KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, January 14, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN 23 OKTOBER 2018




IBADAH DOA PENYEMBAHAN 23 OKTOBER 2018

KITAB KOLOSE
(Seri: 125)

Subtema: MENGUCAP SYUKUR DENGAN TANPA MEMPERCAKAPKAN KELEMAHAN ORANG LAIN.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, biarlah kiranya kebahagiaan sorga turun atas kita, rahmat dan kasih karunia-Nya menjadi bagian kita malam ini dan kehidupan kita dipulihkan, ibadah pelayanan kita dibawa sampai kepada doa penyembahan dan sebentar kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan seperti dua puluh empat tua-tua tersungkur di hadapan takhta dan mahkota dilemparkan di hadapan-Nya, berarti segala hormat kemuliaan hanya bagi Tuhan, tidak ada lagi kemegahan dalam diri sendiri, berarti tidak merasa diri hebat, dan lain sebagainya.
Biarlah kiranya ibadah kita memuncak sampai doa penyembahan sekaligus kesaksian kita menghapus air mata dan membuat orang merasa damai, tidak gelisah.
Tidak lupa juga saya menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, vide internet, Youtube maupun Facebook, di dalam maupun di luar negeri, dimana saja berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya.

Segera saja kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 2:16
(2:16) Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
Jangan sampai kita dianggap bersalah oleh orang lain hanya karena dua perkara;
1. Mengenai makanan dan minuman.
2. Mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat

Roma 14:1-2
(14:1) Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. (14:2) Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.

Disini ada dua pendapat tentang makanan;
-   Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan.
-   Yang seorang lagi berpendapat hanya boleh makan sayur-sayuran saja.

Roma 14:3
(14:3) Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
Jadi pendeknya; baik yang makan segala jenis makanan, baik yang berpendapat hanya makan sayur saja jangan saling mempersalahkan satu dengan yang lain, jangan saling menghakimi satu dengan yang lain.
Saudaraku orang yang suka mempersalahkan orang lain, suka menghakimi orang lain, adalah orang yang merasa dirinya lebih benar, lebih suci. Kalau seandainya perasaan itu tidak ada maka orang itu tidak mungkin berani mempersalahkan atau menghakimi orang lain.
Sadar atau tidak sadar seringkali kita melihat kesalahan orang lain, tiba-tiba tanpa sadar mulut ini cepat sekali menghakimi, itu tanda bahwa dia merasa diri lebih baik, lebih benar, dan lebih suci. Tapi tidakkah saudara sadar ketika seseorang merasa diri lebih baik lebih benar lebih suci sebenarnya kesalahannya jauh lebih banyak.

Roma 14:4
(14:4) Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
Perlu untuk diketahui; bagaimanapun keadaan seseorang Tuhanlah yang berurusan dengan dia.
Pendeknya; kita tidak berhak menghakimi, tidak berhak mempersalahkan orang lain apalagi dalam hal makanan.

Roma 14:5
(14:5) Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
Kemudian pada ayat 5 ini ada dua kelompok dengan pendapat masing-masing;
-   Ada kelompok yang menganggap hari yang satu lebih penting dari hari yang lain, maksudnya ada satu hari tertentu dianggap penting.
-   Ada kelompok lain yang menganggap semua hari sama saja.

Roma 14:6
(14:6) Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.
Saudaraku kelompok yang berpegang pada satu hari tertentu biarlah dia melakukannya untuk Tuhan, kemudian siapa yang makan dan siapa yang tidak makan biarlah ia juga melakukannya untuk Tuhan.
Jadi apa saja yang kita kerjakan baik itu tentang hari, baik itu tentang makanan dan minuman, biarlah itu semua kita lakukan untuk Tuhan sebagai tanda ucapan syukur kita kepada Tuhan.
Jadi kalau semua perkara itu kita lakukan untuk Tuhan, itu tanda ucapan syukur kita kepada Tuhan.

Roma 14:10, 12
(14:10) Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. (14:12) Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Saudaraku setiap orang tidak perlu saling mempersalahkan, tidak perlu saling menghakimi, tidak perlu saling mempercakapkan kelemahan sesamanya, karena masing-masing orang akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Kolose 2:17
(2:17) semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Sesungguhnya, kedua hal di atas yaitu soal makanan/minuman dan mengenai hari raya dan bulan baru serta hari Sabat hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, bayangan dari keselamatan.
Jadi apapun aturan-aturan yang kita kerjakan di tengah ibadah selama kita beribadah di muka bumi itu hanyalah bayangan saja, bayangan dari keselamatan yang akan datang. Jadi jangan terlalu berpegang pada aturan yang dibuat oleh manusia.

Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Jadi hukum Taurat hanya BAYANGAN SAJA DARI KESELAMATAN yang akan datang BUKAN HAKIKAT DARI KESELAMATAN itu sendiri.
Kemudian ada juga orang berpendapat bahwa ada satu hari tertentu dianggap penting tapi ada juga kelompok berpendapat bahwa semua hari sama saja, itu boleh boleh saja, asal semua itu dilakukan untuk Tuhan sebagai tanda ucapan syukur.
Aturan itu hanyalah bayangan dari keselamatan yang akan datang bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri. Supaya kita menjalankan ibadah ini bukan menurut Taurat.

Ibrani 7:19
(7:19) -- sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan -- tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.
Perhatikan bagian a; “sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan.”
Ibadah yang dijalankan menurut Taurat atau ibadah yang dijalankan secara lahiriah sama sekali tidak membawa kesempurnaan, walaupun semua aturan-aturan yang dibuat manusia itu diikuti, sama sekali tidak membawa kesempurnaan.

Ibrani 7:11
(7:11) Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan -- sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat -- apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
Saudaraku imamat Lewi melayani menurut hukum Taurat tetapi imamat seperti ini tidak mencapai kesempurnaan, sebab apa yang mereka kerjakan hanyalah bayangan dari keselamatan itu sendiri.
Perintah dan ketentuan dari hukum Taurat yang dikerjakan oleh imamat Lewi itu hanyalah bayangan dari keselamatan itu sendiri, jadi sekalipun mereka disiplin melakukan itu hanyalah bayangan, tidak mencapai kesempurnaan.

Lebih jauh kita lihat ...
Ibrani 10:1-4
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

Jadi setiap tahun imamat lewi masuk ke ruangan maha suci untuk mengadakan pendamaian terhadap dosa umatnya dengan membawa darah lembu jantan dan darah domba jantan.
Kemudian pada ayat 3 dikatakan; “justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.” Seseorang akan terpancing untuk melakukan dosa (berulang-ulang melakukan dosa).
Dengan berulang-ulang membawa korban persembahan untuk memperdamaikan dosa, justru memancing orang lain untuk berulang-ulang melakukan dosa, karena berharap kepada persembahan yang berulang-ulang itu. Jadi ibadah Taurat bukan menyempurnakan justru memancing, merangsang untuk berbuat dosa (mengulangi dosa).

Jadi jelas bahwa ibadah Taurat (perintah manusia) hanya bayangan dari keselamatan bukan hakikat dari keselamatan, sebab sekalipun imamat lewi berualang-ulang mempersembahkan korban tidak akan menyempurnakan justru sebaliknya merangsang dosa. Berulang-ulang mempersembahkan korban pendamaian mengingatkan orang lagi untuk mengulangi dosa, jadi tidak menyempurnakan.
Padahal tadi kita sudah liat dalam Kolose mereka sibuk dengan aturan-aturan soal makanan, aturan-aturan soal minuman serta ada sekelompok bependapat bahwa ada satu hari tertentu dianggap penting, tetapi ada kelompok lain yang menganggap bahwa semua hari sama aja, mereka sibuk dengan aturan seperti itu padahal itu hanyalah bayangan saja, bukan hakikat dari keselamatan itu. Ibadah Taurat sekalipun dijalankan dengan hikmat, hanyalah bayangan saja, tidak menyempurnakan, justru merangsang dosa, karena mereka berpengharapan pada korban persembahan itu.

Kita baca kembali ....
Ibrani 10:1
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Perhatikan bagian b; “Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.”

Sebab itu kita langsung saja beralih memperhatikan Kolose 2:17b.
Kolose 2:17b
(2:17) semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Jadi hukum Taurat itu bayangan dari keselamatan, wujud keselamatan itu adalah Kristus Yesus Tuhan kita.
Jadi bukan aturan-aturan yang ada tadi, sedisiplin apapun orang melakukan aturan itu (hukum Taurat) tidak akan menyempurnakan.

Ibrani 3:1-6
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. (3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. (3:5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, (3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Jadi Kristus adalah kepala tubuh Dialah penyelamat tubuh.
Memang Musa setia di dalam rumah Tuhan, tetapi saudaraku disini dijelaskan Kristus Dialah kepala yang menyelamatkan tubuh, Dia sebagai Anak Dia setia untuk mengepalai rumah-Nya, itulah kehidupan kita sekaliannya.
Memang Musa membangun Tabernakel sesuai dengan contoh yang dia dapat di gunung Sinai, tetapi yang menyelamatkan adalah Kristus Yesus Tuhan kita, Dialah kepala gereja, Dialah yang menyelamatkan tubuh, sebagai Anak Yesus setia mengepalai rumah-Nya.

Sekarang ...
Ibrani 10:9-10
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. (10:10) Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

Yang pertama dihapuskan supaya menegakkan yang kedua.
Yang pertama -> Hukum Taurat dengan segala ketentuan-ketentuannya.
Yang kedua -> Salib Kristus.
Yesus mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib untuk menghapus dosa dunia cukup satu kali tidak berkali-kali untuk menyempurnakan umat-Nya.
Yang pertama dihapuskan itulah perintah dan ketentuan dari hukum Taurat, yang kedua ditegakkan itulah pribadi Yesus yang telah dipersembahkan di atas kayu salib cukup satu kali untuk selamanya untuk menghapus dosa manusia.
Jadi intinya saudaraku ketika yang kedua ditegakkan hidup di dalam kasih karunia, kita tidak perlu lagi menghakimi, mempersalahkan, mempercakapkan kekurangan dan kelemahan-kelemahan orang lain, karena yang kedua telah ditegakkan, hidup dalam kasih karunia, kemurahan. Amin.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang







No comments:

Post a Comment