apa yang mereka terima, semuanya dituruti, semuanya dilakukan dan terlaksana dalam hidup mereka, berarti; firman itu mendarah daging.
Kalau firman mendarah daging, maka seseorang hidup oleh karena firman, bukan lagi hidup oleh karena yang lain-lain,  itulah pribadi Yesus Kristus, Anak tunggal Bapa.

Mati kita lihat; KETIKA IBLIS MENCOBAI YESUS.
Pencobaan yang pertama.
Matius 4: 2-4
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Perkataan Iblis (si pencoba) kepada Yesus: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti
Jawab Yesus kepada ular (Iblis/Setan): “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”, menunjukkan bahwa Yesus Kristus hidup oleh karena firman, bukan karena roti makanan.
Jangan sampai kita merasa bahwa kita hidup oleh karena roti makanan, sesungguhnya yang benar; kita hidup oleh karena firman (perkataan yang keluar dari mulut Allah).
Kita makan untuk hidup, tetapi hidup bukan untuk makan.

Ulangan 8: 2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Manusia hidup bukan dari roti makanan saja, melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Jadi, Tuhan mengijinkan bangsa Israel melewati padang gurun.
Sesungguhnya, jarak dari Mesir menuju Kanaan akan lebih dekat jika melalui Filistin, tetapi Tuhan tidak mengijinkan bangsa Israel melalui tanah Filistin, sebab itu adalah jalan pintas, sihir (perubahan tanpa proses).

Tuhan mengijinkan bangsa Israel melewati padang gurun, perjalanan yang penuh dengan liku-liku.
Berarti, perjalanan di padang gurun adalah pengalaman Salib.
Pengalaman kematian itu unik, tidak terselami oleh akal manusia, tetapi Tuhan mengijinkan hal itu terjadi, sebab Tuhan mau melihat kerendahan hati, Tuhan mau melihat hati bangsa Israel; apakah mereka hidup dari ucapan yang keluar dari mulut Allah (firman Allah) atau mereka lebih memikirkan roti makanan.
Dan ternyata benar, mereka selalu ingat Mesir, ingat daging, ingat bawang merah, bawang putih, bawang prei, ingat mentimun, semangka dan ikan, ingat segala makanan yang ada di Mesir. Mesir gambaran dari dunia.
Oleh sebab itu, mudah sekali melihat seseorang; apa yang terlihat di luar/keluar dari mulut, itu berasal dari hati.

Pencobaan yang kedua.
Matius 4: 5-7
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
(4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Ketika iblis membawa Yesus ke bubungan Bait Allah (menara/tempat yang tinggi), iblis memerintahkan supaya Yesus menjatuhkan diri, dengan alasan; malaikat akan menatang Dia.
Berada di bubungan Bait Allah à puncak kesucian.
Kalau berada di dalam puncak kesucian, jangan bermain-main dalam kesucian, jangan sampai jatuh dalam dosa kejahatan, apalagi dosa yang dibenci oleh Tuhan, itulah dosa kenajisan.
Kalau seorang anak Tuhan, terlebih imam-imam yang berada dalam kesucian, yaitu dalam ibadah dan pelayanan, jangan bermain-main terhadap dosa kejahatan, terlebih dosa yang dibenci oleh Tuhan, itulah kenajisan. biarlah apa yang dibenci oleh Tuhan, juga kita benci.

Jawaban Yesus: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!
Berarti, jangan bermain-main dalam kekudusan/kesucian = jangan mencobai Tuhan Allah.
Kalau seseorang jatuh dalam dosa kejahatan juga kenajisan, saya sampaikan dengan tegas; malaikat tidak bisa menopang, malaikat tidak bisa menatang.
Saudaraku, ingat, sekali lagi saya tandaskan; jangan cobai Tuhan, sebab jikalau terjadi kejatuhan, malaikat tidak mampu menopang/menatang.

Saudaraku, untuk merubah manusia nafsani (jasmani) menjadi manusia rohani, tidak semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan proses dengan jangka waktu yang lama, oleh sebab itu harus setia dalam ibadah pelayanan, jangan bermain-main dengan segala dosa kejahatan, terlebih dosa kenajisan.
Saya mau sampaikan; kalau seseorang jatuh dalam dosa kejahatan, jatuh dalam dosa kenajisan di dalam hati, itu sangat sukar untuk diubahkan. Terlebih mudah mengubahkan orang yang tertangkap basah dalam dosa perzinahan, seperti perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari.

Dalam hukum Taurat tertulis jangan berzinah, tetapi Matius 5: 28 mengatakan: “Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya”, dan dosa semacam ini sukar dirubah, kecuali kemurahan Tuhan. tetapi jika Tuhan yang turun tangan, itu sakit rasanya.
Lebih baik saat ini kita mengakui dosa kenajisan dalam hati, kalau Tuhan menunjuk dosa, jangan keraskan hati, jangan biarkan tanah itu berbatu-batu.
Jangan bermain-main dalam kesucian, jangan cobai Tuhan, supaya ada kesatuan dalam kandang penggembalaan ini, dengan demikian doa kita dikabulkan Tuhan.
Oleh sebab itu, setiap perkataan, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, jangan mencobai Tuhan.

Pencobaan yang ketiga.
Matius 4: 8-10
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Iblis/Setan menunjukkan seluruh kerajaan duani dan kemegahannya kepada Yesus, selanjutnya iblis menjanjikan itu semua menjadi milik Yesus, apabila Yesus menyembah dia (Setan).
Tetapi dengan tegas Yesus berkata: “... ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!
Kalau seseorang lebih menyukai kemegahan dunia, kemewahan dunia, serta segala sesuatu yang ada di dunia, itu merupakan penyembahan berhala. Oleh sebab itu Yesus berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!

Matius 16: 24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia bahkan segala kemegahan dan kemewahan dunia, tetapi akhirnya ia harus kehilangan nyawanya.
Sebagai Kristen sejati/menjadi pengikut Kristus, berarti; ia harus menyangkal diri dan memikul salibnya.
Itulah yang disebut berbakti kepada Tuhan, selanjutnya menyembah hanya kepada Tuhan Allah saja.
Biarlah kita menyembah Tuhan Allah dan membawa diri rendah masing-masing di bawah kaki Tuhan, hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah.

Pada akhirnya, iblis setan mundur, karena Yesus hidup oleh firman. Firman Tuhan mendarah daging dalam hidup-Nya, Dia penuh kasih karunia dan kebenaran sejati.
Kalau hidup menuruti firman, berarti hidup oleh karena firman. Kalau hidup oleh karena firman, berarti setiap saat, setiap waktu, dalam apa pun selalu mengandalkan firman, seperti Yesus ketika menghadapi Ibli (si pencoba), Yesus selalu berkata: “Ada tertulis
Yang dimaksud dengan “Ada tertulis”, itulah firman Tuhan yang tertulis dalam kitab suci.
Jangan sampai kita merasa bahwa kita bertahan hidup karena memiliki harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, pekerjaan. Ingat saudaraku; jangan sampai kita kehilangan nyawa karena kerajaan dunia serta kemegahannya!

Mari kita lihat; PRIBADI YANG MENURUTI FIRMAN.
1 Samuel 3:  19
(3:19) Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.

Samuel tidak membiarkan satu pun dari firman Tuhan itu gugur di dalam hidupnya.
Berarti, setiap firman yang didengar, yang diterima, ia turuti dan lakukan, tidak dibiarkan gugur.
Biarlah, paling tidak dalam setiap ibadah, tidak satu pun ayat firman Tuhan terlewatkan begitu saja.

Banyak nasihat firman Tuhan dan kata-kata yang sifatnya membangun, telah kita terima dalam setiap pemberitaan firman Tuhan, namun seringkali diabaikan begitu saja.
Jangan suka mengantuk, jangan suka melamun, jangan suka mengharapkan yang tidak bisa diharapkan apalagi perkara lahiriah, jangan biarkan firman Tuhan itu gugur, jangan biarkan satu ayat firman Tuhan terlewatkan dalam setiap ibadah-ibadah.

1 Samuel 3: 20-21
(3:20) Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
(3:21) Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.

Akhirnya, bangsa Israel dari Dan sampai Bersyeba mengetahui kalau Tuhan memberikan jabatan nabi kepada Samuel yang masih muda.
Tugas nabi: menunjuk dosa. Berarti, kalau kita mau menghargai firman, tidak membiarkan satu pun dari ayat firman gugur, di situ akan terjadi penyucian, segala dosa yang tersembunyi dalam hati akan disucikan.
Dan ini harus kita perhatikan; kalau sidang jemaat sungguh-sungguh memperhatikan setiap firman Tuhan, maka Tuhan akan mengaruniakan jabatan nabi dalam kandang penggembalaan ini.
Dengan demikian ada kerja sama antara sidang jemaat dan gembala sidang, sehingga pemakaian Tuhan lebih lagi atas gembala sidang yang sedang memberitakan firman, Tuhan mempertajam jabatan nabi.
Tetapi kalau kita tidak menghargai, membiarkan firman gugur begitu saja, karena kekerasan hati, acuh tak acuh, dan dosa kemunafikan, bagaimana mungkin terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan?

Kemudian, “TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo
Di hari-hari terakhir ini, saya semakin merasakan bahwa Tuhan dekat dengan saya, dengan bukti; apabila saya melakukan kesalahan, Tuhan menunjukkan bahwa saya salah. Lewat penglihatan dan lewat mimpi, Tuhan menunjukkan kesalahan saya.
Ingat; tujuan awal dari 10 anak gadis adalah menyongsong mempelai laki-laki, tetapi harus bijak, jangan lengah, biarlah kita membawa minyak sebagai persediaan, apabila Mempelai Laki-Laki Sorga datang, kita telah siap sedia.

Tuhan membuka pintu kemurahan, biarlah itu kita hargai dengan sungguh-sungguh, sebab waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi. Masalah penghidupan, Tuhan yang tanggung, masa depan, Tuhan juga yang tanggung, yang menjadi nomor satu adalah hidup oleh firman, kesucian dan penyembahan yang benar (dalam pola Tabernakel, terkena pada ruangan Suci dengan 3 alat di dalamnya). Biarlah ini dipahami dengan baik.

Mari kita perhatikan; SEBELUM SAMUEL DIPAKAI OLEH TUHAN ...
1 Samuel 2: 2-3
(3:2) Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
(3:3) Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.

Samuel telah tidur di dalam Bait Suci Tuhan, tempat Tabut Allah.
Yang harus kita perhatikan ketika Samuel berada di dalam rumah Tuhan; lampu rumah Allah belum lagi padam, Samuel telah tidur. Berarti Samuel tidur dengan begitu nyenyak.

Yohanes 11: 11
(11:11) Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."
Tertidur di sini bukan berarti dalam arti biasa, sebagaimana orang membaringkan dirinya di atas pembaringan.
Tidur di sini adalah masuk dalam pengalaman kematian.
Pengalaman kematian membuat kita tidak merasakan apa-apa, sebagaimana seperti orang yang tertidur dengan nyenyak/pulas, tidak merasakan apa-apa, artinya; tidak hidup dengan menggunakan perasaan manusia daging.
Kalau hidup dengan menggunakan perasaan manusia daging, maka akan terjadi dosa dan dosa.
Peka karena hikmat pengertian dari Tuhan, itu bagus, sebab berguna untuk membedakan mana yang baik dan jahat, tetapi kalau peka karena perasaan manusia daging, di situ akan terjadi banyak dosa.
Sekali lagi saya katakan; jangan peka dengan membawa perasaan manusia daging, sebab di situ akan terjadi banyak berbagai-bagai macam dosa.

Dalam Matius 6: 3-6 dikatakan: pengalaman kematian adalah kematian terhadap dosa, pengalaman kebangkitan adalah kehidupan untuk Allah di dalam kebenaran.
Kalau kita satu dalam pengalaman kematian, maka kita akan satu dengan kebangkitan Yesus.
Biarlah kiranya kita semua tidur dengan nyenyak, jangan peka terhadap perasaan manusia daging.

Dampak positif tidur nyenyak/pengalaman kematian.
Kejadian 2: 18-20
(2:18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
(2:19) Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
(2:20) Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

Segala burung di udara, segala ternak, dan kepada segala binatang hutan, tidak dijumpai sebagai penolong yang sepadan dengan Adam.
Binatang = manusia tanpa Roh, tidak mempunyai akal budi, tidak mempunyai akal sehat, tidak tahu mana yang baik, mana yang berkenan dan sempurna bagi Allah, sehingga pada Wahyu 17, perempuan kekejian menunggangi seekor binatang, artinya; ditunggangi oleh roh najis, dan ini tidak sepadan dengan Adam.
Tentu Tuhan tidak menghendaki hal itu.

Yesus Kristus adalah Mempelai Laki-Laki Sorga, Dialah Adam yang terakhir, Roh yang menghidupkan. Gereja Tuhan adalah mempelai perempuan Tuhan, adalah tubuh-Nya, merindukan menjadi pasangan yang seimbangan, tidak seperti binatang yang ditunggangi roh najis, tidak memiliki akal yang sehat dan baik, tidak dapat menyenangkan hati Tuhan.

Oleh sebab itu ...
Kejadian 2: 21
(2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

Dampak positif jikalau tertidur dengan nyenyak, masuk dalam pengalaman kematian: TERJADI PEMBANGUNAN TUBUH KRISTUS, menjadi mempelai wanita Tuhan.
Prosesnya: lewat operasi. Operasi di sini bukanlah operasi kecil-kecilan, melainkan operasi besar-besaran, dan alat yang digunakan dalam operasi besar-besaran ini tentu dengan menggunakan alat yang tajam untuk mengambil salah satu rusuk dari pada Adam, itulah firman Allah yang tajam yang lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun.
Itu sebabnya tadi saya katakan; operasn ini tidak menggunakan sembarangan pisau, melainkan dengan pisau yang tajam.
Dalam Ibrani 4: 12 dikatakan: “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
Dengan demikian, terwujudlah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Itulah gambaran dari sidang jemaat di Filadelfia yang menuruti firman Tuhan, hidup oleh firman, berarti tidak membiarkan satu pun dari firman itu gugur.
Kerinduan kita semua adalah menjadi mempelai wanita Tuhan, sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi. Sia-sialah hidup kita kalau tidak masuk dalam perjamuan kawin anak domba.

Wahyu 19: 6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Kalau kita masuk dalam perjamuan kawin anak domba, di situlah kebahagiaan kekal terjadi.
Bukankah tujuan akhir dari hidup kita adalah supaya masuk dalam perjamuan kawin anak domba, kelak bersanding dengan Dia.
Oleh sebab itu, jangan lengah seperti 5 gadis yang bodoh. Ingat tujuan semula ibadah dan pelayanan kita, jangan sampai semua yang kita kerahkan menjadi sia-sia karena pada akhirnya tidak masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba.
Di sini tertulis: “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.
Biarlah kelak kita bersanding dengan Dia. Dia begitu agung dan mulia, tetapi kita begitu hina karena dosa.
Namun kita mendapat kesempatan emas untuk bersanding dengan Dia, pintu kemurahan terbuka atas kita, dan pintu maut tertutup, oleh sebab itu, biarlah kita menghargai kemurahan yang ada.
Apa yang membuat kita menyia-nyiakan pelayanan ini; dosa kenajisankah, dosa kejahatankah, dosa warisankah, pekerjaankah? Malam ini adalah waktunya untuk datang kepada Tuhan, merendahkan diri di bawah kaki Tuhan, supaya kelak kita bersanding dengan Dia.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment