KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, July 14, 2019

IBADAH PERSEKUTUAN PASKAH RANTAUPRAPAT (SESI 1), 23 APRIL 2019


IBADAH PERSEKUTUAN PASKAH RANTAUPRAPAT (SESI 1), 23 APRIL 2019

Tema: “ROTI YANG TIDAK BERAGI”

Subtema: RAGI FARISI

Shalom.
Selamat siang, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan Tuhan, Kebaktian Paskah Persekutuan Doa Hamba Tuhan Labuhanbatu sekitarnya, kalau persekutuan ini terlaksana, semua karena kemurahan Tuhan tentunya. 
Dan kami juga bersyukur kepada Tuhan, oleh karena kemurahan Tuhan kami diijinkan berada di tempat ini, untuk bersama-sama mengikuti Kebaktian Paskah Persekutuan Hamba Tuhan Labuhanbatu sekitarnya.

Pertama-tama saya berterimakasih kepada Pdt. Welman Sihombing, bersama dengan ibu. Terima kasih juga para pengurus dari Persekutuan Doa Hamba Tuhan Labuhanbatu sekitarnya, juga kepada bapak Pdt. Asa Saluhu dari Aek Nabara, juga rombongan dari Medan, Bapak Pdt. Simangunsong bersama ibu, Bapak Pdt. Tondang, dan saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada rekan-rekan hamba Tuhan yang hadir bersama-sama dalam Kebaktian Persekutuan Paskah Persekutuan Doa Hamba-Hamba Tuhan Labuhanbatu dan sekitarnya.

Kalau kami ada saat ini bersama dengan tim kecil dari Serang, Cilegon, Provinsi Banten, semua karena kemurahan Tuhan. Saya bahagia boleh bertatap muka dengan rekan-rekan hamba Tuhan di tempat ini. Kita boleh saling mengenal, karena tak kenal maka tak sayang, karena kenal maka kita saling mengasihi di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Tema dalam Persekutuan Kebaktian Paskah kesempatan ini diambil dari 1 Korintus 5: 8. Kita bersama-sama berdoa memohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan tolong pemberitaan firman ini, Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita dan kita boleh diberkati, dipulihkan, diangkat oleh Tuhan.

Kita melihat sesuai dengan tema yang terpampang dari 1 Korintus 5: 8
1 Korintus 5: 8
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Kalimat yang harus kita perhatikan adalah: “marilah kita berpesta dengan roti yang tidak beragi
Saat ini kita sedang berpesta lewat kebaktian Paskah Persektuuan Doa hamba-Hamba Tuhan Labuhanbatu sekitarnya, tujuannya tidak lain, tidak bukan untuk menikmati roti yang tidak beragi.

Sebagai pendahuluan, kita akan memperhatikan tentang RAGI.
RAGI SECARA UMUM, disebut ragi yang lama.
1 Korintus 5: 7
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.

Ragi secara umum disebut ragi yang lama, yaitu segala keburukan dan kejahatan.

1 Korintus 5: 9-11
(5:9) Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. (5:10) Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. (5:11) Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

Ragi yang lama yaitu segala keburukan dan kejahatan, antara lain; orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk dan penipu. Dengan orang yang demikian, kita dilarang untuk makan bersama-sama.

1 Korintus 5: 6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

Karena sedikit saja ragi akan mengkhamiri seluruh adonan, itulah enam perkara di atas tadi.

Persamaan dengan enam perkara di atas.
1. Orang cabul = hidup di dalam dosa kenajisan.
2. Kikir; terlampau hemat memakai harta bendanya = pelit.
   Contohnya; seperti yang tertulis dalam Amsal, seperti si lintah mempunyai dua anak prempuan,  anak pertama: "Untukku!", anak kedua: "Untukku!".
3. Penyembah berhala. Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, misalnya;  meninggalkan ibadah pelayanan hanya karena bisnis, usaha, dan perkara-perkara lainnya, kalau itu nomor satu, itulah yang disebut penyembah berhala.
4. Pemfitnah = menjelekkan nama orang dengan kata-kata bohong, itu fitnah.
5. Pemabuk; hidup dalam hawa nafsu, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
6. Penipu, artinya; menipu, prakteknya; dengan perkataan yang tidak jujur.

1 Korintus 5: 12-13
(5:12) Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? (5:13) Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.

Rasul Paulus dengan tegas berkata kepada jemaat di Korintus: “Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu”, artinya; ragi yang lama (segala keburukan, kejahatan, enam perkara di atas tadi) tidak boleh ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Lebih rinci kita melihat RAGI YANG LAMA.
1 Korintus 6: 6-7
(6:6) Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya? (6:7) Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?

Dengan adanya perkara atau persoalan yang terjadi antara yang satu dengan yang lain, itu merupakan kekalahan bagi kita. Kalau antara yang satu berselisih dengan yang lain, baik sidang jemaat, maupun hamba Tuhan, itu merupakan kekalahan bagi kita. 
Apalagi mencari keadilan kepada orang yang tidak mengenal salib, kepada orang yang tidak percaya, itu merupakan kekalahan telak, itu merupakan kekalahan yang lebih besar lagi.

Oleh sebab itu Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di Korintus: “Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
Sebenarnya lebih baik menderita karena ketidakadilan dan menderita karena dirugikan, ini yang disebut menanggung penderitaan yang tidak harus kita tanggung, tujuannya supaya kita tidak mengalami kekalahan, sebaliknya berkemenangan, kita mengalami kemenangan demi kemenangan.

Roma 8: 32
(8:32) Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Justru oleh karena sengsara salib, Allah mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. 
Berarti yang menjadi tolak ukur di dalam mengikuti Tuhan, di dalam melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya adalah salib Kristus

Jadi, kita harus menerima apa yang dinyatakan Rasul Paulus sebagai teguran kepada jemaat di Korintus, yaitu: “Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?”, sebaliknya justru pergi mencari keadilan kepada orang yang tidak mengenal salib, itu kekalahan telak.
Sekali lagi, yang menjadi tolak ukur dalam mengikuti Tuhan, di dalam melayani Tuhan dan melayani pekerjaan-Nya adalah salib. Jangan kita gunakan ukuran yang lain-lain, harta, kekayaan dan intelektual dan lain sebagainya.

Roma 8: 36-37
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Di dalam melayani Tuhan, Rasul Paulus telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan. 
Berarti, pengalaman kematian atau menderita sengsara itu memang harus terjadi, kita tidak boleh lari dari kenyataan, tujuannya adalah supaya kita beroleh kemenangan, bahkan kita lebih dari orang-orang yang menang.
Berselisih saja antara satu dengan yang lain itu kekalahan, apalagi mencari keadilan kepada orang yang tidak mengenal salib, itu kekalahan telak.

1 Korintus 6: 8
(6:8) Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.

Rasul Paulus berkata: “kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu
Pertanyaannya bagi kita sekarang, kalimat: “kamu sendiri” itu ditujukan kepada siapa?

1 Korintus 6: 9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Yang dimaksud dengan orang-orang yang tidak adil dan yang mendatangkan kerugian adalah; orang cabul, penyembah berhala, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu.
Kesimpulannya, yang melakukan ketidakadilan dan yang mendatangkan kerugian adalah ragi yang lama, itulah segala keburukan dan kejahatan.

Kemudian dalam 1 Korintus 6: 9-10, terdapat tambahan dari ragi yang lama, antara lain; orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri.
Mari kita lihat persamaan empat hal tersebut;
1. Orang berzinah = berbuat zinah atau berbuat hubungan yang tidak sah -> orang yang menduakan hati Tuhan.
2. Banci = tidak laki-laki, tidak perempuan, berarti tidak memiliki identitas di hadapan Tuhan = tidak terdaftar.
3. Pemburit = homoseksual, laki-laki menyukai laki-laki.
4. Pencuri =  mengambil milik orang lain tanpa izin (dengan paksa), juga mengambil miliknya Tuhan, itulah sepersepuluh. Biarlah kiranya sidang jemaat setia mengembalikan sepersepuluh dimulai dari saya sebagai hamba Tuhan setia sepersepuluh, tidak mencuri miliknya Tuhan Yesus.

1 Korintus 6: 9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Hidup dengan ragi yang lama, yaitu segala keburukan dan kejahatan, itulah orang-orang yang melakukan ketidakadilan dan mendatangkan kerugian terhadap sesama saudara; tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga

Itulah sedikit mengenai ragi yang lama secara singkat. Selanjutnya kita melangkah untuk melihat ragi secara khusus. 
Ragi secara khusus ada tiga;
1. Ragi Farisi.
2. Ragi Saduki.
3. Ragi Herodes.
Ketiga ragi tersebut sangat bertentangan dengan pengalaman KEMATIAN, pengalaman KEBANGKITAN dan KEMULIAAN dari Tuhan Yesus Kristus.
1. Ragi Farisi bertentangan dengan pengalaman kematian Tuhan Yesus Kristus.
2. Ragi Saduki bertentangan dengan pengalaman kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
3. Ragi Herodes bertentangan dengan kemuliaan dari Tuhan Yesus Kristus.

Di kesempatan ini, mari kita periksa tentang RAGI FARISI, nanti jika Tuhan ijinkan kita akan melihat ragi Saduki di sesi kedua.

TENTANG: RAGI FARISI.
Matius 16: 6-7
(16:6) Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." (16:7) Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti."

Yesus berkata kepada murid-murid: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi”, tetapi di dalam pikiran murid-murid, Yesus berkata demikian karena mereka tidak membawa roti atau makanan.

Matius 16: 8-10
(16:8) Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! (16:9) Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? (16:10) Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian?

Ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Yesus berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti?
Di dalam mengikuti Tuhan, sidang jemaat tidak perlu kuatir dalam hal makanan, kemudian juga seorang hamba Tuhan tidak perlu pusing mempersoalkan makanan karena kemana saja hamba Tuhan diutus, Tuhan pasti pelihara dan sertai dengan ajaib
Jadi, jangan pusing soal makanan, ke mana saja hamba Tuhan diutus, Tuhan sertai dengan ajaib. Seringkali kita berkata: “Tuhan Yesus ajaib”, sekarang tidak hanya di mulut, tinggal pembuktiannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah ibadah dan pelayanan kita kepada Tuhan. 

Oleh sebab itu, Tuhan ingatkan mereka kembali tentang 5 ketul roti untuk 5.000 laki-laki ditambah para isteri dan anak-anak, ternyata masih sisa 12 bakul.
Artinya; satu bakul untuk satu rasul. Itu sudah jelas untuk mengingatkan mereka.
Sebetulnya Tuhan ijinkan sisa 12 bakul; satu bakul untuk satu murid (satu rasul), tetapi tetap saja mereka lupa dengan pengalaman yang pernah terjadi.
Awalnya memang, kalau kita lihat kisah itu, 5 ketul roti seakan-akan tidak ada artinya untuk ribuan massa, tetapi setelah 5 roti diberkati dengan ajaib, ternyata dapat memberi makan 5.000 orang bahkan masih sisa 12 bakul. 
Lalu rasul-rasul diingatkan kembali dengan 7 ketul roti untuk 4.000 orang, mereka semua makan sampai kenyang, kemudian potongan-potongan roti dikumpulkan, ada sisa 7 bakul penuh. 
Kedatangan Yesus yang pertama, Dia telah memecahkan kehidupan-Nya di atas kayu salib, itu buktinya Dia roti hidup; lima roti.
-  Kedatangan Yesus yang kedua kali, Dia tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga; tujuh roti, sempurna.
Gunakan pengalaman ini. Tidak akan sempurna kalau tidak dimulai dengan sengsara salib.

Matius 16: 11
(16:11) Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."

Jadi yang dimaksud oleh Tuhan di sini “Waspadalah terhadap ragi orang Farisi” adalah bukan soal roti atau soal makanan.
Kalau soal makan, minum dan pakaian, itu terlalu kecil bagi Tuhan. Jadi jangan terlalu memusingkan soal roti makanan, bekal-bekal, bukan itu yang harus kita pusingkan. Mari kita liat dosa-dosa kita ini, pusinglah kita dengan ragi lama dan ragi Farisi yang telah kita ikuti penguraiannya. 

Sekarang kita perhatikan 1 Timotius, ini adalah suratan tahbisan, jadi kalau hamba Tuhan hanya berpikir tentang makanan, itu tidak sesuai dengan tahbisan, mohon maaf, jangan tersinggung.
1 Timotius 4: 16
(4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Kalimat pada bagian A: “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu”, kemudian kalimat pada bagian C: “karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau
Artinya; hamba-hamba Tuhan harus menjaga kemurnian dari firman Allah, karena itulah yang akan menentukan keselamatan dari hamba Tuhan dan sidang jemaat yang dia layani.

Kalau dahulu saya pikir; “melayani adalah hebat-hebatan”, itu waktu saya memulai pelayanan, belum terlalu mengerti. Tetapi semakin hari semakin Tuhan memberi pengertian lewat pembukaan firman, yang terus menerus Tuhan bukakan, ternyata memang kita harus bertekun, mengawasi pengajaran firman yang murni ini. Bukan saya yang murni atau bukan si A, si B yang murni, tetapi kita harus tekun mengawasi pengajaran firman Allah supaya tetap murni, itu yang menentukan keselamatan seorang gembala sidang dan sidang jemaat yang dilayaninya. Maka sidang jemaat harus mendoakan gembala sidang supaya gembala sidang tersebut mengawasi diri dan mengawasi pengajaran firman Allah yang benar.

Matius 16: 12
(16:12) Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.

Pada akhirnya, murid-murid atau rasul-rasul mengerti bahwa yang harus mereka waspadai adalah ajaran orang Farisi, bukan ragi roti.
Biarlah pada akhirnya kita mengerti, bahwa yang Tuhan maksud ialah mengawasi diri dan mengawasi ajaran dengan bertekun.

APA RAGI FARISI yang sebenarnya?
Markus 7: 5
(7:5) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"

Orang Farisi mengajarkan firman Allah (Taurat) tetapi ajaran mereka dicampur, ditambahi dengan ajaran nenek moyang, itulah adat istiadat orang Yahudi. Itulah ragi orang Farisi.

1 Korintus 5: 6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

Rasul Paulus dengan tegas menyatakan: sedikit saja ragi Farisi, itu sudah cukup mengkhamiri seluruh adonan, itu sudah cukup mengkhamiri seluruh kehidupan kita dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Kembali kita membaca ...
Markus 7: 6
(7:6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Memuliakan Tuhan dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Tuhan, sebab pengajaran firman yang mereka terima sudah terkhamiri dengan ragi orang Farisi. 

Markus 7: 7
(7:7) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

Selanjutnya Tuhan berkata: “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Jadi ibadah Taurat tidak ada artinya, ibadah lahiriah tidak ada artinya. Mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, tidak ada artinya, itu ibadah lahiriah, perintah manusia.
Berarti, berkenan atau tidaknya suatu ibadah ditentukan oleh sebuah ajaran, bukan ditentukan oleh siapa-siapa, maka hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, jangan diabaikan begitu saja.
Jadi berkenan atau tidak berkenan sebuah ibadah itu tidak ditentukan oleh jumlah jiwa yang banyak atau sedikit, itu ditentukan oleh ajaran yang ada di situ.

Selanjutnya kita melihat ADAT ISTIADAT dari orang Yahudi.
Markus 7: 3-6
(7:3) Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; (7:4) dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. (7:5) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" (7:6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Adapun adat istiadat nenek moyang orang Yahudi atau perintah manusia itu tadi antara lain;
1. Tidak makan kalau tidak membasuh tangan lebih dulu.
2. Kalau pulang dari pasar, mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya (mandi).
3. Warisan lain yang mereka pegang,  misalnya dalam hal mencuci cawan, mencuci kendi, kemudian mencuci perkakas-perkakas tembaga yang lain. 
Itu sangat mereka perhatikan, tetapi dalam hal perintah Tuhan mereka kesampingkan, bahkan tidak hormat kepada orang tua. 
Yang benar dikesampingkan, tetapi adat istiadat dengan teliti diperhatikan, dengan teliti diikuti, supaya terlihat bahwa dia adalah orang beradat, tetapi kasih Allah dikesampingkan.
Maka sudah sangat jelas, ragi Farisi ini sangat bertentangan dengan Kematian Yesus Kristus.

Kolose 2: 20-22
(2:20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: (2:21) jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; (2:22) semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.

Bebas dari roh-roh dunia tetapi sayangnya takluk kepada rupa-rupa peraturan, misalnya; jangan jamah ini, jangan kecap ini, jangan sentuh ini, persis seperti peraturan orang Farisi begitu teliti dengan aturan-aturan perintah manusia.
Taurat yang disampaikan itu dicampuri dengan adat istiadat nenek moyang orang Yahudi.
Sebenarnya, aturan-aturan, perintah atau ajaran manusia itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia, hal-hal yang tidak penting di dalam kerajaan Sorga, hal-hal yang tidak akan dibawa ke dalam Kerajaan Sorga, itu hal yang binasa oleh pemakaian, tidak penting.
Jangankan yang lahiriah, neraka saja ditulis dalam injil Markus hanya bicara sedikit; apinya tidak padam, ulatnya tidak mati. Tetapi soal Kerajaan Sorga, begitu dalam kita harus mengenal isi hati Tuhan, Kerajaan Sorga ini tidak sesempit pemikiran manusia.

Jadi hal-hal yang akan binasa itu tidak penting di dalam kerajaan Sorga, tidak terlalu penting untuk dibahas, itu akan berlalu begitu saja. Semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah manusia, tidak mempengaruhi hidup rohani kita. 

Kolose 2: 23
(2:23) Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.

Walalupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, kemudian menyiksa diri sendiri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi saja. 
Ibadah pelayanan ini bukan usaha manusia, ini pekerjaan Tuhan, dan Tuhan tidak bisa diakal-akali, pura-pura merendahkan diri dan lain sebagainya. 

Saya juga tidak boleh akal-akalan melayani Tuhan, melayani sidang jemaat, melayani persekutuan doa hamba-hamba Tuhan Labuhanbatu dan sekitarnya, tidak boleh main akal-akalan. Kalau Tuhan utus saya, saya akan berjalan, tidak perlu saya tanya soal makan minum dan pakaian, Tuhan akan sertai, Tuhan akan cukupkan dengan ajaib.

Dampak negatif ragi Farisi.
Markus 7: 6
(7:6) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Memuliakan Tuhan dengan mulut padahal hatinya jauh dari Tuhan = munafik.
Jadi, perkataan tidak sesuai dengan perbuatan, itu munafik. Itu sebabnya Tuhan katakan kepada mereka yang sudah terkontaminasi dengan ragi Farisi: “hai orang-orang munafik!
Munafik, artinya; perkataan tidak sesuai dengan perbuatan = mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh = mempersembahkan tubuh jasmani kepada Tuhan, lewat ibadah, tetapi hatinya atau manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.

MARI KITA LIHAT KEMUNAFIKAN ORANG FARISI YANG DITULIS DENGAN JELAS DALAM MATIUS 23.
Matius 23: 3
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Di sini dikatakan: “mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”, berarti; perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya = munafik. 
Itulah pesan Rasul Paulus kepada Timotius: berjaga-jagalah, waspadalah dan selalu bertekun, itulah yang menentukan keselamatanmu, itulah yang menentukan keselamatan jiwa-jiwa, maka sekalipun dia orang muda, dia dewasa secara rohani, pasti dipakai oleh Tuhan dengan luar biasa.

Matius 23: 4
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Orang Farisi mengajar orang lain untuk memikul salib tetapi mereka sendiri tidak mau memikul salib. 
Saya perlu bercerita sedikit; untuk datang ke sini itu adalah kemurahan Tuhan, tetapi secara lahiriah (secara manusiawi) kami betul-betul bergumul. 
Karena Tuhan yang menyuruh kami ke sini, maka kami ke sini, bukan karena saya telepon: “kapan kami ke sana?”, bukan. Tuhan yang suruh saya ke sini, maka saya ke sini, dan karena Tuhan yang suruh, maka Tuhan pasti yang sediakan. Saya tahu kekuatan kami tidak seberapa, tetapi karena Tuhan yang utus kami ke sini, maka ongkos pulang pergi, kami harus memikul bersama-sama. Sidang jemaat mau diajak kerjasama memikul salib lalu bersekutu bersama-sama di tempat ini, tetapi kalau saya tidak terlebih dahulu memikul salib, itu sesuatu yang tidak mungkin. 

Matius 23: 5-7
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

Ternyata semua pekerjaan (pelayanan) yang mereka lakukan, hanya dimaksud supaya dilihat orang.  Ragi Farisi ini sangat memalukan sehingga memilukan hati Tuhan.
Bukti-bukti kemunafikan orang Farisi.
YANG PERTAMA: “mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang
Memakai tali sembahyang yang lebar”, tujuannya supaya dilihat oleh orang bahwa mereka mengasihi Tuhan (Ulangan 6: 5-8). 
Kemudian “memakai jumbai yang panjang”, tujuannya; supaya dilihat orang bahwa mereka mengingat firman Tuhan selalu dan melakukan firman Tuhan itu selalu (Bilangan 15: 38)
YANG KEDUA: “mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat”, ini berbicara tentang penonjolan diri.
YANG KETIGA: “mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi”, berarti; menginginkan suatu penghormatan = gila hormat.

Matius 23: 8-11
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. (23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu
Hanya satu Rabi, hanya satu guru, itulah pribadi Tuhan Yesus Kristus, firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Yesus adalah Tabernakel sejati, Dialah firman Allah, roti yang kudus, menjadi rema, berarti firman Allah (Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel) itu guru.

hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Hanya satu Bapa yang baik, yaitu Bapa yang di sorga. Sedangkan hamba Tuhan (gembala sidang) disebut bapa rohani, tetapi di sini dikatakan hanya satu Bapa yang baik, yaitu Bapa di sorga.
Mengapa dikatakan “hanya satu Bapa yang baik, yaitu Bapa di sorga”? karena Bapa yang baik tidak akan memberi batu kepada anak yang meminta roti dan Bapa yang baik tidak akan memberi ular kalau anaknya meminta ikan
Dua hal ini (roti dan ikan) tidak bisa dipenuhi oleh siapapun, jadi jelas, hanya satu Bapa yang baik, yaitu Bapa di sorga yang bisa memenuhi kedua hal itu.

hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias
Kalau seseorang suka membentuk kelompok lalu dia menjadikan diri pemimpin di dalam kelompok, itulah Mesias palsu. Ada ayatnya: “Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana”, kelompok sana, kelompok sini. Mengapa ada kelompok? Karena di situ ada pemimpin palsu. Ini parahnya ragi Farisi itu, sampai ke situ. Jadi jangan suka main kelompok-kelompok lagi, sebab hanya satu Pemimpin, yaitu Mesias.
kalau tidak si A, tidak cocok, tidak murni”, “kalau tidak si B, tidak cocok, tidak murni”, ukuran murni itu dari mana? Firman oleh Ilham Roh Kudus, ayat-ayat firman itu saling menerangkan, tidak dengan logika manusia.

Akhirnya, di sini ada teguran keras atau peringatan keras sebagai penghukuman: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik”, itu adalah teguran.
Jadi saudaraku, Tuhan menyatakan tujuh kali kata celaka kepada orang Farisi karena kemunafikan mereka, antara lain; 
1. Matius 23: 13, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu MENUTUP PINTU-PINTU KERAJAAN SORGA DI DEPAN ORANG. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
2. Matius 23: 14, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu MENELAN RUMAH JANDA-JANDA sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.
3. Matius 23: 15, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu MENJADIKAN DIA ORANG NERAKA, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
4. Matius 23: 23, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi YANG TERPENTING DALAM HUKUM TAURAT KAMU ABAIKAN, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
5. Matius 23: 25, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi SEBELAH DALAMNYA PENUH RAMPASAN DAN KERAKUSAN.
6. Matius 23: 27, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu SAMA SEPERTI KUBURAN YANG DILABUR PUTIH, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
7. Matius 23: 29, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu MEMBANGUN MAKAM NABI-NABI dan MEMPERINDAH TUGU ORANG-ORANG SALEH.
Ada tujuh celaka yang diterima oleh orang Farisi karena kemunafikan mereka (ragi Farisi).
Intinya; oleh karena ragi orang Farisi ini, mereka binasa. 
Jadi, mana yang kita pilih; sorga atau neraka? Tentu sorga, bukan? Kerajaan Sorga itu luas, tidak sesempit pikiran manusia, tidak sesempit pikiran dari Mesias Mesias palsu tadi yang mendirikan kelompok A, B, C dan seterusnya, tidak sesempit pemikiran mereka, Kerajaan Sorga itu luas, tidak terselami.

Kemudian perlu juga untuk diketahui; seindah-indahnya Kerajaan Sorga, tidak ada artinya kalau suatu takhta tidak ada di dalamnya. Sehebat-hebatnya hamba Tuhan, sekaya-kayanya hamba Tuhan, sepandai-pandainya ia menyampaikan firman Tuhan, kalau Allah tidak bertakhta di dalamnya, maka hamba Tuhan itu tidak ada artinya. 
Rumah Tuhan, Tabernakel adalah takhta Allah. Di luar Tabernakel, Allah tidak memerintah lagi. 
Seringkali kita berpikir pendek, tetapi biarlah kita berpikir, sebagaimana Tuhan berpikir. 

Jalan keluarnya.
Matius 23: 3
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Pengajaran firman Allah yang benar dan murni harus dilakukan tetapi jangan terlibat lagi dengan ragi orang Farisi, jangan terlibat lagi dengan kemunafikan orang-orang Farisi;
-   baik sidang jemaat beribadahlah sungguh-sungguh,
-   baik imam-imam dalam melayani Tuhan layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh, layanilah dengan pengorbanan yang sungguh-sungguh,
-   termasuk saya hamba Tuhan yang menerima jabatan gembala layanilah Tuhan dengan sunguh-sungguh. 
Jangan lagi terlibat dengan ragi Farisi, jangan lagi terlibat dengan kemunafikan-kemunafikan, jangan akal-akalan lagi dalam melayani Tuhan, tulus. Orang jujur selalu dipimpin ketulusan hati, seperti burung merpati (Roh Kudus), sehingga berkobar-kobar dalam melayani Tuhan.
Orang jujur dipimpin oleh ketulusan hati, dipipimpin api oleh Roh Kudus sampai nanti menjadi permata yaspis, permata yang paling indah, jernih bagaikan kristal.
Kristal itu trasnparan, tampil apa adanya, luar dalam sama tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada kemunafikan, itu permata yaspis, permata yang paling indah. 
Kalau kita berkobar-kobar dalam melayani Tuhan, itu adalah permata yaspis, permata yang paling indah, berharga dan mulia di mata Tuhan, itulah biji mata Tuhan, dijaga dan dipelihara.

Jadi jangan sibuk kita soal makanan, minuman dan apa yang kita pakai, sebab seorang hamba Tuhan yang diutus di tengah pengutusan, pasti Tuhan sertai, Tuhan cukupkan dengan ajaib.
Sidang jemaat juga jangan pusing soal makanan, sibuklah dalam segala perkara rohani. Dahulu kita sibuk terlibat dengan kemunafikan, ayo, berjuanglah untuk melepaskan diri dari ragi Farisi dari segala kemunafikan mereka.
Jadilah permata yaspis, permata yang paling indah.

Matius 23: 4
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Pengajaran firman yang benar dan murni adalah pengajaran salib, itulah suatu beban atau tanggung jawab yang harus kita pikul di atas bahu kita masing-masing. 
Ini yang harus disampaikan kepada sidang jemaat.

1 Korintus 1: 18
(1:18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

Pemberitaan firman tentang salib itu suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, bagi mereka yang akan dilemparkan ke dalam neraka yang apinya tidak padam, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan firman tentang salib, itu kekuatan Allah.
Kalau kita bermegah di dalam kelemahan, bemegah dengan sengsara salib, bermegah dengan aniaya karena firman, itu kekuatan kita. Tetapi saat kita merasa kuat, pasti kita lemah, tidak bisa apa-apa.
Kekuatan hari ini, kekuatan hari besok, lusa, sampai betul-betul salib itu nanti menghantar kita untuk masuk dalam Kerajaan Sorga.

1 Korintus 1: 22
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,

Orang-orang Yahudi menghendaki tanda, sedangkan orang Yunani mencari hikmat.

Jadi, ada dua jenis pelayanan yang bertentangan dengan pengajaran salib:
1. Tanda ataupun mujizat-mujizat; yang sakit sembuh, yang kerasukan Setan dilepaskan, dan lain sebagainya, berarti yang ditonjolkan dalam pelayanan adalah mujizat tetapi salib tidak ditegakkan.
  Saya tandaskan kepada saudara; sejuta kali terjadi mujizat di depan mata kalau salib tidak ditegakkan, mujizat tidak ada artinya. 
2. Hikmat atau pengetahuan manusia, berarti yang ditonjolkan dalam pelayanan itu adalah hal-hal yang ilmiah atau logika manusia, tetapi salib dikecilkan.
   Hati-hati, sekarang hal itu sedang terjadi, jangan terkecoh. Dia boleh pandai dan kaya, tetapi justru teguran keras hanya kepada orang kaya, kepada orang miskin berbicara dengan lemah lembut. Tegurlah orang kaya di dunia ini, supaya mereka jangan sombong, tetapi yang kecil, rendah hati, Tuhan berbicara dengan lemah lembut.

1 Korintus 1: 23
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Rasul Paulus berkata dengan tegas: “tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan”, dia tetap mempertahankan pengajaran salib kepada sidang jemaat yang dilayani.
Jadi, dalam hal ini Rasul Paulus memiliki pendirian yang kuat, sebab dia tetap menyampaikan pengajaran salib, dia tidak berubah. Dalam hal ini, Rasul Paulus tidak terpengaruh dengan keinginan manusia dan sidang jemaat yang dilayani.

Di tengah-tengah kita memikul salib, di tengah-tengah kita mengikuti jejak yang ditinggalkan Tuhan Yesus, semua dosa rontok, semua kesombongan dari sidang jemaat rontok. Tidak perlu takut rekan-rekan hamba Tuhan, jangan terpengaruh dengan sidang jemaat, tetapi kita harus menjadi gembala, menjadi teladan yang baik.
Memang sakit bagi daging, tetapi dibalik salib ada kemuliaan supaya ada pengharapan, dan dibalik kemuliaan ada salib supaya tidak sombong.

Jadi, perlu ketegasan dari seorang hamba Tuhan, pendirian yang kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh situasi keadaan, tidak dipengaruhi oleh sidang jemaat yang dilayani.

Sekarang, mari kita lihat; APAKAH PERKATAAN RASUL PAULUS SESUAI DENGAN PERBUATANNYA?
Kisah Para Rasul 20: 19
(20:19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.

Rasul Paulus melayani Tuhan dengan rendah hati.
Tanda kerendahan hati seorang hamba Tuhan dalam melayani Tuhan dan mengerjakan pekerjaan Tuhan adalah banyak mencucurkan air mata dalam melayani Tuhan.
Jadi, air mata itu adalah saksi bisu dari kerendahan hati seorang hamba Tuhan. Air tidak pernah mencari dataran tinggi, air selalu mencari dataran rendah. 
Mengapa sungai berliku-liku? Karena dia mencari dataran rendah, dia tidak mencari dataran tinggi.
Kalau banyak lika-liku yang dihadapi dalam melayani Tuhan, kemudian banyak tetesan air mata, itulah tanda kerendahan hati seorang hamba Tuhan di dalam melayani pekerjaan Tuhan.

Kisah Para Rasul 20: 20-21
(20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21) aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

Rasul Paulus melayani dengan rendah hati dan dia tidak lalai dalam tiga hal, yaitu; 
1. Dalam memberitakan hal firman Allah.
2. Dalam mengajarkan hal firman Allah.
3. Dalam bersaksi dalam hal firman Allah.
Jadi kesaksiannya bukan mujizat, bukan harta, tetapi kesaksiannya dalam hal firman Allah. Tiga hal ini tidak lalai dalam melayani sidang jemaat.
Jadi jelas, perkataannya sesuai dengan perbuatannya. Dia tidak munafik. Betul-betul dia mengawasi diri dan mengawasi pengajaran firman Allah yang murni, dan dia terus bertekun.
Salib itu yang mendidik kita untuk bertekun.

Kisah Para Rasul 20: 22-23
(20:22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ (20:23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.

Seorang hamba Tuhan yang berpegang teguh kepada pengajaran salib banyak menanggung penderitaan, dan dia tidak memusingkan dirinya dengan soal penghidupan, walaupun sebetulnya penjara dan sengsara menunggu dia, tetapi sebagai tawanan Roh dia rela diutus oleh Roh itu sendiri ke mana saja, dari kota satu ke kota lain. 
Hati kita hari ini ada di Rantauprapat, besok kita ada di kota Duri Riau, di tempat penggembalaan Pdt. Oslen Sitorus, lalu besok lusa oleh Roh itu sendiri akan mengutus kita sampai ke Kandis Riau, lalu diutus lagi pulang ke penggembalaan.
Kalau memang kita diijinkan oleh Roh Tuhan bertemu kembali, biar Roh Tuhan mengutus kita masing-masing. Haleluya ... Puji Tuhan ...

Kisah Para Rasul 20: 24
(20:24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Rasul Paulus berkata: aku tidak peduli dengan nyawaku, aku tidak peduli dengan kesusahan di manapun aku diutus, sebab yang terpenting bagi seorang hamba Tuhan adalah dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan, itu yang terpenting, hal pokok di dalam diri seorang hamba Tuhan, tidak yang lain-lain, tidak terusik dengan kesusahan.

Jangan sampai berpindah-pindah, belum selesai pindah ke sana sini. Sampai hari ini saya bertahan di Serang Cilegon, walaupun saya lama tidak memiliki jemaat, bukan satu dua tiga tahun, tetapi bertahun-tahun, hanya air mata saksi bisu, menangis setiap hari, tidak ada ongkos. Kalau di tempat yang sepi saya berjalan dalam setiap langkah air mata saksinya, ini tidak saya tambah-tambahi. Lalu setelah lima tahun kemudian, saya bertemu anak berusia dua belas tahun (Sekolah Minggu), lalu bertemu dengan satu keluarga di Serang.
Jadi jangan buru-buru pindah apalagi meninggalkan pelayanan, penting untuk bersabar di dalam hal memikul salib. Pelayanan harus didahului dengan salib, bukan didahului dengan kemuliaan, sebab kalau didahului dengan kemuliaan, cari senang sana sini, akhirnya tidak jadi-jadi. Ini pengalaman saya sekaligus menjadi guru bagi saya.

Tuhan Yesus baik, salibnya membuat pelepasan, menolong kita. Tidak perlu pusing dengan kesusahan, hal pokok dalam melayani Tuhan dari seorang hamba Tuhan adalah MENCAPAI GARIS AKHIR dan MENYELESAIKAN PELAYANAN.
Garis akhir = menyelesaikan pelayanan.

Mari kita lihat; GARIS AKHIR.
Yohanes 19: 31-34
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Garis akhir dari pelayanan Tuhan Yesus Kristus di atas muka bumi ini adalah Ia rela mati di atas kayu salib.
Tanda kematian Yesus atau tanda mencapai garis akhir di atas kayu salib adalah: 
1. Tulang-tulangnya tidak dipatahkan, ini berbicara tentang penyatuan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang disebut Tubuh Mempelai.
  Garis akhir dari sebuah pelayanan; mempersatukan anggota tubuh. Tulang-tulang-Nya tidak dipatah-patahkan, artinya; anggota tubuh tidak terpisahkan. 
  Itulah yang menjadi kerinduan saya, saya datang bersama-sama dengan saudara di tempat ini, supaya kita ada kesatuan dari anggota tubuh yang berbeda-beda. Penuh warna warni, tetapi kalau kita satu, itu baik dan indah di mata Tuhan, sesuai dengan doa dari Om Asa tadi, di situ berkat dicurahkan. Itu garis akhir, jadi bukan berkat-berkat, bukan soal hal lahiriah saudaraku, jangan dulu terkecoh dalam melayani Tuhan, bukan soal yang enak-enak. 
  Tetapi garis akhir (menyelesaikan pelayanan) adalah membawa sidang jemaat menjadi satu anggota tubuh yang sempurna, itulah yang disebut tubuh mempelai, kalau belum, jangan pindah-pindah. 
2. Lambung Yesus ditombak, segera mengalir keluar darah dan air, artinya; bangsa kafir dilahirkan kembali menjadi suatu kehidupan yang baru.
   Seorang ibu yang melahirkan ada tandanya yaitu air ketuban dan darah. Segera mengalir keluar darah dan air, melahirkan kembali bangsa kafir, bangsa yang tidak mengenal Tuhan, bangsa yang dahulu hidup jauh dari Allah dilahirkan kembali lewat proses darah dan air.

Inilah garis akhir dari pekerjaan Tuhan. Tuhan Yesus baik. Amin

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment