KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, January 19, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 OKTOBER 2018



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 30 OKTOBER 2018

KITAB KOLOSE
 (Seri: 126)

Subtema: “HARI RAYA, BULAN BARU, HARI SABAT”


Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia dari sorga turun atas kita sekaliannya di tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan. Dan sebentar kita akan berada di kaki salib Tuhan, namun terlebih dahulu kita perhatikan firman  penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 2:16-17.
Namun saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, dan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, youtube, facebook, di manapun anda berada, di dalam maupun di luar negeri, kiranya Tuhan memberkati kita sekaliannya, dengan rendah hati kita memohon kemurahan Tuhan dan lewat doa memohon kepada Tuhan supaya kiranya Tuhan memberkati kita malam ini dan membawa kehidupan kita masing-masing rendah di kaki salib Tuhan.

Kolose 2:16-17
(2:16) Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
(2:17) semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Jangan sampai dianggap bersalah hanya karena:
a.         Mengenai makanan dan minuman.
b.         Mengenai hari raya, bulan baru, ataupun hari sabat.

Yang berkaitan dengan itu segera kita perhatikan..
Roma 14:1-2
(14:1) Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. (14:2) Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.

Pendapat seseorang tentang makanan:
-   Yang seorang yakin boleh makan segala jenis makanan.
-   Orang lain hanya boleh makan sayur saja.

Roma 14:3
(14:3) Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.

Baik yang makan maupun yang tidak makan jangan saling mempersalahkan, saling menghakimi. Biasanya orang yang merasa dirinya benar, merasa diri lebih baik suka menghakimi dan suka mempersalahkan orang lain.

Roma 14:4
(14:4) Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.

Perlu untuk diketahui; kita tidak perlu saling menghakimi/saling mempercakapkan kekurangan orang lain apalagi dalam hal sepele, yaitu; ada yang berpendapat hanya boleh makan sayur saja, namun orang lain berpendapat segala jenis makanan boleh dimakan.
Masalah besar seharusnya diperkecil, masalah kecil ditiadakan (dihapuskan).
Kiranya pengertian yang sudah kita dengar ini mendarah daging dalam kehidupan kita masing-masing.

Roma 14:5
(14:5) Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.

Kemudian, ada juga orang yang menganggap hari yang satu lebih penting dari hari yang lain. Maksudnya; ada satu hari tertentu yang dianggap penting. Sedangkan ada juga kelompuk lain yang menganggap semua hari sama saja. Ada tujuh hari dalam seminggu, jadi baik hari senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, sampai minggu semua hari sama saja bagi dia.

Roma 14:6
(14:6) Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.

Jadi kelompok yang berpegang terhadap suatu hari tertentu, biarlah ia melakukannya untuk Tuhan, kemudian siapa yang makan dan siapa yang tidak makan biarlah dia melakukannya untuk Tuhan sebagai tanda ucapan syukurnya kepada Tuhan.
Jadi pendeknya; apapun yang kita kerjakan, baik itu tentang hari raya, bulan baru, dan hari sabat, maupun tentang makan dan minum, biarlah kita lakukan semua itu untuk Tuhan saja, bukan untuk manusia. Itu kita lakukan sebagai   tanda ucapan syukur kita kepada Tuhan yang sudah memelihara, menyertai, dan membela kehidupan kita sampai pada detik ini. Dan oleh karena-Nya juga kita boleh mengenal kasih karunia itu, dan oleh karena kasih karunia ini kita bisa berdiri dihadapan takhta kasih karunia; beribadah dan melayani Tuhan, bahkan di tengah-tengah ibadah itu kita mengerjakan pekerjaan Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan yang Tuhan percayakan.


Roma 14:10,12
(14:10) Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
(14:12) Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Setiap orang tidak perlu saling mempersalahkan, saling menghakimi. Alasannya; karena masing-masing orang akan memberikan pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri dan segala sesuatu yang dia perbuat kepada Allah.

Yakobus 4:12
(4:12) Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia

Saudaraku, perlu untuk diketahui, hanya ada satu pembuat hukum dan hakim yaitu: Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan manusia. Kalau seseorang sadar akan hal itu, tentu dia tidak akan berani menghakimi dan mempersalahkan orang lain.
Kemudian di ayat 11; setiap orang yang menghakimi atau memfitnah orang itu sama dengan menghakimi firman Tuhan.

Yakobus 1:26
(1:26) Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.

Jikalau ada orang yang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, suka mempersalahkan orang lain, suka menghakimi orang lain, suka mempercakapkan kekurangan orang lain, ia sedang menipu dirinya sendiri. Tidak  hanya menipu dirinya sendiri bahkan sia-sialah ibadahnya.
Dalam nats yang lain dikatakan; biarlah kita cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, lambat untuk menghakimi dan mempersalahkan orang lain supaya ibadah kita ini tidak menjadi sia-sia.

Kita kembali membaca..
Kolose 2:17
(2:17) semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Mengenai makanan dan minuman, mengenai hari raya, bulan baru, serta hari sabat adalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya adalah Kristus.
Beberapa minggu-minggu yang lalu kita sudah memperhatikan tentang makanan.
Maka sekarang kita kan memperhatikan;
Tentang: HARI RAYA, BULAN BARU, DAN HARI SABAT.
Bagian yang kedua ini berbicara tentang tiga perkara, yaitu:
1. Hari raya.
2. Bulan baru.
3. Hari sabat.

Hosea 2:10
(2:10) Aku akan menghentikan segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari Sabatnya dan segala perayaannya.

Jadi berbicara tentang tiga perkara, yaitu; Hari raya, bulan baru, serta hari sabat, itu memang harus dirayakan  dihadapan Tuhan.

Keterangan: HARI RAYA.
Ada tujuh hari raya bagi bangsa Israel,semuanya itu ditulis dengan jelas di dalam Imamat 23:1-44.
Imamat 23:4
(23:4) Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.

Ada tujuh hari raya yang ditetapkan Tuhan sebagai pertemuan kudus, dilaksanakan pada waktu yang tetap, tidak berubah-berubah. Adapun ketujuh hari raya bangsa Israel antara lain:
1.         Hari Raya Paskah (Imamat 23:5)
2.         Hari Raya Roti Tidak Beragi (Imamat 23:6)
3.         Hari Raya Buah Bungaran (Imamat 23:10)
4.         Hari Raya Tujuh Minggu/Hari Raya Pentakosta (Imamat 23:16)
5.         Hari Raya Meniup Serunai (Imamat 23:24)
6.         Hari Raya Pendamaian (Imamat 23:27)
7.         Hari Raya Pondok daun (Imamat 23:34)

Adapun arti dari ketujuh hari raya bangsa Israel;
1.           HARI RAYA PASKAH.
    Berbicara tentang keselamatan(kelepasan). Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada Mezbah Korban Bakaran karena Yesus Kristus disebut juga Anak Domba Paskah.
    Kalau perjalanan rohani kita ditandai dengan darah salib maka pada saat itu semua dosa akan rontok ditengah jalan, mengalami kelepasan, bebas dari perhambaan dosa. Jadi dalam mengikuti Tuhan dan mengiringi Tuhan tidak perlu terlalu banyak bersungut-sungut, pandang saja salib-Nya. 
2.           HARI RAYA ROTI TIDAK BERAGI.
    Berbicara tentang sangat perlunya untuk mengikuti firman Allah setiap hari secara terus-menerus sepanjang hidup untuk neteralisir semua ragi di dalam diri seseorang, baik ragi kejahatan, baik ragi keburukan. Berarti; menikmati tubuh dan darah Yesus, kehidupan yang tidak beragi, tanpa dosa.
3.           HARI RAYA BUAH BUNGARAN/BUAH SULUNG.
    Berbicara tentang babtisan air. Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Bejana Kolam Pembasuhan Tembaga. Babtisan air -> tanda dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
    Kuasa kematian Tuhan Yesus; mengubur hidup lama, daging tidak bersuara, kemudian
    Kuasa kebangkitan Yesus; hidup dalam hidup baru, yang lama berlalu, kehidupannya terus menerus dibaharui.
4.           HARI RAYA PENTAKOSTA.
    Berbicara tentang babtisan Roh Kudus/dipenuhkan dengan Roh Kudus. Dalam Pola Tabernakel terkena kepada Pintu Kemah, pemisah antara Ruangan Suci dengan Halaman. Jadi kehidupan yang sudah mengalami babtisan Roh Kudus bebas dari ibadah taurat yang masih berbau daging itulah Halaman.
5.         HARI RAYA PENIUPAN SERUNAI.
    Berbicara tentang pentingnya mendengar firman Tuhan dan melakukannya sesuai dengan ketetapan, peraturan, dan perintah dari Tuhan. Demikianlah bangsa Israel di padang gurun, mereka berhenti dan maju berjalan itu sesuai dengan perintah dari Tuhan yaitu kaitannya adalah dengar-dengaran kepada Tuhan. Kalau tidak dengar-dengaran kepada Tuhan maka sering sekali mendahului kehendak Tuhan sehingga banyak melakukan kesalahan. Jadi orang yang tidak dengar-dengaran banyak melakukan kesalahan. Sementara keberhasilan seorang imam dihadapan Tuhan dalam pelayanannya adalah saat dia dengar-dengaran kepada Tuhan.
6. HARI RAYA PENDAMAIAN.
    Berbicara tentang kekudusan dan merendahkan diri dihadapan Tuhan. Kalau kita berdamai dengan Tuhan otomatis kita berdamai dengan sesama. Maka kekudusan itu disertai dengan kerendahan hari. Maka baiklah kita dengan sesama saling merendahkan diri baik dalam perkataan selalu di bawah, baik dalam sikap dan perbuatan selalu di bawah, jangan selalu meninggi apalagi ingin menggurui.
    Itu sebabnya dalam Yakobus 1 dikatakan; “Janganlah ada orang yang mengingini menjadi guru.” 
    Bersekongkol di dalam dosa, itu, itu bermusuhan dengan Tuhan. Jadi nyanyian berbalas-balasan di dalam kenajisan itu bukan sedang berdamai, namun sedang bersekongkol dalam dosa dan oleh persekongkolannya inilah dia menjadi musuhnya Tuhan, menentang Tuhan.
   Karena harus berdamai dengan sesama, maka terlebih dahulu berdamai dengan Tuhan dengan jalan menghargai korban pendamaian.
7. HARI RAYA PONDOK DAUN.
    Berbicara tentang tuaian terakhir/perhetian kekal. Pondok Daun = Rumah Tuhan, kata lainnya; Tabernakel: tempat Allah bertahkta,  berkuasa, dan memerintah atas Israel. Jadi di luar Tabernakel Allah tidak memerintah. Sebab itu bangsa Israel harus berada di dalam pondok-pondok daun dalam setiap merayakan Hari Raya Pondok Daun tujuh hari lamanya.
   
    Keluaran 25:22
    (25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
   
    Jadi dapat kita mengambil suatu kesimpulan: di luar Tabernakel Allah tidak memerintah.  Jadilah rumah Tuhan, kehidupan yang sudah mengalami tuaian.
    Demikianlah tujuh hari raya bangsa Israel yang harus dilaksanakan setiap tahunnya.

Keterangan: BULAN BARU.
Wahyu 22:2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali dalam setahun, tiap-tiap bulan sekali. Berarti; bulan ini merupakan penentu dari hari untuk sampai kepada tahun, bulan menjadi pengantara hari ke tahun. Kalau kita hanya berbicara tentang hari, tanpa adanya bulan maka tentu tidak ada tahun. Melewati hari-hari tanpa ada sebutan bulan maka kita tidak tahu berapa tahun umur kehidupan kita ini dihadapan Tuhan.
Jadi hari-hari yang kita lalui, ditentukan oleh bulan baru sehingga kita tahu berapa tahun kita berdiri dihadapan Tuhan.

Matius 7:24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Daud berkata kepada Johanthan; “Daud harus duduk makan pada saat bulan baru bersama-sama dengan raja.”1 Samuel 20:2
Hari demi hari sudah kita lalui dan sampai saat ini kita terus berdiri dihadapan Tuhan, demikian juga tahun demi tahun  sudah kita lalui itu semua karena kita senantiasa menjunjung tinggi korban Kristus. Kalau seseorang sudah tidak lagi menjunjung tinggi korban Kristus maka orang seperti ini tidak akan mampu bertahan untuk berdiri dihadapan Tuhan. Jangankan satu tahun, satu hari saja seseorang tidak akan bertahan dihadapan Tuhan kalau seseorang itu tidak menjunjung tinggi korban Kristus. Jadi salib yang menentukan sehingga hari ke hari bahkan sampai tahun ke tahun kita bisa berdiri dihadapan Tuhan. Bagaikan rumah yang didirikan di atas batu, mampu menghadapi 3 jenis ujian:
1.   Turunlah hujan.
2.   Datanglah banjir.
3.   Angin melanda rumah itu.
Tetapi rumah itu tidak rubuh, sebab didirikan di atas batu.

Mari kita melihat 3 jenis ujian tersebut.
Tentang:            “Turunlah hujan” -> Ujian yang dari atas, yaitu penghulu penghulu dunia yang gelap, itulah roh-roh jahat di             udara, dengan segala tipu muslihatnya.
            Yesus tidak terperangkap dengan tipu daya dari roh-roh jahat di udara, sebab Ia tidak membalas kejahatan            dengan kejahatan, sesuai dengan Firman Allah.
            Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging (sesama) melainkan penghulu-penghulu dunia yang      gelap, yaitu roh-roh jahat di udara…Efesus 6:12.
Tentang: “Datanglah banjir” -> Dosa kenajisan.
            Dunia ini sedang di landa oleh dosa kenajisan, di desa dan di kota telah dilanda oleh dosa kenajisan, laki-laki         perempuan, tua muda, kaya dan miskin, semuanya telah dilanda oleh kenajisan tanpa memandang bulu.
            Seperti zaman Nuh, sehingga binasalah segala yang bernyawa bahkan bumipun dirusak.
            Tetapi orang-orang yang berdiri di atas korban Kristus, tetap bertahan, berdiri teguh, tidak goyah...Haleluya.
Tentang:”Angin melanda” -> Angin-angin ajaran palsu.
            Pengajaran palsu itulah Firman Allah yang ditambahkan dan dikurangkan.
            Ditambahkan, artinya: dua tiga ayat disampaikan lalu ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua,           cerita isapan jempol, takhayul-takhayul dan sebagainya.
            Dikurangkan, artinya: pengajaran salib diganti dengan dua hal, yaitu:
a.    Tanda-tanda heran/ mujizat-mujizat.
b.    Teori kemakmuran, artinya: orang kristen tidak boleh miskin harus kaya.
Tetapi bagi orang-orang yang menghargai pengajaran salib tidak mudah diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran palsu seperti Rasul Paulus.
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat tetapi Rasul Paulus tetap memberitakan Kristus yang disalibkan…1 Korintus 1:22-23.

Keterangan: HARI SABAT.
Imamat 23:3
(23:3) Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, yakni hari pertemuan kudus; janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah sabat bagi TUHAN di segala tempat kediamanmu.

Jadi hari sabat adalah hari perhentian penuh bagi Tuhan. Lewat Ibadah Doa Penyembahan ini, kita masuk pada hari perhentian penuh dihadapan Tuhan. Kita lepaskan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalam dunia ini, lepas dari pekerjaan, lepas dari perkuliahan, lepas dari segala sesuatu, untuk menguduskan hari sabat. Oleh sebab itu sangat  pentingnya hari sabat untuk dikuduskan supaya kehidupan kita menjadi kudus dihadapan Tuhan.
Ada enam hari waktu untuk bekerja, enam itu untuk manusia daging, tetapi hari ke tujuh itu adalah hari perhentian penuh bagi Tuhan, dengan hari perhentian ini kehidupan kita bisa menjadi kudus dihadapan Tuhan. Tanpa ibadah seseorang tidak akan bisa hidup suci, siapapun dia. Sekalipun dia orang pandai, cendekiawan, orang yang briliant, tidak akan bisa menjadi suci kalau dia tidak menguduskan hari sabat, kalau dia hanya sibuk enam hari untuk daging, lewat hari sabat inilah kehidupan kita menajdi kudus dihadapan Tuhan. Jadi jangan ada orang yang melalaikan hari sabat, mengecilkan hari sabat.
Itulah tentang hari raya, itu dirayakan dan ditetapkan setiap tahun, bulan baru, dan hari sabat.
Kiranya Tuhan  memberkati kita. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang











No comments:

Post a Comment