KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, September 14, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 11 SEPTEMBER 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 11 SEPTEMBER 2016

WAHYU PASAL LIMA”
(Seri 5)

Subtema SATU KECAPI DENGAN NYANYIAN BARU.

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 5.
Sekarang kita berada di ayat 8 dan 9 namun tidak salah  kita membaca ayat 1 dan 7.

Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai...Wahyu 5:1.

Ayat ini sengaja kita bacakan kembali walaupun sudah diterangkan beberapa waktu lalu.
Jadi, gulungan kitab yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya namun dimeterai dengan tujuh meterai -> Injil yang tertutup karena rahasianya belum terbuka.
Ini suatu kerugian besar, itu sebabnya pada ayat 5 Rasul Yohanes menangis.
Menangis itu adalah tanda kesedihan di mana masalah belum selesai. Kesimpulannya, kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman; yang sakit tetap sakit, yang jahat tetap jahat,  yang najis tetap najis, yang suam tetap suam, tertindas sampai memahitkan hati dan air mata tidak bisa dibendung.

Kemudian pada ayat 5 ini juga kita dapat melihat; satu dari dua puluh empat tua-tua berkata kepada Rasul Yohanes: jangan menangis, sebab singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud telah menang, Dia sanggup membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya, Dia sanggup menyingkapkan rahasia firman, yang berkuasa untuk menyingkapkan segala rahasia yang terselubung, terkandung di dalam hati (segala dosa yang terselubung disingkapkan).
Masalah selesai, sakit penyakit disembuhkan karena dosa telah dibongkar lewat pembukaan rahasia firman. Dia melukai tapi Dia juga yang membebat hati kita.
Pendeknya; Tuhan menghapus air mata, dan menjadikan segala sesuatu baru.

Kemudian, di tengah-tengah takhta itu ada seekor Anak Domba seperti telah disembelih...ayat 6.
Dia telah disembelih maka Dia sanggup membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya. Puji Tuhan.
Dua minggu yang lalu telah saya sampaikan, dan biarlah kita datang mendekat kepada Anak Domba yang telah disembelih itu supaya kita juga turut disembelih.
Anak Domba yang telah disembelih itu hubungannya dengan tugas dari pada imam besar, yaitu memperdamaikan dosa dengan membawa darah domba jantan dan darah lembu jantan muda dari Mezbah Korban Bakaran sampai kepada Ruangan Maha Suci.
Kemudian mengadakan tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian, dan tujuh kali percikan di depan tabut perjanjian untuk mengadakan pendamaian dosa.
-     Tujuh kali percikan di atas tutup pendamaian itu adalah sengsara Yesus atas dosa manusia.
-    Tujuh kali percikan di depan tabut perjanjian -> sengsara gereja Tuhan untuk mengadakan penyucian sampai kepada kesempurnaan.
Percikan darah, berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Orang lain yang berbuat salah kita yang menanggungnya, itulah yang disebut percikan darah. 
Jadi, kalau tidak mengalami  percikan darah maka anak-anak Tuhan tidak sampai kepada kesempurnaan, sehingga kita disucikan sampai nanti kepada kesempurnaan dari pada Mempelai Wanita Tuhan.

Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena  firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel telah membentuk kehidupan kita, kalau tidak; habislah kita diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran palsu.
Ada sebuah pelayanan mungkin firmannya tidak langsung menyatakan kepalsuan itu, tapi ibadahnya sudah palsu tidak sesuai dengan firman.
Jadi, Pengajaran Mempelai harus disertai dengan Pengajaran Tabernakel untuk mengetahui ukuran rohani. 
Supaya layak menjadi Mempelai harus ada polanya. Tidak mungkin disebut mempelai tetapi tidak menggunakan pola Tabernakel, yaitu miniatur Kerajaan Sorga, ukurannya ada di situ.
Kalau kita tetap setia dalam penggembalaan ini, Tuhan akan membawa kita sampai kepada penggembalaan yang kekal, Yerusalem baru.
Dipanggil, dipilih dan setia sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.

Tibalah saatnya untuk memperhatikan...
Wahyu 5:8-9
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

“Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu”, ini -> suatu kerinduan yang mendalam dari empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan.
Kita bisa melihat reaksi dari pada empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan.

Kalau gereja Tuhan memiliki suatu kerinduan yang berapi-berapi dan yang  begitu mendalam terhadap pembukaan rahasia firman Tuhan dapat dilihat dari penyerahan dirinya (sikap dan perbuatannya), sama seperti empat makhluk yang langsung menyerah dan tersungkur.
Jadi, kerinduan yang mendalam terhadap pembukaan rahasia firman dilihat dari penyerahan diri (sikap dan perbuatan); apakah menyerah dan tersungkur, atau keras kepala?.

Dan kemudian, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas penuh dengan kemenyan.
Kita akan memperhatikan terlebih dahulu: masing-masing memegang SATU KECAPI.
Memegang satu kecapi ini ada kaitannya dengan kalimat: "Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru"... ayat 9, karena alat musik fungsinya untuk mengiringi lagu.
Berarti, pada saat mereka memegang satu kecapi, juga disertai dengan menyanyikan suatu nyanyian baru.

Kita lihat persamaan ini supaya kita mengerti arti rohaninya.
Wahyu 14:2-3
(14:2)  Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14;3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

Rasul Yohanes mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang sangat dahsyat dan suara yang didengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
Bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya dan kemudian mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan Takhta Anak Domba -> adanya persekutuan yang indah, itulah yang disebut dengan hubungan intim = hubungan nikah.
Kalau ada hubungan intim antara tubuh dengan kepala, antara isteri dengan suami, di situ akan terdengar nyanyian-nyanyian baru. Nyanyian baru itu tidak seorangpun yang dapat mempelajarinya.
Inilah nyanyian yang terdengar yang tidak dapat diucapkan. Kalau ada persekutuan yang indah atau hubungan intim antara suami dan isteri disitu ada kata-kata yang baru yang tidak dapat diucapkan oleh siapapun kecuali oleh orang yang melangsungkan hubungan intim itu sendiri.
Nyanyian baru itu hasil dari hubungan intim, hubungan nikah antara tubuh dengan kepala, gereja Tuhan dengan Kristus sebagai suami.
Kalau hubungan kita intim dengan Tuhan pasti ada nyanyian baru yang tak dapat diucapkan oleh siapapun, Amin saudaraku.

2 Korintus 12:1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau  entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Tuhan mengangkat Rasul Paulus ke tingkat yang ketiga dari sorga disebut juga Firdaus dan pada saat itu dia mendapat penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang hebat dari Tuhan dan mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak dapat diucapkan oleh siapapun (manusia).
Ini menunjukan adanya persekutuan yang indah kepada Tuhan, adanya hubungan intim, itulah yang disebut hubungan nikah antara tubuh dengan kepala menyatu erat sekali sehingga terdengar nyanyian baru.
Sebaliknya kalau hubungan itu tidak intim dengan Tuhan; tidak ada persekutuan yang indah dengan Tuhan, karena masih mempertahankan hidup lama, maka yang keluar dari mulut adalah nyanyian lama, perkataan yang lama dari hidup yang lama.

Itu sebabnya kalau kita perhatikan dalam Kidung Agung: hubungan antara mempelai wanita dan Mempelai Pria begitu erat sekali dan di situ ada suatu nyanyian yang baru dari Mempelai Pria terhadap mempelai wanita dengan puji-pujian, misalnya:  hai manisku, matamu, rambutmu, pipimu, tubuhmu bagaikan dan semuanya bagaikan, itulah hubungan intim.
Jika tidak ada hubungan intim maka yang keluar hanya kata-kata yang lama, kata-kata jorok, kebun  binatang dan lain sebagainya.

Tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut juga dengan Firdaus, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel maka terkena pada Ruangan Maha Suci.
-     Tingkatan yang pertama: HALAMAN.
-     Tingkatan yang kedua: RUANGAN SUCI.
-    Tingkat ketiga dari sorga yang disebut dengan Firdaus, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel maka terkena pada RUANGAN MAHA SUCI itu berbicara tentang kesempurnaan gereja Tuhan sebagai Mempelai wanita Tuhan, Mempelai Anak Domba.
Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yang utama, itulah yang disebut tabut perjanjian.
Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian, yaitu:
-     Tabut (petinya) -> mempelai wanita Tuhan yang sempurna.
-   Tutup pendamaian dengan kedua kerub di atasnya -> Allah Trinitas di dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga.
Arti rohani Tabut perjanjian yaitu:
1. Takhta Allah, berarti; Allah berkuasa, memerintah dan berfirman di atasnya. Itulah kehidupan kita sebagai Tabut perjanjian.
2.   Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya = tubuh dengan kepala menyatu.
Kita bersyukur, dengan Pengajaran Mempelai ini membawa kita menyatu dengan Kristus sebagai Kepala supaya kita boleh merasakan suatu persekutuan yang indah dalam nikah jasmani teramat lebih dalam nikah rohani.
Begitu banyak nikah-nikah yang hancur di muka bumi. Korban dari perang dunia yang pertama dapat dihitung jumlahnya, korban dari perang dunia kedua juga bisa dihitung jumlahnya, tetapi korban dari nikah yang hancur tidak terhitung, sebab itu kita patut bersyukur telah mendengar firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel untuk menolong nikah-nikah yang hancur.
Efesus 5:23
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Kristus adalah kepala = suami. Sidang jemaat adalah tubuh = isteri.
Gereja Tuhan harus menempatkan Kristus sebagai kepala tanda ketundukan gereja Tuhan dan di dalam ketundukan inilah hubungan intim antara sidang jemaat dengan Tuhan akan nyata yaitu, suatu persekutuan yang indah.

Yesaya 28:11
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini.

Berlogat ganjil= bahasa asing = berbahasa lidah = berbahasa Roh.
Bahasa Roh dihasilkan oleh hubungan intim, hubungan nikah, tubuh kepala menyatu, lalu terjadilah logat ganjil, itulah yang disebut bahasa lidah (bahasa Roh).
Bahasa Roh, bahasa asing, dan bahasa lidah; tidak ada yang dapat mengartikan ini selain orang itu sendiri dengan Tuhan. Jadi, terwujudnya nyanyian baru karena adanya hubungan nikah atau hubungan intim.

Sudah sejauh mana persekutuan kita dengan Tuhan? Sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan kegiatan di dunia ini, sibuk mencari uang, sampai lupa pada Sang Khalik, Sang Pencipta langit dan bumi dengan segala isinya yang membentuk manusia dari debu tanah, segambar serupa dengan Dia.
Dia yang memberikan kita pekerjaan tapi kita lupa terhadap sumber yang memberikan kita pekerjaan sampai tidak ada nyanyian baru, tidak terlihat logat ganjil.

1 Korintus 14:1-2
(14:1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
(14:2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.

Tidak ada orang yang dapat mengerti bahasa Roh (logat ganjil) selain orang itu sendiri, dan oleh Roh Tuhan kita mengucapkan hal-hal yang rahasia untuk membangun dirinya kepada Tuhan.

1 Korintus 14:4
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.

Kalau orang sudah sampai berbahasa lidah menunjukkan kualitas hubungannya dengan Tuhan begitu intim sekali, asal jangan dibuat-buat, harus jujur.

Itu pengalaman saya sewaktu sekolah Alkitab; karena saya adalah salah satu dari dua orang murid yang paling lama untuk mendapatkan karunia berbahasa lidah, saya masuk sekolah Alkitab sebelum pertobatan, tidak mengerti apa-apa = nol.
Sehingga awal pertama saya masuk sekolah Alkitab, saya gunakan ukuran logika manusia, saya melihat yang datang dari Sumatera, Sulawesi, Kalimatan, Papua dan lain-lain. Mereka berasal dari dusun-dusun, desa-desa, dan saya menganggap saya yang lebih hebat karena saya menggunakan ukuran manusia daging.
Tapi setelah sekolah Alkitab mulai berjalan satu-dua bulan, mulai terlihat keberadaan saya, bahkan  setelah bulan ketiga  ternyata sayalah yang paling bodoh dari para siswa-siswi yang  mengikuti sekolah Alkitab LEMPIN-EL di Makassar, dan bulan yang keempat saya menyadari bahwa saya adalah orang yang paling bodoh dari antara semuanya, namun saya berusaha kejar ketertinggalan saya dengan kelebihan yang saya miliki yaitu bekerja keras, walaupun tidak mengerti lagu rohani, tidak mengerti firman Tuhan.
Saya kerjakan dengan keras dan akhirnya Tuhan pakai sampai sekarang, Tuhan tolong sampai sekarang. Dan akhirnya satu bulan menjelang penamatan datanglah guru Galatia dari Kalimantan, yaitu guru kepenuhan Roh Kudus, dan di situ saya menangis sejadi-jadinya.
Saya tidak tahu lagi bagaimana keadaan saya  ketika menangis, mohon maaf, air liur dan ingus yang banyak di lantai, tetapi barulah terdengar bahasa lidah itu dan tidak ada orang yang tahu apa yang keluar dari mulut.
Dan saat hubungan itu intim terlihat dari bahasa lidah, dan pada saat itu saya merasakan hidup yang begitu indah sekali sehingga lupa masalah/penderitaan.

Jadi, salib sebenarnya bukan untuk menyakiti saudara dan saya, hanya orang bodoh saja yang mengatakan bahwa salib itu adalah suatu batu sandungan.
Salib itu bukan batu sandungan, justru karena salib, kita mencapai kepada hubungan yang intim itu. Kalau tidak ada salib, tidak ada hubungan yang intim dengan Tuhan.
Ijinkan penderitaan itu menggali sedalam-dalamnya lubuk hatimu paling dalam untuk menjadi wadah dari kemurahan hati Tuhan supaya kita bisa melangsungkan hubungan intim dengan Tuhan.

Yesaya 28:12
(28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

Logat ganjil itu adalah hari perhentian bagi yang lelah.
Orang yang berbeban berat, orang yang mengalami kesusahan hati, orang yang mengalami penderitaan yang begitu berat bagi merekalah hari perhentian itu.
Jangan saudara tersandung dengan salib Kristus apalagi oleh karena banyaknya kegiatan di tengah ibadah dan pelayanan di dalam kandang penggembalaan ini, itu suatu kebodohan.

Kesimpulannya; nyanyian baru atau berlogat ganjil (bahasa roh/lidah) adalah hari perhentian bagi mereka yang lelah/berbeban berat.
Mendengar harus sampai menjadi pelaku. Tadi malam dalam kesempatan Ibadah Kaum Muda Remaja saya telah sampaikan, bahwa firman Tuhan harus dijunjung lewat sengsara dan kematian Yesus.

Roma 8:35-36
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."

Rasul Paulus menghadapi tujuh perkara ini oleh karena Kristus, kemudian ia ada dalam bahaya maut sepanjang hari, ia telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.
Tidak terpisah dari kasih Kristus, berarti;  tetap menjaga hubungan intim dengan Tuhan, apapun harga kita bayar, bahkan sampai tetes darah yang terakhir, yaitu: menjadi domba sembelihan, dan supaya kita boleh merasakan hari perhentian/berlogat ganjil.

Rasul Paulus telah membuktikan dirinya bahwa dia telah melangsungkan hubungan intim ... 2 Korintus:1-4.  
Tapi aktualisasinya juga di dalam Roma 8:35-36, jadi bukan hanya dalam perkataan saja tetapi ini benar-benar dialami.
Ketika Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga, tidak ada orang yang tahu dan tidak ada orang yang melihat, tetapi di bumi dia telah membuktikan hubungannya, dia tidak terpisah dari hubungan intim/kasih Kristus. Hubungan intim tetap terjaga sekalipun sampai tetes darah penghabisan, tetes darah yang terakhir, dan malam ini kita sudah melihat.

Roma 8:37-39
(8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
(8:38) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
(8:39) atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Apapun dan siapapun dan oleh kondisi apapun tidak ada yang dapat memisahkan hubungan intim antara Rasul Paulus dengan Tuhan, entah hidup sekarang diberkati atau besok jauh lebih diberkati, tidak akan bisa menghalangi hubungan intimnya dengan Tuhan.
Baik para malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, pekerjaan, uang, hari ini situasi menguntungkan, besok menguntungkan, atau besok tidak menguntungkan tetap saja keadaan itu tidak bisa menghalangi hubungan intimnya dengan Tuhan.
Sepatutnya kita bersyukur kepada Tuhan, sebab Dia baik. Orang-orang seperti inilah yang merindukan pembukaan rahasia firman.

2 Korintus 12:6
(12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

Perkataan Rasul Paulus tidak lebih besar dari perbuatannya. Kalau perkataan tidak sesuai dengan perbuatan, nanti orang bisa memperhitungkan. Jadi, dia juga menjaga mulutnya.
Dia langsung buktikan, dia memang menceritakan kepada jemaat di Korintus ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga setelah empat belas tahun melayani Tuhan, namun dia buktikan juga di dalam Roma 8 kepada sidang jemaat di Asia kecil dan termasuk juga pada perorangan, dia ceritakan pengalaman itu.
Jadi, perkataan dan perbuatannya sama, bahkan perbuatannya jauh lebih besar daripada perkataannya karena dia bukan orang bodoh lagi.

Sudah melayani Tuhan, namun adakalanya perkataan lebih besar daripada perbuatan, buktinya tidak ada dan akhirnya kita malu sendiri.
Buktikan saja hubungan intimmu itu dengan Tuhan, jaga dan peliharalah terus supaya ada nyanyian-nyanyian baru yang tidak bisa diucapkan oleh siapapun.

Tanda-tanda memetik kecapi dengan nyanyian baru, yaitu:
YANG PERTAMA:
Mazmur 33:2-3
(33:2) Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
(33:3) Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!

Orang yang sedang melangsungkan hubungan intim; ada ucapan syukur di dalam dirinya, bukan persungutan.

YANG KEDUA:
Wahyu 15:1
(15:1)  Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.

Tujuh meterai dibuka kemudian tujuh sangkakala ditiup, yang terakhir tujuh bokor atau tujuh cawan murka Allah yang ditumpahkan oleh para malaikat ke atas bumi maka segalanya telah berakhir.
Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk melangsungkan hubungan intim lewat tiga macam ibadah pokok di dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan ini. Manfaatkan dan gunakan dengan baik-baik selagi masih ada kesempatan.

Wahyu 15: 2
(15:2) Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.

Orang-orang  yang telah mengalahkan binatang (yang keluar dari dalam laut, yaitu antikris, dan binatang yang keluar dari dalam bumi, yaitu nabi-nabi palsu) juga mengalahkan patungnya dan bilangan namanya (enam ratus enam puluh enam). Pada orang yang menang ada kecapi Allah (ada nyanyian baru).

Wahyu 15:3
(15:3) Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!

Memainkan kecapi dengan nyanyian baru itu adalah tanda kemenangan.
Menyanyikan dua nyanyian sebagai tanda kemenangan, yaitu:
a.   Nyanyian Musa -> tanda kemenangan terhadap Mesir (dunia).
Semua yang ada di dalam dunia, yaitu: keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup ... 1 Yohanes 2:16. 
b.   Nyanyian Anak Domba -> tanda kemenangan terhadap Iblis atau Setan, itulah roh-roh jahat dan roh najis.

Kemenangan ini menunjukkan bahwa:
-     Besar dan ajaib segala pekerjaan Allah, karena Dia Allah Yang Mahakuasa.
-     Adil dan besar segala jalannya, Dia Raja segala bangsa.

Orang-orang seperti inilah yang memiliki kerinduan yang mendalam terhadap pembukaan rahasia firman Allah.
Sekali lagi saya tandaskan hubungan intim adalah: tanda ucapan syukur yang mendalam dan tanda kemenangan terhadap dosa yang ditimbulkan oleh dunia, dan oleh roh jahat dan roh najis. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel.U. Sitohang


No comments:

Post a Comment