KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 22, 2019

IBADAH RAYA MINGGU, 28 OKTOBER 2018



IBADAH RAYA MINGGU, 28 OKTOBER 2018

KITAB WAHYU
(Seri:75)

Subtema: “KAKI KANAN DI ATAS LAUT DAN KAKI KIRI DI ATAS BUMI”

Shalom saudaraku.
Selamat sore, salam sejahtera, salam bahagia di dalam Kristus Tuhan kita sebagai kepala gereja yang sudah memimpin seluruh kehidupan kita sampai pada sore hari ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti live streaming atau video internet, Youtube, Facebook di dalam maupun di luar negeri, dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya. Dengan segala kerendahan hati kita memohon kepada Tuhan lewat doa supaya kiranya Tuhan membukakan rahasia firman-Nya, memulihkan setiap kehidupan kita, sehinga kita punya kekuatan, punya kuasa untuk mengatasi segala persoalan teramat lebih pada saat aniaya antikris dengan segala kebenciannya juga nabi-nabi palsu dengan kelicikan mereka, kita boleh atasi oleh kuasa rahasia firman Allah yang akan kita terima.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Mingu dari Wahyu 10:1-3.
Wahyu 10:1-3
(10:1) Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.
(10:2) Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
(10:3) dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.

Ada tujuh tanda hasil dari tujuh kali percikan darah yang dialami Yesus Kristus;
1.    Berselubungkan awan.
2.    Pelangi ada di atas kepalanya.
3.    Mukanya sama seperti matahari.
4.    Kakinya bagaikan tiang api.
5.    Ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka.
6.    Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi.
7.    Ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum.

Sekarang marilah kita perhatikan perkara yang keenam sesudah kita melewati perkara yang pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima dalam dua sesi di minggu lalu dan lusa.
Sekarang kita akan memperhatikan perkara yang keenam yaitu; IA MENGINJAKKAN KAKI KANANNYA DI ATAS LAUT DAN KAKI KIRINYA DI ATAS BUMI”
Suatu gambaran yang luar biasa yang harus dan terus mempengaruhi kehidupan kita masing-masing, sebab dengan kuasa penuh kaki kanan-Nya menginjakkan laut sedangkan kaki kirinya menginjakkan bumi, peristiwa ini tidak terlepas dari perkara yang kelima kalau kita perhatikan ayat 2.

Wahyu 10:2
(10:2) Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,

Jadi saudaraku perkara yang keenam ini terkait dengan perkara yang kelima kalau kita perhatikan ayat yang kedua; “Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka.” Ini perkara yang kelima.
Kemudian; “Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi” ini perkara yang keenam, suatu gambaran yang luar biasa.
Kiranya ini mempengaruhi kehidupan kita masing-masing, maka ijinkanlah firman ini untuk kita terima di dalam hati dengan segala kerendahan hati dan lemah lembut, sehingga perkara ini betul-betul mempengaruhi segala yang hadir pada sore hari ini.

Saudaraku perkara keenam tidak terlepas dari perkara yang kelima yaitu; DALAM TANGGANNYA IA MEMEGANG SEBUAH GULUNGAN KITAB KECIL YANG TERBUKA.

2 Korintus 3:14
(3:14) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Karena Kristus saja yang dapat menyingkapkan rahasia Firman.
Tidak ada seorangpun yang dianggap layak membuka kitab dan ketujuh meterainya baik yang di sorga, yang di bumi, yang di bawah bumi sesuai dengan Wahyu 5:2-3.

Ibrani 1:2-3
(1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Perhatikan kalimat pada ayat 3; “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah.”
Kalimat ini adalah cerminan dari penyingkapan rahasia firman, sebab jika terjadi penyingkapan rahasia firman maka segala rahasia yang terkandung di dalam hati akan tersingkap, atau segala yang terselubung di dalam hati akan tersingkap, berarti dosa dibongkar dengan tuntas, sehingga oleh karenanya kehidupan seseorang tampil apa adanya maksudnya luar dan dalam sama, dengan demikian memancarkan cahaya kemuliaan Allah, tidak ada lagi yang ditutupi. Sebaliknya, kalau ada dosa yang ditutupi kehidupan seseorang tidak memancarkan cahaya kemuliaan Allah.

Kemudian kata “menopang” pada ayat 3, menunjukkan bahwa kitab yang terbuka atau penyingkapan rahasia firman Tuhan memiliki kuasa yang luar biasa termasuk menjadikan alam semesta, langit, bumi dan segala isinya dijadikan oleh firman Allah dibukakan.
Jadi segala sesuatu yang ada ini itu ditopang bahkan dijadikan oleh pembukaan rahasia firman Allah, berarti yang tidak ada menjadi ada, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Jadi betul-betul nanti kita akan melihat bahwa kaki kanan-Nya menginjak laut, dan kaki kiri-Nya menginjak bumi, itu terkait dengan gulungan kitab yang terbuka yang ada ditangan-Nya itu. Sebab disini kita periksa bahwa gulungan kitab itu betul-betul menopang, berkuasa menjadikan segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada, sebab bagi Dia tidak ada yang mustahil.
Maka tidak perlu kita bertanya mungkinkah saya bisa berubah? Mungkinkah keadaan saya bisa lebih baik? Lebih benar? Lebih suci? Mungkinkah ekonomi atau keuangan bahkan segala sesuatu bisa berubah? Jawabnya bisa, sebab bagi Dia tidak ada yang mustahil, tergantung sejauh mana kita mau menerima pembukaan rahasia firman. Perubahan tidak boleh lewat simsalabim, tidak boleh terjadi sihir, tetapi perubahan itu biarlah terjadi lewat pembukaan rahasia firman yang berkuasa menopang segala sesuatu dan menjadikan alam semesta, pendeknya yang tidak ada menjadi ada.

Lebih dalam kita perhatikan ...
Mazmur 43:3-4
(43:3) Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
(43:4) Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Terang firman atau pembukaan rahasia firman disebut juga dengan kitab yang terbuka berkuasa menuntun dan membawa kita ke tempat kediaman Tuhan yaitu gunung Tuhan yang kudus, tepatnya berada pada mezbah Allah.
Saudaraku jangan sampai kita beribadah tetapi tingkat ibadah kita bagaikan berjalan di tempat, namun biarlah pembukaan rahasia firman, terang firman, gulungan kitab yang terbuka menuntun dan membawa kita sampai ke hadapan Allah tepatnya di mezbah Allah.

Kita lihat mezbah Allah ...
Wahyu 8:3-4
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Mezbah dupa emas -> doa penyembahan yang benar dari oang-orang kudus.

Sejenak kita perhatikan mezbah dupa emas ...
Saudaraku hidup dalam doa penyembahan yang benar bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan, berarti terlepas dari daya tarik bumi. Segala benda kalau dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah kecuali satu perkara asap dupa kemenyan itulah doa penyembahan yang naik di hadirat Tuhan, ini doa penyembahan dari orang-orang kudus.
Kehidupan anak Tuhan, imam, hamba-hamba Tuhan mungkin suka menyembah tetapi tidak terlepas dari daya tarik bumi itu bukan penyembahan yang benar. Penyembahan yang benar dari orang-orang kudus bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadirat Tuhan, artinya terlepas dari daya tarik bumi, kehidupannya terlepas dari pengaruh-pengaruh yang tidak suci, perkara di bawah, perkara lahiriah, apapun wujudnya, ini doa penyembahan yang benar dari orang-orang kudus, dari hamba-hamba Tuhan, dari imam, dari umat Tuhan dalam penyembahannya kepada Tuhan.

Selanjutnya mari kita perhatikan hal yang senada dengan Mazmur 43:3-4, ketika gulungan kitab itu terbuka.
Wahyu 5:5, 7-8
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." (5:7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. (5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

Ketika Anak Domba mengambil gulungan kitab yang terbuka itu maka tersungkurlah empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua di hadapan Anak Domba itu. Persamaannya kalau rahasia firman tersingkap maka akan terjadi suatu penyembahan yang hebat dalam tahbisan yang suci dan benar bagaikan asap dupa kemenyan yang naik di hadapan Tuhan. Itulah penyembahan yang benar yang datang dari orang-orang kudus.
Kalau hamba-hamba Tuhan, imam-imam atau pelayan Tuhan, bahkan umat Tuhan datang menyembah Allah dalam penyembahan yang benar, maka tanda-tanda kenajisan tidak terdapat sedikitpun di dalam dirinya, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak terdapat tanda-tanda kenajisan sedikitpun baik di dalam hal berpakaian, baik dalam hal berdandan, baik dalam hal berkata-kata, bersolah tingkah dalam gerak gerik sekecil apapun tanda-tanda kenajisan tidak terdapat di dalam dirinya.

Kemudian disini kita perhatikan empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua dalam penyembahan yang benar tadi tersungkur di hadapan takhta Anak Domba, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas penuh dengan kemenyan.
Berarti perbuatan mereka penuh dengan pujian dan pemujaan kepada Tuhan tidak ada lagi yang lain, tidak ada lagi tanda-tanda kenajisan dalam dirinya, dalam segala perkara. Seperti dua puluh empat tua-tua dan empat makhluk ketika mereka tersungkur di hadapan takhta Anak Domba, masing-masing di tangan mereka ada kecapi dan cawan emas penuh dengan kemenyan, hanya ada pemujaan dan memuji Allah yang hidup.

Wahyu 5:9
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

Selanjutnya empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua menyanyikan suatu nyanyian baru, berarti nyanyian lama tidak terdengar lagi, baik dalam perkataan, perbuatan, dalam gerak gerik segala sesuatu yang lama sudah tidak terlihat lagi, betul-betul suatu kehidupan yang sudah mengalami pembaharuan baik manusia batiniahnya baik akal budinya sudah mengalami pembaharuan.
Sore ini dengan iman yang teguh kita datamg menghadap takhta Allah kiranya lewat ibadah ini membawa kita sampai kepada penyembahan yang benar, supaya nanti yang terdengar adalah nyanyian baru berarti yang lama berlalu. Kita hargai kekuatan ibadah ini mempengaruhi jiwa kita, membawa kita sampai kepada doa penyembahan, menghadap Allah persis di mezbah dupa.
Berarti pokok penyembahan kita adalah pengalaman hidup sehari-hari yang ditandai dengan pengorbanan karena kita adalah milik Allah.
Jadi hanya karena kemurahan saja kita menjadi milik Allah yaitu, oleh karena darah Anak Domba Allah yang disembelih kita menjadi milik kepunyaan-Nya.

Jadi pokok penyembahan kita ini adalah berdasar dari pengalaman hidup sehari-hari yang ditandai dengan penghargaan kepada korban Kristus setinggi-tingginya sebab darah Yesus yang menjadikan kita sebagai milik kepunyaan-Nya, sehingga tidak ada yang dapat kita sombongkan termasuk kedudukan, jabatan, harta, kemampuan yang kita miliki tidak pantas untuk kita sombongkan lagi.

Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Sesudah ditebus dengan darah Yesus selanjutnya Ia membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah itu adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Pendeknya; orang yang melayani Tuhan berada di tempat tinggi dan terhormat, itu bisa dilihat dari perkataan dan perbuatannya. Tujuannya adalah tidak lebih tidak kurang supaya memerintah sebagai raja di bumi berarti terlepas dari perhambaan dosa, berada di tempat yang tinggi dan terhormat.

Saudaraku menjadi imam (pelayan Tuhan) berarti kita berdiri diantara Allah dan orang berdosa, tujuannya; untuk membawa orang-orang berdosa kembali kepada Allah.
Jadi saudaraku apapun yang kita kerjakan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan antaralain;
-      Hamba Tuhan menyampaikan firman Allah, berarti dia berada diantara Allah dan manusia.
-      Melayani Tuhan dengan musik, singer dan pekerjaan Tuhan yang lainnya berarti dia sedang berdiri di antara Allah dan orang-orang berdosa.
Jadi kita melayani Tuhan sama artinya berdiri antara Allah dan manusia berdosa, untuk memperdamaikan dosa kepada Allah.

Wahyu 5:11-12
(5:11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
(5:12) katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"

Segala sesuatu diberikan kepada Anak Domba Allah yaitu suatu penyembahan dan pujian seperti pada ayat 8 tadi; empat makhluk dan dua puluh empat tua-tua masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas penuh denga kemenyan. Inilah kehidupan yang datang menghadap Allah dalam penyembahan yang benar, tahbisan yang benar, suci, tidak lagi mengakui keberadaan diri sendiri, sudah melepaskan harga diri termasuk kepentingan diri.
Itulah kehidupan dalam doa penyembahan yang benar tidak pusing dengan dirinya, tidak memikirkan diri sendiri, selain memikirkan apa yang dipikirkan Allah, jangan seperti Simon Petrus dengan jelas Yesus memberitahukan rencana Allah yaitu peyelamatan terhadap manusia berdosa tetapi Simon Petrus menarik Yesus dan berkata; guru sekali-kali itu tidak menimpa Engkau. Pendeknya, SAimon Petrus tidak mengerti rencana Allah.
Ayo, tidak boleh egois, sebab segala hormat, segala kuasa, kekuatan, hikmat dan kemuliaan hanya bagi Dia, itu harus tertanam di dalam hati dan di dalam pikiran setiap imam, hamba Tuhan, umat Tuhan pribadi lepas pribadi.

Wahyu 5:13-14
(5:13) Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
(5:14) Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

Di sini kita melihat semua makhluk yang di sorga, yang di bumi, yang di bawah bumi, dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya mengadakan penyembahan.
Kemudian perlu untuk diketahui dan apabila penyembahan itu datang dari hati yang sungguh-sungguh tulus dan murni dinaikkan kepada Tuhan akan mempengaruhi seluruh sidang jemaat yang hadir bahkan seluruh jagat raya, tanpa terkecuali, pendeknya, menjadi rumah doa bagi segala suku bangsa dan bahasa lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, asal penyembahan itu datang dari hati nurani yang murni dan tulus.

Sekarang kita lihat keuntungan besar ketika posisi gereja Tuhan berada tepat pada mezbah Allah ...
Mazmur 43:1-2
(43:1) Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari orang penipu dan orang curang! (43:2) Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh? (43:3) Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!

Jadi mezbah Allah (doa penyembahan) adalah tempat pengungsian, itu cara Tuhan meluputkan kita, melepaskan kita dari himpitan orang penipu, dari himpitan orang curang. Pendeknya; lewat doa penyembahan kita luput dari orang curang dan penipu.
Saudaraku hari-hari ini betul-betul hari-hari terakhir tandanya terlalu banyak penipuan dan kecurangan itu juga sudah semakin merajalela dimana-mana.

SIAPAKAH YANG DIMAKSUD PENIPU dan ORANG CURANG TERSEBUT??
Tentang: PENIPU -> antikris.
Kita buktikan dalam ...
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Di sini terlihat seekor binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.
Adapun binatang itu bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh, kemudian di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota tetapi pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Jadi betul-betul ini tipuan yang begitu hebat, yang begitu dahsyat.
Tampilan binatang ini sungguh luar biasa, tetapi pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Itu suatu tipuan, jadi betul-betul antikris ini penipu.
Sepuluh itu -> hukum Allah (kebenaran). Kemudian berkepala tujuh berarti menjadi pemimpin yang sempurna, karena kepala adalah pemimpin, sedangkan tujuh artinya sempurna. Lalu di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota itu tanda kemenangan yang telah diperoleh. Seolah-olah berkemenangan atas dosa, tampilannya sungguh mengagumkan, membuat orang terheran-heran.
Ini suatu tipuan yang luar biasa, tidak ada orang yang tau kecuali hikmat sorgawi. Rasul Paulus dengan tegas dan jelas mengatakan baik kepada orang Yahudi baik kepada orang Yunani bahwa salib Kristus yang disampaikan adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah.

Wahyu 13:2
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Selanjutnya tekstur dari binatang yang keluar dari dalam laut;
- Serupa dengan macan tutul.
- Kakinya seperti kaki beruang.
- Mulutnya seperti mulut singa.
Binatang yang keluar dari dalam laut itu gabungan dari tiga jenis binatang, sungguh luar biasa, supaya penipuan terwujud. Sebab itu kehidupan kita yang digambarkan seperti domba di tengah-tengah serigala itu harus cerdik tetapi tulus, kalau hanya cerdik tapi tidak tulus kita tidak sanggup menghadapi tipuan dari binatang buas.
Kemudian, naga memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Jadi kekuatan, takhtanya, kekuasaannya yang besar itu bukan datang dari sorga tetapi datang dari naga (setan).

Wahyu 12:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Kemudian disini kita perhatikan satu dari kepala-kepalanya kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh, pendeknya mujizat terjadi. Oleh karena mujizat yang luar biasa ini seluruh dunia heran, seantero dunia dipengaruhi lalu mengikuti binatang itu. Ini suatu tipuan yang luar biasa, mengadakan mujizat tetapi salib tidak ditegakkan, tipuan yang luar biasa.
Sidang jemaat, para pemirsa dimanapun anda berada perhatikan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Kalau saudara betul-betul sayang terhadap nyawa saudara perhatikan firman Tuhan, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, gulungan kitab Daniel disembunyikan sampai pada akhir zaman dan banyak orang meneliti. Berarti ketika terjadi pembukaan rahasia firman jelas-jelas keadaan gereja Tuhan sekarang ada pada keadaan akhir zaman.

Berbanding terbalik dengan luka sebagai sengsara yang dialami Yesus di atas kayu salib, membawa Dia sampai kepada pengalaman kematian supaya nanti pada hari ketiga Dia dibangkitkan. Sementara, luka yang membahayakan itu sembuh berarti tidak sampai kepada pengalaman kematian, ini tipuan, kenapa? Bukankah binatang itu keluar dari dalam laut? Kalau kita berbicara laut itu berbicara tentang baptisan Kristus dalam tanda pengalaman kematian dan kebangkitan. Kalau sengsara harusnya dilanjutkan sampai pengalaman kematian berarti daging tidak bersuara lagi, supaya nanti pada hari yang ketiga terjadi kebangkitan tetapi antikris tidak, luka yang membahayakan itu akhirnya sembuh, mujizat terjadi lalu seluruh dunia heran, dengan mujizat ini mempengaruhi jagat raya, lalu mengikuti antikris.
Maka saya sangat sedih sekali kalau di tengah ibadah hanya berbicara mujizat tetapi salib tidak ditegakkan, dan pengalaman tentang kematian tidak diajar, itu suatu penipuan besar-besaran, tidak tanggung-tanggung saudaraku, jangan main-main, itu bukan sekedar penipuan biasa.
Di hari-hari terakhir ini setan begitu hebat untuk mengacaukan ibadah dan pelayanan di dalam suatu gereja, tetapi banyak anak-anak Tuhan tidak mengerti penipuan semacam ini, maka kita patut bersyukur kalau sore hari ini Tuhan beri suatu pengertian yang luar biasa.

Kemudian perhatikan ayat 4 ...
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Mereka yang masuk dalam perangkap setan, mereka yang tertipu oleh si penipu, pada akhirnya mereka menyembah naga dan juga menyembah binatang yang keluar dari dalam laut, jadi bukan lagi menyembah Allah yang hidup.
Maka di hari-hari ini persis seperti kehidupan perempuan di Samaria sebelum bertemu dengan Yesus, yang dibesar-besarkan soal timba, lalu membesarkan Yakub dan mengecilkan Tuhan Yesus, membesarkan sumur, (membesarkan yang lahiriah). Membesarkan timba (hamba-hamba), maksudnya apakah hamba Tuhan itu sudah terkenal? Apakah hamba Tuhan itu sudah punya nama? Apakah hamba Tuhan itu sudah masuk TV? Apakah gereja hamba Tuhan itu mewah? Itu sekarang yang dibesar-besarkan, itu sebabnya gereja sekarang ujung-ujungnya menyembah binatang yang keluar dari dalam laut, menyembah kepada hamba-hamba Tuhan itu padahal hamba Tuhan itu hanya berkanjang pada pengetahuan tidak berpegang pada pengajaran salib.

Kolose 2:18-19
(2:18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

Perhatikan banyak nanti anak-anak Tuhan beribadah kepada malaikat sidang jemaat, hamba-hamba Tuhan yang disebut si penipu, itulah binantang yang keluar dari dalam laut, antikris.
Sementara kalau kita melihat kondisi mereka yaitu binatang yang keluar dari dalam laut itu berkanjang pada penglihatan-pengluhatan, hanya selalu bernubuat-bernubuat tapi salib tidak ditegakkan.
Saya pernah berdoa bersama-sama dengan hamba-hamba Tuhan di Jakarta lalu setiap hamba Tuhan menaikkan doa permohonannya, kebanyakan mereka selalu berkanjang pada penglihatan-penglihatan di dalam doa itu, mereka selalu bernubuat dan bernubuat dan isi nubuatan itu selalu; “Engkau kepala bukan ekor, naik bukan turun,” saya ketawa melihat nubuatan seperti itu.
Hari-hari ini kita harus mengerti kebenaran firman, harus mengerti rencana Tuhan.

Kemudian tidak berhenti sampai disitu, tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikiran yang duniawi. Dari mana kita mengerti perbedaan antara roh Allah dan roh antikris?
Kalau hamba Tuhan itu mengakui bahwa Yesus datang sebagai manusia yang sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib, itu Roh Allah. Tetapi kalau hamba Tuhan itu hanya berbicara tentang dunia dan isinya saja, itu roh antikris, sesuai dengan 1 Yohanes 4:1-6.
Hamba Tuhan yang seperti ini senantiasa berkanjang pada penglihatan atau senantiasa membesar-besarkan diri dengan pikiran duniawi, hamba Tuhan semacam ini tidak berpegang teguh kepada kepala. Kepala yang menentukan seluruh tubuh dan ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan send-sendi, selanjutnya menerima pertumbuhan ilahinya..
Tubuh menerima pertumbuhan dari kepala, kepala mempercayakan kepada urat-urat dan sendi-sendi itulah hamba Tuhan yang berpegang pada pengajaran salib, barulah tubuh ini terjadi pertumbuhan rohani yang sehat.
Belajar menerima kebenaran dengan rendah hati, lemah lembut dan lapang dada, lapang hati buka hati selebar-lebarnya, buka untuk yang benar, tutup untuk yang tidak benar supaya jangan tertipu oleh si penipu.

Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Selain menyembah naga dan antikris mereka juga menjadi kehidupan yang sombong, merasa diri hebat, merasa diri bisa, itu sombong. Kalau kita melayani sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus tidak usah sombong, jangan merasa diri bisa, jangan merasa diri hebat, semua karena kemurahan Tuhan, tetapi mereka yang tertipu oleh si penipu akhirnya menyombongkan diri, tidak tau diri, dia tidak tau apa yang dia perbuat. Itulah tentang si penipu -> antikris.

Tentang: ORANG YANG CURANG -> nabi-nabi palsu.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Seekor binantang lain binatang yang kedua keluar dari dalam bumi -> nabi-nabi palsu.

Kita akan melihat bahwa nabi-nabi palsu ini betul-betul curang ...
Dimulai dari terksturnya bertanduk dua sama seperti anak domba, kalau berbicara sama seperti naga.
Seperti anak domba bertanduk dua tapi kalau berbicara sama seperti seekor naga, mulutnya satu tetapi lidahnya bercabang penuh dengan tipu muslihat, dusta , itulah yang disebut kecurangan.
Hati-hati di tempat pekerjaan jangan curang supaya lidah jangan bercabang, jangan ada tipu muslihat (dusta), kalau salah akui, kalau benar apapun resikonya terima, terima keputusan, orang yang mendua hati tidak mendapat apa-apa.

Sekarang kita lihat tadi bertanduk dua tetapi kalau berbicara sama seperti seekor naga.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Nabi-nabi palsu disebut juga serigala berburu domba, jadi untuk menghampiri anak Tuhan dia harus menyamar, bertanduk dua seperti seekor domba tetapi sebetulnya serigala yang buas.

Yohanes 10:10-11
(10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Gembala yang baik harus menegakkan salib di tengah ibadah, Yesus sudah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib. Itu gembala yang baik.

Sekarang bandingkan dengan gembala yang curang ...
Yohanes 10:12
(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Pekerjaan si serigala adalah mencerai beraikan kawanan domba. Nabi-nabi palsu adalah binatang yang buas mereka itu disebut si serigala.

Kita lihat praktek kecurang nabi-nabi palsu ...
Matius 7:20
(7:20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Untuk mengenal serigala berbulu domba (nabi-nabi palsui) kita mengenal dari buah pelayanan mereka.

Adapun buah pelayanan mereka ...
Matius 7:21-22
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Ini buah pelayanan dari nabi-nabi palsu;
-   Benubuat demi nama Tuhan.
-   Mengusir setan demi nama Tuhan.
-   Mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.

Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Tetapi pada ayat 23 dengan jelas Tuhan mengatakan; “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Kalau hanya bernubuat, mengusir setan, mengadakan tanda-tanda heran atau mujizat di tengah ibadah tetapi salib tidak ditegakkan itu adalah pembuat kejahatan, mereka sudah berlaku curang di hadapan Tuhan, Tuhan tidak mengenal karena mereka pembuat kejahatan.

Melainkan yang menentukan masuk ke dalam kerajaan sorga adalah ...
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
“Melainkan dia yang melakukan kehendak Allah Bapa di sorga.
Yesus telah meminum cawan Allah selanjutnya Yesus berkata jadilah kehendak-Mu.
Cawan Allah artinya; Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu salib dengan demikian kehendak Allah terlaksana. Kalau salib tidak ditegakkan di tengah ibadah pelayanan kehendak Allah tidak akan terlaksana.
Jadi kesimpulannya; kecurangan mereka adalah menambahkan dan mengurangkan firman Allah = tidak jujur dalam pelayanan kepada Tuhan, mereka curang.
Firman yang ditambahkan yaitu menyampaikan dua tiga ayat lalu ditambah cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat kosong ditambah melucu-melucu.
Firman yang dikurangkan yaitu pengajaran salib diganti dengan dua hal;
1.   Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin harus kaya.
2.   Diganti dengan tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat seperti yang dilakukan oleh serigala berbulu domba dalam Matius 7:21-22 tadi. Hanya bernubuat, hanya mengusir setan, hanya mengadakan tanda-tanda heran.
Itu kecurangan sehingga nyatalah kepalsuan-kepalsuan, ditengah pelayanan kepalsuan terjadi karena lidahnya sudah bercabang berlaku curang di hadapan Tuhan.
Jangan marah kalau pengajaran salib ditegakkan, saya mau belajar untuk berlaku jujur walaupun masih terdapat kelemahan disisi lain.

Akhirnya saudaraku kita kembali membaca Wahyu 10:2 supaya nanti kita boleh merasakan kesukaan dari sorga oleh pengertian yang turun dari sorga, wahyu yang diturunkan di tengah ibadah ini memberi kesukaan yang besar seprti diwaktu panen.
Wahyu 10:2
(10:2) Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
Berkuasa atas penipu yaitu: antikris, berkuasa atas orang curang yaitu nabi-nabi palsu.
Tuhan tidak berlaku curang kepada kita, Tuhan tidak menipu kita, Tuhan Yesus baik kepada kita. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan berkuasa atas ajaran si penipu (antikris), berkuasa atas ajaran nabi-nabi palsu kehidupan yang curang.
Kaki kanan-Nya menginjak laut artinya berkuasa atas antikris.
Kaki kiri-Nya menginjak bumi, artinya: berkuasa atas nabi-nabi palsu sebab Ia memegang gulungan kitab yang terbuka, terjadi pembukaan rahasia firman.
Jadi perkara keenam terkait dengan perkara kelima, kita bersyukur kepada Tuhan.
Berarti dengan berakhirnya firman Tuhan malam ini kita memperoleh suatu pengertian besar dari sorga, itulah suatu kesukaan besar karena kita diberikan suatu pengharapan yang besar tentang keselamatan jiwa kita, yaitu: bahagia dalam kerajaan yang kekal. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang




No comments:

Post a Comment