KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 30, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016



IBADAH RAYA MINGGU 18 september 2016

WAHYU PASAL lima
(Seri 6)

Subtema :  SATU CAWAN EMAS BERISI KEMENYAN.

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian pada malam ini.
Sebelum kita memperhatikan firman penggembalaan pertama-tama kita mengucap syukur kepada Tuhan, sampai pada saat ini Tuhan masih berkemurahan bagi kita untuk menikmati pembukaan rahasia firman.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk ibadah raya Minggu dari Wahyu pasal 5.
Wahyu 5:8
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Ketika Ia (Anak Domba) mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu.
Tersungkur menunjukkan bahwa empat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua sangat membutuhkan pembukaan rahasia firman Tuhan.
Sejauh mana kita membutuhkan pembukaan rahasia firman, sejauh itulah penyerahan hidup kita kepada Tuhan. Sebaliknya penyerahan diri itu dapat dilihat dari sejauh mana seseorang membutuhkan pembukaan rahasia firman.

Sekali lagi saya tandaskan; penyerahan diri seseorang bisa terlihat dari sejauh mana dia membutuhkan pembukaan rahasia firman.
Kalau hanya untuk mengerti pembukaan rahasia firman, supaya akhirnya menjadi sama seperti bapak gembala, itu bukan kebutuhan yang mendasar, tetapi itu kesombongan rohani.
Bagaimana dengan kita, apakah ada kerinduan yang mendalam terhadap pembukaan rahasia firman?
Kalau memang kita membutuhkan pembukaan rahasia firman Tuhan, itu bisa dilihat dari penyerahan dirinya.

Kemudian, di sini kita melihat, mereka; “... masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas ...”
Pada minggu yang lalu kita telah memperhatikan pemaparan firman tentang satu kecapi, dan dalam kesempatan ini kita akan memperhatikan satu cawan emas.

KETERANGAN: SATU CAWAN EMAS.
Satu cawan emas ini penuh dengan kemenyan, itulah doa orang-orang kudus.

Wahyu 8:1
(8:1)  Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

Di sini kita melihat; “... ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh ...
Pembukaan meterai yang ketujuh ini adalah kuasa atau kegiatan dari Roh Kudus. Puji Tuhan.
Pada saat meterai yang ketujuh dibuka, “sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya”, inilah puncak dari kegiatan, kuasa dari Roh Kudus.
Memuncaknya kegiatan Roh Kudus ini menghasilkan ketenangan yang luar biasa, ketenangan yang sangat tinggi penuh dengan kedamaian. Sunyi senyap di sini bukan diartikan tidak ada kegiatan, bukan diartikan tidak ada pekerjaan pelayanan, karena itu adalah orang malas.

Jadi, puncaknya kegiatan Roh Kudus ini terlihat dari ketenangan yang sangat luar biasa, penuh dengan kedamaian yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tetapi hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang mengalaminya.

Wahyu 8:2-4
(8:2) Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4)  Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Jadi, puncak kegiatan rohani, yaitu membakar ukupan sebagai asap dupa kemenyan yang berbau harum naik sampai kehadapan Allah. Doa dan penyembahan adalah puncak kegiatan rohani kita.
Berarti, ketenangan yang luar biasa, penuh dengan kedamaian itu tidak bisa diuraikan, diungkapkan dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang mengalaminya.
Itulah orang-orang yang berada di dalam kegiatan rohani yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.

Matius 26:40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Doa penyembahan disebut juga dengan berjaga-jaga. Ukuran untuk penyembahan itu selama satu jam.

Kegunaan berjaga-jaga (doa penyembahan):
Matius 26:41
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Supaya jangan jatuh ke dalam berbagai-bagai ujian dan cobaan, sebab roh memang penurut, tetapi daging lemah.

1 Tesalonika 5:1-2
(5:1) Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
(5:2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.

Jam, hari, tanggal, tahun, kapan datangnya Tuhan Yesus untuk yang kedua kali itu tidak perlu dituliskan. Yang pasti hari Tuhan datang seperti pencuri (tiba-tiba) pada waktu malam.
Tapi apakah ini tiba-tiba juga bagi mereka yang berjaga-jaga?

1 Tesalonika 5:3-5
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman -- maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin -- mereka pasti tidak akan luput.
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.

Berbahaya sekali kalau tidak ada di jalur perlombaan, tidak berada di dalam kegiatan rohani, jangan santai!! Mengingat kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi dan yang pasti tidak lama lagi, dan kedatangan Tuhan seperti pencuri pada waktu malam.
Orang-orang malam atau orang-orang kegelapan itu berkata; semuanya damai dan semuanya aman. Pada waktu Yesus datang, mereka akan dikejutkan karena mereka tidak berjaga-jaga.
Berbeda dengan mereka yang berjaga-berjaga sekalipun jam, hari, tanggal, tahun, tidak dituliskan, sekalipun kedatangan Tuhan seperti pencuri di waktu malam, itu bukan suatu kekejutan, karena mereka berjaga-jaga.

1 Tesalonika 5:6
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.

Jangan tidur seperti orang-orang lain.
Orang-orang lain -> orang-orang malam, itulah orang-orang yang dikuasai kegelapan dosa. Tetapi orang-orang siang, anak-anak terang berjaga-jaga dan sadar.
Sekalipun kedatangan Tuhan seperti pencuri di waktu malam itu bukan suatu kekejutan bagi mereka yang berjaga-jaga.

Banyak gereja tidak memahami puncak dari pada ibadah adalah doa penyembahan. Banyak gereja hanya memahami Ibadah Raya Minggu, ini suatu pengertian yang sangat merugikan diri sendiri.
Maka untuk kesekian kali saya sampaikan, kita adalah orang-orang yang paling bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan memberi pengetahuan, pengertian yang benar tentang Anak Allah. Dialah Tabernakel sejati yang telah melintasi kemah yang bukan buatan manusia, Tabernakel yang sempurna itulah pribadi-Nya, dan Dia telah melewati tabir, itulah daging-Nya yang sudah dirobek di atas kayu salib.

Dengan pola Tabernakel inilah kita memahami tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, sesuai dengan tiga macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci, yaitu;
-     Meja roti sajian -> Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-     Pelita emas -> Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
-     Mezbah dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Kehadiran saudara di tempat ini, bahkan kalau sudah betul-betul dengan hati yang bulat menyatakan diri untuk digembalakan adalah suatu kebahagiaan, keberuntungan yang tidak bisa diukur nilainya, karena ini menyangkut keselamatan jiwa, harga jiwa saudara tidak bisa diukur dengan harta.

1 Tesalonika 5:3
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin mereka pasti tidak akan luput.

Mereka yang mengatakan semua damai, semua aman, itulah orang-orang malam, orang-orang yang dikuasai kegelapan. Mereka tidak sibuk di jalur perlombaan, mereka tidak sibuk di dalam kegiatan Roh Kudus, yang memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Mereka akan ditimpa oleh kebinasaan yang digambarkan seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin, artinya tidak luput dari kebinasaan.

1 Tesalonika 5:4-6
(5:4)Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.

Berjaga-jaga dalam doa penyembahan adalah kegiatan dari anak-anak siang = hidup dalam terang, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan.

Lukas 21:34-36
(21:34)"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
(21:35) Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
(21:36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi" karena ini adalah pekerjaan anak-anak gelap, orang-orang malam yang hidup di dalam kegelapan dosa.

Berjaga-jagalah senantiasa, keuntungannya, yaitu: 
1.   Supaya beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi.”
Supaya luput dari ujian, luput dari pencobaan, maka saat kita resah, gelisah, barangkali masalah belum selesai jangan cerita ke sana ke mari, langsung ambil posisi rendah di kaki salib Kristus, tersungkur sujud menyembah kepada Tuhan supaya kita memperoleh kekuatan.
2.   Supaya tahan berdiri di hadapan anak manusia.”
Pada saat Dia datang pada kali yang kedua, Dia akan duduk di atas takhta kemuliaan-Nya. Mengumpulkan semua bangsa di hadapan-Nya untuk mengadakan penghakiman. Siapa yang tahan berdiri di hadapan takhta kemuliaan selain dia yang berjaga-jaga.

Saya tertarik dengan kitab Wahyu pasal 8, setelah dibuka meterai yang pertama sampai yang keenam, lalu yang terakhir, meterai yang ketujuh. Barulah di situ sunyi senyap sorga selama setengah jam. Saya senang sekali memperhatikan ayat itu. Jadi, ada kaitannya dengan pembukaan rahasia firman. Ketika menikmati pembukaan rahasia firman itu ada kegiatan yang lain, meniup sangkakala sampai kepada doa penyembahan.

Lukas 21:34
(21:34)"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.

Kegiatan daripada orang-orang malam (orang-orang gelap): sarat oleh pesta pora, kemabukan, kepentingan-kepentingan duniawi. Dan orang-orang seperti inilah akan ditimpa kebinasaan dan mereka tidak luput dari kebinasaan itu.
Hati-hati dengan kepentingan-kepentingan duniawi, itu perbuatan malam, orang-orang yang dikuasai oleh kegelapan dosa.

1 Tesalonika 5:3-7
(5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput.
(5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
(5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
Pekerjaan anak-anak terang berarti  melayani Tuhan, tidak tidur melainkan berjaga-jaga.

Mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam, ini menunjuk kepada orang-orang malam (dikuasai kegelapan).
Yang sudah berada di jalur perlombaan, yang sudah melayani bersyukur saja. Kiranya betul-betul pelayanan itu, pekerjaan roh ini memuncak sampai pada doa penyembahan, itulah penyerahan diri secara total tersungkur di kaki Tuhan.
Pendeknya; orang-orang malam, orang-orang kegelapan hidup dengan pesta pora kemabukan, kepentingan dunia, mereka itu tidak luput dari kebinasaan.

Kita lihat sebagai buktinya:
Wahyu 16:1
(16:1) Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: "Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi."

Satu kali nanti tujuh malaikat akan menumpahkan tujuh cawan murka Allah ke atas bumi.
Cawan emas berisi dengan kemenyan dan campuran rempah-rempah kemudian dibakar dan asapnya naik, itu yang disebut dupa berbau harum.
Kita harus memuncak sampai kepada kegiatan Roh Kudus ini, yaitu doa penyembahan. Ibadah kita harus memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Tidak cukup Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian seperti malam ini, dan tidak cukup Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan Suci, tetapi kegiatan kita ini harus memuncak sampai kepada doa penyembahan, dan doa penyembahan itu harus menjadi bagian dalam hidup kita, kalau tidak itulah yang disebut dengan cawan murka Allah yang ditumpahkan ke atas bumi.

Jangan sampai cawan itu menjadi murka, tapi kalau kita memang hidup dalam doa penyembahan maka kita jauh dari cawan murka Allah.
Hidup rohani kita harus memuncak sampai kepada doa penyembahan. Apalagi orang yang sudah melayani malas-malas menyembah, itu tidak boleh, sebab itu banyak kesalahan di sana-sini karena melayani tanpa penyembahan.
Cawan murka Allah ditumpahkan ke atas bumi, apakah kita tidak merasa takut dan gentar?

Wahyu 16:2
(16:2)Maka pergilah malaikat yang pertama dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.

CAWAN MURKA ALLAH YANG PERTAMA ditumpahkan ke atas orang yang memakai tanda binatang dan yang menyembah patungnya, yaitu orang-orang yang menerima cap meterai (antikris) 666 di dahi atau di tangan kanan mereka, dan timbullah bisul.
Jadi benar, mereka orang-orang malam tidak luput, mereka akan ditimpa kebinasaan. Jadi ini pembuktiannya.
Sebab itu saya sampaikan; jangan anggap enteng, jangan anggap biasa-biasa saja, sebab ini menyangkut keselamatan jiwa.

Setelah terjadi pasar tunggal, maka yang berlaku adalah mata uang tunggal, dialah yang berbicara dan mengatur, sampai kita tidak bisa berbuat apa-apa. Dan kalau hidup rohani kita tidak memuncak sampai pada doa penyembahan, kita akan menyerahkan diri untuk menerima cap meterai itu agar bisa mendapat makanan dan dapat menjual.
Tuhan sudah beri pengertian, hargai pengertian itu!

Wahyu 16:3
(16:3) Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.

CAWAN MURKA ALLAH YANG KEDUA ditumpahkan ke atas laut sehingga air laut menjadi darah, menimbulkan kematian segala yang bernyawa di dalam laut.
Maka yang pertama-tama dirugikan di sini adalah nelayan-nelayan, penjala-penjala ikan (hamba-hamba Tuhan) yang tidak sungguh-sungguh menjaga kesuciannya.

Wahyu 16:4
(16:4) Dan malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.

CAWAN MURKA ALLAH YANG KETIGA ditumpahkan ke air tawar, sehingga air tawar berubah menjadi darah, maka otomatis semua penduduk bumi akan merasakan dahaga/kehausan dan tidak mengalami kepuasan.
Sama seperti perempuan Samaria; tidak cukup dengan satu laki-laki, sampai akhirnya dikuasai oleh dosa kenajisan.
Kalau kita tidak menikmati sungai air kehidupan maka semua akan menjadi najis.

Wahyu 16:5
(16:5) Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini.

Cawan murka Allah yang pertama sampai yang ketiga, itu keadilan Tuhan, penghakima-Nya adil.
Ibadah yang tidak sampai kepada doa penyembahan akan ditimpa malapetaka, cawan murka Allah, tetapi kalau mereka hidup dalam doa peyembahan maka mereka lepas, luput, itulah keadilan.
Dalam menjalankan ibadah ini, kita berjuang, berjerih lelah, dan ada hasilnya, itulah keadilan Tuhan, sedangkan mereka yang tidur yaitu orang-orang malam, pesta pora, kepentingan dunia, ditimpa malapetaka, itu keadilan Tuhan
Maka jangan bersungut-sungut kalau melayani Tuhan. Hati-hati karena ini menyangkut keselamatan jiwa.

Wahyu 16:7
(16:7) Dan aku mendengar mezbah itu berkata: "Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu.

Ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan akan mengakui:
-     Tuhan Allah Mahakuasa.
-     Benar dan adil segala penghakiman-Nya.
Mereka boleh melihat kemuliaan Allah dinyatakan.

Wahyu 16:8
(16:8) Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.

CAWAN MURKA ALLAH YANG KEEMPAT ditumpahkan ke atas matahari sehingga matahari itu menghanguskan manusia dengan api.
Sekarang kita melihat bahwa lapisan ozon sudah mulai menipis, dan itu akan terus berlangsung dan akan menipis sampai meghanguskan manusia. Siapa yang luput dan bertahan dari penghukuman ini?
Apa buktinya lapisan ozon semakin menipis? Kutub utara saja sudah mencair, air naik dan nanti kita akan melihat itu.

Wahyu 16:9
(16:9) Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.

Dan oleh karena api yang menghanguskan ini, mereka menghujat Allah, mereka tidak mau bertobat, mereka mengeraskan hatinya.
Sebab itu kepada orang yang keras hati, saat ini saya sampaikan jangan keras hati!. Kalau salah dan ditegur, tidak usah tersinggung. Seseorang dibenarkan hanya oleh salib.
Sudah berapa kali saya sampaikan, ijinkan salib itu menggali dalam-dalam isi hatimu, sebagai wadah dari kemurahan hati Tuhan.

Wahyu 16:10
(16:10) Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,

CAWAN MURKA ALLAH YANG KELIMA ditumpahkan ke atas takhta binatang itu dan kerajaanya menjadi gelap.
Binatang di sini, antara lain:
-     Binatang yang pertama yang keluar dari laut -> Antikris.
-     Binatang yang kedua yang keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu.
Naga itu telah memberikan takhtanya, kekuatannya dan kekuasaannya yang besar itu kepada binatang yang pertama, tetapi cawan murka Allah yang keempat ditumpahkan ke atas takhta itu dan kerajaannya menjadi gelap.
Antikris dan nabi palsu dapat mengadakan mujizat, bahkan menurunkan api dari langit, menyembuhkan yang sakit dengan segala jenis penyakit, tetapi suatu kali nanti cawan murka Allah yang kelima ditumpahkan ke atas takhta itu dan kerajaannya menjadi gelap.
Kalau kerajaannya sudah menjadi gelap, maka mereka itu hanya bisa gigit lidah karena mereka tidak bisa lagi membuat demonstrasi-demonstrasi dalam bentuk kesembuhan dan dalam bentuk menurunkan api.
Dulu lidah mereka dengan segala kesombongan, kecongkakan menghujat Allah karena banyaknya mujizat yang terjadi ... Wahyu 13: 3-7.

Jadi, begitu cawan murka Allah yang kelima ditumpahkan, mereka mengalami kesakitan, kerajaannya gelap dan hanya bisa gigit lidah. Lidahnya tidak bisa lagi berfungsi menghujat Allah dengan kesombongan mereka.
Sebab itu sabar dan tenang, kalaupun sepertinya salib sakit bagi daging karena digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, tetap sabar saja.
Nanti kita akan melihat, bahwa Firman Pengajaran Mempelai ini membawa kerohanian kita memuncak sampai kepada doa penyembahan. Saat ini sabar saja, satu kali nanti kita bisa berkata: “Engkau adil, Tuhan.
Sabarlah dalam kesesakan dan masalah, tekun dalam doa dan tetap sabar saja, karena Tuhan adil. Yang penting kita ada di jalur perlombaan, kegiatan Roh Kudus ini untuk membawa kita sampai memuncak kepada doa penyembahan, itu saja yang terpenting bagi kita.

Wahyu 16:11
(16:11) dan mereka menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.

Mereka mengalami kesakitan karena bisul.
Kalau bisul kecil disebut tumor jinak, kalau bisulnya sudah membesar dan akhirnya akan pecah, disebutlah kanker ganas.
Mereka mengalami kesakitan karena bisul itu. Mereka tidak mau bertobat, justru mereka menghujat lagi.
Ajaran palsu juga disebut dengan penyakit kanker yang bisa menjalar ... 2 Timotius 2: 17.
Jadi, penyakit kanker itu bisa terjadi karena ajaran sesat, sebagai hukuman.
Kalau saudara tidak percaya buktikan saja, pasti saudara akan terkena kanker, kalau memang saudara berani ambil resiko.

Wahyu 16:12
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.

CAWAN MURKA ALLAH YANG KEENAM ditumpahkan ke sungai yang besar yaitu sungai Efrat, kemudian keringlah sungai Efrat itu, lalu siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.
Pembangunan tubuh Kristus dimulai dari Timur sampai ke Barat, itu perjalanan rohani kita. Pengajaran mempelai membawa kita masuk ke dalam pembentuka tubuh Kristus yang sempurna/sampai ke Ruangan Suci.

Pertayaannya: Apa sungai Efrat ini?
Wahyu 16: 13-14
(16:13) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

Binatang yang pertama (antikris) dan nabi palsu (binatang yang kedua) adalah tritunggal dari Setan, dari mulut mereka keluarlah roh najis yang menyerupai katak.
Jadi, sudah jelas sungai Efrat itu adalah pemberitaan firman yang diikuti oleh roh najis, dan tidak dipungkiri, di situ juga terjadi mujizat kesembuhan.
Firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan disebut juga dengan firman Kristus, firman yang diurapi, sebab ayat satu menguatkan ayat yang lain, terus-menerus sampai terbuka rahasia-Nya, tetapi kalau firman itu sudah ditambahkan, dikurangi yang mengikuti ialah roh najis, percaya saja, walaupun berkata kudus.
Katak yang keluar dari mulut naga, katak yang keluar dari binatang yang pertama, katak yang keluar dari nabi palsu itulah sungai besar sungai Efrat.
Tapi pada saat cawan murka Allah yang keenam itu ditumpahkan ke atas sungai besar, sungai Efrat itu akan kering, artinya; setelah pekerjaan dari tritunggal Setan itu behenti, siaplah raja-raja datang dari timur. Haleluyah, puji Tuhan.
Saya bersyukur sekali dengan Pengajaran Mempelai memberi suatu pengertian yang dalam.

Ukuran menjadi orang besar itu bukan dilihat dari kuantitas, tetapi ukuran besar itu ukuran dari Tuhan.
Bersabar saja, sudah dibentuk dari Timur sampai ke Barat, nanti Tuhan akan mempersiapkan jalan bagi raja-raja dari Timur.
Yang sudah menerima Pengajaran Mempelai akan berjalan karena Tuhan yang membuat jalan itu, bukan kita. Tenang saja.
Tuhan pernah melakukan itu kepada bangsa Israel, Tuhan mengeringkan laut Teberau, sehingga bangsa Israel berjalan di jalan yang kering dengan tenang saja. Mereka dilepaskan dari Mesir, Firaun, dan kuda-kudanya.

Wahyu 16:17-19
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."
(16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.

CAWAN MURKA ALLAH YANG KETUJUH ditumpahkan ke angkasa raya.
Terjadi gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi, dan oleh karena gempa bumi yang hebat itu, terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian.
Kita teringat kota dengan sebuah menara yaitu Babel. Suatu kali nanti itu akan runtuh dan terbagi menjadi tiga bagian. Tritunggal dari Setan yaitu naga, antikris (binatang pertama yang keluar dari dalam laut), nabi palsu binatang yang keluar dari dalam bumi, semua kota-kotanya akan tercerai-berai dan terbagi tiga.
Tapi mereka yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, tenang saja, mereka melihat di Bait Suci Allah, hanya melihat saja, sudah terjadi, sudah terlaksana.
Jadi saudaraku, luar biasa puncak kegiatan rohani ini, doa penyembahan ini, menghantar kita kepada kehidupan yang kekal.

Wahyu 16:20
(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.

Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
Saat ini banyak gunung-gunung; ada gunung berisi jiwa seribu, jiwa dua ribu, jiwa lima ribu, jiwa sepuluh ribu, jiwa dua puluh ribu karena daya tarik, karena pemanis mendatangkan artis dan lain sebagainya, suatu kali nanti itu akan lenyap.
Itu sebabnya saya katakan tadi ukuran besar itu tidak dilihat dari kuantitas, buktinya gunung besarpun lenyap, berarti Tuhan melihat penyerahan diri kita dihari-hari ini.

Saya dan saudara bukan siapa-siapa kalau Tuhan tidak berkemurahan kepada kita, sehingga kita boleh memahami rencana Allah dalam hidup kita semua. Sehingga
Oleh sebab itu, tidak boleh ada kata kecewa jika melayani lalu diatur, justru kita semakin bersyukur, karena yang kita rindukan supaya kegiatan rohani kita memuncak.
Kalau kecewa terus kapan memuncaknya? Tidak terima ditegur, kapan memuncaknya?.
Terima pembukaan rahasia firman, supaya ketenangan penuh dengan kedamaian yang sangat tinggi sekali waktu kita akan alami. Hal ini tidak bisa saya uraikan, hanya bisa dirasakan oleh orang yang mengalami.
Sesungguhnya, dibanding dengan persembahan kita, persepuluhan kita apapun yang kita perbuat itu tidak sebanding dengan kemurahan Tuhan, itupun kita masih suka bersungut-sungut.

Wahyu 16:21
(16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.

Masih dari bagian cawan murka Allah yang ketujuh, hujan es jatuh dari langit menimpa manusia 100 pon = 50 kg.
Jadi, hujan batu es akan terjadi menimpa manusia. Sekokoh apapun suatu bangunan, suatu menara, akan hancur dengan batu es seberat 50 kg. Jangankan manusia, bangunan yang kokohpun akan hancur, supaya tergenapi apa yang difirmankan-Nya.
Kalau hujan sebesar kelereng saja terjadi, jangankan satu jam, sepuluh menit saja, maka hancurlah, namun ini bukan batu kelereng lagi tetapi sudah 50 kg, bagaikan es balok.

Tidak ada yang bisa kita perbuat jika hal itu sudah terjadi, teramat bagi orang malam/orang kegelapan, kerohanian yang santai, tidur rohani. Mereka sibuk dengan kepentingan duniawi, tidak luput dari malapetaka ini, yaitu cawan murka yang terakhir.
Ada 3 kali 7 celaka, yaitu:
-       Tujuh meterai -> celaka ini akan menimpa mereka, karena melepaskan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
-       Tujuh sangkakala -> celaka ini menimpa mereka, karena melepaskan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-       Tujuh cawan murka Allah -> celaka ini menimpa mereka, karena melepaskan Ibadah Doa Penyembahan.

Amos 9:1
(9:1) Kulihat Tuhan berdiri dekat mezbah, dan Ia berfirman: "Pukullah hulu tiang dengan keras, sehingga ambang-ambang bergoncang, dan runtuhkanlah itu ke atas kepala semua orang, dan sisa-sisa mereka akan Kubunuh dengan pedang; tidak seorang pun dari mereka akan dapat melarikan diri, dan tidak seorang pun dari mereka akan dapat meluputkan diri.

Kalau tujuh cawan murka Allah ditumpahkan
Tuhan berdiri dekat Mezbah itu dan Ia berfirman, tentang cawan murka Allah yang ditumpahkan, tidak ada yang dapat melarikan diri, dan tidak ada yang dapat meluputkan diri.
Pendeknya; tidak ada yag bebas dari penghukuman ini.

Amos 9:2
(9:2) Sekalipun mereka menembus sampai ke dunia orang mati, tangan-Ku akan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka naik ke langit, Aku akan menurunkan mereka dari sana.

Turun ke dunia orang mati (membuat rumah di bawah tanah) dan mereka naik sampai ke bulan juga tidak luput, Tuhan tetap tahu.
Tidak bisa kita melarikan diri dari kenyataan ini, kita harus hadapi, tetap di jalur perlombaan rohani sampai memuncak pada doa penyembahan. Pikul saja salib dan sangkal diri, tidak usah bermegah.

Amos 9:3
(9:3) Sekalipun mereka bersembunyi di puncak gunung Karmel, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka menyembunyikan diri terhadap mata-Ku di dasar laut, Aku akan memerintahkan ular untuk memagut mereka di sanana.

Sekalipun kita bersembunyi di dasar laut tetap saja kita tidak bisa meloloskan diri dari tujuh cawan murka Allah.
Maka memang kita harus hidup dalam doa penyembahan supaya kita dekat Dia. Kalau kita ada di dalam doa penyembahan maka tujuh cawan murka Allah tidak akan menimpa kita.

Jalan keluarnya.
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Di sini kita melihat orang-orang kudus itu membakar ukupan, sehingga asap kemenyan itu naik ke atas dan naik sampai ke hadapan Allah, itu yang disebut dupa yang berbau harum. Jadi doa penyembahan itu adalah dupa yang berbau harum  dari orang-orang kudus.
Ini yang harus kita kerjakan, membakar ukupan sebagai dupa yang berbau harum. Maka asap kemenyan itu akan naik sampai ke atas.

Keluaran 30:34-36
(30:34) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya.
(30:35) Semuanya ini haruslah kaubuat menjadi ukupan, suatu campuran rempah-rempah, seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah, digarami, murni, kudus.
(30:36) Sebagian dari ukupan itu haruslah kaugiling sampai halus, dan sedikit dari padanya kauletakkanlah di hadapan tabut hukum di dalam Kemah Pertemuan, di mana Aku akan bertemu dengan engkau; haruslah itu maha kudus bagimu.

Dupa berbau harum itu, adalah doa penyembahan yang naik sampai kepada Allah, itu hasil dari penghancuran terhadap daging manusia, dan perobekan daging, berarti sudah menembusi tirai, yaitu perobekan daging.

Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Nasehat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan yang berkenan kepada Allah itulah ibadah sejati.
Supaya hal ini terwujud, maka daging ini harus dihancurkan terlebih dahulu, supaya kita dapat mempersembahkan tubuh kita ini sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah, itulah ibadah sejati.
Daging ini punya keinginan yang begitu hebat, dan itu bisa kita lihat di dalam Galatia pasal 5, terlihat 15 tabiat daging, keinginannya kuat, ini yang harus dihancurkan.

1 Timotius 6:9-10
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Disini kita melihat keinginan daging yang sangat jelas sekali, yaitu:
1.   Keinginan untuk kaya.
Keinginan untuk kaya itu adalah keinginan daging, bukan keinginan roh.
Tapi perlu untuk diketahui, mereka yang ingin kaya justru jatuh dalam pencobaan, dalam jerat, dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa.
Kalau kita melepaskan diri dari ikatan pelayanan, karena keinginan untuk kaya, lalu menginginkan kebebasan dunia, itu jerat. Karena kebebasan dunia itu jerat.
Selain itu juga jatuh dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa. Coba saja lihat keinginan untuk kaya, dan pada saat keinginan itu terwujud, lihat mereka jatuh dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa. Dan itulah yang mencelakakan, menenggelamkan manusia dalam keruntuhan dan kebinasaan.
2.   Cinta akan uang.
Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang.
Cinta uang berarti menempatkan uang di hatinya. Dan firman Allah tidak mendapat
Tempat lagi di hatinya. Tidak terikat lagi dengan pribadi Yesus Kristus, yaitu firman Allah, dan kasih Allah.
Dan oleh karena cinta akan uang inilah, banyak orang menyimpang dari firman iman, dan menyiksa diri dalam berbagai-bagai duka.
Kalau sudah terjerumus dalam dosa, dia akan menyiksa diri, dengan berbagai duka.
Baru-baru ini saya mendengar berita, ada seorang berinisial G, mentor untuk membuat orang keluar dalam kesusahan, sekarang terjerat narkoba. Memiliki senjata api. Jadi benar sekali, dosa itu menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

1 Timotius 6: 6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

Perlu untuk diketahui: ibadah kalau disertai rasa cukup memberi keuntungan besar. Yang terpenting adalah asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
-       Makanan itulah firman kebenaran.
Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Jadi pikul salib, nikmati saja salib, sebagai makanan rohani kita.
-       Pakaian itulah kasih Allah kepada kita.
Kegunaannya: mengikat dan mempersatukan, bahkan menyempurnakan kita, Kolose 3:14.
Juga kegunaan pakaian: menutupi dosa ketelanjangan ... 1 Petrus 4: 6.
Kita datang tidak membawa apa-apa ke dunia ini, seperti bayi yang lahir telanjang bulat. Kembali kepada Tuhan juga tidak membawa apa-apa, itu harus kita pahami dengan baik.
Sebab itu keinginan daging antara lain: keinginan untuk kaya, dan cinta akan uang, itu harus dihancurkan dulu, supaya nanti kita mampu mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan kepada Tuhan.
Pendeknya; doa penyembahan hasil penghancuran terhadap tubuh.

Efesus 5:1-2
(5:1) Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
(5:2) dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

Biarlah kiranya kita tinggal di dalam kasih berarti menyerahkan diri sebagai persembahan dan korban yang berbau harum bagi Allah.
Kalau kita mengasihi Tuhan, maka hidup kita ini sebagai korban persembahan yang berbau harum, yaitu tubuh yang sudah mengalami penghancuran, itulah orang yang mengasihi Tuhan.

Wahyu 16:5
(16:5) Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini.

Berbahagialah mereka yang berjaga-jaga, hidup dalam doa penyembahan. Sebab kedatangan Tuhan seperti pencuri di waktu malam, tidak ada yang tahu.
Berbahagialah juga orang yang memperhatikan pakaiannya, itulah kasih Allah, yang berfungsi untuk:
1.   Menutupi dosa ketelanjangan ... 1 Petrus 4: 8.
2.   Mengikat, mempersatukan, menyempurnakan kita semua (Kolose 3:14). Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment