KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, September 29, 2016

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 SEPTEMBER 2016



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 23 SEPTEMBER 2016

“KITAB MALEAKHI”

Subtema : MENUMPAS HABIS DOSA AMALEK.

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam di dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan ibadah pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Segera kita memperhatikan Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.

Maleakhi 4:1
(4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.

Terlebih dahulu kita memperhatikan kalimat: “Bahwa sesungguhnya hari itu datang.”
Ini berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus untuk kali yang kedua, dimana Ia tampil sebagai Raja yang berkuasa untuk menghakimi semua bangsa = hari penghakiman.
Sebagai gambaran dari hari penghakiman itu:Menyala seperti perapian”. Maka yang akan terbakar pada hari penghakiman itu adalah; jerami.
Jerami adalah: Batang padi/batang gandum yang kering sesudah dituai -> kerohanian yang kering-kering = tidak berbuah = tidak dapat berbuat baik.
Siapakah yang digambarkan dengan jerami? semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik.

Maleakhi 3:13-14
(3:13) Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
(3:14) Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?

Orang gegabah dan orang fasik berkata kurang ajar kepada Tuhan, adapun perkataan itu antara lain;
a.     "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah.”
b.     “Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya?”
c.     "Apakah untungnya berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan Tuhan semesta alam?”
Kalau 3 perkara ini tersirat dalam hati sekalipun tidak terucap dari mulut itu menunjukkan bahwa dia adalah orang gegabah dan orang fasik.

Sekarang kita akan melihat ORANG FASIK.
Maleakhi 3:15
(3:15) Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."

Paham orang fasik: “Bukan saja mujur orang- orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga." = suka mencobai Tuhan.
Bangsa Israel seringkali mencobai Allah di padang gurun saat bangsa Israel mengalami kelaparan dan kehausan, demikian juga saat di dalam kesusahan seringkali seseorang mencobai Tuhan.

Mazmur 10:3
(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.

Orang fasik memuji-muji keinginan hatinya.
Orang yang suka memuji-muji keinginan hatinya akan mengutuki dan menista Allah persis seperti orang yang loba.
Sebaliknya, kalau seseorang memuji Tuhan dan kemurahan-Nya maka ia akan menghakimi dosa termasuk cinta akan uang.
Loba = cinta uang = serakah = tamak, berarti tidak cinta Tuhan.

Mazmur 10:4
(10:4) Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.

Kalimat: Allah tidak akan menuntut, tidak ada Allah! Itulah seluruh pemikiran orang fasik sehingga orang fasik tidak segan-segan mengutuki dan mencobai Allah.

Orang fasik dikaitkan dengan pribadi Saul.
1 Samuel 24:12-13
(24:12) Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. 
(24:13) TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau;

Pendeknya: Saul berusaha untuk mencabut nyawa/berusaha membunuh Daud.

1 Samuel 24:14
(24:14) seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.

Dari orang fasik timbul kefasikan, inilah perkataan yang ditujukan Daud kepada Saul menunjukkan bahwa Saul adalah orang fasik.
Kefasikan timbul dari orang fasik bukan timbul dari orang benar, sebab itu Daud tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan sekalipun Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul dengan bukti Daud telah memotong punca jubah Saul. Orang fasik tidak dapat menahan dirinya untuk tidak melakukan kefasikan. Sepintar-pintarnya orang menutupi dosanya dia tidak bisa menahankannya sebelum ia berubah dari kefasikan itu.

Bukti-bukti kefasikan Saul:
Bukti kefasikan Saul yang pertama di dalam 1 Samuel 13, yaitu: Saul memberanikan diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
Sesungguhnya, mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan adalah tugas seorang Imam Besar bukan seorang Raja. Inilah seri kefasikan Saul yang pertama, yang telah kita terima pemaparannya pada minggu lalu.

Bukti kefasikan Saul yang kedua (seri kefasikan Saul yang kedua):
1 Samuel 15:1-3
(15:1) Berkatalah Samuel kepada Saul: "Aku telah diutus oleh TUHAN untuk mengurapi engkau menjadi raja atas Israel, umat-Nya; oleh sebab itu, dengarkanlah bunyi firman TUHAN.
(15:2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir.
(15:3) Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."

Firman Tuhan kepada Saul, yaitu: untuk menumpas habis orang Amalek, dimulai dari rajanya sampai kepada rakyatnya laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai harus ditumpas habis tanpa mengenal belas kasihan = tidak kompromi dengan dosa.
Inilah perintah yang ditujukan kepada Saul dan Saul harus memperhatikannya, demikian juga malam ini kita harus memperhatikan Firman Tuhan terlebih yang telah mengambil bagian dalam pelayanan di tengah-tengah ibadah dalam bentuk apapun.

1 Samuel 15:7-9
(15:7) Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir.
(15:8) Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang.
(15:9) Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.

Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpas habis.
Kemudian, kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak ditumpas tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas.
Berarti Saul tidak mendengarkan perintah Allah = tidak dengar-dengaran.

1 Samuel 15:10-12
(15:10) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian:
(15:11 )"Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
(15:12) Lalu Samuel bangun pagi-pagi untuk bertemu dengan Saul, tetapi diberitahukan kepada Samuel, demikian: "Saul telah ke Karmel tadi dan telah didirikannya baginya suatu tanda peringatan; kemudian ia balik dan mengambil jurusan ke Gilgal."

Saul tidak melaksanakan Firman Allah sehingga membuat Allah menyesal menjadikan Saul raja dan sakit hatilah juga Samuel setelah Tuhan memberitahukan apa yang terjadi itu kepada Samuel.
Sikap Samuel setelah Tuhan memberitahukan apa yang terjadi terhadap Saul: ia (Samuel) berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman, ini menunjukkan:
-       Samuel adalah hamba Tuhan (nabi) yang bertanggung jawab atas pekerjaannya.
-       Samuel berpihak kepada Tuhan = tidak berpihak kepada dosa, karena Samuel merasakan apa yang
     dirasakan oleh Tuhan.

1 Samuel 15:13
(15:13) Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN."

Di sini kita dapat melihat, Saul merasa bahwa dia telah melaksanakan Firman Allah.
Apabila seseorang mengikuti perasaan manusia daging sekalipun salah, tetap merasa diri benar, merasa diri lebih suci, lebih baik dari orang lain.
Merasa diri benar berasal dari perasaan manusia daging.

1 Samuel 15:14
(15:14) Tetapi kata Samuel: "Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?"

Tuhan telah memberitahukan kesalahan Saul kepada Samuel yaitu: Saul telah mengambil kambing domba dan lembu-lembu yang tambun.

1 Samuel 15:15
(15:15) Jawab Saul: "Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."

Alasan Saul mengambil kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik: untuk dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan.
Orang yang merasa diri benar selalu membela diri dengan alasan-alasan untuk membenarkan dirinya = kebenaran diri sendiri. Orang yang seperti ini sukar untuk ditegor, kalau ditegor maka akan sakit hati, akhirnya orang seperti ini sukar berubah kalaupun ia melayani, dia melayani dengan keinginan dan kekuatan diri sendiri bukan oleh dorongan Roh Kudus.

1 Samuel 15:16-17
(15:16) Lalu berkatalah Samuel kepada Saul: "Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang difirmankan TUHAN kepadaku tadi malam." Kata Saul kepadanya: "Katakanlah."
(15:17) Sesudah itu berkatalah Samuel: "Bukankah engkau, walaupun engkau kecil pada pemandanganmu sendiri, telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Dan bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?

Kalau sidang jemaat suka beralasan, maka seorang hamba Tuhan menjadi capek atau lelah hati dan Tuhan tidak suka akan hal itu.
Perkataan Samuel: Sudahlah! Menunjukkan bahwa Samuel capek mendengarkan alasan-alasan yang tidak masuk akal yang diberikan Saul.
Sesungguhnya, alasan-alasan itu tidaklah penting, yang terpenting adalah pemberitahuan Tuhan kepada Samuel, yaitu:
a.     Allah menjadikan Saul kepala atas 12 suku Israel walaupun Saul kecil pada pemandangannya sendiri = Tuhan
     melayakkan Saul menjadi kepala atas Bangsa Israel.
     Sebetulnya, kita kecil dan hina karena dosa namun kita dilayakkan untuk melayani Tuhan oleh karena   
     kemurahan hati  
     Tuhan. Melayani = kepala bukan ekor.
b.     Tuhan telah mengurapi Saul menjadi raja atas Israel, sebagai syarat untuk menjadi seorang raja memang harus diurapi.
    Ada 3 hal yang diurapi di dalam perjanjian lama, yaitu:
1.     Raja.
2.     Imam-imam.
3.     Nabi.

Dua hal ini jauh lebih baik kita ketahui daripada banyak beralasan, oleh karena alasan-alasan akhirnya kehilangan pengurapan sehingga melayani dengan mengandalkan kekuatan manusia daging bukan dengan pengurapan Roh Kudus.

Tujuan dari pengurapan:
1 Samuel 10:1
(10:1) Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri:

Sesungguhnya, orang yang diurapi sangat dikasihi oleh Tuhan. Untuk memegang tampuk pimpinan (menjadi raja) harus diurapi.
Kemudian, Samuel mencium Saul = kulit bertemu kulit = kasih bertemu kasih, berarti pengurapan dan pertolongan adalah kemurahan karena kasih Allah.
Saul diurapi sebagai raja atas bangsa Israel yaitu umat kesayangan Allah sendiri, tujuannya: untuk menyelamatkan bangsa Israel dari tangan-tangan musuh disekitarnya termasuk orang Amalek.
Kalau kita telah melayani Tuhan harus bertanggung jawab terhadap yang dilayani .
Melayani jiwa = melayani Tuhan.
Hai gembala-gembala sekolah minggu, engkau bertanggung jawab di situ tidak boleh sembarangan.
Tanda pengurapan dari Tuhan adalah bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dipercayakan oleh Tuhan, sebaliknya kalau tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya maka tidak akan ada pengurapan.
Saya lebih baik memilih pengurapan daripada kompromi dengan dosa.

1 Samuel 15:18-19
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
(15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"

Tuhan telah mengurapi Saul berarti Tuhan telah memperlengkapi Saul dengan pengurapan Roh Kudus untuk menumpas habis dosa Amalek. Inilah Tanggung Jwab saul kepada Tuhan supaya Roh Tuhan tidak undur.

Mari kita melihat senjata Allah (perlengkapan-perlengkapan rohani)…
Efesus 6:10-12
(6:10) Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
(6:11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
(6:12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tujuannya: untuk melawan tipu muslihat Iblis/setan (roh-roh jahat di udara), bukan untuk melawan darah dan daging (manusia).
Kalau ada orang kristen berusaha/berjuang melawan sesamanya (darah dan daging) itu adalah kekeliruan di dalam perjuangan.
Yesus telah melawan tipu muslihat dari Iblis/setan dimulai dari taman Getsemani sampai kepada Mahkamah Agama dan Pontius Pilatus, namun Ia tidak melawan manusia (orang-orang Yahudi, tentara-tentara Romawi), Yesus tidak terperangkap oleh tipu muslihat dari Iblis/Setan, mulut-Nya tertutup/tidak terbuka. Andaikata Yesus berjuang melawan orang-orang Yahudi dan tentara Romawi, maka Ia sudah terperangkap di dalam tipu muslihat Iblis/Setan.

Efesus 6:13-17
(6:13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
(6:14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
(6:15) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
(6:16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
(6:17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

Perlengkapan-perlengkapan senjata Allah, yaitu:
1.     Berikat pinggang menunjuk kepada kebenaran.
2.     Berbajuzirah menunjuk kepada keadilan.
     Tujuan dari kebenaran dan keadilan adalah: supaya yang lemah mendapatkan keadilan dan orang yang   
     tertindas    
     mendapatkan keputusan yang jujur, orang lemah dan orang tertindas -> orang-orang yang masih dikuasai 
     dosa.
3.    Kaki berkasutkan menunjuk kepada kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
     Jangan malas-malas memperkatakan Firman Allah dimanapun kita berada, upayakan untuk memperkatakan 
     Firman supaya membawa jiwa-jiwa masuk sehingga kita sama-sama digembalakan oleh Firman Pengajaran 
     Mempelai.
4.      Perisai menunjuk kepada Iman. Firman Iman adalah perisai.
Kegunaan dari perisai iman: untuk memadamkan panah api si jahat  = terlepas dari roh jahat dan roh najis. 
Kalau kita memiliki Firman iman yaitu kebenaran yang datangnya dari iman, maka itu adalah perisai untuk 
memadamkan panah api si jahat, kita tidak mudah terkena panah api si jahat atau panah api roh najis.
5.       Mengenakan ketopong = menggunakan pelindung kepala.
Tentara memiliki topi baja, kegunaannya: untuk menyelamatkan kepala dengan segala isinya sehingga 
memiliki pikiran yang positif.
Sasaran musuh salah satunya adalah pikiran manusia, maka kita harus menggunakan ketopong untuk
menyelamatkan kepala dengan segala isinya, kalau pikiran sudah jahat itulah dasar seseorang melakukan 
kejahatan.
6.         Pedang Roh menunjuk kepada Firman Allah.
Kegunaannya: menyucikan dosa, sebab Firman Allah sanggup menembusi dosa yang disembunyikan dalam
jiwa dan roh, sumsum dan sendi-sendi, dalam pertimbangan dan pikiran hati manusia.

Syarat untuk memiliki perlengkapan senjata Allah:
Efesus 6:13-14
(6:13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
(6:14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,

Berdirilah teguh berarti pendirian tidak mudah digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh apapun.
Ada kalanya karena keuntungan tidak berpihak kepada seseorang lalu pendiriannya mulai goyah di dalam Pengajaran Mempelai, pendiriannya mulai goyah untuk setia beribadah dan melayani Tuhan. Oleh karena harta, kekayaan, pekerjaan, kedudukan seseorang berani meninggalkan ibadah dan pelayanan.
Elia harus menghadapi 450 nabi-nabi Baal yang berlaku timpang dan bercabang hati.

1 raja-raja 18:20-22
(18:20) Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
(18:21) Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.
(18:22) Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.

Bangsa Israel pada zaman raja Ahab yang beristerikan Izebel dan 450 nabi-nabi palsu berlaku timpang dan bercabang hati = mendua hati kepada Allah.
Mereka bercabang hati dan berlaku timpang dan bangsa Israel tidak mau bertobat, sekalipun mereka ditegor oleh nabi Elia.
Firman Pengajaran Mempelai atau satu nabi yang murni, perbandingannya 450 nabi-nabi palsu, itulah harga seorang nabi yang murni.
Orang yang bercabang hati dan berlaku timpang dan bangsa Israel tidak mau bertobat (tidak berdiri tegap) tidak layak untuk melayani Tuhan.

Saatnya, untuk memperhatikan dosa orang Amalek.
1 Samuel 15:2
(15:2) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku akan membalas apa yang dilakukan orang Amalek kepada orang Israel, karena orang Amalek menghalang-halangi mereka, ketika orang Israel pergi dari Mesir.

Orang Amalek menghalang-halangi bangsa Israel ketika bangsa Israel berada di padang gurun.
= menghalangi jalan salib berarti menjadi batu sandungan di dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Orang yang menghalangi jalan salib tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah melainkan memikirkan apa  yang dipikirkan oleh manusia yaitu: keinginan dagingnya sendiri = Tidak memikirkan karya Allah yang terbesar.
Karya Allah yang terbesar adalah salib Kristus, untuk membawa kita masuk ke dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Inilah dosa Amalek, inilah yang harus ditumpas habis, maka tidak boleh ada di antara kita menjadi batu sandungan terhadap jalan salib. Orang yang telah melayani sungguh-sungguh lalu orang yang melayani itu dihina, hati-hati itu adalah dosa Amalek, yang harus ditumpas habis.

Ulangan 25:17-18
(25:17) "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir;
(25:18) bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.

Pada waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, orang Amalek menghalangi mereka di jalan = menghalangi jalan salib.

Ulangan 8:2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Perjalanan padang gurun selama 40 tahun -> perjalanan salib.
40 tahun -> tamatnya daging= daging tidak bersuara lagi = tidak hidup menuruti kehendak daging.

Praktek tamatnya daging:
Tuhan membiarkan bangsa Israel lapar dan memberi mereka makan manna.
Manna adalah roti yang turun dari sorga yang tidak mereka kenal.
Dahulu kita tidak mengenal Tuhan dan Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel masih asing bagi kita, tetapi Tuhan mengijinkan bangsa Israel di dalam kelaparan yang hebat, dan memberikan roti manna yang turun dari sorga yang tidak mereka kenal supaya Tuhan mengetahui kondisi kerohanian bangsa Israel, demikian juga saat ini Tuhan mau tahu kondisi kerohanian kita seperti apa ketika memikul salib.

Tujuan diberikan makan manna:
Supaya bangsa Israel mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti (makanan) saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN (Firman yang keluar dari mulut Allah).

Tanda manusia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah:
Rendah hati, itu sebabnya setelah Maria bertobat ia selalu menempatkan diri di bawah kaki Tuhan dan terus mendengar Firman Tuhan, berbeda dengan Marta, ia sibuk dengan segala pekerjaannya/kesibukan-kesibukannya, dia tidak memperdulikan pemberitaan Firman Tuhan.
Kalau kita butuh Firman Tuhan saat mendengar Firman Tuhan pasti rendah hati, tidak sombong/ keras hati karena sudah mengerti Firman Tuhan.
Inilah jalan salib itu, tetapi tadi kita melihat justru orang Amalek berusaha untuk menghalangi bangsa Israel dari jalan salib.

Dampak negatif menghalangi jalan salib:
Ulangan 25: 17-18
(25:17) "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir;
(25:18) bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.

Semua orang lemah yaitu orang yang letih lesu yang berada pada barisan belakang bangsa Israel dihantam oleh orang Amalek.
Posisi orang yang lemah selalu berada di belakang sedangkan yang kuat berada di depan.
Kalau kita melihat di dalam Wahyu 12 naga tidak dapat memburu perempuan itu, karena kepadanya diberikan sayap burung nasar, maka naga itu mencari keturunannya yang lain yang hanya memiliki Firman dan Roh tetapi ibadahnya tidak memuncak kepada ibadah doa penyembahan.

Matius 11:28-29
(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Tuhan mau memberi kelegaan kepada orang yang letih dan lesu yaitu orang yang berbeban berat -> orang yang berada pada barisan belakang.
Tuhan ingin memberi kelegaan lewat pikul kuk (jalan salib), sampai pada akhirnya memperoleh kelegaan jiwa /roh bukan hanya pada tubuh sebab itu Tuhan mewariskan tanah Kanaan sebagai milik pusaka yang harus dipertahankan.
Juga Tuhan telah mewariskan ibadah pelayanan ini kepada kita, disini memang kita harus memikul salib dengan satu tujuan supaya jiwa kita tenang.
Untuk menuju kepada ketenangan jiwa hanya lewat pikul kuk/jalan salib, sebaliknya kalau kita melepaskan diri dari ibadah dan pelayanan karena menginginkan kebebasan dunia maka itu adalah jerat bagi anak-anak Tuhan.
Kepada yang letih dan lesu Tuhan ingin memberi ketenangan lewat pikul kuk oleh sebab itu pikul saja kuk itu, maka di situ akan terlihat penyangkalan terhadap diri sendiri (tidak bermegah).

Ulangan 25:19
(25:19) Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!"

Tuhan mengadakan perjanjian kepada bangsa Israel apabila mereka berada di tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan sebagai milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan dan apabila sudah merasakan/menikmati keamanan maka bangsa Israel harus menghapus ingatan kepada orang Amalek.
Kemudian Tuhan tandaskan perjanjian itu kepada bangsa Israel dengan berkata: Janganlah lupa. Tetapi kenyataannya setelah bangsa Israel berada di tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan sebagai milik pusaka yang diwariskan oleh Tuhan dan sudah mendapatkan keamanan Saul lupa terhadap Firman Allah ini.
Sering kali anak Tuhan lupa kepada Firman yang telah diterima/didengar, mungkin setelah mendengar Firman Tuhan menangis tetapi setelah selesai ibadah lupa, menghapuskan dosa Amalek dan kembali kepada habitan yang lama ( keras hati, sombong, licik dan sebagainya), perubahan hanya sesaat itulah orang yang segera lupa seperti orang yang bercermin hanya sesaat lupa bagaimana wajahnya.
Jangan lupa berarti ingat Firman Tuhan yang disampaikan, dengan tujuan: untuk menghapus dosa Amalek tetapi kenyataannya Saul lupa, dia tidak melakukan Firman Tuhan itu.

Kita harus bercermin kepada Firman Tuhan karena seringkali kita melupakan Firman/ perjanjian sehingga seringkali Tuhan menyesal bahkan hamba Tuhan sakit hati.
Sesungguhnya, hamba Tuhan yang bertanggung jawab adalah hamba Tuhan yang sering menanggung kesedihan.
Sering kali kita lupa sehingga terus menerus menggunakan berbagai-bagai alasan untuk membenarkan diri.
Kembali kepada habitat lama/hidup lama berarti melupakan perjanjian kepada Tuhan.

1 samuel 15:19
(15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"

Saul tidak melaksanakan perintah Tuhan = melupakan perjanjian kepada Allah, itu merupakan perbuatan jahat.
Orang yang tidak mau ditegur adalah orang yang selalu mencari alasan untuk membenarkan diri.      

1 Samuel 15:20-21
(15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
(15:21) Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."

Saul berkata kepada Samuel:
-       Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
-       Menumpas habis binatang yaitu, kambing domba yang buruk tetapi mengambil kambing domba dan
     lembu-lembu yang terbaik untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN.
Ini adalah jawaban Saul kepada Samuel, setelah Samuel menunjukkan kesalahan Saul.
Jawaban-jawaban Saul kepada Samuel ini menunjukkan kalau Saul tidak mau berubah/tidak mau bertobat (keras kepala), sekalipun dosanya telah ditunjuk oleh Samuel secara to the point.
Sesungguhnya alasan-alasan Saul ini adalah alasan-alasan yang klasik, menggunakan perkataan-perkataan sepertinya benar tetapi sesungguhnya bertujuan untuk membenarkan diri sendiri.

1 Samuel 15:22
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

Perlu untuk diketahui:
-   Orang yang  dengar-dengaran lebih berharga di mata Tuhan dari pada korban persembahannya yang sifatnya lahiriah sekalipun itu besar nilainya.
   Mungkin kita sering berkorban bahkan lebih daripada orang lain tetapi tidak mau ditegur oleh gembala dan
   suka mencari alasan itu tidak ada artinya, karena jauh lebih berharga/jauh lebih mulia kalau kita dengar-dengaran.
-     Memperhatikan Firman Tuhan jauh lebih berharga/mulia  dari pada lemak domba-domba jantan.
Lemak domba jantan artinya: nyanyi-nyanyian/puji-pujian kepada Tuhan.
Seseorang bisa saja terlihat antusias saat menaikkan puji-pujian, tetapi orang yang menaikkan   
puji-pujian itu belum tentu memperhatikan kebenaran Firman Tuhan.
Kenapa seseorang tidak mudah tersentuh oleh Firman Tuhan yang disampaikan? Karena tidak memperhatikan  
Firman Tuhan
Sekalipun menaikkan puji-pujian terlihat seperti luar biasa tetapi kalau tidak memperhatikan Firman Tuhan 
dan karena itu hati kita tidak tersentuh oleh Firman Tuhan, itu tidaklah berharga di mata Tuhan.
Sesungguhnya kalau kita memperhatikan Firman Tuhan, itulah yang membuat kita berharga di mata Tuhan karena Firman Tuhan adalah wujud dari pribadi Yesus Kristus Mempelai Pria Sorga, supaya Dia bertabernakel = tubuh dan kepala menyatu.
Perhatikanlah Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, jangan pikiran melayang-layang dan jangan sampai pikiran kita ditujukan kepada roh najis saat mendengar firman Allah, supaya kita berharga dan bernilai tinggi di mata Tuhan.

1 Samuel 15:23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Menolak Firman Tuhan berarti tidak dengar-dengaran dan tidak memperhatikan Firman Tuhan maka Saulpun ditolak menjadi raja.
Jangan kita menyangka, apabila kita melayani Tuhan berarti kita telah berkenan di hadapan Tuhan, ukurannya adalah kalau kita tidak dengar-dengaran dan tidak memperhatikan Firman Tuhan maka sejatinya kita telah ditolak oleh Tuhan.
Ditolak berarti tidak diakui, pengakuan Tuhan kepada kita itu dapat kita rasakan di tengah-tengah pergaulan kita, di masyarakat, di tempat kita bersosialisasi.
Saya mudah sekali melihat orang yang diakui oleh Tuhan, dia diakui , maka pelayanannya dinikmati, hidupnya menjadi berkat dalam rangka pembangunan tubuh Kristus.
Jadi jangan malu dengar-dengaran dan jangan malu untuk memperhatikan Firman Tuhan supaya engkau diakui oleh Tuhan.
Jangan sampai kita melayani tetapi tidak diakui oleh Tuhan Yesus, sehingga hanya capek tenaga, uang,waktu semuanya sia-sia karena tidak ada pengakuan dari Tuhan.

Raja Saul tidak tahu diri, dia menjadi raja bukan karena kehendak Tuhan melainkan karena undian meskipun begitu Tuhan tetap memperlengkapi/ Tuhan tetap mengurapi dia, tetapi karena dia tidak tahu diri Saul ditolak sebagai raja oleh Tuhan karena ia tidak mau bertobat.

Jadi berhati-hatilah terhadap kefasikan, karena kefasikan timbul dari orang fasik walaupun kita pintar-pintar dalam menyembunyikan dosa tetap akan timbul kefasikan, apabila orang fasik, tidak mau bertobat.
Kefasikan timbul dari orang fasik, bukan dari orang yang memikul salib, dusta tidak datang dari salib dan kebenaran tidak datang dari dusta.

Orang yang tidak dengar-dengaran dan tidak memperhatikan Firman Tuhan disamakan dengan dua hal, yaitu:
- Pendurhakaan" = pemberontakan kepada Allah.
Dosa pendurhakaan ini setara dengan dosa bertenung.
Setelah Saul ditolak oleh Tuhan sebagai raja, dia tidak lagi mendapatkan petunjuk dari Tuhan (tidak mendapatkan petunjuk dari urim dan tumim yang ada pada Imam Besar) akhirnya ia meminta petunjuk kepada arwah-arwah inilah yang disebut bertenung.
Kenapa Saul bertenung? Karena ia telah ditolak. Orang yang ditolak adalah orang yang mendurhaka = berani memberontak kepada Allah.
Orang yang berani melawan gembalanya berarti dikuasai dosa pertenungan. Orang yang tidak mau menerima petunjuk dari gembalanya, dia mencari-cari petunjuk dengan cara-cara yang lain/ ini adalah dosa pertenungan.
- Kedegilan" = kekerasan hati.
Keras hati setara dengan dosa penyembahan berhala dan mendirikan terafim/arca.
Kekerasan hati adalah penyembahan berhala, oleh karena kekerasan hati Firman Tuhan tidak mendapat tempat di dalam hati. Segala sesuatu yang melebihi daripada Tuhan adalah penyembahan berhala.

Jalan keluar:
Keluaran 17:8-10
(17:8) Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
(17:9) Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."
(17:10) Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.

Bangsa Israel harus berperang habis-habisan melawan bangsa Amalek, sesuai dengan perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel yang ditandaskan: "Jangan Lupa", maka hari inipun kita harus berperang habis-habisan melawan dosa Amalek, sebab dosa Amalek menghalangi jalan salib.
Siapakah orang-orang yang berperang melawan dosa orang Amalek? mereka adalah orang-orang pilihan = imam-imam dan raja-raja.
Saat Yosua berperang melawan orang Amalek, Musa berada di puncak bukit dengan memegang tongkat Allah di tangan kanannya.
Tongkat kerajaan adalah tongkat kebenaran, dimanakah kita mendapatkan tongkat ini? Di dalam kandang penggembalaan.
Hai orang-orang pilihan, hai orang-orang yang melayani Tuhan kita didukung dalam kandang penggembalaan ini, peperangan ini didukung oleh Tuhan lewat kandang penggembalaan ini. Kalau berbicara kandang penggembalaan berarti: berbicara gembala dan domba-domba.
-   Gembala Agung itulah pribadi Yesus Kristus.
-   Domba-domba -> milik kepunyaan Allah sendiri (kita adalah Israel rohani).
Kalau kita tidak berada di dalam penggembalaan ini (berada di luar Tuhan) maka kita tidak sanggup menghadapi musuh termasuk dosa Amalek.
Dukungan yang kita peroleh berasal dari tongkat kerajaan yang kita dapati di dalam kandang penggembalaan ini, perhatikanlah itu.
Dukungan Yosua saat berperang adalah saat Musa berada di atas bukit, jadi penggembalaan ini bukanlah hal yang sembarangan, dukungan itu datangnya dari penggembalaan.
Jangan lagi sombong di hadapan Tuhan, kita ini bukan siapa-siapa, sudah sering kali kita mengalami kekalahan demi kekalahan terhadap dosa, perhatikanlah Firman ini dengan sungguh-sungguh, sekarang waktunya kita menang, hadapilah dosa Amalek, hancurkanlah dosa itu, perhatikanlah perjanjian dengan Tuhan, jangan lupa, jangan lagi buat Tuhan menyesal dan jangan lagi buat gembalamu sakit hati karena tanggung jawabnya.
Yosua adalah hamba Tuhan yang taat setia dan dengar-dengaran , dia adalah orang yang dipilih bersama dengan orang-orang pilihan berperang melawan Amalek. Yosua bin Nun, dia tidak pernah memberontak kepada Musa = taat, setia, dengar-dengaran.

Keluaran 17:11-13
(17:11) Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
(17:12) Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
(17:13) Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

Kalau dua tangan Musa naik, maka bangsa Israel berkemenangan, tetapi kalau tangan Musa turun (tidak ada dukungan dari Musa) maka yang lebih kuat adalah Amalek.
Cara yang lain dari Tuhan agar kita berkemenangan:
1.  Musa duduk di atas batu = berlandaskan korban Kristus.
 Batu pilihan, batu yang mahal yang disebut juga dengan batu penjuru itulah pribadi Yesus yang disalibkan, di  
 situlah Musa  
 duduk (berdiri), sehingga dia kuat. Batu penjuru = korban Kristus.
 Melayani Tuhan harus di atas korban Kristus, jangan berdiri di atas kebenaran diri sendiri dan jangan berdiri   
 di atas keinginan daging, pasti berkemenangan.

2.   Dua tangan Musa ditopang oleh Harun dan Hur, sehingga kedua tangan Musa tetap terangkat, maka dengan demikian peperangan yang dipimpin oleh Yosua berkemenangan terhadap Amalek.
Harun –> Kebenaran Firman.
Hur -> Roh Kudus.


Jadi kesimpulannya: Penyembahan harus ditopang oleh Firman dan Roh Kudus, dasar kita melakukan ini adalah korban Kristus, dimana? Di atas bukit. Di dalam kerajaan di situ ada kebenaran itulah kandang penggembalaan ini, sehingga kita berkemenangan. Carilah dahulu kerajaan sorga di dalamnya ada kebenaran, maka semuanya akan ditambahkan = menegakkan salib di bukit Sion.

Dukungan yang kuat akan kita rasakan, sebab Tuhan mengasihi kita, Tuhan tidak mau melihat kita di dalam kekalahan dan kekalahan, supaya berkat-berkat itu tidak tertunda lagi.
Dia mengasihi kita, Dia tampil di sebelah kanan kita sebagai pembela dan dukungan-Nya ada di dalam penggembalaan ini, harus memberanikan diri melayani Tuhan, jangan pesimis, maju terus sebab bersama dengan Tuhan kita pasti menang dan berhasil, kita dapat meraih kemenangan demi kemenangan dan ke depan hidup kita lebih indah dan lebih baik. Amin.

TUHAN YESUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

                                                                        Pemberitaan Firman oleh:
Gembala sidang: Daniel.U.Sitohang

                     

No comments:

Post a Comment