KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, May 22, 2019

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 31 JANUARI 2019



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 31 JANUARI 2019

KITAB RUT
(Seri: 40)

Subtema: “RUT PEKERJA YANG TERAKHIR”

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita diijinkan untuk menjalankan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Mari kita mohonkan kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya malam ini untuk melawat kehidupan kita sehingga kehidupan kita dipulihkan, ibadah, pelayanan, rumah tangga, segala sesuatu dipulihkan, berkat berkelimpahan menjadi bagian dari kehidupan kita masing-masing.
Juga saya tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video internet, youtube, facebook, dimapaun anda berada, di dalam dan di luar negeri kiranya Tuhan memberkati kita.
Kiranya kemurahan dan rahmat-Nya turun atas kita sekaliannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 2, kita masih memperhatikan ayat 4 selanjutnya kita akan membaca ayat 5.
Rut 2:4
(2:4) Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: "TUHAN kiranya menyertai kamu." Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!"

Kesimpulan dari ayat 4 ini; Boas sangat memperhatikan pekerja-pekerja di ladangnya di dalam hal penyertaan Tuhan.
Memang imam-imam maupun hamba-hamba Tuhan sangat membutuhkan penyertaan Tuhan dalam hal melayani pekerjaan Tuhan sebab tanpa Tuhan tidak ada seorangpun yang sanggup melayani pekerjaan Tuhan.

Rut 2:5
(2:5) Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?"

Selanjutnya di ayat 5 kita melihat, Boas bertanya kepada hamba yang mengawasi penyabit-penyabit itu; "Dari manakah perempuan ini?" Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Rut tidak luput dari perhatian Boas.
Tadi kita sudah melihat perhatian Boas terhadap pekerja-pekerja di ladangnya dalam hal penyertaan Tuhan, demikian juga dengan Rut tidak luput dari perhatian Boas.
Oleh sebab itu jangan kita membawa diri berada di ladang dunia yang hanya menghasilkan onak dan duri, yaitu;
1. Kekuatiran.
2. Ketidaktaatan kepada Tuhan.
Kemudian kita juga jangan membawa diri di dalam ladang si pemalas yang hanya menimbulkan onak dan duri, yaitu;
1. Kemiskinan.
2. Kekurangan.
Pendeknya; ladang dunia dan ladang si pemalas hanya menghasilkan onak dan duri saja. Onak dan duri ini sifatnya menyakiti dan menyengsarakan kehidupan dari anak-anak Tuhan. Tetapi di sini kita melihat, Rut membawa dirinya berada di ladang Boas sehingga dia turut diperhatikan oleh Boas. Demikian juga kalau kita membawa diri barada di ladang Tuhan maka kita turut diperhatikan oleh Tuhan tanpa terkecuali sampai kedalaman hati kita masing-masing, tidak tanggung-tanggung.

Amsal 3:34
(3:34) Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.

Tetapi orang yang rendah hati dikasihaninya. Kemudian orang yang rendah hati menerima pujian...Amsal 29:23.

Amsal 18:12
(18:12) Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

Biarlah kiranya kita rendah hati di dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan karena kerendahan hati mendahului kehormatan dan karena kerendahan hati seorang hamba Tuhan, seorang pekerja di ladang Tuhan menerima pujian bahkan seorang hamba Tuhan yang rendah hati juga dikasihani oleh Tuhan.
Kesimpulannya; orang yang rendah hati dikasihani, menerima pujian, mendahului kehormatan. Dan itu merupakan perhatian Tuhan kepada pekerja-pekerja di ladang Tuhan.

Kita kembali membaca..
Rut 2:5
(2:5) Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?"

Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa Rut adalah pekerja yang terakhir di ladang Boas.
Di hari-hari terakhir ini kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan jelai gandum. Kita perhatikan keadaan yang sudah singkat dimana dunia ini akan segera berlalu.

Matius 20:8-10
(20:7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. (20:8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
(20:9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. (20:10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.

Yang masuk terakhir yaitu pada pukul lima dan yang masuk terdahulu sama-sama menerima upah satu dinar. Ini adalah kemurahan bagi pekerja yang masuk pada pukul lima, pada hari-hari terakhir sebab sama-sama menerima upah satu dinar dari tuan yang punya ladang itu. Yesus Kristus adalah Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan kasih karunia dan kebenaran.

Matius 20:11-14
(20:11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. (20:13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (20:14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.

Pekerja-pekerja yang masuk terakhir mendapat upah sedinar, ini adalah kemurahan hati Tuhan. Kemurahan semacam ini harus dihargai dengan sebaik-baiknya. Waktu yang singkat yang masih tersedia ini dimanfaatkan sedemikian rupa, jangan diabaikan, jangan bermasa bodoh, jangan membawa diri kita berada di ladang dunia yang hanya menimbulkan kekuatiran dan ketidaktaatan kepada Tuhan. Kemudian jangan membawa diri kita ini berada di ladang si pemalas yang hanya menghasilkan onak dan duri, kemiskinan dan kekurangan. Onak duri itu cukup menusuk, menyakiti kehidupan anak-anak Tuhan.
Perhatikan waktu ini adalah waktu yang sudah singkat.

Yohanes 9:4
(9:4) Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.

Selama masih ada waktu kita harus mengerjakan pelayanan ini dengan segala kerendahan hati sebab akan tiba waktunya dimana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Ayo manfaatkan kesempatan yang ada, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Jangan sampai waktu yang tersisa yang tinggal sedikit ini masih saja diabaikan begitu saja. Ingat kesempatan hanya datang satu kali, jangan seperti Esau sibuk berburu daging mengabaikan kesempatan yang Tuhan percayakan sebab ia menganggap ringan hak kesulungan, dia menganggap enteng ibadah dan pelayanan sehingga ketika dia mencari berkat yang satu itu ia ditolak sebab tidak ada lagi kesempatan bagi dia untuk bertobat.

Syarat bekerja di ladang Tuhan..
Matius 20:10-12
(20:10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. (20:11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

Pekerja-pekerja yang masuk terdahulu bersungut-sungut kepada tuannya itu karena pekerja-pekerja yang terakhir, (yang masuk pada pukul lima) sama-sama menerima upah yaitu satu dinar.
Banyak orang melayani Tuhan disertai dengan sungut-sungut.
Persungutan-persungutan di dalam melayani pekerjaan Tuhan tidak boleh terjadi, sebab, ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan ini adalah pekerjaan Tuhan, ini bukan pekerjaan manusia. 
Jadi kalau kita bersungut-sungut di dalam melayani pekerjaan Tuhan maka sama dengan bersungut-sungut kepada Tuhan.

Matius 20:13
(20:13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?

Bersungut-sungut menunjukkan bahwa pekerja-pekerja yang masuk terdahulu telah melupakan kesepakatan (perjanjian) yang telah dibuat.

Mari kita lihat perjanjian (kesepakatan) yang telah dibuat itu..
Ibrani 10:9
(10:9) Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.

Yesus datang ke dunia untuk melakukan kehendak Allah Bapa “Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.”
Yang pertama-> perjanjian menurut hukum taurat, disebut ibadah taurat, ibadah yang dijalankan secara lahiria/ rutinitas atau kebiasaan.

Ibrani 10:1-3
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. (10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.

Binatang yang dipersembahkan sebagai korban bakaran (korban keselamatan) adalah bayangan dari keselamatan yang akan datang bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Pendeknya; ibadah yang dijalankan secara taurat (ibadah lahiriah) merangsang dosa.
Kalau saja korban yang dipersembahkan dalam bentuk hukum taurat itu dapat menghentikan dosa maka orang pasti tidak akan melakukan dosa. Tetapi justru dengan korban yang sama yang terus-menerus dipersembahkan, mengingatkan orang terhadap dosa. Berarti ibadah taurat itu merangsang dosa karena dia masih mempunyai pengharapan dengan korban-korban selanjutnya, sehingga ada keinginan untuk berbuat dosa. Itu sebabnya yang pertama dihapuskan untuk menegakkan yang kedua.

Matius 20:11-12
(20:11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

Di sini kita perhatikan, pekerja-pekerja yang masuk terdahulu bersungut-sungut karena mereka memandang terhadap yang sudah mereka perbuat yaitu sehari suntuk dan menanggung panas terik matahari
Pendeknya; pekerja-pekerja yang masuk terdahulu itu mengingat perjanjian yang pertama, tetapi mengabaikan perjanjian yang kedua/tidak menegakkan yang kedua. Sehingga itu menjadi suatu persoalan yang serius di tengah ibadah dan pelayanan. Kalau memandang terhadap perjanjian yang pertama, tetapi yang kedua tidak ditegakkan itu menjadi persoalan yang serius.

Saudaraku, memandang terhadap apa yang mereka perbuat itu adalah suatu kesombongan. Tinggi hati (sombong) mendahului kejatuhan. Sadar atau tidak sadar roh kesombongan itu banyak sekali menguasai orang-orang yang melayani Tuhan, mereka bekerja, tetapi bermegah terhadap hasil usahanya sendiri.
Memandang terhadap apa yang kita perbuat itu sama dengan kesombongan/bermegah terhadap hasil usaha.

Roma 3:23-24
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Kita dibenarkan oleh karena penebusan darah salib Kristus itu adalah kasih karunia (kemurahan hati Tuhan).
Berarti, seorang pekerja di ladang Tuhan tidak boleh bermegah dengan segala jerih lelahnya karena sebenarnya hal itu tidak sebanding dengan kasih karunia Tuhan.
Perjanjian yang kedua yaitu kemurahan hati Tuhan tidak boleh dilupakan sebab manusia dibenarkan oleh karena iman, bukan karena hasil usaha, bukan karena perbuatan kita.

Roma 3:27
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!

Saudaraku, kita bermegah berdasarkan iman sebab kita dibenarkan oleh karena iman, bukan karena perbuatan kita yang bayak apalagi kalau sedikit.
Ingat kita adalah manusia yang telah jatuh kedalam dosa sehingga oleh karena dosa itu hilanglah kemuliaan Allah = merusak gambar dan rupa Allah, tetapi kita akhirnya dibenarkan oleh penebusan darah salib Kristus, itu adalah kasih karunia, itu adalah kemurahan  Tuhan, tidak boleh diabaikan, perjanjian yang kedua harus ditegakkan, yang seharusnya diabaikan pengorbanan diri. Oleh sebab itu, jangan kita membesar-besarkan segala yang telah kita perbuat seperti pekerja-pekerja yang masuk terdahulu (dari pagi sampai jam enam sore, sehari suntuk) mereka membesar-besarkan jerih lelah itu dihadapan Tuhan. Apakah kita boleh bermegah atas dasar itu? Tidak, kita bermegah karena kita telah dibenarkan karena iman.

Roma 3:28
(3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Jadi, manusia dibenarkan karena iman bukan karena melakukan hukum taurat. Bukan karena perbuatannya yang banyak, bukan karena pengorbanannya yang banyak, tetapi karena iman di dalam Kristus. Dan kita harus menyadari itu dengan baik, kita harus yakini kebenaran iman, bukan yakin dengan perbuatanmu yang bayak itu. Terlalu konyol rasanya, mengabaikan yang kedua, namun mengingat pengorbanan dan jerih lelah (perjanjian yang pertama).

Praktek kesombongan dari seorang hamba Tuhan dalam melayani pekerjaan Tuhan..
Matius 20:10
(20:10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.

Jadi pekerja-pekerja yang masuk terdahulu menyangka bahwa mereka akan mendapat upah lebih banyak dari pekerja yang masuk terakhir yaitu pekerja yang masuk pada pukul lima. Hal itu terjadi karena mereka memandang kepada, pengorbanan yang banyak, tetapi mengabaikan yang kedua. Terlalu aneh rasanya kalau anak-anak Tuhan membesarkan pengorbanannya, perbuatannya, tetapi pengorbanan Tuhan dikecilkan.
Kalau saudara ingat di dalam injil Matius 22; murid-murid bertengkar karena saling membesarkan diri satu dengan yang lain, lalu Tuhan memberitahukan hal tentang yang terbesar kepada mereka yaitu “yang terbesar hendaklah menjadi yang termuda, pemimpin menjadi pelayan” karena Yesus sendiri berada di tengah-tengah murid-murid untuk melayani mereka. Sedangkan menurut ukuran dunia yang disebut pemimpin adalah para pembesar-pembesar, para raja-raja, para yang disebut orang kaya, dan lain sebagainya. Memang menurut ukuran dunia, yang terbesar adalah mereka yang duduk makan, tetapi Yesus berkata; “Aku ada di tengah-tengah kamu dan melayani kamu, memberi kamu makan.” Pendeknya; Yesus adalah Pemimpin sejati sepanjang masa. Lalu Yesus berkata lagi; “Kamulah yang tetap tingal diam bersama-sama dengan Aku.” Dilanjutkan dengan berkata; “Petrus, iblis sedang menanti kamu, tetapi Aku berdoa supaya imanmu tidak gugur.”
Apa maksud dibalik ini semua? Ternyata seorang pekerja-pekerja di ladang Tuhan, hamba-hamba Tuhan tidak boleh sombong, harus rendah hati melayani pekerjaan Tuhan, tidak boleh membesarkan perbuatan yang banyak, dan melupakan salib kristus.

Matius 20:11-12
(20:11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (20:12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.

Saudaraku, karena menerima upah yang sama akhirnya pekerja-pekerja yang terdahulu bersungut-sungut kepada tuannya. Adapun alasan persungutan mereka; “Kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.” Artinya mereka bersungut-sungut karena sengsara salib dan aniaya karena firman.
Bekerja berat  = sengsara salib, kemudian panas terik matahari = aniaya karena firman. Berarti; bersungut-sungut terhadap kasih karunia, bersungut-sungut terhadap kemurahan hati Tuhan.
Karena Tuhan murah hati kepada pekerja yang masuk terakhir, mereka bersungut-sungut = bersungut-sungut terhadap kemurahan hati Tuhan. Semakin hari kita harus semakin dewasa.
Masih ingat waktu pertama perjumpaan kita dengan Tuhan, keadaan kita persis seperti kanak-kanak, tetapi seiring bertambahnya pembukaan firman yang sudah kita terima, kita semakin dewasa terhadap tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan.

Sekarang kita akan bandingkan ketika perjanjian yang kedua ditegakkan..
Perjanjian yang kedua -> Kasih karunia dan kemurahan hati Tuhan kepada kita.

1 Korintus 9:17
(9:17) Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.

“Pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku” artinya; Melayani pekerjaan Tuhan adalah sebuah kepercayaan Tuhan yang besar sehingga setiap pekerja-pekerja harus memberi pertanggungan jawab kepada Tuhan. Harus bertanggung jawab terhadap kepercayaan Tuhan, jangan hanya menuntut upah, jangan hanya menuntut ini dan itu, tetapi seorang pekerja harus memberikan pertanggungan jawab atas apa yang dipercayakan oleh Tuhan, tidak boleh main-main.
Maka saya sebetulnya tidak mudah mempercayakan tanggung jawab terhadap orang yang main-main apalagi yang pernah mengundurkan diri dari pekerjaan Tuhan. Biar bodoh kalau mau menyerah, rendah hati, dengar-dengaran, itu yang dipakai oleh Tuhan bukan siapa yang pintar, siapa yang kuat. Tuhan tidak percaya kepada orang yang merasa hebat, merasa pintar, dan tidak dengar-dengaran karena orang semacam ini nanti akan memakai logika dan berani memberontak seperti pekerja-pekerja yang masuk terdahulu.
Maka melayani pekerjaan Tuhan adalah kepercayaan dari Tuhan dan setiap pekerja-pekerja harus memberi pertanggungan jawab kepada Tuhan, tidak boleh bersungut-sungut, tidak boleh memberontak, tidak boleh menggunakan trik dan intrik.

1 Korintus 9:18
(9:18) Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

Saudaraku, upah kita bekerja untuk Tuhan adalah bekerja tanpa upah. Berarti; bagi Rasul Paulus kepercayaan Tuhan terhadap pekerja-pekerja adalah lebih penting dari sekedar menuntut upah (haknya), bersungut-sungut menuntut upah.
Kepercayaan Tuhan itu jauh lebih besar dari pada bersungut-sungut menuntut upah karena hasil jerih payah.
Apa upah yang terbesar? Upah yang terbesar adalah kalau dipercaya untuk melayani Tuhan.
Tidak banyak hamba Tuhan dipercaya untuk melayani Tuhan sekalipun dia melayani di altar, berdiri di tempat kudus, belum tentu itu berasal dari Tuhan, banyak orang melayani karena keingiannya bukan keinginan Tuhan. Kalau hamba Tuhan perhatiannya tertuju kepada perkara lahiriah, dia bukanlah hamba Tuhan yang berasal dari Tuhan, namun dia melayani karena keinginannya.

1 Korintus 9:14-15
(9:14) Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu. (9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapapun juga! (9:16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

Semakin jelas sekali bahwa Rasul Paulus menuliskan isi hatinya kepada jemaat di Korintus yaitu; “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” Itu yang menjadi nomor satu di dalam kehidupan Rasul Paulus adalah melayani Tuhan, dia tidak menuntut hak karena dia sadar bahwa upah yang terbesar adalah bila dipercaya oleh Tuhan.
Ayo, belajar untuk dapat dipercaya, perkataannya dan perbuatannya dapat dipercaya. Pendeknya; lahir batin dapat dipercaya, suami dapat dipercaya, istri dapat dipercaya, anak dapat dipercaya, orang tua dapat dipercaya, setiap insan dapat dipercaya, itu upah yang terbesar dari Tuhan. Upah yang terbesar adalah kalau dia dipercaya melayani Tuhan.
Jadi, jangan lupa dan jangan mengabaikan perjanjian yang kedua, tetapi abaikanlah perjanjian yang pertama (nenuntut hak), tegakkanlah yang kedua, yaitu; kemurahan hati Tuhan.

Sekarang kita akan membaca..
Lukas 22:28
(22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. (22:29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, (28:30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (28:31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (28:32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

Tuhan itu tahu tentang segala sesuatu yang sedang dihadapi umat-Nya. Dia senantiasa berdoa kepada kita supaya iman kita jangan gugur di dalam melayani pekerjaan Tuhan, di dalam mengikuti, mengiringi Tuhan. Tuhan sangat mengerti dengan apa yag sedang kita alami dan kita hadapi. Itu sebabnya Dia  berdoa kepada Simon Petrus.
Dari awal Yesus sudah berkata kepada murid-murid; “Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.”

Lukas 22:33-34
(22:33) Jawab Petrus: "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" (22:34) Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."

Jadi, jangan kita menganggap diri mampu menghadapi penderitaan yang dihadapi oleh Tuhan Yesus Kristus, tidak boleh sombong. Di sini kita perhatikan Simon Petrus terlalu sombong, menganggap diri bisa menanggung penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus Kristus, dia tidak butuh nasehat sekalipun Tuhan sudah memberikan suatu pernyataan supaya imannya jangan gugur oleh karena penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus. Padahal Tuhan jauh lebih tahu, Tuhan lebih tahu segala pergumulan-pergumulan yang akan dialami oleh umat Tuhan, tetapi dia merasa diri hebat.
Kalau kita melihat di Matius 26, kenyataannya Petrus tiga kali menyangkal Yesus dan itu terjadi sebelum ayam berkokok, ternyata dalam hal ini Tuhan yang benar. Kesombongan, keangkuhan, kemampuan yang berasal dari manusia daging tidak bisa berbuat apa-apa, kemurahan Tuhan yang benar jikalau kita terima dengan rendah hati.
Hai sidang jemaat Gpt “Betania” kita dituntut untuk tetap tinggal bersama-sama dengan Tuhan, dan juga dituntut untuk rendah hati, jangan cepat-cepat melupakan kemurahan Tuhan.
Saya berharap kita semua, laki-laki perempuan, tua muda kiranya juga mendapat perhatian dari Tuhan, seperti Rut.
Kerendahan hati mendahului kehormatan, orang yang rendah hati dikasihani oleh Tuhan, orang yang sombong mendahului kejatuhan. Itu sebabnya saya katakan tadi, perlu merendahkan diri untuk segera mengakui pelayanan Imam Besar, mengakui doa-doa dari Imam Besar sebab kita masih butuh nasehat firman.
Yang benar adalah Tuhan, bukan Petrus sebab Petrus pada akhirnya menyangkal Tuhan sebanyak 3 kali.

Lukas 5:5
(5:5) Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

Di sini kita perhatikan, ketika Simon Petrus mengandalkan kemampuannya, kekuatannya, kepandaiannya, dalam hal menangkap ikan, tetapi justru di situ dia gagal. Banyak diantara kita merasa karena dia punya pendidikan di bidang tertentu, lalu merasa dia tidak butuh lagi nasehat, tetapi justru di situ dia gagal. Sebab itu kita butuh nasehat, kita harus dengar-dengaran, kita juga sangat membutuhkan doa Imam Besar.

Kolose 3:12
(3:12) Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Hai orang-orang pilihan yang dikuduskan oleh Tuhan kenakanlah lima hal, yaitu;
1. Belas kasihan.
2. Kemurahan.
3. Kerendahan hati.
4. Kelemahlembutan.
5. Kesabaran.
Supaya kita berhasil di dalam melayani pekerjaan Tuhan.
Orang-orang pilihan-> orang-orang yang melayani pekerjaan Tuhan sehingga kita mendapat perhatian dari Tuhan, sekalipun kita berada di ladang Tuhan pada detik-detik terakhir. Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, hari yang sudah sangat singkat sekali, kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, biar kita mendapat perhatian dari Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment