KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, September 25, 2016

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 24 SEPTEMBER 2016

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 24 SEPTEMBER 2016

STUDY YUSUF
(SERI: 103)

Sub tema: MENJUNJUNG TINGGI PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN.

Shalom saudaraku!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari Study Yusuf.
Kejadian 40: 16
(40:16) Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia kepadanya: "Aku pun bermimpi juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan.

Di sini kita melihat, bahwa; setelah ia mendengarkan arti mimpi dari juru minuman itu, juru roti juga memberitahukan mimpinya itu kepada Yusuf.
Adapun mimpi juru roti itu adalah: tampak ia menjunjung tiga bakul berisi penganan.

Kejadian 40: 17
(40:17) Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku."

Dalam bakul yang di atas kepalanya itu ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun.
Sekilas kita melihat bahwa mimpi ini bagus, dimana juru roti itu menjunjung tiga bakul roti di atas kepala, tetapi sayangnya burung-burung memakan roti/makanan yang ada di dalam bakul yang dijunjung di atas kepala juru roti tersebut.

Lebih rinci kita perhatikan perkara ini, oleh sebab itu kita kaitkan dengan perumpamaan tentang seorang penabur.
Matius 13: 4
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

Yang dimakan oleh burung itu adalah: benih yang ditaburkan di pinggir jalan”.

Sekarang kita lihat; ARTI ROHANINYA.
Matius 13: 19
(13:19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

Benih yang ditaburkan di pinggir jalan, artinya: mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengerti = mendengar tetapi tidak menjadi pelaku.
Kerugiannya adalah: dirampas oleh si jahat, itulah penghulu di udara yang gelap, gambaran burung-burung di udara.

Matius 13: 13-15
(13:13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.
(13:14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
(13:15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.

Mendengar namun tidak mengerti adalah tanda bahwa telinganya berat untuk mendengar.
Andaikata telinganya tidak berat mendengar, pasti telinganya dicondongkan untuk mendengar firman sampai mengerti = mendengar dan melakukannya.
Kemudian, melihat namun tidak menanggap tanda bahwa: matanya melekat tertutup = mempunyai mata tetapi tidak mau melihat.
Firman ini ada kaitannya dengan firman Ibadah Pendalaman Alkitab yang saya sampaikan tadi malam; tidak mendengar dan tidak memperhatikan firman Tuhan, sementara yang dengar-dengaran lebih berharga daripada korban dan persembahan, dan memperhatikan lebih berharga daripada menaikkan puji-pujian.

Penyebab mendengar tetapi tidak mengerti: Sebab hati bangsa ini telah menebal.”
Andaikata hatinya tidak menebal, pasti dia mau mendengar sampai mengerti dan berupaya untuk memperhatikan firman Tuhan (melihat sampai tanggap).
Tetapi karena hati mereka menebal, mereka berat sekali untuk mendengar dan mata mereka tertutup.

Gambaran dari hati menebal.
Matius 13: 5-7
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

Hati menebal dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
GAMBARAN YANG PERTAMA: DIGAMBARKAN SEPERTI TANAH BERBATU-BATU.
Tanah berbatu-batu, berarti; tidak banyak tanahnya atau tanahnya tipis.
Kerugian tanah berbatu-batu: benih yang ditaburkan tidak berakar.

Matius 13: 20-21
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.

Tidak berakar di dalam Tuhan, arti rohaninya; tidak mampu menyangkal diri dan tidak mampu memikul salibnya = tidak tahan terhadap ujian/aniaya karena firman.

Matius 16: 21-23
(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
(16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Tidak menyangkal diri dan tidak memikul salibnya = tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, berarti memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia daging saja.
Orang yang tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah menjadi batu sandungan di dalam rangka pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Matius 13: 6
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.

“... sesudah matahari terbit ...”, menunjuk kepada: ujian/cobaan, itulah aniaya karena firman, sesungguhnya itu adalah kasih Allah.
Matahari -> kasih Allah.
Tetapi ketika matahari itu terbit, di sini kita melihat; benih yang ditaburkan itu menjadi layu karena tidak berakar.
Inilah gambaran yang pertama dari hati yang menebal.

Hati menebal dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
GAMBARAN YANG KEDUA: DITUMBUHI SEMAK DURI.
Matius 13: 22
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Ditumbuhi semak duri, arti rohaninya; kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit benih yang ditaburkan sehingga tidak berbuah = tumbuh tetapi tidak berbuah.
Saudaraku, berbanding terbalik dengan yang pertama tadi; dia tumbuh sebentar tetapi tidak berakar, namun yang kedua ini; tumbuh tetapi tidak berbuah.

1 Timotius 6: 6-9
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
(6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Keinginan untuk kaya menyebabkan seseorang terjatuh:
-     Ke dalam pencobaan.
= tidak kuat menghadapi ujian/cobaan.
-     Ke dalam jerat.
Tawanan roh = terikat dengan ibadah & pelayanan, tetapi kalau seseorang berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan pelayanan hanya untuk menginginkan kebebasan dunia, itu adalah jerat.
-     Ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa.
Banyak orang yang seperti ini; setelah terwujud keinginannya untuk kaya, justru ia terjatuh dalam berbagai nafsu yang hampa.

Persamaan mendengar tetapi tidak sampai mengerti.
Yakobus 1: 22
(1:22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Mendengar tetapi tidak mengerti sama dengan mendengar tetapi tidak menjadi pelaku berarti menipu diri sendiri.
Kalau orang lain yang menipu diri kita, itu adalah hal yang wajar, tetapi kalau menipu diri sendiri adalah perbuatan bodoh, atau perbuatan tidak wajar.

Yakobus 1: 23-24
(1:23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
(1:24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.

Gambaran dari menipu diri sendiri adalah: bercermin namun hanya sesaat artinya: mendengar firman namun segera untuk melupakannya.
Itu sebabnya orang kembali lagi mengulangi kesalahan. Juga saya akan seperti itu, kalau mendengar firman namun segera untuk melupakannya.

Kerugian yang terjadi: lupa bagaimana rupanya, arti rohaninya; tidak mengenal wujud rohaninya = kerohanian yang tidak berbentuk.

Kejadian 1: 1-2
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(1:2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Di sini kita melihat; bumi belum berbentuk, berarti tidak terlihat wujud rohaninya, sehingga yang terjadi adalah gelap gulita.
Kalau kerohanian belum berbentuk yang terjadi adalah gelap gulita atau dikuasai kegelapan dosa.

Sekarang kita melihat; SAAT BERADA DI DALAM KEGELAPAN.
Keluaran 10: 22-23
(10:22) Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
(10:23) Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua orang Israel ada terang di tempat kediamannya.

Tulah kesembilan, yaitu gelap gulita meliputi Mesir selama tiga hari.
Yang terjadi saat gelap gulita ada dua hal, yaitu:
a.   Tidak ada orang yang dapat melihat temannya” = tidak dapat memperhatikan orang lain = tidak dapat mengasihi sesama.
Menyendiri di tengah keramaian kota sama dengan tidak memiliki kasih.
b.   Tidak ada orang yang dapat bangun dari tempatnya” = tidak ada aktivitas, tidak ada kegiatan, arti rohaninya; tidak dapat mengerjakan pekerjaan Tuhan atau tidak dapat melayani Tuhan.

Inilah wujud rohani yang belum berbentuk yaitu ada dalam kegelapan, sehingga tidak dapat mengasihi sesama dan tidak dapat melayani Tuhan.
Rohani belum berbentuk terjadi karena hanya bercermin sesaat saja, dengar firman kemudian lupa, sehingga tidak terjadi pembentukan tubuh, sehingga dikuasai kegelapan.
Itulah yang saya sayangkan tadi; awalnya juru roti menjunjung tinggi tiga bakul berisi roti/makanan buatan juru roti itu sendiri, itu sudah bagus, tetapi sayangnya datang burung memakan penganan yang akan diberikan kepada Firaun.
Kita ini melayani Tuhan, Raja di atas segala raja, tetapi kalau hanya mendengar Firman untuk melupakannya, kerugiannya adalah si jahat menguasai; tidak mampu mengasihi sesama dan tidak mampu melayani Tuhan, sehingga terjadilah kesalahan dan kesalahan. Itulah yang disayangkan dari juru roti tersebut.

Gelap gulita juga menunjuk kepada orang buta, berarti;
-     Tidak dapat melihat kelebihan/potensi di dalam dirinya sendiri untuk selanjutnya dipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan.
-     Tidak dapat melihat kelemahan/kekurangannya untuk segera diperbaiki.
Tidak dapat melihat kekurangan pada diri sendiri persis seperti balok pada mata.

Dampak negatif mendengar tetapi tidak sampai mengerti.
Matius 13: 10-12
(13:10) Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"
(13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
(13:12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

Dampak negatif mendengar tetapi tidak sampai mengerti atau mendengar tetapi tidak menjadi pelaku adalah tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman Tuhan, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.

Tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman Tuhan, selain pemberitaan firman dalam bentuk perumpamaan.
Inilah kerugian mendengar tetapi tidak sampai mengerti/tidak menjadi pelaku: hanya diberikan perumpmaan, firman yang sifatnya hurufiah saja, sehingga, hamba-hamba Tuhan yang tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman Tuhan salah-salah/keliru di tengah pemberitaan firman Tuhan, atau menyampaikan Firman sesuai dengan pemberitaan diri sendiri.
Bangsa itu matanya ditutup, pelihat matanya ditutup, nabi juga matanya ditutup, tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman, sehingga para pelihat dan para nabi juga menerangkan firman dengan firman yang salah-salah/keliru. Kalau firmannya keliru, maka yang mendengarnya juga pasti keliru.
Jadi, posisi kita memang harus menjunjung tinggi firman Tuhan, mendengar sampai menjadi pelaku.
Bukankah kita berusaha untuk mengerti karena dituntut untuk melakukannya?

Mengapa sampai hari ini Tuhan terus bukakan rahasia firman, bahkan hari demi hari Tuhan terus tolong kita lewat pembukaan rahasia firman? Itu karena Tuhan melihat kerinduan hati kita semua.
Kerinduan hati terhadap pembukaan rahasia firman dilihat dari penyerahan diri, persis seperti 4 makhluk; terhadap pembukaan rahasia firman itu, mereka tersungkur di hadapan Anak Domba yang duduk di atas takhta sampai selama-lamanya.
Junjung tinggi firman, itu tidaklah salah.

2 Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Tidak dapat melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus = tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman.
Kerugiannya: ditentukan untuk binasa, sebab Injil yang tertutup itu berlaku bagi mereka yang ditentukan untuk binasa.

Kemudian, kalau kita perhatikan Wahyu 5: 1-5, gulungan kitab yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya yang dimeterai dengan tujuh meterai disebut dengan Injil yang tertutup karena belum terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, sehingga pada ayat 5 menangislah Rasul Yohanes.
Menangis adalah tanda kesedihan. Kesedihan terjadi berarti masalah belum terselesaikan, masih tetap dalam masalahnya; yang jahat masih tetap jahat, yang najis masih tetap najis, yang suam dalam mengikuti Tuhan masih tetap suam, yang sakit masih tetap sakit.  Inilah yang memahitkan seseorang, menimbulkan air mata tangisan dukacita.
Jadi, binasalah mereka yang tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman.

Kalau ada orang yang mengatakan tidak ada rahasianya, itu adalah kesalahan.
Firman ini tersembunyi dari abad ke abad. Dahulu bangsa kafir tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman, namun untung Tuhan mengutus satu rasul setelah dua belas rasul yang terpilih, ada rasul yang terakhir, itulah Rasul Paulus, dinyatakan untuk bangsa kafir, sehingga terjadilah pembukaan rahasia firman untuk bangsa kafir. Kalau tidak demikian, binasalah bangsa kafir.
Banyak hamba Tuhan mengatakan bahwa firman Allah tidak ada rahasianya, dengan berkata: “Masakan Tuhan bersembunyi merahasiakan sesuatu?
Rahasia kerajaan Sorga itu ada, sebab belum ada mata yang melihatnya, itu adalah rahasia. Namun kalau kita memiliki mata rohani, itu karena pembukaan rahasia firman. Kepada mereka dibukakan rahasia firman Tuhan yang memiliki mata rohani.
Kita bersyukur selalu kepada Tuhan, Tuhan baik kepada kita, Tuhan memperhatikan kita, karena sampai saat ini kita masih menjunjung tinggi firman Tuhan.

Kita kembali memperhatikan ...
Matius 13: 12
(13:12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

Siapa yang mempunyai menunjuk kepada orang yang mendengar sampai mengerti/sampai menjadi pelaku, ia diberi sehingga berkelimpahan.
Sebaliknya, “...siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya” -> orang yang mendengar firman tetapi tidak sampai mengerti, tidak menjadi pelaku, karena ia mendengar firman untuk segera melupakannya.
Jadi, Tuhan tidak mempercayakan suatu pelayanan kepada orang yang hanya bercermin sesaat.

Sebagai buktinya;
Matius 25: 16-18
(25:16) Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
(25:17) Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
(25:18) Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Seorang tuan mempunyai tiga hamba:
-   Hamba yang pertama dipercaya lima talenta, lalu hamba yang pertama ini  mengusahakannya dan memperoleh laba lima talenta, sesuai dengan kepercayaan tuannya.
-    Hamba yang kedua dipercaya dua talenta, mengusahakannya dan memperoleh laba dua talenta, sesuai dengan kepercayaan tuannya
-     Hamba yang ketiga dipercaya hanya satu talenta, tetapi ia pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan talenta itu, ia mengkubur talenta itu dalam tanah.

Sekarang kita lihat tentang hamba yang ketiga.
Matius 25: 24-26
(25:24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
(25:25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
(25:26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

Hamba yang ketiga disebutlah hamba yang jahat dan malas.
Kalau malas bekerja untuk Tuhan, malas melayani Tuhan, disebutlah hamba yang jahat. Malas = jahat.

Menggali lobang lalu mengubur talenta dalam-dalam, artinya;
a.   Mengubur masa depan.
b.   Binasa sebelum Tuhan datang pada kali yang kedua.
Itulah yang akan terjadi kepada hamba yang ketiga, hamba yang jahat dan malas.
Saya menghimbau kaum muda remaja; jangan malas beribadah, jangan malas melayani, supaya tidak disebut hamba yang jahat, dan kehidupan yang demikian tidak memiliki masa depan yang indah dan binasa sebelum Tuhan datang pada kali yang kedua.

Matius 25: 27-29
(25:27) Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
(25:28) Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
(25:29) Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

Orang yang tidak mempunyai talenta (apapun juga yang ada padanya) akan diambil dari padanya lalu diberikan kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta.
Di atas tadi, kita tidak melihat bahwa ada hamba yang dipercaya sepuluh talenta, yang kita lihat tadi ada hamba yang pertama dipercaya lima talenta, hamba kedua dipercaya dua talenta, hamba yang ketiga dipercaya satu talenta.
Tetapi di sini kita melihat, pada saat hamba yang ketiga ini malas karena tidak mau melayani Tuhan (mengubur talenta yang adalah perbuatan jahat), lalu talenta itu diambil dari padanya, dan diberikan kepada hamba yang memiliki 10 talenta.
Artinya, siapa yang tidak mempunyai apapun juga yang ada pada nya akan diambil dari padanya-> orang yang mendengar tetapi tidak mau melakukan, tidak mau melayani Tuhan, akan diambil dari padanya lalu diberikan kepada hamba yang mempunyai sepuluh talenta, artinya setiap orang yang mempunyai kepadanya diberi supaya ia semakin berkelimpahan.

Jadi, ini pun harus menjadi pelajaran bagi kita, bagi saya. Kalau orang tidak memahami hal ini, ia pasti bertanya: mengapa tidak ada kepercayaan? Mengapa sepertinya Tuhan jauh dari saya?
Barulah saya mengerti sekarang; pelayanan yang dipercayakan itu kemurahan, dan kemurahan itu mengalir dari sorga, sama seperti aliran air yang mengalir, selalu mencari dataran yang rendah.
Pelayanan itu mengalir, pelayanan tidak bisa ditentukan oleh seorang manusia, bahkan seorang gembala pun tidak dapat menentukan pelayanan itu. Betul-betul pelayanan adalah kepercayaan Tuhan, dan kepercayaan Tuhan adalah kemurahan Tuhan. Kemurahan itu sama seperti aliran-aliran air dari sorga yang mengalir mencari dataran rendah, kepada siapa Ia mau mempercayakan talenta itu.
Semakin ke sini, saya semakin mengerti semua itu, tetapi dikala kita tidak mengerti banyak sekali pertanyaan: Mengapa Tuhan tidak mempercayakan? Mengapa kepada si A kepercayaan itu besar?
Tuhan memberikan kepada yang mempunyai supaya dia semakin berkelimpahan. Di sini kita harus banyak belajar tentunya.

Tuhan tidak pernah pilih kasih, Ia adil dalam segala pekerjaan-Nya, Dia tidak mengambil keputusan dengan sebelah mata, dan Dia tidak mendengar cerita orang, tetapi betul-betul sesuai kehendak Allah.

Sebaliknya kepada setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tujuannya supaya ia semakin berkelimpahan.
Jadi, berusahalah untuk mempunyai dengan kata lain berusahalah untuk mendengar dan mengerti atau mendengar untuk melakukannya, supaya kepadanya diberi, supaya ia semakin berkelimpahan.
Kasih Tuhan semakin berkelimpahan kepada kita lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, kepercayaan Tuhan semakin berkelimpahan, dan itu sangat saya rasakan sampai hari ini.

Kalau mendengar tetapi tidak menjadi pelaku, apapun juga yang ada padanya akan diambil.
Pelaku firman adalah orang yang bekerja untuk Tuhan, orang yang mau melayani Tuhan, tidak malas dan tidak jahat.

Matius 13: 13
(13:13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.

Kalau Tuhan berbicara dalam bentuk perumpamaan itu karena Tuhan mengetahui hati mereka menebal. Mereka mendengar tetapi tidak sampai mengerti, mempunyai mata tetapi tidak melihat.

Matius 13: 17
(13:17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

Banyak nabi dan orang-orang benar ingin melihat apa yang ingin mereka lihat, tetapi mereka tidak dapat melihatnya, dan ingin mendengar tetapi mereka tidak dapat mendengarnya.

Sekali lagi saya sampaikan; bukan suatu kebetulan kita ada di tempat ini untuk menikmati pembukaan rahasia firman Tuhan, dan kita digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel itu juga bukan suatu kebetulan, supaya Tuhan mau membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus, masuk dalam pesta nikah Anak Domba, sasaran akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, itu yang ingin kita lihat, itu yang ingin kita capai.
Semua orang ingin mendapat, ingin melihat seperti apa Kerajaan Sorga, itu kerinduan kebanyakan orang. Tetapi kalau hati menebal, tidak akan bisa melihat, walaupun punya mata.
Siapa yang tidak menginginkan Kerajaan Sorga? Semua pasti ingin melihat Kerajaan Sorga, ingin melihat Tuhan, ingin masuk dalam pesta nikah Anak Domba, tetapi justru mendengar namun tidak mengerti, punya mata tetapi tidak melihat, inilah persoalannya.
Jadi, suatu kerugian bila mendengar namun tidak menjadi pelaku firman, sebab si jahat akan menguasai hati.

Matius 13: 11, 15
(13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
(13:15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.

Orang yang mendengar tetapi tidak sampai mengerti, punya mata tetapi tidak melihat, kerugiannya ada dua:
a.   Tuhan membiarkan hati mereka tidak berubah.
b.   Tuhan tidak menyembuhkan mereka yang sakit.

Kalau hati tidak berbalik dan tidak berubah, tidak mau bertobat, yang sakit tidak mengalami kesembuhan, maka sudah dapat dipastikan orang yang seperti ini akan binasa, berada di dalam lautan api, yaitu kematian yang kedua.

Jalan keluarnya.
Kejadian 40: 16
(40:16) Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia kepadanya: "Aku pun bermimpi juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan.

Juru roti menjunjung tiga bakul berisi penganan, arti rohaninya; menjunjung tinggi pembukaan rahasia firman Tuhan melebihi dari firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.

Syaratnya.
Kejadian 40: 19
(40:19) dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau, tinggi ke atas, dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu."

Memperhatikan, tiga bakul -> tiga hari.
Peristiwa tiga hari adalah peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Pada saat Yesus mati, hari ketiga Ia bangkit.
Jadi, syarat menjunjung tinggi pembukaan rahasia firman adalah pengalaman kematian bersama Yesus Kristus dan pengalaman kebangkitan bersama dengan Yesus Kristus.

Gambaran dari orang yang menjunjung tinggi pembukaan rahasia firman lewat pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Matius 13: 8
(13:8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

Tanah yang baik adalah tanah yang subur, sehingga pada saat benih itu ditaburkan, ia berbuah.
Berbanding terbalik dengan hati yang menebal, yang digambarkan dengan dua hal;
-     Tanah yang berbatu-batu gambaran dari keras hati. Tanahnya sedikit/tipis, sehingga benih yang ditaburkan tumbuh sebentar tetapi tidak berakar (di bawah tanah) = tidak mengalami kematian.
-  Tanah yang ditumbuhi semak duri, dia bertumbuh tetapi tidak berbuah = tidak mengalami kuasa kebangkitan.

Tanah yang baik adalah tanah yang subur. Saat benih itu ditaburkan, dia berbuah. Kalau ia berbuah, berarti bertumbuh dan berakar.
Berakar dan berbuah -> pengalaman kematian dan kebangkitan.
Berakar -> pengalaman kematian. Saat menghadapi ujian, mulut tidak bersuara.
Berbuah -> suasana kebangkitan. Ada buah-buah di tengah ibadah pelayanan kepada Tuhan, melayani dalam kesucian.

Kuasa tumbuh dan berbuah (kuasa kebangkitan), antara lain;
-     Berbuah seratus kali lipat.
Matius 19: 29
(19:29) Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.

Buah seratus kali lipat adalah hidup yang kekal, bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan yang kekal.

-     Berbuah enam puluh kali lipat.
= menerima hak kesulungan.
Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu Yakub lahir, dan Yakub memegang tumit Esau.
Berarti buah enam puluh kali lipat artinya menerima, memegang hak kesulungan, itulah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.

-     Berbuah tiga puluh kali lipat.
= babak baru dalam hidup yang baru.
Yesus melayani pada saat usia tiga puluh tahun, setelah Ia dibaptis.
Melayani adalah babak baru, dan baptisan air adalah hidup baru, jadi kesimpulannya; babak baru dalam hidup yang baru, itulah buah tiga puluh kali lipat.

Biarlah kiranya kita boleh senantiasa menjunjung tinggi firman Tuhan lewat pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, supaya kita berbuah-buah di dalam Dia.
Menjunjung tinggi lewat pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah gambaran dari tanah yang subur, tanah yang baik; saat benih Ilahi ditabur pasti tumbuh, ia berakar dan berbuah. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment