KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, May 5, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 JANUARI 2019



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 JANUARI 2019

KITAB RUT
(Seri:38)

Subtema: HAMBA TUHAN YANG RENDAH HATI, KONSEKUEN DAN TIDAK MENONJOLKAN DIRI.

Shalom saudaraku.

Salam sejahtera dan bahagia kiranya turun memenuhi kehidupan kita dan ditengah-tengah ibadah ini kita bisa merasakan suatu ketenangan yang sangat tinggi supaya kita luput dari masa kesukaran yang akan datang.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, youtube, facebook, dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita.
Oleh sebab itu mari kita bersama-sama berdoa, memohon kemurahan Tuhan supaya kiranya dua tangan Tuhan yang kuat sebagai tanda belas kasih-Nya terulur bagi kita lewat pemberitaan firman Tuhan malam ini.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 2:2.
Rut 2:2
(2:2) Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku." Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku."

Di sini kita melihat Rut meminta ijin sekaligus memohon doa restu dari Naomi, ia pun diijinkan dan direstui.
Adapun permohonan Rut kepada Naomi adalah sebagai berikut:
1.         Biarkanlah aku pergi ke ladang.
2.         Memungut bulir-bulir jelai gandum.
3.           Di belakang orang yang murah hati kepada ku.

Kita kembali memperhatikan,
TENTANG: DIBELAKANG ORANG YANG MURAH HATI KEPADAKU (SERI III).
Rut 2:3,7
(2:3) Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (2:7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti."

Kesimpulannya dari dua ayat yang sudah kita baca; Rut memungut jelai di belakang penyabit-penyabit. Maka ini memberikan suatu pengertian kepada kita, yaitu:
1. Rut adalah pribadi yang tidak mau menonjolkan diri.
2.         Rut adalah pribadi yang konsekuen dengan perkataannya.
3.         Rut adalah pribadi yang rendah hati.

Kita akan memperhatikan kepribadian dari Rut ini dimulai dari;
Yang Pertama: RUT ADALAH PRIBADI YANG TIDAK MAU MENONJOLKAN DIRI.
Saudaraku, sebaiknya seorang imam/hamba Tuhan tidak perlu menonjolkan diri di dalam melayani pekerjaan Tuhan sebab kita harus menyadari bahwasanya Tuhan memberikan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El-kudus untuk saling melengkapi di dalam rangka pembentukan tubuh Kristus.

1 Korintus 12:4
(12:4) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.

Ada rupa-rupa karunia berarti ada sembilan karunia tetapi satu Roh. Adapun kesembilan karunia itu ditulis di dalam 1 Korintus 12:8-10.

1Korintus 12:27-28
(12:27) Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. (12:28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

Kemudian ada sembilan jabatan Roh Kudus yang dirampingkan menjadi lima jabatan, yaitu:
1.         Rasul.
2.         Nabi.
3.         Penginjil.
4.         Gembala.
5.         Guru.

1 Korintus 12:11
(12:11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Sembilan karunia-karunia dan sembilan jabatan Roh El-Kudus semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan Roh yang sama. Sebaliknya kalau sumbernya dari Roh yang berbeda-beda maka di situ akan terjadi pergesekan, perselisihan, saling sikut-menyikut, saling menyakiti, tidak saling melengkapi. Akibatnya adalah pembangunan tubuh Kristus terganggu.

1 Korintus 12:5
(12:5) Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.

Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Artinya; sekalipun jenis pelayanan itu berbeda-beda, tetapi imam-imam (hamba-hamba Tuhan) melayani Tuhan yang satu dan Tuhan yang sama. Jadi sekalipun karunia-karunia dan jabatan-jabatan berbeda-beda (pelayanan itu berbeda-beda) tetapi kita melayani Tuhan yang satu dan Tuhan yang sama, berarti saling melengkapi, sampai terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

1 Korintus 3:5
(3:5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.

Perhatikan kalimat pada ayat ini; “Jadi apakah Apolos, apakah Paulus?” Artinya; seorang hamba Tuhan yang sedang bekerja di ladang Tuhan tidak perlu menonjolkan dirinya.
Saya juga menghimbau, para imam, para hamba-hamba Tuhan yang sudah melayani Tuhan, kiranya kita melayani Tuhan dengan tidak menonjolkan diri, tidak perlu bermegah atas karunia-karunia, atas jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan, sebab semuanya itu diperoleh karena kemurahan hati Tuhan, sehingga kita tidak perlu menonjolkan diri.

1 Korintus 3:6-7
(3:6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (3:7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi yang memberi pertumbuhan adalah Allah.
Pendeknya; bukan soal siapa yang menanam, atau bukan soal siapa yang menyiram, tetapi yang terpenting Allah yang memberi pertumbuhan.
Maka seorang hamba Tuhan tidak perlu menonjolkan diri sebab bukan soal karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan, tetapi yang terpenting adalah Allah yang memberikan pertumbuhan. Jangan sampai kita melayani, tetapi tidak ada hasil (pertumbuhan) dari pelayanan itu sendiri. Namun biarlah kiranya pelayanan itu memberikan pertumbuhan yang sehat, pertumbuhan yang baik dihadapan Tuhan.

Efesus 4:11-12
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Di sini selanjutnya Tuhan memberikan lima jabatan, yaitu; jabatan rasul, jabatan nabi, jabatan penginjil, jabatan gembala, dan jabatan guru. Tujuannya; untuk memperlengkapi orang-orang kudus, bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, yaitu tubuh Mempelai.

Efesus 4:15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Di dalam kasih kita bertumbuh, di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus yang adalah kepala.
Kemudian perlu juga kita mengetahui kelebihan-kelebihan yang terjadi kalau melayani tanpa penonjolan diri;
1.         Kasih karunia dan kemurahan Tuhan semakin berlimpah-limpah di dalam hidupnya.
    Kiranya itu terjadi di dalam setiap kehidupan yang sudah melayani Tuhan.
2.         Pemakaian Tuhan semakin nyata dengan kuasa yang besar di dalam melayani Tuhan.

2 Korintus 12:9
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

Di sini kita perhatikan, Rasul Paulus terlebih suka bermegah atas kelemahannya/bermegah atas salib sehingga kuasa Kristus turun menaungi dia. Berarti; kuasa Tuhan menjadi pelindung dan pembela bagi dia.
Saudaraku, tidak bermegah atas dirinya sendiri, berarti; melayani Tuhan tanpa penononjolan diri. Itulah yang dialami oleh Rasul Paulus, kasih karunia dan kemurahan Tuhan berlimpah-limpah atas hidupnya, kemudian pemakaian Tuhan semakin nyata dengan kuasa yang besar dalam melayani Tuhan.
Di sini kita perhatikan, jawab Tuhan kepada Rasul Paulus; “Cukuplah kasih karuniaku bagi mu sebab di dalam kelemahanlah kuasaku menjadi sempurna.”
Kita dapat mengambil kesimpulan; Rasul Paulus limpah kasih karunia dan melayani Tuhan dengan kuasa yang sangat besar.
Maka saya sudah tandaskan dari awal, kalau melayani Tuhan tidak perlu menonjolkan diri, tetapi sebaliknya biarlah kiranya para imam, para hamba Tuhan melayani Tuhan dengan tidak bermegah atas dirinya sendiri, melainkan bermegah atas salib Kristus supaya kehidupan kita limpah kasih karunia serta melayani Tuhan dengan kuasa yang sangat besar yaitu kuasa Tuhan turun menaungi setiap hamba-hamba Tuhan, berarti; kuasa Tuhan menjadi pembela, pelindung di dalam setiap melayani Tuhan.

Yohanes 3:13
(3:13) Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Perlu untuk kita ketahui; tidak ada seorang pun yang naik ke sorga selain dari pada Dia yang turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Jadi saudara jangan tertipu dengan banyaknya kesaksian-kesaksian hamba-hamba Tuhan yang kerap kali naik-turun sorga, hamba Tuhan semacam ini tidak menegakkan salib di tengah pelayanannya sebab tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga selain daripada Dia yang telah turun dari sorga yaitu Anak Manusia.

Yohanes 3:14
(3:14) Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

Sebaliknya, Anak manusia harus ditinggikan, salib Kristus harus ditinggikan lebih dari segala-galanya, lebih dari hal-hal yang lahiriah lainnya.
Maka, Rasul Paulus telah meninggikan salib Kristus lebih dari segala-galanya dengan bukti; dia bermegah atas kelemahannya, atas salib sehingga kuasa Tuhan turun atas dia dengan sempurna.


Yohanes 12:32
(12:32) dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."

Perhatikan kalimat; “Apabila Anak Manusia ditinggikan dari bumi, ia akan menarik semua orang datang kepada-Nya.” Maka kalau hamba Tuhan malayani tanpa kuasa dari salib Kristus maka dia tidak sanggup membawa jiwa datang kepada Tuhan. Mungkin dia bisa mengumpulkan jiwa sebanyak-banyaknya ke dalam satu gereja (suatu perhimpunan ibadah), tetapi belum tentu ia sanggup membawa sidang jemaat kepada Tuhan. Jadi mengumpulkan jiwa berbeda dengan membawa jiwa kepada Tuhan. Itu harus dipahami dengan baik.
Yang menarik jiwa datang kepada Tuhan adalah salib, itulah para hamba Tuhan yang tidak mau menonjolkan diri, sebaliknya dia bermegah atas salib, hamba Tuhan yang semacam ini sanggup membawa jiwa datang kapada Tuhan. Jadi, jangan terkecoh dengan jumlah jiwa yang banyak berkumpul dalam suatu tempat, namun perhatikan apakah salib ditegakkan di tengah-tengah ibadah itu. Kalau hanya kumpul-kumpul, tetapi salib tidak ditegakkan maka hamba Tuhan semacam ini tidak berkuasa untuk membawa jiwa datang kepada Tuhan.

Yohanes 6:43
(6:43) Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut.

Di sini kita melihat, ketika Yesus menceritakan tentang kehendak Allah, orang-orang Yahudi bersungut-sungut.
Pendeknya; orang Yahudi bersungut-sungut terhadap salib Kristus, mereka tidak meninggikan salib Kristus.

Yohanes 6:44
(6:44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

Dengan tegas Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi; “Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, jikalau  tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.”
Jadi, hanya dengan kuasa yang besar jiwa-jiwa ditarik dari bumi kepada Tuhan, tidak bisa dengan cara yang lain.
Maka saya juga mohon doa-doa dari sidang jemaat supaya kita senantiasa meninggikan salib Kristus.
Selama hayat dikandung badan kiranya kita senantiasa bersama-sama meninggikan salib Kristus sebab dengan kuasa yang besar kita ditarik datang kepada Dia, tanpa kuasa yang besar tidak ada seorangpun yang dapat ditarik datang kepada Tuhan. Jadi jangan terkecoh dengan cara-cara pelayanan yang lain-lain.
Itulah pribadi Rut, dia pribadi yang tidak mau menonjolkan diri di dalam melayani Tuhan.

Yang Kedua: RUT ADALAH PRIBADI YANG KONSEKUEN DENGAN PERKATAANNYA.
Berarti; perkataan dan perbuatan Rut sama. Kesimpulannya; Rut berkuasa di dalam perkataan dan perbuatan.

Sebagai mana Rasul Paulus di dalam melayani Tuhan dalam..
2 Korintus 1:17
(1:17) Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"?

Rasul Paulus tidak serampangan di dalam melayani Tuhan. Serampangan artinya; di dalam diri seseorang serentak terdapat ya dan tidak. Dengan demikian, baik perkataannya maupun perbuatannya serentak terdapat ya dan tidak. Tetapi Rasul Paulus tidak demikian, dia konsekuen dengan perkataan dan perbuatannya sehingga dia berkuasa di dalam perkataan dan berkuasa di dalam perbuatannya.  
Kalau seorang hamba Tuhan/seorang imam serampangan di dalam melayani Tuhan dia tidak berkuasa di dalam perkataan dan dia tidak berkuasa di dalam perbuatannya karena di dalam dirinya serentak terdapat ya dan tidak.

2 Korintus 12:6
(12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

Rasul Paulus tidak bermegah, melainkan menahan dirinya tentang kelebihan-kelebihan yang dia terima dari Tuhan. Kalaupun kita dipakai oleh Tuhan dengan kuasa yang besar di dalam melayani pekerjaan Tuhan maka tidak perlu bermegah, biarlah kiranya kita menahan diri terhadap kelebihan-kelebihan, terhadap kemurahan-kemurahan yang dipercayakan oleh Tuhan.
Tujuannya; supaya jangan ada yang menghitungkan kepada kita lebih dari apa yang mereka lihat atau yang mereka dengar dari kita.
Sikap ini membuktikan bahwa Rasul Paulus berkuasa di dalam perkataan dan berkuasa di dalam perbuatannya.

Sekarang kita akan melihat kembali contoh lain yang berkuasa di dalam perkataaan dan berkuasa di dalam perbuatannya..
Kisah Para Rasul 7:21-22
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.

Musa diasuh oleh putri Firaun, dididik dengan segala hikmat orang Mesir sehingga Musa berkuasa di dalam perkataannya dan berkuasa di dalam perbuatannya.

Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;

Anak-anak Tuhan, sidang jemaat Tuhan jangan anggap enteng didikan Tuhan yaitu didikan salib dan jangan putus asa apabila diperingatkan atau ditegor oleh Tuhan.

Ibrani 12:6
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

Tuhan menghajar orang yang dikeliling-Nya dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Saya juga pernah ditegur Tuhan dan teguran itu, sangat sakit bagi daging tetapi berkuasa untuk mendewasakan kehidupan rohani kita. Memang didikan dalam bentuk teguran itu penting, tidak perlu anggap enteng dan tidak perlu putus asa, patah semangat dan kecewa.
Barangkali sidang jemaat juga mengalami hal yang sama ketika mulai sudah tidak dengar-dengaran di situ Tuhan akan berbicara (tegur langsung) oleh karena suatu kesalahan, namun itu adalah tanda bahwa kita diakui sebagai anak.

Ayo mulai sekarang belajar, karena dengan teguran itu merupakan suatu tanda bahwa kita diakui sebagai seorang anak dan dikasihi oleh Tuhan.
Pendeknya; teguran adalah didikan Tuhan, maka lewat didikan semacam ini anak-anak Tuhan akan semakin dewasa tentunya sehingga ia akan berkuasa di dalam perkataan dan berkuasa di dalam perbuatan.  

Amsal 16:20-21
(16:20) Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN. (16:21) Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan.

Saudaraku, siapa memperhatikan didikan Tuhan maka ia akan mendapat kebaikan Tuhan dan ia akan berbahagia.
Itu sebabnya tadi saya katakan kalau ada teguran-teguran Tuhan lewat sesuatu yang menyakitkan cepat-cepat mengakui.
Hasil dari didikan Tuhan:
1.         Orang yang bijak hati disebut berpengertian -> berkusa di dalam perbuatannya.
2.         Berbicara manis lebih dapat meyakinkan -> Orang-orang yang berkuasa di dalam perkataan.
Jadi kesimpulannya; jangan anggap enteng didikan Tuhan dan jangan putus asa terhadap teguran-teguran Tuhan.

Ayub 5:17
(5:17) Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.

Berbahagialah manusia yang ditegur Allah, oleh sebab itu janganlah menolak didikan Tuhan.

Ayub 5:18
(5:12) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.

Dia yang melukai tetapi juga membebat dan Dia yang memukuli, namun tangan-Nya yang menyembuhkan pula.
Jadi tanpa didikan seseorang tidak akan pernah mengalami pemulihan. Mereka yang di luar Tuhan, jauh dari didikan Tuhan, jauh dari teguran Tuhan, sekalipun berbuat jahat. Sedangkan, orang-orang yang ada di dalam Tuhan, sedikit berbuat salah langsuang menerima teguran karena dia diakui sebagai anak dan yang dikasihi.
Itulah sebabnya dikatakan berbahagialah orang yang ditegur Allah sebab luka karena didikan itu bertujuan untuk memulihkan keadaan kita sekalian.

Yang Ketiga: RUT ADALAH PRIBADI YANG RENDAH HATI.
Tentang rendah hati ini mari kita simak di dalam..
Efesus 4:1
(4:1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

Marilah kita berpadanan dengan panggilan itu, berarti menjunjung tinggi korban Kristus, menghargai kemurahan Tuhan karena kita telah dipanggil dari kegelapan dan darah-Nya telah tebus kita dari dosa dan dari segala perbuatan yang sia-sia, (kutuk nenek moyang).

Efesus 4:2-6
(4:2) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. (4:3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: (4:4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
(4:5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, (4:6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Praktek menghargai panggilan:
Yang pertama:
1.           Rendah hati.
    Berarti; dalam segala perkara dan dalam keadaan serta situasi dan kondisi apapun selalu rendah hati, jangan sampai  kerendahan hati itu berubah oleh karena situasi, kondisi, dan keadaan yang ada.
2.           Lemah lembut.
    Lemah lembut lawan katanya kasar. Ada orang seperti lemah lembut, tetapi sesungguhnya kasar, mudah sekali dipengaruhi situasi, kondisi, dan keadaaan yang ada.
3.           Sabar.
    Kita berdoa bersama-sama supaya kita dikuasai oleh Roh sabar.

Yang Kedua:
1.   Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
2.   Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.

Adapun ikatan damai sejahtera yang dimaksud, antara lain: 
a.   Satu tubuh.
Apa tanda satu tubuh? Tidak egois.
b.   Satu Roh
Tandanya ada  di dalam kegiatan yang sama.
Sekalipun berbeda-beda karunia dan jabatan-jabatan serta jenis-jenis pelayanan itu berbeda-beda namun melayani Tuhan yang sama.
c.   Satu Tuhan.
Tandanya, tidak hidup didalam penyembahan berhala.
d.   Satu iman.
Orang yang memiliki iman belum tentu satu iman, tetapi orang-orang yang beriman sabaiknya satu iman.
Kita punya visi dan misi yang sama di dalam penggembalaan ini.
e.   Satu baptisan.
Kalau kita satu di dalam kematian Tuhan Yesus Kristus otomatis kita juga satu di dalam kebangkitan-Nya.
f.    Satu Allah.
Tandanya; Bapa dari semua, Allah yang di atas semua, dan oleh semua, dan di dalam semua.
Saudaraku, inilah yang dialami oleh orang-orang yang rendah hati, tiga perkara ini akan tampak jelas di dalam kehidupannya.

Efesus 4:7
(4:7) Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

Perlu untuk diketahui; kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut pemberian Kristus.

Lebih jauh kita melihat tentang kasih karunia yang dianugerahkan menurut pemberian Kristus..
Efesus 4:8-12
(4:8) Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." (4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? (4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Perhatikan kalimat; “Ia telah naik berarti Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah.”
Artinya;  Yesus Kristus telah merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya.
Berarti dapat diambil kesimpulan; kalau kita menjadi suatu kehidupan yang rendah hati itu karena Tuhan sudah terlebih dahulu merendahkan diri-Nya ditempat yang paling rendah (dunia orang mati).
Tujuannya;
1.           Ia membawa tawanan-tawanan/membebaskan tawanan.
    Sebab jelas di dalam Efesus 2, di situ dikatakan; “Kamu dahulu sudah mati oleh karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.” Lalu pada ayat 2-4; adapun dosa itu disebabkan oleh tiga si seteru, yaitu;
1.      Dunia dan arusnya.
2.      Roh pendurhakaan/penguasa kerajaan angkasa.
3.      Daging dengan segala keinginannya.
2.           Ia memberikan karunia dan jabatan-jabatan.
    Terjadinya pembebasan terhadap tawanan karena Tuhan Yesus Kristus adalah hamba Tuhan yang rendah hati, kemudian dia memberikan lima jabatan karena Yesus adalah hamba Tuhan yang rendah hati.
    Jadi kalau Yesus adalah hamba Tuhan yang rendah hati maka kita juga sebagai imam-imam, hamba-hamba Tuhan yang rendah hati.

Bukankah Dia sebagai tanda kerendahan hati-Nya membebaskan tawanan? Bukankah Dia sebagai tanda kerendahan hati-Nya memberikan pemberian yaitu karunia-karunia dan jabatan-jabatan? Kalau Tuhan memberikan karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus itu karena Tuhan Yesus Kristus adalah hamba Tuhan yang rendah hati maka kitapun harua rendah hati.
Tujuannya adalah: bagi pekerjaan pelayanan dan bagi pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Bukankah sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini adalah pesta nikah Anak Domba?
Maka kalau pada akhirnya kita dibawa menjadi anggota tubuh mempelai sampai akhirnya berada di dalam pesta nikah Anak Domba itu semua karena kerendahan hati Yesus sebagai hamba Tuhan.
Maka apa yang dialami oleh Rut adalah ladang yang baik bagi kita sekarang.
Ia pergi ke ladang untuk menuai jelai gandum di belakang penyabit-penyabit. Bukankah itu menunjukkan kerendahan hati Rut yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada kita saat ini? Kita patut bersyukur olehnya.

Memang sebaiknya kita harus rendah hati, lemah lembut, sabar karena Yesus adalah hamba Tuhan yang rendah hati. Buktinya; Dia membebaskan tawanan, yang dahulu sudah mati karena dosa. Kemudian Dia memberikan lima jabatan bagi pekerjaan pelayanan dan bagi pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, (menjadi tubuh mempelai), masuk dalam pesta nikah Anak Domba sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini.
Jadi semua itu dinyatakan Tuhan bagi kita karena Yesus adalah hamba Tuhan yang rendah hati.

Maka malam ini kita sudah menerima pengertian dari memungut bulir-bulir gandum di belakang penyabit-penyabit, yaitu:
1.         Gambaran dari hamba Tuhan yang tidak mau menonjolkan diri.
2.         Gambaran dari hamba Tuhan yang konsekuen dengan perkataan.
3.         Gambaran dari hamba Tuhan yang rendah hati.

Memang sebaiknya kita senantisa rendah hati, lemah lembut, dan sabar karena Yesus adalah hamba Tuhan yang rendah hati. Apa buktinya? Selain Yesus membebaskan tawanan-tawanan, namun Dia juga memberikan karunia-karunia dan jabatan-jabatan.
Bukankah kita bersyukur kepada Tuhan? Karena itu mari kita mengucap syukur kepada Tuhan, kita tinggikan korban-Nya di atas kayu salib. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang






No comments:

Post a Comment