KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, July 19, 2019

IBADAH PERSEKUTUAN PASKAH KANDIS - RIAU, 25 APRIL 2019



IBADAH PERSEKUTUAN PASKAH KANDIS - RIAU, 25 APRIL 2019

Tema: “ROTI YANG TIDAK BERAGI”

Subtema: BERJAGA-JAGALAH DAN WASPADALAH 

Shalom.
Salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita dan tempat ini, turunlah kiranya berkat dari sorga, ada damai sejahtera, sukacita dikerjakan oleh Roh Kudus. Walaupun suasana seperti mendung bahkan sudah gerimis, tetapi kiranya kebahagiaan sorga turun memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Tuhan, yang sudah mempercayakan kepada kami imamat dalam pemberitaan firman. Terimakasih kepada bapa gembala, bapak Pdt. Kanto Tamba, yang sudah mempercayakan kami suatu pemberitaan firman. Terimakasih juga kepada orang tua kami yang sudah memimpin pujian terlebih dahulu untuk membawa kita masuk dalam hadirat Tuhan. 

Tidak lupa juga menyapa umat Tuhan yang hadir seberapa yang hadir, kiranya Tuhan memberkati kita, teramat lebih rekan-rekanku hamba Tuhan yang juga turut bersama-sama dalam kebaktian Paskah persekutuan. 
Semangat kita tidak surut tentunya untuk mendengar firman malam ini. Salam persekutuan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Setelah kita memuji Tuhan, tiba saatnya kita menikmati kasih kemurahan Tuhan lewat pemberitaan firman Tuhan, kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita untuk menolong hidup, ibadah pelayanan, nikah, rumah tangga kita sekaliannya.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita. Oleh sebab itu dengan rendah hati kita berdoa, memohon kepada Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Saya berdiri di sini bukan karena saya lebih dari rekan-rekan hamba Tuhan, tetapi semua karena kemurahan Tuhan, kesempatan dan waktu, semua datang dari Tuhan.

Tema Ibadah Persekutuan Paskah malam ini kita ambil dari 1 Korintus 5: 8, dan ini sudah kami sampaikan dimulai dari Rantauprapat dua kali pemberitaan firman Tuhan (pagi dan sore), lanjut besok harinya (kemarin) Rabu di Duri, tepatnya dalam penggembalaan Bapak Pdt. Oslen Sitorus, dan malam ini kembali kita memperhatikan dari 1 Korintus 5: 8, temanya: Roti Tidak Beragi.

1 Korintus 5: 8
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Tema: “marilah kita berpesta dengan roti yang tidak beragi
Saat ini, lewat kebaktian Paskah Persekutuan malam ini, kita sedang berpesta, tujuannya tidak lain tidak bukan adalah untuk menikmati roti yang tidak beragi.

Sebagai pendahuluan, kita akan memperhatikan tentang RAGI terlebih dahulu.
RAGI SECARA UMUM, disebut ragi yang lama, itulah segala keburukan dan kejahatan. 

Lebih jauh kita memperhatikan ragi yang lama ...
1 Korintus 5: 9-11
(5:9) Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. (5:10) Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. (5:11) Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

Ragi yang lama yaitu segala keburukan dan kejahatan, antara lain: orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk dan penipu. Inilah segala keburukan, inilah segala kejahatan itu.
Dengan orang yang demikian, kita dilarang untuk makan bersama-sama, sebab itu adalah ragi yang lama, hidup dalam segala keburukan dan kejahatan. 

1 Korintus 5: 6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

Sebab sedikit saja ragi cukup untuk mengkhamiri seluruh adonan dari ujung kepala sampai ujung kaki. 

Persamaan dengan 6 perkara di atas;
1. Orang cabul = hidup di dalam kenajisan.
2. Kikir = terlampau hemat memakai harta kekayaannya = pelit untuk pekerjaan Tuhan. Contohnya seperti yang tertulis dalam Amsal; seperti si lintah mempunyai dua anak perempuan, anak pertama bernama “Untukku”, anak kedua bernama “Untukku
3. Penyembahan berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, misalnya; meninggalkan ibadah dan pelayanan karena pekerjaan, bisnis, usaha, dan kesibukan-kesibukan lainnya, bahkan karena perkara lahiriah lainnya, itu disebut penyembahan berhala.
4. Pemfitnah = menjelekkan nama orang dengan kata-kata bohong, kata-kata dusta.
5. Pemabuk = hidup di dalam hawa nafsu, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
6. Penipu, berarti; orang yang menipu. Prakteknya; dengan perkataan yang tidak jujur.
Inilah yang disebut ragi yang lama. Jadi bukan berarti kita harus meninggalkan dunia ini, tetapi menjauhkan diri dari mereka yang masih hidup dengan ragi yang lama, tidak makan bersama-sama orang yang hidup dengan ragi yang lama.

1 Korintus 5: 12-13
(5:12) Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? (5:13) Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.

Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu”, artinya; ragi yang lama tidak boleh ada di tengah-tengah jemaat atau di tengah-tengah ibadah dan 
pelayanan. 

Lebih rinci kita melihat tentang RAGI YANG LAMA dalam 1 Korintus 6.
1 Korintus 6: 6-7
(6:6) Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya? (6:7) Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?

Dengan adanya perkara atau persoalan yang terjadi antara satu dengan yang lain, itu merupakan kekalahan bagi kita, apalagi mencari keadilan kepada orang-orang yang tidak mengenal salib, ini merupakan kekalahan telak, kekalahan besar bagi kita.
Umat Tuhan berperkara satu dengan yang lain, itu kekalahan. Hamba Tuhan berperkara satu dengan yang lain, itu kekalahan. Apalagi mencari keadilan kepada orang yang tidak mengenal salib, itu kekalahan telak. 

Itu sebabnya Rasul Paulus berkata: “Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
Sebenarnya lebih baik menderita karena ketidakadilan dan menderita karena dirugikan, atau yang disebut menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, dari pada mencari keadilan kepada orang yang tidak mengenal salib. 

Roma 8: 32
(8:32) Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Kalau kita rela menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, rela menanggung kerugian, rela menanggung ketidakadilan, maka Tuhan akan mengaruniakan segala sesatu kepada kita. Berarti yang menjadi tolak ukur dalam mengikuti Tuhan, tolak ukur dalam melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya adalah SALIB.
Jangan sampai beribadah melayani dengan ragi yang lama, berperkara satu dengan yang lain, itu kekalahan, apalagi mencari keadilan kepada yang tidak mengenal salib, itu kekalahan telak, apalagi jika ia seorang hamba Tuhan. 

Tolak ukur dalam melayani Tuhan adalah salib. Kalau kita rela menanggung penderitaan yang tidak harus kita tanggung, Tuhan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita.
Saya berharap, ibadah malam ini memberkati kita semua, dengan syarat; asal kita rendah hati dan lemah lembut, menerima firman Tuhan.

Roma 8: 36-37
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Di dalam melayani Tuhan, Rasul Paulus telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.
Berarti pengalaman kematian atau menderita sengsara memang harus terjadi, memang harus kita alami, tujuannya; supaya kita boleh mengalami kemenangan, bahkan nanti kita disebut lebih dari pada orang-orang yang menang.
Tetapi kalau kita berperkara satu dengan yang lain, itu kekalahan, apalagi mencari keadilan kepada mereka yang tidak mengenal salib, itu kekalahan telak.

Kita kembali untuk memperhatikan 1 Korintus 6.
1 Korintus 6: 8
(6:8) Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.

Rasul Paulus berkata: “Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian terhadap saudara-saudaramu
Pertanyaannya: kalimatkamu sendiriditujukan kepada siapa?

Untuk memperoleh jawab yang pasti, mari kita membaca ayat berikutnya ...
1 Korintus 6: 9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Yang dimaksud dengan orang yang tidak adil dan yang mendatangkan kerugian adalah orang cabul, penyembah berhala, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu. Itulah ragi yang lama.  
Kesimpulannya; yang melakukan ketidakadilan dan yang mendatangkan kerugian adalah ragi yang lama, yaitu kehidupan yang masih dikuasai dengan keburukan dan kejahatan. 

Kemudian dalam 1 Korintus 6: 9-10 terdapat tambahan dari ragi yang lama yaitu; orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri.
Mari kita lihat persamaan dari empat hal tersebut; 
1. Orang berzinah = berbuat zinah atau berbuat hubungan yang tidak sah -> orang yang menduakan hati Tuhan.
2. Banci = tidak laki-laki, tetapi tidak perempuan, artinya; tidak mempunyai identitas di Kerajaan Sorga.
3. Pemburit = homoseksual = laki-laki menyukai laki-laki.
4. Pencuri = mengambil milik orang lain tanpa ijin, termasuk mengambil miliknya Tuhan yaitu sepersepuluh.
Itu tambahan dari ragi yang lama, tambahan dari keburukan dan kejahatan di atas tadi.

1 Korintus 6: 9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Hidup dengan ragi yang lama, yaitu segala keburukan dan kejahatan, itulah orang yang menimbulkan ketidakadilan dan mendatangkan kerugian terhadap sesama, tidak mendapatkan bagian dalam Kerajaan Sorga. Tujuan hidup kita adalah Kerajaan Sorga, bukan neraka. 
Itulah sedikit mengenai ragi yang lama secara singkat.

Selanjutnya kita melangkah untuk melihat RAGI SECARA KHUSUS.
Ragi secara khusus ada tiga;
1. Ragi Farisi.
2. Ragi Saduki.
3. Ragi Herodes.
Ketiga ragi tersebut sangat bertentangan dengan pengalaman kematian, pengalaman kebangkitan dan kemuliaan dari Tuhan Yesus Kristus.
1. Ragi Farisi bertentangan dengan pengalaman kematian Tuhan Yesus Kristus.
2. Ragi Saduki bertentangan dengan pengalaman kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
3. Ragi Herodes bertentangan dengan kemuliaan dari Tuhan Yesus Kristus.

Matius 16: 5-6
(16:5) Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti. (16:6) Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

Yesus berkata kepada murid-murid: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki

Markus 8: 15
(8:15) Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

Selanjutnya Yesus berkata di sini kepada murid-murid: “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi Herodes.
Inilah tiga ragi yang Tuhan ingatkan kepada dua belas rasul atau dua belas murid.

Markus 8: 16
(8:16) Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."

Tetapi di sini kita melihat, ketika Yesus berkata: “berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi Farisi, Saduki dan Herodes”, murid-murid berpikir Yesus mengatakan hal itu karena mereka tidak membawa roti atau bekal makanan dalam perjalanan.
Perlu untuk diketahui; umat Tuhan, anak-anak Tuhan, tidak perlu pusing soal makanan, apa yang akan dimakan, apa yang akan diminum, dan apa yang akan dipakai. Termasuk hamba Tuhan, ke manapun kita diutus, ke manapun saya diutus, tidak perlu pusing soal makanan, tidak perlu pusing mempersoalkan bekal makanan karena Tuhan menyertai seorang utusan dalam perjalanan, Tuhan mencukupkan segala sesuatu dengan ajaib. 

Tetapi yang Tuhan maksud di sini adalah betul-betul supaya awaslah dan berjaga-jagalah terhadap tiga ragi ini.
Jadi bukan hanya berjaga-jaga terhadap ragi yang lama (keburukan, kejahatan), tetapi juga berhati-hati terhadap tiga ragi ini, tidak boleh ada di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan. 

Markus 8: 17-20
(8:17) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? (8:18) Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, (8:19) pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul." (8:20) "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka: "Tujuh bakul."

Ketika Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu Yesus berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti?
Sekali lagi, di dalam mengikuti Tuhan kita tidak perlu kuatir soal apa yang dimakan, diminum dan dipakai, apalagi seorang hamba Tuhan yang sedang diutus, Tuhan sertai, Tuhan cukupkan dengan ajaib. 

Oleh sebab itu, selanjutnya Tuhan mengingatkan mereka kembali tentang pemecahan roti sebanyak dua kali.
Pemecahan roti yang pertama: 5 ketul roti untuk 5000 orang laki-laki belum terhitung para isteri dan para anak, ternyata masih sisa 12 bakul, artinya; satu bakul untuk satu rasul, tujuannya: supaya kelak rasul-rasul ini ingat pekerjaan Tuhan. 
Kemudian, kalau kita perhatikan dalam ayat yang lain, 5 roti itu seakan-akan tidak berarti sebab tidak mungkin dapat memberi makan 5000 orang seperti yang dikatakan oleh Andreas kepada Yesus di dalam injil Yohanes. Tetapi setelah 5 roti diberkati dengan ajaib, dapat memberi makan 5000 orang dengan kenyang, bahkan masih sisa 12 bakul. 
Juga tentang pemecahan roti yang kedua: 7 ketul roti untuk memberi makan 4000 orang. Setelah 7 ketul roti diberkati sanggup makan 4000 orang dan masih sisa 7 bakul.
-  Kedatangan Yesus yang pertama dengan segala pengorbanan-Nya (5 luka), itulah pembukaan rahasia firman.
-  Kedatangan Yesus yang kedua, Dia tampil sebagai Raja dan Mempelai yang sempurna (itulah angka 7, sempurna).

Oleh sebab itu, Tuhan kembali ingatkan murid-murid, sebab mereka lupa dengan pengalaman yang ada, mereka punya mata tetapi tidak melihat, mereka punya telinga tetapi tidak mendengar, Tuhan ingatkan kembali pengalaman yang pernah terjadi. Biarlah segala pengalaman yang terjadi menjadi guru dalam kehidupan kita, baik dalam susah maupun dalam senang, semua pengalaman dijadikan guru untuk menjadikan kita lebih baik di hadapan Tuhan. Pengalaman bersama Yesus tidak bisa dilupakan.

Matius 16: 11
(16:11) Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

Jadi dalam hal ini yang dimaksud oleh Tuhan: “Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki, dan ragi Herodes”, bukanlah soal ragi roti, bukan soal bekal makanan, karena hal itu terlalu kecil bagi Tuhan. 

1 Timotius 4: 14-15
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang

Jangan lalai dalam mempergunakan karunia jabatan, juga saya sebagai gembala tidak boleh lalai.
Intinya; mempergunakan karunia jabatan, hidup dalam tahbisan yang benar, sebab suratan Timotius adalah surat tahbisan.

1 Timotius 4: 16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Kalimat pada bagian A: “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu
Kemudian kalimat pada bagian C: “karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau
Artinya; seorang hamba Tuhan harus bertekun memperhatikan pengajaran firman Allah yang murni, sebab itu yang menyelamatkan seorang hamba Tuhan, seorang gembala, serta sidang jemaat yang dilayani.
Awasi diri, awasi pengajaran, tetap bertekun untuk mengawasi firman pengajaran yang murni, sebab itu yang akan menyelamatkan seorang gembala sidang dan sidang jemaat yang dilayani oleh hamba Tuhan itu. 
Maka sidang jemaat tidak boleh berhenti berdoa untuk gembala sidang, supaya gembala sidang ini, hamba Tuhan ini terus mengawasi diri dan mengawasi firman pengajaran yang murni dan benar, itulah yang menentukan keselamatan seorang hamba Tuhan dan sidang jemaat yang dilayani.

Matius 16: 12
(16:12) Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.

Pada akhirnya, murid-murid atau 12 rasul mengerti bahwa yang harus diwaspadai adalah ajaran orang Farisi, ajaran orang Saduki, termasuk Herodes.

Secara singkat kita akan memeriksa satu per satu ketiga ragi tersebut. Sebetulnya saya sudah menyampaikan ragi Farisi dan ragi Saduki di Rantauprapat, kemudian tadi malam ragi Herodes di Duri. Tetapi malam ini kita akan memeriksa secara khusus tiga ragi ini dengan singkat.

TENTANG: RAGI FARISI.
Markus 7: 5
(7:5) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"

Orang-orang Farisi mengajarkan Taurat (firman Allah), tetapi sayangnya, ajarannya itu ditambahkan, dicampur dengan adat istiadat, dicampur dengan ajaran nenek moyang.

Markus 7: 6-7
(7:6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (7:7) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

Orang-orang Farisi beribadah dan melayani Tuhan tetapi ajaran yang mereka ajarkan sesungguhnya adalah perintah manusia.
Prakteknya adalah mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya tetapi batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan = munafik.
Munafik, artinya; perkataan dan perbuatan tidak sama, di luar dan di dalam tidak sama.
Kesimpulannya, ragi Farisi adalah kemunafikan.

Mari kita lihat KEMUNAFIKAN ORANG FARISI.
Matius 23: 1-3
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Orang Farisi mengajarkan Taurat (firman Allah) tetapi mereka tidak melakukannya, berarti perkataan dan perbuatan tidak sama = munafik.
Kalau saya melayani Tuhan di hadapan saudara, di hadapan sidang jemaat yang Tuhan percayakan dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, tetapi berlaku munafik, berarti ajaran itu disertai dengan ragi Farisi, maka seluruh adonan akan terkhamiri.
Termasuk malam ini, kalau saya melayani dengan kemunafikan, maka semua yang mendengar akan terkhamiri dengan ragi Farisi (kemunafikan).
mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”, jadi perkataan dan perbuatan tidak sama = munafik, itu ragi Farisi.

Matius 23: 4
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Tanda kemunafikan orang-orang Farisi: mengajarkan sidang jemaat tentang salib dan memikul salib, tetapi mereka sendiri tidak mau memikul salib.
Jemaat diajar untuk memikul suatu tanggung jawab di atas bahu, tetapi dia sendiri tidak bertanggung jawab dengan karunia jabatan yang dipercayakan Tuhan kepadanya, dia lalai dengan karunia-karunia, dia lalai dengan jabatan = munafik. Inilah ragi orang Farisi.

Matius 23: 5
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;

Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang saja
Kalau saya datang ke sini, datang dari Jawa ke Kandis ini tujuannya supaya saya dilihat hebat oleh saudara dalam menyampaikan firman Tuhan, itu adalah kemunafikan, itu ragi Farisi.

Matius 23:  5-7 
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

Orang-orang Farisi ini melayani hanya untuk dilihat oleh orang lain, bukan dilihat oleh 
mata Tuhan, maka tiga perkara di sini terlihat:
1.  Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
    -  Memakai tali sembahyang yang lebar, tujuannya; supaya orang melihat bahwa mereka mengasihi Tuhan.
    -   Memakai jumbai yang panjang, tujuannya; supaya orang melihat bahwa mereka ingat firman dan melakukannya, sebetulnya tidak.
2. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat yang terdepan di rumah ibadat, artinya; melayani tetapi untuk penonjolan diri, tidak rendah hati.
3. Mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi = gila hormat, sombong.
Itulah orang munafik, itulah ragi Farisi.
Jadi sangat rugi sekali sidang jemaat kalau hamba Tuhan itu menyampaikan firman Allah disertai dengan ragi Farisi, kemunafikan, maka sidang jemaat semuanya akan munafik.
Kalau saya munafik, sidang jemaat yang saya layani pasti munafik, tidak bisa tidak. Like father, like son.

Matius 23: 16-18
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.

Di sini kita perhatikan; orang-orang Farisi melayani Tuhan tetapi terikat dengan perkara-perkara lahiriah. 
Mereka berkata: “Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.” Lalu mereka lanjut berkata: “Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat
Berarti melayani tetapi terikat dengan perkara lahiriah. Itu ciri-ciri ragi Farisi di dalam melayani Tuhan.

TENTANG: RAGI SADUKI.
Matius 22: 23
(22:23) Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:

Orang Saduki berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan. Tidak percaya dengan adanya kebangkitan itulah ragi Saduki.

Langsung saya kaitkan dengan 1 Korintus 15: 1-58, di situ terdapat tiga perikop (judul) yang semuanya berbicara tentang kebangkitan, yang dibagi atas tiga bagian:
Bagian Pertama, 1 Korintus 15: 1-11, berbicara soal KEBANGKITAN KRISTUS.
Di dalam kebangkitan Kristus ini, kita baca ayat 4, loncat ayat 8-10.
1 Korintus 15: 4
(15:4) bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;

Kesaksian Yesus adalah Roh dan nubuat, segala sesuatunya pasti tergenapi dengan kesaksianNya.
Itu sebabnya saya pun tidak terlalu banyak melucu-melucu, lelucon-lelucon, guyon-guyon, saya hanya rindu menyampaikan firman dengan baik, dengan benar, tidak saya tambahkan dengan guyon-guyon, tidak mau saya tambahkan dengan cerita saya, lebih baik kesaksian Yesus; Roh dan nubuat, pasti tergenapi. Kalau kesaksian saya, belum tentu tergenapi.

1 Korintus 15: 8-10
(15:8) Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. (15:9) Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. (15:10) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Yesus mati, hari ketiga Dia bangkit, lalu menampakkan diri kepada 12 murid, yang terakhir kepada Rasul Paulus, dan bagi Rasul Paulus itu adalah kemurahan, dan di dalam kemurahan itu, dia dipercaya jabatan rasul. 
Sebetulnya kehidupannya sama seperti bayi yang belum waktunya lahir, prematur, tidak berdaya, tidak bisa apa-apa tetapi dikaruniakan jabatan rasul, itu kemurahan Tuhan. 
Tetapi kalau tidak percaya dengan kebangkitan Kristus; jauh dari kemurahan.

Bagian Kedua, 1 Korintus 15: 12-34, berbicara soal KEBANGKITAN KITA.
1 Korintus 15: 14, 17, 19, 32
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. (15:19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. (15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".

Kalau andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka;
-  sia-sialah pemberitaan firman malam ini.
-  sia-sia juga kepercayaan kita kepada salib.
-  kita masih hidup di dalam dosa.
-  kita adalah orang yang paling malang, selalu dirundung duka dalam segala sesuatu.
-  Jerih payah kita malam ini datang lewat Ibadah Persekutuan paskah, semuanya sia-sia. Pengorbanan jemaat terhadap persekutuan ini, sia-sia.

Bagian Ketiga, 1 Korintus 15: 35-58, berbicara soal KEBANGKITAN TUBUH.
1 Korintus 15: 42-44
(15:42) Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. (15:43) Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. (15:44) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.

Berbicara soal kebangkitan tubuh, berarti kalau tidak ada kebangkitan Kristus, 
dampaknya terhadap kebangkitan tubuh adalah;
1. Tetap akan binasa.
2. Tetap dalam kehinaan, seperti debu tanah menjadi santapan ular.
3. Tetap dalam kelemahannya, tidak lepas dari situ.
4. Tetap dalam tubuh alamiah, seharusnya kalau Kristus dibangkitkan; dari manusia nafsani menjadi manusia rohani.
Tetapi karena Kristus tidak dibangkitkan, dampaknya terhadap kebangkitan tubuh adalah seperti ini; tidak mengalami suatu kehidupan, suatu pembaharuan dalam hidup.

1 Korintus 15: 32
(15:32) Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".

Kalau tidak ada kebangkitan, sia-sialah segala pengorbanan, maka kalau orang mati tidak dibangkitkan, "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati", marilah kita berbuat dosa.
Kalau Yesus tidak dibangkitkan, sesuai dengan ragi Saduki, marilah kita makan dan minum, hidup dalam hawa nafsu daging, lalu marilah kita kawin dan mengawinkan dalam kenajisan karena besok akan mati.

Matius 22: 24-28
(22:24) "Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. (22:25) Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. (22:26) Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. (22:27) Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. (22:28) Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia."

Orang-orang Saduki tidak percaya adanya kebangkitan, akibatnya; mereka hanya memikirkan soal kawin dan mengawinkan, hidup dalam dosa kenajisan. 

Kalau tadi di dalam 1 Korintus 15, kalau Kristus tidak dibangkitkan, mari kita makan dan minum, hidup dalam dosa hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat. Kemudian di sini, karena orang Saduki tidak percaya dengan adanya kebangkitan, mereka hanya memikirkan soal kawin mengawinkan, hidup di dalam dosa kenajisan, itu saja di dalam pemikiran mereka.
Sangat disayangkan kalau hamba Tuhan melayani Tuhan tetapi di dalam pemikiran mereka hanya soal kawin mengawinkan, seluruh adonan terkhamiri.

TENTANG: RAGI HERODES.
Matius 2: 16
(2:16) Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.

Herodes membunuh anak-anak di Betlehem berumur dua tahun ke bawah.
Matius 14: 9-10
(14:9) Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. (14:10) Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara

Herodes membunuh nabi Yohanes. Kepala Yohanes Pembaptis dipenggal dengan pedang di dalam penjara.

Kisah Para Rasul 12: 1-3
(12:1) Kira-kira pada waktu itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. (12:2) Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. (12:3) Ketika ia melihat, bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi.

Herodes membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang.

Kesimpulannya, ragi Herodes adalah membunuh.

1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.

Dosa membenci setara dengan dosa membunuh.
Kesimpulannya, ragi Herodes adalah kebencian di hati.
Lalu saya mau bertanya; siapakah yang pernah membunuh di tempat ini? Ingat, membenci setara dengan dosa membunuh. Kita ini jangan merasa jijik melihat seorang pembunuh, seharusnya kita lebih jijik dengan ragi Herodes, jijik dengan dosa kebencian di hati. 

Seorang pembenci (dikuasai ragi Herodes) tidak memperoleh hidup yang kekal.
Biar saya berkorban-korban datang dari Jawa ke sini puluhan juta, tetapi kalau saya membenci satu orang pun di sini, tidak ada artinya. 

Itulah tiga ragi secara khusus. Yang pertama pendahuluan ragi secara umum, itulah ragi yang lama; keburukan dan kejahatan, mendatangkan ketidakadilan dan mendatangkan kerugian kepada orang lain.
Lanjut tiga ragi secara khusus;
-  Ragi Farisi adalah kemunafikan.
-  Ragi Saduki adalah tidak percaya kebangkitan.
-  Ragi Herodes adalah kebencian.
Semua ragi itu tidak boleh ada di tengah-tengah ibadah pelayanan, usir tiga ragi (dosa) itu, termasuk kebencian di hati, baik kepada isteri, kepada suami, anak, menantu, mertua, sesama.
Hati-hati dengan ragi yang lama; keburukan, kejahatan. Hati-hati dengan tiga ragi secara khusus.

Berarti, apabila seseorang dikuasai roh kebencian kepada sesama menunjukkan ia dikhamiri oleh ragi Herodes.

1 Korintus 5: 6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

Sedikit ragi saja mengkhamiri seluruh adonan, termasuk firman Allah menjadi khamir. 
Kalau pengajaran firman Allah disertai dengan ragi, maka firman Allah menjadi khamir. 

Roti yang mengandung/terkhamiri ragi, dia akan mengembang, berarti; permukaan luarnya membesar, tampak hebat di luar, tetapi bagian dalamnya kosong atau berongga, hatinya jauh dari Tuhan, sehingga mudah sekali disusupi oleh angin-angin pengajaran palsu, termasuk ragi yang lama dan tiga ragi secara khusus. 
Tidak boleh ada ragi. Pengajaran firman Allah yang benar dan murni tidak boleh dicampur dengan ragi yang lama dan tiga ragi secara khusus.

Kemudian, roti yang mengembang kalau ditekan, ia akan semakin mengecil tanda bahwa ia berongga, kosong, di dalam hatinya tidak ada Tuhan Yesus Kristus.
Tampak besar, mengembang, tampak hebat, tetapi kalau ditekan kosong; tidak ada firman, tidak ada Roh, tidak ada kasih Allah, itu kalau roti terkhamiri sedikit ragi akan mengembang namun bagian dalamnya kosong. Jangan kita seperti itu.

Jalan keluarnya.
Keluaran 29: 1-2
(29:1) "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, (29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

Untuk tahbisan seorang imam, selain tiga jenis binatang, juga dituntut tiga jenis roti;
1. Roti tidak beragi.
2. Roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak.
3. Roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak.
Tiga ketul roti tersebut semuanya tidak beragi -> pengajaran firman Allah yang benar dan murni, itu yang dituntut dari seorang hamba Tuhan, itu yang dituntut dari gembala sidang dalam menyampaikan firman Tuhan. Pendeknya; harus menyampaikan firman tanpa ragi.

Keluaran 29: 24-25
(29:24) Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN. (29:25) Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Tiga ketul roti ditaruh di atas telapak tangan para imam, lalu selanjutnya dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran. Mezbah -> pelayanan. 
Berarti seorang imam, seorang hamba Tuhan dalam kedudukannya sebagai pelayan Allah, tangannya penuh dengan pengajaran firman Allah yang murni, tidak boleh ada ragi di dalam pemberitaan firman, tidak boleh ada ragi di tangan seorang hamba Tuhan. 
Seperti roti tidak beragi dilemparkan di atas mezbah korban bakaran, demikian juga seorang hamba Tuhan melayani sidang jemaat, harus menyampaikan pengajaran firman yang benar dan murni supaya menjadi korban yang menyenangkan hati Tuhan.

Sidang jemaat doakan gembala-gembala sidang supaya di tangannya ada roti tidak beragi untuk selanjutnya dilemparkan di atas mezbah bagaikan menyampaikan firman tanpa ragi, itulah yang Tuhan tuntut dari seorang imam, seorang hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala.
Maka seorang hamba Tuhan tidak diijinkan untuk memegang atau memeluk suatu ajaran asing, tidak boleh dicampur-campur. Di tangannya harus tiga ketul roti, semuanya roti tanpa ragi. 
Ayo, berpegang pada pengajaran yang murni dan benar, sampaikan kepada sidang jemaat. 

Keluaran 12: 15
(12:15) Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertama pun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel.

Pada waktu makan roti tidak beragi itu sangatlah berkaitan erat dengan perayaan paskah. 
Dan kepada bangsa Israel di sini dikatakan; “Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertama pun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel.” 
Pendeknya; segala ragi harus dibuang, baik ragi yang lama (keburukan dan kejahatan) maupun tiga ragi secara khusus, yaitu: ragi Farisi, ragi Saduki, ragi Herodes. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment