KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, November 8, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 05 NOVEMBER 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 05 NOVEMBER 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 70)

Subtema: MELARANG ORANG KAWIN ADALAH AJARAN PALSU

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.

Sebelum kita membawa hidup kita rendah di bawah kaki Tuhan, sujud menyembah kepada Dia, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:9
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti; antara yang satu dengan yang lain jangan saling mendustai, tetapi sebaliknya marilah kita menampilkan hati kita yang sebenar-benarnya di hadapan Tuhan maupun sesama dengan cara berkata jujur, sebab perkataan-perkataan yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati seseorang.
Singkatnya: Dengan berkata jujur menunjukkan bahwa seseorang tidak hidup dalam kepalsuan.

Mazmur 12:3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir manis tetapi hatinya bercabang, dengan lain kata hatinya tidak semanis dan tidak seindah perkataan-perkataan yang keluar dari mulutnya.

Contoh.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Tampilnya, “Seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Adapun wujud dari binatang tersebut bertanduk dua sama seperti anak domba, jelas ini menunjuk kepada; hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang senantiasa mengadakan pelayanan atau membawa korban dan persembahan.
Tetapi yang membuat kita menjadi bingung dan sangat terheran-heran ialah apabila ia berbicara seperti seekor naga, berarti; perkataannya penuh dengan perkataan dusta.
Kesimpulannya: Binatang yang keluar dari dalam bumi ini tidak lain tidak bukan ialah nabi-nabi palsu.

Lebih jauh tentang: NABI-NABI PALSU.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Sesungguhnya, nabi-nabi palsu adalah serigala yang buas tetapi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka datang dan menyamar seperti anak domba bertanduk dua, tetapi yang pasti apabila nabi-nabi palsu berbicara persis seperti naga, penuh dengan perkataan dusta, sesuai dengan apa yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius.

1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

Di waktu-waktu terakhir, ada orang yang akan murtad, dengan lain kata, undur dari kebenaran, undur dari kesucian, tidak lagi menyangkal diri dan memikul salibnya, lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan, dan itu semua disebabkan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Mereka melayani, tetapi hati nuraninya memakai cap mereka seperti daging yang diselar oleh besi panas; susah dihapus, susah diluruskan, sekalipun salah tetap merasa diri benar, itu pendusta-pendusta, nabi-nabi palsu yang penuh dengan dusta. Demikianlah ajaran setan itu; biar sudah salah, namun tetap merasa diri benar, susah diluruskan, seperti daging yang diselar oleh besi panas sudah dihapus.

1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

Tipu daya dari pendusta-pendusta antara lain:
1.     Melarang orang kawin.
2.     Melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.

Tentang: MELARANG ORANG KAWIN.
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terdiri dari 66 (enam puluh enam) kitab, yang diawali dari kitab Kejadian dan diakhiri dengan kitab Wahyu, di mana isi dari Alkitab itu ialah;
-       Diawali dengan nikah Adam dalam Kejadian 2.
-       Diakhiri dengan nikah rohani dalam Wahyu 19:6-8, itulah pesta nikah Anak Domba.

Kesimpulannya: Dari awal sampai akhirnya, Alkitab berbicara tentang nikah (perkawinan), tetapi justru itu yang dilarang oleh pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka, itulah kebenaran diri sendiri, sudah salah namun susah untuk diluruskan.

Kejadian 2:18
(2:18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja”, sebab itu Allah menjadikan penolong yang sepadan bagi manusia itu.

Kejadian 2:19-20
(2:19) Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. (2:20) Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

Tuhan Allah membentuk dari tanah segala jenis binatang di darat, di udara dan di laut, tetapi dari antara segala jenis binatang ini, Adam tidak menjumpai penolong yang sepadan bagi dia.

Kejadian 2:21-22
(2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur nyenyak, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, dan dari rusuk itu Tuhan Allah membangun seorang perempuan lalu dibawa kepada manusia.

Kejadian 2:23
(2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Akhirnya, Tuhan membangunkan seorang perempuan dari tulang rusuk yang diambil dari pada Adam untuk menjadi penolong yang sepadan bagi Adam.
Tetapi supaya hal ini terwujud, Adam harus terlebih dahulu tidur nyenyak. Dan di hari-hari terakhir ini, gereja Tuhan, harus betul-betul tidur nyenyak, sehingga apapun yang terjadi terjadilah, kita tidak merasakan apa-apa. Tentu ini berbicara tentang pengalaman kematian.

Terkait dengan itu kita akan membaca Matius 19.
Matius 19:4-6
(19:4) Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? (19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (19:6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Yesus berkata: Allah menciptakan manusia sejak semula menjadikan laki-laki dan perempuan. Kemudian: “laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging
Pendeknya: Hal perkawinan ini juga dituliskan dalam Injil (Matius), sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Yesus Kristus kepada murid-murid.

Jadi, apa yang dikerjakan oleh Allah dalam Kejadian 2, itu diceritakan kembali dan ditekankan oleh Yesus kepada murid-murid, supaya murid-murid mengerti tentang hal perkawinan itu. Gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini juga harus mengerti tentang perkawinan, soal nikah. Jangan sampai gereja Tuhan tidak mengerti tentang soal nikah.
Kalau gereja Tuhan hanya mengerti tentang berkat dan diberkati, melayani tetapi terikat dengan perkara lahiriah, ini yang akan menimbulkan ratap tangis di kemudian hari. Tidak selamanya berkat lahiriah dan perkara lahiriah itu menjamin kehidupan kita masing-masing, tidak menjamin hidup, nikah, ibadah, pelayanan dan rumah tangga kita, itu sebabnya gereja harus mengerti tentang hal nikah, seperti apa yang telah ditekankan oleh Yesus kepada murid-murid.

Efesus 5:31-33
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (5:33) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Di sini pun kita melihat: Rasul Paulus bercerita dan menekankan tentang hal perkawinan kepada sidang jemaat di Efesus.
Selanjutnya, kita harus mengetahui bahwa ada dua rahasia besar, salah satunya ialah rahasia nikah, yakni hubungan antara Kristus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga, dengan sidang jemaat, sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih.

Kemudian, di dalam hubungan nikah akan nyata:
-       Laki-laki (suami) mengasihi isterinya.
-       Perempuan (isteri) menghormati, dengan lain kata; tunduk kepada suaminya (laki-laki).
Inilah wujud dari hubungan nikah antara Kristus, sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga, dengan sidang jemaat, sebagai mempelai perempuan-Nya berdasar kasih; sang suami mengasihi isteri dan isteri tunduk kepada suaminya. Itu sebabnya apa yang telah dikerjakan oleh Allah dalam Kejadian 2 dinyatakan kembali oleh Yesus kepada murid-murid, yaitu menekankan hal perkawinan. Lalu dengan lebih rinci lagi Rasul Paulus menjelaskan hal perkawinan ini kepada sidang jemaat di Efesus.
Pendeknya, kalau nabi-nabi palsu melarang orang kawin, maka sudah sangat jelas; tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

Supaya hal nikah atau perkawinan ini terwujud, maka: “laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging
Dalam hal ini, Yesus telah meninggalkan sorga yang mulia atau melepaskan kemuliaan-Nya, Ia turun ke dunia supaya terwujudnya nikah antara Kristus, sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga, dengan sidang jemaat, sebagai mempelai perempuan-Nya berdasarkan kasih.
Inilah yang dialami oleh Adam yang pertama; betul-betul dia tidur nyenyak, tandanya apa? Bagaikan Yesus, Anak Allah meninggalkan kemuliaan-Nya. Kalau dia mengerti tentang situasi kondisi yang ada di sekitar, itu bukan tidur nyenyak.
Dan hal itu sudah dikerjakan oleh Yesus 2000 (dua ribu) tahun yang lalu di atas kayu salib; Dia melepaskan kemuliaan-Nya, Dia turun ke dunia supaya terwujudnya perkawinan (hal nikah). Demikian juga Adam yang pertama sudah melakukan hal itu, yaitu tidur nyenyak, sehingga Allah dapat melakukan operasi besar-besaran; Allah mengambil satu tulang rusuk dan dari satu tulang rusuk inilah Allah membangun perempuan lalu diberikan kepada Adam.

Wujud dari kasih Kristus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Wujud dari kasih Kristus ada dua:
1.     Sidang jemaat dikuduskan dengan memandikannya dengan air dan firman (ayat 26).
Dengan kelimpahan firman yang kita terima dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, berarti Tuhan sedang menguduskan kehidupan kita.
Tujuannya: Supaya menempatkan sidang jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, pendeknya; sidang jemaat kudus, tidak bercela. Inilah wujud dari kasih Kristus.
2.     Mengasuh dan merawati sidang jemaat (ayat 29).
Mengasuh, berarti; memberi didikan yang baik yaitu lewat pengajaran salib. Jangan kita beralih dari ajaran yang benar yang kita terima dari Tuhan, yakni pengajaran salib, apapun resikonya.
Merawati, berarti; menyembuhkan segala sakit penyakit sehingga kondisi rohani kita dalam keadaan sehat, tidak kekurangan suatu apapun. Rohani sehat, berarti; kerohanian tidak dalam keadaan sakit, berarti, sembuh dari sakit penyakit, yakni; dosa kejahatan, dan sembuh dari sakit penyakit, yakni; dosa kenajisan.

Wujud menghormati atau tunduk kepada suami.
Efesus 5:22-24
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. (5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Sidang jemaat harus tunduk kepada Kristus, sebagai Kepala, dalam segala sesuatu, demikian juga seorang isteri tunduk kepada suaminya dalam segala perkara.

1 Korintus 11:7-8
(11:7) Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki. (11:8) Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.

Seorang isteri wajib tunduk kepada suami, sebab ketundukan seorang isteri menyinarkan kemuliaan laki-laki atau suami, sebab perempuan berasal dari tulang rusuk laki-laki.

1 Petrus 3:1-6
(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, (3:2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. (3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, (3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. (3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, (3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Ketundukan adalah perhiasan rohani dari seorang isteri. Dan ketundukan itu berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram. Di dalam ketundukan itu, di sini kita melihat: Sara taat kepada Abraham bahkan menamai Abraham tuannya, berarti mengambil rupa sebagai seorang hamba. Seorang yang taat pasti mau menjadi hamba di dalam melayani pekerjaan Tuhan.

Inilah wujud dari pada perkawinan:
-       Suami mengasihi isteri, wujudnya: sidang jemaat dikuduskan oleh air dan firman, kemudian diasuh dan dirawati.
-       Isteri tunduk kepada suami, wujudnya: menghormati atau tunduk kepada suaminya. Dan di dalam ketundukan seorang isteri akan terlihat ketaatan, dan mengambil rupa seorang hamba.

Tetapi, Setan tidak mau melihat wujud perkawinan semacam ini, maka Setan berusaha untuk merusak dan menghancurkan nikah atau perkawinan.
Jadi, kita harus bersyukur kepada Tuhan, bahwa sampai malam ini hati kita diteguhkan oleh Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Jangan kita bergeser dari Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel apapun resikonya, jangan keluar dari situ. Jangan mau dikacaukan oleh Setan.

Kalau wujud perkawinan ini nyata dalam nikah rumah tangga, berarti; suasana sorga hadir di dalam nikah dan rumah tangga, suasana sorga hadir di tengah ibadah dan pelayanan.

Kejadian 3:4-6
(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, (3:5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

Namun pada akhirnya, Hawa diperdaya oleh ular itu dengan kelicikannya.
Pendeknya: Nikah yang pertama telah rusak, sehingga tergenapilah 1 Timotius 4:1-3, sesuai dengan apa yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohani yang dikasihinya, yakni; bahwa di kemudian hari banyak orang akan murtad karena ajaran pendusta-pendusta  yang hati nuraninya memakai cap mereka. Apa ajaran pendusta? Yaitu melarang orang kawin dan melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah. Jadi dalam hal ini sudah tergenapi apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohani yang dikasihinya.

Setelah hal itu tergenapi, terjadilah banyak penderitaan di dalam nikah dan rumah tangga, terjadilah kekacauan, air mata tidak bisa lagi dibendung, tangisan sudah tidak bisa lagi dibendung, karena nikah sudah dikacaukan oleh ajaran setan-setan, oleh pendusta-pendusta dengan tipu dayanya yang melayani dengan cap mereka.
Inilah yang harus kita waspadai: Kalau nikah ini rusak, sudah pasti terjadi penderitaan. Kalau kita perhatikan terus Kejadian 3, akhirnya Adam mempersalahkan Hawa, selanjutnya Hawa mempersalahkan ular. Singkatnya: Di dalam nikah saling tuding menuding, saling mempersalahkan.
Akibatnya: Kesusahan besar terjadi.
-       Adam harus menerima kutuk, di mana tanah itu menjadi terkutuk, sehingga susah payah seorang suami mencari nafkah.
-       Sedangkan bagi seorang isteri; dia harus mengalami sakit bersalin.
Dengan kata lain; penderitaan demi penderitaan terjadi, kesusahan terjadi, air mata tidak bisa dibendung karena nikah dikacaukan oleh ajaran setan.
Sebab itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yesus, sejauh ini kita terus menikmati Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Rasul Paulus berjuang keras untuk mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki dan Rasul Paulus berusaha membawa sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Kristus, itulah Mempelai Laki-Laki Sorga, sebab itu jangan mau kita digeser dari Pengajaran Mempelai.

2 Korintus 11:3
(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

-       Dalam 2 Korintus 11:2, Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan Pengajaran Mempelai.
-       Dalam 2 Korintus 12:1-4, Rasul Paulus adalah pelayan Tuhan di dalam hal memberitakan Pengajaran Tabernakel, dan itu bisa juga dibuktikan dalam Ibrani 9.
Sebab itu, apa yang dikhawatirkan oleh Rasul Paulus adalah kalau pikiran dari sidang jemaat ini disesatkan dari kesetiaan mereka yang sejati kepada Kristus, yang adalah Kepala dan Mempelai Pria Sorga. Sebab itu, biarlah kita terus mempertahankan Kristus, sebagai Kepala, sebagai suami, Mempelai Pria Sorga -- di mana sidang jemaat sebagai mempelai perempuan-Nya berdasarkan kasih -- dengan cara mempertahankan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel.

Jangan mau digeser oleh ajaran lain. Jangan mau diiming-imingi dengan perkara lahiriah. Biar kiranya kita senantiasa  menempatkan Kristus, sebagai Kepala.
Hal ini akan tergenapi di hari-hari terakhir, tetapi sebelum hal itu terjadi, Tuhan sudah peringatkan kita malam ini. Bukankah itu merupakan perhatian Tuhan yang besar terhadap keluarga Allah, sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang dan Cilegon, melebihi dari apa yang kita punya?
Jangan kita berhitung-hitung dalam hal melakukan kewajiban kita kepada Tuhan dan jangan bersungut-sungut. Jangan gunakan akal dan pikiran. Ijinkan Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel memperlengkapi kehidupan kita sekaliannya, dia yang akan menyediakan apapun yang kita perlukan dan kita butuhkan sampai membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, membawa kita masuk di dalam rencana Allah yang besar, yaitu menjadi mempelai Tuhan.
Malam ini, kita diajar untuk menempatkan Kristus sebagai Kepala, lewat Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment