KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, September 3, 2016

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 AGUSTUS 2016

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 27 AGUSTUS 2016

“STUDY YUSUF”
(SERI 102)

Subtema : MENCERITAKAN HAL IHWAL YUSUF

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus.
Oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Kaum Muda Remaja sebagaimana biasanya, sungguh itu adalah kemurahan Tuhan, karena Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menikmati firman dari study Yusuf.

Mari kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, itulah study Yusuf dari Kejadian 40.
Kejadian 40:12-13
(40:12) Kata Yusuf kepadanya: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya tiga hari;
(40:13) dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya.

Yusuf memberitahukan arti mimpi juru minuman tersebut. Memang betapa baik arti dari mimpi juru minuman itu.

Kejadian 40:14-15
(40:14) Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.
(40:15) Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sinipun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini."

Setelah memberitahukan arti mimpi itu, Yusuf berpesan supaya juru minuman itu ingat kepada Yusuf apabila keadaannya telah baik nanti.
Ingat Yusuf, artinya; ingat firman nubuatan yang memberikan kebaikan kepada kita.
Firman nubuatan adalah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan yang sanggup menyelesaikan segala masalah, menghapus air mata dan menjadikan segala sesuatu baru.
Yang mengingat firman nubuatan adalah orang yang senantiasa mengucap syukur dan berterimakasih buat kebaikan Tuhan.

Praktek ingat firman nubuatan: menceritakan hal ihwal Yusuf kepada Firaun.
Adapun hal ihwal Yusuf: ia dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan dibawa ke Mesir, setelah tiba di Mesir ia dimasukkan ke dalam liang tutupan (penjara)  bukan karena kesalahannya.
Arti rohani menceritakan hal ihwal Yusuf adalah menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Dari Betlehem (negeri orang Ibrani) ke Mesir = dari sorga Yesus turun ke bumi untuk menanggung penderitaan di atas kayu salib.

Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus rela menanggung penderitaan oleh karena tuntutan firman para nabi itu atau tuntutan daripada hukum Taurat.
Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, berarti; dari sorga turun ke bumi untuk menanggung penderitaan di atas kayu salib, seperti Yusuf dari Betlehem (negeri orang Ibrani) ke Mesir.
Demikian juga anak-anak kaum remaja diutus di atas muka bumi menjadi tujuh mata Allah, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan untuk menyaksikan tentang salib Kristus, atau menceritakan hal ihwal Yesus Kristus di manapun kita berada.

Filipi 2:5-6
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6)  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

Untuk menanggung tuntutan dari firman para Nabi (memikul Salib) terlebih dahulu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yaitu: tidak mempertahankan hak miliknya  = tidak mempertahankan harga diri dan juga egosentris, di mana harga diri dipertahankan di situ juga akan terlihat kepentingan diri sendiri.

Filipi 2:7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Tiga hal terlihat dalam diri Yesus setelah melepaskan hak milik-Nya:
Yang pertama: MENGOSONGKAN DIRI-NYA SENDIRI” 
Artinya; tidak bermegah, berarti; tidak merasa diri bisa, tidak merasa diri mampu dan tidak merasa diri hebat.
Seperti Rasul Paulus; ia tidak bermegah sekalipun Tuhan pakai dia dengan luar biasa dan dia mendapat pernyataan dan penglihatan yang luar biasa dari Tuhan namun dia tetap tidak mau bermegah.

2 Korintus 12 :1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --
(12:4)  ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut dengan Firdaus, di situ dia menerima penglihatan-penglihatan dan pernyataan-pernyataan dari Tuhan.
Selain menerima penglihatan-penglihatan dan pernyataan-pernyataan yang luar biasa dari Tuhan, di situ juga dia mendengarkan kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan oleh manusia -> hubungan antara tubuh dengan kepala begitu intim, hubungan antara Rasul Paulus dengan Tuhan begitu intim.
Tetapi sekalipun perkara itu menjadi bagian dalam hidupnya ia tetap tidak mau bermegah, tidak merasa diri hebat, tidak merasa diri lebih baik daripada orang lain.

2 Korintus 12 :5
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

Sebaliknya, Rasul Paulus bermegah atas kelemahan-kelemahannya saja = rela menderita karena salib Kristus di tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Jangan menderita karena pukulan, karena kesalahan.

Tiga hal terlihat dalam diri Yesus setelah melepaskan hak milik-Nya:
Yang kedua: “MENGAMBIL RUPA SEBAGAI SEORANG HAMBA
Berarti; tidak mengambil rupa sebagai seorang tuan.

Lukas 22: 24-26
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Rupa seorang tuan:
-     Raja-raja, bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
-     Orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. 
Hal ini berlaku di dunia bukan di dalam Tuhan.

Rupa seorang hamba:
-     “Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda”
Muda, berarti; tunduk dan mau diajar, karena orang muda minim pengalaman dan selalu mau diajar.
Sebab itu kalau ingin menjadi yang terbesar; hendaklah mau menjadi yang paling muda, tunduk dan
mau diajar, karena hanya orang yang minim pengalaman yang mau tunduk dan mau diajar, supaya menjadi yang terbesar.

-     Pemimpin sebagai pelayan.
Pelayan, berarti; menjadi hamba. Kristus adalah Tuan dari hamba-hamba Tuhan.

Markus 10:42-45
(10:42) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
(10:43) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
(10:44) dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
(10:45) Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Supaya menjadi yang terbesar; mengambil rupa sebagai seorang hamba, mau melayani Tuhan.
Kristus adalah Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan.
Kalau kita menggunakan rumus daripada hamba yang pertama dan hamba yang kedua yang dipercayakan oleh tuannya, maka mereka berupaya sampai memperoleh laba, hasil dari usaha yang dipercayakan, menyenangkan hati tuannya.
-     Hamba yang pertama dipercaya lima talenta lalu memperoleh laba lima talenta.
-     Hamba yang kedua dipercaya dua talenta lalu mengusahakannya sehingga ia memperoleh laba dua talenta.
Itulah hamba yang selalu berusaha untuk menghasilkan apa yang dipercayakan oleh tuannya.

Seorang hamba bukan bekerja untuk dirinya, bukan karena terpaksa, bukan karena ada kepentingan, tapi dia bekerja sampai memperoleh hasil itu karena kepercayaan, yang sifatnya menyenangkan hati tuannya.
Untuk menjadi orang besar dan terkemuka harus mengambil rupa sebagai seorang hamba, berarti; melayani Tuhan mau menjadi jongos-Nya Tuhan, mau menjadi hamba Tuhan, mengerjakan apa yang diinginkan oleh seorang tuannya sampai memperoleh hasil.

Markus 10:45
(10:45)  Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Jadi, melayani itu menjadi korban pendamaian.
Jangan sampai melayani tetapi tidak menjadi pendamaian, justru menimbulkan dosa kepada orang lain.
Melayani itu harus menjadi pendamaian, menebus dosa manusia, berarti; menanggung penderitaan karena kesalahan orang lain, itu yang disebut pendamaian.
Pendeknya; melayani Tuhan untuk menjadi korban pendamaian.

Untuk menjadi korban pendamaian memang tidak enak bagi daging.
Jadi, jangan melayani dengan cara-cara yang salah, melayani hanya supaya terlihat hebat dan untuk menerima upah/uang, tetapi lebih daripada itu yaitu harus menjadi pendamaian itulah tugas imam dan hamba.

Tiga hal terlihat dalam diri Yesus setelah melepaskan hak milik-Nya:
Yang ketiga: “MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Keadaan-Nya sebagai manusia; Ia telah merendahkan diri-Nya.
Biarlah kiranya kita semua saling merendahkan diri di hadapan Tuhan; menempatkan diri selalu di bawah, perkataan selalu di bawah, dan segala sesuatu selalu di bawah, itulah orang yang merendahkan diri. Puji Tuhan.
Orang yang selalu menempatkan diri di bawah, berarti sekaligus mendahului untuk memberi hormat; tidak menunggu untuk dihormat melainkan saling mendahului untuk memberi hormat.

Dampak positif menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
1 Petrus 2:18
(2:18)  Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.

Ketundukan seorang hamba kepada tuannya adalah tuntutan dari hukum Taurat.
Jadi, kalau seorang hamba tunduk kepada tuannya itu merupakan tuntutan daripada firman para nabi (hukum Taurat).
Semakin kita banyak mendengar firman semakin kita mengerti, setelah semakin kita mengerti firman semakin dituntut untuk berbuat baik sampai tunduk kepada Kristus yang adalah Tuan dari hamba-hamba Tuhan.

1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20 ) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu adalah kasih karunia.
Kasih karunia = kemurahan Tuhan = yang tidak layak menjadi layak = anugerah Allah kepada manusia.

Jadi, apabila kita benar-benar tunduk kepada Kristus (Tuan dari hamba-hamba Tuhan), maka kita juga akan tunduk kepada atasan yang berlaku bengis.
Seorang pemimpin itu berasal dari Tuhan, jangan ada lagi kekeliruan dan jangan suka memberontak supaya kita boleh merasakan kasih karunia, sebab sumber kasih karunia adalah menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Banyak orang salah mengartikan tentang kasih karunia; kasih karunia diartikan setelah diberkati secara lahiriah, tidak hanya itu tetapi lebih daripada itu. Puji Tuhan.

1 Petrus 2:21
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Kaum remaja dipanggil untuk turut menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, berarti untuk mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh Yesus Kristus, supaya pada akhirnya kita beroleh kasih karunia. Dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain.

Lihat pribadi Rasul Paulus...
1 Korintus 15:7-10
(15:7) Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.
(15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Ketika Yesus bangkit, Ia menampakkan diri-Nya kepada beberapa orang; kepada Yakobus, 12 murid dan yang paling terakhir kepada Rasul Paulus, ini merupakan kasih karunia.
Sesungguhnya Rasul Paulus merasa diri sebagai orang yang paling hina, tetapi sekalipun demikian, ia dipercaya, ia diberikan jabatan Rasul. Dipercaya untuk melayani Tuhan, dipercaya dengan menerima 5 jabatan.
Kalau kita dipercayakan suatu pelayanan di tengah-tengah ibadah kemudian melayani sesuai dengan karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang, itu adalah kasih karunia.

1 Korintus 15:9
(15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah

Rasul Paulus merasa diri orang yang paling hina dari antara semua Rasul.
Alasan Rasul Paulus merasa yang paling hina adalah karena dia pernah menganiaya jemaat Tuhan sebelum menerima jabatan Rasul.

Kisah Para Rasul 8:1-3
(8:1a) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh.
(8:1b Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
(8:2) Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.
(8:3) Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Sebelum Paulus menerima jabatan Rasul, dia pernah menganiaya sidang jemaat Tuhan, baik laki-laki, maupun perempuan, dari rumah ke rumah di Yerusalem. Bahkan dia setuju/sepakat untuk membunuh Stefanus sebelum dia dipanggil dan menerima jabatan Rasul, itulah sebabnya dia menganggap dirinya sebagai orang yang paling hina dari semua Rasul.

Efesus 3:7-8
(3:7) Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya.
(3:8) Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,

Rasul Paulus merasa diri yang paling hina di antara orang kudus namun dia telah dianugerahkan kasih karunia yaitu dipercaya untuk memberitakan firman kepada bangsa kafir.
Hina tetapi dipercayakan pemberitaan firman kepada bangsa kafir itu adalah kasih karunia.

Efesus 3:9
(3:9) dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu,

Firman Allah adalah kekayaan Kristus yang tidak terduga oleh bangsa Kafir.
Pemberitaan firman adalah tugas penyelenggaraan yang dipercayakan kepada Rasul Paulus adalah rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah.
Pemberitaan firman untuk bangsa Kafir:
1.   Kekayaan kristus yang tidak terduga.
2.   Menyatakan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi.
3.   Menciptakan segala sesuatu.
Bagi bangsa kafir, Rasul Paulus menjadi saluran berkat yang luar biasa.
Demikian juga bila kita hidup dalam kasih karunia, menjadi berkat di mana pun kita berada, terkhusus kepada mereka yang belum mengenal pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.

Sekarang kita lihat KUASA DARI KEKAYAAN KRISTUS ...
Ibrani 1:3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan sanggup mengadakan penyucian terhadap dosa, sebab firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan menopang segala yang ada dengan penuh kekuasaan.
Pada dasarnya manusia itu lemah & rapuh, seperti bejana tanah liat; yang bila dilepas dari tangan, dia jatuh dan hancur berkeping-keping, tetapi karena kekayaan Kristus ini kita menjadi kuat, itulah harta dalam bejana tanah liat.

Kisah Para Rasul 11: 25-26
(11:25 ) Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
(11:26)Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Rasul Paulus dan Barnabas mengajar murid-murid di Antiokhia selama satu tahun, menyampaikan Firman pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, dan oleh karena firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan, murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Jadi, sebutan Kristen pertama kali itu di Antiokhia, lewat pelayanan dari Rasul Paulus membawa Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Inilah kekayaan yang tak terduga bagi bangsa Kafir yang selama ini bersembunyi berabad-abad.

2 Korintus 4:7-10
(4:7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9)  kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
(4:10)  Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Harta dalam bejana tanah liat adalah kekuatan yang berlimpah-limpah yang berasal dari Allah -> firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan.
Kehidupan kita ini sama seperti bejana tanah liat; rapuh dan mudah hancur, bila dilepas dia akan hancur berkeping-keping tetapi oleh karena harta dalam bejana tanah liat (kekayaan Kristus) kita menjadi kuat, itulah harta dalam bejana tanah liat, itulah kekuatan yang berlimpah-limpah yang berasal dari Allah.
Kekuatan yang berasal dari Allah:
1.   Ditindas namun tidak terjepit.
2.   Habis akal namun tidak putus asa.
3.   Dianiaya namun tidak ditinggalkan sendirian.
4.   Dihempaskan namun tidak binasa.

2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan selain menopang, juga untuk memberi kekuatan yang berlimpah-limpah, akhirnya membawa kita pada wujud semula atau segambar serupa dengan Allah.
Adam dan Hawa telah merusak gambar rupa Allah karena mereka melanggar hukum Allah dan jatuh ke dalam dosa.
Tetapi lewat pembukaan rahasia firman yang disebut dengan cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, membawa kita kembali kepada wujud semula (reformed), segambar serupa/sama mulia dengan Allah.

Sekarang kita akan melihat GAMBARAN DARI KASIH KARUNIA …
1 Korintus 15:8
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Gambaran dari kasih karunia: seperti anak yang lahir sebelum waktunya = bayi prematur.
Bayi prematur; kaki, badan, tangannya kecil -> orang tak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa.

1 Korintus 15:10
(15:10 ) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.

Kita ada sebagaimana ada, itu karena kasih karunia. Demikian juga kita dipercaya untuk melayani  Tuhan, itu karena kasih karunia, dan juga kita bisa bekerja keras, berjuang di tengah ibadah dan pelayanan, itu juga karena kasih karunia, sesuai dari pernyataan daripada Rasul Paulus: “Tetapi bukan karena aku melainkan karena kasih karunia Allah yang menyertai aku”.

Jadi, kemampuan yang ajaib berlaku kepada bayi prematur karena kasih karunia.
2 tangan tidak mampu melayani Tuhan, 2 kaki tidak mampu mengikuti jejak Kristus.
Dahulu kita hidup jauh dari Allah, bukan bagian dari anggota tubuh, tetapi kalau pada akhirnya kita hidup di dalam Tuhan, dipercaya melayani Tuhan dan bekerja keras untuk melayani Tuhan itu karena kasih karunia.

2 Korintus 11:5-6
(11:5) Tetapi menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu.
(11:6) Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan di dalam segala hal.

Betapa Rasul Paulus tidak kalah, tidak kurang hebatnya daripada rasul-rasul yang lain, semua karena kasih karunia.
Sebetulnya saya juga seperti bayi prematur kalau dibanding dengan hamba-hamba Tuhan yang lain, tetapi saya bersyukur, Tuhan memakai saya dan mempercayakan firman Pengajaran Mempelai, itu semua karena kasih karunia.

2 Korintus 11:23-28
(11:23) Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.
(11:24) Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
(11:25 )tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
(11:26 )Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
(11:27) Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,
(11:28)  dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.

Rasul Paulus tidak kurang dari rasul-rasul yang lain, sebagai bukti:
1.  Sebagai pelayan Kristus ia seperti orang gila, maksudnya; mengerjakan pekerjaan itu di luar kemampuan, pemikiran, dan di luar jangkauan pemikiran orang. Lebih banyak berjerih lelah, sering dalam penjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut.
2. Lima kali disesah orang Yahudi setiap kali empat puluh kurang satu pukulan = tiga puluh sembilan pukulan. Tiga kali didera, satu kali dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam terkatung-katung ditengah laut.
3.   Dalam perjalanan seringkali diancam banjir, bahaya penyamun, bahaya dari pihak Yahudi, dari pihak bangsa kafir, bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
4.  Banyak berjerih lelah dan bekerja berat , kerap kali tidak tidur, lapar, dan dahaga, kerap kali berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.
Sungguh Rasul Paulus tidak kurang dari Rasu-rasul yang tidak taranya itu, melayani Kristus seperti
orang gila lebih daripada pemikiran manusia, namun semua karena kasih karunia.

1 Korintus 9:1-2
(9:1) Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?
(9:2) Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku.

Hasil pekerjaan dari seorang imam (hamba Tuhan) adalah meterai dari karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang diperoleh tiap-tiap orang, berarti; melayani atau bekerja tanpa hasil tidak diakui sebagai hamba Tuhan.
Karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang diperoleh tiap-tiap orang, menjadi sah/diakui oleh Tuhan jikalau terlihat hasil yang dikerjakan oleh seorang hamba Tuhan itu.
Meterai adalah segel, berarti; diakui sah. Siapa yang diakui sah? Yaitu orang yang melayani dengan memperoleh hasilnya.
Di dalam kerajaan sorga ada 7 perkara, namun hanya ada dua kegiatan di sorga, yaitu: beribadah dan melayani ... Wahyu 22:3-5.
Jika melayani tetapi tidak ada hasilnya, berarti; ibadah di bumi bukanlah gambaran dan bayangan dari ibadah di sorga.

TUHAN YESUS KRISTUS,KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberitaan Firman Oleh;

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment