KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, July 18, 2019

IBADAH PERSEKUTUAN PASKAH DURI - RIAU, 24 APRIL 2019






Tema: “ROTI YANG TIDAK BERAGI”

Subtema: RAGI HERODES

Shalom.
Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita diijinkan untuk melangsungkan Ibadah Persekutuan Paskah, semua karena kemurahan Tuhan.
Saya bersyukur, Tuhan percayakan kami untuk melayani di malam hari ini. Oleh karena kemurahan Tuhan, saya dapat berdiri melayani di tempat ini, bersama-sama menikmati kemurahan Tuhan.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada bapak gembala, Bapak Pdt. Oslen Sitorus dan juga ibu (sebagai panitia). Demikian juga rekan-rekanku hamba-hamba Tuhan yang sudah duduk bersama-sama bersekutu lewat Ibadah Persekutuan Paskah malam ini, juga Bapak Pdt. Welman yang terus mendukung dari Rantauprapat dengan Ibadah Persekutuan Paskah estafet yang dimulai kemarin pagi dan sore (dua sesi), dan lanjut lagi di malam hari ini, semua karena kemurahan Tuhan, dan jika Tuhan ijinkan lanjut besok di Kandis, di penggembalaan Bapak Pdt. Kanto Tamba.

Biarlah kiranya Tuhan memberkati dan melawat, memulihkan hidup, ibadah pelayanan dan nikah rumah tangga kita sekaliannya, berkat berkelimpahan menjadi bagian kita lewat Ibadah Persekutuan Paskah malam ini, dengan tema lanjutan dari Rantauprapat diambil dari 1 Korintus 5: 8.
Tetapi saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti Ibadah Persekutuan Paskah lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun berada kiranya Tuhan memberkati kita semuanya. Oleh sebab itu, biarlah kita memohon kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya malam ini, sehingga kedatangan kita tidak menjadi sia-sia.

Kita perhatikan 1 Korintus 5: 8
1 Korintus 5: 8
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Tema yang ada: “marilah kita berpesta dengan roti yang tidak beragi
Saat ini kita sedang berpesta lewat kebaktian Paskah Persekutuan, tujuannya tidak lain tidak bukan adalah untuk menikmati roti yang tidak beragi.

Sebagai pendahuluan, kita memperhatikan tentang RAGI terlebih dahulu.
RAGI SECARA UMUM, disebut ragi yang lama, itulah segala keburukan dan kejahatan.
1 Korintus 5: 9-11
(5:9) Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. (5:10) Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. (5:11) Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

Ragi yang lama yaitu segala keburukan dan kejahatan tadi, antara lain: orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk dan penipu. Inilah segala keburukan, inilah segala kejahatan itu.
Dengan orang yang demikian, kita dilarang untuk makan bersama-sama, sebab itu adalah ragi yang lama. Dalam setiap pertemuan ibadah, dalam setiap kita menikmati pesta, dilarang untuk makan bersama-sama dengan ragi yang lama.

1 Korintus 5: 6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

Sebab sedikit saja ragi, itu cukup mengkhamiri seluruh adonan, itu cukup mengkhamiri seluruh penggembalaan.

Persamaan dengan 6 perkara di atas;
1.     Orang cabul = hidup dalam dosa kenajisan.
2.     Kikir = terlampau hemat memakai harta bendanya = pelit. Contoh pelit seperti yang tertulis dalam Amsal; seperti si lintah mempunyai dua anak perempuan, yang pertama bernama “Untukku”, anak yang kedua bernama “Untukku
3.     Penyembahan berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, misalnya; meninggalkan ibadah dan pelayanan karena pekerjaan, karena bisnis, karena usaha, atau karena kesibukan-kesibukan atau karena perkara lahiriah lainnya, itu semua berhala.
4.     Pemfitnah = menjelekkan orang lain dengan kata-kata dusta.
5.     Pemabuk = hidup di dalam hawa nafsu, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
6.     Penipu, berarti; orang yang menipu. Prakteknya; dengan perkataan tidak jujur, penuh dengan tipu daya.

1 Korintus 5: 12-13
(5:12) Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? (5:13) Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.

Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu”, itulah kehidupan yang dikuasai dengan ragi yang lama, yaitu segala keburukan dan kejahatan.
Biarlah dosa atau ragi yang lama ini diusir dari tengah-tengah sidang jemaat dalam satu kandang penggembalaan.

Lebih rinci kita melihat tentang RAGI YANG LAMA dalam 1 Korintus 6.
1 Korintus 6: 6-7
(6:6) Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya? (6:7) Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?

Dengan adanya perkara atau perselisihan antara satu dengan yang lain, itu adalah kekalahan bagi kita, apalagi mencari keadilan kepada orang-orang yang tidak mengenal salib, ini merupakan kekalahan telak, ini merupakan kekalahan besar bagi anak-anak Tuhan, terlebih hamba-hamba Tuhan.
Sebenarnya lebih baik menderita karena ketidakadilan dan menderita karena dirugikan, itu lebih baik dari pada kita mencari pengadilan ke Mahkamah Pengadilan untuk mempersalahkan orang lain. Lebih baik kita menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, itulah yang disebut sengsara karena salib, aniaya karena Firman, supaya kita tidak mengalami kekalahan telak.

Roma 8: 32
(8:32) Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Oleh karena sengsara salib, Allah mengaruniakan segala sesuatu kepada kita.
Jadi untuk apa kita mencari keadilan kepada orang lain untuk mempersalahkan orang lain? Ada saja perkara antara satu dengan yang lain, itu sudah kekalahan, apalagi mencari keadilan kepada orang yang tidak mengenal salib untuk mempersalahkan orang lain, itu sesuatu yang mustahil.
Justru kalau kita menanggung penderitaan karena rela dirugikan, menanggung penderitaan karena ketidakadilan, Tuhan akan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita.
Dibalik sengsara, Tuhan nyatakan kemuliaan supaya kita tidak putus asa, sebaliknya dibalik kemuliaan ada sengsara supaya jangan sombong. Segalanya diijinkan Tuhan.

Kita dapat mengambil kesimpulan, yang menjadi tolak ukur di dalam mengikuti Tuhan adalah Salib, tidak lain tidak bukan, menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung; rela menanggung ketidakadilan, rela menanggung kerugian, itu jauh lebih baik dari pada kita mencari keadilan kepada orang yang tidak mengenal salib untuk mempersalahkan sesama.

Roma 8: 36-37
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Di dalam melayani Tuhan, Rasul Paulus telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.
Berarti pengalaman kematian atau menderita sengsara memang harus terjadi, memang harus kita alami, tujuannya; supaya kita boleh mengalami kemenangan, bahkan kita lebih dari pada orang-orang yang menang.

Sekarang kita kembali membaca 1 Korintus 6: 8
1 Korintus 6: 8
(6:8) Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.

Rasul Paulus berkata: “Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian terhadap saudara-saudaramu
Pertanyaannya: kalimatkamu sendiriditujukan kepada siapa?

Untuk memperoleh jawab yang pasti, mari kita membaca ayat berikutnya ...
1 Korintus 6: 9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Yang dimaksud dengan orang yang tidak adil dan mendatangkan kerugian adalah orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu. Itulah ragi yang lama.
Kesimpulannya; yang melakukan ketidakadilan dan yang mendatangkan kerugian adalah ragi yang lama, yaitu segala keburukan dan kejahatan.

Kemudian dalam 1 Korintus 6: 9-10 tadi terdapat tambahan dari ragi yang lama yaitu; orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri.
Mari kita lihat persamaan dari empat hal tersebut;
1.     Orang berzinah = berbuat zinah, berbuat hubungan yang tidak sah -> orang yang menduakan hati Tuhan, Dia Kepala gereja Mempelai Pria Sorga
2.     Banci = tidak laki-laki, tetapi tidak perempuan, artinya; tidak mempunyai identitas di Kerajaan Sorga.
3.     Pemburit = homoseksual = laki-laki menyukai laki-laki. Kehidupan yang seperti ini pasti mendatangkan ketidakadilan dan mendatangkan kerugian.
4.     Pencuri = mengambil milik orang lain tanpa ijin, termasuk mengambil miliknya Tuhan yaitu sepersepuluh.
Itulah yang disebut ragi yang lama (keburukan dan kejahatan) itu, dan orang yang hidup dengan ragi yang lama tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga, berarti mendapat bagian dalam api neraka yang apinya tidak padam, ulatnya tidak mati.

1 Korintus 6: 9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Hidup dengan ragi yang lama menimbulkan ketidakadilan dan mendatangkan kerugian terhadap sesama, tidak mendapatkan bagian dalam Kerajaan Sorga.

Inilah sedikit mengenai ragi yang lama secara singkat (keburukan dan kejahatan), mendatangkan kerugian dan mendatangkan ketidakadilan bagi orang lain. Jadi ragi yang lama itu merugikan orang lain, dan hidup orang yang dikuasai ragi yang lama tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.

Selanjutnya kita melangkah untuk melihat RAGI SECARA KHUSUS.
Ragi secara khusus ada tiga;
1.     Ragi Farisi.
2.     Ragi Saduki.
3.     Ragi Herodes.
Ketiga ragi tersebut betul-betul bertentangan dengan pengalaman kematian, pengalaman kebangkitan dan kemuliaan dari Tuhan Yesus Kristus.
1.     Ragi Farisi bertentangan dengan pengalaman kematian Tuhan Yesus Kristus.
2.     Ragi Saduki bertentangan dengan pengalaman kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
3.     Ragi Herodes bertentangan dengan kemuliaan dari Tuhan Yesus Kristus.

Ragi secara khusus, itulah RAGI FARISI dan RAGI SADUKI telah saya sampaikan di Rantauprapat dalam sesi pertama dan sesi kedua, maka di tempat ini saya akan menyampaikan ragi yang ketiga itulah RAGI HERODES.
Ijinkanlah firman Tuhan itu berkuasa di dalam hati kita, kita terima firman Tuhan dengan rendah hati dan lemah lembut.

Sekarang, mari kita memeriksa tentang RAGI HERODES.
TENTANG: RAGI HERODES.
Ragi Herodes bertentangan dengan kemuliaan dari Tuhan Yesus Kristus.

Markus 8: 15
(8:15) Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Tuhan berkata: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi Herodes

Markus 8: 16
(8:16) Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."

Tetapi saat Yesus berkata “berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi Herodes” kepada murid-murid (12 rasul), mereka berpikir Tuhan mengatakan hal itu karena mereka tidak membawa roti atau bekal makanan dalam perjalanan. Itu sebetulnya suatu kekeliruan yang besar di dalam mengikuti Tuhan.
Kalau hanya soal makanan, itu terlalu kecil bagi Tuhan. Baik juga hamba Tuhan dimanapun diutus oleh Tuhan, pasti Tuhan sertai dengan ajaib.
Jadi seorang hamba Tuhan tidak perlu pusing dengan soal makanan, sebab Tuhan tidak berbicara soal makanan, yang Tuhan maksud adalah RAGI HERODES.

Markus 8: 17-18
(8:17) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? (8:18) Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, (8:19) pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul."

Karena Tuhan melihat murid-murid atau rasul-rasul berpikir bahwa Tuhan mengatakan hal itu karena tidak membawa roti, lalu Tuhan ingatkan murid-murid tentang 5 roti untuk 5000 orang, belum ditambah para isteri dan anak- anak, namun 5 roti setelah diberkati oleh Tuhan justru sisa 12 bakul.
Sisa 12 bakul, berarti satu bakul untuk satu murid, satu rasul. Artinya, seharusnya dengan peristiwa ini murid-murid tidak boleh lupa, tetapi anehnya murid-murid lupa ketika Tuhan berkata “berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi Herodes”. Maka tidak masuk akal 3.5 tahun bersama dengan Yesus dengan pengalaman-pengalaman yang ajaib, 5 roti diberkati dengan ajaib lalu memberi makan 5000 orang dan para isteri dan para anak, justru sisa 12 bakul, tetapi mereka melupakan pengalaman itu.
Kemudian kalau kita perhatikan ayat yang lain, 5 roti itu adalah milik anak kecil, seakan-akan 5 roti ini tidak berarti dan tidak berharga, tidak bisa untuk mencukupkan 5000 orang laki-laki  bersama para isteri dan anak-anak, tetapi dengan keajaiban yang terjadi, 5 roti justru sisa 12 bakul, terjadi sesuatu yang luar biasa.
Lalu Tuhan ingatkan lagi dengan pemecahan roti yang kedua; 7 roti dengan beberapa ikan untuk 4000 orang, sisa 7 bakul. Masakan mereka lupa?
-       Kedatangan Yesus yang pertama dengan segala pengorbanan-Nya (5 luka), itulah pembukaan rahasia firman.
-       Kedatangan Yesus yang kedua, Dia tampil sebagai Raja dan Mempelai yang sempurna (itulah angka 7, sempurna).
Oleh sebab itu biarlah kita menikmati pemecahan roti yang pertama, segenap tubuh Yesus diserahkan kepada kita di atas kayu salib, itulah pembukaan rahasia firman untuk membawa kita sampai kepada kesempurnaan, maka tidak boleh lupa dengan segala pengalaman-pengalaman yang terjadi. Semua pengalaman baik susah maupun senang harus menjadi guru, jangan dilupakan supaya kita terlepas dari ragi Farisi dan ragi Saduki, dan termasuk malam ini ragi Herodes.

1 Timotius 4: 16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

“Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu ... karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau”
Artinya; kalau kita betul-betul memperhatikan, mengawasi pengajaran firman yang murni dan kita bertekun di dalamnya, itulah yang menyelamatkan diri seorang hamba Tuhan dan yang menyelamatkan sidang jemaat yang dilayani.
Jadi, tanggung jawab seorang hamba Tuhan itu tidak ringan. Kalau seorang gembala sidang memberikan teguran “awas, berjaga-jaga terhadap ragi Herodes”, jangan kita lantas segera panas hati dan uring-uringan, akhirnya mundur dari pelayanan, karena ini adalah tanggung jawab seorang hamba Tuhan. Awasi dirimu, awasi pengajaran firman yang murni dan terus bertekun mengawasinya untuk menyelamatkan pertama-tama diri hamba Tuhan itu (yang sudah menerima jabatan gembala) dan menyelamatkan diri sidang jemaat seberapa banyak yang Tuhan percayakan dalam satu penggembalaan.

Jadi, itulah yang harus kita perhatikan dengan baik. Sekarang, kalau memang kita harus mengawasi dan menjaga dengan tekun pengajaran firman Allah supaya tetap murni karena itulah yang menyelamatkan, marilah kita memperhatikan lebih dalam tentang ragi Herodes dalam Matius 2: 16.
Tuhan sudah ingatkan terlebih dahulu tadi; ragi Herodes bertentangan dengan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.

Lebih dalam kita melihat RAGI HERODES
Matius 2: 16-17
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. (2:17) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:

Herodes membunuh anak-anak di Betlehem yang berumur dua tahun ke bawah.

Matius 14: 10
(14:9) Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. (14:10) Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara

Kemudian yang kedua, Herodes membunuh Yohanes Pembaptis karena dia sudah terlanjur berjanji kepada anak perempuan Herodias yang sedang menari dan menyukakan hatinya saat dia berulang tahun, maka dia harus menepati janjinya.

Kisah Para Rasul 12: 1-3
(12:1) Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. (12:2) Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. (12:3) Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.

Kemudian selanjutnya, pembunuh yang ketiga terjadi dimana Herodes membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang, tujuannya tidak lain tidak bukan untuk menyenangkan hati orang Yahudi dan itu berlangsung saat hari raya Roti Tidak Beragi.

Jadi, dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa ragi Herodes adalah pembunuhan atau pembantaian.

1 Yohanes 3: 13
(3:13) Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.

Jangan heran umat Tuhan, anak Tuhan, sidang jemaat di tempat ini secara khusus, kalau dunia membenci, jangan heran, sebab memang bagi dunia, salib itu suatu kebodohan, sedangkan mencari uang itu nomor satu, sehingga kalau kita terus tekun memikul salib, mereka berpikir kita orang bodoh. Jadi jangan heran kalau dunia membenci kita.
Saya juga bukan orang bodoh, saya tinggalkan penggembalaan sesaat ke tempat ini dengan segala pergumulan, bukan karena saya orang bodoh, karena saya tahu, salib adalah kekuatan Allah, salib adalah hikmat Allah, salib adalah ukuran di tengah ibadah pelayanan ini, bukan yang lain-lain.

1 Yohanes 3: 14
(3:14) Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.

Saya mau mengasihi saudara, oleh sebab itu saya mau datang ke tempat ini. Sekarang sebaliknya, apakah saudara mau mengasihi Tuhan dan saya? Kalau saudara mau mengasihi Tuhan dan saya, saudara pasti duduk tenang mendengar firman Tuhan, rendah hati saat menerima firman Tuhan.

1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

Jadi, dosa kebencian setara dengan dosa membunuh.
Maka oleh sebab itu saya ambil kesimpulan; kebencian itu adalah ragi Herodes, dan kebencian setara dengan dosa membunuh.
Adakah di antara saudara yang pernah membunuh? Sebab kebencian itu setara dengan dosa membunuh, itulah ragi Herodes.

Terkadang melihat orang di sekitar apabila tidak sesuai di hati, maka hati langsung saja benci, hati langsung jengkel, sebenarnya itulah ragi Herodes. Dan ada yang lebih lucu; ketika dia melihat suatu peristiwa yang sangat mengenaskan, seseorang membunuh sesamanya bahkan sampai dimutilasi, dia berkata: “luar biasa perbuatannya, jijik aku melihatnya”, sekarang saya mau bertanya: mana lebih jijik, membenci atau membunuh?
Jadi jangan diulangi lagi kebencian itu, justru kita harus jijik kepada ragi Herodes, kebencian itu.

Sekali lagi; kebencian terhadap sesama itulah yang disebut ragi Herodes.

Latar belakang timbulnya pembunuhan atau kebencian.
YANG PERTAMA: Pembunuhan di Betlehem.
Matius 2: 16
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Herodes membunuh anak-anak berumur dua tahun ke bawah di Betlehem, sesuai dengan waktu yang diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Matius 2: 1-3
(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (2:3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.

Yesus lahir pada zaman raja Herodes, inilah yang melatarbelakangi sehingga Herodes membunuh anak-anak berumur dua tahun ke bawah di Betlehem.

Lukas 2: 7
(2:7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Yesus yang dilahirkan di dalam palungan sebagai anak sulung menunjukkan bahwa Yesus adalah roti tanpa ragi, tepatnya sebagai roti sulung.
Jadi yang melatarbelakangi Herodes membunuh anak-anak berumur dua tahun ke bawah di Betlehem, itu karena roti tanpa ragi, itu karena roti sulung, bukan karena yang lain-lain.
Mari kita berpesta dan menikmati roti tanpa ragi, disebut juga roti sulung. Jangan justru kita membenci si pemberita firman, jangan justru kita membenci ibadah dan pelayanan, jangan justru kita membenci penggembalaan itu, jangan justru kita membenci Tuhan yang berfirman. Tetapi di sini terjadi pembunuhan anak-anak dua tahun ke bawah di Betlehem karena latar belakangnya adalah roti tanpa ragi, karena roti sulung, tidak lain, tidak bukan.

Lebih jauh kita melihat ...
Matius 2: 2
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Roti tanpa ragi yang disebut juga roti sulung, itu nanti yang membawa kita sampai kepada doa penyembahan. Maka setiap orang yang tidak menghargai roti tanpa ragi/roti sulung, kerohaniannya pasti jalan di tempat, kerohaniannya pasti tidak memuncak sampai puncak kerohanian, itulah doa penyembahan.

Inilah yang saya takuti di dalam penggembalaan kami; tidak mungkin sidang jemaat yang saya layani melangkah maju sampai puncak kerohanian itulah doa penyembahan kalau di dalam penggembalaan itu tidak suka dengan roti tidak beragi, tidak suka dengan roti sulung, pasti kerohanian sidang jemaat jalan di tempat dan itu melelahkan, tanpa tujuan hidup.
Perjalanan rohani kita di atas muka bumi berujung pada pesta nikah Anak Domba. Jadi, jangan kita benci roti sulung, jangan kita benci roti yang tidak beragi. Pengajaran firman yang murni itu terus dipertahankan dengan tekun, nanti itu yang menyelamatkan jiwa hamba Tuhan dan yang menyelamatkan sidang jemaat, tetapi Herodes tidak suka dengan roti sulung.

Akhirnya kalau kerohanian itu hanya jalan di tempat, tidak memuncak sampai doa penyembahan, maka korbannya kerohaian kanak-kanak dua tahun ke bawah.
Dua -> firman dan Roh Kudus, tetapi tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan. Itu yang menjadi korbannya.
Saya kira di tempat ini, di kandang penggembalaan ini ada tiga macam ibadah pokok; Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Raya Minggu (kesaksian Roh), tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ, sebab Ibadah Raya Minggu bukan puncak ibadah. Puncak ibadah adalah doa penyembahan.
Jangan justru kita menjauh dari puncak ibadah. Jangan justru kita mengecilkan puncak kerohanian.
Itulah anak-anak berumur dua tahun ke bawah, tidak sampai kepada doa penyembahan.

Latar belakang timbulnya pembunuhan atau kebencian.
YANG KEDUA: Pembunuhan Yohanes Pembaptis.
Matius 14: 3-4
(14:3) Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. (14:4) Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!"

Herodes menangkap dan memenjarakan Yohanes Pembaptis sampai akhirnya membunuh Yohanes Pembaptis dengan memenggal kepalanya.
Penyebabnya adalah karena Yohanes Pembaptis menegor Herodes karena dia mengambil Herodias, isteri Filipus.
Apa tegoran itu? Itulah roti tanpa ragi, itulah roti sulung disuguhkan kepada Herodes, tetapi justru karena roti tidak beragi ini, dia jengkel sekali lalu akhirnya membunuh Yohanes Pembaptis, dia membunuh firman nabi, firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan.
Tadi dia mencoba membunuh raja, sekarang dia membunuh seorang nabi karena nabi ini memberikan roti yang tidak beragi, karena nabi ini memberi roti sulung. Ketika nabi ini memberikan roti yang tidak beragi, ketika nabi ini memberikan roti sulung kepada Herodes, justru itu yang membuat dia (Yohanes Pembaptis) dibunuh oleh Herodes.

Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa orang Kristen tidak suka dengan roti tidak beragi?
Yesus disalibkan bukan karena ragi dosa keburukan kejahatan, tetapi karena ragi kita, tetapi ketika roti itu disuguhkan, bagaimana bisa kita tidak suka dengan Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga?
Justru ketika disuguhkan roti sulung, dia bunuh Yohanes Pembaptis. Jadi sama, karena membenci roti yang tidak beragi korbannya adalah Yohanes Pembaptis, seorang nabi, firman nabi, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terang Roh Kudus, itu dibunuh.
Tetapi saya, sebagai hamba Tuhan yang menerima jabatan gembala tetap bertahan dengan firman nabi, firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Saya kira kita semua harus dengan komitmen yang sama, kita tidak boleh mengikuti maunya pasar, itu adalah roh antikris. Tidak boleh kita mengikuti maunya sidang jemaat, tidak boleh, kita harus mengikuti maunya Tuhan Yesus Kristus, Dia roti tanpa ragi, Dia adalah roti sulung. Jangan kita marah oleh karena roti sulung.
Jadi tegoran Yohanes Pembaptis -> roti tanpa ragi, roti sulung.

Matius 14: 5-6
(14:5) Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. (14:6) Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes,

Jadi memang, dari awal saja Herodes ini sudah dikhamiri oleh ragi yang lama, yaitu kemabukan dan pesta pora.
Pada saat Herodes berulang tahun, anak perempuan Herodias menari-nari (kemabukan daging), sampai memuaskan hatinya oleh hawa nafsu itu. Lalu dia berjanji, bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang diminta anak perempuan Herodias. Dan oleh hasutan ibunya, anak perempuan Herodias meminta kepala Yohanes Pembaptis.

Jadi benar, dari awal saja Herodes ini sudah dikhamiri oleh ragi yang lama. Itu sebabnya tadi, di pendahuluan tadi sedikit saya sampaikan mengenai ragi yang lama, sekalipun fokus kita malam ini adalah ragi Herodes.

Matius 14: 7-10
(14:7) sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. (14:8) Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." (14:9) Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. (14:10) Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara

Kesimpulannya; ragi yang lama telah memberdayakan Herodes sehingga menghasilkan kerugian dan mendatangkan ketidakadlian.

Latar belakang timbulnya pembunuhan atau kebencian.
YANG KETIGA: Pembunuhan terhadap Yakobus.
Kisah Para Rasul 12: 1-3
(12:1) Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. (12:2) Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. (12:3) Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.

Yang melatarbelakangi Herodes membunuh Yakobus adalah dia lebih suka menyukakan hati orang-orang Yahudi dari pada berpesta untuk menikmati roti tidak beragi.
Jadi pembunuhan yang terjadi atau timbul kebencian, semua karena roti tidak beragi, semua karena roti sulung.
Maka saya tidak habis pikir, mengapa banyak orang Kristen menolak roti tanpa ragi padahal akibatnya begitu fatal. Mengapa kita tidak jujur dengan hati nurani? Saya pertama-tama ditegor oleh firman Tuhan, mengapa saya tidak jujur terhadap hati nurani? Mengapa saya lebih menyukai pasar dari pada Tuhan? Ayo, kembali dulu kepada kebenaran firman, awasilah, jagalah.

Lihat hal yang ketiga ini terjadi tetap karena roti tidak beragi, roti sulung, dia tidak menyukai itu karena dia hanya menyukakan hati orang Yahudi.
Siapa yang menjadikan Herodes menjadi raja? Tuhan. Jika Tuhan yang menjadikan dia raja, lalu mengapa dia tidak menyukakan hati yang memberi berkat? Bukankah ini sudah terbalik?
Saya yakin, kita tidak menolak hati nurani lagi.

Kisah Para Rasul 12: 3-4
(12:3) Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. (12:4) Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak.

Untuk menyukakan hati orang Yahudi, dia juga ingin melanjutkan, melampiaskan rencananya untuk membunuh Petrus, dia tangkap lalu dipenjarakan, diawasi dengan empat prajurit, maksudnya supaya sesudah Paskah nanti Petrus pun akan dipenggal, dibunuh.
Memang kalau kita perhatikan Keluaran 12: 15, merayakan Roti Tidak beragi selama tujuh hari itu bersamaan dengan Paskah. Jadi dia ingin melanjutkan keinginanya membunuh Petrus.

Kisah Para Rasul 12: 5
(12:5) Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Sidang jemaat harus tekun mendoakan supaya Tuhan pakai hamba Tuhan, gembala sidang di dalam pembukaan rahasia firman, menyampaikan roti tanpa ragi.
Jangan tunggu-tunggu bapa gembala menyampaikan canda-canda serta guyon-guyon, jangan tunggu bapa gembala menceritakan alam semesta. Dunia ini akan berlalu, jangan sibuk menceritakan dunia, menceritakan kesaksian manusia, biar kita menyaksikan pribadi Yesus Kristus, Roh dan nubuat, pasti tergenapi. Kesaksian manusia belum tentu tergenapi, bisa saja dibuat-buat, bisa saja dikarang, tetapi kesaksian Tuhan Yesus; Roh dan nubuat akan tergenapi.
Kita bersyukur, kita berpesta lewat Ibadah Persekutuan Paskah, saya kira bukan suatu kebetulan. Tidak ada suatu kebetulan di atas muka bumi ini. Kita beribadah malam ini bukan karena kebetulan.

Kisah Para Rasul 12: 11
(12:11) Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi."

Tetapi di sini kita melihat, Tuhan mengutus malaikat-Nya supaya terjadi kelepasan.
Malaikat sidang jemaat itulah gembala sidang. Terjadilah kelepasan dari belenggu dosa kejahatan, dari belenggu dosa kenajisan, dari belenggu dosa dusta, dosa munafik, dosa macam-macam, Tuhan utus malaikat sidang jemaat, gembala sidang, sehingga terjadilah kelepasan dari belenggu dosa, karena memang kita sangat membutuhkan roti tidak beragi, roti sulung.

Saya tambahkan sedikit, Herodes gambaran dari Iblis atau Setan. Kemudian tabiat yang paling mendasar dari Iblis atau Setan tertulis dalam Yohanes 8: 44, antara lain;
1.     Pembunuh manusia dari sejak semula.
2.     Tidak hidup dalam kebenaran.
3.     Bapa pendusta.
Jadi bertolak belakang dari tabiat Allah Tri Tunggal, yaitu; Tuhan Yesus Kristus.
-       Tabiat pertama pembunuh manusia dari sejak semula bertolak belakang dengan tabiat dari Allah Bapa, yaitu kasih.
-       Tidak hidup dalam kebenaran bertolak belakang dengan sengsara salib, tabiat Anak Allah, Yesus Kristus.
-       Bapa pendusta bertolak belakang dengan tabiat Allah Roh Kudus. Kalau Roh itu mengajari kita, Dia akan mengajari kita dalam segala sesuatu. Ajaran-Nya itu benar, tidak dusta.
Jadi kita doakan terus bapa gembala supaya dipakai dalam pembukaan rahasia firman supaya dapat menikmati roti tanpa ragi, roti sulung, supaya dilepaskan dari dosa kejahatan, dosa kenajisan, dosa dusta, dosa munafik, tidak mengasihi si A, si B, si C, sehingga terjadi nanti kelepasan, terjadi keubahan, itu mujizat pertama dan mujizat kedua. Mujizat pertama terjadi keubahan, kelepasan.

Sekarang, setelah kita melihat ragi Herodes demikian rupa dan apa yang melatarbelakangi terjadi ragi Herodes/kebencian ini, tidak lain tidak bukan karena roti tidak beragi, roti sulung. Maka supaya kita tidak membenci roti sulung dalam setiap pesta, mari kita melihat jalan keluarnya.

Jalan keluarnya.
1 Korintus 5: 6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

Kemegahanmu tidak baik”, oleh sebab itu jangan bermegah terhadap kelebihan-kelebihan, jangan bermegah dengan potensi yang ada, jangan bermegah dengan harta, kekayaan, uang, kedudukan, posisi yang tinggi sebab kemegahanmu tidak baik.
sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan”, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kemegahanmu tidak baik, jadi jangan bermegah dengan apa yang kita punya, semua karena anugrah, kemurahan Tuhan.

Roma 11: 16
(11:16) Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.

Kalau roti sulung, roti tidak beragi itu kudus, maka seluruh adonan juga kudus, itu tidak bisa tidak.
Harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, pendidikan yang tinggi dan perkara lahirian lainnya, apapun yang kita punya, kelebihan-kelebihan yang lain, tidak bisa menjadikan kita hidup suci.
Yang menjadikan kita hidup suci mulai dari gembala sidang sampai sidang jemaat, imam-imam tanpa terkecuali, adalah karena roti tidak beragi, roti sulung.

Sehebat-hebatnya manusia, sepandai-pandainya manusia, setinggi-tingginya pendidikan manusia, tidak akan bisa menyucikan dirinya kalau dia tidak menerima roti sulung, roti tidak beragi.
Saya sudah melihat banyak peristiwa, dia seorang pembicara, motivator hebat di televisi, tetapi begitu buah nikah datang dan berbicara menunjukkan kebenaran (roti tidak beragi), sampai hari ini dia tidak terlihat di layar kaca, berhenti, tidak bisa apa-apa.

Jadi yang bisa menyucikan seseorang adalah roti yang tidak beragi. Hanya roti sulung, roti tidak beragi yang membuat kita hidup kudus. Jangan ubah cara berpikir, tidak ada cara lain.
Mau cari gereja mana saja, tidak ada, tidak bisa. Jadi jangan jemaat jalan-jalan. Justru kalau kita sudah menemukan roti tidak beragi, katakan: “terimakasih Tuhan. Mauliate Tuhan Yesus.

Mari kita lihat PERSAMANNYA, kembali kita membaca ayat 16 ...
Roma 11: 16
(11:16) Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus.

Persamannya di sini adalah “jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus
Kita ini cabang, Tuhan Yesus akar pohon. Kalau akar pohon kudus, cabang tentu kudus, yang mensuplai makanan.

Roma 11: 17-18
(11:17) Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, (11:18) janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.

Kalau cabang dipotong lalu tunas liar dicangkokkan, yaitu; bangsa kafir, saya dan saudara mendapat kemurahan, jangan bermegah. Kalau sekarang kita hidup di dalam Tuhan dan kita diberkati, jangan sombong, itu kemurahan.
Jadi kalau kita turut mendapat bagian dari akar pohon zaitun yang penuh getah, itu kemurahan, jangan sombong, kemegahan manusia tidak baik.
Itu sebabnya tadi saya katakan; ragi Herodes bertentangan dengan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus, sombong mendahului kejatuhan. Dibalik salib ada kemuliaan supaya ada pengharapan, tetapi kalau kita sombong, maka direndahkan, tidak dipermuliakan.
akar pohon zaitun yang penuh getah
Getah itu adalah gambaran dari luka-luka atau korban Kristus yang begitu pahit Dia pikul, Dia tanggung di atas kayu salib supaya cabang itu mendapat anugrah, kemurahan, kasih karunia dari getah akar pohon. Oleh sebab itu, jangan sombong lagi. Kemegahan manusia tidak baik.
Saya belajar untuk menyadari itu, semua karena getah dari akar pohon zaitun, kita semua dicangkokkan menjadi cabang di antara pohon zaitun karena kemurahan Tuhan, berdiri bersama saudara di hadapan takhta kasih karunia karena kemurahan Tuhan, jadi tidak ada yang harus kita sombongkan.

Dahulu saya bertahun-tahun tidak mendapatkan penggembalaan, bertahun-tahun tidak ada jemaat ketika memasuki Provinsi Banten, tepatnya secara khusus Serang Cilegon. Bertahun-tahun saya berjalan kaki, ada sekitar tujuh tahun. Jadi saudara tidak perlu berkecil hati kalau sampai sepuluh tahun.
Kami baru mendapat penggembalaan tahun 2011 di Serang, itu pun masih mengontrak gedung gereja, di situlah saya satukan jemaat Serang Cilegon. Dari satu jemaat anak kecil berumur 12 tahun, kemudian tahun depan bertambah satu, kemudian bertambah dari Serang, dan sampai sekarang bertambah bertambah dan terus bertambah.
Tetapi perlu untuk kita ketahui; semua karena kemurahan Tuhan. Sampai pada akhirnya terbentuklah penggembalaan GPT “BETANIA”, semua karena kemurahan Tuhan.
Berkat-berkat Tuhan seperti yang dialami gembala sidang, hamba Tuhan, rekan-rekan yang lain yang saya kasihi, juga kami alami, kami terima, tetapi semua karena kemurahan Tuhan; tambah satu, tambah dua, tambah tiga, seterusnya, dan seterusnya. Berkat jasmani yang lain terus menerus diterima, semua karena kemurahan Tuhan, tidak ada yang harus disombongkan.

Akar pohon zaitun yang penuh getah, itulah yang menopang cabang, itulah yang mensuplai makanan, menyerap makanan (nutrisi-nutrisi) sampai disalurkan kepada cabang.
Dan malam ini, kita sudah menikmati roti tidak beragi, dimamahbiak, direnungkan siang dan malam sampai memperoleh sari-sarinya, sebab nutrisi itu diambil dari akar pohon sampai cabang.
Mari kita renungkan firman Tuhan, siang malam, seperti lembu sapi; siang hari makan rumput, malam hari dikunyah kembali sampai memperoleh sari-sarinya, firman mendarah daging, supaya kita lepas dari kenajisan

Roma 11: 19-20
(11:19) Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas. (11:20) Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!

Kalau kita sudah menikmati kemurahan, jangan sombong, itu bertentangan dengan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus, tetapi takutlah. Takut akan Tuhan membenci kejahatan, yaitu; kecongkakan, keangkuhan, kesombongan dan dusta.
Jangan sombong, sebab kemegahan manusia tidak baik, takutlah akan Tuhan, berarti benci kejahatan. Jangan menyukakan hati orang, maksudnya jangan hanya menyukakan hati audiens, menyukakan hati pasar, tetapi sukakanlah hati Tuhan terlebih dahulu.

Roma 11: 22
(11:22) Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu
kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.

Perhatikan dua hal ini, yaitu: kemurahan hati Tuhan dan kekerasan-Nya.
Tuhan itu murah hati, tetapi kita harus perhatikan, Dia juga keras dalam penghukuman. Dia akan berkemurahan kepada siapa yang menghargai kemurahan, tetapi Dia akan menyatakan pukulan yang keras kepada orang yang jatuh pada dosa kesombongan akibat ragi Herodes itulah kebencian.
Jadi dua hal itu diperhatikan, jangan dilupakan. Perhatikan kemurahan-Nya, perhatikan kekerasan-Nya.
Tuhan akan tetap berkemurahan kalau kita menghargai kemurahan, dan Tuhan akan menyatakan kekerasan-Nya kalau kita jatuh dalam kesombongan oleh karena ragi Herodes. Jangan membenci.

Jadi, kembali kita membaca ayat 22 ...
Roma 11: 22
(11:22) Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.

Kalau tidak memperhatikan dua hal ini, tunas liar yang sudah terlanjur mendapat kemurahan dicangkokkan pada pohon zaitun akan dipotong. Ingat; kesombongan mendahului kejatuhan.
Jadi sebelum kemurahan dipotong, lebih baik takut akan Tuhan, jangan sombong, jangan bermegah sebelum menyesal di kemudian hari karena penyesalan selalu datang terlambat. Sebelum jatuh dalam dosa dan merugikan hidup jasmani dan hidup rohani, lebih baik sekarang perhatikan kemurahan-Nya dan kekerasan-Nya, takutlah, jangan sombong sebelum menyesal.

Roma 11: 23
(11:23) Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali.

Tuhan berkuasa melakukan segala sesuatu. Memotong yang sudah dicangkokkan, kemudian dicangkokkan kembali, semua Tuhan yang menentukan, bukan kita. Itu harus dimengerti.
Oleh sebab itu perhatikan kemurahan-Nya, perhatikan kekerasan-Nya, Tuhan yang menentukan segala sesuatu.

Matius 2: 2
(2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Saya ulangi untuk mengatakan; roti sulung, roti tidak beragi berkuasa membawa kita untuk menyembah Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga, Dialah Allah yang layak disembah, Dia Allah yang hidup, Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah yang berkuasa, Tuhan dan Juruselamat, Dia yang berdaulat atas kehidupan kita, Dia yang menentukan segala sesuatu, bukan kita yang menentukan segala sesuatu, bukan pengertian, bukan intelektual, bukan kekuatan, melainkan Tuhan yang menentukan, maka Dia harus disembah, maka Dia harus dipuja, ditinggikan untuk selama-lamanya.
Maka dimulai dari menghargai roti sulung, roti tidak beragi. Jangan kerohanian kita jalan di tempat, menghabiskan waktu, menghabiskan energi, menghabiskan segala sesuatu seperti Herodes.

Matius 2: 8
(2:8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia."

Ini penyembahan yang palsu. Bagaimana penyembahan yang palsu? Kalau kerohanian berjalan di tempat, di situ-situ saja, tidak bertumbuh karena penolakan terhadap roti sulung, itu penyembahan yang palsu dari imamat rajani.
Tetapi karena memang kita sudah menikmati roti sulung yang membuat kita kudus, mari kita ijinkan firman itu berkuasa membawa kerohanian kita sampai kepada puncak kerohanian yaitu doa penyembahan.

Wahyu 8: 1
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

Sunyi senyaplah di sorga, ini adalah keheningan, suatu ketenangan dan penuh dengan damai sejahtera yang tidak bisa dilukiskan oleh kata-kata selain orang yang mengalami itu sendiri kalau kita sudah berada pada puncak kerohanian yang tinggi, doa penyembahan.
Keindahan bersama Tuhan lewat doa penyembahan tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Ketenangan yang luar biasa memberi damai sejahtera, tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, hanya bisa dialami oleh orang itu, itu puncak kerohanian, ada hari perhentian selalu.

Wahyu 8: 2-4
(8:2) Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. (8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.

Lalu kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dibakar, lalu kemenyan yang dibakar ini asapnya naik, itulah dupa yang berbau harum, itulah doa penyembahan dari orang-orang kudus yang sudah menerima teguran dari tujuh sangkakala yang sama dengan roti sulung, roti yang tidak beragi. Itu yang akan membawa kita sampai kepada puncak kerohanian, doa penyembahan, bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya.

Semua benda, kalau dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah, tetapi hanya satu perkara yang terlepas dari daya tarik bumi, yaitu asap dupa kemenyan doa penyembahan. Jadi bukan berkat.
Kalau kita mau menerima roti tidak beragi berarti menerima teguran-teguran dari tujuh sangkakala untuk membawa kita, sampai kepada doa penyembahan, mungkin malam ini kita masih di bumi, tetapi satu kaki sudah sampai di sorga, itu kuasa penyembahan.

Jangan tolak roti tidak beragi, jangan lawan hati nurani. Jangan pindah gereja-gereja lagi, jangan cari gereja yang lucu-lucu, carilah roti yang tidak beragi dan saya bersyukur di situ untuk membawa sampai kepada doa penyembahan, bertemu dengan Dia.
Hanya satu perkara yang terlepas dari daya tarik bumi; doa penyembahan, asap dupa kemenyan yang berbau harum itu. Ayo, belajar sukakan hati Tuhan, biarlah kita berada dalam satu ketenangan yang luar biasa, yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, hanya air mata yang menjadi saksi bisu dalam penyembahan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment