KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, January 13, 2019

IBADAH RAYA MINGGU, 21 OKTOBER 2018



IBADAH RAYA MINGGU, 21 OKTOBER 2018
 
KITAB WAHYU
(Seri: 74)

Subtema: “GULUNGAN KITAB YANG TERBUKA”

Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera dan bahagia sorga turun di tengah ibadah dan perhimpunan Ibadah Raya Minggu ini dan kiranya Tuhan menyatakan kemurahan-Nya lewat pembukaan rahasia firman bagi kita, sehingga kehidupan kita, ibadah pelayanan, nikah dan rumah tangga kita dipulihkan oleh Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, Youtube maupun Facebook, di dalam maupun di luar negeri, dimanapun anda berada kiranya Tuhan memberkati, melawat setiap kehidupan kita besar kecil, tua, muda, laki-laki, perempuan.

Segera kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 10:1-3.
Wahyu 10:1-3
(10:1) Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api. (10:2) Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi, (10:3) dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.

Ada tujuh perkara hasil dari tujuh kali percikan darah yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus;
1. Berselubungkan awan.
2. Pelangi ada di atas kepala.
3. Mukanya sama seperti matahari.
4. Kakinya bagaikan tiang api.
5. Ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka.
6. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
7. Ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.

Pada minggu yang lalu kita telah memperhatikan perkara yang kelima, namun pada saat sore hari ini Tuhan juga masih menyatakan kemurahan-Nya bagi kita tentang perkara yang kelima; IA MEMEGANG SEBUAH GULUNGAN KITAB KECIL YANG TERBUKA.
Ini berbicara tentang pembukaan rahasia firman Tuhan. Biarlah kiranya kita senantiasa berdoa memohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan senantiasa membukakan rahasia firman-Nya dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita.

Ibrani 1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Perhatikan kalimat terkhusus kalimat pada ayat yang ketiga; “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” Kalimat ini adalah cerminan dari pembukaan rahasia firman.
Sebab jikalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan maka segala rahasia yang terkandung di dalam hati akan tersingkap, dengan demikian dosa dibongkar dengan tuntas, kalau dosa dibongkar dengan tuntas maka kehidupan kita ini tampil apa adanya, luar dan dalam sama. Inilah yang disebut cahaya kemuliaan Allah.

Selanjutnya kuasa dari pembukaan rahasia firman Tuhan ada tiga;
Yang pertama: FIRMAN ITU MENJADIKAN ALAM SEMESTA persamaannya YANG TIDAK ADA MENJADI ADA.
Sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, segala yang tidak mungkin bagi manusia lenyap.
Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
Kuasa firman Allah;
a. Menghidupkan orang yang mati.
Saudaraku dahulu kita sudah mati oleh karena pelanggaran-pelanggaran kita sebab upah dosa adalah maut, tetapi sekarang kita dihidupkan kembali karena Dia adalah cahaya kemuliaan Allah.
b. Firman itu mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Sebagai pembuktian ...
Roma 4:18
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap namun Abraham tetap berharap dan percaya terhadap apa yang telah difirmankan oleh Allah bahwa ia akan menjadi bapa bagi banyak bangsa, tidak ada dasar untuk berharap namun dia tetap berharap dia tetap percaya kepada janji firman Allah.

Roma 4:19
(4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Kemudian pada ayat 19 ini sesuatu yang luar biasa terjadi, sebab iman Abraham tidak menjadi lemah sekalipun dia mengetahui dua perkara yang menyebabkan seseorang menjadi lemah imannya, antara lain;
1. Umurnya sudah 100 tahun, berarti sudah tua dan lemah sawat.
2. Rahim Sara sudah tertutup atau sudah mandul, dalam istilah perempuan menopouse.
Sesungguhnya dua perkara ini bisa memicu untuk melemahkan iman seseorang untuk tidak berharap dan percaya kepada firman Tuhan, namun sekalipun ia mengetahui dua pemicu yang bisa menyebabkan iman seseorang menjadi lemah namun imannya tidak menjadi lemah.
Kita belajar dengan apa yang dialami oleh Abraham supaya jangan segera kita putus asa dan kecewa, apabila suatu perkara mungkin terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita masing-masing jangan lekas putus asa, iman itu jangan menjadi lemah, kalaupun sesuatu hal terjadi tidak sesuai dengan keinginan hati.

Roma 4:20
(4:20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,

Terhadap janji firman Allah Abraham tidak bimbang karena ketidakpercayaan (dia tidak bimbang oleh karena dua perkara di atas tadi) melainkan imannya justru semakin diperkuat oleh janji firman Allah dan dia terus memuliakan Allah, tidak berhenti di tengah jalan, dia tidak menjadi orang yang cengeng, putus asa dan kecewa.

Sekarang perhatikan ayat 21 dan ayat 22 ...
Roma 4:21-22
(4:21) dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. (4:22) Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

Oleh karena iman Abraham hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran, itu kebenaran yang nyata.
Tindakan Abraham ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Banyak anak Tuhan telah mengerti kebenaran bahkan telah mengenal tentang kasih karunia, tetapi kadang mengabaikannya.
Tapi dalam hal ini kita memperhatikan kepada Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran.

Roma 4:23-25
(4:23) Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, (4:24) tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, (4:25) yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.

Kebenaran karena iman tidak diperhitungkan hanya bagi Abraham saja tetapi itu juga dapat berlaku bagi kita bangsa kafir sampai saat ini, janji firman itu juga masih berlaku kepada bangsa kafir, bagi mereka yang hidup yang dibenarkan karena iman.
Sekarang kita bersyukur Yesus telah mati untuk dosa, kemudian bangkit untuk membenarkan kehidupan kita masing-masing.

Sekarang kita akan kembali memperhatikan tentang kemustahilan itu di dalam Injil Lukas 1:31, 34-36
Lukas 1:31, 34-36
(1:31) Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (1:34) Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (1:35) Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (1:36) Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

Maria tanpa suami akan melahirkan seorang anak laki-laki kemudian Elisabet yang sudah tua dan yang disebut mandul sedang mengandung enam bulan, ini sesuatu yang mustahil bagi manusia, sesuatu yang mustahil terjadi menimpa kepada Maria dan Elisabet sanaknya, apa yang tidak mungkin bagi manusia segalanya mungkin bagi Tuhan.
Langit dan bumi serta segala isinya dijadikan oleh firman, yang tidak ada menjadi ada, yang tidak mungkin bagi manusia segalanya mungkin bagi Allah, janji ini bukan hanya berlaku bagi Maria dan sanaknya Elisabet tetapi bagi kita juga bangsa kafir yang disebut keturunan Abraham yang dibenarkan oleh karena iman.

Lukas 1:37
(1:37) Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Itu berlaku bagi mereka yang hidup menurut kebenaran iman Abraham, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, supaya jangan kebenaran itu bergantung kepada manusia dan kekuatannya, jangan bergantung kepada harta, kekayaan, kedudukan, jabatan termasuk pekerjaan.
Kebenaran iman itu bukan hanya diperhitungkan bagi Abraham tetapi bagi kita juga, Tuhan itu adil tidak mengecualikan satu dengan yang lain.

Lukas 1:38
(1:38) Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Selanjutnya Maria berkata; “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Perkataan ini menunjukkan bahwa Maria adalah hamba Tuhan.
Siapa hamba Tuhan??
-   Orang yang melayani pekerjaan Tuhan.
-   Orang yang melakukan firman Tuhan.
Itu sebabnya janji itu bukan hanya berlaku bagi Abraham tetapi kepada hamba Tuhan.

Kita kembali membaca ...
Ibrani 1:2
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.

Tadi kuasa firman yang pertama, Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Yang kedua: MENOPANG SEGALA YANG ADA DENGAN FIRMAN-NYA.
Saudaraku ibadah sore ini berjalan karena ditopang oleh firman, ibadah tanpa firman itu tidak benar.

Saya mempunyai alasan dengan hal itu, di dalam Injil Matius 7 ...
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu sebab mereka menyamar seperti domba tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas (binatang yang buas), itu sebabnya ada tanda peringatan waspadalah.
Pendeknya; nabi-nabi palsu disebut juga serigala berbulu domba.

Matius 7:20
(7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Untuk mengenal serigala dan untuk mengenal domba itu dilihat dari buah pelayanannya, jangan dilihat dari perkara lahiriah, jangan dilihat dari hal-hal yang lahiriah, kemegahan, kemewahan yang hebat-hebat, jangan, tetapi lihat dari buah pelayanannya.

Mari kita lihat BUAH PELAYANAN DARI SERIGALA ...
Matius 7:21-22
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. (7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Buah pelayanan dari serigala yaitu mengadakan tiga perkara ajaib dan semua itu mereka lakukan demi nama Tuhan;
1. Bernubuat demi nama Tuhan.
2. Mengusir setan demi nama Tuhan.
3. Mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Tiga perkara ini semuanya mereka lakukan demi nama Tuhan, ini buah dari pelayanan serigala.

Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Tadi kita sudah lihat pada ayat sebelumnya mereka melakukan tiga perkara ajaib dan mereka lakukan semua demi nama Tuhan, tetapi pada ayat berikutnya justru Allah berkata; Aku tidak pernah mengenal kamu!
Bernubuat, mengusir setan, mengadakan banyak mujizat, tiga perkara mereka lakukan demi nama Tuhan bukan demi namanya bukan demi kepentingan, tapi justru Tuhan berkata; Aku tidak pernah mengenal kamu! Pernyataan ini seperti petir di siang bolong menyambar serigala berbulu domba.
Mengapa Allah mengatakan demikian? Karena nabi-nabi palsu adalah pembuat kejahatan.

Pertanyaannya; dimana letak kejahatan mereka??
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Kalau ibadah tanpa ditopang firman itu pembuat kejahatan, jadi jangan sesekali hamba Tuhan mengadakan (menyelenggarakan) ibadah tanpa ditopang firman, itu pembuat kejahatan, Tuhan tidak mengenalnya.
Maka bukan setiap orang yang berseru kepada-Nya: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, bukan dilihat dari aktivitas.
Kalau ibadah tanpa ditopang firman ibadah itu tidak berkenan, itu hamba Tuhan pembuat kejahatan dan Tuhan tidak mengenal, segera saja Tuhan berkata; enyah saja dari pada-Ku.
Tuhan muak hari-hari hanya mujizat di tengah ibadah yang diselenggarakan tanpa ditopang firman, Tuhan muak lihat ibadah semacam itu. Maka sebaliknya kita yang sudah mendapat pembukaan rahasia firman, cahaya kemuliaan Allah yang disampaikan dengan baik terima dengan rendah hati, dengan tulus hati, dengan sukacita.

Tadi kita sudah melihat buah pelayanan serigala, sekarang kita BANDINGKAN DENGAN DOMBA.
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Melakukan kehendak Allah Bapa yang di sorga, itulah buah dari pelayanan domba-domba.

Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Perhatikan kalimat; "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" Artinya; Yesus harus menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib.
Pendeknya; Yesus Anak Domba Allah yang disembelih, itu aktivitas domba menjadi domba sembelihan.
Menjadi domba sembelihan -> orang yang menyangkal diri dan memikul salibnya di tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
-   Menyangkal diri berarti tidak bermegah atas kelebihan-kelebihan yang dimiliki.
-   Memikul salib berarti memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan.
Masing-masing orang pasti dipercayakan sebuah tanggung jawab baik kepada seorang isteri untuk segera hormat kepada suaminya sebagai seorang kepala, baik seorang suami mengasihi isterinya seperti diri sendiri, baik sebagai seorang anak hormat kepada orang tuanya, sebagai seorang hamba tunduk kepada tuannya, sebagai seorang tuan adil kepada hamba-hambanya tidak bedakan satu dengan yang lain. Hamba Tuhan juga tidak boleh memandang orang kaya tetapi kepada orang miskin dipandang sebelah mata itu tidak baik, tidak benar.
Jadi masing-masing orang pasti dipercayakan sebuah tanggung jawab dan kita harus memberi pertanggungan jawab kepada Tuhan, sehingga kita menjalankan ibadah ini tidak boleh akal-akal, terlihat baik tetapi sebetulnya tidak baik hatinya penuh dengan kejahatan, di tengah ibadah seperti malaikat di belakang kembali kepada habitat lama, itu akal-akalan. Sebab itu saya katakan setiap orang memberi pertanggungan jawab kepada Tuhan.
Itulah yang dimaksud sangkal diri dan memikul salibnya.

Mazmur 51:19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Menjadi domba sembelihan menyangkal diri dan memikul salib, yang dirasakannya jiwa hancur hati patah dan remuk tetapi tidak dipandang hina, berarti kehidupan yang seperti ini berharga dan mulia.
Bagi manusia duniawi mungkin tidak berharga tetapi bagi Tuhan berharga dan mulia, tidak usah malu untuk merendahkan diri dalam memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan dipandang mulia tidak dipandang hina, orang yang tidak mengerti firman malu memikul salib di tengah ibadah pelayanan, malu merendahkan diri di tengah ibadah. Setelah kita mengerti kebenaran biarlah kebenaran itu nyata dalam kehidupan kita.

Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

Pada saat Yesus menjadi domba sembelihan Ia berkata; “jadilah kehendak-Mu!"
Pendeknya; Yesus telah melakukan kehendak Allah Bapa. Dengan menyangkal diri dan memikul salib masing-masing kita telah melakukan kehendak Allah Bapa.
Ciri-ciri domba sembelihan; diawali dengan berkata “Ya Bapa-Ku.” Artinya; sebagai Anak Yesus taat, setia dan dengar-dengaran kepada Bapa.
Dasar kita menjalankan ibadah dan melayani di tengah-tengah ibadah ini adalah dengar-dengaran, sebab kalau tidak dengar-dengaran seringkali nanti terjadi kesalahan, karena orang yang tidak dengar-dengaran suka mendahului kehendak Tuhan. Kalau seseorang suka mendahului kehendak Tuhan disitu terjadi kesalahan, yang Tuhan mau taat setia dengar-dengaran.
Kalau seseorang tidak taat setia dengar-dengaran sebesar apapun pengorbanannya di tengah ibadah nol bagi Tuhan, tidak berarti, tidak bernilai, buat pengorbananmu berarti bagi Tuhan dengan taat, setia dan dengar-dengaran.

Ibrani 5:7-8
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

Sekalipun Dia adalah Anak Allah tetapi Ia telah belajar menjadi taat, setia, dengar-dengaran dari apa yang telah diderita-Nya, Ia tidak menolak, Ia tidak memberontak kepada Bapa, Ia tidak lari dari kenyataan.
Seringkali kita hanya mengambil yang enaknya saja dalam melayani Tuhan saat yang tidak enaknya dilupakan itu bukan taat setia dengar-dengaran, yang enak dikerjakan, yang tidak/enak susah bagi daging dia lupakan, itu belum taat setia dengar-dengaran.
Yang benar adalah sekalipun Dia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat, setia, dengar-dengaran dari apa yang telah diderita-Nya tidak lari dari kenyataan.
Ayo belajar untuk menjadi taat dari apa yang diderita, jangan lari dari kenyataan, Yesus memang Anak tetapi Dia harus menjadi domba sembelihan karena Dia taat dari apa yang diderita-Nya, tidak lari dari kenyataan. Inilah buah dari pekerjaan Anak Domba.

Ibrani 5:7
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Ayat 7 ini melukiskan sengsara derita yang begitu hebat yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus, namun Ia tetap menjadi kehidupan yang saleh, tidak berubah menjadi pemberontak saat sangkal diri dan pikul salib, Ia tetap saleh sehingga doa dan permohonan-Nya didengar oleh Bapa.
Kalau menaikkan doa dan permohonan tetapi memalingkan telinga dari firman doanya menjadi kekejian, menaikkan doa tetapi firman ditolak itu doa kekejian, Amsal berkata.
Lalu kenapa doa permohonan-Nya didengar? Karena Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang diderita, Dia lakukan firman Allah, Dia lakukan kehendak Allah Bapa sehingga doa di dengar. Jadi jangan salah mengerti soal doa, kita harus mengerti doa yang dijawab dan doa yang tidak dijawab.
Jangan bertele-tele dalam berdoa, orang yang bertele-tele dalam berdoa sama seperti orang yang mengerjakan pekerjaan Tuhan tidak selesai-selesai, seharusnya skripsi sudah selesai tetapi terlalu bertele-tele melakukan firman, roh najis itu menghambat pembangunan tubuh, roh najis itu menghambat untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan, apa saja terhambat. Jadi jangan bertele-tele tidak ada artinya doa bertele-tele yang terpenting menjadi domba sembelihan.
Doa didengar karena kesalehan bukan doa didengar karena bertele-tele, menolak firman tetapi menaikkan doa itu kekejian bagi Tuhan.
Kita belajar dari firman sebab Tuhan mengasihi kita, Tuhan tidak mau mencelakai kita, Tuhan mau membuat supaya keadaan kita baik, belajar taat setia dan dengar-dengaran saja.

Tadi kuasa pembukaan rahasia firman yang kedua menopang segala yang ada termasuk kita menyelenggarakan ibadah sore ini itu karena ditopang oleh firman Tuhan, kemudian kita menjadi hidup benar hidup suci juga ditopang oleh firman, sampai kepada ibadah yang benar yang memuncak sampai doa penyembahan itu juga ditopang oleh firman Tuhan, segala sesuatu ditopang oleh firman Allah. Jadi bukan mujizat.

Kuasa dari pembukaan rahasia firman yang ketiga ...
Yang ketiga: BERKUASA UNTUK MENGADAKAN PENYUCIAN TERHADAP DOSA.
Efesus 5:26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Disucikan oleh air dan firman berarti limpah dengan firman tidak cukup dengan dua tiga ayat firman lalu ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat-filsafat. Jadi saudaraku firman pengajaran yang rahasianya dibukakan memang berkuasa mengadakan penyucian terhadap dosa.

Kita lihat dahulu FIRMAN YANG LIMPAH ...
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba -> air dan firman yang limpah.
Kuasanya: Jernih seperti kristal.
Kristal artinya; transparan luar dan dalam sama, tampil apa adanya -> orang yang jujur, sedangkan orang yang jujur dipimpin oleh ketulusan hatinya.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman atau limpah dengan firman berkuasa menyingkapkan segala rahasia yang terkandung di dalam hati, dosa dibongkar dengan tuntas itu yang disebut jernih seperti kristal.
a.     Jernih itu air tanpa campuran berarti murni disitu kita bisa bercermin, disitu kita bisa melihat kelakuan kita, tabiat kita, kelebihan dan kekurangan.
Kalau firman dicampur-campur seperti air yang tidak tenang, tidak jernih, tidak murni, kotor, tidak bisa kita bercermin pada air yang tidak jernih. Pada air yang jernih kita bisa bercermin disitu kita bisa melihat kelakuan-kelakuan kita, kelebihan dan kekurangan saat firman disampaikan disitu kita menyadari, disitu kita bisa melihat kondisi kita seperti apa.
b.     Seperti kristal, artinya; transparan, luar dan dalam sama, berarti tampil apa adanya, tidak dibuat-buat -> orang yang jujur. Sedangkan orang yang jujur dipimpin ketulusan hati, tulus melakukan segala perkara.
Itulah kuasa air yang limpah jernih dan kristal.

Kita lihat tentang kristal ...
Wahyu 21:9-10
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Pengantin perempuan, mempelai Anak Domba bercahaya kemuliaan Allah berarti transparan atau tampil apa adanya jernih seperti kristal, bagaikan permata yaspis, permata yang paling indah dan berharga.

Yang mau berharga dimata Tuhan jangan bersandiwara lagi, tampil apa adanya, transparan, jangan dibuat-buat.
Pengantin perempuan mempelai Anak Domba bercahaya kemuliaan Tuhan tampil apa adanya, itulah permata yaspis jernih seperti kristal, permata yang paling berharga, jadilah permata hati Tuhan berharga di mata Tuhan, kehidupan yang jujur yang senantiasa dipimpin oleh ketulusan hatinya berkobar-kobar melayani Tuhan, berharga dimata Tuhan, itulah permata hati Tuhan.
Hati kecil tidak sebanding dengan postur tubuh manusia, tetapi di dalam hati kecil ada kehidupan kita sehingga berharga di mata Tuhan (di hati Tuhan) itulah permata hati Tuhan.

Efesus 5:27
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Tujuan dari penyucian air dan firman yang limpah ialah Tuhan menempatkan sidang jemaat di hadapan-Nya dengan cemerlang. Cemerlang berarti tanpa cacat tanpa kerut atau yang serupa itu.
Pendeknya; jemaat kudus tidak bercela, inilah yang disebut cahaya kemuliaan Allah.

Sekarang Wahyu 10 ini berbicara tentang kitab yang terbuka, ini kemurahan bagi kita kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah itu kemurahan yang besar bagi kita. Ini pekerjaan dari seorang malaikat lain yang kuat, yang gagah, ketika Dia memegang sebuah kitab gulungan kitab yang kecil Dia itu adalah sosok atau dengan penampilan yang kuat dan yang gagah.
Sekalipun seseorang memiliki tulang besi dan otot kawat kalau dia tidak memiliki pembukaan rahasia firman Tuhan tidak ada apa-apanya sebesar apapun badannya, sekalipun dia melatih badani sampai terjadi pemupukan terhadap badani berotot, kalau dia tidak mempunyai pembukaan rahasia firman Tuhan tidak kuat, tidak gagah, tidak ada artinya.
Kita butuh pembukaan rahasia firman Tuhan itu yang akan nanti menjadikan yang tidak ada menjadi ada, menopang segala yang ada, kemudian mengadakan penyucian terhadap dosa berarti kuat dan gagah, kita butuh malaikat yang semacam ini. Tidak ada artinya gagah lahiriahnya tapi tidak punya pembukaan rahasia firman, kita butuh malaikat yang kuat yang gagah yang punya pembukaan rahasia firman Tuhan, maka jangan anggap enteng lagi dengan kemurahan Tuhan yang sudah limpah di tengah ibadah dan pelayanan ini, sore ini kita minta ampun sejadi-jadinya.
Apa jadinya kita kalau tidak menikmati firman malaikat yang gagah yang kuat turun dari sorga, mulai malam ini sadarlah sesadar-sadarnya betapa telah banyaknya kekeliruan selama ini, kurang hormat kepada pengajaran salib, kurang mengargai kemurahan Tuhan.

Sedangkan Wahyu 5:1-4 itu berbicara tentang gulungan kitab dengan ketujuh meterainya disebut juga dengan kitab yang tertutup.
Sekarang sejenak kita membaca ...
Wahyu 5:4
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.

Rasul Yohanes menangis karena tidak ada yang dapat membuka gulungan kitab dan ketujuh meterainya.
Kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan tangisan diserai kesedihan yang mendalam akan dialami oleh gereja Tuhan. Alasannya kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan; yang jahat tetap jahat, yang najis tetap najis, yang susah tetap susah, yang sakit tetap sakit, memicu air mata disertai dengan kesedihan yang mendalam.
Lihat ketika masalah terjadi namun tidak ada solusi air mata tidak terbendung, kesedihan tidak dapat dibendung oleh gereja Tuhan, itulah kitab yang tertutup tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan menimbulkan air mata, sebab masalah dan pergumulan tidak selesai.
Sebab itu sekali lagi saya tandaskan bersyukur senantiasa kepada Tuhan lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, menghapus air mata, Tuhan jadikan segala sesuatu baru yang lama berlalu.

2 Korintus 3:14-15
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. (3:15) Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Kalau rahasia firman tidak tersingkap maka segala yang terselubung tidak tersingkap, dosa-dosa belum dibongkar dengan tuntas.
Akibatnya ada dua;
1.     Pikiran mereka menjadi tumpul, artinya; tidak sanggup memikirkan apa yang baik, yang benar, yang suci dan yang mulia bagi Tuhan.
Masih banyak diantara kita yang pikirannya tumpul tidak sanggup memikirkan apa yang baik untuk Tuhan di tengah ibadah pelayanan ini, apa yang benar, apa yang suci, apa yang mulia, dia tidak sanggup kerjakan dihadapan Tuhan. Itu pikiran tumpul dia tidak sanggup memikirkan hal-hal itu semua karena sudah tumpul.
2.     Sampai akhirnya binasa, sesuai dengan 2 Korintus 3:3-4.
2 Korintus 3:3-4
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
(3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus.

Sampai akhirnya binasa. Jangan kita binasa atau mati konyol, mati diluar Tuhan karena selubung itu masih terus menyelubungi hati mereka.

Daniel 12:9
(12:9) Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.
Firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.
Wahyu 5 gulungan kitab dan ketujuh meterainya atau yang disebut firman yang tertutup, tetapi pada Wahyu 10 kitab yang terbuka, berarti terjadi pembukaan rahasia firman. Ini sudah menjadi tanda dan bukti bahwa gereja Tuhan sudah berada dalam zaman akhir ini, jadi jangan bermain-main lagi.

Wahyu 12:10
(12:10) Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.

Jadi ayat 10 ini; banyak orang akan disucikan, dimurnikan dan diuji lewat pembukaan rahasia firman.
Jadi dengan terjadinya pembukaan rahasia firman Tuhan adalah sebuah bukti adalah sebuah tanda bahwa gereja Tuhan sudah ada di dalam zaman akhir, dipenghujung zaman ini.
Dulu rahasia tersembunyi sekarang sudah disingkapkan, sudah terbuka berarti gereja Tuhan sudah berada dalam zaman akhir, di penghujung dunia ini, supaya kita tidak bermain-main lagi.

Saudaraku Wahyu 10:1; malaikat lain yang kuat -> Tuhan Yesus Kristus, Dia sanggup membuka gulungan kitab dengan demikian banyak orang akan disucikan dimurnikan dan diuji, itulah keadaan gereja di akhir zaman ini.

Wahyu 5:7-9
(5:7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. (5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

Lewat pembukaan rahasia firman ini ibadah kita digiring sampai memuncak itulah doa penyembahan.
Sehingga baik empat makhluk maupun dua puluih empat tua-tua (empat zat dan dua puluh empat tua-tua) tersungkur di hadapan takhta Anak Domba, penghuni sorga tersungkur di hadapan takhta Anak Domba. Inilah puncak rohani atau puncak ibadah dari gereja Tuhan berada dalam doa penyembahan seperti dua puluh empat tua-tua dan empat zat atau empat makhluk tersungkur.
Kerinduan Tuhan adalah untuk membawa gereja Tuhan sampai berada pada posisi doa penyembahan, sampai tersungkur di hadapan takhta Anak Domba.

Wahyu 4:10-11
(4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: (4:11) "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

Ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan berarti segala kemuliaan, segala kemegahan hanya bagi Dia yang duduk di hadapan takhta itu, itu yang dimaksud ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan. Seperti dua puluh empat tua-tua mereka melemparkan mahkota mereka ke hadapan takhta itu, artinya; segala kemegahan segala hormat segala kemuliaan hanya bagi Dia itulah ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, tidak lagi semarak, tidak ada lagi kemegahan, semarak itu hanya bagi Dia saja, itulah ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan.
Biarlah ibadah kita nyata dibawa sampai kepada doa penyembahan, jangan sampai ibadah kita jalan di tempat dari minggu ke minggu, bulan ke bulan tidak ada perubahan, tahun ke tahun tidak ada perubahan, tetapi saya berdoa kepada Tuhan kiranya Tuhan mendengar doa kita ibadah kita dibawa memuncak sampai kepada doa penyembahan, segala hormat kemuliaan hanya bagi Dia.

Wahyu 5:5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

Kehidupan atau ibadah yang sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan bisa menceritakan apa yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus tidak perlu khawatir lagi, kesaksian hidup kita menghapus air mata menjadikan segala sesuatu baru, itu kesaksian dari dua puluh empat tua-tua.
Jangan buat disekitarmu gelisah tetapi biarlah kesaksian kita menghapus air mata dan menjadikan segala sesuatu baru, kenapa? Karena dua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk ibadah mereka sudah memuncak sampai kepada doa penyembahan, kemuliaan hormat hanya bagi Dia.
Kesaksiannya juga menghapus air mata (masalah selesai) menjadikan segala sesuatu baru, ayo miliki kesaksian seperti ini hapus air mata orang lain, jadikan segala sesuatu baru, jangan membuat orang disekitar mu gelisah.
Inilah praktek kalau ibadah sudah memuncak kepada doa penyembahan, mampu meyakinkan, menghapus air mata. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment