KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, November 15, 2019

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 12 NOVEMBER 2019



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 12 NOVEMBER 2019


KITAB KOLOSE
(Seri: 71)

Subtema: PENDUSTA-PENDUSTA MELARANG ORANG MAKAN MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH

Shalom.
Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita diberi kesempatan untuk mengusahakan Ibadah Doa Penyembahan. Dan sebentar kita akan tersungkur di kaki salib Tuhan, tersungkur di hadapan takhta-Nya, sujud menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, Tuhan dan Juruselamat. Biarlah firman-Nya membawa kehidupan kita rendah di bawah kaki salib-Nya.
Kerinduan saya, sebagai gembala sidang, supaya derajat rohani kita ada pada derajat yang tinggi, pada level yang tinggi, hidup dalam penyembahan sepenuh, hidup dalam penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat KOLOSE.
Kolose 3:9
(3:9) Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

Perhatikan kalimat: “Jangan lagi kamu saling mendustai”, berarti; antara satu dengan yang lain jangan saling mendustai, tetapi sebaliknya marilah kita menampilkan hati kita masing-masing dengan sebenar-benarnya di hadapan Tuhan dan sesama dengan cara berkata jujur, sebab segala perkataan-perkataan yang keluar dari mulut berasal dari dalam hati seseorang.
Singkatnya: Dengan berkata jujur menunjukkan bahwa seseorang tidak hidup di dalam kepalsuan.

Mazmur 12:3
(12:3) Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.

Yang dimaksud dengan berkata dusta ialah berkata dengan bibir yang manis, tetapi hatinya bercabang, dengan lain kata; hatinya tidak semanis dan tidak seindah perkataan-perkataan yang keluar dari mulutnya.

Contoh.
Wahyu 13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

“Seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Adapun wujud dari binatang tersebut ialah; bertanduk dua sama seperti anak domba, jelas ini menunjuk; hamba Tuhan atau pelayan Tuhan yang senantiasa mengadakan pelayanan serta membawa korban dan persembahan.
Tetapi yang membuat kita bingung dan terheran-heran adalah apabila ia berbicara persis seperti seekor naga, berarti; perkataannya penuh dengan perkataan dusta.

Kesimpulannya: Binatang lain yang keluar dari dalam bumi -- tidak lain tidak bukan -- adalah nabi-nabi palsu.

Lebih rinci kita memperhatikan tentang NABI-NABI PALSU dalam Injil Matius.
Matius 7:15
(7:15) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Sesungguhnya, nabi-nabi palsu adalah serigala yang buas, tetapi di tengah-tengah ibadah pelayanan mereka datang menyamar seperti anak domba bertanduk dua. Dan yang pasti, ketika nabi-nabi palsu berbicara persis seperti naga; penuh dengan perkataan dusta.
Di hari-hari terakhir, wujud dari nabi-nabi palsu akan terlihat dengan nyata.

Mari kita melihat hal itu di dalam 1 Timotius 4.
1 Timotius 4:1-2
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

Di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Mengapa demikian? Penyebabnya ialah oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka, dengan lain kata; melayani tetapi hati nuraninya memakai cap mereka, sama seperti daging yang diselar oleh besi panas susah dihapus, mereka sangat susah untuk diluruskan. Sekalipun salah, tetap saja merasa diri benar. Hal itu akan terjadi di hari-hari kemudian.

Di hari-hari terakhir ini hal itu sudah semakin terlihat; banyak hamba Tuhan dengan ajaran-ajaran palsunya (ajaran setan-setan), sekalipun salah tetap saja merasa diri paling benar, susah diluruskan. Sama seperti kulit daging yang diselar oleh besi panas akan tercap, dan kalau sudah tercap, sangat sukar untuk diluruskan.

1 Timotius 4:3
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

Adapun tipu daya pendusta-pendusta ialah:
1.     Melarang orang kawin.
2.     Melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah.

Pada minggu yang lalu, kita telah mendapatkan kemurahan Tuhan tentang hal yang pertama, yaitu; “Melarang orang kawin.”
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terdiri dari 66 (enam puluh enam) kitab, yang diawali dari kitab Kejadian dan diakhiri dengan kitab Wahyu, di mana isi dari Alkitab itu ialah;
-       Diawali dengan nikah Adam dalam Kejadian.
-       Diakhiri dengan nikah rohani (nikah Anak Domba) dalam Wahyu 19:6-8.
Jadi, sebetulnya, Alkitab dengan terang-terang berbicara tentang nikah, tetapi justru nabi-nabi palsu melarang orang kawin. Ini adalah ajaran setan-setan.

Tentang: MELARANG ORANG MAKAN MAKANAN YANG DICIPTAKAN ALLAH.
Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

Perintah Tuhan Allah kepada manusia ialah: Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tidak ada yang melarang. Buah pohon apa yang dimaksud ?

Kejadian 2:9
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Buah pohon yang dimakan buahnya dengan bebas, antara lain:
1.     Buah pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya.
2.     Buah pohon kehidupan.
Itulah makanan yang boleh dimakan dengan bebas.

Kejadian 3:1
(3:1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Tetapi ular itu melarang manusia untuk makan buah pohon yang diperintahkan untuk dimakan dengan bebas;
-       Melarang untuk makan buah pohon yang menarik dan yang baik.
-       Juga melarang makan buah pohon kehidupan.

Sebagaimana tadi kita sudah melihat dalam Perjanjian Lama, hal yang senada juga akan terjadi dalam Perjanjian Baru, di mana makanan yang seharusnya dimakan dengan bebas, tetapi dilarang oleh beberapa pihak.

Mari kita melihat PERBANDINGANNYA dalam Injil Yohanes.
Yohanes 4:34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: Makanan-Ku ialah;
1.     Melakukan kehendak Allah.
2.     Menyelesaikan pekerjaan Allah.

Keterangan: MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"

“Yesus harus minum cawan Allah”, artinya; Yesus harus menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib, dengan demikian; jadilah kehendak Allah Bapa.
Jadi, apa yang dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid di atas tadi sudah terbukti: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia.

Apa yang menjadi makanan Yesus, biarlah kiranya itu juga menjadi makanan kita untuk kita nikmati di dalam mengikuti Tuhan sampai pada perjalanan terakhir, sampai pada ujung perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.

Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Syarat mengikut Tuhan ada tiga -- dan ini tidak boleh dilupakan --, yaitu:
1.     Menyangkal dirinya.
2.     Memikul salibnya.
3.     Mengikut Tuhan.

“Menyangkal dirinya”, artinya; menyangkal segala sesuatu yang ada di dalam dirinya. Contohnya; menyangkal segala kelebihan-kelebihan, yakni kemampuan, kepandaian, kekayaan, pengertian yang dimiliki, termasuk harta benda dan lain sebagainya. Atas semuanya itu kita tidak boleh bermegah. Sebaliknya, sekalipun kita memiliki perkara-perkara itu, kita harus menyangkal segala sesuatunya.

“Memikul salibnya”, artinya; segala beban pergumulan harus ditanggung, tidak boleh lari dari kenyataan. Tujuannya:
-       Supaya tidak menjadi orang yang suka bersungut-sungut.
-       Tidak mempersalahkan Tuhan, tidak mempersalahkan sesama, dan tidak mempersalahkan situasi kondisi yang ada.
Pendeknya: Supaya kita tidak menjadi suatu kehidupan yang cengeng. Kalau seseorang memikul salibnya, berarti tidak cengeng rohani.

“Mengikut Tuhan”, artinya; mengikut jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang ditinggalkan-Nya dengan benar.
Hal ini dapat kita perhatikan dalam 1 Petrus 2.
1 Petrus 2:19-21
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung itu adalah kasih karunia. Dan itu merupakan jejak yang ditinggalkan oleh Yesus bagi kita, dan biarlah kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus dengan benar, tidak lari dari kenyataan. Kalau kita mengikuti tapak-tapak kaki Yesus dengan benar, berarti; tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan.

Kasih karunia datangnya dari sengsara salib, aniaya karena firman. Kasih karunia tidak datang dari mana-mana. Kasih karunia itu datang apabila kita mengikuti Tuhan dengan baik, dengan benar, berarti; mengikuti jejak kaki Yesus atau tapak-tapak kaki Yesus dengan baik, dengan benar. Itu kasih karunia, itu kemurahan.

1 Korintus 1:22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Pemberitaan firman tentang salib Kristus;
-       Bagi orang Yahudi merupakan suatu batu sandungan.
-       Bagi orang Yunani merupakan suatu kebodohan.
Tetapi sekalipun demikian, Rasul Paulus mempunyai pendirian yang kuat; ia tetap memberitakan tentang Kristus yang disalibkan, dia tidak berubah dari pendiriannya.

Mengapa orang Yahudi tersandung terhadap pemberitaan tentang salib Kristus? Sebab orang-orang Yahudi menghendaki tanda atau mujizat.
Mengapa pemberitaan tentang salib Kristus  merupakan suatu kebodohan bagi orang Yunani? Sebab orang Yunani mencari hikmat.
Pendeknya: Orang Yahudi maupun orang Yunani (bangsa kafir) menolak kehendak Allah untuk dijadikan makanan, dengan lain kata; menolak makanan yang dijadikan oleh Allah. Mengapa mereka menolak?
-       Karena orang-orang Yahudi menghendaki tanda-tanda atau pun mujizat. Namun perlu untuk diketahui; sejuta kali mujizat terjadi di depan mata, tetapi kalau salib tidak ditegakkan di tengah ibadah pelayanan, semuanya nol, tidak ada artinya.
-       Sedangkan orang-orang Yunani mencari hikmat. Mereka datang beribadah dan melayani hanya untuk mencari hikmat, hanya untuk memperoleh pengetahuan, pengertian, sama seperti ahli Taurat; mengerti Taurat, menguasai Taurat, tetapi tidak menjadi praktek, sehingga berita salib menjadi suatu kebodohan bagi mereka, tidak ada artinya.

Tetapi BAGI ORANG-ORANG YANG PERCAYA ...
1 Korintus 1:24
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Berita salib adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah baik bagi orang Yahudi, maupun bangsa kafir, juga bagi kita semua, sidang jemaat GPT “BETANIA” , yang adalah kehidupan yang sudah terpanggil.

Lukas 9:22
(9:22) Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh orang-orang Yahudi, yakni; tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat.
Kesimpulannya: Orang-orang Yahudi menolak kehendak Allah sebagai makanan yang dijadikan oleh Allah.

Lukas 9:23
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Setiap orang yang mau mengikut Tuhan, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya “setiap hari.”

Kesimpulannya: Kehendak Allah sudah seharusnya menjadi makanan kita sehari-hari. Itu bukanlah makanan asing bagi kita, itu bukan makanan liar, itu bukan makanan yang ada racunnya.
Melakukan kehendak Allah Bapa adalah makanan kita sehari-hari, itu makanan yang sesungguhnya, makanan yang benar dan murni, tanpa ragi. Makanan yang memberi kesehatan, memberi pertumbuhan rohani yang sehat, dan juga memberi sistem imun (kekebalan tubuh) sehingga kebal terhadap penyakit, itulah dosa kejahatan dan dosa kenajisan.

Berbeda dengan makanan yang dikonsumsi oleh orang Yunani; makanan mereka hanya untuk mencari pengetahuan. Pengetahuan mereka penuh tentang kebenaran, tetapi tidak praktek, sehingga menjadi sama dengan ahli Taurat.
Demikian juga dengan orang Yahudi; makanan mereka hanya sebatas tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi salib tidak ditegakkan di tengah ibadah dan pelayanan mereka, sehingga mereka tersandung, tidak ada daya, tidak ada kekuatan.
Tetapi makanan yang sehat; memberi pertumbuhan rohani yang sehat, juga memberi sistem imun (kekebalan) terhadap dosa penyakit kejahatan dan dosa penyakit kenajisan. Inilah makanan yang sehat, makanan yang dijadikan oleh Allah, yaitu; kehendak Allah.

Keterangan: MENYELESAIKAN PEKERJAAN ALLAH.
Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Sesudah minum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.
Pendeknya: Yesus sudah menyelesaikan pekerjaan Allah di atas kayu salib.

Apa tanda bahwa Yesus sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya?
Yohanes 19:32-34
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Tidak ada satu pun dari tulang-tulang Yesus yang dipatahkan, dengan demikian terwujudlah kesatuan tubuh Kristus, dengan lain kata; terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah tubuh mempelai.

Kejadian 2:21
(2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.

Hal ini sudah dilakukan oleh Yesus di atas kayu salib, tadi sudah kita baca dalam Injil Yohanes 19.
Jadi, nubuatan dari Kejadian 2:21-22 sudah tergenapi di atas kayu salib...Yohanes 19:30.

Kejadian 2:22
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Allah mengambil salah satu rusuk Adam dan dari rusuk itulah Allah membangun seorang perempuan, lalu dibawa kepada Adam, dengan demikian; terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itulah yang dimaksud tubuh mempelai.
Dari mana terbangun atau terbentuknya perempuan itu? Perempuan itu dibangun dari salah satu rusuk Adam yang dibangun oleh Allah.

Kejadian 2:21-22 berbicara tentang terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (terwujudnya kesatuan tubuh), itulah yang disebut tubuh mempelai. Kalau anggota tubuh masih tercerai, terpisah-pisah, belum terwujud kesatuan tubuh, belum sempurna. Tetapi setelah terwujudnya kesatuan tubuh, itulah yang disebut pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Setelah terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna...
Kejadian 2:23
(2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Tadi kita sudah melihat: Tulang-tulang Yesus tidak ada yang dipatah-patahkan. Dan di sini kita melihat, Adam berkata: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”. Dengan demikian perkataan Yesus sudah terbukti; “Sudah selesai.”

Inilah pekerjaan Allah yang terakhir, yaitu; Pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Setelah terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna di atas kayu salib, Yesus berkata: “Sudah selesai”, artinya; Yesus telah menyelesaikan pekerjaan Allah di atas kayu salib, yakni terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Maka, hal ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh dimulai dari dalam nikah;
-       Laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, dan mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
-       Kemudian di dalam nikah yang lebih besar (kandang penggembalaan), kita semua harus satu. Anggota tubuh yang satu dengan anggota tubuh yang lain tidak boleh terpisah hanya karena dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
Kita juga harus turut menyelesaikan pekerjaan Allah yang besar ini lahir batin.

Kita akan membaca Efesus 2.
Efesus 2:13-15
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. (2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

Sekarang, di dalam Kristus Yesus, kita yang dahulu “jauh” sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus, dan Yesus sudah berkata di atas kayu salib: “Sudah selesai”, maksudnya; bangsa kafir dan bangsa Yahudi sudah menjadi satu oleh karena darah salib Kristus. Perhatikan hal itu dengan baik.

Efesus 2:16-17
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",

Salib Kristus telah melenyapkan perseteruan antara bangsa kafir dan bangsa Yahudi, sehingga dengan mati-Nya Yesus Kristus, baik bangsa kafir yang dahulu hidup jauh dari Allah boleh merasakan damai sejahtera, maupun mereka yang dekat sama-sama merasakan damai sejahtera.
-    Hidup jauh -> bangsa Kafir.
-    Dekat -> bangsa Israel.

Kalau kesatuan tubuh terwujud, di situ ada damai sejahtera. Kalau nikah itu sudah menyatu, di situ ada damai sejahtera. Ukuran kesatuan itu bukan dari kebenaran diri sendiri, tetapi ukurannya adalah firman Tuhan.
Camkanlah hal ini dengan baik: Kalau ada kesatuan tubuh, ada damai sejahtera. Kalau kita melayani Tuhan dengan damai sejahtera, maka semua berjalan dengan baik.
-       Baik saya sebagai gembala sidang dengan tugas-tugas yang dipercayakan oleh Tuhan berjalan dengan baik.
-       Baik juga para imam dengan tugas-tugas yang dipercayakan oleh Tuhan juga akan berjalan dengan baik.

Kisah Para Rasul 20:19-21
(20:19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. (20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21) aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

Rasul Paulus melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati, tandanya;
-       Banyak mencucurkan air mata.
-       Banyak mengalami pencobaan dari semua pihak.
Namun sekalipun demikian, ia tidak lalai di dalam hal;
1.     Memberitakan dari hal firman Tuhan.
2.     Mengajarkan dari hal firman Tuhan.
3.     Bersaksi dari hal firman Tuhan.
Rasul Paulus melakukan hal itu baik bagi orang Yahudi maupun bagi orang Yunani (bangsa kafir).

Kisah Para Rasul 20:22-24
(20:22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ (20:23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. (20:24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Roh Kudus sudah menyatakan kepada Rasul Paulus bahwa dia akan melalui kota ke kota, dari jemaat satu ke jemaat lain di Asia kecil sampai Eropa Timur, kemudian penjara dan sengsara sudah menunggu dia di Yerusalem, di perjalanan akhir, atau garis akhir pelayanannya, tetapi Rasul Paulus tidak menghiraukan nyawanya sedikit pun.

Rasul Paulus tidak peduli dengan sengsara dan penjara yang sedang menunggunya. Yang terpenting bagi dia ialah; dapat menyelesaikan pekerjaan Allah yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadanya untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah, sehingga baik bangsa kafir maupun bangsa Yahudi boleh merasakan kasih karunia, menjadi satu tubuh.

Jadi, Rasul Paulus mengikuti contoh teladan dari Yesus. Akhir dari perjalanan rohaninya ialah menyelesaikan pekerjaan Allah; dengan lain kata, bangsa Yahudi dengan bangsa kafir bersatu. Dan untuk hal itu, dia tidak ragu sedikit pun, dia tidak menghiraukan nyawanya sedikit pun, asal terwujudnya kesatuan tubuh, dengan lain kata dapat menyelesaikan pekerjaan Allah.

2 Timotius 4:6-7
(4:6) Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. (4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Menyelesaikan pekerjaan Allah, yaitu terwujudnya kesatuan tubuh. Dan untuk hal itu, Rasul Paulus harus bayar harga, dia mencurahkan darahnya, dan rela sampai mati. Sebagaimana Yesus taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib, dengan demikian Yesus menyelesaikan pekerjaan Allah.

Inilah pekerjaan yang harus kita kerjakan juga di hari-hari terakhir ini. Jangan kita sibuk memikirkan hal-hal yang tak suci lagi. Mungkin saja tubuh ini tidak jatuh kepada persetubuhan, tetapi kalau hati terpikat dengan yang jahat dan yang najis, itu juga perzinahan.
Banyak kali saya perhatikan oleh karena kejahatan dan kenajisan di dalam batin -- di dalam hati dan pikiran --, sehingga perkataan itu menjadi ngelantur, lemah lembut namun ngelantur. Berapa jam kita terikat dengan kenajisan setiap hari? Berapa jam kita menempatkan Kristus, sebagai Kepala, sebagai suami, setiap harinya? Coba renungkan ketidakadilan kita kepada Tuhan, sehingga tidak ada damai sejahtera dan kesatuan tidak terwujud oleh karena hal-hal tak suci tadi.

Tetapi Rasul Paulus tidak menghiraukan nyawanya sedikit pun, bahkan dia mempersembahkan darahnya sebagai korban dan dia rela mati asal saja terwujud kesatuan tubuh, menyelesaikan pekerjaan Allah.
Ayo, kita belajar melakukannya, sebab ini yang harus menjadi makanan kita. Tetapi pendusta-pendusta melarang orang makan makanan yang diciptakan oleh Allah.

Kita berdoa, kiranya makanan ini kembali disuguhkan di minggu yang akan datang untuk kita semakin mengerti makanan yang dijadikan Allah untuk kita nikmati setiap hari. Dosa kenajisan adalah makanan yang membinasakan. Mari kita menikmati makanan yang sehat untuk memberi pertumbuhan rohani yang sehat dan memberi sistem imun yang baik, kekebalan tubuh terhadap penyakit, yakni; dosa kejahatan dan dosa kenajisan.

Camkanlah itu; ukuran kebenaran adalah firman. Belajar bercermin kepada firman, bukan kebenaran karena membenarkan diri kepada isteri, membenarkan diri kepada suami. Kalau sudah salah, mari kita akan dan segera  berubah. Jangan kita serang balik orang lain dengan cara membenarkan diri, itu arogan, tidak mau berubah.
Saya banyak melihat hal seperti itu. Mungkin saya tidak menegor, tetapi hati saya selalu berkata-kata di dalam jiwa ketika melihat hal-hal yang seperti ini. Tetapi biarlah kita satu dengan yang lain saling menopang, supaya pekerjaan Allah ini selesai dengan baik, sebab pekerjaan Allah memang harus selesai. Tidak boleh egois, belajar berubah menurut kebenaran firman, bukan membenarkan diri dengan kebenaran diri sendiri, maka nanti pekerjaan Allah pasti selesai.
Inilah makanan yang dijadikan oleh Allah. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment