KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, November 22, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 19 NOVEMBER 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 19 NOVEMBER 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 72)

Subtema: AJARAN PENDUSTA-PENDUSTA = ROH-ROH PENYESAT = AJARAN SETAN-SETAN

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita. Dan biarlah kiranya firman yang membentuk, mengubah kehidupan kita sampai sama mulia dengan Dia, sampai akhirnya memancarkan kemuliaan Allah, sekaligus membawa kita sebentar tersungkur di kaki salib Tuhan, sujud menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, Tuhan dan Juruselamat yang berdaulat atas kita sekaliannya.
Saya juga tidak lupa menyapa hamba Tuhan, umat Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda berada.

Segera saja kita menyambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose 3:9
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti antara satu dengan yang lain jangan lagi saling mendustai, tetapi sebaliknya, marilah kita menampilkan hati kita masing-masing dengan sebenar-benarnya di hadapan Tuhan, maupun sesama dengan cara berkata jujur, sebab segala perkataan-perkataan yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati seseorang.
Jangan biasakan mengelak, berdusta hanya karena malu, hanya karena takut dengan resiko, tetapi mari kita menampilkan hati kita yang sebenar-benarnya di hadapan Tuhan dan sesama dengan berkata jujur saja. Jangan malu mengakui dusta, jangan takut dengan resiko, jangan malu dan takut karena akibat yang harus diterima. Jangan dibiasakan. Kalau memang berdusta, akui saja, walaupun dusta itu hanya satu kata, biasakan tampilkan hati di hadapan Tuhan dan sesama dengan cara berkata jujur, jangan malu dengan konsekuensi yang harus diterima. Belajar bijaksana, belajar lebih dewasa, makin hari makin dewasa, makin hari makin rendah hati, makin hari makin lemah lembut. Begitulah cara mengikut Tuhan, jangan lagi menyangkal-nyangkal kebenaran dengan segala perkataan dusta.

Mazmur 12:3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir manis, tetapi hatinya bercabang, dengan lain kata; hatinya tidak semanis dan tidak seindah perkataan-perkataan yang keluar dari mulutnya.

Contoh.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

Di sini kita melihat: Tampilnya “seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Adapun wujud dari binatang tersebut ialah bertanduk dua sama seperti anak domba, jelas ini menunjuk; hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang senantiasa mengadakan pelayanan serta membawa korban dan persembahan di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya. Tetapi yang membuat hati kita bingung dan terheran-heran ialah apabila ia berbicara, persis seperti seekor naga, berarti; perkataan-perkataannya itu penuh dengan perkataan dusta.

Kesimpulannya: Binatang yang keluar dari dalam bumi ini tidak lain tidak bukan ialah nabi-nabi palsu.

Selanjutnya mari kita memperhatikan lebih jauh tentang NABI-NABI PALSU tersebut di dalam Injil Matius 7.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Sesungguhnya, nabi-nabi palsu itu adalah serigala yang buas, tetapi di tengah-tengah ibadah dan pelayanan mereka datang dan menyamar seperti anak domba bertanduk dua, dengan lain kata; nabi-nabi palsu adalah serigala berbulu domba. Inilah yang disebut penyamaran.
Tetapi yang pasti, apabila nabi-nabi palsu berbicara, persis seperti naga; penuh dengan perkataan dusta.

Lanjut kita melihat perkara itu akan nyata di hari-hari terakhir.
1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

Di waktu-waktu kemudian atau di hari-hari terakhir ini, banyak orang akan murtad, berarti; mundur dari ibadah dan pelayanan, dengan lain kata; melepaskan diri dari kebenaran dan kesucian, selanjutnya mereka mengikuti;
-       Roh-roh penyesat.
-       Ajaran setan-setan.

Pertanyaannya: Mengapa hal itu terjadi?
Jawabnya: Hal itu terjadi oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
Melayani tetapi memakai cap mereka, sama seperti kulit daging yang diselar dengan besi panas; susah dihapus, susah untuk diluruskan, sekalipun salah tetap saja merasa diri benar.

1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

Adapun tipu daya pendusta-pendusta ialah:
1.     Melarang orang kawin.
2.     Melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.

Sebenarnya, dua perkara ini telah saya sampaikan beberapa minggu berturut-turut, tetapi dalam kesempatan malam ini, atas perkenanan Tuhan, saya akan mengungkit kembali dua perkara ini walaupun hanya sekilas saja.

Tentang: MELARANG ORANG KAWIN.
Perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini akan berakhir dalam sebuah pesta nikah Anak Domba atau kelak berada dalam perjamuan malam kawin Anak Domba. Berarti sebetulnya, melarang orang kawin itu merupakan ajaran sesat atau ajaran palsu, tujuannya; untuk menyesatkan perjalanan rohani gereja Tuhan, sehingga perjalanan rohani itu tidak sampai pada tujuannya yakni perjamuan malam kawin Anak Domba.
Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, seluruhnya berjumlah 66 (enam puluh enam) kitab.
-       Diawali dengan kitab KEJADIAN, yaitu nikah Adam dan Hawa.
-       Diakhiri dengan kitab WAHYU, yaitu nikah rohani antara Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga, dengan sidang jemaat, sebagai mempelai wanita-Nya, berdasarkan kasih, sesuai dengan Wahyu 19:6-8.
Intinya; kitab suci mengajarkan tentang hubungan nikah suci antara sidang jemaat, sebagai mempelai wanita Tuhan, dengan Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga, berdasarkan kasih. Itu sebetulnya inti dari seluruh isi dari kitab suci (Alkitab).

2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Rasul Paulus mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, sekaligus membawa mereka sebagai perawan suci kepada Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
Jadi jelas, ayat ini berbicara soal nikah rohani antara Kristus, sebagai Mempelai Pria Sorga, dengan sidang jemaat, sebagai mempelai wanita-Nya, berdasarkan kasih.

Oleh sebab itu, pada ayat 3, Rasul Paulus berkata: “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus
Sebab itu, jangan ikuti seluk beluk atau ajaran orang lain. Ajaran setan itu mudah sekali mempengaruhi pikiran manusia dengan cara; apabila ketika seseorang bermasalah berat (stress berat), satu kali dia membaca ajaran lain,  nanti ajaran itu akan memberi suatu pengertian yang baru, tetapi tujuannya untuk menyesatkan pengertian yang sejati kepada Kristus, Mempelai Laki-Laki Sorga. Maka, jangan sekali-sekali mempelajari atau mengikuti seluk beluk dari ajaran-ajaran asing, itu syarat untuk mempertahankan firman yang benar dan murni, tidak ditambahkan dan tidak dikurangkan. Ikut Tuhan tidak boleh menambahkan firman Tuhan dan tidak boleh mengurangkan firman Tuhan, dengan syarat; tidak boleh mengikuti seluk beluk atau tata cara ibadah yang lain, selain Pengajaran Mempelai dan Pengajaran Tabernakel supaya jangan disesatkan.
Tetapi tidak bisa dipungkiri, di hari-hari terakhir ini nabi-nabi palsu akan muncul. Apa tandanya? Banyak orang akan murtad. Apa arti murtad? Mundur dari ibadah, mundur dari pelayanan, mundur dari kebenaran, mundur dari kesucian yang dia miliki sebelumnya.

Matius 19:4-5
(19:4) Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? (19:5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

“Laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, sehingga dengan demikian terwujudlah nikah yang suci.
Jadi, laki-laki (pemuda-pemuda) tidak usah khawatir, perempuan (pemudi) juga tidak usah khawatir, karena laki-laki dan perempuan pada akhirnya akan menikah. Cepat atau lambat, itu akan terwujud, tetapi tinggal tunggu waktunya Tuhan saja, tidak usah kita mengambil langkah yang tidak sesuai dengan rencana-Nya Tuhan, mengalir saja mengikuti rencana-Nya Tuhan.

Jadi, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga dengan demikian terwujudlah nikah yang suci. Demikian juga, Yesus telah meninggalkan sorga yang mulia, Dia turun ke dunia ini, bahkan Dia rela menderita dan mati di atas kayu salib.

Oleh sebab itu, kita lihat Wahyu 1.
Wahyu 1:8, 17-18
(1:8) "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." (1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (1:18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Yesus, Anak Allah berkata: “Aku adalah Alfa dan Omega”, sama dengan; Yang Awal dan Yang Akhir. Tetapi dari awal untuk sampai ke akhir, atau dari Alfa untuk sampai ke Omega, jembatannya atau di tengah-tengahnya adalah salib, sebab Yesus telah mati di atas kayu salib. Dia datang ke dalam dunia ini dalam keadaan hidup, kemudian mati, namun hidup kembali. Pendeknya; hidup, mati, hidup. Dari Alfa untuk sampai ke Omega, di tengah-tengahnya (jembatannya) adalah salib. 
Jadi, betul;
-       Awalnya adalah kitab Kejadian, berbicara soal nikah.
-       Akhirnya adalah kitab Wahyu, juga berbicara tentang nikah rohani.
Supaya nikah ini ada di dalam penyatuan, atau terwujudnya nikah suci, disatukan oleh salib Kristus. Jadi, kebenaran itu bersumber dari salib.
Dalam Ibrani 1:1, Allah berulang kali berfirman kepada bangsa Israel, mengapa demikian? Sebab bangsa Israel berulang kali berbuat dosa. Mengapa? Karena Allah hanya berfirman. Namun maka pada ayat 2-3, Allah berfirman dengan perantaraan anak-Nya, yakni; pengajaran salib. Sesudah menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi, hidup mati hidup (Dia bangkit), lalu Dia naik, sekarang duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Besar.

Jangan sampai tidak mengerti hal ini. Dari Alfa untuk sampai kepada Omega, di tengah-tengahnya (jembatannya) adalah salib. Jadi, nikah itu disatukan hanya oleh salib. Kalau tidak mengerti tentang Yesus yang disalibkan, jangan menikah, sebab salib adalah dasar dari nikah. Dasar dari suami isteri dalam Efesus 5: 22-24 adalah salib.
Maka perempuan-perempuan juga harus mengerti tentang salib, dia harus mengenali laki-laki dengan betul; apakah laki-laki itu mengenal salib, kalau tidak, jangan dulu. Karena nanti itu mengandung resiko besar; terjadi banyak perselisihan. Maka kalau mengikuti Tuhan, mari kita gunakan ukuran salib, pandang terus salib. Kalau kita gunakan ukuran kebenaran diri sendiri, orang lain yang salah, salah, dan salah.
Kembali saya tandaskan, bahwa: Dasar dari penyatuan nikah adalah salib, yakni; kasih Kristus.

Kita kembali membaca Matius 19.
Matius 19:6
(19:6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Nikah yang dipersatukan oleh salib, tidak boleh diceraikan oleh manusia. Maka, kalau seseorang tidak mengenal salib, di situlah terjadi nikah berkali-kali, tetapi dalam ajaran yang benar; menikah itu hanya satu kali. Mengapa? Sebab apa yang sudah dipersatukan oleh salib tidak boleh diceraikan oleh manusia, oleh siapa saja, termasuk pengertian manusia. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu, karena nikah itu sudah dipersatukan oleh salib.

Jadi, kalau ada ajaran yang mengatakan melarang orang untuk kawin, itu adalah ajaran setan, itu ajaran palsu yang menyesatkan. Atau mengajarkan nikah berkali-kali, dengan alasan: “Yang penting bisa menafkahi dengan uang”, itu salah, itu tidak boleh, sebenarnya itu adalah ajaran palsu.

Tentang: MELARANG ORANG MAKAN MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH.
Kejadian 2:15
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Tuhan Allah mengambil manusia (Adam dan isterinya), lalu menempatkan mereka dalam taman Eden, tujuannya adalah untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Tuhan sudah menempatkan kita di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini, tujuannya hanya satu, tidak dua, yaitu untuk mengusahakan dan memelihara ibadah pelayanan atau kegiatan-kegiatan Roh yang ada di tengah-tengah ibadah pelayanan ini.
Maka ikut Tuhan atau beribadah melayani jangan serampangan. Ikut Tuhan “ya” kalau memang “ya”, “tidak” kalau memang “tidak”. Tidak boleh serentak “ya” dan “tidak”; satu sisi “ya” terhadap kesucian, besok “tidak”, itu tidak benar.

Oleh sebab itu, anak Tuhan tidak boleh terpaksa menjalankan ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan ini. Tetapi harus dengan kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan hati Tuhan.

Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

Syarat untuk mengusahakan dan memelihara ibadah dan pelayanan adalah mengikuti dan memperhatikan perintah Tuhan, yakni “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas” Inilah perintah yang harus diikuti.

Mari kita lihat lebih jauh perkara itu.
Kejadian 2:9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya, serta buah pohon kehidupan itu boleh dimakan buahnya dengan bebas.
-       “Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya”, menunjuk kepada; Roh-El Kudus. Ijinkanlah Roh-El Kudus hidup dengan bebas bekerja, berkarya di tengah-tengah kehidupan kita masing-masing, di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, di tengah-tengah nikah dan rumah tangga kita.
-       “Buah pohon kehidupan”, menunjuk kepada; firman Allah yang berkuasa. Ijinkanlah firman itu dengan bebas, dengan leluasa untuk mengerjakan, membentuk setiap kehidupan kita.
Itulah makanan yang dijadikan oleh Allah dengan bebas untuk dinikmati.

Oleh sebab itu, pekerjaan Roh Allah tidak boleh dibatasi dengan keinginan daging. Roh Kudus peka kalau daging sudah bersuara. Roh Kudus akan berduka kalau kita hidup menurut keinginan daging, sebab mati rohani itu disebabkan oleh keinginan daging. Kemudian, jangan padamkan Roh Kudus. Ijinkan Roh Kudus itu bekerja dengan luar biasa, manunggal dalam kehidupan kita. Jangan dibatasi, nikmati, sebab itu makanan yang dijadikan oleh Tuhan.
Kemudian, ijinkan firman Allah bekerja, berkarya membentuk kehidupan kita untuk kembali kepada wujud semula, sampai segambar serupa dengan Allah, sehingga memancarkan kemuliaan Allah, baik perkataan, baik perbuatan, (gerak-gerik, solah tingkah sekecil apapun), di atas segalanya nama Tuhan dipermuliakan.

Tetapi ...
Kejadian 3:1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?
Apa yang diperintahkan oleh Tuhan itu dilarang oleh ular itu. Jadi, makanan yang dijadikan oleh Tuhan Allah dilarang untuk dimakan oleh ular itu, sebagaimana tadi kita melihat nabi-nabi palsu; mereka melayani tetapi dengan cap mereka.

Jadi, nabi-nabi palsu melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah, sebagaimana ular itu juga melarang makan makanan yang diciptakan oleh Allah.

Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Yesus berkata kepada murid-murid: “Makanan-Ku ialah
1.     Melakukan kehendak Allah.
2.     Menyelesaikan pekerjaan Allah.

1 Petrus 2:7-8
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." (2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.

Tukang-tukang bangunan, yakni ahli-ahli Taurat, imam-imam kepala dan tua-tua, tersandung kepada batu penjuru, tersandung kepada salib Kristus, atau tersandung kepada kehendak Allah. Mengapa demikian? Karena tukang-tukang bangunan itu tidak taat kepada firman Allah.
Pendeknya: Tukang-tukang bangunan menolak untuk makan makanan yang diciptakan oleh Allah.

Kita kembali memperhatikan 1 Timotius 4.
1 Timotius 4:3-5
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. (4:4) Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, (4:5) sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.

Kita tinggal mengucap syukur saja terhadap makan makanan yang diciptakan oleh Allah itu, jangan bersungut-sungut. Memikul salib itu memang sakit bagi daging. Ketika tubuh atau daging ini disalib, itu sakit rasanya, tetapi kita tinggal mengucap syukur saja, sebab semua makanan yang diciptakan Allah itu disucikan oleh firman Allah. Tinggal kita mengucap syukur saja; makan makanan yang diciptakan oleh Allah.

Kalau kita memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan ini, mengucap syukur saja. Seberapa banyak pengorbanan, baik hati, pikiran, tenaga, waktu, uang, materi, mengucap syukur saja. Semua makanan itu nanti akan dikuduskan, disucikan oleh firman Allah. Makan makanan yang diciptakan oleh Allah dengan mengucap syukur, supaya kehidupan kita terus disucikan oleh firman Allah itu sendiri.

Tadi, ada dua yang menjadi makanan Yesus:
1.     Melakukan kehendak Allah Bapa, menunjuk; sengsara salib, sama dengan; menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, dengan demikian kehendak Allah terlaksana.
2.     Menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Tentang menyelesaikan pekerjaan-Nya, mari kita lihat Injil Yohanes.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai
Pendeknya: Pembangunan rumah Tuhan sudah selesai, sebab tidak ada satu pun dari tulang-tulang-Nya yang dipatah-patahkan.

Yohanes 19:32-33
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,

Pembangunan rumah Tuhan sudah selesai sebab Yesus sudah mati di atas kayu salib, sehingga tidak ada satu pun dari tulang-tulang-Nya yang dipatah-patahkan.

Dampak negatif menerima pengajaran palsu.
1 Timotius 4:6-8
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. (4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. (4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Gereja menonjolkan pemupukan tubuh daging melebihi ibadah, sama dengan; perkara daging melebihi perkara rohani, yakni ibadah dan pelayanan.
Di sini dikatakan: “Latihlah dirimu beribadah”, tetapi pada ayat 8 dikatakan: “Latihan badani terbatas gunanya”. Banyak orang Kristen melatih badannya dengan cara futsal, dengan cara main bulutangkis, atau olah raga yang lain-lain, itu merupakan latihan badani, tetapi latihan badani semacam ini sama saja dengan pemupukan terhadap tubuh daging atau gereja menonjolkan pemupukan tubuh daging melebihi dari ibadah dan pelayanan. Ini akibat menerima pengajaran palsu; yang menonjol adalah perkara daging, itulah latihan badani, melebihi ibadah dan pelayanan.

Tidak salah latihan badani sekali waktu, tetapi itu terbatas. Tetapi kalau latihan badani lebih menonjol, itu yang disebut pemupukan tubuh daging melebihi ibadah, sama dengan; perkara daging melebihi perkara rohani (ibadah dan pelayanan). Kita lihat contoh seperti ini dalam injil Matius 23.

Matius 23:16-18
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.

Orang-orang Farisi melayani Tuhan tetapi terikat dengan perkara lahiriah. Perkara lahiriah melebihi dari perkara rohani, yakni Bait Suci yang menguduskan emas dan mezbah yang menguduskan persembahan yang ada di atasnya. Inilah latihan badani. Kalau ini yang menonjol, maka perkara rohani menjadi kecil.

Sebagai bukti:
Matius 23:2-4
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. (23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Orang-orang farisi mengajarkan kebenaran tetapi mereka sendiri tidak melakukannya, kemudian menaruh beban di atas bahu orang tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya (tidak mau memikul salib). Mengajarkan ajaran salib, tetapi tidak mau memikul salib.

Itulah apabila gereja menonjolkan pemupukan terhadap tubuh daging akan melebihi ibadah dan pelayanan.

Kita kembali memperhatikan 1 Timotius 4.
1 Timotius 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.

Jalan keluarnya: Biarlah kiranya kita (pelayan-pelayan Tuhan), menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik. Seperti apa pelayan-pelayan yang baik?
1.     Terdidik dalam soal-soal pokok iman.
2.     Harus dilanjutnya dengan; dalam ajaran sehat, itulah pengajaran yang mengarah kepada kesempurnaan.

Kalau ajaran itu tidak mengarah kepada kesempurnaan, hanya berbicara soal perkara lahiriah, berbicara soal berkat-berkat lahiriah, perkara duniawi, itu bukan ajaran sehat. Ajaran sehat adalah ajaran yang mengarah kepada kesempurnaan, yaitu menjadi pengantin perempuan mempelai Anak Domba, pendeknya menjadi mempelai Tuhan.

Jadi, setelah terdidik dalam soal-soal pokok iman, asas-asas pertama;
-       Percaya.
-       Bertobat.
-       Dibaptis air.
-       Dipenuhkan Roh Kudus.
Jangan berhenti sampai di situ, tetapi harus lanjut sampai kepada ajaran sehat. Apa tanda ajaran sehat? Ajaran itu akan membawa gereja Tuhan mengarah kepada kesempurnaan; tubuh dan kepala menjadi satu, itulah yang disebut tubuh mempelai.

Tetapi, syarat untuk menjadi pelayan-pelayan yang baik:
1.     Jauhi takhayul-takhayul dan dongeng nenek-nenek tua, menunjuk; firman yang ditambahkan, yaitu menyampaikan satu dua ayat firman ditambahkan takhayul-takhayul dan dongeng nenek-nenek tua, filsafat-filsafat kosong, dan lain sebagainya.
2.     Latihlah dirimu beribadah. Jangan sampai karena latihan badani, kita lupa untuk melatih diri beribadah. Gereja jangan menonjolkan pemupukan tubuh daging, tetapi kita harus melatih diri beribadah.
Ini syarat mutlak yang harus diperhatikan, secara khusus oleh pelayan-pelayan Tuhan di hari-hari terakhir ini.

1 Timotius 4:8
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Mengapa harus melatih diri dalam beribadah? Sebab ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk masa sekarang maupun untuk hidup yang akan datang.
-       Hari ini kita diberkati kalau ibadah sungguh-sungguh, itulah masa sekarang.
-       Juga di masa yang akan datang; kita akan mendapat hidup yang kekal sampai selama-lamanya.
Maka sangat konyol rasanya kalau tidak beribadah. Sudah miskin melarat, tidak dapat apa-apa di masa sekarang, juga kehilangan kemuliaan, dan kehilangan hidup kekal dalam kerajaan Sorga, itu namanya mati konyol, tidak berhikmat. Tetapi latihlah dirimu untuk beribadah, sebab latihan badani terbatas gunanya.

Maka, gereja Tuhan, termasuk pelayan Tuhan harus menjadi pelayan yang baik. Kalau beribadah, sungguh-sungguh beribadah, jangan sampai tidak percaya dengan Yesus yang disalibkan.

1 Timotius 6:6-8
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

Ibadah kalau disertai rasa cukup memberi keuntungan besar. Yang terpenting, ialah: asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
-       Makanan, menunjuk; firman Allah sebagai makanan rohani kita.
-       Pakaian, menunjuk; kasih Allah yang menutupi dosa ketelanjangan kita masing-masing.
Dan kita harus sadar dengan sesadar-sadarnya, kita datang ke dunia ini dengan tidak membawa apa-apa, juga kembali ke sorga dengan tidak membawa apa-apa. Yang penting; Asal ada makanan dan pakaian, sudah lebih dari pada cukup.
Jadi, makan makanan yang diciptakan oleh Allah itu harus disertai dengan pengucapan syukur.

Tuhan Yesus dengan kebesaran firman-Nya yang sudah melawat kehidupan kita memberi suatu pengertian dan hikmat sorgawi untuk kita bisa melangkah pasti bersama dengan Tuhan sampai pada langkah yang terakhir, perjamuan malam kawin Anak Domba. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment